Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua adalah sebuah proses yang mengubah orang dewasa sehat menjadi rapuh
disertai dengan menurunya cadangan hampir semua sistem fisiologis proses tersebut disertai
dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit dan kematian. Pendapat lain mengatakan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri serta mempertahankan struktur dan
fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan
Terjadinya proses menua disertai dengan berbagai perubahan baik dari fisik maupun
psikososial. Perubahan fisik dapat dilihat antara lain dari perubahan penampilan pada bagian
wajah, tangan dan kulit. Perubahan lainnya yaitu pada bagian dalam tubuh seperti pada
sistem saraf otak, limpa, dan hati. Perubahan pada panca indra ternyata juga terjadi pada
berubahnya kekuatan, dan kecepatan dan belajar keterampilan baru (Roger Watson,2004).
Perubahan secara psikososial lanjut usia antara lain keadaan pensiun dari pekerjaan,
kehilangan pekerjaan, kehilangan finansial, kehilangan status, keadaan sadar akan kematian,
perubahan cara hidup. Disamping itu lanjut usia juga mengalami penurunan secara ekonomi
karena pemberhentian dari jabatan sedangkan biaya hidup semakin bertambah dan mahalnya
biaya berobat. Dampak dari perubahan pada lanjut usia cenderung pada bentuk perubahan
yang negatif.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam hal perawatan lanjut usia untuk
memberikan kemudahan dalam pemenuhan ADL (Activity Daily Living) lanjut usia.
keterbatasan lanjut usia juga dapat menyebabkan perubahan psikososial lanjut usia berubah,
perlu kesiapan dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga agar dapat memberikan pemenuhan
Merawat lansia (orang lanjut usia) memberikan suatu tantangan keperawatan tertinggi
banyak pekerjaan yang dilakukan di dalam area ini. Perawatan berada dalam posisi unik
ketika merawat, lansia untuk mempengaruhi hasil perawatan tidak hanya melalui aplikasi
praktik biasa, akan tetapi juga melatih keterampilan dan melalukan koordinasi dengan
disiplin ilmu lain mencapai kepuasan hasil yang di harapkan pada setiap individu.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat lansia yang sakit, perlu
dikaji pengetahuan keluarga tentang yang dialaminya, bagaimana sikap keluarga terhadap
bantuan kesehatan serta bagaimana tindakan keluarga dalam mengatasi kesehatan lansia.
(Suprajitno, 2004)
Berdasarkan data yang diperoleh dari wilayah kerja Puskesmas Wundulako, beberapa
desa yang mempunyai lansia salah satunya terdapat pada desa Unamendaa yaitu berjumlah
164 orang lansia yang berumur 45-70 tahun keatas. (PKM Wundulako, 2009)
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Studi Tentang Prilaku Keluarga Terhadap Perawatan Lanjut Usia Di Desa Unamendaa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah
penelitian ini adalah Bagaimana Perilaku Keluarga Terhadap Perawatan Lansia Di Desa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tentang perilaku keluarga dalam perawatan lansia di desa
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah gambaran pendekatan terhadap
2. Hasil penelitian ini diharapkan agar perawat dapat mengembangkan keperawatan keluarga
terhadap lanjut usia dan memberikan gambaran baru kepada keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan lanjut usia sehingga diperoleh satu kesatuan antara tercapainya peran keluarga dan
terpenuhinya kebutuhan perawatan yang diperlukan lanjut usia yang dirawat dalam
kehidupan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keluarga didefenisikan sebagai suatu sistem sosial yang hidup. Keluarga merupakan
suatu kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang mempunyai hubungan erat satu
sama lain dan saling tergantung, yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka
Dalam sebuah unit keluarga disfungsi apa saja (penyakit, cedera, perpisahan) yang
mempengaruhi satu atau lebih anggota keluarga, dan dalam hal tertentu, seringkali akan
mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan unit ini secara keseluruhan. Keluarga
merupakan jaringan yang mempunyai hubungan erat dan bersifat mandiri, dimana masalah-
masalah seorang individu menyusup dan mempengaruhi anggota keluarga yang lain dan
seluruh sistem.
