Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Segala puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan YME atas berkat
limpahan rahmat-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada Ny.
S GII P1001 Ab000 umur kehamilan 10-12 minggu dengan abortus incomplete di RSD. dr.
Soedarsono Pasuruan.
Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada :
1 Sunarmin, Amd. Keb, selaku Kepala Ruangan Poli Kandungan dan Pembimbing
Klinik di RSD. dr. Soedarsono Pasuruan.
2 dr. Mulyohadi Sungkono, SpoG selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang.
3 drg. Suharwati selaku Ketua Yayasan Kendedes Malang.
4 Sri Untari Spd. M. Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Kendedes Malang.
5 Lilik Winarsih, SST, selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek Klinik.
6 Indah Mauludiyah, SST, selaku Dosen Pembimbing Akademik Praktek Klinik.
7 Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan Asuhan
Kebidanan ini.
Kami menyadari dalam penulisan Asuhan Kebidanan ini masih banyak
kekurangan baik dari segi sistematik, uraian, bahasan materi maupun beberapa hal yang
di luar kemampuan kami. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan sarannya demi
membangun penulisan Asuhan Kebidanan-kebidanan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
a....................................................................................................Tujua
n Umum........................................................................................ 1
b....................................................................................................Tujua
n Khusus ...................................................................................... 1
1.3 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan dengan abortus incomplete diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan menurut 7 langkah varney
dengan benar dan menyeluruh.
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dengan abortus
incomplete yang benar.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah/ diagnosa yang muncul dari
hasil pengkajian.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial yang timbul dari
identifikasi masalah/ diagnosa.
4. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera atas diagnosa yang diambil
5. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
6. Mahasiswa dapat melaksanakan implementasi dan evaluasi atas tindakan
yang akan dilakukan
7. Mahasiswa dapat mendokumentasikan Asuhan Kebidanan secara
menyeluruh.
2.1 Abortus
2.1.1 Pengertian
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan, berat janin antara 400 1000 gram dalam usia kehamilan kurang
dari 28 minggu.
(Sinopsis Obstetri, 1998 : 209)
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
( Kapita Selekta 2001, 206 )
Abortus Inkompletus adalah keguguran tak lengkap (abortus inkompletus)
ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga
sisanya memberikan gejala klinis
( Manuaba, 1998 )
Abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan kurang dari 20 minggu dan masih ada sisa tertinggal didalam
uterus.
(sarwono, 2005)
2.1.2 Etiologi
1 Faktor Ovum
Ovum yang patologis, kelainan letak embrio, plasenta yang abnormal.
2 Faktor Ibu
a. Kelainan genetalia ibu
Anomaly congenital
Kelainan letak dari uterus
Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi
dari ovum yang telah di buahi
b. Gangguan sirkulasi Plasenta
Pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia
gravidarum, anomaly plasenta, endometritis oleh karena lues
c. Penyakit ibu
o Demam Tinggi
o Asfiksia
o Malnutrisi
d. Antagonis Rhesus
e. Terlalu cepatnya corpus luteum menjadi atrofi
f. Perangsangan pada ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
Sangat terkejut
Obat obatan uterotonika
Ketakutan
Laparatomi
3 Faktor Bapak
a. Umur Lanjut
b. Penyakit Kronis : TBC, Anemia, dekompensasi kordis, malnutrisi,
nefritis, sifilis, keracunan (alkohol, nikotin) sinar rongen, avitaminosis.
( Kapita selekta : 2001 )
Patofisiologi
Perdarahan dalam decidua basalis
Uterus Berkontraksi
2.1.3 Klasifikasi
1 Abortus Spontan
Abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor faktor mekanis
ataupun medis, semata mata disebabkan oleh faktor faktor alamiah.
2 Abortus Kompletus
Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan
3 Abortus Inkompletus
Hanya sebagian dari hasil konsepsi dikeluarkan
4 Abortus Insipiens
Abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan
ketuban yang sudah tidak teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan
lagi.
5 Abortus iminens
Keguguran membakat dan akan terjadi tapi masih dapat dipertahankan.
6 Missed Abortion
Keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap dalam rahim dan tidak
dikeluarkan selama 2 bulan / lebih.
7
8 Abortus habitualis
Keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturutturut 3x / >
9 Abortus infeksius dan abortus septik
Keguguran yang disertai infeksi gatal.
2.1.4 Diagnosa
Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi
mengeluh tentang perdarahan pervaginan setelah mengalami terlambat haid,
sering pula terdapat rasa mules. Kecurigaan tersebut diperkuat dengan
ditentukannya kehamilan dengan menggunakan test kehamilan. Harus
diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan, pembukaan servik, dan
adanya jaringan kavum uteri atau vagina.
