Вы находитесь на странице: 1из 49
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya persaingan diantara indutri_manufaktur dalam mencapai tujuan utama semua perusahaan yaitu memperoleh keuntungan yang maksimal tetapi dengan faktor produksi yang paling minimum, Persaingan ini menjadi sangat ketat disebabkan banyaknya industri yang sejenis atau perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang sama sedangkan pangsa pasar terbatas atau konsumen yang cenderung itu-itu saj. Disamping ingin mencapai tujuan yang sama semua perusahaan berharap akan dapat berumur panjang dan selalu berkembang meneapai kemajuan yang paling maksimal. Oleh karena itu semua perusahaan manufaktur dituntut untuk selalu dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen sesuai dengan bidang usahanya masing-masing terutama dalam hal kualitas barang yang baik serta waktu penyelesaian yang produksi dan pengiriman yang cepat Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan Konsumennya tersebut, perusahaan manufaktur akan dihadapkan pada berbagai masalah terutama terbatasnya faktor-faktor produksi seperti bahan baku (material), mesin, metode- metode yang digunakan dalam proses produksi, modal dan sumberdaya manusia, oleh sebab itu semua faktor-faktor produksi tersebut harus dikelola- melalui manajemen perusahaan yang baik yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling). ‘Tetapi meskipun kebutuhan konsumen harus terpenuhi, semua perusahaan manufaktur juga harus memperhitungkan kapasitas produksi yang paling minimum dan maksimum dengan segala keterbatasan faktor-faktor produksi dalam setiap proses produksi. Diantara faktor-faktor produksi tersebut di atas yang. paling erat ubunganya dengan kapasitas produksi adalah mesin-mesin, Karena mesin merupakan investasi perusahaan yang paling mahal, Oleh Karena itu perhitungan penambahan atau pengurangan mesin sangat diperlukan disamping karena terbatasnya umur ekonomis suatu mesin dan efisiensi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan, pemakaian dan pemeliharaan mesin- mesin tersebut. Dari uraian di atas, semakin jelaslah bahwa pereneanaan kapasitas untuk menentukan penambahan mesin di perusahaan manufaktur memiliki peranan yang, sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Masalah perencanaan Kapasitas untuk menentukan penambahan mesin akan dialami semua perusahaan termasuk ‘Tjakra Tailor yang merupakan salah satu perusahaan perorangan yang bergerak dibidang produksi pakaian jadi, Proses produksi pada Tjakra Tailor berfokus pada proses (intermittent process). Hal ini dapat terlihat dari banyaknya variasi produk, pekerjaan berdasarkan_pesanan (order), volume rendah, tenaga kerja memiliki keahlian khusus serta peralatan yang sifatnya multifungsi. Perusahaan yang berlokasi di jalan Saparako Tengah No 26. Majalaya ini merupakan perusahaan perorangan yang sampai saat ini masih terus berkembang, Tentu saja perusahaan ini juga berupaya meningkatkan kapasitas produksinya dalam rangka meningkatkan keuntungan perusahaan, Fenomena yang menjadi pusat perhatian pada perusahaan Tjakra Tailor saat ini adalah adanya gejala terbatasnya kapasitas alat produksi, dalam hal ini mesii jahit, khususnya untuk memenuhi permintaan pada masa peak season serta belum adanya pengukuran Kapasitas pada saat peak season terlibat dari mundumya waktu penyelesaian penjahitan menjadi kurang lebih empat kali lebih Jama dari waktu standamya, Tjakra Tailor tidak pemah secara langsung menolak permintaan pelangganya namun menjelaskan kemungkinan lama waktu penyelesaian setiap ordernya. Schingga pelanggan diberi kebebasan untuk memutuskan sendiri apakah akan tetap menjahit pada Tjakra Tailor atau tidak. Apabila perusahaan tidak mampu menyesuaikan Kapasitas produksinya dengan tingkat permintaan maka perusahaan akan kebilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan lebih. Oleh Karena itu, pereneanaan kapasitas yang dilakukan secara sistematis merupakan hal penting bagi perusahaan. Dengan latar belakang seperti diuraikan di atas, penulis terfarik untuk mengadakan penelitian untuk mengetahui bagaimana keputusan kapasitas yang terbaik bagi perusahaan tersebut dengan menggunakan pendekatan sistematis pada perusahaan Tjakra Tailor. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul “Analisa Perencanaan Kapasitas untuk Menentukan Penambahan Mesin di Perusahaan Tjakra Tailor Majalaya”. 1.2 Indentifikasi Masalah Setiap perusahaan baik besar maupun keeil selalu berusaha menjalankan operasi perusahaannya secara efektif dan efisien. Hal ini harus selalu dilakukan perusahaan untuk tetap menjaga kelangsungan hidupnya, Perusahaan juga harus memperhatikan Kelancaran proses penyelesaian produk yang akan diberikan kepada konsumen Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Metode apa yang digunakan dalam merencanakan kapasitas untuk menentukan penambahan mesin di perusahaan Tjakkra Tailor 2. Masalah apa yang muncul dari metode yang telah digunakan oleh perusahaan Tjakra Tailor dalam merencanakan kapasitas untuk menentukan penambahan mesin 3. Alternatif apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi 13 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukanya penelitian ini adalah untuk memperoleh data. dan informasi yang akan digunakan untuk penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk menempuh sidang sarjana Program Studi manajemen Fakultas Bist dan Manajemen Universitas 14 lyatama. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : . Metode apa yang digunakan dalam merencanakan Kapasitas untuk ‘menentukan penambahan mesin di perusahaan Tjakra Tailor Masalah apa yang muncul dari metode yang telah digunakan oleh perusahaan ‘Tjakra Tailor dalam mereneanakan kapasitas untuk menentukan penambahan mesin Alternatif apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi Penulis, Untuk menambah pengetahuan dalam bidang manajemen operasi, membandingkan antara teori yang didapat dalam kuliah dengan penerapanya di perusahaan . Perusahaan Diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki atau meningkatkan kapasitas produksi dan keuntungan perusahaan, 3. Civitas akademika Diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber masukan, sumbangan pikiran dan informasi mengenai_pentingnya perencanaan kapasitas dalam melakukan suatu usaha. 