Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
4.1. Hasil
Cut off reservoir didefinisikan sebagai suatu harga tertentu, dimana diatas atau dibawah
harga tersebut parameter reservoir tidak berlaku lagi untuk dipertimbangkan. Fungsi cut off
reservoir adalah untuk mengeliminir nilai-nilai parameter reservoir yang dapat dianggap
faktor ekonomi.
Ada beberapa jenis cut off yaitu , penulis menganalisis data dari cut off resistivity. Cut off
resistivity adalah menganalisis data dari nilai log resistivity tertinggi di beberapa sumur yang
sudah berproduksi atau sudah pernah dibuka yang menghasilkan minyak atau gas sebagai
acuan.
Berikut adalah tahapan penentuan cut off resistivity pada zona T200 dan blok X1 dan blok
X2 :
Setelah itu cari sumur-sumur yang berada pada zona dan blok tersebut yang sudah
Catat nilai log resistivity tertinggi pada sumur-sumur yang sudah pernah dibuka atau yang
Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 415 4,5 minyak dan gas sumur monitor produksi aktif hanya well log
A 416 4 gas sumur monitor produksi aktif hanya well log
B 094 4 minyak & air sumur monitor produksi aktif well n history
IV-1
B 100 4 minyak sudah pernah dibuka well n history
Blok X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 407 5 minyak sumur monitor produksi aktif well n history
A 408 4 minyak n gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 410 4 hydrocarbon sumur injeksi aktif hanya well log
Cari sumur pada blok tersebut yang belum pernah dibuka tetapi well log menembus pada
Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
B 022 6 belum pernah dibuka well n history
B 087 4 belum pernah dibuka hanya well log
B 116 5 belum pernah dibuka well n history
B 148 3 belum pernah dibuka hanya well log
Blok X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
B 002 6 belum pernah dibuka well n history
B 005 6 belum pernah dibuka well n history
B 113 4 belum pernah dibuka hanya well log
B 125 8 belum pernah dibuka well n history
Cari juga sumur pada zona T150 pada blok X1 dan blok X2 yang sudah pernah dibuka maupun
belum pernah dibuka pada T200 dan catat nilai log resistivitynya.
Blok X1
Sumur Nilai Resistivity Hasil status Keterangan
A 151 3 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
A 402 3 hydrocarbon pernah dibuka Z T200 well n history
A 404 7 hydrocarbon pernah dibuka Z T200 well n history
A 413 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 044 4 minyak & gas pernah dibuka Z T200 well n history
B 094 4 minyak & air pernah dibuka Z T200 well n history
B 098 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
IV-2
B 100 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 103 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 142 5 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 151 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 155 2,5 M/A/G rk wo sumur produksi 2014 well n history
B 059 4 belum pernah dibuka well n history
B 087 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log
A 149 35 belum pernah dibuka z T200 well n history
A 199 3,8 belum pernah dibuka z T200 well n history
A 157 3 belum pernah dibuka z T200 well n history
B 116 5 belum pernah dibuka z T200 well n history
B 126 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log
B 156 4 belum pernah dibuka z T200 hanya well log
BLOK X2
Sumur Nilai Resistivity Hasil status keterangan
A 361 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
A 391 11 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
A 401 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
A 407 5 minyak sumur monitor produksi aktif well n history
A 408 4 minyak n gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 410 4 hydrocarbon sumur injeksi aktif hanya well log
A 417 4,5 gas sumur monitor produksi aktif well n history
A 420 4 gas sumur monitor produksi aktif well n history
B 084 3,5 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 098 4 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 107 6 minyak pernah dibuka Z T200 well n history
B 130 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 140 4 M/A/G pernah dibuka Z T200 well n history
B 108 6 belum pernah di buka Z T200 well n history
B 109 5 belum pernah di buka Z T200 well n history
B 113 4 belum pernah di buka Z T200 hanya well log
Setelah dapat sumur yang belum pernah dibuka yang prospeka dan dilakukan pencocokan
sumur dengan menyamakan kurva log dari gamma ray atau log sp yang sama antara sumur
yang belum pernah dibuka dan sudah pernah dibuka di Z T200 untuk sebagai referensi
sumur yang belum pernah dibuka dan di dapat p 149 dan r 094.
