Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses pembentukannya. Dalam Geologi, kita
akan mempelajari semua hal tentang seluk-beluk Bumi ini secara keseluruhan.
Materi dasar pembentuk Bumi ini adalah batuan, dimana batuan sendiri
adalah kumpulan dari mineral, dan mineral terbentuk dari kristal-kristal. Jadi
intinya, untuk dapat mempelajari ilmu Geologi, kita harus menguasai ilmu tentang
disebut Kristalografi.
Karena itu kristal adalah syarat dalam mempelajari Geologi. Kristal ini
mempunyai beberapa sistem kristal yaitu diantaranya monoklin dan triklin, maka
acara 4 yaitu sistem kristal monoklin dan triklin adalah untuk mengetahui bentuk-
triklin.
Beberapa peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut :
2. Pensil warna
3. Penggaris
4. Kertas A4s
a. Sifat geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya.
juga mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal
lainnya yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidang-
bidang kristal : sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin
mempunyai pola difraksi tertentu. Jadi, suatu kristal adalah suatu padatan dengan
susunan atom yang berulang secara tiga dimensional yang dapat mendifraksi sinar
X. Kristal secara sederhana dapat didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai
susunan atom atau molekul yang teratur. Keteraturannya tercermin dalam
permukaan kristal yang berupa bidang-bidang datar dan rata yang mengikuti pola-
pola tertentu. Bidang-bidang datar ini disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut
antara bidang-bidang muka kristal yang saling berpotongan besarnya selalu tetap
pada suatu kristal. Bidang muka kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan
kristal berupa garis bayangan yang lurus yang menembuskristal melalui pusat
kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai
parameter.
Kata kristal berasal dari bahasa Yunani crystallon yang berarti tetesan
yang dingin atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk
menyeragamkan pendapat para ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen,
biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta mengikuti hukum-hukum ilmu pasti
selalu dibatasi oleh beberapa bidang datar yang jumlah dan kedudukannya
bidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang ini
disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka itu
kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan yang lurus
yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut mempunyai
Dari masing-masing sistem kristal dapat dibagi lebih lanjut menjadi kelas-
kelas kristal yang jumlahnya 32 kelas. Penentuan kisi-kisi kristal tergantung dari
tersebut meliputi:
a. Bidang Simetri
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang
Bidang simetri aksial bila bidang tersebut membagi kristal melalui dua
sumbu utama (sumbu kristal). Bidang simetri aksial ini dibedakan menjadi dua,
yaitu bidang simetri vertikal, yang melalui sumbu vertikal dan bidang simetri
sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai bidang siemetri
diagonal.
b. Sumbu Simetri
Sumbu simetri adalah garis bayangan yang dibuat menembus pusat kristal,
dan bila kristal diputar dengan poros sumbu tersebut sejauh satu putaran penuh
akan didapatkan beberapa kali kenampakan yang sama. Sumbu simetri dibedakan
menjadi tiga, yaitu gire, giroide dan sumbu inversi putar. Ketiganya dibedakan
cara mendapatkan nilai simetrinya adalah dengan memutar kristal pada porosnya
dalam satu putaran penuh. Bila terdapat dua kali kenampakan yang sama
dinamakan digire, bila tiga trigire, empat tetragire, heksagire dan seterusnya.
horisontal.
Sumbu inversi putar adalah sumbu simetri yang cara mendapatkan nilai
c. Pusat Simetri
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat
garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat Kristal dan
akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak
yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata
lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh
kristal tersebut. Sistem isometrik terdiri dari lima kelas, sistem tetragonal
mempunyai tujuh kelas, rombis memiliki tiga kelas, heksagonal mempunyai tujuh
kelas dan trigonal lima kelas. Selanjutnya sistem monoklin mempunyai tiga kelas.
Tiap kelas kristal mempunyai singkatan yang disebut simbol. Ada dua
macam cara simbolisasi yang sering digunakan, yaitu simbolisasi Schoenflies dan
Kristal digambarkan oleh sel satuan yang ditentukan besar sumbu Kristal
a, b, c serta sudut Kristal , dan . Hingga saat ini baru terdapat 7 macam sistem
kristal. Dasar penggolongan sistem kristal tersebut ada tiga hal, yaitu:
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga
sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus
terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga
sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang
paling panjang dan sumbu b paling pendek. System Monoklin memiliki axial ratio
Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling tegak lurus (90), sedangkan
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = = 90 . Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut dan saling
1. a b c
4. a : b : c = sembarang
tidak ada patokan yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada
sistem ini. Dan sudut antar sumbunya a+b = 30. Hal ini menjelaskan bahwa
1. Sfenoid
a. Kelas : ke-4
b. Simetri : 2
2. Doma
a. Kelas : ke-3
b. Simetri : m
3. Prisma
a. Kelas : ke-5
b. Simetri : 2/m
c. Elemen Simetri : 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak
sama.
ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut
kristalografi = 90. Hal ini berarti, pada system ini, sudut , dan tidak
yang akan menjadi ukuran panjang pada sumbu-sumbunya pada sistem ini. Dan
sudut antar sumbunya a+b = 45 ; b+c= 80. Hal ini menjelaskan bahwa antara
terhadap c+.
1. Pedial
a. Kelas : ke-1
b. Simetri : 1
2. Pinakoidal
a. Kelas : ke-2
b. Simetri : 1
Tipe kristal ini memiliki 3 (tiga) sumbu yang tidak sama yang saling
Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak
yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda
satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi = 90. Hal ini
berarti, pada system ini, sudut , dan tidak saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.