1.5 Kerangka Penelitian Perusahaan bertujuan untuk dapat memperoleh laba yang maksimal, salah satu caranya ialah meningkatkan hasil produksi. Produksi yang maksimal dapat diperoleh apabila semua faktor baik eksternal maupun internal berjalan dengan semestinya. Kendala yang biasa terjadi yang dapat menghambat proses produksi salah satu diantaranya ialah kun anya kapasitas yang tersedia, Hal ini rang terencai akan mengambat operasional dalam perusahaan, Perencanaan kapasitas sebagai bagian dari perencanaan operasional seeara keseluruhan, memegang, peranan yang sangat penting dalam rangka memenuhi tujuan perusahaan, Oleh sebab itu paling tidak terdapat tiga fungsi perencanaan Kapasitas yaitu: (1) membangun sumber daya produksi secara keseluruhan, (2) mempengaruhi biaya dan kompetisi, (3) menentukan kapan dan bagaimana meningkatkan kapasitas. (MLS. ma’arif & H. Tandjung, 2003:238) Kapasitas dalam kaitanya dengan manajemen operasi didefinikasikan sebagai jumlah output (produk) maksimum yang dapat dihasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu, Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimalisasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan-keputusan yang. ‘menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk didalamnya efisiensi dan utilitasnya, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas bahan yang digunakan, sikap, dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta rancangan pekerjaan, Dalam jangka pendek, perencanaan kapasitas digunakan untuk pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah sesuai dengan reneana yang telah diterapkan, Perencanaan kapasitas jangka pendek ini dilakukan dalam jangka waktu harian i dengan satu bulan ke depan. (Hendra Kusuma.2002.114) my Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang telah ditetapkan, Proses disagregasi telah menghasilkan suatu.jadwal induk produksi yang “kasar”, Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas, maka jadwal tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang lebih realistis. Hubungan secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 1.1, kurun waktu perencanaan yang dicakup ialah satu bulan sampai satu tahun ke muka. Isu- isu dalam perencanaan tahap ini ialah perlunya tambahan tools, perlunya lembur, perlunya shift Kerja tambahan, perlunya dilakukan subkontrak, atau penjadwalan pekerjaan yang lebih ketat Dalam jangka panjang (1-5 tahun ke depan) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomi fasilitas produksi. Isu-isu penting dalam perencanaan kapasitas jangka panjang ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau juga produk-produk baru yang akan dibuat. Proses pereneanaan kapasitas dimulai mencari tingkat kapasitas yang ada saat ini, Setelah diketahui, maka langkah-langkah yang harus dilakukan selanjutnya menurut Krajewski dan Rizman adalah (Krajewski dan Rizman 19993311). Seandainya kapasitas diasumsikan sebagai jumlah mesin yang ada dalam suatu operasi, maka untuk menentukan kebutuhan kapasitas (jumlah mesin yang dibutuhkan) Kedepannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (Krajewski dan Rizman ,1999;311) Bila Produk yang dihasilkan hanya satu jenis: a” NE=Gopl Dimana: M=jumlah mesin yang dibutubkan D=jumlah permintaan yang diperkirakan pertahun p= waktu proses perjam per unit ‘N= jumlah jam kerja mesin pertahun ‘C= capacity cushion yang diinginkan Sedangkan bila produk yan dihasilkan lebih dari satu jenis maka rumus yang digunakan adalah: [r+@)]producr+[ar+(2)Jorocucrs-[op+(B)aJproduce M Pe Dimana : Q& jumlah unit tiap lot S= waktu set up per jam per lot Dalam mengevaluasi altematif, evaluasi secara kuantitatif terutama memperhatikan masalah yang berkaitan dengan dampak perusahaan secara Keseluruhan. Sedangkan secara kuantitatif evaluasi lebih terfokus pada besar keuntungan yang akan diperoleh bila suatu altemative diterapkan. Besarnya keuntungan ini biasanya diperoleh dengan cara menghitung Gambar 1.1 Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada bagan berikut ini. v I ‘Terpenuhinya kebutuhan ’ v Operasional _t Perencanaan produk. -{ Permintaan 4 Pemenuhan Kebutuhan, Konsumen I Kapasitas Produksi MetodePerencanaan Kapasitas Jumlah Mesin Alternative Metode Perencanaan Kapasitas ’ oc ‘Sumber : Penulis 1.6 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Menurut M. Nazir (2003;54), metode deskriptif yaitu : “Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.” Untuk memperoleh informasi dalam penyusunan skripsi ini, diperlukan berbagai data, yaitu : 1. Data Primer, data yang diperoleh dari studi lapangan dan studi literature yang. berhubungan dengan sistem persediaan suatu perusahaan, 2. Data sekunder, data yang diperoleh dari studi literature dan dimaksudkan untuk mendukung kebenaran data primer. Adapun beberapa sumber untuk memperoleh data-data di atas, diantara Jain sebagai berikut : 1. Penelitian Kepustakaan (library research) Yaitu dengan mencari, mengumpulkan, mempelajari buku-buku dan literature Jain yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, guna memperoleh data sekunder yang akan dijadikan landasan teori dalam penutisan skripsi ini. 2. Penelian Lapangan (field research) Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dan dapat mengamati secara jelas kondisi yang ada pada perusahaan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara : a. Wawancara Merupakan suatu cara untuk mendapatkan data atau informasi dengan tanya jawab secara langsung pada orang yang mengetahui tentang objek penelitian, b. Pengamatan (observasi) Suatu cara untuk memperoleh data atau informasi dengan. melakukan penelitian seeara langsung atas dokumen-dokumen serta sistem atau cara kerja para pegawai yang ada, Lokasi Dan Waktu Penelitian Untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama, maka dilakukan suatu penelitian untuk mengumpulkan data sebagai bahan masukan dalam rangka penyusunan karya ilmiah ini. Adapun penelitian ini dilakukan pada salah satu perusahaan perorangan yaitu Tjakra Tailor yang terletak di JI, Saparako Tengah No 26 Majalaya. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2007 sampai dengan selesai BABIL TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan oleh para ahli, sebagai berikut Pengertian manajemen olch Malayu S.P. Hasibuan (2003;2) yaitu “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk meneapai suatu tujuan tertentu”. Pengertian manajemen menurut’ Andrew PF. Sikula dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah oleh Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2003;2) yaitu “Manajemen in general refers to planning, organizing, controling, staffing, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise 0 as to bring an efficient creation of some product or service.” Artinya Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, _pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien, Pengertian manajemen menurut G.R.Terry dalam buku Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah oleh Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2003;2) yaitu : “Manajemen is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources.” Artinya Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya 2.1.2 Pengertian Operasi Istilah operasi sering digunakan oleh suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang dan jasa. Pengertian operasi seeara tersendiri berdasarkan pendapat seorang ahli adalah sebagai berikun: “Operasi atau operation ialah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa Faktor-faktor produksi atau operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat dari pada bentuk aslinya.” Sedangkan menurut Roger G. Schroeder (2007:3), mengatakan bahwa’ “Operation is responsible for supplying the product or service of the organization” Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian operasi merupakan kegiatan yang mengubah bentuk dengan ‘meneiptakan atau menambah manfaat suatu barang atau jasa yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia sehingga nilai atau manfaatnya lebih tinggi dari bentuk aslinya. 