IV-3
Gambar 4.1 (a) gambar well log A 149 (b) gambar well log B 94
Pencocokan defleksi kurva log SP
Dalam menentukan zona hidrokarbon terlebih dahulu harus memahami apa itu log, tipe
log dan jenis-jenis log yang digunakan. Identifikasi zona hidrokarbon dilakukan pada
pembacaan log gamma ray dan log resistivitas. Log gamma ray berguna untuk menunjukkan
zona permeabel. Unsur radioaktif banyak terdapat dalam batuan yang mempunyai kandungan
lempung tinggi. Oleh karena itu batuan dengan kandungan lempung tinggi akan memberikan
response gamma ray yang sangat signifikan dibanding batuan lain. Sehingga nilai gamma ray-
nya juga akan tinggi, dengan begitu defleksi kurva akan bergerak ke kanan. Log gamma ray
dalam penelitian ini memiliki skala dari kiri ke kanan 0 150 gAPI. Dari kurva log gamma
ray, identifikasi dilihat dari nilai log gamma ray yang rendah, semakin rendah nilai gamma ray
maka dapat diidentifikasikan bahwa pada lapisan atau formasi tersebut mengandung pasir
(sand), sedangkan apabila nilai gamma ray-nya tinggi, maka dapat diidentifikasikan bahwa
IV-4
pada lapisan tersebut mengandung lempung atau serpih. Dapat dilihat dari gambar 4.1. dibawah
ini contoh log gamma ray di zona T200 sumur P 149 dizona T200 dengan kedalaman 735-736
dan 738-754 m. pada gambar terlihat defeksi mengarah kearah kiri dengan nilai terendah yaitu
Gambar 4.2. Log Gamma Ray dengan kotak berwarna merah adalah zona prospek
hidrokarbon pada zona T200 sumur A 149
Keterangan :
: Shale Base Line
: Sand Base Line
: Kurva Gamma Ray
IV-5
sedangkan log resistivitas berguna untuk mengetahui kandungan fluida (minyak atau
air). Jika arus listrik yang terkena hambatan maka akan kembali dengan nilai yang tinggi,
hambatan minyak > air. oleh karena itu jika di kurva menunjukkan nilai yang tinggi
kemungkinan itu adalah minyak. Log resistivitas dalam penelitian ini memiliki skala dari
kiri ke kanan 0,2200 ohm.m. Dari log resistivitas ini kita dapat mengetahui nilai Resistivity
True (RT) dengan melihat garis yang berada pada zona terdalam yaitu pada zona
uninvaded, nilai resistivity oil (RO) pada saat nilai gamma ray minimum dan mencari nilai
Gambar 4.4. Log resistivity dengan kotak berwarna merah adalah zona prospek
hidrokarbon pada zona T200 sumur A 149
keterangan gambar : : kurva resistivity true
IV-6
Dalam menghitung kandungan lempung yang terdapat pada lubang sumur bor maka
dapat menggunakan log gamma ray. Hal ini disebabkan karena log gamma ray dapat merekam
radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas gamma ray berasal dari tiga unsur radioaktif yang
berasal dari batuan yaitu Uranium (U), Thorium (Th), dan Potassium (K). Ketiga unsur tersebut
terkonsentrasi secara besar didalam mineral dan lempung maka log gamma ray digunakan
secara luas dalam perhitungan kandungan lempung. Evaluasi kandungan lempung sangat
diperlukan karena berfungsi untuk mengetahui seberapa besar kandungan lempung yang
Tentukan nilai GRmax dan GRmin sepanjang log chart dengan ketentuan bahwa
nilai GRmax merupakan nilai defleksi kurva tertinggi GR log yang ada di chart dan
untuk GRmin nilai defleksi terendah GR log yang ada di chart. Tentukan nilai
Vshale :
keterangan :
Berikut contoh hasil nilai log gamma ray dan perhitungan Vshale pada sumur A 149
disimpulkan bahwa lapisan batuan yang terdapat pada zona T200 sumur A 149(lihat lampiran)
didominasi oleh perselingan antara pasir dan shale. Ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai
kandungan lempung untuk zona T200 sumur A149memiliki nilai rata-rata diatas 0,57 (>57%)
Porositas suatu medium adalah bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda
1. Porositas Total
Porositas total merupakan perbandingan antara ruang kosong total yang tidak terisi
oleh benda padat yang ada diantara elemen-elemen mineral dari batuan dengan volume
total .
