Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERANAN KEARIFAN LOKAL DALAM PEMBANGUNAN

DISUSUN OLEH :

VITA FAMIA SARI (P1337420715025)

HALIDA RACHMANINGRUM (P1337420715029)

ZHARIFAH AL MAANI (P1337420715030)

KHUMAIROTUL ULYA (P1337420715033)

MUHAMMAD YUSUF (P1337420715036)

ANNISAUL CHUSNIA (P1337420715039)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

PRODI DIV KEPERAWATAN MAGELANG

2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat,Taufik serta HidayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah tentang PERANAN KEARIFAN LOKAL DALAM
PEMBANGUNAN sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Pembuatan makalah ini
adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di semester ini, kami
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen Pemberdayaan Masyarakat.


2. Semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi penyempurnaan makalah ini.

Magelang, 9 September 2017

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................4
A. Latar belakang ........................................................................................................................ 5
B. Rumusan masalah ..................................................................................................................5
C. Tujuan..... ............................................................................................................................... 5
D. Manfaat ..................................................................................................................................5
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................................6

BAB III PEMBAHASAN......................................................................................................8

A. Peran kearifan lokal saat ini dalam pembangunan perekonomian masyarakat......................8


B. Keaarifan Lokal Sebagai suatu fakta di Indonesia.10
C. Pengembangan Ekonomi Perbankan..10
D. Besarnya potensi kearifan lokal dalam meningkatka ekonomi pada jangka panjang .............11
BAB V PENUTUP .................................................................................................................13
A. Kesimpulan ............................................................................................................................ .13
B. Saran........................................................................................................................................14
C. Daftar Pustaka..15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah budaya lahir dari keluhuran nilai, kemuliaan sikap, dan keagungan tradisi
mayarakat yang berjalan secara berkelanjutandan mengakar. Dalam prosesnya, budaya
lahir dari adanya interaksi bahkan terkadang terjadi akulturasi antara keyakinan religi,
sosial, dan tradisi masyarakat. Persentuhan tersebut melahirkan cara pandang, keyakinan,
sikap dan ideologi yang heterogen dan dinamis. Oleh karena itu, kerangka yang
digunakan untuk memahami budaya dalam komunitas tertentu harus juga memahami cara
pandang, sikap, dan ideologi dimana komunitas masyarakat itu berada.
Beberapa waktu yang lalu terjadi krisis ekonomi besar-besaran di negara super power
Amerika serikat. Krisis ini berdampak pada adanya krisis global secara langsung pada
negara-negara yang bergantung pada Amerika. Meskipun Indonesia tidak termasuk pada
salah satu negara yang terkena imbas krisis tersebut, perekonomian Indonesia tetap
berada pada keadaan yang menghawatirkan. Hutang luar negeri Indonesia yang cukup
besar mengakibatkan semakin merosotnya keadaan perekonomian saat ini.
Kearifan lokal di Indonesia saat ini menjadi topik bahasan menarik dibicarakan di
tengah semakin menipisnya sumber daya alam dan peliknya upaya pemberdayaan
masyarakat. Paling tidak ada dua alasan yang menyebabkan kearifan lokal turut menjadi
elemen penentu keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat dan sumber daya
alam sekitar. Pertama, karena keprihatinan terhadap peningkatan intentitas kerusakan
sumber daya alam khususnya akibat berbagai faktor perilaku manusia. Kedua, tekanan
ekonomi yang makin mengglobal dan dominan mempengaruhi kehidupan masyarakat
sehingga secara perlahan ataupun cepat menggeser kearifan lokal menjadi kearifan
ekonomi. Kedua faktor ini bekerja mendorong masyarakat melakukan hal bersifat
destruktif terutama saat mengelola usaha berbau produktif mengandalkan potensi sumber
daya alam.

