Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Askep SC
Askep SC
#########################################################
#5@
#######################bjbj22##################
#####X##X########################@#####################################
######################################################T##################*
######*######*######*#################k##2#######################
##################################`k######bk######bk######bk######bk######bk#####
#bk##$####m##R###eo##H###k#############################7########################
##"###########7#######7#######k############################################C
*##k########################7###b#####|
######################`k#####################################################
###############7#######`k########4##############P##########################
#################################################(`##############
###(#########*######~#####DV#############Lf######k##0###k######V##N
##o######K##h###o##,###(`##############*######
#################################################o#####################(`##$
###k###################U#########>#######################################L###W
###
###c#######k######k################$##################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
###################################################################################
################################################################# BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
I
stilah seksio sesarea berasal dari perkataan latin caedere yang
artinya memotong
.
Dewasa ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung
deng
an adanya
antibiotika, transfusi darah, teknik operasi yang
lebih sempurna, dan anestesiayang
lebihbaik.
Karena itu ini ada kecenderung
an untuk melakukan seksio sesarea tanpa
dasar yang
cukup kuat.
Dalam hubung
an ini perlu diing
at bahwa seorang
ibu yang
telah meng
alami pembedahan itu merupakan seorang
yang
mempunyai parut dalam uterus,
dan tiap kehamilan serta persalinan berikut memerlukan peng
awasan yang
cermat
berhubung
deng
an bahaya ruptura uteri, walaupun bahaya ini deng
an teknik yang
sempurna tidak besar.
Menurut statistik tentang
3509 kasus seksio sesarea yang
disusun oleh Peel dan Chamberlain (1996) indikasi untuk seksio sesarea ialah:
Disproporsi janin-pang
g
ulGawat janinPlasenta previaPernah seksio sesareaKelainan
letakI
ncoordinate uterine actionPre-eklamsia dan hipertensi#21%
14%
11%
11%
10%
9%
7%
##Deng
an ang
ka kematian ibu sebelum dikoreksi 17%
dan sesudah dikoreksi 0,58%
,
sedang
kematian janin 14,5%
.
Pada 774 persalinan yang
kemudian terjadi, terdapat
1,03%
ruptura uteri.
Seksio sesarea yang
diseleng
g
arakan pada wanita karena pernah
meng
alami seksio sesarea, banyak dilakukan di Amerika Serikat.
SECSI
O SESAREA
TRANSPERI
TONI
AL PROFUNDAPeng
ertian Secsio sesarea adalah pebedahan untuk melahirkan
janin deng
an membuka dinding
perut dan dinding
rahim.
Salah satu teknik pembedahan
secsio sesarea adalah secsio sesarea transperitonialis profunda yaitu pembedahan
deng
an melakukan insisi pada seg
men bawah rahim.
(Kapita selekta, 1999)Kelahiran
sesarea adalah alternatif dari kelahiran vag
ina bila keamanan ibu atau janin
terg
ang
g
u.
(Marilyn.
E.
Doeng
oes)Persalinan sesarea adalah melahirkan janin melalui
insisi pada dinding
abdomen (laparotomi) dan dinding
uterus (histrotomi)
(Cunning
ham, Mc.
Donald.
Gant)Seksio sesarea adalah pembedahan untuk melahirkan
janin deng
an membuka dinding
perut dan dinding
rahim.
(Kapita selekta, 1999)Seksio
sesarea adalah suatu cara melahirkan janin deng
an membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding
depan perut atau vag
ina.
(Mochtar.
R.
, 1998)Seksio sesarea
adalah suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.
(Mochtar R, 1998)
Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkn melalui suatu
insisi pada dinding
perut dan dinding
rahim deng
an syarat rahim keadaan utuh serta
berat janin di atas 500 g
ram.
(I
lmu Bedah Kebidanan, 2000)Seksio sesarea adalah
suatu tindakan untuk melahirkan bayi deng
an berat di atas 500 g
, melalui sayatan
pada dinding
uterus yang
masih utuh.
(Syaifudil Abdul Bari, 2002)I
ndikasi
Disproporsi chepalopelvik atau kelainan pang
g
ul.
Plasenta previaGawat janinPernah
seksio sesarea sebelumnyaKelainan letak janin HipertensiRupture uteri meng
ancam
Partus lama (prolong
ed labor)Partus tak maju (obstructed labor)Distosia serviks
Ketidakmampuan ibu meng
ejanMalpresentasi janinLetak lintang
Bila ada kesempitan
pang
g
ul maka secsio sesarea adalah cara yang
terbaik dalam seg
ala letak lintang
deng
an janin hidup dan besar biasa.
Semua primig
ravida deng
an letak lintang
harus
ditolong
deng
an secsio sesarea walau tidak ada perkiraan pang
g
ul sempit.
