Вы находитесь на странице: 1из 18

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

Laporan Kasus
FAKULTAS KEDOKTERAN Januari 2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

Pembimbing :
dr. Theodorus Singara, Sp.KJ(K)

Disusun Oleh :
Isriana, S.ked
10542 0387 12

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017

LEMBAR PENGESAHAN

1
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Isriana, S.Ked.


Stambuk : 10542 0387 12
Judul Laporan kasus : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Januari 2017

Pembimbing

dr. Theodorus Singara, Sp.KJ

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya serta segala kemudahan yang diberikan dalam setiap kesulitan
hamba-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Kasus dengan judul
Skizofrenia Paranoid (F20.0). Tugas ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa.

Berbagai hambatan dialami dalam penyusunan tugas Laporan Kasus.


Namun berkat bantuan saran, kritikan, dan motivasi dari pembimbing serta teman-
teman sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Penulis sampaikan terima kasih banyak kepada dr. Theodorus Singara.


Sp.KJ, selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan tekun
dan sabar dalam membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses
penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari yang
diharapkan oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis akan senang menerima
kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan tugas ini. Semoga laporan
kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis secara khusus.

Makassar, Januari 2017

Isriana, S.Ked

3
LAPORAN KASUS PSIKIATRI

SKIZOFRENIA PARANOID (F20.0)

I. DATA IDENTIFIKASI
Nama : Tn. A
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pinrang
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak ada
Menjalani Perawatan : sudah pernah

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Diperoleh dari : Nurfaidah (sepupunya)
A. Keluhan Utama
Mengamuk
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Keluhan dan Gejala :
Seorang pasien laki-laki dibawa ke IGD RSKD untuk
keempat kalinya diantar oleh sepupunya dengan keluhan mengamuk
sejak 3 tahun yang lalu, gejala terjadi hilang timbul karena pasien
menjalani pengobatan namun, tidak teratur dalam meminum obat
sehingga pasien dalam 1 tahun belakangan semakin memberat.
Pasien merusak perabotan rumah tangga, membanting barang-barang
yang berada didekatnya, apabila dilarang pasien akan memukul,
pasien berteriak-teriak. Pasien selalu mondar-mandir di jalanan.

4
Pasien mendengar suara laki-laki yang menyuruhnya menyeberang
di jalanan dan memanjangkan rambutnya. Pasien meyakini bahwa Ia
telah dirasuki oleh makhluk halus yaitu setan. Awal perubahan
perilaku sejak SMP kurang lebih 20 tahun yang lalu saat sekolah di
pesantren. Keluarga pasien tidak tahu kronologisnya. Pasien sudah
empat kali keluar masuk RSKD, pasien tidak mau meminum obatnya
teratur, obat yang diminum pasien warna orange, pink, dan putih.

Hendaya/disfungsi:
Hendaya sosial (+)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya Waktu luang (+)
Faktor stressor
Tidak diketahui

C. Riwayat gangguan sebelumnya


1. Riwayat penyakit dulu
o Infeksi (-)
o Trauma (-)
o Kejang (-)
2. Riwayat penggunaan zat psikoaktif
o Narkotik (-)
o Alkohol (-)
o Merokok (-)
o Obat-obat lain (-)

D. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya


Di tahun 2013 pasien mengamuk dibawa ke RSKD, dan ditahun 2014
pasien juga mengamuk dibawa ke RSKD.

E. Riwayat kehidupan pribadi


1. Riwayat prenatal dan perinatal

5
Pasien lahir normal, cukup bulan, lahir di rumah sakit, ditolong oleh
bidan.
2. Riwayat masa kanak Awal-Pertengahan
a. Usia 1 3 tahun
Pasien mendapatkan ASI dan memiliki pertumbuhan serta
perkembangan baik, sama seperti anak seusianya.
b. Usia 3 5 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sama seperti anak seusianya.
c. Usia 6 11 tahun
Pertumbuhan dan perkembangan baik, sama seperti anak seusianya.
3. Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Hubungan pasien dengan keluarga serta teman baik
4. Riwayat Masa Dewasa
Hubungan pasien dengan teman-teman dan keluarganya baik. Pasien
sekolah sampai kelas 2 SMP, setelah itu pasien tidak lagi melanjutkan
pendidikan karena menikah.
a. Riwayat pendidikan : SMP kelas 2
b. Riwayat Pekerjaan : Tidak bekerja
c. Riwayat Pernikahan : Menikah
d. Riwayat Keagamaan : Pasien beragama islam
e. Riwayat aktivitas sosial : Pasien adalah pribadi pendiam dan
tertutup
f. Riwayat keluarga
- Merupakan anak keempat dari 6 bersaudara (,,, ,, )
- Hubungan pasien dengan saudara yang lainnya baik
- Ada keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama kakak
dan sepupunya
g. Situasi hidup sekarang : Pasien tinggal bersama orang tuanya dan
bercerai
h. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupannya:
Pasien merasa saat ini sedang sakit dan butuh pengobatan.

