Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN KELOMPOK
Disusun oleh:
Hari :
Tanggal :
Telah memenuhi persyaratan dan disetujui Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas
Laporan Pada Program Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
( ) ( )
Pembimbing Pendidikan
( )
MIND MAP TEORI
ETIOLOGI
a. Faktor Intrinsik
1. Infeksi : virus yang menyebabkan ialah para influenza virus,
respiratory syncytial virus (RSV) , bakteri, misalnya pertusis PENGERTIAN : Suatu keadaan dimana saluran napas yaitu di bronchus
dan streptokokkus , jamur, misalnya aspergillus mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
2. Emosional : takut, cemas dan tegang aktifitas yang berlebihan, yang menyebabkan peradangan yang ditandai dengan sekresi yang berlebihan
misalnya berlari. dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchus sehingga menyebabkan kesulitan
3. Aspek genetik dalam bernapas namun penyempitan ini bersifat samentara.
4. Kemungkinan alergi
5. Saluran napas yang memang mudah terangsang
6. Jenis kelamin
7. Ras/etnik TANDA DAN GEJALA : mengi yang dapat terdegar, sesak napas, batuk
b. Faktor lingkungan berdahak, suara napas tambahan yaitu wheezing, penggunaan otot-otot
1. Bahan-bahan di dalam ruangan : - Tungau debu rumah - napas tambahan, takikardia, takipnea, retraksi intercostal,
Binatang, kecoa kegawatan, dan sianosis.
2. Bahan-bahan di luar ruangan - Tepung sari bunga - Jamur bahkan sianosis.
3. Cuaca: perubahan tekanan udara, suhu udara, angin dan
kelembaban dihubungkan dengan percepatan iritan bahan
kimia, minyak wangi, asap rokok, polutan udara. CIRI-CIRI ASMA
4. Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, ASMA BRONKIAL a. Ciri-ciri asma terkontrol:
penyedap, pewarna makanan 1. Tanpa gejala harian atau d 2x/minggu
5. Obat-obatan tertentu 2. Tanpa keterbatasan aktivitas harian
6. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household 3. Tanpa gejala asma malam
spray ) 4. Tanpa pengobatan pelega atau d 2x/minggu
7. Ekspresi emosi yang berlebihan 5. Fungsi paru normal atau hampir normal
8. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif 6. Tanpa eksaserbasi
9. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan b. Ciri-ciri asma tidak terkontrol :
10. Infeksi saluran napas 1. Asma malam (terbangun malam hari karena
11. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh gejala asma).
asmanya ketika melakukan aktivitas fisik 2. Kunjungan ke gawat darurat, karena serangan
akut.
3. Kebutuhan obat pelega meningkat.
ALOGARITMA TATALAKSANA TERAPI
PATOFISIOLOGI
S
ASMA BRONKIAL
PENCEGAHAN:
a. Primer : pencegahan primer waktu ini adalah belum mungkin
b. Sekunder : menghentikan pajanan alergen sedini mungkin pada
penderita yang sudah terlanjur tersensitisasi dan sudah dengan gejala
asma, adalah lebih menghasilkan pengurangan / reolusi total dari
gejala daripada jika pajanan terus berlangsung.
c. Tersier : Sudah asma tetapi mencegah terjadinya serangan yang dapat
ditimbulkan berbagai jenis pencetus. Sehingga menghindari pajanan
pencetus akan memperbaiki kondisi asma dan menurunkan kebutuhan
medikasi / obat.
PATHWAY
Alergen
Degranulasi
Keletihan Nyeri akut Ansietas
Mengeluarkan mediator
: histamine, platelet, Ketidakseimbangan nutrisi
Sesak nafas. gelisah
bradikinin, dll
Resiko Infeksi
MIND MAP NURSING CARE PLAN
KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS b/d BRONKOSPASME NYERI AKUT B/D AGEN BIOLOGIS
NOC : Respiratory status : Ventilation, Respiratory status : Airway patency, Aspiration NOC :Pain Level, Pain Control, Comfort Level
Control Kriteria Hasil :
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol nteri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan).