2.1.3. Pengertian Manajemen Operasi Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini berfujuan untuk melakukan pengaturan ataupun pengawasan proses produksi agar sesuai dengan standar yang telah dibuat, baik kesesuaian standar proses produksi maupun kesesuain standar dari produk yang telah dia Sofjan Assauri (2004;12) berpendapat bahwa “Manajemen produksi atau operasi adalah proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang atau jasa yang berguna sebagai usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi”, Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001;14) mengeukakan tentang ‘manajemen operasional sebagai berikut : “Operation management (OM) is the set of activities that eretes goods and service by transforming input into outputs”. Artinya “Manajemen operasional merupakan satu set aktivitas yang menghasilkan barang dan jasa dengan mengubah masukan menjadi keluaran”, Dari beberapa pengertian di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa manajemen operasional adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sehingga dapat menambah Kegunaan atau nilai suatu barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran 2.1.4 Konsep Manajemen Operas Manajemen Operasi (MO) adalah bagian dari manajemen, dan merupakan salah satu fungsi dari fungsi-fungsi utama manajemen, Oleh karena itu, teori-teori manajemen umum seperti planning, organ ng, staffing, leading dan controlling menjadi dasar dalam pembahasanya, Definisi MO sendiri menurut beberapa ahli antara lain: “Operations management is the set of activities that creates gaads and services by transforming inputs into outputs” (Heizer dan Render, 2001:4) “the term operations management refers to the direction and control of the processes that transform input into finished goods and sevices” (Krajewski dan Ritzman. 1999:3) “Operations is responsible for supplying the product or service of the organization. Operations managers make decisions regarding the operations function and its connection with oder functions. The operations managers plan and control the production system and its interfaces within the organization and with the external environment.” (Roger G.Schroeder,2000:5) Secara ringkas definisi_manajemen operasi_ adalah _manajemen yang ‘mengatur proses transformasi masukan agar menjadi Keluaran baik yang berupa barang dan atau jasa 2.2 Pengertian Produksi Sedangkan produksi merupakan faktor penting dalam suatu perusahaan dan merupakan salah satu kegiatan pokok untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, Produksi itu sendiri dapat diartikan sebagai kegiatan dalam. meneiptakan atau menambahkan kegunaan pada suatu barang atau jasa Menurut Heizer dan Render (200132), pengertian produksi yaitu; “Penciptaan barang dan jasa” ‘Yang dimaksud dengan penciptaan barang dan jasa disini adalah membuat suatu barang yang nyata wujudnya oleh perusahaan manufaktur dan penciptaan produk jasa yaitu tidak memproduksi barang secara nyata dan fungsi produksinya mungkin tidak terlalu terlihat. Sedangkan menurut Sofjan Assauri (2004:2), pengertian produksi adalah: “Produksi merupakan proses yang mengubah masukan-masukan (inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghaslkan keluaran-keluaran (ouputs), yang berupa barang dan jasa.” Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa produksi adalah proses menciptakan barang dan jasa atau proses mengubah input menjadi output dengan penambahan kegunaan dan manfaat dari suatu barang dan jasa melalui suatu proses perubahan bentuk. Untuk dapat melaksanakan proses produksi tersebut seeara ofisionsi perlu adanya suatu manajemen yang biasa disebut manajomen produksi 2.2.1 Pengertian Manajemen Produksi Untuk menjelaskan pengertian manajemen produksi, Penulis mengutip beberapa pendapat dari para pakar sebagai berikut Menurut Hani Handoke (2000;3), bahwa usaha-usaha “Manajemen produksi dan operasional _adal pengelolaan secara optimal penggunaan sumber-sumber daya (faktor-faktor produksi) yaitu tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan, bahan mentah dan sebagainya dalam proses tranformasinya bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk dan jasa.” Sedangkan menurut Sofjan Asa 2004512), berpendapat bahwaz “Manajer produksi dan operasi yupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambahkan keguna: (utiligy) suatu bavang atau jasa,” Jadi manajemen —produksi_dibutuhkan untuk mengatur dan mengkoordinasikan faktor-faktor produksi, yaitu manusia, dana, mesin dan bahan, yang semuanya itu bertujuan untuk menhasitkan barang dan jasa secara efesien melalui keahlian (skill), 2.2.2. Peranan Manajemen Operasi Dalam Perusahaan Dari konsep manajemen operasional yang telah di sebutkan sebelumnya secara sederhana dapat di ketahui dengan jelas bahwa peranan manajemen operasi dalam suatu perusahaan atau organisasi terutama adalah untuk mengatur bagaimana proses membuat produk atau jasa, Oleh karena itu dalam penerapannya para manajer operasi di harapkan untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang tepat berkaitan dengan kegiatan tersebut agar proses produksi dapat berjalan seeara ofektif dan efisien, Keputusan-keputusan itu meliputi: Desain produk dan jasa; Manajemen kualitas; desain proses dan kapasitas; Strategi lokasi; Desain tata letak; Job design; Manajemen rantai pasokan, Manajemen persediaan, dan pemeliharaan (maintenance). (Heizer dan Render,2001,8) . Sementara secara terinei_menurut Lee J. Krajewski dan Larry P.Ritzman peranan manajemen operasional dalam organisasi adalah (Krajewaki dan Ritzman 1999:16-17) 1 Manajemen operasional sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hubungan intrafungsional (Jaterfivctional Imperative). Gambar 2.1, memperlihatkan adanya keadaan yang saling tumpang tindih antara tiap area fungsional, keadaan yang tumpang tindih ini menunjukan bahwa setiap keputusan yang diambil pada suatu area fungsional akan mempengaruhi dan di pengaruhi oleh keputusan yang di ambil pada area fungsional lainnya. Human“) Finance \ Resources | / Diagram : 2.1 : hubungan antar fungsi Dari gambar di atas juga terlihat bahwa fungsi operasional adalah satu- satunya area fungsional yang berpotongan dengan semua area fungsional lainya. Hal ini berarti fungsi operasional berperan sebagai penghubung diantara fimgsi- fungsi yang ada, dan menjadi sangat penting karena keputusan-keputusan yang dibuat fungsi operasional dipengaruhi dan akan mempengaruhi keputusan di fungsi-fungsi lainya. Contohnya dalam mendesain suatu produk dan jasa, manajer operasional harus mengetahui produk barang dan jasa apa saja yang dibutuhkan konsumen, untuk itu butuh dilakukanya suatu penelitian pasar (market research) yang dilakukan oleh fungsi marketing, penentuan desain pekerjaan dan kapasitas produks; membutubkan pengetahuan mengenai_Ketenagakerjaan dan _kondisi keuangan yang keduanya sangat melibatkan keputusan dari sumber daya manusia dan fungsi keuangan, Begitu pula dengan feedback yang dilakukan oleh fungsi accounting dapat _memperlihatkan bagaimana kinerja terhadap keputuan- keputusan yang ditetapkan oleh manajer operasi Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agar perusahaan dapat meneapai tujuanya, perlu dilakukan suatu Koordinasi lintas fungsional (cross-functional coordination) dimana setiap fungsi didalam organisasi saling memberikan informasi dan berkoordinasi satu sama lain untuk dapat membuat keputusan yang baik pada akhimya akan mewujudkan tujuan organisasi, Dan dari gambar di atas, terlihat bahwa fungsi operasi merupakan fungsi penghubung untuk terciptanya koordinasi lalu lintas fungsional tersebut. 