6
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Seorang perempuan masuk UGD mengenakan baju kaos warna
ungu, celana pendek warna hitam, memakai sendal. Perawakan
sedang dan perawatan diri kurang. Wajah sesuai umur.
2. Kesadaran
Kualitas : Berubah
Kwantitas : GCS E4M6V5 (Compos mentis)
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara, pasien tampak cukup tenang
4. Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif

B. Keadaan Afektif
1. Mood : Sedih
2. Afek : Inappropriate
3. Keserasian : tidak serasi
4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi intelektual (kognitif)


1. Taraf pendidikan : sesuai dengan tingkat pendidikannya
2. Orientasi
- Waktu : Baik,
- Tempat : Baik,
- Orang : Baik
3. Daya ingat
- Jangka panjang : Baik
- Jangka sedang : Baik
- Jangka segera : Baik
4. Konsentrasi dan perhatian : Cukup baik

7
5. Pikiran Abstrak : Tidak terganggu
6. Bakat Kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri :Baik, pasien dapat
melakukan perawatan diri sehari-hari secara mandiri seperti mandi
dan makan.

D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi :
a. Halusinasi auditorik : Pasien mendengar bisikan suara
laki-laki yang menyuruhnya menyebrang jalanan.
b. Halusinasi Visual : tidak ditemukan.
2. Ilusi : Tidak ditemukan
3. Depersonalisasi : Tidak ditemukan
4. Derealisasai : Tidak ditemukan
E. Pikiran
1. Arus pikiran : Relevant, koheren
2. Isi pikiran :
a) Preokupasi : Tidak ada
b) Gangguan Pikiran : Waham bizarre (Pasien meyakini
bahwa Ia telah dirasuki oleh makhluk halus yaitu setan)
3. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

F. Pengendalian impuls : Kurang

G. Daya nilai dan tilikan


1. Norma sosial : Terganggu
2. Uji daya nilai : Terganggu
3. Penilaian relaitas: Terganggu

H. Tilikan : Derajat 1 (penyangkalan kalau dirinya sakit dan


tidak perlu diobati).

8
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya

IV. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGIS


Status Internus
TD : 120/80 mmHg
N : 85 x/m
P : 18 x/m
S : 36,8 0C
Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Normocephal
- Konjungtiva : Anemis (-/-)
- Thorax : Bunyi pernapasan vesikuler, Rh (-/-), Wh (-/-)
- Cor :Bunyi jantung I dan II regular, bising (-)
- Abdomen : Inspeksi normal, Organomegali (-), Nyeri tekan (-)
Peristaltik (+) kesan normal

Status Neurologis :

GCS E4M6V5 (Compos mentis), pupil bulat isokor , Refleks Patologis (-)
pada keempat ekstremitas, sensorik dan motorik dalam batas normal.

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang pasien laki-laki dibawa ke IGD RSKD untuk keempat kalinya


diantar oleh sepupunya dengan keluhan mengamuk sejak 3 tahun yang lalu,
gejala terjadi hilang timbul karena pasien menjalani pengobatan namun,
tidak teratur dalam meminum obat sehingga pasien dalam 1 tahun
belakangan semakin memberat. Pasien merusak perabotan rumah tangga,
membanting barang-barang yang berada didekatnya, apabila dilarang pasien
akan memukul, pasien berteriak-teriak. Pasien selalu mondar-mandir di
jalanan. Pasien mendengar suara laki-laki yang menyuruhnya menyeberang
di jalanan dan memanjangkan rambutnya. Pasien meyakini bahwa Ia telah

9
dirasuki oleh makhluk halus yaitu setan. Awal perubahan perilaku sejak
SMP kurang lebih 20 tahun yang lalu saat sekolah di pesantren. Keluarga
pasien tidak tahu kronologisnya. Pasien sudah empat kali keluar masuk
RSKD, pasien tidak mau meminum obatnya teratur, obat yang diminum
pasien warna orange, pink, dan putih.

Pasien positif ada hendaya sosial, pekerjaan, penggunaan waktu


senggang. Pasien memiliki halusinasi auditorik dimana pasien
mendengarkan bisikan suara laki laki untuk menyuruhnya menyeberang
jalanan dan memanjangkan rambutnya. Waham bizarre (Pasien meyakini
bahwa Ia telah dirasuki oleh makhluk halus yaitu setan)

VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL (BERDASARKAN PPDGJ III)


a. Aksis I
Berdasarkan alloanamnesis dan autoanamnesis, didapatkan adanya
gejala klinis yang bermakna berupa perubahan pola tingkah laku
yaitu pasien mengamuk dan sering berteriak-teriak. Keadaan ini
menimbulkan distress pada pasien dan keluarganya serta
menimbulkan hendaya sosial, pekerjaaan, dan hendaya waktu
senggang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa.
Adanya hendaya berat dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik dan waham sehingga digolongkan ke dalam Gangguan
Jiwa Psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan, sehingga kemungkinan gangguan mental organik
dapat disingkirkan dan pasien digolongkan ke dalam Gangguan
Jiwa Psikotik Non Organik.
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan halusinasi
auditorik dimana pasien mendengar bisikan suara laki-laki yang
menyuruhnya menyeberang jalanan dan memanjangkan rambunya.