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri.
pursed lips). 3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (pasien tidak merasa tercekik, irama nafas, 4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal). 5. Tanda vital dalam rentang normal.
3. Mampu mengidentifikasikan dari mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas. Pain Management
NIC:Airway Management 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
1. Memposisikan pasien dengan nyaman untuk memaksimalkan ventilasi. durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.
2. Mengajarkan pasien untuk melakukan batuk efektif. 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
3. Auskultasi suara napas, catat adanya suara tambahan. 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
4. Memonitor respirasi dan status O2 (Nasal Kanul 3 LPm pasien.
5. Mengkolaborasikan dokter untuk memberikan bronkodilator (ventolin+flexotide) bila 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
perlu (kolaborasi dokter). 5. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakalogi dan inter
6. mengatur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. personal)
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi.
7. Evaluasi keefektifan control nyeri.
8. Tingkatan istirahat.
RESIKO INFEKSI
NOC: Risk control
1. Pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi ( suhu tubuh dalam batas normal
36,50 C - 37,20C, darah yang keluar tidak berbau amis, tidak berlendir). (5) KELELAHAN b/d
2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi( menjaga NOC :Energy conservation, Activity tolerance, Self care : ADLs
personal hygine, oral hygine). (5) NCP Kriteria Hasil :
3. Jumlah leukosit dalam batas normal(Normal 4.0-10.5 103/uL) .(3) 1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
4. Menunjukkan perilaku hidup sehat. (5) RR.
NIC: Infection control 2. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADLs) secara mandiri
1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain. NIC :Activity Therapy
1. Bantu pasien untuk mengidentifikasikan aktivitas yang mampu dilakukan.
2. Batasi pengunjung bila perlu.
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik,
3. Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung psikologis dan social.
meninggalkan pasien.
3. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatakan sumber yang diperlukan untuk
4. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan. aktivitas seperti kursi roda, krek.
5. Personal hygine 4. Bantu untuk mengidentifikasikan aktivitas yang disukai.
6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi. 5. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifiksikan kekurangan dalam beraktifitas.
7. Monitor hitung WBC 6. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan.
8. Kolaborasikan untuk pemberian terapi farmakologi pada dokter. 7. Monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual.
PENGKAJIAN
I. Identitas
a. Identitas Diri Pasien
Nama : Ny. M
Tanggal Lahir : 17 April 1974
Usia : 42 tahun 11 bulan 5 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sempol Rt/Rw 3/1 Dadapan Balong, Ponorogo
Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Menjahit
Diagnosa Medis : Asma Bronkial
No RM : 412890
Tanggal Masuk RS : 28 Maret 2017
Tanggal Pengkajian : 29 Maret 2017
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Bp. Panut
Usia : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani
Hubungan dengan Pasien: Suami
Alamat : Sempol Rt/Rw 3/1 Dadapan Balong, Ponorogo
No Hp : 085 785 923 278
II. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama saat Masuk RS
Pasien mengakatakan jika sesak sejak 2 hari yang lalu, tidak mengeluh mual dan
muntah, ketika sesak 2 hari yang lalu sudah dibawakan ke pukesmas dan 2 kali
diasap namun hilang sebentar akhirnya sesak kambuh kembali setelah 1 jam.