4
Kearifan lokal merupakan modal utama masyarakat dalam membangun dirinya
tanpa merusak tatanan sosial yang adaptif dengan lingkungan alam sekitarnya. Kearifan
lokal dibangun dari nilai-nilai sosial yang dijunjung dalam struktur sosial masyarakat
sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk
berperilaku dalam berbagai dimensi kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama
maupun dengan alam. Sekarang eksistensi kearifan lokal dirasakan semakin memudar
pada berbagai kelompok masyarakat. Contohnya dalam bidang pertanian, dahulu banyak
daerah yang memiliki tempat penyimpanan padi sebagai cadangan untuk di masa
paceklik. Namun saat ini, hal itu sudah jarang di jumpai.
Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak terlepas dari pengaruh berbagai faktor
yang akan mempengaruhi perilaku manusia terhadap lingkungannya.Dalam masyarakat
beradab, budaya di bangun atas dasar konsensus nilai-nilai
kearifan lokal. Jika kultur dan kearifan lokal dikaitan dengan aktivitas bisnis, maka ia
menjadi sebuah entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bisnis tidak bisa terlepas dari nilai-
nilai budaya dan kehidupan sosial masyarakat yang dianut. Ia tidak bisa dipertentangkan,
tetapi ia harus direlasikan atau bahkandiintegrasikan. Oleh karena itu, memahami nilai-
nilai kearifan kultur lokal menjadi sangat signifikan dalam mengkonstruksi fundamental
ekonomi syariah.

5
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran kearifan lokal saat ini dalam membangun perekonomian


masyarakat?
2. Berapa besar potensi kearifan lokal mampu meningkatkan ekonomi pada jangka
panjang?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menganalisa sejauh mana peran kearifan lokal saat ini dalam membangun
perekonomian masyarakat
2. Untuk melihat sejauh mana potensi kearifan lokal mampu meningkatkan ekonomi
pada jangka panjang

D. Manfaat penulisan

1. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Diharapkan dapat memberikan informasi wawasan serta menambahkan khasanah ilmu
pengetahuan.
2. Bagi penulis
Diharapkan dapat memberikan ilmu pengetahuan yang berguna bagi penulis dalam
bidang ekonomi khususnya ekonomi pembangunan.
3. Bagi Masyarakat
Dengan adanya penulisan makalah ilmiah ini diharapkan masyarakat di lingkungan
kampus Institut Pertanian Bogor khususnya mahasiswa dapat lebih mengetahui
peranan kearifan lokal sebagai salah satu strategi pembangunan jangka panjang.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

Salah satu ciri kearifan lokal adalah memiliki tingkat solidaritas yang tinggi atas
lingkungannya. Dalam khasanah sosiologi Islam, Ibnu Khaldun dikenal sebagai peletak dasar
teori solidaritas masyarakat atau dikenal dengan teori Ashbiyat Teori ini merupakan
pengejawantahan dari teori harmoni ka al-jasad al-wahid dalam ajaran Islam, yang
menggambarkan kelaziman saling melindungi dan mengembangkan potensi serta saling
mengisi dan membantu di antara sesama
Kearifan Lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari dua kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Dengan kata lain maka local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan, nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Menurut Oding,S (2002) kearifan lokal dicirikan dengan dasar kemandirian dan
keswadayaan, Memperkuat partisipasi masyarakat dalam proses pemberdayaan, Menjamin
daya hidup dan keberlanjutan, Mendorong teknologi tepat guna, Menjamin tepat guna yang
efektifdari segi biaya dan meberikan kesempatan untuk memahamidan memfasilitasi
perancangan pendekatan program yang sesuai.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota, bisnis,
masyarakat) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan
pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (menurut Brundtland Report dari PBB, 1987).
Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari Bahasa Inggris, sustainable development.
Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan
pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Perekonomian berkelanjutan yaitu pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan
generasi sekarang tanpa mengorbankan generasi yang akan datang untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Secara harfiah, pembangunan berkelanjutan mengacu pada upaya
memelihara/mempertahankan kegiatan membangun (development) secara terus menerus.

7
Pembangunan selalu memiliki implikasi ekonomi, serta pada kenyataannya, pembangunan
memiliki dimensi sosial dan politik yang kental. Pembangunan, dapat dikatakan sebagai
vektor dari tujuan sosial dari suatu masyarakat (society), dimana tujuan tersebut merupakan
atribut dari apa yang ingin dicapai atau dimaksimalkan oleh masyarakat tersebut. Atribut
tersebut dapat mencakup: kenaikan pendapatan per kapita, perbaikan kondisi gizi dan
kesehatan, pendidikan, akses kepada sumberdaya, distribusi pendapatan yang lebih merata,
dan sebagainya. Sehingga konsep berkelanjutan dapat diartikan sebagai persyaratan umum
dimana karakter vektor pembangunan tadi tidak berkurang sejalan dengan waktu (Pearce et
al., 1992)
Tiga tujuan inti pembangunan yaitu peningkatan ketersediaan serta perluasan
distribusi berbagai barang kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, dan
perlindungan keamanan. Peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan
pendapatan tetapi juga meliputi penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan,
serta peningkatan perhatian atas nilai kultural dan kemanusiaan yang kesemuanya itu tidak
hanya untuk memperbaiki kesejahteraan materiil melainkan juga untuk menumbuhkan harga
diri pada pribadi dan bangsa yang bersangkutan. Perluasaan pilihan-pilihan ekonomi dan
sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan, yakni dengan membebaskan
mereka dari belitan sikap menghamba dan ketergantungan bukan hanya terhadap orang atau
Negara lain, namun juga terhadap setiap kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai
Kemanusiaan mereka. (Todaro,2006)