2. Manajemen operasional sebagai senjata dalam persaingan (competitive weapon) Definisi dari manajemen operasi sebagaimana yang telah disebutkkan sebelumnya mengandung arti bahwa MO bertanggung jawab untuk membuat produk dan jasa, Namun sekedar membuat produk dan jasa tidak cukup untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, manajer operasi harus mengetahui bagaimana mempbuat produk atau jasa yang memiliki kelebihan dan keunggulan dengan harga yang lebih terjangkau oleh Konsumen dibandingkan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan lain, Kemampuan MO untuk membuat barang atau jasa yang superior dengan harga yang lebih rendah inilah yang kemudian menjadikan MO sebagai senjata bagi perusahaan untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan lainya. Untuk mewujudkan barang dan jasa tersebut perusahaan menghadapi masalah penyediaan faktor-faktor masukan, antara lain seperti peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan. Hal ini sangat besar kaitanya dengan masalah penentuan dan perencanaan kapasitas. 23 Perancanaan Kapasitas Perencanaan_ kapas fas memilikiperanan yang sangat_sentral_untuk ‘mewujudkan tujuan perusahaan dalam jangka panjang, Hal ini disebabkan karena perencanaan kapasitas akan menentukan seberapa besar tingkat keluaran yang ‘mampu dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar. Bahkan menurut M.S. Mavarif dan H. Tandjung paling tidak terdapat tiga fungsi perencanaan kapasitas yaitu: (1) membangun sumber daya produksi sccara keseluruhan, (2) mempengaruhi biaya dan kompetisi, dan (3) menentukan kapan dan bagaimana meningkatkan kapasitas (MLS. Ma’arif dan H. Tandjung, 2003:238) Perencanaan kapasitas yang melibatkan investasi pada penambahan peralatan baru, dikategorikan pada perencanaan kapasitas jangka panjang, biasanya direncanakan untuk memenuhi kapasitas setidaknya untuk 3 tahun kedepan. Sedangkan perencanaan kapasitas berupa panambahan tenaga kerja, upah lembur, maupun tingkat persediaan, dikategorikan pada perencanaan Kapasitas jangka pendek (Krajewski & Ritzman, 1999:301). Menurut Krajewski dan Ritzman dalam membuat suatu perencanaan kapasitas, manajer operasi harus memperhatikan tiga aspek strategi yang berhubungan dengan perencanaan Kapasitas, menentukan ukuran capacity cushions, menentukan waktu dan ukuran ekspansi. serta menghubungkan kapasitas dengan keputusan-keputusan operasional lainnya, (Krajewski & Ritzman, 1999:307-310). Menentukan Ukuran Capacity Cushions Capacity cushions adalah tingkat kapasitas menganggur (eadangan) yang iterapkan_ perusahaan untuk dipergunakan apa sewaktu-waktu terjadi peningkatan permintaan secara tiba-tiba, Capacity cushions ~ 100% - Tingkat utilisasi(%) Dalam suatu perusahaan sebaiknya rata-rata tingkat utilisasi tidak terlalu mendeka (00%, Karena ketika hal tersebut terjadi, biasanya itu. merupakan tanda untuk segera meningkatkan kapasitas atau mengurangi penerimaan order untuk menghindari terjadinya penurunan produktifitas, Namun demikian tingkat cushion antara satu. perusahaan dengan Jainnya tidaklah baku, dalam artian dalam penetapan suatu capacity cushion akan sangat tergantung dari jenis usaha dan pola kegiatan di masing-masing perusahaan, Untuk perusahaan yang bersifat padat ‘modal dengan peralatan yang harganya sangat mahal, biasanya capacity cushion yang diterapkan keeil (dibawah 10%), hal ini dimaksudkan agar pengembalian modal dapat lebih cepat. Sebab kapasitas yang menganggur juga menyebabkan biaya, dan pada perusahaan yang padat modal, meminimalkan biaya merupakan hal sangat vital, Sedangkan penerapan capacity cushion dalam jumlah besar biasanya diterapkan pada usaha yang tingkat permintaannya bervariasi, seperti halnya industry-industri jasa (co/ penjahitan, supermarket). Adanya ketidakpastian suplay dimasa yang akan datang dan tingginya persaingan juga merupakan per imbangan untuk menerapkan capacity cushion dalam jumlah yang besar. 2. Menentukan Waktu dan Ukuran Ekspansi. Masalah lain yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan kapasitas adalah kapan seberapa besar ekspansi harus dilakukan, Ekspansi atau peningkatan kapasitas dilakukan sebagai upaya mengentisipasi permintaan terhadap volume dan kapasitas produksi, Ekspansi kapasitas ‘merupakan tujuan strategi perusahaan untuk berkembang pada masa yang akan datang. Dalam melakukan ekspansi, perhitungan biaya eksansi yang ditempuh ‘merupakan strategi yang benar. Menurut Krajewski dan Ritzman setidaknya terdapat dua jenis strategi yang ekstrim, yaitu: Strategi ekspansionis dan strategi wait and see. Dalam strategi ekspansionis maka perusahaan senantiasa menerapkan strategi dimana kapasitas yang direncanakan naik secara bertahap, tidak sering dan selalu melebihi nilai permintaan, sedangkan pada strategi wait and see penambahan kapasitas dengan penambahan permintaan schingga kukan seiring dan sesuai penambahan kapasitas yang dilakukan sering dengan jumlah yang tidak besar. (Krajewski & Ritzman, 1999:307-310). Strategi ekspansionis merupakan suatu strategi yang agresif yang mana kapasitasnya selalu di atas permintaan, memiliki keuntungan yang antara lain, mampu mengurangi resiko hilangnya kesempatan penjualan (sales lost) yang. diakibatkan Keterbatasan kapasitas, menciptakan skala ekonomis yang dapat menurunkan biaya produksi dan lebih mampu melakukan persaingan harga. Namun tanpa pethitungan yang cermat dan peramalan yang baik, strategi ini beresiko menyebabkan membludaknya kapasitas menganggur (overcapacity) yang justru akan menyebabkan kerugian pada perusahaan karena besamya biaya yang ditimbulkan dari kelebihan Kapasitas tersebut, peramalan jumiah ‘kapasitas yang dibutuhkan kapasitas menganggur yang direncanakan peramatan jumlah kapasitas g ‘yamg dibutuhkan 2 peneneen, & sttategi jangke 3 pendek yang telah direncanakan waktu waktu a. strategi b. strategi wait and ekspansionist see Sumber : Krajewski dan Ritzman, 1999:309 units Diagram 2.2: Alternatif Strategi Kapasitas Strategi wait and see yang cenderung konservatif dan bersifat menumggu cenderung lebih aman dan tidak mengalami resiko terjadinya kelebihan kapsitas menganggur, Karena penambahan kapasitasnya menunggu penambahan permintaan, Namun strategi ini menyebabkan perusahaan menjadi tidak responsive terhadap penambahan permintaan dalam jumlah yang sangat besar sehingga resiko terjadinya kehilangan kesempatan penjualan (sales lost) sangat besar, dan jika persaingan sangat ketat perusahaan pun kemungkinan kesulitan untuk dapat merebut pasar Strategi