Kesadaran umum sakit berat dengan tekanan darah 110/70 mmHg, SpO2 96 %.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan jika pasien sering batuk, dahak kadang keluar kadang tidak jika
dahak keluar berwarna hijau dan putih. Pasien mengatakan jika sesak napas kembali
kumat ketika malam hari. Pasien mengatakan jika penyakit akan kumat jika terkena
ruangan yang berbau lembab, dingin dan ketika memakan ikan laut. Lingkungan
dirumah sakit dimana ruangan yang ditempati pasien berdebu dan pengap. Pasien
mengekspresikan keinginan untuk melakukan pengobatan terlihat dari bagaimana
pasien selalu menyediakan obat dirumah jika asma nya kambuh yaitu salbutamol
yang dibelikan diapotik. Pasien kooperatif dalam menjalani pengobatan . Pasien
mengenali allergen pemicu kekambuhan pada asma yang dialaminya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah dirawat di rumah sakit ketika umur 16 tahun karena asma.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Perempuan Meningggal
: Laki-Laki Meninggal
: Tinggal serumah
III. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan
a. Masalah atau Dx medis pada saat MRS
Asma Bronkial
b. Tindakan yang telah dilakukan di Poliklinik atau UGD
Drip aminopilin 1 Ampul, ceftriaxone 2x1, Dexametason 3 x1, Ranitidin 2x1,
OBH Syirup 3 x1, Furosemid 1 x 1, Rongen torax.diberikan combivent 1 Ampul
secara inhalasi.
c. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
Dilakukan pemasangan infus, dilakukan rongen thorax, dilakukan pemeriksaan lab ,
dan dilakukan pemberian terapi O2.
IV. Pengkajian Pola Gordon (bandingkan kondisi saat pasien di rumah/sebelum masuk
RS dan saat pasien dirawat di RS)
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Pasien mengatakan jika sakitnya kumat dan sesak napas maka pasien langsung ke
pukesmas dan diasap lalu sesaknya akan berkurang namun 2 hari terakhir dibawa
kepukesmas dan diasap tidak berkurang sesak napas yang dirasa lalu dibawa ke rumah
sakit umum asiyiyah ponorogo. Ketika dirumah biasanya pasien mengkonsumsi obat
salbutamol yang dibeli sendiri diapotik.
2. Pola nutrisi / metabolik
Program diit RS : Diit tinggi protein dan tinggi karbohidrat
Intake makanan :
Sebelum dirumah sakit pasien makan 3 x sehari dengan nasi dan lauk pauk (sayur,
ayam,ikan), dan kadang dengan buah.
Ketika dirumah sakit pasien makan 3 x sehari dengan makanan yang disediakan oleh
rumah sakit dengan snack berupa buah, agar-agar.
Intake cairan :
Sebelum dirumah sakit pasien biasa minum 7 sampai 8 gelas perhari.
Setelah dirumah sakit pasien minum 1 sampai 1 setengah botol air mineral ukuran 1,5
Liter.
3. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Sebelum dirumah sakit pasien mengatakan jika pasien BAB 1 x sehari.
Ketika dirumah sakit pasien mengatakan jika BAB 1 x .
b. Buang air kecil
Sebelum dirumah sakit pasien mengatakan jika BAK 3-4 kali sehari.
Ketika dirumah sakit pasien mengatakan jika BAK 4-5 kali sehari.
Tidak memiliki riwayat ISK maupun batu ginjal.
c. Pola aktivitas dan latihan
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket:
0: mandiri
1: alat Bantu
4: tergantung total
Oksigenasi: pasien terkadang menggunaan terapi oksigen ketika sesak napas dan
akan dilepas ketikas sesak napas berkurang.
d. Pola tidur dan istirahat (lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur)
Sebelum masuk rumah sakit biasanya pasien tidur sekitar pukul 21:00 atau 22:0b0.
Ketika masuk rumah sakit semenjak dirawat sampai pengkajian tanggal 29.04.2017
pasien mengeluh tidak dapat tidur di malam dan siang hari.
e. Pola perceptual
- Penglihatan :
Pasien tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
- Pendengaran :
Pasien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
- Pengecap :
Pasien dapat merasakan manis, asam, pahit dan asin.