8
BAB III
PEMBAHASAN

1. Peran Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Perekonomian Masyarakat


Pembangunan sebagai suatu proses pada hakikatnya merupakan pembaharuan yang
terencana dan dilaksanakan dalam tempo yang relatif cepat. Tidak dapat dipungkiri
pembangunan telah membawa kita pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pertumbuhan ekonomi, peningkatan kecanggihan sarana komunikasi, dan sebagainya. Akan
tetapi, pada sisi yang lain, pembangunan yang hanya dipandu oleh pertimbangan-
pertimbangan ekonomi dan keamanan, yang dalam kenyataannya telah meningkatkan
kesejahteraan sebagian dari keseluruhan kehidupan masyarakat, telah pula menciptakan jarak
yang lebar antara kecanggihan dan keterbelakangan.
Kebudayaan dan kearifan lokal sangat erat hubungannya dengan masyarakat,
maknanya bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat dipengaruhi oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan dapat dipandang sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagaisuperorganic.
Kearifan lokal merupakan suatu kelembagaan informal yang mengatur hubungan atas
pengolahan sumber daya di suatu masyarakat. Hal ini dapat diuraikan bahwa tradisi (invented
tradition) sebagai seperangkat aksi atau tindakan yang biasanya ditentukan oleh aturan-aturan
yang dapat diterima secara jelas atau samar-samar maupun suatu ritual atau sifat simbolik,
yang ingin menanamkan nilai-nilai dan norma-norma perilaku tertentu melalui pengulangan,
yang secara otomatis mengimplikasikan adanya kesinambungan dengan masa lalu.
Diantara fenomena atau wujud kearifan lokal, yang merupakan bagian inti
kebudayaan adalah nilai-nilai dan konsep-konsep dasar yang memberikan arah bagi berbagai
tindakan. Menggali dan menanamkan kembali kearifan lokal secara inheren dapat dikatakan
sebagai gerakan kembali pada basis nilai budaya daerahnya sendiri sebagai bagian upaya
membangun identitas suatu daerah, yang memiliki korelasi menciptakan langkah-langkah
strategis dan nyata dalam memberdayakan dan mengembangkan potensi (sosial, budaya,

9
ekonomi, politik dan keamanan) daerah secara optimal serta sebagai filter dalam menyeleksi
berbagai pengaruh budaya dari luar.

2. Keaarifan Lokal Sebagai suatu fakta di Indonesia


Dalam kultur ekonomi masyarakatIndonesia di pedesaan dikenal beberapa istilah
seperti paroan, prapatan, dan pertelon. Terminologi tersebut tidak hanyamenyemangati
bagaimana aktivitas ekonomi yang sudah lama mengakar di masyarakat, yang menjungjung
tinggi prinsip-prinsip bagi hasil sebagaimana dipraktekkan di bank syariah. Pola bagi hasil
yang telah lama tumbuh dimasyarakat, sebenarnya mengarah pada penciptaan keadilan dan
memberikan keseimbangan terhadap pelaku ekonomi (economic users) dengan
lingkungannya.

Bahkan tidak hanya itu, pola bagi hasil juga menyimpan semangat-relasi kemitraan
antara pelaku usaha, dari pada sekedar hubungan antara majikan dan bawahan. Semangat
kemitraan inilah yang akan mengantarkan para pelaku usaha, tidak hanya sekedar hubungan
usaha yang bersifat profit oriented, tetapipada hakekatnya merupakan kerjasamakemanusiaan,
satu sama lainnya akan saling memperhatikan dan saling membantu.

Adanya relasi kultur aktivitas ekonomi masyarakat dengan ekonomi syariahseharusnya


menjadi energi dan inspirasi, bagaimana para pelaku ekonomi syariah dapat
mengejawantahkan semangat kultur pada hubungan ekonomi yang lebih riil dan bersinergi.
Namun, hal yang sering terlupakan dalam pembangunan institusi bisnis adalah kurangnya
pemahaman terhadap kultur masyarakat di mana institusi bisnis tersebut berada, tidak
terkecuali bank syariah yang merupakan bagian dari entitas bisnis itu sendiri.