Multipara
deng
an letak lintang
dapat lebih dulu ditolong
deng
an cara-cara lain.
Letak bokong
secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong
bila ada:Pang
g
ul sempit Primig
ravida
Janin besar dan berharg
aPresentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan
cara-cara lain tidak berhasil.
Presentasi rang
kap, bila reposisi tidak berhasil.
Gemelli, dianjurkan secsio sesarea bilaJanin pertama letak lintang
atau presentasi
bahuBila terjadi interlockDistosia oleh karena tumorGawat janin (Mochtar, R.
1998)
Kontraindikasi Perlu diing
at bahwa seksio sesarea dilakukan baik untuk kepenting
an
ibu maupun untuk kepenting
an anak, oleh sebab itu seksio sesarea tidak dilakukan
kecuali dalam keadaan terpaksa, apabila misalnya janin sudah mening
g
al dalam uterus
atau apabila terlalu kecil untuk hidup di luar kandung
an.
Apabila janin terbukti
menderita cacat seperti hidrosepalus, anensepalus dan lain-lain.
(Hanifa
wiknjosastro, 2002)KomplikasiI
nfeksi puerpuralis (nifas) Ring
an : Deng
an kenaikan
suhu beberapa hari sajaSedang
: Deng
an kenaikan suhu yang
lebih ting
g
i, disertai
dehidrasi atau perut sedikit kembung
Berat : Deng
an peritonitis, sepsis dan ileus
paralitik.
Hal ini sering
kita jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah
terjadi infeksi intrapartal karena ketuban yang
telah pecah terlalu lama.
Perdarahan, disebabkan karena:Banyak pembuluh darah yang
terputus dan terbukaAtonia
uteriPerdarahan pada placenta bedLuka kandung
kemih, emboli paru dan keluhan
kandung
kemih bila reperitonialisasi terlalu ting
g
i.
Kemung
kinan rupture uteri
spontan pada kehamilan mendatang
.
Kelebihan Dan Kekurang
an Seksio Sesarea
Transperitonialis ProfundaKelebihanPenjahitan luka lebih mudahPenutupan luka deng
an
repetonialisasi yang
baikTumbang
tindih dari peritoneal flap baik sekali untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rong
g
a peritoneumPerdarahan kurang
Dibanding
kan
deng
an cara korporal, kemung
kinan rupture uteri spontan kurang
atau lebih kecil
Kekurang
an Luka dapat melebar ke kirim, kanan, dan bawah, sehing
g
a dapat
menyebabkan a.
uterine putus, sehing
g
a dapat meng
akibatkan perdarahan yang
banyak.
Keluhan pada kandung
kemih post operatif ting
g
i.
Teknik Secsio Sesarea
Transperitonialis ProfundaTeknik Secsio Sesarea Transperitonealis Profunda Daver
Catheter di pasang
dan wanita berbaring
dalam letak tredelenburg
ring
an.
Diadakan
insisi pada dinding
perut pada g
aris teng
ah dari simfisis sampai beberapa cm di
bawah pusat.
Setelah peritorium dibuka, dipasang
spekulum perut dan lapang
an
operasi dipisahkan dari rong
g
a perut deng
an satu kasa panjang
atau lebih.
Peritoneum pada dinding
uterus depan dan bawah dipeg
ang
deng
an piset, plikovesitas.
Uterina dibuka dan insisi diteruskan melintang
jauh ke lateral.
Kemudian kandung
kencing
depan uterus didorong
ke bawah deng
an jari.
Pada seg
men bawah uterus yang
sudah tidak ditutup lag
i oleh peritoneum serta kandung
kencing
yang
biasanya sudah
menipis, diadakan insisi melintang
selebar 10 cm deng
an ujung
kanan dan kiri ag
ak
meleng
kung
ke atas untuk meng
hindari terbukanya cabang
-cabang
arteria uterine.
Karena uterus dalam kehamilan tidak jarang
memutar ke kanan, sebelum membuat
insisi, posisi uterus diperiksa dahulu deng
an memperhatikan lig
amenta rocundo kanan
dan kiri, di teng
ah-teng
ah insisi diteruskan sampai dinding
uterus terbuka dan
ketuban tampak, kemudian luka yang
terakhir ini dilebarkan deng
an g
unting
berujung
tumpul meng
ikuti sayatan yang
telah dibuat terlebih dahulu.
Sekarang
ketuban
dipecahkan dan air ketuban yang
keluar dihisap.
Kemudian spekulum perut diang
kat
dan leng
an dimasukkan ke dalam uterus di belakang
kepala janin dan deng
an memeg
ang
kepala dari belakang
deng
an jari-jari tang
an penolong
.
Diusahakan lahirnya kepala
melalui lubang
insisi.
Jika dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin lubang
insisi.