IV-8
2. Porositas Efektif
berhubungan dengan volume total batuan. Porositas efektif bisa jauh lebih kecil
Penentuan nilai porositas efektif yaitu dengan cara melihat menganalisa pada log
porositas yaitu, log densitas dan log neutron. Penggabungan kedua log tersebut dapat
porositas dari dua kurva yang berbeda, yaitu porositas densitas (D) yang merupakan hasil
perhitungan dari kurva RHOB dan porositas neutron (N) yang dibaca dari kurva NPHI. Kurva
RHOB yang mengukur berat jenis matriks batuan reservoar biasanya dikalibrasikan pada berat
jenis matriks batuan (batugamping = 2.71 dan batupasir = 2.65) serta diukur pada lumpur
pemboran yang digunakan dalam pemboran (f), setelah itu kurva ini baru bisa menunjukkan
harga porositas. penggabungan neutron porosity dan density porosity log sangat bermanfaat
untuk mendeteksi zona gas ditunjukkan dengan cross over antara neutron dan density. log
neutron porosity dalam penelitian ini memiliki skala dari kanan ke kiri 0-0,6 sedangkan density
porosity dari kiri ke kanan 1,71-2,71 gr/cm3. dibawah ini adalah gambar gabungan antara log
IV-9
Gambar 4.4. Log neutron porosity dan density porosity dengan kotak
berwarna merah adalah zona prospek hidrokarbon
pada zona T200 sumur A 149
Keterangan : : kurva density
: kurva neutron
Tentukan nilai densitas batuan (log) pada defleksi log densitas dan log neutron
(Nlog) disetiap kedalaman yang telah ditentukan (per 1m). Tentukan nilai densitas
Tentukan nilai Nsh dari nilai log neutron saat nilai GRmax, f = 1 dan ma =
IV-10
Kemudian menghitung porositas densitas (D) dan porositas neutron (N). Untuk
= +
Dimana :
D = porositas densitas
contoh :
2,65 2,25 2,65 2,38
D @740 m = + x 0,44 = 0,31
2,65 1 2,65 - 1
Dimana :
N = porositas neutron
contoh :
= 0,22
IV-11
menentukan porositas efektif
Dimana :
D = porositas densitas
contoh:
= -0,14
Dimana :
contoh:
= -0,24
IV-12
- porositas efektif
+
e =
2
Dimana :
e = porositas efektif
contoh :
0,14+ 0,24
e @309 =
2
= -0,26
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan D, N, Dcorr, Ncorr, dan e pada Sumur A149 Zona T200
Depth Vsh ma b sh F D N Nsh N t Dcorr Ncorr e
log
735 0,63 2,65 2,32 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,13 0,23 -0,18 -0,35 -0,35
736 0,77 2,65 2,3 2,38 1 0,34 0,21 0,18 0,12 0,25 -0,16 -0,38 -0,35
738 0,56 2,65 2,34 2,38 1 0,28 0,18 0,18 0,13 0,22 -0,19 -0,35 -0,37
739 0,44 2,65 2,26 2,38 1 0,31 0,23 0,18 0,20 0,26 -0,15 -0,26 -0,28
740 0,44 2,65 2,25 2,38 1 0,31 0,25 0,18 0,22 0,27 -0,14 -0,24 -0,26
741 0,47 2,65 2,3 2,38 1 0,29 0,22 0,18 0,18 0,24 -0,17 -0,28 -0,31
742 0,58 2,65 2,27 2,38 1 0,33 0,24 0,18 0,18 0,26 -0,15 -0,29 -0,30