Ada semacam hubungan yang kuat antara keluarga dan status kesehatan lansia, bahwa
peran dari keluarga sangat penting bagi setiap aspek perawatan kesehatan lansia, mulai dari
merupakan hal yang penting dalam membantu setiap anggota keluarga untuk mencapai suatu
keadaan sehat.
Melalui perawatan keluarga yang berfokus pada peningkatan serta upaya-upaya yang
berarti dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan.
Tujuannya adalah untuk mengangkat derajat kesehatan keluarga secara menyeluruh, yang
mana secara tidak langsung mengangkat derajat kesehatan dari setiap anggota keluarga
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindaraan terhadap suatu objek tertentu. Dimana pengetahuan merupakan unsur mengisi
akal dan alam jiwa seseorang yang sadar dan secara nyata terkandung dalam otaknya.
kesehatan pribadi terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan
terjadi, kecuali apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup untuk memotivasinya
berkaitan dengan perawatannya. Peran serta keluarga serta tanda-tanda yang perlu
Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk berespon secara
positif maupun negatif terhadap orang. Objek atau situasi tertentu. Sikap yang mengandung
(pengaturan tentang objek) serta aspek kognitif (kecenderungan untuk bertindak) sedangkan
Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda
(sangat benci, agak benci dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan prilaku dan
prilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab sering kali terjadi bahwa seseorang
Menurut W. A. Gerungan sikap adalah suatu pola prilaku atau kesiapan antisipatif
prediposisi untuk menyesuiakan dalam situasi sosial dengan kata lain bahwa sikap adalah
kesediaan untuk bereaksi terhadap suatu objek. Pada prinsipnya bahwa sikap terdiri tiga
komponen yakni :
jiwa atau perasaan yang relatife terhadap kategori tertentu dari objek, orang atau perasaan.
Bahkan kirscht menyatakan bahwa sikap menggambarkan suatu kumpulan keyakinan yang
selalu mencakup aspek evaluatif, sehingga sikap selalu dapat diukur dalam bentuk baik dan
Dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat tetapi hanya
dapat di tafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup dan sikap merupakan kesiapan
atau kesediaan bertindak, keyakinan atau kepercayaan mengenai perawatan yang akan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (ovening behavior) atau
terwujudnya sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
1. Persepsi (preseption) yaitu mengenal dan memiliki berbagai objek sehubungan dengan
2. Respon terpimpin (guieded respon) yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang
sebenarnya.
3. Mekanisme (mechanism) yaitu apabila seseorang telah dapat mekanisme sesuatu dengan
4. Adaptasi (adaptation) yaitu suatu tindakan atau praktek yang sudah berkembang dengan baik
Menurut Word Health Orgazation (WHO) bahwa lanjut usia digolongkan menjadi usia
pertengahan (middle age) yaitu kelompok usia 45-59 tahun, usia lanjut (edderly) antara 60-70
tahun, usia lanjut (old) 71-90 tahun dan usia (very old) diatas 90 tahun. (Watson, 2003)
Menurut Sumiati Ahmad memberikan batasan bahwa lanjut usia seseorang yang
seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak
mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan kehidupan sehari-hari
Proses menua adalah proses yang mengubah orang dewasa laki-laki dan perempuan
sehat menjadi rapuh di sertai dengan menurunnya cadangan hampir semua sistem fisiologis
dan disertai pula dengan meningkatnya kerentanan terhadap penyakit, walau proses menua
dan usia salin berkaitan dalam bentuk yang sama dan rumit, sehingga sulit membedakan
Proses menua normal merupakan suatu proses yang ringan, ditandai dengan
menurunnya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga tetap
terjaga baik. Sebaliknya proses menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi organ
sejalan dengan umur tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat penyakit yang muncul
Dari berbagai teori yang dikemukakan untuk menjelaskan proses menua, sebagian
besar dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu teori genetik mengasumsikan
bahwa tentang hidup dan laju proses menua dikontrol dari informasi didalam molekul DNA
di dalam gen. Terori akumulasi kerusakan dalam NA, RNA dan sintesis protein spesifik,
enzim, dan juga mutasi somatik akibat berbagai pengaruh yang merusak seperti radiasi ion
(Setiabudhi, 1999)
terhadap perasaan orang yang memasuki lanjur usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua,
sensivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah pada masa
menua.
Kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya membawa yang bersangkutan pada
kesimpulan bahwa kecantikan apapun atau ketampanannya yang mereka miliki mulai
menghilang. Ini baginya berarti kehilangan daya tarik dirinya. Wanita biasanya di puji orang
karena kecantikan dan keindahan fisik. Tetapi tidak berarti pada msa ini tidak mengalami
atau merasakan hal yang serupa pada pria sedang mengalami proses menua, tetapi
Menurut The Nasional old peoples warfare council di inggris mengemukakan bahwa
penyakit atau gangguan umum pada lanjut usia ada 12 macam, yaitu :
c. Anemia
d. Demensia
e. Gangguan penglihatan
g. Dekompensasi kordis
h..Gangguan penglihatan
i. Ansietas
cardiovaskuler dan pembuluh darah, penyakit sistem urogenital, gangguan metabolik dan
endokrin, penyakit pada persendian, dan tulang yang disebabkan oleh keganasan yang
diperberat oleh faktor luar seperti makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi dan trauma.
Menurut WHO community study of the olderly central java 1990 mengemukakan
bahwa penyakit dan keluhan yang sering muncul pada lanjut usia yaitu rheumatisme,
hipertensi, bronchitis, DM, stoke, Fraktur tulang, kanker dan masalah kesehatan yang
a. Permasalahan umum
2) Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia lanjut kurang
b. Permasalahan khusus
1) Berlansungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik fisik, mental maupun
sosial
5) Adanya dampak negative dari proses pembangunan yang dapat menggunakan kesehatan fisik
lansia
5. Perubahan sel dalam proses penuaan
a. Perubahan yang terjadi pada sel ketika seseorang menjadi lanjut usia adalah (Setiabudhi,
1999)
2) Terjadinya ikatan DNA dengan protein stabil yang mengakibatkan gangguan genetik.
7) Penambahan lipofuscion.
1) Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5-10 % ukurannya mengecil, terutama dibagian
2) Jumlah neuron berkurang dan tak dapat diganti baru. Disamping itu terjadi penyusunan sel
a.) Sel pyramidal : asam amino, asam glutamik, dan asam asparttc
b) Sel non pyramidal : gemma amino butyric acid (GABA), noradrenaline, somatostatin.
4) Terbentuknya struktur abnormal di otak dan terakumulasinya pigmen organik mineral seperti
5) Perubahan biologis lainnya yang mempengaruhi di otak, seperti gangguan indera telinga,
c. Perubahan jaringan
1) Terjadinya penurunan cytoplasma protein
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
kematian dan meningkatkan usia harapan hidup. Namun, disisi lain pembangunan secara
tidak langsung juga berdampak negatif melalui perubahan nilai-nilai dalam keluarga yang
Prilaku keluarga dalam pengetahuan adalah segalah sesuatu yang diketahui oleh
keluarga terhadap perawatan usia lanjut. Disini dapat dilihat bagaimana proses perawatannya.
Prilaku keluarga dalam sikap adalah segala sesuatu yang diketahui oleh keluarga
terhadap perawatan usia lanjut. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana sikap dalam mengambil
keputusan.
Prilaku keluarga dalam tindakan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh keluarga
terhadap perawatan usia lanjut. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana proses dalam mengambil
tindakan.