Jika dialami ksulitan untuk melahirkan kepala janin deng
an tang
an, dapat
dipasang
deng
an cunan boerma.
Sesudah kepala janin badan terus dilahirkan muka dan
mulut terus dibersihkan.
Tali pusat dipotong
dan bayi diserahkan pada orang
lain
untuk diurus.
Diberikan suntikan 10 satuan oksitosin dalam dinding
uterus/
intravena, ping
g
ir luka insisi dipeg
ang
deng
an beberapa Cunam ovum dan plasenta
serta selaput ketuban dikeluarkan secara manual.
Tang
an untuk sementara dimasukkan
ke dalam rong
g
a uterus untuk mempermudah jahitan luka, tang
an ini diang
kat sebelum
luka uterus ditutup sama sekali.
Jahitan otot uterus dilakukan dalam dua lapisan
yaitu lapisan pertama terdiri atas kahitan simpul deng
an cag
ut dan dimulai dari
ujung
yang
satu ke ujung
yang
lain (jang
an meng
ikutsertakan desidua), lapisan kedua
terdiri atas jahitan menerus sehing
g
a luka pada miomtrium tertutup rapi.
Keuntung
an
pembedahan ini:Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyakBahaya peritonitis tidak
besarParut pada uterus umumnya kuat, sehing
g
a bahaya ruptura uteri dikemudian hari
tidak besar, karena dalam masa nifas seg
men bawah uterus tidak seberapa banyak
meng
alami konraksi seperti korpus uteri sehing
g
a luka dapat sembuh lebih sempurna.
Hal-Hal Yang
Perlu Diperhatiakan Dalam SCSecsio sesarea efektifSecsio searea ini
direncanakan lebih dahulu karena sudah diketahui bahwa kehamilan harus diselesaikan
deng
an pembedahan itu.
Keuntung
annya adalah bahwa waktu pembedahan dapat ditentukan
oleh dokter yang
akan menolong
nya dan seg
ala persiapan dapat dilakukan deng
an baik.
Kerug
iannya adalah karena persalinan belum dimulai, seg
men bawah uterus belum
terbentuk deng
an baik sehing
g
a menyulitkan pembedahan dan lebih mudah terjadi
atonia uteri deng
an perarahan karena uterus belum mulai deng
an kontraksinya.
Pada
umumnya keuntung
an lebih besar dari kerug
ian.
AnestesiaAnestesia umumnya mempunyai
peng
aruh positif
deg
resif pada pusat pernafasan janin.
Sehing
g
a kadang
-kadang
bayi lahir dalam
keadaan apnea yang
tidak dapat diatasi deng
an mudah, selain itu ada peng
aruh
terhadap tonus uterus sehing
g
a kadang
-kadang
timbul perdarahan post partum karena
atonia uteri.
Anestesia spinal aman buat janin.
Akan tetapi selalu ada kemung
kinan
bahwa tekanan darah penderita menurun deng
an akibat yang
buruk bag
i ibu dan janin.
Cara yang
paling
aman adalah anestesia lokal, akan tetapi tidak selalu akan dapat
dilakukan berhubung
an deng
an sikap mental penderita.
Pemutusan untuk dilakukan
anestesi total setelah anestesi spina.
Di lihat rentang
dari injeksi: tung
g
u 10-15
menit apakah klien merasa sakit atau tidak.
Apabila dosis terlalu ting
g
i diberikan
dapat menyebabkan sesak nafas (sulit bernafas) sehing
g
a lang
sung
diputuskan untuk
anestesi total.
Transfusi darahPada umumnya perdarahan pada seksio sesarea lebih
banyak dari pada persalinan pervag
ina.
Perdarahan tersebut disebabkan oleh insisi
pada uterus, ketika pelepasan plasenta, mung
kin jug
a karena terjadinya atonia uteri
post partum.
Berhubung
deng
an itu pada tiap-tiap secsio sesarea perlu diadakan
persediaan darah.
PemberianWalaupun pemberian antibiotik sesudah secsio sesarea
efektif dapat dipersonalkan, namun pada umumnya pemberian dianjurkan.
(I
lmu
Kebidanan, 2002)Prog
nosisDulu ang
ka morbiditas dan mortalitas untuk ibu dan janin
ting
g
i.
Pada masa sekarang
, oleh karena kemajuan yang
pesat dalam teknik operasi,
anestesi, penyediaan cairan dan darah, indikasi dan antibiotika ang
ka ini sang
at
menurun.
Ang
ka kematian ibu pada rumah-rumah sakit deng
an fasilitas operasi yang
baik dan oleh tenag
a-tenag
a yang
cekatan adalah kurang
dari 2 per 1000.
Nasib janin
yang
ditolong
secara seksio sesarea sang
at terg
antung
dari keadaan janin sebelum
operasi.
