Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LANDASAN TEORI
(1) biaya yang tercatat bukanlah tolak ukur atas sumber daya yang
sebenarnya digunakan, dan
(2) standar pada hakikatnya merupakan perkiraan tentang apa yang idealnya
harus tercapai dalam kondisi yang ada.
Pusat beban adalah pusat tanggung jawab yang inputnya diukur secara
moneter, namun outnya tidak diukur. Ada dua jenis umum dari pusat beban, yaitu:
pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan, yaitu:
Pusat Beban Teknik
Pusat beban teknik adalah biaya-biaya yang jumlahnya secara tapat dan
memadai dapat diestimasikan dengan keandalan yang wajar. Pusat beban teknik
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Beban teknik, output dikalikan dengan biaya standar dari setiap unit,
mengukur biaya standar dari produk jadi. Selisih antara biaya teoretis dan biaya
aktual mencerminkan efisiensi dari pusat beban yang sedang diukur. Pusat beban
teknik mengacu pada pusat tanggungjawab di mana biaya-biaya teknik paling
banyak ditemukan, walaupun hal itu tidak berarti bahwa estimasi biaya teknik yang
valid dapat dibuat untuk masing-masing pos.
Pusat beban kebijakan, selisih antara anggaran dan biaya yang sesungguhnya
bukanlah ukuran efisiensi. Hal tersebut hanya merupakan selisih antara input yang
dianggarkan dan input yang sesungguhnya, serta tidak mencakup nilai output. Jika
biaya yang sesungguhnya tidak melebihi jumlah anggaran, maka pihak manajer
sudah hidup sesuai dengan anggaran; akan tetapi karena, anggaran tidak
dimaksudkan untuk meramalkan jumlah pengeluaran yang optimum, maka
menjalankan usaha dalam batas-batas anggaran yang ada tidak selalu berarti
menunjukkan kinerja yang efisien.
1. Penyusunan Anggaran
a. Berkesinambungan
Berkesinambungan (continuing work) dilakukan secara konsisten dari tahun ke
tahun, seperti pembuatan laporan keuangan oleh kontroler perusahaan.
b. Bersifat khusus
Pekerjaan khusus adalah proyek satu langkahsebagai contoh,
pengembangan dan penyusunan sistem pembuatan anggaran laba dalam sebuah
divisi baru. Suatu teknik yang sering digunakan dalam membuat anggaran untuk
pusat beban kebijakan disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan
(management objective), yaitu suatu proses formal di mana pembuat anggaran
mengusulkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dan menyarankan ukuran
yang akan dipakai dalam evaluasi kinerja. Fungsi perencanaan bagi pusat
pengeluaran yang tak direncanakan biasanya dijalankan dalam satu di antara dua
cara mi, yaitu: penganggaran tambahan atau penilaian berbasis nol.
c. Anggaran Inkrumental
Anggaran Inkremental yaitu tingkat biaya sekarang dari pusat beban kebijakan
dipakai sebagai titik awal. Jumlah ini disesuaikan dengan tingkat inflasi,
perubahan-perubahan beban pekerjaan yang diantisipasi, pekerjaan khusus, dan
jika datanya sudah tersediabiaya dari berbagai pekerjaan yang dapat
dibandingkan dalam unit- unit yang sama.
Kekurangan pembuatan anggaran inkremental:
Tingkat pengeluaran yang ada dari pusat beban kebijakan, diterima dan
tidak dikaji ulang selama proses pembuatan anggaran.
Para manajer pusat beban ini biasanya ingin meningkatkan tingkat
pelayanan dan dengan demikian cenderung meminta tambahan sumber
daya, yangjika dibuat sebagai kasus yang kuatbiasanya akan
disediakan.
d. Tinjauan Berdasarkan Nol (Zero-Base Review)
Suatu pendekatan pembuatan anggaran yang merupakan alternatif adalah
membuat analisis menyeluruh dari setiap pusat beban kebijakan pada jadwal
yang terus bergulir, sehingga semuanya ditinjau setidaknya sekali setiap lima
tahun. Analisis tersebut sering disebut sebagai tinjauan berdasarkan nol.
Sebaliknya dengan pembuatan anggaran inkremental, tinjauan intensif ini
mencoba untuk memastikan, dari nol, sumber-sumber yang sebenarnya
dibutuhkan untuk melaksanakan setiap aktivitas dalam setiap pusat beban.
Analisis ini menerapkan dasar baru lainnya, di titik mana tinjauan atau anggaran
tahunan hanya berusaha untuk mempertahankan agar biaya tetap sesuai dengan
dasar ini sampai tinjauan berikutnya dilaksanakan, lima tahun kemudian.
Diharapkan bahwa biaya akan meningkat secara berangsur-angsur selama
periode tersebut dan hal mi masih ditolerir.
