Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Cut Off

Cut off reservoir didefinisikan sebagai suatu harga tertentu, dimana diatas atau dibawah

harga tersebut parameter reservoir tidak berlaku lagi untuk dipertimbangkan. Fungsi cut off

reservoir adalah untuk mengeliminir nilai-nilai parameter reservoir yang dapat dianggap

mempengaruhi potensi sebagai bagian reservoir yang produktif dengan mempertimbangkan

faktor ekonomi.

Ada beberapa jenis cut off yaitu , penulis menganalisis data dari cut off resistivity. Cut off

resistivity adalah menganalisis data dari nilai log resistivity tertinggi di beberapa sumur yang

sudah berproduksi atau sudah pernah dibuka yang menghasilkan minyak atau gas sebagai

acuan.

Berikut adalah tahapan penentuan cut off resistivity pada zona T200 dan blok X1 dan blok

X2 :

Tentukan zona T200 dan blok X1 dan blok X2 untuk dianalisa

Setelah itu cari sumur-sumur yang berada pada zona dan blok tersebut yang sudah

berproduksi atau sudah pernah dibuka.

Catat nilai log resistivity tertinggi pada sumur-sumur yang sudah pernah dibuka atau yang

berproduksi pada zona tersebut.

Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 415 4,5 minyak dan gas sumur monitor produksi aktif hanya well log
A 416 4 gas sumur monitor produksi aktif hanya well log
B 094 4 minyak & air sumur monitor produksi aktif well n history

IV-1
B 100 4 minyak sudah pernah dibuka well n history

Blok X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 407 5 minyak sumur monitor produksi aktif well n history
A 408 4 minyak n gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 410 4 hydrocarbon sumur injeksi aktif hanya well log

Cari sumur pada blok tersebut yang belum pernah dibuka tetapi well log menembus pada

zona tersebut dan catat nilai resistivitynya

Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
B 022 6 belum pernah dibuka well n history
B 087 4 belum pernah dibuka hanya well log
B 116 5 belum pernah dibuka well n history
B 148 3 belum pernah dibuka hanya well log

Blok X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
B 002 6 belum pernah dibuka well n history
B 005 6 belum pernah dibuka well n history
B 113 4 belum pernah dibuka hanya well log
B 125 8 belum pernah dibuka well n history

Cari juga sumur pada zona T150 pada blok X1 dan blok X2 yang sudah pernah dibuka maupun

belum pernah dibuka pada T200 dan catat nilai log resistivitynya.

Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status Keterangan
A 151 3 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
A 402 3 hydrocarbon pernah dibuka Z T200 well n history
A 404 7 hydrocarbon pernah dibuka Z T200 well n history
A 413 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 044 4 minyak & gas pernah dibuka Z T200 well n history
B 094 4 minyak & air pernah dibuka Z T200 well n history
B 098 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history

IV-2
B 100 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 103 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 142 5 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 151 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 155 2,5 M/A/G rk wo sumur produksi 2014 well n history
B 059 4 belum pernah dibuka well n history
B 087 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log
A 149 35 belum pernah dibuka z T200 well n history
A 199 3,8 belum pernah dibuka z T200 well n history
A 157 3 belum pernah dibuka z T200 well n history
B 116 5 belum pernah dibuka z T200 well n history
B 126 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log
B 156 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log

BLOK X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 361 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
A 391 11 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
A 401 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
A 407 5 minyak sumur monitor produksi aktif well n history
A 408 4 minyak n gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 410 4 hydrocarbon sumur injeksi aktif hanya well log
A 417 4,5 gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 420 4 gas sumur monitor produksi aktif well n history
B 084 3,5 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 098 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 107 6 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 130 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 140 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 108 6 belum pernah di buka Z T200 well n history
B 109 5 belum pernah di buka Z T200 well n history
B 113 4 belum pernah di buka Z T200 hanya well log

Setelah dapat sumur yang belum pernah dibuka yang prospeka dan dilakukan pencocokan

sumur dengan menyamakan kurva log dari gamma ray atau log sp yang sama antara sumur

yang belum pernah dibuka dan sudah pernah dibuka di Z T200 untuk sebagai referensi

sumur yang belum pernah dibuka dan di dapat p 149 dan r 094.

