Вы находитесь на странице: 1из 3

1

ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN


PEMBERIAN TERAPI MANITOL

Tanggal : 6 Maret 2017


Inisial pasien : Tn. D
Ruang : Cempaka
Diagnosis medis : Tumor otak
Diagnosis keperawatan : Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan faktor
resiko : tumor otak
A. Hasil pengkajian menggunakan pendekatan model adaptasi Roy
Pengkajian perilaku :
Klien mengeluh nyeri kepala, skala nyeri 5, seperti ditusuk-tusuk, nyeri dirasakan terus
menerus. Hasil MRI brain (tanggal 8 Maret 2017) : Dibandingkan dengan pemeriksaan
MRI tanggal 12 November 2014, saat ini massa pada lobus frontoparietal kanan ukuran
9,7 x 6,8 cm (sebelumnya ukuran 6,9 x 3,8 cm) disertai penambahan deviasi midline ke
kiri, ventrikel lateralis kiri kornu posterior diameter 2,6 cm (sebelumnya diameter 0,9
cm), ventrikel III menyempit, ventrikel IV tidak tampak kelainan, tidak tampak lesi
fokal pada parenkim serebri lainnya, pons terdesak ke posterior terutama sisi kanan,
kesan : progresifitas massa pada lobus frontoparietal kanan dengan tanda herniasi
subfalcine dan hidrosefalus obstruktif pada setinggi ventrikel III.
Stimulus fokal : peningkatan tekanan intrakranial
Stimulus kontekstual : infiltrasi tumor
Stimulus residual : riwayat merokok
B. Analisis tindakan
Tumor otak dapat menyebabkan gangguan neurologis progresif yang disebabkan oleh
dua faktor yaitu gangguan fokal oleh tumor dan kenaikan tekanan intrakranial (TIK).
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi atau
infasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan
suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan
nekrosis jaringan otak. Akibatnya terjadi kehilangan fungsi secara akut dan dapat

Universitas Indonesia
2

dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer. Serangan kejang sebagai


manifestasi perubahan kepekaan neuron akibat kompresi, invasi, dan perubahan suplai
darah ke dalam jaringan otak. Peningkatan TIK dapat diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti bertambahnya massa dalam tengkorak, edema sekitar tumor, dan perubahan
sirkulasi CSS. Tumor ganas menyebabkan edema dalam jaringan otak yang diduga
disebabkan oleh perbedaan tekanan osmosis yang menyebabkan penyerapan cairan
tumor. Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar di otak,
menimbulkan peningkatan volume intracranial dan meningkatkan TIK. Kenaikan
tekanan yang tidak diatasi akan mengakibatkan herniasi unkus serebellum. Herniasi
unkus timbul jika girus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura
tentorial karena adanya massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensefalon,
menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf ke-3. Pada herniasi serebellum,
tonsil serebellum tergeser ke bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa
posterior. Kompresi medulla oblongata dan terhentinya pernapasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan intrakranial yang cepat adalah
bradikardia progresif, hipertensi sistemik, dan gangguan pernapasan.( Batticaca, 2012).
Pada Tn. D, ditemukan manifestasi klinis peningkatan tekanan intrakranial, yaitu nyeri
kepala. Nyeri kepala merupakan gejala tersering, dapat bersifat dalam, terus-menerus,
tumbuh, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri paling hebat pada pagi hari dan lebih
berat saat beraktivitas sehingga dapat meningkatkan TIK pada saat membungkuk, batuk,
dan mengejan pada saat BAB. Nyeri kepala dapat berkurang bila diberi aspirin dan
kompres air dingin di daerah yang sakit. Lokasi yang sering menimbulkan nyeri terjadi
di 1/3 daerah tumor dan 2/3 di dekat atau di atas tumor.
Manitol adalah larutan hiperosmolar yang termasuk dalam golongan diuretik osmotik
yang digunakan untuk mengatasi kelebihan cairan di jaringan (intrasel) otak sehingga
dapat mengurangi edema otak. Manitol dapat meningkatkan osmolalitas plasma dan
menarik cairan normal dari dalam sel otak yang osmolarnya rendah ke intravaskuler
yang osmolar tinggi. Pada sistem ginjal bekerja membatasi reabsobsi air terutama pada
segmen dimana nefron sangat permeable terhadap air, yaitu tubulus proksimal dan ansa
henle desenden. Adanya bahan yang tidak dapat direabsobsi air normal dengan
masukkan tekanan osmotic yang melawan keseimbangan. Akibatnya, volume urine

Universitas Indonesia
3

meningkat bersamaan dengan ekskresi manitol. Peningkatan dalam laju aliran urin
menurunkan waktu kontak antara cairan dan epitel tubulus sehingga menurunkan
reabsobsi Na+. Manitol mempuyai efek meningkatkan ekskresi sodium, air, potassium
dan chloride, dan juga elekterolit lainnya.
Terdapat beberapa efek samping pemberian manitol yaitu ekspansi cairan ekstraseluler,
dehidrasi, hipernatremia, hiperkalemia, serta reaksi anafilaktik. Manitol secara cepat
didistribusikan ke ruangan ekstraseluler dan mengeluarkan air dari ruang intraseluler.
Awalnya, hal ini akan menyebabkan ekspansi cairan ektraseluler dan hiponatremia.
Efek ini dapat menimbulkan komplikasi gagal jantung kongestif dan akan menimbulkan
edema paru. Sakit kepala, mual, dan muntah ditemukan pada penderita yang
mendapatkan diuretic ini. Selain itu, penggunaan Manitol berlebihan tanpa disertai
pergantian air yang cukup dapat menimbulkan dehidrasi berat, kehilangan air dan
hipernatremia. Di sisi lain, hiperkalemia juga dapat timbul, dimana kadar potasium
meningkat dalam darah. Dan reaksi anafilaksis atau alergi bisa terjadi yang
menyebabkan kardiak output dan tekanan arterial gagal drastis. Destruksi eritrosit yang
ireversibel juga dapat terjadi pada pemberian manitol.
Untuk mencegah komplikasi tindakan yang dapat dilakukan oleh perawat diantaranya
yaitu observasi tanda tanda vital, observasi dan tanda tanda dehidrasi, observasi
tanda tanda ketidakesimbangan elektrolit , observasi tanda tanda peningkatan TIK
serta monitor pemeriksaan lab untuk mengukur fungsi ginjal.

Universitas Indonesia

Вам также может понравиться