Menurut data dari neg
ara-neg
ara deng
an peng
awasan antenatal yang
baik dan
fasilitas neonatal yang
sempurna ang
ka kematian 4-7%
.
(Mochtar R, 1998).
Anjuran
OperasiDianjurkan jang
an hamil selama lebih kurang
satu tahun deng
an memakai
kontrasepsiKehamilan berikutnya hendaknya diawasi deng
an antenatal yang
baikYang
dianut adalah Once a cesarean not always a cesarean kecuali pada pang
g
ul sempit
atau disproposi seg
ala pelvik.
(Mochtar R, 1998)PENATALAKSANAANI
nsisi dinding
perut
pada g
aris teng
ah simfisis beberapa sentimeter di bawah pusat.
Setelah peritoneum
dibuka pasang
spekulum perut dan lapang
an operasi dari rong
g
a perut deng
an satu
kain panjang
/ lebih.
Peg
ang
peritoneum pada dinding
uterus depan dan bawah deng
an
pinset, buka plika vesika uterine dan insisi ini diteruskan melintang
ke lateral.
Dorong
kandung
kencing
deng
an peritoneum di depan uterus ke bawah deng
an jari.
I
nsisi seg
men bawah uterus selebar 10 cm deng
an ujung
kanan dan kiri ag
ak
meleng
kung
ke atasDi teng
ah-teng
ah, teruskan insisi sampai dinding
uterus terbuka
dan tampak ketuban.
Lebarkan luka ini deng
an g
unting
berujung
tumpul ikuti sayatan
yang
telah dibuatPecahkan ketuban dan isap air ketuban yang
keluarAng
kat spekulum
perut, masukkan tang
an ke dalam uterus di belakang
kepala janin, peg
ang
kepala
janin dari belakang
dan lahirkan kepala melalui insisi.
Pakai cunan boerma bila
kesulitan melahirkan kepala deng
an tang
anPada presentasi sung
sang
/ letak lintang
,
cari kaki janin dan lahirkan kepala deng
an tang
anBerikan suntikan oksitosin pada 10
unit dalam dinding
uterusPeg
ang
ping
g
ir luka insisi deng
an beberapa cunan ovum,
keluarkan plasentra dan selaput ketuban secara normal.
Masukkan tang
an ke dalam
rong
g
a uterus untuk memudahkan jahit dinding
uterus.
Jahit uterus 2 lapis.
Lapisan
pertama ialah simpul deng
an carg
ut kromik 00 yang
dimulai dari ujung
yang
satu ke
ujung
yang
lain.
Lapisan kedua dijahit jelujur.
Jahit plika vesikuterina deng
an
catg
ut (Mansjoer A, 1999)PENGKAJI
AN PRE-OPERASI
SCPerawatan sebelum kelahiran
sesareaPeng
kajian dasar data klienSirkulasiHipertensi, perdarahan vag
ina mung
kin
ada.
I
nteg
ritas eg
oDapat menunjukkan prosedur yang
diantisipasi deng
an tanda
keg
ag
alan dan atau refleksi neg
atif pada kemampuan sebag
ai wanita.
Makanan/ cairan
Nyeri epig
astrik, g
ang
g
uan peng
lihatan, edema (tanda-tanda hipertensi karena
kehamilan) (HKK).
Nyeri/ ketidaknyamananDistosia, persalinan lama/ fung
sional,
keg
ag
alan induksi, nyeri tekan uterus mung
kin ada.
KeamananPenyakit hubung
an seksual
aktif (misal: herpes)I
nkompabilitas Rh yang
beratAdanya komplikasi ibu seperti HKK,
diabetes, penyakit g
injal, jantung
, atau infeksi asenden = trauma abdomen pranatal.
Prolaps tali pusat, distres janin.
Ancaman kelahiran janin premature.
Presentasi
bokong
deng
an versi sefalik eksternal yang
tidak berhasil.
Ketuban telah pecah
selama 24 jam atau lebih lama.
SeksualitasDisporposi sefalopelvis (CPD)Kehamilan
multipel atau g
estasi (uterus sang
at distensi)Melahirkan sesarea sebelumnya, bedah
uterus atau serviks sebelumnya.
Tumor/ neoplasma yang
meng
hambat pelvis/ jalan
lahir.
Penyuluhan/ pembelajaranKalahiran sesarea dapat atau mung
kin tidak
direncanakan, mempeng
aruhi kesepian dan pemahaman klien terhadap prosedur.
Pemeriksaan diag
nosticHitung
darah leng
kap : Golong
an darah (ABO) dan
peng
ocokan silang
, tes coombs.
Urinalisis : Menentukan kadar albumin atau
g
lukosa.
Kultur : Meng
identifikasi adanya virus herpes simpleks tipe I
I
.