( Sarwono : 2002 )
2.1.5 Penanganan
1 Abortus Kompletus.
Keguguran lengkap (abortus kompletus) berarti seluruh hasil konsepsi
telah dikeluarkan, sehingga tidak memerlukan tindakan. Gambaran
klinisnya adalah uterus telah mengecil , perdarahan sedikit, dan kanalis
servikalis telah tertutup. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang
keguguran lengkap, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter, sehingga
tidak merugikan penderita.
2 Abortus inkompletus
Keguguran tak lengkap ( abortus inkompletus ) ditandai dengan
dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari uterus, sehingga sisanya
memberikan gejala klinis.
Gejala klinis yang mungkin terjadi :
Perdarahan memanjang, sampai terjadi keadaan anemis.
Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
Terjadi infeksi dengan ditandai suhu tinggi.
Dapat terjadi degenerasi ganas ( korio Karsinoma ).
Pada pemeriksaan dijumpai gambaran:
Kanalis servikalis terbuka
Dapat diraba jaringan dalam rahim atau di kanalis servikalis.
Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan berlangsung terus.
Dengan pemeriksaan sonde perdarahan bertambah.
Penanganan keguguran tak lengkap ( abortus inkompletus )
a. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang
infus dan transfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum.
b. Diikuti kerokan
Langsung pada umur hamil kurang dari 14 minggu.
Dengan induksi pada umur hamil di atas 14 minggu
c. Pengobatan
Berikan uterotonika
Antibiotika untuk menghindari infeksi.
3 Abortus insipien
Keguguran membakat atau sedang terjadi ini tidak dapat dihentikan,
karena setiap saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil
konsepsi. Keguguran membakat ditandai dengan :
Perdarahan lebih banyak.
Perut mules ( sakit ) lebih hebat.
Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan/ hasil konsepsi dapat diraba.
Penanganan keguguran membakat
Pada umur hamil kurang dari 14 minggu, dapat segera
dilakukan kuretase, sehingga hasil konsepsi seluruhnya dapat
dikeluarkan.
Pada kasus dengan perdarahan banyak, dikeluarkan secara digital.
Apabila bidan menghadapi keguguran membakat, segera
berkonsultasi dengan dokter, sehingga penderita mendapat penanganan
yang tepat dan cepat.
4
5 Abortus imminens
Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam
uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil
terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules mules
sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebasar tuanya kehamilan,
serviks belum membuka, dan test kehamilan positif. Pada beberapa wanita
hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya
datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini di sebabkan oleh penembusan
villi korialis ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan
implantasi biasanya sedikit, warnanya merah, dan cepat berhenti, tidak
disertai mules mules.
Penanganan abortus imminens terdiri atas :
1 Istirahat _ baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah
ke uterus dan berkurangnya rangsangan mekanik.
2 Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens
belum ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak
menyetujuinya, dan mereka yang menyetujui menyatakan bahwa
harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon progesterone.
Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh
kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan oleh
banyak faktor, maka pemberian hormone progesterone memang tidak
banyak manfaatnya.
3 Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk menentukan
apakah janin masih hidup. Macam dan lamanya perdarahan
menentukan prognosis kelangsungan kehamilan. Prognosis menjadi
kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules mules yang
disertai perdarahan serta pembukaan serviks.
6
7 Abortus infeksiosus
Keguguran disertai infeksi sebagian besar dalam bentuk tidak
lengkap dan dilakukan dengan cara kurang legeartis. Keguguran dengan
infeksi memerlukan tindakan medis khusus, sehingga bidan perlu
berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan.
Di samping itu penatalaksanaan khusus diperlukan pada keguguran
habitualis dan missed abortion. Tugas bidan adalah mengirimkan penderita
ke pusat pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pertolongan khusus.
8 Penanganan kasus keguguran
Keguguran Habitualis
Misssed abortion
Keguguran infeksiosus
Pada kasus keguguran yang bersifat khusus, bidan sebaiknya segera
merujuk penderita disertai konsultasi dokter, sehingga mendapat
penanganan yang sebaik baiknya dan legeartis.