10
Selain itu, ditemukan pula isi pikir berupa waham yaitu pasien
meyakini dalam tubuhnya dirasuki oleh makhluk halus yaitu setan,
sehingga pasien ini memenuhi kriteria gejala Skizofrenia (F20).
Dan memenuhi pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa
(PPDGJ III), diagnosis pasien diarahkan pada Skizofrenia
Paranoid (F20.0) karena terdapat halusinasi auditorik dan waham
yang menonjol.

b. Aksis II
Tidak terdapat ganggguan kepribadian dan ciri kepribadian tidak khas.
Tidak ada diagnosis pada aksis II (Z 03.2).

c. Aksis III
Tidak ada diagnosis
d. Aksis IV
Stressor psikososial tidak ditemukan.

e. Aksis V
GAF Scale 50-41 berupa gejala berat (serious), disabilitas berat.

VII. PROGNOSIS
Prognosis dari pasien ini adalah Dubia ad Bonam
Faktor Pendukung :
a. Ditemukan adanya riwayat keluarga (genetik) yang mengalami
gangguan jiwa
b. Tidak ada kausa organik
c. Dukungan keluarga yang cukup baik
Faktor Penghambat :
a. Ditemukan adanya riwayat keluarga (genetic) yang mengalami
gangguan jiwa.

11
b. Pasien tidak menyadari dirinya sakit dan tidak memiliki keinginan
yang penuh untuk berobat
VIII. RENCANA TERAPI
1. Psikofarmaka :
- R/ Haloperidol 5 mg ( 3 x 1)
- R/ Chlorpromazine 100 mg (0-0-1)

2. Psikoterapi
Supportif dengan dukungan keluarga agar lebih memperhatikan dan
memberikan dukungan kepada pasien serta lebih memperhatikan
keteraturan pasien dalam meminum obat.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien
tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial
dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses
penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

IX. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan PPDGJ III, pada umumnya skizofrenia ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (Innapropriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu
dapat berkembang kemudian.
Berdasarkan PPDGJ III, untuk mendiagnosis skizofrenia (F20), maka:
1) Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya
dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) - Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau
bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan,
walaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda, atau

12
- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (Withdrawal) dan
- Thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga
orang lain atau umumnya mengetahuinya.
b) - Delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh
suatu kekuatan tertentu dari luar atau
- Delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan
pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya= secara
jelas ,merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau kepikiran,
tindakan atau penginderaan khusus).
- Delusion perception = pengalaman inderawi yang tidak wajar, yang
bermakna sangat khas bagi dirinya , biasanya bersifat mistik dan
mukjizat.
C) Halusional Auditorik ;
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
prilaku pasien .
- Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara
berbagai suara yang berbicara atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian
tubuh.
d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahi,misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan
diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau
berkomunikasi dengan mahluk asing atau dunia lain)

2) Atau paling sedikitnya dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas:

13
a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja , apabila disertai
baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk
tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap
hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus.
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation) yang berakibat inkoherensia atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme.
c) Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi
tubuh tertentu (posturing) atay fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor.
d) Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons
emosional yang menumpul tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunya kinerja sosial, tetapi
harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau
medikasi neureptika.
3) adapun gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodromal);
4) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan,
tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitute),
dan penarikan diri secara sosial.

Untuk mendiagnosa Skizofrenia Paranoid (F20.0) menurut PPDGJ III, adalah


sebagai berikut:
1) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
2) Sebagai tambahan:
a) Halusinasi dan/ waham arus menonjol;

14
- Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi
perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi
pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa
(laughing).
- Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual ,
atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol.
- Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan
(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau
passivity (delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka ragam, adalah yang paling khas.
b) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol.

Pada pasien ini terdapat halusinasi dan waham yang menonjol, diagnosis
pasien ini adalah Skizofrenia Paranoid (F20.0) dan memenuhi pedoman
diagnostik Skizofrenia Paranoid (F20.0) dari PPDGJ III.