Pengetahuan Keluarga
Perawatan Lansia
Sikap Keluarga
B. Variabel Penelitian
1. Pengetahuan keluarga
Kreteria Obyektif :
Kreteria pengukuran tentang pengetahuan merujuk pada skala Ordinal dimana setiap item
(salah)
2. Sikap keluarga
Kreteria obyektif :
Kreteria pengukuran tentang pengetahuan merujuk pada skala Guttman dimana setiap item
mempunyai jawaban setuju mempunyai nilai sama dengan (1) sedangkan item yang
jawabannya tidak setuju mempunyai nilai (0) dimana sikap keluarga dikatakan :
Adalah proses
Kreteria Obyektif :
Kreteria pengukuran tentang pengetahuan merujuk pada skala guttman, dimana setiap item
mempunyai jawaban setuju mempunyai nilai sama dengan (1) sedangkan item yang
jawabannya tidak setuju mempunyai nilai (0) dimana tindakan keluarga dikatakan :
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
gambaran tentang prilaku keluarga terhadap perawatan lansia di Desa Unamendaa Kecamatan
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Desember 2009
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang mempunyai Lansia di Desa
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai Lansia yang dianggap
D. pengumpulan data
1. Data Primer
Yaitu data dalam penelitian yang diperoleh dengan melakukan survey dan wawancara
1. Pengolahan Data
a. Coding yaitu data yang diperoleh dari hasil catatan dan laporan dan catatan puskesmas.
2. Penyajian Data
Data yang telah diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Umur Responden
Tabel 1.
Distribusi responden berdasarkan kelompok umur di Desa Unamendaa Kecamatan
Wundulako Kabupaten Kolaka
Desember 2009
No. Umur n Persentase (%)
1. 20-30 tahun 38 50,7
2. 31-40 tahun 27 36
3. 41-50 tahun 10 13,3
Jumlah 75 100
Dari tabel di atas, menunjukkan umur responden yang paling banyak di Desa
Unamendaa yaitu kelompok umur 20 -30 tahun sebanyak 38 orang (50,7 %) dan yang paling
sedikit adalah kelompok umur 41-50 tahun sebanyak 10 orang (13,3 %).
b. Jenis Kelamin
Tabel 2.
Distribusi responden berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Unamendaa Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka
Desember 2009
Dari tabel di atas, menunjukkan jenis kelamin responden yang paling banyak di Desa
Desa Unamendaa yaitu perempuan sebanyak 49 orang(65,3 %) dan yang paling sedikit
c. Tingkat Pendidikan
Tabel 3.
Distribusi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Unamendaa Kecamatan
Wundulako Kabupaten Kolaka
Desember 2009
Desa Unamendaa yaitu SD Sederajat sebanyak 23 orang(30,7 %) dan yang paling sedikit
d. Pekerjaan
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Desa Desa Unamendaa Kecamatan
Wundulako Kabupaten Kolaka
Desember 2009
Dari tabel di atas, menunjukkan tingkat pendidikan responden yang paling banyak di
Desa Unamendaa yaitu Petani sebanyak 39 orang(52 %) dan yang paling sedikit adalah
a. Pengetahuan Keluarga
Tabel 5.
Distribusi Responden Tentang Pengetahuan Keluarga Terhadap Perawatan Lansia di Desa
Unamendaa Kecamatan
Wundulako Kabupaten Kolaka
Desember 2009
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa pengetahuan tentang perawatan lansia yang
paling banyak adalah kurang 34 orang(45,3 %), cukup sebanyak 21 orang ( 28 %) dan baik
sebanyak 20 orang(26,7 %)
b. Sikap Keluarga
Tabel 6.
Distribusi Responden Tentang Sikap Keluarga Terhadap Perawatan Lansia di Desa
Unamendaa Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka
Tahun 2009
Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa sikap keluarga terhadap perawatan lansia yang
paling banyak di Desa Unamendaa adalah Positif sebanyak 47 orang(62,7 %) dan yang paling
c. Tindakan Keluarga
Tabel 7.