lain yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan perencanaan kapasitas sebagaimana dikemukakan russel dan tylor antara lain (Russel & Tylor, 1998:502): 1). Average capacity strategy 2). Incremental versus one-step expansion. capacity A IK units demand ‘Time Time Sumber : Roberta 8, Russel dan Bernard M. Taylor Il1, 1998:501 Diagram 2.3: Alternatif Strategi Kapasitas Average Capacity strategy merupakan strategi dimana kapasitas yang direncanakan kadang melebihi dan kadang berkurang dari permintaan pasar. Penyesuaian kapasitas diusahakan mendekati nilai rata-rata permintaan pasar. Incremental Vs One-step Ekspansion merupakan strategi dimana peningkatan kapasitas direncanakan bertahap dibandingkan dengan perencanaan kapasitas yang cukup satu kali saja, tapi peningkatannya sangat besar 3. Menghubungkan Kapasitas dengan Keputusan Lainnya. Dalam melakukan suatu perencanaan kapasitas sudah sepatutnya masukan dan keputusan-keputusan yang telah diambil oleh fungsi lain yang berada didalam organisasi dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Hal ini erat kaitannya dengan area fungsional Operasi yang mana keputusannya akan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fungsi lainnya yang ada di dalam perusahaan, Beberapa contoh keterkaitannya kapasitas dengan keputusan pada area fungsional lainnya yaitu: © Prioritas pada Persaingan. Perubahan keputusan yang memprioritaskan persaingan untuk dapat mempercepat pelayanan, akan _menyebabkan dibutuhkannya tingkat capacity cushion yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat dengan cepat merespon perubahan pasar dan mengatisipasi kenaikan permintaan yang tak terduga. © Manajemen Kualitas. Keputusan untuk menetapkan standar kualitas yang tinggi akan menyebabkan diterapkannya tingkat capacity’ cushion yang lebih kecil Karena dengan demikian akan mampu mengurangi ketidakpastian yang disebabkan oleh kelalaian produksi. * Padat Modal. Investasi untuk penerapan teknologi baru yang mahal akan menyebabkan proses produksi lebih padat modal dan memaksa perusahaan untuk memperkecil capacity cushion untuk mempercepat_pengambilan investasi © Fleksibilitas Sumber Daya. Adanya penggunaan sumber daya-sumber daya yang kurang fleksibel mengharuskan perusahaan untuk memperbesar capacity cushion untuk mengkompensasi bila sewaktu-waktu dibutuhkan peningkatan produksi * Inventory. Bila perusahaan menerapkan kebijakan untuk memperkecil tingkat persediaan, maka untuk menjaga kestabilan keluran perusahaan harus_mengkompensasinya dengan meningkatkan capacity cushion, sehingga pada masa peak season permintaan dapat terpenuhi. Karena keputusan mengenai kapasitas berhubungan erat dengan keputusan pada area fungsional lainnya, maka perencanaan yang cermat sangat dibutuhkan dan salah satu caranya adalah dengan menerapkan koordinasi lintas fungsional (Cross-Functional Coordination) untuk menetapkan strategi kapasitas yang ijaksana 2.3.1 Definisi Kapasitas Kapasitas dalam kaitanya dengan manajemen operasi_didefinikasikan sebagai jumlah output (produk) maksimum yang dapat hasilkan suatu fasilitas produksi dalam suatu selang waktu tertentu. Pengertian ini harus di lihat dari tiga perspektif agar lebih jelas yaitu: a. Kapasitas Desain menunjukan output maksimum pada kondisi ideal di ‘mana tidak terdapat Konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb b. Kapasitas efektif. Menunjukan output maksimum pada tingkat operasi tertentu, Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada Kapasitas disain, Kapasitas Aktual. Menunjukan output nyata yang dapat di hasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus di usahakan sama dengan kapasitas efektif, isi Kapasitas umum menurut beberapa abli antara lain: Capacity is the maximum rate of output for a facility” (kvajewski dan 1999:300) itz “Kapasitas sendiri diartikan sebagai ouspur maximum dari sua sistem dalam periode tertentu.” (M.S. Ma’arif dan H. Tandjung, 2003:240) Namun pada kenyataanya untuk mempermudah perhitungan pereneanaan kapasitas, maka definisi kapasitas dibedakan kedalam design/peak capacity dan effective capacity dimana oleh beberapa ahli didefinisikan sebagai: Design/peak capacity, memurut: “ The maximum output that process or facility can achieve under deal condition is called peak capacity.” (Lee J. Krajewski dan Larry P. Ritzman, 1999:302) “the theoretical maximum output of a system in given period” ( heizer dan Render, 2001:252) “ Desain kapasitas diartikan sebagai output maximum yang dapat -apai dibawah kondisi ideal” (MLS. Ma’arif dan H. Tandjung, 2003:240) Effective capacity, menurut: The maximum output that a process or firm can economically sustain under normal conditions is effective capacity” (krajewski dan Ritzman, 1999:303) “Capacity a firm can expec to achieve given its produk mix, methods of scheduling, maintenance, and standards of quality” (Heizer dan Render, 2001:252) “Kapasitas efektif diartikan sebagai presentase rancangan kapasitas yang diharapkan” (MLS. Ma’arif dan H. Tandjung, 2003:240) Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan faktor-faktor produksi untuk meminimalisasi ongkos fasilitas produksi, Dengan kata lain, keputusan-keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan faktor-faktor ekonomis, fasilitas produksi tersebut, termasuk didalamnya efisiensi dan utilitasnya, Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kapasitas efektif ialah rancangan produk, kualitas bahan yang digunakan, sikap, dan motivasi tenaga kerja, perawatan mesin/fasilitas, serta rancangan pekerjaan, Dalam jangka pendek, perencanaan kapasitas digunakan untuk pengendalian produksi, yaitu untuk melihat apakah pelaksanaan produksi telah sesuai dengan rencana yang telah diterapkan. Perencanaan kapasitas jangka pendek ini dilakukan dalam jangka waktu harian sampai dengan satu bulan ke muka. (Hendra Kusuma. 2002:114) Dalam jangka menengah, perencanaan kapasitas digunakan untuk melihat apakah fasilitas produksi akan mampu merealisasikan jadwal induk produksi yang telah ditetapkan, Proses disagregasi telah _menghasilkan suatu.jadwal induk produksi yang “kasar”, Dengan menggunakan teknik perhitungan kapasitas, maka jadwal tersebut dievaluasi sehingga diperoleh jadwal induk produksi yang lebih realistis, Hubungan secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 1.1, kurun waktu perencanaan yang dicakup ialah satu bulan sampai satu tahun ke muka, Isu- isu dalam perencanaan tahap ini ialah perlunya tambahan tools, perlunya lembur, perlunya shift Kerja tambahan, perlunya dilakukan subkontrak, atau penjadwalan pekerjaan yang lebih ketat Dalam jangka panjang (1-3 tahun ke muka ) perencanaan kapasitas digunakan untuk merencanakan ekonomi fasilitas produksi. Isu-isu penting dalam perencanaan kapasitas jangka panjang ini ialah fasilitas yang akan dibangun, jenis mesin yang akan dibeli, atau juga produk-produk baru yang akan dibuat. 