- Sensasi :
Pasien dapat merasakan sensai dingin dan panas.
f. Pola persepsi diri (pandangan pasien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Pasien mengatakan jika pasien sudah terbiasa dengan sakitnya diakarenakan sudah
dari dulu. Pasien mengatakan jika pasien tidak cemas akan sakitmya terima namun
tetap berusaha melakukan pengobatan. Pasien mengatakan jika sakit adalah waktu
untuk istirahat.
g. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien memiliki anak 1 yaitu laki-laki dan tidak menggunakan kontrasepsi apapun.
Pasien mengatakan jika ketika menstruasi sebelum memiliki anak terasa sakit dan
sampai mengganggu aktivitas namun sekarang setelah melahirkan anak pasien
tidak merasakan sakit lagi ketika menstruasi.
h. Pola peran-hubungan(komunikasi, hubungan dengan keluarga dan petugas
kesehatan, kemampuan keuangan)
Komunikasi didalam keluarga terjalin baik antara pasien dengan suami, antara
suami dengan anak dan antara pasien dengan anak. Pasien kooperatif terhadapat
pengobatan dan perawatan yang diberikan. Pasien menggunakan jaminan kesehatan
BPJS PBI.
i. Pola managemen koping-stress(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir
ini, penanganan pasien terhadap perubahan, dll)
Pasien mengatakan jika sakitnya kumat maka pasien langsung pergi ke layanan
kesehatan yaitu kepukesmas dan jika tidak membaik maka pasien langsung pergi
berobat ke rumah sakit.
j. Sistem nilai dan keyakinan(pandangan pasien tentang agama, kegiatan keagamaan,
dll)
Pasien mengatakan jika pasien tetap melaksanakan solat walau sedang sakit dengan
cara berwudhi dibantu oleh suami. Pasien mengatakan jika solat itu wajib walau
sedang sakit.
V. Pemeriksaan Fisik (Cephalocaudal)
1. Keluhan yang dirasakan
Pasien mengeluh jika tidak dapat tidur semenjak dirawat dirumah sakit hingga saat
dikaji pada tanggal 29 maret 2017.Pasien mengeluh sesak napas, pasien mengatakan
jika sesak napas yang dialaminya yang kambuh-kambuhan apalagi jika cuaca dingin,
batuk, dahak keluar tapi cuma sedikit dan berwarna kadang putih kadang hijau.
Pasien mengeluh jika malam hari sesak napas kambuh. Pasien mengatakan jika
ketika berjalan sesaknya masih terasa. Klien tampak lemas dan sesekali batuk. Masih
terpasang O2 4 lpm, terpasang infuse RL 20 tpm di tangan kiri. Ku: Lemah,
Kesadaran: CM
TD: 120/90 mmHg P: 24x/menit N: 78 x/menit S: 36.50C
BB/TB 65 kg/156 cm
2. Kepala
Rambut berwarna hitam dan terdapat beberpa uban, tidak terdapat benjolan dikepala.
Pasien mengatakan jika kepala pasien tidak pernah terbentur. Mata tidak ikterik,
konjungtiva merah muda, sclera mata berwarna putih, pupil merespon terhadap
cahaya. Hidung tidak ada sumbatan secret, tidak ada benjolan dalam hidung. Tidak
terdapat pembengkakan pada kelenjar mastoid.
3. Leher
Tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar tiroid
4. Thorak/ jantung / paru
I : terdapat retraksi dinding dada, terdapat penggunaan otot-otot napas tambahan,
warna kulit sawo matang, frekuensi napas 24 x/menit, tidak terlihat adanya
pembengkakan/lesi.
Pa : tidak terdapat nyeri tekan, gerakan dinding dada simetris.
Pe : resonan/sonor yaitu normal berbunyi dug dug dug.
A : terdapat suara napas tambahan yaitu suara napas asmatik dimana inspirasi normal
dan ketika ekspirasi lebih lama yang disertai dengan weezing.
5. Abdomen
I : tidak tampak adanya lesi/benjolan/pembengkakan.
A : peristaltik usus 8 x/menit.