IV-3
Gambar 4.1 (a) gambar well log A 149 (b) gambar well log B 94
Pencocokan defleksi kurva log SP

4.1.2. Penentuan Zona Prospek Hidrokarbon

Dalam menentukan zona hidrokarbon terlebih dahulu harus memahami apa itu log, tipe

log dan jenis-jenis log yang digunakan. Identifikasi zona hidrokarbon dilakukan pada

pembacaan log gamma ray dan log resistivitas. Log gamma ray berguna untuk menunjukkan

zona permeabel. Unsur radioaktif banyak terdapat dalam batuan yang mempunyai kandungan

lempung tinggi. Oleh karena itu batuan dengan kandungan lempung tinggi akan memberikan

response gamma ray yang sangat signifikan dibanding batuan lain. Sehingga nilai gamma ray-

nya juga akan tinggi, dengan begitu defleksi kurva akan bergerak ke kanan. Log gamma ray

dalam penelitian ini memiliki skala dari kiri ke kanan 0 150 gAPI. Dari kurva log gamma

ray, identifikasi dilihat dari nilai log gamma ray yang rendah, semakin rendah nilai gamma ray

maka dapat diidentifikasikan bahwa pada lapisan atau formasi tersebut mengandung pasir

(sand), sedangkan apabila nilai gamma ray-nya tinggi, maka dapat diidentifikasikan bahwa

IV-4
pada lapisan tersebut mengandung lempung atau serpih. Dapat dilihat dari gambar 4.1. dibawah

ini contoh log gamma ray di zona T200 sumur P 149 dizona T200 dengan kedalaman 735-736

dan 738-754 m. pada gambar terlihat defeksi mengarah kearah kiri dengan nilai terendah yaitu

43 gAPI yang tidak menyentuh shale base line.

Gambar 4.2. Log Gamma Ray dengan kotak berwarna merah adalah zona prospek
hidrokarbon pada zona T200 sumur A 149
Keterangan :
: Shale Base Line
: Sand Base Line
: Kurva Gamma Ray

IV-5
sedangkan log resistivitas berguna untuk mengetahui kandungan fluida (minyak atau

air). Jika arus listrik yang terkena hambatan maka akan kembali dengan nilai yang tinggi,

hambatan minyak > air. oleh karena itu jika di kurva menunjukkan nilai yang tinggi

kemungkinan itu adalah minyak. Log resistivitas dalam penelitian ini memiliki skala dari

kiri ke kanan 0,2200 ohm.m. Dari log resistivitas ini kita dapat mengetahui nilai Resistivity

True (RT) dengan melihat garis yang berada pada zona terdalam yaitu pada zona

uninvaded, nilai resistivity oil (RO) pada saat nilai gamma ray minimum dan mencari nilai

resistivity water (RW).

Gambar 4.4. Log resistivity dengan kotak berwarna merah adalah zona prospek
hidrokarbon pada zona T200 sumur A 149
keterangan gambar : : kurva resistivity true

4.1.3. Perhitungan Kandungan Lempung

IV-6
Dalam menghitung kandungan lempung yang terdapat pada lubang sumur bor maka

dapat menggunakan log gamma ray. Hal ini disebabkan karena log gamma ray dapat merekam

radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari tiga unsur radioaktif yang

berasal dari batuan yaitu Uranium (U), Thorium (Th), dan Potassium (K). Ketiga unsur tersebut

terkonsentrasi secara besar didalam mineral dan lempung maka log gamma ray digunakan

secara luas dalam perhitungan kandungan lempung. Evaluasi kandungan lempung sangat

diperlukan karena berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kandungan lempung yang

terdapat didalam suatu formasi.

Langkah-langkah untuk menghitung kandungan lempung (Vshale) sebagai berikut:

Tentukan nilai log GR pada setiap kedalaman per 1 m.

Tentukan nilai GRmax dan GRmin sepanjang log chart dengan ketentuan bahwa

nilai GRmax merupakan nilai defleksi kurva tertinggi GR log yang ada di chart dan

untuk GRmin nilai defleksi terendah GR log yang ada di chart. Tentukan nilai

Vshale masing-masing di tiap kedalaman sesuai dengan persamaan dibawah ini :


Vshale :

Contoh Vshale @740 : 68-43


100-43
= 0,438

keterangan :

