Вы находитесь на странице: 1из 7

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa pakaian manusia tidak
dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal penting untuk menunjang
penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia
lainnya. Pakaian adalah pelindung tubuh yang paling utama dari hal-hal lain seperti
perawataan-perawataan kulit dan sebagainya. Manusia dapat merasakan manfaat dari pakaian
yaitu : penutup badan dari sengatan panas matahari, menutupi aurat, penunjang penampilan
agar terlihat lebih baik dan percaya diri, dll.

Seperti yang kita ketahui Indonesia yang Mayoritas Umatnya beragama Muslim, pada
saat momen tertentu menjadikan pakaian sebagai salah satu bentuk kepuasaan yang dapat
dirasakan oleh manusia. Salah satu momennya ialah Hari Raya Idul Fitri, dimana masyarakat
memanfaatkan momen ini untuk berbelanja baju-baju baru yang nantinya akan dipakai pada
saat hari raya. Dengan demikian permintaan pakaian akan meningkat dan produksi output di
pasar pun juga akan meningkat. Hal inilah yang dapat menyebabkan harga penjualan pakaian
dapat melonjak tinggi dipasaran. Maka dilakukanlah analisis terhadap permintaan pakaian
Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.

1.2.Rumusan Masalah

1. Berapa jumlah dan presentasi permintaan pakaian di Indonesia pada saat sebelum hari
raya dan menjelang hari raya?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi harga pakaian melonjak?
3. Faktor apa saja mempengaruhi permintaan pakaian menjelang hari raya?
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan permintaan setelah hari raya?

1
1.3.Tujuan Pembahasan

Tujuan analisis permintaan pakaian menjelang hari raya di Indonesia, adalah 1) untuk
mengetahui permintaan konsumsi pakaian di Indonesia pada saat hari raya dan harihari biasa. 2)
untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan pakaian pada saat menjelang
hari raya. 3) untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi penurunan permintaan
setelah hari raya.

Dengan menganalisis permintaan terhadap pakaian pada saat menjelang hari raya di Indonesia,
maka bertambahlah pengetahuan penulis tentang permintaan terhadap pakaian di Indonesia.
Tujuan penulis membuat ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas yang harus penulis
kerjakan sebagai proses belajar dalam mata kuliah ekonomi manajerial yang berisi manfaat dari
penelitian yang dilakukan.

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Data dan Jumlah Persentasi Permintaan Pakaian Pada Saat Menjelang Hari Raya

Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) triwulan II (April - Juni) tahun 2017
di Bangka Belitung secara umum naik dengan cukup signifikan sebesar 4,87% terhadap triwulan
I tahun 2017. Peningkatan ini terjadi di sebagian besar jenis industri salah satunya Industri
Pakaian Jadi yang tumbuh hingga 28,35%. Sesuai fenomena triwulan II yang bertepatan dengan
Hari Raya Idul Fitri dimana masyarakat mengganti furniture baru dan membeli pakaian baru
untuk berlebaran. Peningkatan ini berbanding lurus pada skala nasional dimana pertumbuhan
Industri Mikro dan Kecil (IMK) di daerah Bangka Belitung juga mengalami peningkatan sebesar
8,54% .

Sedangkan dari informasi yang diambil melalui kompas.com, diketahui bahwa tingkat
penjualan produk pakaian jadi diperkirakan meningkat hingga lima kali lipat selama bulan puasa,
seperti yang dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI).
Dimana peningkatan penjualan pakaian diberbagai mall atau pusat perbelanjaan terutama terjadi
pada pengunjung atau konsumen dari kelas menengah disbanding pengunjung kelas atas. Salah
satu fakto yg mempengaruhi adalah sistem penggajian dan pemberian THR yang memiliki waktu

2
pas untuk mendorong kegiatan tersebut. Sepertihalnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat
meyakini bahwa industri Fashion di Indonesia akan terus berkembang dan didorong hingga
menjadi salah satu subsector andalan dalam sector industri kreatif. Pertumbuhan yang telah
dicapai oleh industri fashion dapa diikuti subsector lain menjadi industri kreatid yang dapat
mencapai target nilai ekonomi sebesar Rp 537,8 triliun pada 2025.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pakaian Menjelang Hari Raya

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku pembelian


konsumen. Dalam faktor kebudayaan ini terdapat beberapa komponen antara lain
budaya merupakan faktor penentuan yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku
seseorang karena kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan manusia.

Menurut kotler kebudayaan adalah determinan paling fundamental dari keinginan dan
perilaku konsumen. Sub-sub budaya terdiri dari kebangsaan agama, kelompok ras,dan
daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen pasar penting dan
pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan mereka. Jadi faktor kebudayaan yang mempengaruhi pembelian konsumen
dari segi pakaian sangat berpengahuh terhadap pembelian konsumen. Sepertihalnya
Indonesia yang masyarakatnya mayoritas Muslim, memiliki kebudayaan atau adat
dimana ketika hari raya masyarakat berbondong-bondong mebeli pakaian baru, mulai
dari atasan, bawahan untuk laki-laki maupun perempuan.

2. Faktor Sosial

Selain faktor budaya prilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial. Seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. Kelompok acuan
seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.

3
Faktor keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Faktor peran dan status meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan
oleh seseorang. Jadi faktor sosial yang mempengaruhi pembelian konsumen dari segi
pakaian misalnya status seorang manajer dengan office boy akan berbeda selera
pembelian pakaian mereka dari segi harga,kualitas, dan tempat pembelian pakaian
tersebut karena dipengaruhi status social orang tersebut karena tingkatan pendapatan
yang berbeda.