Pa : tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa benjolan
Pe : supel, tidak kembung
6. Perkemihan
Pa : tidak terdapat nyeri tekan pada bledder.
7. Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kekuatan)
Rentang gerak : bebas
Kekuatan otot :
5 5
5 5
Ekstremitas atas kanan: : rentang gerak bebas bebas
Ekstremitas atas kiri : rentang gerak bebas, kekuatan otot 5, terpasang infus RL.
Ekstremitas bawah kanan : rentang gerak bebas, kekuatan otot 5
Ekstemitas bawah kiri : rentang gerak bebas, kekuatan otot 5
2. Pemeriksaan Rongen
Tanggal 29 Maret 2017
Hasil : Foto Thorax PA: Cor&Pulmo: Radiologist normal.
VII. Terapi Farmakologi
No Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping
1 RL Mengembalikan Hipernatremia, Panas, infeksi pda
keseimbangan kelainan ginjal, tempat penyuntikan,
elektrolit pada kerusakan sel hati, trombosis vena atau
dehidrasi. laktat asidosis. flebitis yang meluas
dari tempat
penyuntikan,
ekstravasasi
2 D5 1. Sebagai cairan Hiperglikemia. -
resusitasi pada Injeksi glukosa
terapi intravena hipertonik dengan
serta untuk pH rendah dapat
keperluan hidrasi menyebabkan
selama dan sesudah iritasi pada
operasi. pembuluh darah
2. Diberikan dalam dan tromboflebitis
keadaan oliguria
ringan sampai
sedang (kadar
kreatinin 25
mg/100ml).
3 Ceftriaxon Indikasi Ceftriaxone Hipersensitif Sama seperti obat-
2 x 24 adalah infeksi-infeksi terhadap obat lain,
jam/Injeksi/IV berat dan yang Ceftriaxone atau ceftriaxone juga
disebabkan oleh sefalosporin berpotensi
bakteri gram positif lainnya. menyebabkan efek
maupun gram negatif samping. Beberapa
yang resisten atau efek samping yang
kebal terhadap biasa terjadi setelah
antibiotika lain : mengonsumsi
1. Infeksi saluran antibiotik ini adalah:
pernapasan Lelah, Sariawan,
2. Infeksi saluran Nyeri tenggorokan,
kemih Diare.
3. Infeksi gonore
4. Sepsis
5. Meningitis
6. Infeksi tulang dan
jaringan lunak
7. Infeksi kulit
PRIORITAS MASALAH
.
No Diagnosa NOC(Tujuan) NIC(Intervensi) Rasional
1 ketidakefektifan bersihan jalan napas b/d Setelah dilakukan asuhan Airway Management(3140) 1. Posisi memaksimalkan ekspansi
asma keperawatan 3x24 jam 1. Kaji status pernapasan paru dan menurunkan upaya
DS: diharapkan jika masalah pasien. pernapasan. Ventilasi maksimal
- Pasien mengeluh jika tidak dapat tidur ketidakefektifan bersihan jalan 2. Posisikan pasien untuk membuka area atelektasis dan
semenjak dirawat dirumah sakit hingga napas b/d asma memaksimalkan ventilasi. meningkatkan gerakan sekret ke
saat dikaji pada tanggal 29 maret 2017. teratasi dengan kriteria hasil: 3. Auskultasi suara napas, catat jalan nafas besar untuk
- Pasien mengeluh sesak napas status: adanya suara tambahan. dikeluarkan.
- Pasien mengatakan jika sesak napas Domain ke II: 4. Atur intake untuk cairan. 2. Suara napas tambahan dapat
yang dialaminya yang kambuh- cardiopulmunary 5. Monitor adanya suara napas menjadi indikator gangguan
kambuhan apalagi jika cuaca dingin. Respiratory status: airway tambahan kepatenan jalan napas yang
- Pasien mengeluh jika malam hari sesak patency (0410). Oxygen Therapy (3320) tentunya akan berpengaruh
napas kambuh. Pasien mengatakan jika 1. Tanda-tanda vital 6. Berikan dan atur oksigen terhadap kecukupan pertukaran
ketika berjalan sesaknya masih terasa. (tekanan darah, RR, sesuai kebutuhan serta udara.