Vshale : kandungan shale dalam batuan

GRread : nilai defleksi log gamma ray setiap 1 m pada zona

GRmax : nilai defleksi kurva tertinggi GR log yang ada di chart

GRmin : nilai defleksi terendah GR log yang ada di chart

Berikut contoh hasil nilai log gamma ray dan perhitungan Vshale pada sumur A 149

zona dengan kedalaman 735-736 dan 738-754 m


IV-7
Tabel 4.1. Hasil nilai log gamma ray dan perhitungan Vshale pada sumur A149 zona T200
Depth GRread GRmax GRmin Vsh
735 79 100 43 0,6315789
736 87 100 43 0,7719298
738 75 100 43 0,5614035
739 68 100 43 0,4385965
740 68 100 43 0,4385965
741 70 100 43 0,4736842
742 76 100 43 0,5789474
743 65 100 43 0,3859649
744 79 100 43 0,6315789
745 68 100 43 0,4385965
746 77 100 43 0,5964912
747 75 100 43 0,5614035
748 75 100 43 0,5614035
749 76 100 43 0,5789474
750 75 100 43 0,5614035
751 81 100 43 0,6666667
752 80 100 43 0,6491228
753 83 100 43 0,7017544
754 86 100 43 0,754386

Berdasarkan dari hasil perhitungan kandungan lempung tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa lapisan batuan yang terdapat pada zona T200 sumur A 149(lihat lampiran)

didominasi oleh perselingan antara pasir dan shale. Ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai

kandungan lempung untuk zona T200 sumur A149memiliki nilai rata-rata diatas 0,57 (>57%)

yang menandakan bahwa lapisan batuan tersebut dikategorikan lapisan sandyshale.

4.1.4. Perhitungan Porositas

Porositas suatu medium adalah bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda

padat (Harsono, 1997). Ada beberapa macam porositas batuan:

1. Porositas Total

Porositas total merupakan perbandingan antara ruang kosong total yang tidak terisi

oleh benda padat yang ada diantara elemen-elemen mineral dari batuan dengan volume

total .
IV-8
2. Porositas Efektif

Porositas Efektif merupakan perbandingan volume pori-pori yang saling

berhubungan dengan volume total batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil

dibandingkan dengan porositas total jika pori-porinya tidak saling berhubungan.

Penentuan nilai porositas efektif yaitu dengan cara melihat menganalisa pada log

porositas yaitu, log densitas dan log neutron. Penggabungan kedua log tersebut dapat

menentukan nilai dari harga suatu porositas.

Penentuan harga porositas pada lapisan reservoar menggunakan gabungan harga

porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas densitas (D) yang merupakan hasil

perhitungan dari kurva RHOB dan porositas neutron (N) yang dibaca dari kurva NPHI. Kurva

RHOB yang mengukur berat jenis matriks batuan reservoar biasanya dikalibrasikan pada berat

jenis matriks batuan (batugamping = 2.71 dan batupasir = 2.65) serta diukur pada lumpur

pemboran yang digunakan dalam pemboran (f), setelah itu kurva ini baru bisa menunjukkan

harga porositas. penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat bermanfaat

untuk mendeteksi zona gas ditunjukkan dengan cross over antara neutron dan density. log

neutron porosity dalam penelitian ini memiliki skala dari kanan ke kiri 0-0,6 sedangkan density

porosity dari kiri ke kanan 1,71-2,71 gr/cm3. dibawah ini adalah gambar gabungan antara log

neutron porosity dan density porosity (gambar 4.4)

IV-9
Gambar 4.4. Log neutron porosity dan density porosity dengan kotak
berwarna merah adalah zona prospek hidrokarbon
pada zona T200 sumur A 149
Keterangan : : kurva density
: kurva neutron

Langkah-langkah untuk menghitung nilai porositas yaitu sebagai berikut :

Tentukan nilai densitas batuan (log) pada defleksi log densitas dan log neutron

(Nlog) disetiap kedalaman yang telah ditentukan (per 1m). Tentukan nilai densitas

shale (sh) dari nilai log saat nilai GRmax,

Tentukan nilai Nsh dari nilai log neutron saat nilai GRmax, f = 1 dan ma =

2,65 untuk batupasir.

IV-10
Kemudian menghitung porositas densitas (D) dan porositas neutron (N). Untuk

menghitung D dan N digunakan data hasil perhitungan Vsh.