743 0,39 2,65 2,29 2,38 1 0,28 0,20 0,18 0,18 0,24 -0,17 -0,27 -0,31
744 0,63 2,65 2,3 2,38 1 0,32 0,21 0,18 0,14 0,24 -0,17 -0,34 -0,34
745 0,44 2,65 2,33 2,38 1 0,27 0,20 0,18 0,17 0,22 -0,19 -0,29 -0,34
746 0,60 2,65 2,27 2,38 1 0,33 0,23 0,18 0,17 0,26 -0,15 -0,31 -0,30
747 0,56 2,65 2,28 2,38 1 0,32 0,22 0,18 0,17 0,25 -0,16 -0,31 -0,31
748 0,56 2,65 2,29 2,38 1 0,31 0,23 0,18 0,18 0,25 -0,16 -0,30 -0,31
749 0,58 2,65 2,28 2,38 1 0,32 0,24 0,18 0,18 0,26 -0,16 -0,29 -0,30
750 0,56 2,65 2,31 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,15 0,23 -0,18 -0,33 -0,34
751 0,67 2,65 2,33 2,38 1 0,30 0,20 0,18 0,13 0,23 -0,18 -0,36 -0,36
752 0,65 2,65 2,3 2,38 1 0,32 0,21 0,18 0,14 0,25 -0,17 -0,34 -0,34
753 0,70 2,65 2,34 2,38 1 0,30 0,19 0,18 0,11 0,23 -0,19 -0,38 -0,38
754 0,75 2,65 2,34 2,38 1 0,31 0,19 0,18 0,10 0,23 -0,19 -0,40 -0,39
IV-13
4.1.5. Perhitungan Faktor Formasi
Kelayakan dan kesesuaian hasil analisa data log sangat ditentukan oleh penentuan
faktor formasi dan beberapa parameter lainnya. Penentuan parameter itu didasarkan pada
genesa reservoir, korelasi dengan lapangan sekitar, dan/atau karakter reservoar dan fluida
dalam reservoar. Untuk nilai porositas yang biasa ditemui dalam logging, faktor formasi (F)
1
F @740 =
0,2706321
= 3,7
Dimana :
F = faktor formasi
t = porositas total
n= 2
kejenuhan air (sw). Dalam penentuan nilai Rw didapat dengan menggunakan formula
Rw = Ro x 1:F
dimana :
IV-14
contoh :
1
Rw @740 = 38 x = 10,28
2,74
Tabel 4.3. Perhitungan resistivitas air formasi (RW) dan faktor formasi (F)
Depth a m n t F RO RW
Saturasi atau kejenuhan air formasi adalah rasio dari volume pori yang terisi oleh air
dengan volume porositas total (Adi Harsono, 1997). Tujuan menentukan saturasi air
adalah untuk menentukan zona yang mengandung hidrokarbon, jika air merupakan
satu-satunya fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, maka nilai Sw = 1, tetapi
Dalam penelitian ini metode perhitungan kejenuhan air yang digunakan adalah metode
Simandoux (1963). Metode Simandoux menggunakan log densitas dan log neutron
untuk menentukan porositas. Metode ini sangat cocok untuk lapisan shalysand. Berikut
IV-15
langkah-langkah pengerjaan dalam perhitungan kejenuhan air menggunakan metode
simandoux:
Tentukan nilai Resisvity True (RT) pada defleksi log resistivity di masing-masing
kedalaman (per 1m). pada data ditunjukkan kurva berwarna merah dengan skala 0,2
200 ohm.m.
Tentukan nilai Rsh dilihat dari nilai log resistivity pada saat GRmax dan nilai Ro
menentukan nilai Rw, e dan Vshale dengan persamaan yang telah dilakukan
perhitungan sebelumnya.