Pelvimetri : Menentukan CPDAmniosentesis : Meng
kaji maturnitas paru
janinUltrasonog
rafi : Melokalisasi plasenta, menentukan pertumbuhan,
kedudukan dan presentasi janin.
Tes sres kontraksi/ tes non stres : Meng
kaji
respon janin terhadap g
erakan/ stres dari pola kontraksi uterus/ pola abnormal.
Pemantauan elektronik : Memastikan status janin/ aktivitas uterus.
PASCA
OPERASI
SCPerawatan setelah kelahiran sesarea (4 jam sampai 5 hari pasca partum)
Peng
kajian dasar data klienTinjau ulang
catatan prenatal dan intra operatif dan
adanya indikasi untuk kelahiran searea.
SirkulasiKehilang
an darah selama prosedur
pembedahan kira-kira 600-800 ml.
I
nteg
ritas eg
oDapat menunjukkan labilitas
emosional, dari keg
embiraan, sampai ketakutan, marah atau menarik diri.
Klien/
pasang
an dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam peng
alaman
kelahiran, mung
kin meng
ekspresikan ketidakmampuan untuk meng
hadapi situasi baru.
EliminasiKateter urinaris indweiling
mung
kin terpasang
: urine jernih pucat.
Bising
usus tidak ada, samar atau jelas.
Makanan/ cairanAbdomen lunak deng
an tidak ada
distensi pada awal.
NeurosensasiKerusakan g
erakan dan sensasi di bawah ting
kat
anestesi spinal epidural.
Nyeri/ ketidaknyamananMung
kin meng
eluh ketidaknyamanan
dari berbag
ai sumber.
Misal: trauma bedah/ insisi, nyeri penyerta, distensi kandung
kemih/ abdomen, efek-efek anestesia, mulut mung
kin kering
.
PernafasanBunyi paru
jelas dan vaskuler.
KeamananBalutan abdomen dapat tampak sedikit noda kering
dan
utuh.
Jalur parental bila dig
unakan paten can sisi bebas eritema, beng
kok, nyeri
tekan.
SeksalitasFundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus.
Aliran lokhia
sedang
dan bebas bekuan berlebihan/ banyak.
Pemeriksaan diag
nostikJumlah darah
leng
kap, hemog
lobin/ hematokrit (Hb/Ht): meng
kaji perubahan dari kadar praoperasi
dan meng
evaluasi efek kehilang
an darah pada pembedahan.
Urinalis: kultur urine,
darah, vag
inal, dan lokhia: pemeriksaan tambahan didasarkan kebutuhan individual
Analisa Data No#Data #Etilog
i#MK##1.
#DS : klien menyatakan di daerah perutnya
sakit menjalar hing
g
a ke pung
g
ung
seperti ditusuk-tusuk, bertambah bila berg
erak,
bertambah jika istirahat, skala nyeri 7 DO : -#Adanya trauma pembedahan
#Nyeri##2.
#DS : klien menyatakan tetap akan menyayang
i bayinya dan akan memberinya
ASI
, tetapi belum tau cara menyusui efektif.
DO : payu dara meng
eras, putting
susu
menonjol, kolostrum (+).
#Kurang
informasi tentang
perawatan payudara#Menyusui
inefektif.
##3.
#DS : -DO : dari pemerisaan fisik klien menderita sindrom
dwon.
#Tindakan pasca operasi #Cemas ##DI
AGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubung
an deng
an
trauma pembedahanI
nefektif breast feeding
berhubung
an deng
an kurang
informasi
tentang
perawatan payudaraCemas berhubung
an deng
an tindakan pasca operasi
#FI
SI
OWAY
Diag
nosa keperawatan Post partumNyeri berhubung
an deng
an kontraksi uterus dan
diatasi servikNyeri berhubung
an deng
an pening
katan tekenan abdomenKekurang
an volume
cairan berhubung
an deng
an penurunan masukan atau peng
g
antian yang
tidak adekuat
dari kehilang
an cairan yang
berlebihI
nefektif breast feeding
berhubung
an deng
an
tidak terlewatinya fase taking
inPerubahan eliminasi urine berhubung
an deng
an
pening
katan volume urinePerubahan peran menjadi orang
tua berhubung
an deng
an krisis
situasi.
Anxietas berhubung
an deng
an krisis situasionalDiag
nosa keperawatan SC
transperitoneal profundaPre operatifAnxietas berhubung
an deng
an krisis situasional.
Kurang
peng
etahuan berhubung
an deng
an kurang
informasi tentang
proses pembedahan
Gang
g
uan keseimbamg
an cairan dan elektrolit berhubung
an deng
an mual, muntah Resti
infeksi berhubung
an deng
an persiapan SC,pemasang
an infus DCI
ntra operatifResti
kekurang
an volume cairan berhubung
an deng
an rupture uterKelebihan volume cairan b.
d
edema ekstremitas bawah karena aliran balik vena terg
ang
g
u.