( sarwono : 2002 )
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum ibu.
o Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
o Kesadaran : Composmetis/Somnolen/Koma
o Tekanan darah : 90/60 140/90 mmHg
o Denyut nadi : 60-80x/ menit, (Pusdiknakes, 2000, 160)
V. MENGEMBANGKAN RENCANA
Dx : Ny....G.. P....Ab...UK ...... .mgg dengan abortus incompletus
Tujuan : Setelah diberikan Asuhan Kebidanan diharapkan ibu dalam keadaan
baik
Kriteria Hasil : 1. Tanda-Tanda vital
Tekanan Darah : 90/60-140/90 mmHg
Suhu : 36 C - 37 C (Doenges, 2001, 43 )
Nadi : 60-80x/ menit (Pusdiknakes, 2000,
160)
Respirasi : 16-24x/ menit (Doenges, 2001,43)
2. Perdarahan berangsur-angsur berkurang dan akhirnya
menjadi sedikit
Intervensi :
1. Berikan penjelasan pada ibu tentang keadaannya, dan janinnya.
R/ Ibu dapat mengerti apa yang terjadi
2. Jelaskan pada ibu tentang penyebab mules.
R/ Pengetahuan bertambah dan ibu lebih kooperatif
3. Anjurkan ibu untuk Relaksasi.
R/ Relaksasi memperlancar peredaran darah dan pemenuhan oksigen.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan curetage dan pemberian terapi
R/ Klien mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Kolaborasi dalam pemberian analgesik
R/ Analgesik bekerja pada susunan saraf pusat untuk menekan rasa sakit
Masalah potensial terjadi infeksi
Tujuan : Setelah diberikan KIE pencegahan infeksi dengan cara selalu
menjaga personal hygiene dan vulva hygeine diharapkan ibu
tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil : 1. Tanda-Tanda vital
Tekanan Darah : 90/60-140/90 mmHg
Suhu : 36 1 C -37 6 C (Doenges, 2001, 43 )
Nadi : 60-80x/ menit (Pusdiknakes, 2000, 160)
Respirasi : 16-24x/ menit (Doenges, 2001,43)
2.Perdarahan berangsur-angsur berkurang dan akhirnya
menjadi sedikit
Intervensi :
1. Anjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup.
R/ Untuk memulihkan tenaga dan mengurangi aktifitas aktifitas yang
dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
2. Anjurkan untuk makan makanan yang bergizi
R/ Dengan makanan yang bergizi sebagai sumber energi dan perbaikan
sel dan vitamin C sebagai penbantu penyerapan zat besi.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi selanjutnya.
R/ Menegakkan diagnosa dan klien mendapatkan penanganan yang tepat.
VI. IMPLEMENTASI
Rencana menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah V dilaksanakan
secara efisien dan aman sesuai situasi dan kondisi.
VII. EVALUASI
Dilakukan evaluasi sejauh mana manfaat dan keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi penenuhan kebutuhan. Apakah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi masalah atau diagnosa dan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari/ Tanggal : Senin, 21 Juli 2008
Jam : 13.15 WIB
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Klien : Ny. S Nama Suami : Tn. A
Umur : 26 th Umur : 2 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : Aliyah
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjaga koperasi
Penghasilan :- Penghasilan : Rp. 600.000/bln
Alamat : Karang Pandan Alamat : Karang Pandan
2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin kuret di RSD. dr. Soedarsono karena biayanya lebih
murah.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah encer dari jalan lahir.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria, dan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti
jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis juga tidak pernah dirawat di RS.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan sedang tidak menderita penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, malaria dan sedang tidak menderita penyakit keturunan seperti
jantung, darah tinggi, ginjal dan kencing manis
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria dan tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti jantung, darah tinggi, ginjal dan kencing manis
serta tidak ada Riwayat keturunan kembar.