23.2 Proses Perencanaan Kapasitas Proses pereneanaan kapasitas dimulai mencari tingkat kapasitas yang ada saat ini, Setelah diketahui. Setelah diketahui, maka langkah-langkah yang harus dilakukan selanjutnya menurut Krajewski dan Rizman adalah (Krajewski dan Rizman 1999;311). a. Menentukan kebutuhan kapasitas kedepannya b. Meneari gap Kapasitas dengan cara membandingkan antara kebutuhan dengan ketersediaan kapasitas c. _Membuat alternatif untuk mengisi gap yang ada ©. Evaluasi tiap alternatif, baik secara kualitas maupun kuantitas, dan tentukan keputusan akhimya, Seandainya kapasitas diasumsikan sebagai jumlah mesin yang ada dalam suatu operasi, maka untuk menentukan kebutuhan kapasitas jumlah mesin yang dibutuhkan) Kedepannya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus (Krajewski dan Rizman ,1999;311) Bila Produk yang dihasilkan hanya satu jenis: be. M= va =Gopl Dimana: M-=jumlah mesin yang dibutubkan D=jumlah permintaan yang diperkirakan pertahun p> waktu proses perjam per unit ‘N= jumlah jam kerja mesin pertahun ‘C= capacity cushion yang diinginkan Sedangkan bila produk yan dihasilkan lebih dari satu jenis maka rumus_ yang digunakan adalah: an = [2P2(gProde= [ops padecs+[ore bored Me Q jumlah unit tiap lot Dimana : S=waktu set up per jam per lot Dalam mengevaluasi altematif, evaluasi secara kuantitatif terutama memperhatikan masalah yang berkaitan dengan dampak perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan secara kuantitatif evaluasi lebih terfokus pada besar keuntungan yang akan diperoleh bila suatu altematif diterapkan, Besarnya keuntungan ini biasanya diperoleh dengan cara menghitung 2.4 — Perhitungan Kebutuhan Kapasitas 24.1 Alat-Alat Analisis Dalam Perencana: Kapasitas Besamya biaya yang harus dikeluarkan dalam melakukan penambahan kapasitas, mengharuskan para manajer operasi membuat suatu perencanaan kapasitas secara baik, benar dan akurat. Sayangnya tingkat akurasi peramalan (forecasting) akan semakin berkurang seiring dengan semakin lamanya rentang waktu yang diperkirakan, Ditambah lagi adaanya pergerakan dari pada pesaing akan menambah ketidakpastiaan dalam peramalan permintaan, Oleh karena iyu dalam melakukan perencanaan kapasitas selain menggunakan peramalan (forecasting) para manajer operasi perlu menggunakan alat-alat analisis lainnya seperti: Decision Trees dan Waiting line models. (krajewski & Ritzman, 1999:315) Decision Trees (Pohon Keputusan) Model pohon Kkeputusan adalah suatu model skematik dari alternative- alternatif yang dibuat oleh para pengambilan keputusan, disertai pula akibat- akibat yang mungkin ditimbulkannya, Model pohon keputusan ini amat berguna dalam mengevaluasi berbagai alternative akspansi ketika permintaan sedang tidak pasti dan keputusan dibuat dalam suatu rangkaian. Contohnya, suatu perusahaan melakukan ekspansi pada tahun 1996 dan menyadari bahwa pada tahun 1999 permintaan melebihi peramalan sebelumnnya, Maka pada kasus, keputusan berikutnya atau bahkan membuat pabrik baru, Model pohon keputusan juga memungkinkan para manajer untuk dapat mengatisipasi langkah-langkah yang mungkin diambil oleh pesaing, BPE AIP eo poyolt?2 poyoit’3 Alternative Altemative 3 Stamens Payot 4 4 a Altemative4 payoff S Altemative 5 ___payolf'6 Alternative 2 payol7 payott 8 vent node O = decision node E, =Event 1 P(E1) = Probability of event i Sumber : Krajewski Dan Ritzman, 1999: Diagram 2.4 : Model Pohon Keputusan Gambar Kotak (decision node), pada model pohon _keputusan merepresentasikan keputusan yang akan diambil (decision points) dari beberapa alternatif yang ada (dipersentasikan pereabangan). Lingkaran (event node) yang ada pada akhir suatu percabangan menunjukan kemungkinan kejadian yangakan timbul dari suatu altematif, dimana besamya kemungkinan (probabilitas, P(E) yang ada pada percabangan baru, harus sama dengan satu (1,0) bila setiap eabangnya dijumlahkan, payoff merupakan hasil (Keuntungan) yang akan diperoleh dari setiap altematif dan kejadian yang mungkin timbut. Untuk menentukan alteratife mana yang terbaik maka kita harus meneari hasil (payoff) yang terbesar. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan yang di mulai dari kanan ke kiri dengan cara © Pada lingkaran (event node), payoff’ yang diharapkan dapat diketahui dengan eara menjumlahkan nilai yang didapat dari masing-masing cabang didapat dengan cara mengalihkan payoff dari masing-masing cabang dengan probabilitasnya. * Pada kotak (decision node), pilihlah alternative yang memiliki payoff terbesar. Bila suatu alternative mengarah pada suatu kemungkinan kejadian (event node/lingkaran), maka nilai payoffnya sama dengan nilai payoff pada lingkaran (dengan perhitungan seperti di atas). Kemudian hilangkan altematife yang memiliki payoff lebih kecil dengan ra menandainya dengan dua garis kecil, Proses ini akan terus dilakukan sampai kotak (decision node) paling kiri tercapai, Untuk lebih jelasnya dapat diketahui dari contoh berikut Suatu perusahaan yang akan melakukan ekspansi dengan hanya ‘menambah fasilitas yang ada atau membuat pabrik baru, Kemungkinan terjadinya permintaan tinggi sebesar 0,6 dan permintaan rendah 0.4. Bila perusahaan hanya melakukan penambahan fasilitas dan temyata permintaan tinggi, manajemen memiliki pilihan untuk melekukan ekspansi lagi (payoff-Rp270juta) atau tidak (ayoff-Rp223juta), Bila melakukan penambahan fasilitas dan temyata permintzan rendah maka tidak perlu untuk melakukan —ekspansi (payoff-Rp200juta). Bila perusahaan membuat pabrik baru. dan ternyata permintaan rendah, perusahaan dapat saja_membiarkannya (Rp4Qjuta) atau menstimulasi pasar dengan membuat iklan, ‘Tanggapan dari iklan_tersebut memiliki probabilitas 0,7 tinggi (Rp220juta), dan 0,3 sedang (Rp2juta). Dan temyata apabila permintaanya tinggi maka perusahaan akan mendapatkan keuntunga (payoff) sebesar Rp80Ojuta. Diagram Pohon Keputusanya: Rp.209jt Tek ekspansi = Rp.223)t Tambah faglitas 2 Bkspansi Rp270i Rp-270}) Membiarkan Rp. 4ojt 3 Renda (0.3) (Rps4ain — Rp20jt Tinggi (0.7) Pabrik Baru! (platy Rp220h Permintaan Tinggi (0,6) (Rps4aity oe Diagram 2.5: Pohon Keputusan Alternatif terbaik dapat diketahui dengan perhitungan-perhitungan yang dimulai dari paling kana ke ki © Untuk event node yang berhubungan dengan pemasangan iklan, didapat payoff sebesar Rp160juta yang didapat dari: [0,3(20)+0,7(220)] © Maka payoff’ yang diperkirakan pada decision node 3 adalah Rp160jt, karena memasang iklan (Rp160jt) lebih baik —dibandingkan membiarkannya (Rp40jt) © Payoff untuk decision node 2 adalah Rp270jt Karena ekspansi (Rp270jt) lebih baik dari pada tidak ekspansi (Rp223jt). Hilangkan altemnatif tidak ekspansi dengan ditandai, * Payoff yang diperkirakan untuk event node yang berhubungan dengan tingkat permintaan bila hanya melakukan penambahan fasilitas adalah Rp24Qjt [atau 0,4(200)+0.6(270)] * Payoff yang diperkirakan untuk event node yang berhubungan dengan tingkat permintaan bila melakukan pembangunan pabrik baru adalah RpS44jt fatau 0,4(160)+0,6(800)] © Payoff untuk decision node 1 adalah Rp544jt karena membangun pabrik baru (RpS44it) lebih baik dari pada hanya menambah fasilitas (Rp242jt), Hilangkan altematif menambah fasilitas dengan ditandai, Dengan demikian dapat diketahui bahwa altemnatif terbaik untuk dilakukan adalah melakukan pengembangan pabrik baru. 2. Waiting Line Models (Model Antrian) Suatu antrian adalah satu atau