Menentukan porositas densitas


= +

Dimana :

D = porositas densitas

ma = densitas matriks batuan, batupasir 2.65

log = densitas bulk batuan, dari pembacaan kurva log RHOB

f = Densitas Fluida (Fresh water 1.0 ; Salt water 1.1)

contoh :
2,65 2,25 2,65 2,38
D @740 m = + x 0,44 = 0,31
2,65 1 2,65 - 1

menentukan Porositas Neutron

N = [ (1,02 x nlog) + 0,0425 ] (Vshale x nshale)

Dimana :

N = porositas neutron

nlog = Porositas Neutron dari pembacaan Kurva

Nsh = porositas neutron pada shale (GRmax)

Vsh = volume shale

contoh :

N @740 = [(1,02x0,25)+0,0425] (0,38x0,18)

= 0,22

IV-11
menentukan porositas efektif

dalam menghitung porositas efektif terlebih dahulu melakukan koreksi perhitungan

porositas neutron dan porositas density.

- porositas densitas terkoreksi

Dcorr = D [0,13xVshale + (Nsh:0,45)]

Dimana :

Dcorr = porositas densitas terkoreksi

D = porositas densitas

Nsh = nilai porositas neutron pada shale (GRmax)

Vsh = volume shale

contoh:

Dcorr @740 = 0,31 - [( 0,13 x 0,38 )+ (0,22:0,45)]

= -0,14

- porositas neutron terkoreksi

Ncorr = N [0,13xVshale + (Nsh:0,45)]

Dimana :

Ncorr= porositas neutron terkoreksi

N = porositas neutron, dari pembacaan kurva log NPHI

Nsh = nilai porositas neutron pada shale (GRmax)

Vsh = volume shale

contoh:

Ncorr @740 = 0,22- [( 0,13 x 0,38 )+ (0,22:0,45)]

= -0,24

IV-12
- porositas efektif

+
e =
2

Dimana :

e = porositas efektif

Dcorr = porositas densitas terkoreksi

Ncorr = porositas neutron terkoreksi

contoh :

0,14+ 0,24
e @309 =
2

= -0,26

Tabel 4.2. Hasil Perhitungan D, N, Dcorr, Ncorr, dan e pada Sumur A149 Zona T200
Depth Vsh ma b sh F D N Nsh N t Dcorr Ncorr e
log
735 0,63 2,65 2,32 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,13 0,23 -0,18 -0,35 -0,35
736 0,77 2,65 2,3 2,38 1 0,34 0,21 0,18 0,12 0,25 -0,16 -0,38 -0,35
738 0,56 2,65 2,34 2,38 1 0,28 0,18 0,18 0,13 0,22 -0,19 -0,35 -0,37
739 0,44 2,65 2,26 2,38 1 0,31 0,23 0,18 0,20 0,26 -0,15 -0,26 -0,28
740 0,44 2,65 2,25 2,38 1 0,31 0,25 0,18 0,22 0,27 -0,14 -0,24 -0,26
741 0,47 2,65 2,3 2,38 1 0,29 0,22 0,18 0,18 0,24 -0,17 -0,28 -0,31
742 0,58 2,65 2,27 2,38 1 0,33 0,24 0,18 0,18 0,26 -0,15 -0,29 -0,30
743 0,39 2,65 2,29 2,38 1 0,28 0,20 0,18 0,18 0,24 -0,17 -0,27 -0,31
744 0,63 2,65 2,3 2,38 1 0,32 0,21 0,18 0,14 0,24 -0,17 -0,34 -0,34
745 0,44 2,65 2,33 2,38 1 0,27 0,20 0,18 0,17 0,22 -0,19 -0,29 -0,34
746 0,60 2,65 2,27 2,38 1 0,33 0,23 0,18 0,17 0,26 -0,15 -0,31 -0,30
747 0,56 2,65 2,28 2,38 1 0,32 0,22 0,18 0,17 0,25 -0,16 -0,31 -0,31
748 0,56 2,65 2,29 2,38 1 0,31 0,23 0,18 0,18 0,25 -0,16 -0,30 -0,31
749 0,58 2,65 2,28 2,38 1 0,32 0,24 0,18 0,18 0,26 -0,16 -0,29 -0,30
750 0,56 2,65 2,31 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,15 0,23 -0,18 -0,33 -0,34
751 0,67 2,65 2,33 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,13 0,23 -0,18 -0,36 -0,36
752 0,65 2,65 2,3 2,38 1 0,32 0,21 0,18 0,14 0,25 -0,17 -0,34 -0,34
753 0,70 2,65 2,34 2,38 1 0,30 0,19 0,18 0,11 0,23 -0,19 -0,38 -0,38
754 0,75 2,65 2,34 2,38 1 0,31 0,19 0,18 0,10 0,23 -0,19 -0,40 -0,39