Distribusi Responden Tentang Tindakan Keluarga Terhadap Perawatan Lansia di Desa
Unamendaa Kecamatan Wundulako
Kabupaten Kolaka
Tahun 2009
Dari tabel di atas, menunjukkan tindakan keluarga terhadap perawatan lansia yang
paling banyak di Desa Unamendaa adalah negatif sebanyak 46 orang(61,3 %) dan yang
B. Pembahasan
mempengaruhi tingginya angka kejadian ispa di desa lembah subur kecamatan ladongi
kabupaten kolaka dari tanggal 2 November sampai dengan 2 Desember 2009, diperoleh 75
responden yang memenuhi kriteria. untuk lebih jelasnya hasil penelitian tersebut dibahas
1. Pengetahuan keluarga
Berdasarkan data hasil penelitian sebagaimana yang telihat pada tabel 5 di atas
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang perawatan lansia yang paling banyak adalah
kurang 34 orang(45,3 %), cukup sebanyak 21 orang ( 28 %) dan baik sebanyak 20 orang(26,7
%)
perawatan lansia itu sendiri yaitu 34 orang dapat disimpulkan bahwa kurangnya peran serta
keluarga dalam perawatan lansia dengan baik, hali ini juga didukung oleh latar belakang
Adapun faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah usia, dimana
semakin matang usia seseorang maka semakin banyak informasi dan pengalaman yang
diperoleh.
Hal ini sinkron dengan pendapat yang dikemukakan oleh Roger Watson (2003) bahwa
berkaitan dengan perawatannya. Peran serta keluarga serta tanda-tanda yang perlu
2. Sikap Keluarga
bahwa sikap keluarga terhadap perawatan lansia di Desa Unamendaa sebagian besar adalah
positif yaitu 47 orang (62,7%) sedangkan sebagian kecil yang sikap negatif yaitu 24 orang
(37,3%)
Kenyataan di atas sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh New comb,
salah seorang ahli psikolog sosial nyata bahwa sikap itu menunjukkan kesiapan untuk
bertindak dan bukan merupakan palaksana motiv tertentu. Sikap belum merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertentu, bukan
merupakan resksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka, sikap merupakan suatu kesiapan
untuk objek dilingkungan terhadap objek tertentu sebagai penghayatan (Notoatmodjo, 2003).
Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak
sesuai dengan sikap objek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah bermacam-macam hal masih
berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang. Pengetahuan mengenai objek tidak
sama dengan sikap objek itu tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan
Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap keluarga di Desa Unamendaa adalah positif. Hal
ini dapat dilihat dari sikap masyarakat yang cenderung ikut berperan serta dalam perawatan
lansia.
3. Tindakan Keluarga
bahwa tindakan keluarga terhadap perawatan lansia di Desa Unamendaa sebagian besar
adalah positif yaitu 47 orang (62,7%) sedangkan sebagian kecil yang sikap negatif yaitu 24
orang (37,3%)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (ovening behavior) atau
terwujudnya sikap menjadi suatu perubahan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan. Dimana tingkat tindakan ada 4 yaitu :persepsi (preseption),
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tindakan keluarga terhadap perawatan lansia di Desa
Unamendaa dalah negatif, walaupun sikap keluarga positif tetapi dalam implementasinya
nihil. hal ini kemungkinan disebabkan Karena keluarga lebih mengutamakan pekerjaan,
dengan kesibkan tersebut sehingga keluarga tidak mempunyai waktu untuk merawat lansia.
BAB VI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian perilaku keluarga terhadap perawatan lanjut usia di desa
Unamendaa wilayah kerja puskesmas Wundulako Kabupaten Kolaka tahun 2009, maka
B. Saran-saran
2. Diharapkan bagi tenaga kesehatan unutk lebih aktif dan berpartisipasi dalam memberikan
lansia.
Poskan Komentar
Arsip Blog
2010 (8)
o November (8)
HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI DAN BUDAYA DENGAN
KEPEM...
KTI TENTANG PENGARUH LAYAR MONITOR KOMPUTER
TERHA...
Creatif'Q
Makalah Akbid
STUDI TENTANG PRILAKU KELUARGA TERHADA
PERAWATAN ...
ISI KTI
STUDI TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
TERHADAP I...
Mengenai Saya
Chyo Zhecret
Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia
Ingin Menjadi Seorang Perawat Sukses Agar Bisa Buat kedua Orang Tua'Q
Tersenyum
Lihat profil lengkapku
Video
powered by