lebih “konsumen” yang sedang menunggu untuk dilayani, Konsumen tersebut bisa berupa orang maupun objek lainnya seperti mesin yang membutuhkan pemeliharaan, sales order yang menunggu untuk dikeluarkan maupun barang-barang dalam persediaan yang menunggu untuk digunakan, Suatu antrian terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara permintaan layanan dengan kapasitas sistem untuk menyediakan layanan, Antrian cenderung terjadi di depan suatu kegiatan, seperti: Konter tiket di airport, mesin utama atau computer pusat, karena kedatangan antara pekerjaan atau konsumen bervariasi dan waktu proses antar satu konsumen ke konsumen lainnya juga berbeda juga. Model antrian menggunakan distribusi probabilitas untuk menyediakan estimasi waktu delay rata-rata antar konsumen, rata-rata panjang antrian, dan utilisasi dari pusat kegiatan, Para manajer dapat_menggunakan informasi ini untuk memilih kapasitas yang paling efektif dari segi biaya (cost- effective), Menyeimbangkan antara layanan pada konsumen dengan biaya yang dikeluarkan untuk menambah kapasitas. 2.4.2. Forecasting (Peramalan) Forecasting (peramalan) adalah suatuteknik atau metode untuk memprediksikan mengenai keadaan dimasa depan dan digunakan untuk tujuan perencanaan. Forecasting tethadap permintaan yang dilakukkan dalam suatu perencanaan Kapasitas memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu para manajer membuat reneana yang tepat mengenai kapan, bagaimana, dan seberapa besar kapasitas harus ditambah, Oleh Karena itu peramakim yang dilakukan harus baik dan akurat. Dua jenis utama metode forecasting adalah (krajewski & Ritzman 1999:497) metode kualitatif berupa Judgment methods dan metode kuantitatif berupa casual methods dan time serias analysis. Pada judgment methods, peramalan lebih difokuskan pada pengalaman dan pendapat para manajer dan eksckutif dalam organisasi yang dibantu dengan melakukan survey konsumen (pasar) untuk mendapatkan peramalan secara kualitatif. Sedangkan pada metode Kuantitatif, peramalan dilakukan berdasarkan data historis yang ada, dimana hasil yang diperoleh akan berupa peramalan kuantitatif untuk masa yang akan datang, Untuk melakukan peramalan ini, metode yang dapat digunakan antara lain adalah: A. Metode Least Square, yaitu metode yang digunakan untuk mencocokan fungsi sekumpulan data, Metode Least Square dapat diterapkan pada tiga macam pola data, yaitu: Pola data konstan; Pola data linier; Pola data siklis.(Kusuma,2002:22-28) Fungsi umum persamaan Least Square: yi=t@) Dimana y' adalah fungsi peramalan yang terbentuk dari variabel waktu t, fungsi y' tersebut cocok jika standart error of estimate (SEE) fungsi tersebut terkecil. SSE Dimana : SSE = Standart Error Of Estimate Ye =permintaan actual pada periode ke t Yt =permintaan hasil peramalan pada period eke t n= jumlah data yang digunakan f = derajat kebebasan fungsi tersebut Metode Time Series, yaitu metode analisis yang digunakan untuk ‘mengidentifikasikan Komponen permintaan yang mempengaruhi pola historis dari variabel terikat dan kemudian dibuat model untuk menggambarkannya. Metode ini berasumsi pola yang terjadi akan selalu sama, Metode-metode yang tergolong dalam metode time series yaitu: a. Simple Moving Averages Metode ini biasanya digunakan untuk mengetahui rata-rata permintaan dalam suatu rangkaian waktu. Perhitungan dengan metode ini dilakukan dengan cara mencari rata-rata permintaan n periode dan menjadikan hasilnya sebagai peramalan permintaan untuk periode yang akan datang, Rumus: __ sum of last and demands _ Dy + Dy + 1+ Denes ” ” A, Dimana: Dt = permintaan pada periode t n= jumlah periode At =ratacrata di 1i untuk periode t b. Weighted Moving Average Pada metode ini data historis tiap periode akan diberikan pembobotan, Dimana jumlah pembobotannya harus sama dengan 1,0 Contohnya dalam model three-periode weighted moving average, data permintaan pada periode palinh akhir diberi bobot 0,5, periode sebelumnya 0,3 dan periode awal diberi bobot 0,2. Maka peramalan rata-rata untuk periode berikutnya adalah dengan cara menjumlahkan hasil perkalian masing-masing bobot dengan data permintaannya. Atau: Ai=0,5 Di + 0,3 Dur + 0,2 Dez Exponential Smoothing: Metode exponential smoothing ini adalah metode Weighted Average Moving yang, lebih disempumakan, Data paling baru sama-sama diberi bobot lebih tinggi dibandingkan data sebelumnya, Namun berbeda dengan Weighted Moving Average, yang memerlukan n periode data sebelumnya dan n bobot, exponential smoothing hanya membutuhkan tiga jenis data: peramalan rata-rata data periode sebelumnya; data actual periode sekarang; dan parameter smoothing, alpha (a), yang memiliki nilai antara 0 dan 1, Untuk mendapatkan peramalan dengan exponential smoothing, yang harus dilakukan adalah menghitung rata-rata data terbaru yang telah dibobot dan rata-rata periode sebelumnya dengan rumus: A.= a (Demand this periode) + (1- a)(avg calculated last periode) =aD; +(1- a) Aa Atau : Ac Aus +0 (Dr Ana) d. Exponential Smoothing With Trend: Holt Method Trend dalam time series menunjukan suatu kenaikan maupun penurunan yang sistematis sciring berjalannya waktu. Dengan adanya trend, maka pendekataan exponential smoothing pun harus dimodifikasi; sebab jika tidak melebihi maupun kurang dari data sesungguhnya Untuk memperbaikiperamalan maka hal yang harus dilakukan adalah mengikuti sertakan peramalan tren dalam perhitungan. Metode Dua Parameter Holt memuluskan tingkatan dan slope secara langsung dengan menggunakan Konstanta pemulusan yang masing-masing _berbeda. Konstanta pemulusan ini menyediakan estimasi dari tingkatan dan slope yang disesuaikan sepanjang waktu begitu observasi yang baru tersedia (Hanke, Reitsch dan Wichren 2001:107) Tiga Persamaan Yang Digunakan Dalam Metode Holt Adalah 1, Deretan Pemulusan Eksponensial Atau Estimasi Tingkatan Saat Ini A= a. (Demand this periode) + (1- a)(avg +trend estm last period) Dy + (1 a) (Avr+Te) Ty = B.(Avg this period — Avg last period) +(1- B)(trend estimate last period) T= B(ArAca) + (1+ BYTea) 3. Ramalan periode p kedepan: Dimana: t =periode Dt= permintaan At= rata-rata data dieari dengan pemulusan ‘Ti rata-rata trend pemulusan Ft Peramalan a = Parameter pemulusan data antara 0 dan 1 B = Parameter pemulusan trend antara 0 dan 1 ‘Untuk mengetahui metode mana yang menghasilkan nilai peramalan yang paling akurat, perlu dilakukan uji ketelitian dengan cara menghitung forecast error dapat diukur antara lain dengan cara menghitung nila 2 LEY n Mean squred error (MSE). Rumus: Mg} LIE! n © Mean absolute deviation (MAD). Rumus: MAD © Mean Absolute Percent Error (MAPE). Rumus: MAPE = ZLlel (400)]/D, n Semakin rendah nilai yang dihasilkan, menandakan kesalahan peramalan semakin kecil sehingga hasil peramalan pun lebih akurat. (Krajewski & Rizman, 1999). 