Resiko g
ang
g
uan
integ
rits kulit b.
d proses prosedur pembedahan yang
berlang
sung
lamaPasca operatif
Resiko ting
g
i infeksi berhubung
an deng
an prosedur invasiKerusakan integ
ritas kulit
b.
d trauma jaring
anPola napas tidak efektif berhubung
an deng
an
neuromuscular,ketidakseimbang
an konseptual/kog
nitifGang
g
uan rasa nyaman b.
d
diskontinuitas jaring
anBrsihan jalan nafas tidak efektif b.
d penumpukan sekret
Resiko ting
g
i kekurang
an volume cairan berhubung
an deng
an pembatasan pemasukan
cairan, mual muntah.
NURSI
NG CARE PLANAsuhan keperawatan post partum
No#Diag
nosa#Tujuan#I
ntervensi#Rasional##12.
#Nyeri berhubung
an deng
an kontraksi
uterus dan diatasi servikNyeri berhubung
an deng
an pening
katan tekenan abdomen
#Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 x 2 jam diharapkan klien mampu
meng
ontrol nyeri yang
dibuktikan deng
anMeng
identifikasi dan meng
g
unakan intervensi
untuk meng
atasi ketidaknyamanan deng
an tepatMeng
ung
kapkan berkurang
nya nyeri.
tidak
adanya edema ekimosis, nyeri tekan lokal.
demonstrasi perawatan kompres es pada
perinneum.
pasien nyaman dalam posisi yang
dianjurkan.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama 2 x 2 jam diharapkan klien dapat meng
ontrol nyeri yang
dibuktikan deng
anKriteria hasil :Klien menyatakan nyeri hilang
/terkontrol.
Eskpresi
wajah tidak menunjukkan rasa menahan sakit.
Kualitas nyeri menunjukkan skala 0
Perilaku relaksasi.
TD 120/80 mmHg
Nadi 60 x/menitPola nafas efektif 24x/menit
#MandiriTentukan adanya lokasi dan sifat ketidaknyamanan.
Tinjau ulang
persalinan
dan catatan kelahiranI
nspeksi perbaikan perineum dan episiotomi.
Perhatikan edema,
ekimosis, nyeri tekan local, eksudat purulen atau kehilang
an perlekatan jahitan
Berikan kompres es pada perineum khusus selama 24 jam pertama setelah kelahiran
Berikan kompres panas lembab diantara 380-43,20C selama 20 menit, 3-4 x/hari
setelah 24 jam pertamaAnjurkan duduk deng
an otot g
luteal terkontraksi diatas
perbaikan episiotomiKaji nyeri tekan uterus, tentukan adnya dan frekuensi atau
intensitas after pain.
Perhatikan faktor-faktor pemberat Anjurkan klien berbaring
teng
kurap bantal di bawah abdomen, dan ia melakukan tehnik visualisasi atau tehnik
peng
alihanKolaborasi Berikan analg
esic 30-60 menit sebelum menyusui.
Untuk klien
yang
tidak menyusui berikan analg
esic 3-4 jam selama pembesaran payudara dan after
painBerikan sprei anastesi, salep topical, dan kompres witc hazel untuk perineum
bila dibutuhkanCatat umur dan berat pasien, masalah medis/psikolog
is yang
mung
kin
muncul kembali, sensitivitas idiosinkratik analg
esik dan proses intra operasi yang
dig
unakan.
Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri, perhatikan isyarat verbal dan
non verbal seperti mering
is dan g
erakan melindung
i atau terbatas .
Kaji tanda-tanda
vital.
Ubah posisi klien.
Berikan informasi meng
enai sifat ketidaknyamanan.
Berikan
analg
esik sesuai deng
an indikasi.
#Meng
identifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan
intervensi yang
tepatDapat menunjukan trauma berlebihan pada jaring
an perineal atau
terjadinya komplikasi yang
memerlukan evaluasi atau intervensi lanjutMemberi
anastesia local, mening
katkan vasokonstriksi dan meng
urang
i edema dan vasodilatasi
Mening
katkan sirkulasi pada perineum, mening
katkan oksig
enasi dan nutrisi pada
jaring
an, menurunkan edema dan mening
katkan penyembuhanPeng
g
unaan peng
encang
an
g
luteal saat duduk menurunkan stress dan tekanan lang
sung
pada perineumSelama 12
jam pertama pascapartum, kontraksi uterus kuat dan reg
ular, ini berlanjut selama 2-
3 hari selanjutnya meskipun frekuensi dan intensitasnya berkurang
.
Factor-faktor
yang
memperberat after pain meliputi multipara, overdistensi uterus, menyusui, dan
pemberian preparat erg
ot dan oksitosinMening
katkan kenyamanan, mening
katkan rasa
control, dan kembali memfokuskan perhatian.
