Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
IV.1
IV.2
tekanan suction ditunjukkan oleh pressure gauge yang berwarna biru. Tekanan yang
diukur pada sistem adalah tekanan gauge atau tekanan alat ukur bukanlah tekanan
absolute.
Temperatur lingkungan pun dicatat karena temperatur lingkungan dapat
mempengaruhi kinerja dari sistem refrigerasi yang diukur performansinya.
Selain pengukuran tekanan dan temperatur, dilakukan juga pengukuran kuat
arus dan tegangan dengan menggunakan tang ampere. Titik pengukuran untuk
mengukur kuat arus terletak pada line atau power yang digunakan untuk kompresor
sedangkan untuk pengukuran tegangan titik pengukurannya terletak pada panel
kelistrikan atau juga bisa diukur pada terminal yang digunakan sistem.
h1 = 386,,632 kJ/kg
IV.5
h2 = 438,258 kJ/kg
h3 = h4 = 242,186 kJ/kg
Evaporating Temperature (Te) = -20,53 C = 252,47 K
Condensing Temperature (Tk) = 50,07 C = 324,85 K
1. Besarnya kerja kompresi (qw)
qw = h2 h1
= 438,258 kJ/kg 386,,632 kJ/kg
= 51,626 kJ/kg
= = 10,61
5. COPaktual
COPaktual = = = 2,8
6. COPCarnot
COPCarnot =
IV.6
= = 3,48
7. Efisiensi Sistem
Efisiensi Sistem =
= x 100% = 80,45 %
Dengan cara perhitungan yang sama maka data hasil pengamatan dapat dilihat
pada bagian lampiran pengolahan data.
pada saat sistem dalam kondisi bekerja normal (cooling) dan sistem sudah dalam
keadaan steady saja. Pada saat sistem sedang bekerja untuk proses pedinginan dan
pemanasan secara bersamaan memiliki nilai COPaktual rata-rata yang lebih kecil yaitu
3.017 hal ini dikarenakan nilai ketika sistem sedang bekerja secara bersamaan antara
cooling dan heating proses kerja kompresor yang relatif rendah dibandingkan dengan
kerja kompresor ketika sistem bekerja hanya cooling saja yaitu dengan kerja
kompresor (qw) rata-rata untuk sistem proses cooling dan heating yaitu 40.6 kJ/kg
sedangkan kerja kompresor rata-rata untuk cooling saja yaitu sebesar 46.38 kJ/kg.
Begitupun dengan kalor yang diserap pada evaporator ketika sistem sedang
bekerja cooling dan heating secara bersamaan juga memiliki nilai rata-rata paling
rendah yaitu 122.77 kJ/kg, hal ini tentunya diakibatkan temperatur keluaran
kondenser yang tinggi karena kondenser yang disimpan di dalam kabin, sedangkan
nilai rata-rata penyerapan kalor pada sistem ketika bekerja secara normal (cooling)
memiliki nilai 143.02 kJ.kg tentunya hal ini sangat berpengaruh terhadap nilai
COPaktual pada sistem.
Nilai COPaktual tersebut diambil sebagai patokan kinerja sistem adalah ketika
nilai COPaktual yang terjadi pada saat sistem mencapai nilai tercapainya atau ketika
sistem mencapai nilai temperatur -10C sesuai dengan perancangan yang ingin
dicapai. Nilai COPaktual yang diambil adalah pada menit ke 180 dengan nilai
COPaktual 2,80. Pada Gambar IV.2 dapat dilihat COPaktual pada menit ke 83 sampai
menit ke 200 mengalami fluktuasi dan tentu saja hal ini dikarenakan sistem
mengalami proses cooling dan heating secara bersamaan dan terus bergantian dengan
sistem yang mengalami proses cooling saja yang diakibatkan tercapainya temperatur
cut-in maupun cut-off pada thermostat pendingin maupun pemanas.
Dapat disimpulkan bahwa nilai COPaktual ini dipengaruhi oleh nilai efek
refrigerasi dan kerja kompresi di kompresor. Jika nilai efek refrigerasi (qe) besar
tetapi kerja kompresi (qw) kecil maka COPaktual akan besar, tetapi jika nilai efek
refrigerasi (qe) kecil tetapi kerja kompresi (w) besar maka COPaktual akan kecil.
Dari hasil perhitungan COPCarnot (tabel ada pada lampiran data air blast freezer)
maka didapat grafik pada Gambar VI.3 :
Dari hasil perhitungan (dapat dilihat pada tabel COPcarnot di lampiran), dapat
diketahui nilai COPcarnot rata-rata yang diambil mulai dari menit ke 10 sampai menit
ke 200 adalah 3,52, nilai tersebut hanya diambil dari nilai rata-rata COPcarnot pada
saat sistem dalam kondisi bekerja normal (cooling) dan sistem sudah dalam keadaan
steady. Nilai COPcarnot yang diambil sebagai patokan kinerja sistem adalah ketika
nilai COPcarnot yang terjadi pada saat sistem mencapai nilai tercapainya yaitu -10C
dengan nilai COPcarnot yaitu sebessar 3.48.