2. Jenis Pengendalian Keuangan
3. Pengukuran Kinerja
Pekerjaan utama bagi seorang manajer pusat beban kebijakan adalah untuk
mencapai output yang diinginkan. Membelanjakan suatu jumlah yang sesuai
dengan anggaran untuk mengerjakan hal ini dianggap memuaskan. Dalam pusat
beban kebijakan, sebagai lawan dan pusat beban teknik, laporan keuangan bukan
merupakan suatu alat untuk mengevaluasi efisiensi dari seorang manajer.
Merupakan aktivitas pemasaran yang terdapat dua jenis aktivitas yang berbeda
dikelompokan di bawah pusat pemasaran, dengan pengendalian yang berbeda satu
sama lain. Aktivitas tersebut yaitu:
Tampilan 5.1 Survei sejenis yang berasal dari luar negeri juga
menunjukkan ketergantungan yang besar pada konsep pusat laba
a. Pemasaran
b. Manufactur
Organisai Lainnya
Kinerja ekonomis suatu pusat laba selalu diukur dari laba bersih (
yaitu, pendapatan, yang tersisa setelah seluruh biaya, termasuk porsi
yang pantas untuk overhead korporat, dialokasikan ke pusat laba.
Meskipun demikian, kinerja pusat laba dapat dievaluasi berdasrkan lima
ukuran profitabilitas: (1) Margin Kontribusi, (2) Laba Langsung, (3)
Laba yang dapat dikendalikan, (4) Laba sebeluim Pajak, (5) Laba Bersih.
Harga transfer adalah nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam
suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari dua pihak yang bertransaksi merupakan
pusat laba.
Harga transfer pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa
dalam suatu transaksi dimana setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat
adalah pusat laba. Harga semacam itu biasanya melibatkan suatu elemen laba karena
suatu perusahaan yang independen tidak akan mentransfer barang dan jasa
keperusahaan independen lain sebesar biaya produksi atau lebih rendah dari itu.
Oleh karena itu, unsure mekanik untuk mengalokasikan biaya dalam sistem
akuntansi biaya akan dikeluarkan, karena biaya-biaya semacam ini tidak
memasukkan elemen laba. Istilah harga yang digunakan memiliki arti yang sama
dengan yang digunakan berkaitan dengan transaksi antar perusahaan independen.
Jika harga kompetitif tidak tersedia, maka suatu harga transfer dapat
ditentukan berdasarkan biaya ditambah laba, meskipun harga transfer
semacam ini sangat sulit dihitung dan hasilnya kurang memuaskan
dibandingkan dengan harga yang berbasis pasar (marked-based price).Dua
keputusan yang harus dibuat dalam system harga transfer berdasarkan
biaya :
Basis yang umum adalah biaya standar. Biaya actual tidak boleh
digunakan karena factor inefisiensi produksi akan terlewatkan bagi
pusat laba pembelian. Jika biaya standar yang digunakan, maka
dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan
meningkatkan standar tersebut.
b. Markup laba
Metode penentuan harga ini mungkin tepat jika permintaan akan produk yang
dihasilkan tidak cukup stabil untuk menjamin lokasi fasilitas secara permanen,
seperti dalam metode dua langkah. Pada umumnya, metode ini benar-benar
membuat kepentingan unit pemasaran selaras dengan kepentingan perusahaan.
tertentu.
Perolehan sumber daya untuk produk Kelas I dapat diubah hanya dengan izin
penjualan dapat dengan bebas bertransaksi dengan pihak dalam maupun luar
berkonsentrasi pada perolehan sumber daya dan penetapan harga atas sejumlah
2.4.1.5 Variasi
Salah satu bagian penting yang harus diingat adalah adanya garis antara
tipe pusat pertanggungjawaban keuangan yang tidak selalu mudah untuk
dilihat, sehingga pusat pertanggungjawaban tidak selalu informatif.Pada
praktek nyata pusat pertanggungjawaban keuangan dapat tersusun secara mulus
pada kontinum dari pusat biaya atau pendapatan sampai pusat investasi.
2.4.4.5 Variasi
Lump-sum fee
Didesain untuk mengimbangi pusat laba penjualan untuk mengikat
beberapa kapasitas tetap untuk menghasilkan produk yang ditransfer
secara internal.Metode ini mempertahankan informasi untuk tujuan
evaluasi karena divisi penjualan dapat memperbaiki biaya tetap dan
profit margin.Hal ini juga menstikkulasi perencanaan intraperusahaan
dan koordinasi karena entitas penjualan dan pembelian harus
mendiskusikan dasar bagi lump-sum fee.
Dual rate transfer price
Pusat laba penjualan dikreditkan dengan harga pasar, tetapi pusat laba
pembelian hanya membayar biata marginal (biaya penuh) dari
produksi.Skema ini menggandakan laba perusahaan yang dihasilkan oleh
masing-masing transaksi.Dual rate transfer price hamper memastikan
bahwa transaksi internal akan berlangsung dan memungkinkan untuk
memelihara integritas proses produksi secara vertikal.