Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Adapun tata cara proses pelaksanaan Pengadaan Langsung dilakukan sebagai berikut:
b. Permintaan penawaran yang disertai dengan klarifikasi serta negosiasi teknis dan harga
kepada Penyedia untuk pengadaan yang menggunakan SPK, meliputi antara lain:
c. Pejabat Pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung kepada PPK;
d. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian dengan ketentuan:
1. Bukti pembelian dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp.
10 juta;
2. Kwitansi dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 50 juta;
3. Surat Perintah Kerja (SPK) dapat digunakan untuk pengadaan yang bernilai sampai
dengan Rp. 200 juta;
Untuk lebih jelasnya mengenai batas nilai pengadaan langsung bisa dilihat disini.
Dan dalam pelaksanaan Pengadaan Langsung dilaksanakan oleh 1 (satu) orang Pejabat
Pengadaan yang didasarkan pada pasal 16 ayat (3) Perpres 70/2013. Pejabat Pengadaan
meminta kepada penyedia yang memenuhi kualifikasi dimana penyedia tidak diwajibkan
menyampaikan formulir isian kualifikasi, bila menurut pertimbangan Pejabat Pengadaan,
penyedia tersebut memiliki kompetensi atau untuk pengadaan langsung yang menggunakan
tanda bukti perjanjian berupa bukti pembelian/kwitansi.
Maka sangat jelaslah disini bahwa Pejabat Pengadaan dapat melaksanakan proses pengadaan
secara mandiri atau seorang diri saja sebagaimana terdapat kesamaan fungsi antar Pejabat
Pengadaan dan Unit Layanan Pengadaan (ULP). Yang membedakan tentu saja hanya dari
nilai pengadaannya saja dimana ULP yang didalamnya terdapat Pokja pokja melaksanakan
proses Pengadaan dengan nilai diatas Rp. 200 juta (untuk pengadaan barang, jasa lainnya
dan jasa konstruksi) dan nilai diatas Rp. 50 juta (untuk pengadaan jasa konsultasi).
Demikianlah Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Langsung yang perlu dipahami oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Pejabat Pengadaan dan Penyedia barang.