3. Faktor psikologi

Pilihan pembelian konsumen oleh 4 faktor psikologi utama yaitu motivasi, presepsi,
pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian. Motivasi konsumen memiliki banyak
kebutuhan pada waktu tertentu, presepsi seseorang konsumen yang termotivasi akan siap
untuk bertindak bagaimana seorang konsumen yang termotivasi akan dipengaruhi oleh
presepsinya terhadap situasi tertentu. Faktor psikologi yang mempengaruhi pembelian
konsumen dari segi pakaian misalnya seseorang sudah terbiasa membeli pakaian dengan
merk zara maka seseorang tersebut jika pergi ke pusat perbelanjaan akan lebih memilih
pakaian dengan merk zara dibandingkan merk lainnya karena faktor psikologi yang sudah
terbiasa, nyaman dan puas dengan merk tersebut.

2.3. Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Permintaan Setelah Hari Raya

Pakaian adalah salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, tanpa pakaian manusia tidak
dapat menutupi tubunya dengan aman. Pakaian juga adalah hal penting untuk menunjang
penampilan, dengan pakaian manusia dapat memiliki kepercayaan diri dihadapan manusia
lainnya.

Pakaian adalah pelindung tubuh yang paling utama dari hal-hal lain seperti perawataan-
perawataan kulit dan sebagainya. Manusia dapat merasakan manfaat dari pakaian yaitu :
penutup badan dari sengatan panas matahari, menutupi aurat, penunjang penampilan agar
terlihat lebih baik dan percaya diri, dll.

4
Faktor faktor yang dapat mempengaruhi penuruan atau pergeseran permintaan pakaian,
yaitu:

1. Harga Barang: pada saat setelah lebaran, maka kebutuhan untuk membeli baju baru
menurun, yaitu jika harga tetap tinggi maka permintaan makin rendah dan sebaliknya jika
harga penjualan pada saat setelah lebaran rendah maka makin tinggi permintaan barang
tersebut.
2. Pendapatan Masyarakat: Pada saat mejelang lebaran maka para masyarakat yang
notabene bekerja sebagai karyawan, buruh, dan sebagainya mendapatkan Tunjang Hari
Raya (THR). Maka ketika setelah lebaran pendapatan seseorang kembali lagi seperti
biasanya, jadi untuk daya beli yang semakin besar hanya dapat dilakukan oleh
pendapatan seseorang yang tinggi. Dimana makin tinggi pendapatan seseorang maka
makin besar daya beli yang dimiliki, sehingga permintaan akan barang dan jasa pun
menigkat dan begitu pula sebaliknya.
3. Selera Masyarakat: Konsumen membeli pakaian sesuai dengan seleranya masing
masing, jika barang berupa pakaian yang dijual merupakan selera konsumen tersebut
maka permintaan pun meningkat, dan sebaliknya. Karena pada saat menjelang hari raya
biasany mode atau tren - tren busana adalah yang terbaru maka banyak konsumen yang
membeli dedangkan ketika setelah lebaran pakaian yang dijual pun hanya tersisa sedikit
dan barang yang biasa saja.
4. Harga barang lain yang berkaitan: Maksudnya barang pengganti atau substitusi, yaitu
barang yang fungsinyta sama dengan barang yang dibutuhkan ketika mejelang lebaran
masyarakat berbondong bondong membeli pakaian karna itu merupakan kebutuhan
yang harus dipenuhi pada saat itu. Tetapi sebaliknya pada setelah lebaran ada kebutuhan
yang lebih penting dibandingkan membeli pakaian yaitu mebeli kebutuhan pokok
lainnya.
5. Waktu: Pada waktu-waktu tertentu permintaan terhadap barang dan jasa bisa meningkat
dari pada hari-hari bisa, seperti pada saat lebaran atau hari-hari besar/istimewa yang lain.

5
BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Permintaan pakaian pada saat menjelang hari raya di Indonesia akan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Dan sebaliknya pada saat lebaran telah usai maka
permintaan barang akan menurun. Faktor yang mempengaruhinya antara lain: Harga Barang,
Pendapatan Masyarakat, Selera Masyarakat, Harga barang lain yang berkaitan. Dimana
merupakan Hari Raya Idul Fitri merupakan tradisi bagi masyarakatnya untuk membeli
pakaian baru sehingga mempengaruhi permintaan dan produksi ouput dipasar meningkat atau
melonjak.
3.2.Saran
Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan masyarakat dan harus melindungi masyarakat.
Apalagi saat menjelang Hari Raya Idul Fitri pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi
melonjaknya harga kebutuhan pokok mulai dari sembako sampai pakaian yang dibahas
diatas. Dengan demikian pelaku bisnis atau produsen tidak memanfaatkan momen ini
menjadi ladang keuntungan yang didapatka. Karena masyarakat menjadikan pakaian sebagai
kebutuhan pokok yang penting saat hari raya. Maka produsen mencari kesempatan untuk
menaikan harga penjualan bukan hanya pakaian tetapi juga kebutuhan pokok lainnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://devimustikagunadarma.wordpress.com/2011/04/06/perekonomian-indonesia/,
diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

C:\Users\oce\Downloads\Documents\Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi


Jawa Tengah Triwulan III 2015.pdf, diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

http://www.jakarta.go.id/v2/news/2012/11/pertumbuhan-produksi-industri-manufaktur-
triwulan-iii-tahun-2012, diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

bisnis.liputan6.com, diakses pada tanggal 17 Oktober 2017.

http://www.kemenperin.go.id/artikel/846/Penjualan-Produk-Pakaian-Jadi-, diakses pada


tanggal 17 Oktober 2017.

Вам также может понравиться