- Pasien mengatakan jika pasien sering SpO2, dan Nadi) dalam monitor kepatenan dari 3. Perlunya mengontrol cairan agar
batuk, dahak kadang keluar kadang batas penyimpangan aliran oksigen. terpenuhinya kebutuhan cairan.
tidak jika dahak keluar berwarna hijau moderat batas-batas 7. Intruksikan kepada pasien 4. Suara napas tambahan dapat
dan putih normal(3). dan keluarga tentang menunjukkan seberapa banyak
DO: 2. Sesak ketika istirahat pentingnya pemasangan secret yang ada ditubuh pasien.
- Dari hasil pemeriksaan fisik terdapat dalam batas oksigen serta pentingnya 5. Nasal kanul 1-6 lpm,simple
retraksi dinding dada, terdapat penyimpangan moderat menjaga kepatenan mask 6-10 lpm, NRM 8-15 lpm.
penggunaan otot-otot napas tambahan. batas-batas normal(3) oksigen. 6. Kepatenan oksigen akan
- tidak terdapat nyeri tekan, gerakan 3. Akumulasi dari sputum 8. Observasi dari tanda-tanda mencukupi kebutuhan oksigen
dinding dada simetris. dalam batas oksigen menginduksi yang diperlukan oleh tubuh
- Terdapat suara napas tambahan yaitu penyimpangan moderat hipoventilasi. pasien.
suara napas asmatik dimana inspirasi batas-batas normal(3) Asthma Management (3210) 7. Ketika ventilasi alveolar tidak
normal dan ketika ekspirasi lebih lama 4. Penggunaan otot-otot 9. Monitor dari reaksi asma. adekuat untuk memenuhi
yang disertai dengan weezing. pernapasan dalam batas 10. Monitor kecepatan, irama penggunaan O2 tubuh atau
- Klien tampak lemas dan batuk. penyimpangan moderat dan kedalaman pernapasan. mengeluarkan CO2 dengan
- Ku: Lemah, batas-batas normal(3) 11. Catat onset, karakteristik cukup. Tanda dan gejala nya
- Kesadaran: CM dan durasi dari batuk. adalh nyer kepala, penurunan
- TD: 120/90 mmHg 12. Asukultasi paru sebelum kesadaran, disorientasi, kardiak
- P: 24x/menit dan sesudah pengobatan. disritmia, ketidak seimbangan
N: 78 x/menit 13. Anjurkan pada pasien elektrolit, kejang dan kardiak
S: 36.50C untuk tetap tenang ketika arrest.
serangan asma. 8. Mengidentifikasi sejauh mana
14. Kolaborasikan untuk tingkat keparahan dari asma.
pemberian anti inflamasi 9. Melihat tanda-tanda dini
dan bronkodilator. distress pernapasan.
10. Mengetahui respons alami dari
tubuh sebagai sistem pertahanan
saluran pernapsan jika terdapat
gangguan dari luar.
11. Mengetahui respons sejauh
mana kefektifan dari pengobatan
yang diberikan.
12. Sikap tenang akan membantu
pikirian tetap rileks dan
mengindari perburukan pada
sesak napas.
13. Antiinflamasi adalah obat anti
non steroid yang berfungs
sebagai pereda gejala nyeri
akibat dari gejala peradangan,
bronkodilator adalah sebuah
substansi yang dapat
memperlebar permukaan
bronkus dan membuat kapasitas
serapan oksigen paru-paru
meningkat.
2 Risiko respons alergi. Setelah dilakukan asuhan Asthma Management (3210) 1. Membantu menghindari
Ds: keperawatan 3x24 jam 1. Identifikasi pengetahuan serangan asma.