0,4 5 2 2
Sw = [ + ( ) ]
2
= 0,11
Setelah nilai kejenuhan air (sw) di setiap zona diketahui maka dilakukan perhitungan
Sw rata- rata @309 - 321 =
0,36120,38 52,01
= = = 0,48
0,3612 24,88
IV-16
Tabel 4.4. Perhitungan kejenuhan air (sw) pada sumur A149 zona T200
,
Depth Vsh RT RW Rsh e2 ( ) xh xhxsw SW
+( )
735 0,63 22 8,90 16 0,12 0,039 0,0016 28,50 0,0032 0,07 4,21 3,54 0,84
736 0,77 19 9,63 16 0,12 0,048 0,0023 30,87 0,0034 0,08 4,56 3,87 0,85
738 0,56 29 8,23 16 0,13 0,035 0,0012 24,42 0,0028 0,06 3,90 2,72 0,70
739 0,44 30 9,84 16 0,08 0,027 0,0008 50,83 0,0013 0,05 4,66 4,27 0,92
740 0,44 30 10,28 16 0,07 0,027 0,0008 59,90 0,0011 0,04 4,87 4,60 0,94
741 0,47 28 9,19 16 0,10 0,030 0,0009 37,77 0,0019 0,05 4,35 3,78 0,87
742 0,58 28 10,02 16 0,09 0,036 0,0013 45,67 0,0016 0,05 4,75 3,78 0,80
743 0,39 28 8,93 16 0,09 0,024 0,0006 38,30 0,0019 0,05 4,23 4,11 0,97
744 0,63 29 9,31 16 0,11 0,039 0,0016 32,94 0,0021 0,06 4,41 3,04 0,69
745 0,44 31 8,44 16 0,11 0,027 0,0008 29,90 0,0022 0,05 4,00 3,17 0,79
746 0,60 38 9,92 16 0,09 0,037 0,0014 43,07 0,0012 0,05 4,70 2,80 0,60
747 0,56 34 9,59 16 0,10 0,035 0,0012 39,81 0,0015 0,05 4,54 3,07 0,68
748 0,56 32 9,58 16 0,10 0,035 0,0012 39,52 0,0016 0,05 4,54 3,22 0,71
749 0,58 29 9,88 16 0,09 0,036 0,0013 43,24 0,0016 0,05 4,68 3,58 0,77
750 0,56 29 8,91 16 0,11 0,035 0,0012 31,04 0,0022 0,06 4,22 3,10 0,73
751 0,67 30 8,82 16 0,13 0,042 0,0017 26,68 0,0025 0,07 4,18 2,61 0,62
752 0,65 28 9,34 16 0,11 0,041 0,0016 32,65 0,0022 0,06 4,43 3,08 0,70
753 0,70 25 8,65 16 0,14 0,044 0,0019 24,08 0,0033 0,07 4,10 2,82 0,69
754 0,75 26 8,79 16 0,15 0,047 0,0022 23,66 0,0033 0,07 4,16 2,64 0,63
83,50 63,81 0,76
kejenuhan air (Sw), maka dapat dilakukan penentuan lapisan prospek hidrokarbon. Dari harga
Sw tersebut diklasifikasikan secara kuantitatif apabila nilai Sw<35% dianggap sebagai gas, Sw
35% 75% dianggap sebagai minyak, dan Sw>75% dianggap sebagai air. Dari hasil
perhitungan harga sw maka dapat disimpulkan bahwa pada sumur ini mengandung lapisan
tidak semata-mata dari hasil data Sw saja, akan tetapi dilakukan pemeriksaan terhadap
IV-17
terjadinya semburan liar (blow up) dari material lempung yang ada di dalam formasi ketika
dilakukannya perforasi. Berikut rekomendasi perforasi untuk Zona T200 sumur A149 .
Pada zona I berada pada kedalaman 739 443m dengan kandungan Vshale
0,4.
IV-18