Pada saat sistem bekerja cooling dan heating, COPcarnot pada sistem memiliki
nilai yang sedikit lebih tinggi yaitu dengan rata-rata 3,58 dibandingkan dengan sistem
bekerja cooling saja, tentunya hal ini disebabkan temperatur evaporasi dan
kondensasi yang tinggi pada saat cooling dan heating berlangsung dibandingkan
IV.9
dengan sistem bekerja pada saat cooling saja yang memiliki temperatur kondensasi
dan evaporasi yang rendah.
Pada Gambar IV.3 dapat dilihat bahwa COPCarnot pada menit ke-10 sampai
menit ke 200 cenderung mengalami fluktuatif, hal ini dikarenakan pengaruh dari
sistem bekerja cooling saja dan sistem bekerja untuk cooling dan heating secara
bersamaan. ketika sistem bekerja cooling dan heating secara bersamaan mengalami
kenaikan pada tekanan dishcarge yang cukup tinggi sampai 15,8 bar gauge hal ini
dapat menentukan juga nilai temperatur kondensasi refrigeran pada kondenser dimana
pada kondisi ini, temperatur kondensasi mencapai 60 oC pada menit ke 70.
Dapat disimpulkan bahwa nilai COPCarnot ini dipengaruhi oleh nilai tekanan
discharge dan tekanan suction. Jika semakin kecil perbedaan nilai tekanan discharge
dan tekanan suction maka nilai COPCarnot akan semakin besar. Sebaliknya jika
perbedaan nilai tekanan discharge dan tekanan suction semakin besar maka nilai dari
COPCarnot akan semakin kecil.
Dari Gambar IV.4 yang merupakan grafik efisiensi terhadap waktu dapat
terlihat bahwa nilai efisiensi pada awal sistem bekerja memiliki nilai paling tinggi
yaitu 83.81% hal ini sistem dikarenakan belum stabil dan mebul mencapai titik
dimana sistem tersebut dalam keadan steady. Namun pada menit berikutnya nilai
efisiensi mengalami fluktuasi dari menit ke-30 sampai menit ke-200. Sama halnya
dengan nilai COPaktual dan nilai COPCarnot, nilai efisiensi sistem yang diambil sebagai
patokan kinerja sistem adalah ketika nilai efisiensi yang terjadi pada saat sistem
mencapai nilai tercapainya yaitu -10C.
Nilai efisiensi rata-rata yang terjadi pada saat sistem bekerja normal (cooling)
dan rata-rata sistem dari menit ke 10 sampai menit ke 200 adalah 69,468%. Dari
Gambar IV.4 terlihat bahwa nilai efisiensi sistem yang paling besar yaitu pada menit
ke 10 dengan nilai 83,81% dan nilai efisiensi sistem yang paling kecil yaitu pada
menit ke-200 dengan nilai 41,52%.
Kenaikan efisiensi dikarenakan nilai COPaktual nilainya hampir mendekati nilai
COPCarnot sehingga efisiensi dari sistem akan bertambah besar adapun pada penyebab
lainnya yaiku dikarenakan sistem sedang mengalami proses cooling dan heating
secara bersamaan. Sedangkan penurunan efisiensi dikarenakan nilai COP aktual
semakin jauh dengan nilai COPCarnot atau dengan kata lain perbedaan nilai COPCarnot
dengan nilai COPaktual semakin besar dan berakibat pada semakin rendahnya nilai
efisiensi refrigerasi.
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai COPaktual dan semakin kecil nilai
COPCarnot maka nilai efisiensi sistem yang didapat akan semakin besar, sedangkan
jika nilai COPaktual semakin kecil dan nilai COPCarnot semakin besar maka nilai
efisiensi sistem akan semakin kecil. Begitupun sistem bekerja cooling memliki nilai
efisiensi yang rendah dibandingkan dengan sistem bekerja cooling dan heating secara
bersamaan,
Dari hasil pengukuran tekanan terhadap waktu (tabel ada pada lampiran A data
air blast freezer) maka didapat grafik pada Gambar IV.5 :
Pada saat temperatur mencapai nilai settingan rancangan yaitu -10C yang
terbaca oleh pressure gauge discharge adalah 13,8 bar absolute dan tekanan yang
terbaca oleh pressure gauge suction adalah 1,3 bar absolute. Dari Gambar IV.5 juga
dapat terlihat bahwa semakin cepatnya waktu perpindahan dari cooling ke cooling
dan heating dikarenakan settingan pada pendingin dan juga pemanas sudah tercapai.
hingga pada menit ke-60 selanjutnya temperatur pada kabin mengalami penurunan
dan kenaikan dikeranakan sistem bekerja bergantian antara cooling dan juga heating
yang membuat temperatur pada suction mengalami hal yang serupa.
dan masukan pada evaporator pun meningkat dan menaikan pula suhu pada kabin
pendingin.
IV.6.6 COPactual
IV.16
49.4 200 50 50
Kadar Air bb =
= 40 %
B. Perhitungan Untuk Berat 200 gram
Kadar Air bb =
= 50 %
IV.18
Untuk rata-rata waktu pemanasan selama seistem bekerja 200 menit yaitu 60
menit, tentunya ini terjadi tidak terus menerus karena setting thermostat pada kabin
pemanas tercapai pada 52 oC, oleh karena itu terjadi fluktuasi pada temperatur kabin
pemanas yang diakibatkan sistem bekerja secara bergantian antara cooling saja
dengan cooling dan heating secara bersamaan