IV-13
4.1.5. Perhitungan Faktor Formasi

Kelayakan dan kesesuaian hasil analisa data log sangat ditentukan oleh penentuan

faktor formasi dan beberapa parameter lainnya. Penentuan parameter itu didasarkan pada

genesa reservoir, korelasi dengan lapangan sekitar, dan/atau karakter reservoar dan fluida

dalam reservoar. Untuk nilai porositas yang biasa ditemui dalam logging, faktor formasi (F)

dihitung sebagai berikut:



F=

1
F @740 =
0,2706321

= 3,7

Dimana :

F = faktor formasi

t = porositas total

a = Koefisien litologi (a=1)

m = Faktor sementasi (m=1)

n= 2

4.1.6. Perhitungan Resistivitas Air Formasi (Rw)

Perhitungan resistivitas air formasi (Rw) dilakukan untuk menentukan tingkat

kejenuhan air (sw). Dalam penentuan nilai Rw didapat dengan menggunakan formula

Archie yang telah diturunkan dalam persamaan :

Rw = Ro x 1:F

dimana :

Rw = resistivitas air formasi

Ro = nilai Ro pada saat GRrmin

IV-14
contoh :

1
Rw @740 = 38 x = 10,28
2,74

Tabel 4.3. Perhitungan resistivitas air formasi (RW) dan faktor formasi (F)
Depth a m n t F RO RW

735 1 1 2 0,234159 4,27 38 8,90


736 1 1 2 0,253382 3,95 38 9,63
738 1 1 2 0,216673 4,62 38 8,23
739 1 1 2 0,259047 3,86 38 9,84
740 1 1 2 0,270632 3,70 38 10,28
741 1 1 2 0,241743 4,14 38 9,19
742 1 1 2 0,263792 3,79 38 10,02
743 1 1 2 0,235043 4,25 38 8,93
744 1 1 2 0,244924 4,08 38 9,31
745 1 1 2 0,222121 4,50 38 8,44
746 1 1 2 0,261088 3,83 38 9,92
747 1 1 2 0,252418 3,96 38 9,59
748 1 1 2 0,252113 3,97 38 9,58
749 1 1 2 0,260067 3,85 38 9,88
750 1 1 2 0,23443 4,27 38 8,91
751 1 1 2 0,232196 4,31 38 8,82
752 1 1 2 0,245867 4,07 38 9,34
753 1 1 2 0,22774 4,39 38 8,65
754 1 1 2 0,231328 4,32 38 8,79

4.1.7. Perhitungan Kejenuhan Air (Sw)

Saturasi atau kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh air

dengan volume porositas total (Adi Harsono, 1997). Tujuan menentukan saturasi air

adalah untuk menentukan zona yang mengandung hidrokarbon, jika air merupakan

satu-satunya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, maka nilai Sw = 1, tetapi

apabila pori-pori batuan mengandung fluida hidrokarbon maka nilai Sw<1.

Dalam penelitian ini metode perhitungan kejenuhan air yang digunakan adalah metode

Simandoux (1963). Metode Simandoux menggunakan log densitas dan log neutron

untuk menentukan porositas. Metode ini sangat cocok untuk lapisan shalysand. Berikut

IV-15
langkah-langkah pengerjaan dalam perhitungan kejenuhan air menggunakan metode

simandoux:

Tentukan nilai Resisvity True (RT) pada defleksi log resistivity di masing-masing

kedalaman (per 1m). pada data ditunjukkan kurva berwarna merah dengan skala 0,2

200 ohm.m.