Memberikan kenyamanan khususnya selama
laktasi bila afterpain paling
hebat karena pelepasan oksitoksin.
Bila klien bebas
dari ketidaknyamanan dia dapat memfokuskan pada perawatannya sendiri dan bayinya,
dan pada pelaksanaan tug
as menjadi ibu.
Mening
katkan kenyaman lokalPendekatan pada
manajemen rasa sakit pasca operasi berdasarkan pada faktor-faktor variasi multiple.
Klien mung
kin tidak secara verbal melaporkan nyeri dan ketidaknyamanan secara
lang
sung
.
Dapat meng
identifikasi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Merilekskan ototdan
meng
alihkan perhatian dari sensori nyeri, mening
katkan kenyamanan.
Untuk memahami
penyebab nyeri.
Untuk menceg
ah rasa sakit.
##34.
# Kekurang
an volume cairan
berhubung
an deng
an penurunan masukan atau peng
g
antian yang
tidak adekuat dari
kehilang
an cairan yang
berlebihI
nefektif breast feeding
berhubung
an deng
an tidak
terlewatinya fase taking
in#Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 2 jam
diharapkan klien mampu memenuhi kebutuhan cairannya, deng
an criteria hasil:Tetap
normotentif deng
an masukan cairan dan keluaran urine seimbang
menunjukkan TTV
normal.
adanya keseimbang
an cairan dan elektrolit.
Setelah dilakukan asuhan
keperawatan selama 3 x 4 jam diharapkan klien dapat meng
ung
kapkan ting
kat kepuasan
proses menyusui yang
dibuktikan deng
an posisi menyusui bayi nyaman dan benar#
MandiriCatat kehilang
an cairan pada waktu kelahiran, tinjau ulang
riwayat
intrapartalEvaluasi lokasi dan kontraktilitas fudus uterus, jumlah lokhea vag
ina,
dan kondisi perineum setelah 2 jam pada 8 jam pertama bila tepat, kemudian setiap 8
jam selama sisa waktu di rumah sakit.
Catat pemberian obat-obatan Mg
SO4 yang
akan
menyebabkan relaksasi uterusDeng
an perlahan masase fundus bila uterus menonjol
Perhatikan adanya rasa haus, berikan cairan sesuai toleransiPantau suhuPantau nadi
Kaji tekanan darah sesuai indikasiEvaluasi masukan cairan dan haluaran urin selama
diberikan infuse I
V atau sampai pola berkemih normal terjadiPantau peng
isian
payudara dan suplai ASI
bila menyusuiKolaborasi Gantikan cairan yang
hilang
deng
an
infuse I
V yang
meng
andung
elektrolitLakukan atau ting
katkan kecepatan cairan I
V
seperti larutan ring
er laktat deng
an oksitosin 10-20 unitKaji peng
etahuan dan
peng
alaman klien tentang
menyusui sebelumnya.
Tentukan system pendukung
yang
tersedia pada klien dan sikap pasang
an atau keluarg
a Berikan informasi, verbal dan
tertulis, meng
enai fisiolog
i dan keuntung
an menyusui, perawatan putting
dan
oayudara, kebutuhan diet khusus dan factor-faktor yang
memudahkan atau meng
g
ang
g
u
keberhasilan menyusui.
Demontrasikan dan tinjau ulang
teknik-teknik menyusui.
Perhatikan posisi bayi selama menyusui dan lama menyusui.
Demontrasikan dan tinjau
ulang
teknik-teknik perawatan payudara.
Anjurkan klien untuk meng
ering
kan putting
deng
an udara selama 20-30 menit setelah menyusui dan memberikan preparat lanolin
setelah menyusui, atau meng
g
unakan lampu pemanas deng
an lampu 40 watt ditempatkan
18 inchi dari payudara selama 20 menit.
I
nstruksikan klien meng
hindari peng
g
unaan
sabun atau peng
g
unaan bantalan bra berlapis plastic dan meng
g
anti pembalut bila
basah atau lembab.
I
nstruksikan klien untuk meng
hindari peng
g
unaan pelindung
putting
kecuali secara khusus diindikasikan.
Berikan pelindung
putting
payudara khusus
(missal: pelindung
eschman) untuk klien menyusui deng
an putting
masuk dan datar.
Anjurkan peng
g
unaan kompres es sebelum menyusui dan latihan putting
deng
an memutar
diantara ibu jari dan jari teng
ah dan meng
g
unakan teknik Hoffman.
#Potensial
hemorag
i atau kehilang
an darah berlebihan pada waktu kelahiran yang
berlanjut pada
periode pasca partum dapat diakibatkan dari persalinan yang
lama, stimulasi
oksitosin, tertahannya jaring
an, uterus over distensi, atau anastesia umumDiag
nosa
yang
berbeda mung
kin diperlukan untuk menentukan penyebab kekurang
an cairan dan
protocol asuhan.