2.4.3 Cash Flows (Arus Kas) Konsep arus kas (—) merupakan konsep yang sangat penting dalam menetukan tingkat keuntungan dari suatu investasi, Cash Flow adalah dana yang akan mengalir kedalam maupun keluar dari suatu organisasi yang disebabkan adanya suatu kegiatan (proyek), termasuk didalamnya pendapatan, biayabiaya, serta perubahan pada asset dan liabilitas, Melakukan analisis terhadap rencana investasi_yang dilakukan oleh perusahaan berarti manganalisis arus kas dimana terdapat banyak variabel yang terkait didalamnya seperti penjualan (sales), biaya tetap dan biaya variabel, depresiasi, pajak (tax) dan bunga pinjaman (interest) Data mengenai arus kas bersih dari suatu investasi diperlukan untuk menilai layak atau tidaknya suatu investasi, Untuk keperluan penilaian suatu investasi_yang dibiayai modal sendiri, maka arus kas bersih (net cash flow) merupakan arus kas sebelumnya pembebanan penyusutan dan diperhitungkan sesudah pajak. Namun suatu investasi dibiayai dengan modal pinjaman, maka arus kas bersih merupakan arus kas sebelum pembebanan penyusutan dan pembebanan bunga, tetapi diperhitungkan sesudah pajak. Untuk memberikan gambaran lebih jelas, dapatlah diberikan contoh perhitungan cash flow sebagai berikut: 1 Cash flow tanpa bunga pinjaman: Income statement suatu perusahaan adalah sebagai berikut Sales 1.000.000 Operation expenses 600.000(-) Earning before depreciation, interest and tax 400.000 Depreciation 100.000(-) Earning before tox 300.000 Teome tax(40%) 120,000(-) Earning after tax 180,000 Cash Flow = EAT +Deprecation = 280.000 Cash Flow dengan bunga pinjaman: Income statemen suat perusahaan adalah sebagai berikut: Sales 1.000.000 Operation expenses 600.000(-) Earning before depreciation, interest and tax Depreciation Earning before interest and tax Interest Earning before tax Income tax (40%) Earning after tax Cash Flow =EAT + Interest(1-T) + Depreciation = 165.000+(25.0080,6)+100.000 = 280.000 300.000 25.000(-) 275.000 110,000(-) 165.000 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian ini mengenai “Analisa Perencanaan Kapasitas Untuk Menentukan Penambahan Mesin di Perusahaan Tjakra Tailor Majalaya”. Dalam hal ini adalah mesi jahit, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keputusan Kapasitas penambahan mesin jahit yang dapat diterapkan pada Perusahaan Tjakra Tailor. 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Tjakra Tailor merupakan suatu perusahaan perorangan. Perusahaan perorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali di Indonesia. Bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha yang keeil dan menengah. Perusahaan ‘Tjakra Tailor yang beralamat di jalan Saparako Tengah No 26, Majalaya dikelola olh ibu Hj Eni Mulyani, dan bergerak di bidang jasa penjahitan, Perusahaan ini pertama kalinya berdiri pada tahun 1970 dan berlokasi di jalan Saparako di atas tanah yang berukuran 50m”. Pada saat itu Tjakra Tailor hanya memiliki dua mesin, semua pekerjaan penjahitan hanya dikerjakan oleh dua orang sa yakni bagian pemotongan dan bagian penjahitan, kedua bagian tersebut sclalu diawasi oleh ibu Hj.Eni Mulyani sendiri, bahkan beliau juga seringkali mengerjakan langsung pekerjaan tersebut. berselang lima tahun kemudian tepatnya 1975, permintaan konsumen meningkat dan tjakra tailor memutuskan untuk menambah unit produksi yaitu: menambah beberapa mesin hingga 10 unit mesin, karyawan pun ikut bertambah, hingga kini jumlah karyawan tjakra tailor berjumlah 12 orang. dari awal pendirianya, mayoritas konsumen adalah kalangan menegah keatas dengan bentuk pesanan berupa jas dan kebaya, Pada tahun 1997 perekonomian Indonesia mengalami krisis moneter dan hal itu berdampak pada merosotnya jumlah pesanan, kejadian yang berlangsung kurang lebih setahun ini mulai membuat ibu Eni mengalihkan fokus penjahitanya ke celana jeans, karena pada saat itu permintaan terhadap celana jeans sedang tinggi, umumnya para mahasiswa lebih cenderung menjahit celana jeans dibandingkan dengan membeli jadi, hal ini isebabkan dengan menjahit mereka lebih Ieluasa untuk mendapatkan celana sesuai dengan keinginan. Saat ini perusahaan Tjakra Tailor juga tidak jarang menerima permintaan penjahitan yang sifatnya borongan baik itu dari instansi maupun pesanan dari butik-butik. walaupun demikian Tjakra Tailor hingga kini masih_ menerima pesanan berupa kebaya dan jas 3.1.2 Struktur Organisasi Guna meneapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien diperlukan suatu wadah yang terdiri dari orang-orang yang berusaha bersama-sama untuk meneapai tujuan perusahaan tersebut. Berbagai macam kegiatan dipadukan, srganisir didalam wadah yang disebut organisasi. Dari hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa organisasi merupakan hubungan struktural, di antara satu individu dengan individu lainnya didalam suatu kelompok tertentu yang dipadukan bersama untuk mencapai tujuan melalui suatu organisasi yang efektif, perlu dilaksanakan fungsi dari organisasi ini ambarkan dalam suatu kerangka yang biasa disebut dengan struktur organisai. Dengan pengorganisasian yang baik, semua pekerjaan akan terkoordinasikan dengan baik dan teratur, Masing-masing unit akan mengembang rasa tanggung jawab yang dilimpahkan kepada wi i organisasi tersebut. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa struktur organisasi itu cukup penting bagi perusahaan, Pada struktur organisasi akan dapat dilihat suatubentuk yang menggambarkan hubungan-hubungan antar bagian dalam organisasi, dan hubungan wewenang formal serta kepada siapa dipertanggung jawabkan pelaksanaan wewenang tersebut. Ini berarti akan terlihatnya secara jelas fungsi masing-masing arang yang ditempatkan dalam kotak-kotak dari bagan suatu organisasi Begitu pula halnya dengan perusahaan Tjakra Tailor juga memiliki struktur organisasi seperti terlihat di bawah ini Diagram 3.1 Struktur Organisasi PEMILI Kepala Bagian Keuangan Dan Administrasi Karyawan Bagian Pengukuran & Pengolahan Karyawan Bagian Penjahitan Sumber : Tjakra Tailor Untuk lebih jelasnya akan diuraikan tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada Perusahaan Tjakra Tailor sebagai berikut: 1. Pemilik Pemilik sesuai dengan kedudukannya dan fungsinya sebagai pemimpin perusahaan adalah pemegang kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab perusahaan sebagai berikut: a. Menetapkan arah, strategi dan kebijaksanaan pengembangan perusahaan. b. Memberikan pengarahan umum serta menetapkan tugas, tanggung jawab dan wewenang bawahan, ©. Melakukan tindakan-tindakan keluar dan kedalam untuk dan atas nama perusahaan, termasuk menyetujui permintaan akan suatu order. 4. Mengatur masalah pemasaran perusahaan, Kepala Bagian Produksi Kepala bagian produksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut, 4. Merencanakan dan menyelenggarakan serta-memberikan arah pelaksanaan bagi semua kegiatan produksi, Mengawasi pelaksanaan dari seluruh kegiatan produksi Bertanggung jawab untuk melaksanakan rekrutmen dan menilai kelayakan pelamar. Bertanggung jawab kepada pemilik. Sementara karyawan yang berada pada bagian produksi memiliki tugas sebagai berikut a. Karyawan bagian pengukuran dan pengolahan: iv Bertugas untuk melakukan pengukuran tubuh pelanggan. Menggambar jenis jahitan sesuai permintaan pelanggan. Melakukan pemolaan pada kain. Menyerahkan kain yang sudah di pola pada penjahit. b. Karyawan bagian penjahitan: i, Menerima dan menjahit kain yang telah dipola dari karyawan pemolaan,

Вам также может понравиться