Pemahaman atas kultur masyarakat dan kearifan lokal merupakan salah satu faktor
signifikan sebagai prasyarat untuk mendesain, menyelesaikan dan mengembangkan bisnis
yang kita jalankan. Dengan demikian, suatu institusi bisnis tidak hanya berorientasi
perusahaan (corporate oriented) tetapi, ia mempunyai keselarasan sosio-kultur (relations of
socio-culture) dan tanggung jawab sosial (coorporate social responsibility).

3. PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Untuk merancang kultur ekonomi syariah harus memperhatikan nilai-nilaireligi,
karakteristik masyarakat, dan tingkat pemahaman kesadaran masyarakat atas keyakinan yang

10
dianut, termasuk keyakinan atas ekonomi syariah sebagai sistem ekonomi yang lahir dari
prinsip-prinsip keagungan syariah.

Di Indonesia, pemahaman atas syariah Islam memiliki tafsir yang berbeda, tidak
hanya dalam ibadah saja (hal yang menyangkut khilafiyah), dalam persoalan ekonomi-pun
tidak jauh berbeda, masing-masing memiliki cara pandang sendiri dan mazhab sendiri.
Sebagai contoh, persoalan hukum bunga bank, tafsir atas bunga bank sangat beragam, ada
yang menghalalkan, dengan alasan bahwa bunga bank konvensional tidak memberatkan.

Ada juga yang mengharamkan dengan alasan bahwa bunga bank termasuk riba.
Adanya pemahaman yang berbeda atas bunga bank, diyakini berpengaruh terhadapcara
pandang dan perilaku/motif ekonomi yang berbeda pula. Bagi mereka yang meyakini bahwa
bunga bank haram, maka ia akan lebih memilih menyimpan dananya di bank syariah, begitu
sebaliknya.Faktor pemahaman yang berbeda ini secara tidak langsung berpengaruh pada
perilaku masyarakat untuk berinteraksi dan menyimpan dananya di bank syariah. Pemahaman
atas bunga bank yang berbeda tidak bisa paksakan menjadi pemahaman yang satu.

Meskipun para ulama dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
fatwa di awal 2004 tentang haramnya bunga bank. Penjelasan tentang haramnya bunga bank
harus mendapatkan perhatian utama. Masalah yang pertama kali harus kita putuskan adalah
apakah bunga itu merupakanpembayaran yang beralasan? Apakah para kreditor itu adil
apabila menuntut untuk membayar bunga atas hutang yang diberikan? Dan adilkah jika
penghutang dituntut harus membayar bunga terhadap pemberi pinjaman sesuatu yang
melebihi pinjaman pokok?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menyelesalkan separuh dari masalah
bunga. Jika dapat ditunjukkan bahwa bunga tidak dapat dibenarkan baik oleh akal maupun
keadilan, lalu mengapa bunga masih menjad iperdebatan. Mengapa peraturan yang tak
beralasan

4. Besarnya Potensi Kearifan lokal Dalam Meningkatkan Ekonomi pada Jangka


Waktu Panjang
Kearifan lokal merupakan kekuasaan dan potensi riil yang dimiliki suatu daerah
sebagai aset daerah yang mendorong pengembangan dan pembangunan daerah. Selanjutnya
dalam usaha membangun daerah perlu dilakukan pemberdayaan budaya lokal atau kearifan