Tentukan nilai Rsh dilihat dari nilai log resistivity pada saat GRmax dan nilai Ro

pada saat GRmin.

menentukan nilai Rw, e dan Vshale dengan persamaan yang telah dilakukan

perhitungan sebelumnya.

menghitung nilai sw dengan metode Simandoux 1963

0,4 5 2 2
Sw = [ + ( ) ]
2

0,4 10,28 5 0,262 0,44 2 0,44


Sw @740 m =
0,262
[ 10,28 30 + ( 16
) 16

= 0,75 [ 0,03 + 0,0008 0,027 ]

= 0,11

Setelah nilai kejenuhan air (sw) di setiap zona diketahui maka dilakukan perhitungan

nilai sw rata- rata dengan persamaan :


Sw rata- rata @309 - 321 =

0,36120,38 52,01
= = = 0,48
0,3612 24,88

IV-16
Tabel 4.4. Perhitungan kejenuhan air (sw) pada sumur A149 zona T200



,
Depth Vsh RT RW Rsh e2 ( ) xh xhxsw SW

+( )

735 0,63 22 8,90 16 0,12 0,039 0,0016 28,50 0,0032 0,07 4,21 3,54 0,84
736 0,77 19 9,63 16 0,12 0,048 0,0023 30,87 0,0034 0,08 4,56 3,87 0,85
738 0,56 29 8,23 16 0,13 0,035 0,0012 24,42 0,0028 0,06 3,90 2,72 0,70
739 0,44 30 9,84 16 0,08 0,027 0,0008 50,83 0,0013 0,05 4,66 4,27 0,92
740 0,44 30 10,28 16 0,07 0,027 0,0008 59,90 0,0011 0,04 4,87 4,60 0,94
741 0,47 28 9,19 16 0,10 0,030 0,0009 37,77 0,0019 0,05 4,35 3,78 0,87
742 0,58 28 10,02 16 0,09 0,036 0,0013 45,67 0,0016 0,05 4,75 3,78 0,80
743 0,39 28 8,93 16 0,09 0,024 0,0006 38,30 0,0019 0,05 4,23 4,11 0,97
744 0,63 29 9,31 16 0,11 0,039 0,0016 32,94 0,0021 0,06 4,41 3,04 0,69
745 0,44 31 8,44 16 0,11 0,027 0,0008 29,90 0,0022 0,05 4,00 3,17 0,79
746 0,60 38 9,92 16 0,09 0,037 0,0014 43,07 0,0012 0,05 4,70 2,80 0,60
747 0,56 34 9,59 16 0,10 0,035 0,0012 39,81 0,0015 0,05 4,54 3,07 0,68
748 0,56 32 9,58 16 0,10 0,035 0,0012 39,52 0,0016 0,05 4,54 3,22 0,71
749 0,58 29 9,88 16 0,09 0,036 0,0013 43,24 0,0016 0,05 4,68 3,58 0,77
750 0,56 29 8,91 16 0,11 0,035 0,0012 31,04 0,0022 0,06 4,22 3,10 0,73
751 0,67 30 8,82 16 0,13 0,042 0,0017 26,68 0,0025 0,07 4,18 2,61 0,62
752 0,65 28 9,34 16 0,11 0,041 0,0016 32,65 0,0022 0,06 4,43 3,08 0,70
753 0,70 25 8,65 16 0,14 0,044 0,0019 24,08 0,0033 0,07 4,10 2,82 0,69
754 0,75 26 8,79 16 0,15 0,047 0,0022 23,66 0,0033 0,07 4,16 2,64 0,63
83,50 63,81 0,76

4.1.8. Lapisan Prospek Hidrokarbon

Setelah melakukan perhitungan Vshale, porositas hingga diketahui harga dari

kejenuhan air (Sw), maka dapat dilakukan penentuan lapisan prospek hidrokarbon. Dari harga

Sw tersebut diklasifikasikan secara kuantitatif apabila nilai Sw<35% dianggap sebagai gas, Sw

35% 75% dianggap sebagai minyak, dan Sw>75% dianggap sebagai air. Dari hasil

perhitungan harga sw maka dapat disimpulkan bahwa pada sumur ini mengandung lapisan

prospek hidrokarbon berupa air dan minyak.

Untuk merekomendasikan lapisan prospek hidrokarbon dapat dilakukannya perforasi

tidak semata-mata dari hasil data Sw saja, akan tetapi dilakukan pemeriksaan terhadap

kandungan lempung (V-shale). Kontrol terhadap Vshale bertujuan untuk meminimalisir

IV-17
terjadinya semburan liar (blow up) dari material lempung yang ada di dalam formasi ketika

dilakukannya perforasi. Berikut rekomendasi perforasi untuk Zona T200 sumur A149 .

Pada zona I berada pada kedalaman 739 443m dengan kandungan Vshale

0,4.

IV-18

Вам также может понравиться