Uterus yang
relaks atau menonjol deng
an pening
katan aliran lokhea
dapat diakibatkan dari kelebihan miometrium atau tertahannya jaring
an plasenta.
Seg
era setelah kelahiran, fundus harus keras dan terlokalisasi pada umbilicus, dan
kemudian involusi kira-kira satu biku jari per hariMerang
sang
kontraski uterus
dapat meng
ontrol perdarahanRasa haus mung
kin merupakan cara homeostatis dari
peng
g
antian cairan melalui pening
katan ras hausPening
katan suhu dapat memperberat
dehidrasi, bila suhu 380C pada 24 jam pertama setelah kelahiran dan terulang
selama
2 hari ini mung
kin menandakan infeksiTachikardi dapat terjadi, memaksimalkan
sirkulasi cairan, pada kejadian dehidrasi atau hemorag
icPening
katan TD mung
kin
karena efek-efek obat vasopresor oksitosin.
Penurunan TD mung
kin tanda lanjut dari
kehilang
ancairan berlebihan, khususnya bila disertai deng
an tanda-tanda lain atau
g
ejala syokMembantu dalam analisa keseimbang
an cairan dan derajat kekurang
an Klien
dehidrasi tidak mampu meng
hasilkan ASI
adekuatMembantu menciptakan volume darah
sirkulasi dan meng
g
antikan kehilang
an karena kelahiran dan diaforesisOksitosin
mung
kin diperlukan untuk menstimulasi miometrium bila perdarahan berlebihan menetap
dan uterus g
ag
al untuk kontraksi.
Perdarahan menetap pada adanya fundus kuat dapat
menandakan laserasi dan kebutuhan terhadap penyelidikan lanjutMembantu dalam
meng
identifikasi kebututhan sat ini dan meng
embang
kan rencana keperawatan.
Mempunyai
dukung
an yang
cukup mening
katkan untuk peng
alaman menyusui deng
an berhasil.
Sikap
dan komentar neg
ative mempeng
aruhi upaya-upaya dan dapat menyebabkan klien menolak
mencoba untuk menyusui.
Membantu menjalin suplai susu adekuat, menceg
ah putting
pecah dan luka,m memberikan kenyamanan dan membantu peran ibu menyusui.
Pamphlet
dan buku-buku menyediakan sumber yang
dapat dirujuk klien sesuai kebutuhan.
Posisi
yang
tepat biasanya menceg
ah luka putting
, tanpa memperhatikan lamanya menyusui.
Tindakan perawatan payudara yang
teratur dapat memperlancar produksi ASI
.
Pemajanan
pada udara atau anas membantu meng
encang
kan putting
, sedang
kan sabun dapat
menyebabkan kering
.
Mempertahankan putting
dalam media lembab mening
katkan
pertumbuhan bakteri dan kerusakan kulit.
I
ni telah diketahui menambah keg
ag
alan
laktasi.
Pelindung
menceg
ah
mulut bayi meng
arah untuk kontak deng
an outing
ibu yang
mana perlu untuk
melanjutkan pelepasan prolaktin (mening
katkan produksi susu) dan dapat meng
g
ang
g
u
atau menceg
ah tersedianya suplai susu yang
adekuat.
Mang
kuk laktasi atau pelindung
payudara, latihan, dan kompres es membantu membuat putting
lebih ereksi, teknik
hoffman melepaskan perleng
ketan yang
menyebabkan inverse putting
.
##56.
.
7.
#Perubahan eliminasi urine berhubung
an deng
an pening
katan volume urinePerubahan
peran menjadi orang
tua berhubung
an deng
an krisis situasi.
Anxietas berhubung
an
deng
an krisis situasional.
#Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam
diharapkan klien mampu BAK deng
an normal dan seperti pola biasanya deng
an criteria
hasil;
Berkemih tidak dibantu dalam 6-8 jam setelah kelahiranMeng
osomg
kan kandung
kemih setiap berkemihTidak ada keluhan saat berkemihPola berkemih seperti biasanya
keseimbang
an masukan cairan dan elektrolit.
tidak ada tanda-tanda I
SKSetelah
dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 2 jam diharapkan klien memiliki ikatan
keluarg
a yang
harmonis yang
ditandai deng
an;
Meng
ung
kapkan masalah dan pertanyaan
tentang
menjadi orang
tuaMendiskusikan peran menjadi orang
tua secara realistis
Secara aktif mulai melakukan tug
as perawatan bayi baru lahir deng
an tepat
Meng
identifikasi ketersediaan sumber-sumberSetelah diberikan asuhan keperawatan
selama 2 x