Pada pasien terdapat gejala positif berupa halusinasi dan waham serta
gejala negatif seperti adanya gangguan hubungan social dengan orang lain.
Oleh karena itu medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik tipical
berupa Haloperidol dimana haloperidol memperlihatkan antipsikosis yang
kuat dan efektif untuk fase mania penyakit manic depresif dan skizofrenia.
Adapun efek samping dari obat antipsikotik yaitu:
1. Sedasi dan inhibisi psikomotor (rasa mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun).
2. Gangguan otonomik (hipotensi, antikolinergik/parasimpatolik: mulut
kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur,
tekanan intraokuler meningkat, gangguan irama jantung).
3. Gangguan ekstrapiramidal (dystonia akut, akathisia, sindrom
Parkinson: tremor, bradikinesia, rigiditas).

15
Chlorpromazine (CPZ) merupakan obat antipsikotik tipikal golongan
phenotiazine dan merupakan antagonis reseptor dopamine yang memiliki
efek sedatif kuat terutama digunakan terhadap sindrom psikosis dengan
gejala yang dominan yaitu gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan
pikiran, perilaku, dan lain-lain. Pada pemakaian lama akan terjadi toleransi
terhadap efek sedasi. Timbulnya sedasi tergantung dengan emosi pasien.
Sebelum minum obat CPZ ini tidak dapat mencegah timbulnya konvulsi
akibat rangsangan listrik ataupun rangsangan oleh obat. Semua derivate
phenothiazine mempengaruhi ganglia basal, sehingga menimbulkan gejala
parkinsonism (efek ekstrapiramidal).
Pada kasus ini dapat diberikan obat anti-anxietas. Sindrom anxietas
disebabkan oleh hiperaktivitas dari sistem limbik SSP yang terdiri dari
dopaminergic, noradrenergic, serotonergic neurons yang dikendalikan
oleh GABA-ergic neuron (Gamma Amino Butiric Acid, suatu inhibitory
neurotransmitter). Obat Anti-anxietas benzodiazepine yang berinteraksi
dengan reseptornya akan memperkuat efek inhibisi dari GABA-ergic
neuron sehingga hiperaktivitas tersebut mereda. Sedangkan golongan non
benzodiazepine mempunyai cara kerja dengan mempengaruhi pelepasan
neurotransmitter serotonin dan norepinefrin pada neuron terminal.
Penggolongan anti-anxietas adalah :
Benzodiazepine : Diazepam, Chlorprodiazepoxide, Lorazepam,
Clobazam, Bromazepam, Alprazolam
Non - Benzodiazpine : Buspirone, Sulpiride, Hydroxyzine

Disertai dengan psikoterapi untuk memperkuat perbaikan klinis.


Pemberian obat atipical juga meminimalisir terjadinya efek samping seperti
gangguan ekstrapiramidal dibandingkan obat typical. Terapi berorientasi
keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang gangguan
yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar dapat
mendukung proses pemulihan pasien. Prognosis pasien ini adalah dubia et

16
bonam, dinilai dari faktor pendukung yaitu keluarga yang mendukung
kesembuhan pasien.

AUTOANAMNESIS

Berikut kutipan hasil anamnesis antara Dokter Muda (DM) dan Pasien (P):
DM : Selamat siang
P : (diam)
DM : Saya Dokter Muda yang bertugas disini, nama saya isni. Siapa
nama ta?
P : Abbas.
DM : nama lengkapta siapa?
P : abbas saja
DM : berapa umur ta?
P : 29 Tahun
DM : masih kita ingat tempat tanggal lahir ta?
P : pinrang
DM : tanggal berapa ?
P : 31 desember
DM : Dimanaki tinggal?
P : di pinrang.
DM : Sama siapaki kesini?
P : sama nenek .
DM : kenapa dibawa ki kesini?
P : hmmmm.
DM : kata keluarga, mengamukki dirumah ?
P : iya mengamuk
DM : apa yang kita rasakan sekarang?
P : kurang baik
DM : abbas tau tanggal berapa hari ini?

17
P : iya
DM : abbas tau hari ini hari apa?
P : hari kamis
DM : abbas tau lagi dimana sekarang?
P : dirumah sakit jiwa
DM : sebelum kesini , abbas sudah makan?
P : iya sudah
DM : keluarga ta bilang, abbas dengar-dengar suara? abbas bisa cerita
kesaya , suara itu bilang apa ke abbas?
P : iya saya dengar suara. Dia suruhka menyeberang kejalanan dan
memanjangkan rambutku.
DM : Orangnya itu yang suruh perempuan atau laki laki?
P : laki-laki
DM : kalo lihat bayangan yang aneh?
P : tidak. Tapi saya rasa seperti ada setan dalam tubuhku.
DM : abbas sebelumnya pernah seperti ini?
P : iya, saya pernah seperti ini, tapi saya selalu tahan, saya juga
bingung apakah saya sakit atau tidak.
DM : abbas merokok? Minum ballo?
P : tidak
DM : terima kasih wawancaranya, abbas.

18

Вам также может понравиться