7. Riwayat haid
Menarche : 12 th
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Jumlah : Mengganti pembalut 2x/ hari
Warna : Merah
Bau : Amis
Keputihan : Tidak ada
Keluhan : Kadang-kadang nyeri pada awal menstruasi
HPHT : 7-5-2008
TP : 14-2-2008
8. Riwayat perkawinan
Menikah : 2 kali
Lama nikah (suami ke-2) : 1 th
Umur pertama kali menikah : 15 th
Jumlah anak (suami 1) :1
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Istirahat Ibu tidur siang 2 jam/ hari Ibu tidur siang 2 jam/ hari
Ibu tidur malam 5-6 jam/ hari Ibu tidur malam 6-7 jam/ hari
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 80 x /menit
Suhu : 36,5o C
Pernafasan : 22 x/ mnt
BB sebelum hamil : 46 kg
BB sekarang : 48 kg
TB : 146 cm
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi
Kepala : Rambut bersih, warna hitam dan tidak rontok, kulit kepala
bersih dan tidak ada benjolan
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema, tidak terdapat cloasma
gravidarum
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Telinga : Bersih, tidak ada serumen
Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah bersih dan gigi tidak karies
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena
jugularis
Dada : payudara tegang, hiperpigmentasi areola mammae, putting
susu menonjol
Abdomen : teraba ballotement di atas simpisis, terasa lembek, nyeri
saat ditekan
Genetalia : terdapat flek dalam pembalut, fluor albus tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Atas : simetris, pergerakan bebas, tidak oedema, tidak pucat pada
kuku jari
Bawah : simetris, pergerakan bebas, tidak oedema, tidak pucat pada
kuku jari
Integumen : bersih, turgor kulit baik
b. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi maupun wheezing
c. Perkusi
Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 21 Juli 2008
Jam : 13.45 WIB
Dilakukan oleh dr F
a. USG : janin sudah tidak dapat dipertahankan lagi dan harus segera
dikuret
b. VT : pembukaan 2 cm dan dicervik teraba jaringan
V. INTERVENSI
Dx : Ny. S GII P1001 Ab000 umur kehamilan 10-12 minggu dengan abortus
incomplete
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu tidak terjadi
komplikasi
Kriteria hasil : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Tekanan darah : (90/60 140/90 mmHg)
Nadi : (60-80 x /menit)
Suhu : (36,5o 37,5o C)
Pernafasan : (16-24 x/ mnt)
Perdarahan berangsur dapat berhenti
Intervensi
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada Ibu
R/ Ibu lebih kooperatif terhadap petugas
2. Beritahu hasil pemeriksaan pada Ibu
R/ Ibu mengerti kondisi kehamilan dan janin yang dikandungnya
3. Anjurkan pada Ibu untuk MRS
R/ Ibu perlu tindakan segera bila terjadi komplikasi
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik
R/ Analgesik bekerja pada susunan saraf pusat untuk menekan rasa sakit
5. Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam penanganan selanjutnya
R/ Untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan aman
6. Berikan KIE tentang relakasasi yaitu dengan cara miring kanan, miring kiri
dan duduk.
R/ Dengan relaksasi dini dapat membantu meredakan rasa nyeri
7. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
R/ istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi ibu tetap stabil.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 21 Juli 2008
Jam : 13.15 WIB
Dx : Ny. S GII P1001 Ab000 umur kehamilan 10-12 minggu dengan abortus
incomplete
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dengan ramah dan menanyakan
keluhan-keluhan yang dirasakan.
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya,
bahwa janinnya tidak bisa dipertahankan lagi.
3. Menganjurkan pada ibu untuk MRS untuk mendapatkan penanganan yang lebih
tepat dan aman.
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik untuk
membantu menekan rasa sakit
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan selanjutnya supaya ibu
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan aman
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan relaksasi dini dengan cara miring kiri,
miring kanan, duduk untuk membantu meredakan rasa nyeri.
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk menjaga kondisi ibu
supaya tetap stabil.
VII. EVALUASI
Tanggal : 21 Juli 2008
Jam : 16.30 WIB
Dx : Ny. S GII P1001 Ab000 umur kehamilan 10-12 minggu dengan abortus
incomplete
1. Ibu merasa senang dengan keramah tamahan petugas dalam pemeriksaan
2. Ibu sudah dikuret jam 16.00 WIB
3. Ibu merasa lemas dan lemah setelah kuretase
4. Ibu akan melakukan semua anjuran dari petugas kesehatan
5. Ibu sudah mengerti bahwa harus kontrol kembali 1 minggu setelah kuretase
BAB IV
PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan abortus
incomplete diharapkan bisa menurunkan angka kejadian abortus pada ibu hamil
terutama pada kehamilan trimester pertama.
Pada pengkajian ini tidak ditemukan adanya masalah. Pada kasus ini
potensial terjadi perdarahan yang banyak dan infeksi. Tetapi masalah potensial ini
tidak terjadi karena ibu segera ditangani oleh tenaga kesehatan.
5.2 Saran
1. Untuk tenaga kesehatan
a. Kepada petugas kesehatan supaya selalu mempertahankan untuk melakukan
pendekatan terapeutik pada klien sehingga terjalin hubungan baik.
b. Petugas kesehatan agar tetap mempertahankan tindakan pencegahan infeksi
baik sebelum maupun sesudah melakukan tindakan.
2. Untuk klien
a. Diharapkan klien dapat menjaga personal hygiene sehingga masalah dapat
teratasi.
b. Bagi ibu hamil diharapkan untuk memeriksakan kehamilannya sedini
mungkin agar petugas kesehatan dapat mendeteksi adanya komplikasi.
c. Bagi ibu hamil yang mengalami abortus untuk selalu berhati-hati dalam
menjaga kehamilannya yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Dalam dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.