- Pasien mengatakan jika penyakit akan Diagnosa: risiko respons alergi tentang faktor pencetus dan 2. Mencegah kekambuhan.
kumat jika terkena ruangan yang berbau dapat teratasi dengan kriteria reaksi yang bisa timbul 3. Meminimalisir dampak dari
lembab, dingin dan ketika memakan hasil: 2. Ajarkan kepada pasien untuk asma.
ikan laut. Symptom severity (2103) menghindari pajanan dari
- Pasien mengeluh jika tidak dapat tidur 1. Intensitas dan frekuensi faktor pencetus
Do: dari gejala (3). 3. Ajarkan kepada pasien untuk
- TD: 120/90 mmHg 2. Ketidaknyamanan terkait mengenali tanda dan gejala
- P: 24x/menit dengan respons alergi (3) dari reaksi asma dan
N: 78 x/menit 3. Deficit dalam tidur (5) tindakan yang sesuai untuk
S: 36.50C mengatasinya.
- Lingkungan dirumah sakit dimana
ruangan yang ditempati pasien berdebu
dan pengap.
3 Kesiapan meningkatkan manajemen Setelah dilakukan asuhan Teaching :Desease Process 1. Membantu pasien
kesehatan. keperawatan 3x24 jam (5602) mengenali penyakit yang
Ds: Kesiapan meningkatkan 1. Jelaskan proses dialaminya.
- Pasien mengatakan jika sesak napas manajemen kesehatan. perjalanan penyakit 2. Mengenal tanda dan
yang dialaminya yang kambuh- diharapkan jika dapat teratasi yang dialami pasien.
gejala akan membuat
kambuhan apalagi jika cuaca dingin. dengan kriteria hasil: 2. Deskripsikan pada
pasien mampu memahami
- Pasien mengatakan jika penyakit akan status: pasien tanda dan gejala
yang timbul dari proses hasil dari
kumat jika terkena ruangan yang berbau Domain IV: health
penyakit. kemajuan proses
lembab, dingin dan ketika memakan Knowledge & Behavior
Self- management: Asthma 3. Diskusikan perubahan pengobatan dan kondisi
ikan laut.
- Pasien mengatakan jika sakitnya 1. Inisiasi untuk mengelola pola hidup yang terkini dari penyakitnya.
kumat maka pasien langsung pergi pemicu dari asma (5) diperlukan untuk 3. Menghidari dari
2. Mengikuti rencana mencegah dan terjadinya kekambuhan
ke layanan kesehatan yaitu
emergency ketika gejala mengontrol penyakit. berulang dan
kepukesmas dan jika tidak membaik 4. Instruksikan kepada
akut timbul (5) memeprtahankan pada
maka pasien langsung pergi berobat pasien tanda dan gejala
3. Tidur pada malam hari kondisi kesehatan yang
ke rumah sakit tanpa batuk dan weezing yang harus dilaporkan
Do: prima.
(4) segera kepada petugas
- TD: 120/90 mmHg 4. Agar pasien dapat
4. Melaporkan energy kesehatan.
P: 24x/menit 5. Instruksikan kepada mendapatkan penanganan
kembali setelah istirahat
N: 78 x/menit pasien untuk mengikuti sedini mungkin.
(4).
S: 36.50C 5. Mempertahankan akses ke pengobatan secara 5. Mempercepat
- Pasien mengekspresikan keinginan pelayanan kesehatan (5). teratur. kesembuhan bagi pasien.
untuk melakukan pengobatan terlihat
dari bagaimana pasien selalu
menyediakan obat dirumah jika asma
nya kambuh yaitu salbutamol yang
dibelikan diapotik.
- Pasien kooperatif dalam menjalani
pengobatan .
- Pasien mengenali allergen pemicu
kekambuhan pada asma yang
dialaminya.
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
Tim kelompok kerja asma , ASMA , pedoman diagnosis & penatalaksaan di Indonesia,
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2004.
.
Nama