Beberapa contoh mineral dengan ancer kristal Triklin ini adalah albite,
3.1 Hasil
3.1.1 Sampel 01
No. Urut :1
a + b = 45
d + b = 80
Nilai Kristal :
- Schoenflies : C2H
:110
3.1.2 Sampel 02
No. Urut :2
a + b = 45
d + b = 90
Nilai Kristal :
- Schoenflies : C2h
:110 :001
3.1.3 Sampel 03
No. Urut :3
a + b = 45
d + b = 80
- Herman Mauguin :2
- Schoenflies : Cd
: 111 : 111
3.1.4 Sampel 04
No. Urut :4
a + b = 45
d + b = 90
Elemen Kristal : A2 PC
Nilai Kristal :
- Schoenflies : C2h
: 100 : 010
:001 : 001
Kelas Kristal : Prismatic
3.2 Pembahasan
3.2.1 Sampel 01
Pada kristal dengan no. urut 1 dan no. peraga Trik 4 merupakan sistem
elemen kristal A4 6A3 PC., nilai kristal Herman Maguin 2/m dan Schoenflies
C2H, indices bidang warna jingga yaitu 001 hijau 100 dan biru 110, merupakan
Contoh mineral dari sistem ini yaitu Turqoise yang memiliki rumus kimia
CuAl6(PO4)4(OH)8 4H2O dengan ciri fisik mineral ini yaitu memiliki warna biru
dan hijau, cerat putih, kekerasan 5 6, berat jenis 2,6 2,8, kilap dammar,
belahan tidak ada, pecahan concoidal serta memiliki sifat dalam yaitu brittle atau
mudah hancur.
Mineral ini merupakan mineral sekunder yang terbentuk dari alterasi dari
batuan mengandung aluminium yang kaya akan apatit dan kalkopirit, terbentuk
bersama-sama dengan kalsedon dan limonit. Biasanya terdapat pada daerah yang
terbentuk sebagai pseudomorph mineral lain seperti Apatite, Beryl, dan feldspars.
Nama batu pirus turquoise dalam bahasa Prancis artinya batu Turki
yang awal-awal dikira memang berasal dari Turki karena namanya, namun
sebenarnya batu ini tidak ada di Turki. Turquoise merupakan batu nasional negara
Iran (Persia) dan digunakan untuk menghiasi mahkota kerajaan dan atribut bagi
Timur Laut Iran dan penambangannya telah berlangsung sekitar 3000 tahun silam.
Namun kini turquoise juga banyak ditemukan di bagian barat daya Amerika
turquoise sebagai potongan kecil mozaic untuk menghias topeng yang digunakan
3.2.2 Sampel 02
Pada kristal dengan no. urut 2 dan no. peraga Ortho 2 merupakan sistem
90, elemen kristal A2 4PC., nilai kristal Herman Maguin 2/m dan Schoenflies
C2H, indices bidang warna jingga yaitu 111 hijau 101 biru 110 kuning 001,
Ca2B5O9Cl H2O memiliki ciri-ciri fisik yaitu memiliki warna umumnya merah
jambu, kilap kaca, cerat putih, kekerasan 5, berat jenis 2,9, belahan sempurna,
evaporite dan kubah garam di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan mineral
Salt, Clarke County, Alabama di Amerika Serikat dan di Penobsquis dan Salt
3.2.3 Sampel 03
Pada kristal dengan no. urut 3 dan no. peraga Trik 3 merupakan sistem
elemen kristal A3 4PC., nilai kristal Herman Mauguin 2 dan Schoenflies Cd,
indices bidang warna jingga yaitu 111 hijau 111 biru 111 dan kuning 111,
Contoh mineral dengan bentuk kristal monoklin yaitu Azurit. ciri fisik dari
mineral azurite yaitu berwarnabiru, kilap kaca, kekerasan 3,5 -4, cerat biru cerah,
Azurit terbentuk di bagian atas zona oksidasi deposit tembaga dari reaksi
3.2.4 Sampel 04
Pada kristal dengan no. urut 2 dan no. peraga Ortho 2 merupakan sistem
90, elemen kristal A2 4PC., nilai kristal Herman Maguin 2/m dan Schoenflies
C2H, indices bidang warna jingga yaitu 111 hijau 101 biru 110 kuning 001,
sendiri masuk dalam klas silikat dengan sub klas tektosilikat dimana mineral
labradorit ini memiliki berbagai macam kombinasi warna yang cukup menarik
seperti kombinasi warna biru dan jingga sehingga batuan mineral ini sering juga
disebut sebagai gemstone. Berat jenis rata-rata mineral labradorit ini biasanya
sekitar 2,70 hingga 2,74 dengan kekerasan 6 hingga 6,5. Pecahan mineral
labradorit yaitu konkoidal dengan belahan sempurna satu arah dan memiliki
hornblende.
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami tarik dari praktikum ini adalah sebagai
berikut :
1. Sifat-sifat sistem kristal monoklin dan triklin pada umumnya yaitu yaitu a b
c, yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau
Artinya, pada sumbu a, b dan c ditarik garis yang panjangnya terserah karena
sesuai sifat dari sistem monoklin dan triklin itu sendiri a b c. Dan sudut
4.2 Saran
praktikum.
Annible, Mottana, dkk. 1997. Rocks and Minerals. New York : Simon dan
Schuster.
Anonim.2014. http://catatanatur.blogspot.co.id/2014/12/laporan-praktikum-
sistem-kristal.html.diakses pada tanggal 30 Maret 2017 pukul 19.35
WITA