11
lokal yang mendukung penyusunan strategi budaya atau rumusan rencana kegiatan budaya di
daerah sebagai landasan daerah di bidang budaya.
Sebagai contoh studi kasus yang dapat memberikan suatu pencerahan bahwa potensi
kearifan lokal dapat membawa perekonomian kearah yang berkelanjutan di daerah Kampung
Sarongge. Masyarakat menggunakan Leuit (lumbung penyimpanan padi atau gabah hasil
panen komunitas petani) untuk menjadikan hasil panen sebagai cadang dimasa paceklik.
Selama puluhan tahun dari genersi kegenerasi masyarakat kampung ini mempertahankan
tradisi menyimpan padi dalam lumbung keluarga baik untuk kepentingan konsumsi maupun
benih musim tanam berikutnya. Selama budaya ini dipertahanan tidak ada masyarakat
kampung Sarongge yang menderita kelaparan karena tidak memiliki simpanan makanan.(
Arif M)
Saat ini sudah cukup banyak kearifan lokal dari beberapa daerah yang menghilang.
Seperti halnya kearifan lokal di desa Sarongge yang telah mulai memusar. Hal ini tentu
cukup berpengaruh perkembangan ekonomi masyarakat.
Paradigma lama mengatakan tingkat perekonomian suatu Negara hanya ditentukan
oleh mekanisme pasar dan intervensi pemerintah. Namun pada kenyataanya hal ini tidak
mampu mengatasi ketidaksempurnaan pasar. Ketidak sempurnaan ini perlu dipertimbangkan
kembali , karena keterbatasan pemerintah dalam kemampuan personal dan penguasaan
informasi. Selain itu, ada nilai-nilai setempat yang sering disebut kearifan lokal (local
wisdom) untuk dijadikan pendukung pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik terutama
untuk perekonomian yang berkelanjutan
Dengan menggunakan kearifan lokal sebagai strategi utama dalam perbaikan ekonomi
di masa depan khususnya ekonomi berkelanjutan sangatlah tepat. Dikarenakan masyarakat
dapat mengetahui lebih jauh apa yang harus dilakukan dan dibutuhkan dalam melakukan
kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi yang dimiliki suatu daerah. Dengan demikian
kegiatan perekonomian di suatu daerah dapat berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan..

12
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Eksistensi perbankan syariah sebagai sebuah institusi bisnis yang merepresentasikan


eksistensi ekonomi syariah tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat. Hal
yang sering terlupakan dalam pembangunan institusi bisnis adalah kurangnya
pemahaman terhadap kearifan kultur lokal di mana institusi bisnis itu berada. Dan
ekonomi syariah (bank syariah) merupakan bagian dari entitasbisnis itu sendiri.
Pemahaman atas kulturmasyarakat yang menyimpan sejuta kearifan lokal merupakan
salah satu faktor signifikan sebagai prasyarat untuk mendesain, menyelaraskan dan
mengembangkan bisnis yang dijalankan. Dengan demikian, suatu institusi bisnis tidak
hanya berorientasi perusahaan (corporate oriented) tetapi, ia mempunyai keselarasan
sosio-kultur dan tanggung jawab sosial (coorporate social responsibility
2. Kearifan lokal merupakan pengetahuan yang eksplisit yang muncul dari periode
panjang yang berevolusi bersama masyarakat dan lingkungannya dalam sistem lokal
yang sudah dialami bersama. Oleh karena itu sangat strategis apabila dijadikan suatu
terobosan terbaru dalam pembangunan karena masyarakat mengetahui apa yang
dibutuhkan dan baik untuk mereka.
3. Kearifan lokal yang dikelola dengan sinergitas dapat menjadi motivasi yang kuat
untuk mendapatkan insentif yang paling bernilai untuk pembangunan jangka panjang.

13
B. Saran

1. Diperlukan kesinergisan antara stakeholder yang terkait agar kearifan lokal dapat
terlaksana dengan maksimal guna pembangunan yang lebih baik.
2. Diperlukannya manajemen kolaboratif dalam pengembangan kearifan Lokal.
3. Perlu diterapkan suatu konsep keberlanjutan, kebersamaan, keanekaragaman hayati,
kepatuhan terhadap ukum adat dan subsisten dalam pengembangan kearifan lokal agar
menghasilkan suatu pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, yang
mencakup ekonomi yang bermanfaat, secara ekologis tidak merusak dan secara
budaya menghormati nilai-nilai kemanusiaan.

14
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Mujahidin, Akhmad. 2013. Ekonomi Islam, Sejarah, Konsep, Instrumen, Negara dan
PasarJakarta: Rajagrafindo Persada.

Al Syafii, Abdurrahman bin Abd al Salam. 2005. Nuzhat al Majalis wa Muntakhab al , Beirut:
Dar al-Kutub al Ilmiyyah.

Hijazi, Abd al-Hayyi. 1987. Dirasat al-Ulum al-Qanuniyyah, 1 Beirut: Dar al-Fikr.

Taj, Abd al-Rahman. 1953. al-Siyasah al-Shariyyah wa al-Fiqh al-Islami Mesir: Matbaat Dar
al-Talif.

Khallaf, Abd al-Wahhab. 1977. al-Siyasah al-Shariyyah, Kairo: Dar al-Ansar.

Azra, Azyumardi. 1993. Jaringan Ulama, Bandung: Mizan.

Rofiq, Ahmad. 1995. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Johnson, Doyle Paul. 1988. Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: Gramedia.

15

Вам также может понравиться