Вы находитесь на странице: 1из 8

MALARIA DALAM KEHAMILAN

MALARIA DALAM KEHAMILAN

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa dan disebarkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodium
yang dapat mengidentifikasi manusia ataupun serangga. Terdapat empat spesies Plasmodium
yang menyebabkan malaria pada manusia, yaitu vivaks, ovale, malariae, dan falsiparum.
Diduga penyakit malaria ini berasal dari Afrika dan menyebar mengikuti gerakan migrasi
manusia melalui pantai Mediterania, India, dan Asia Tenggara. Nama Malaria mulai dikenal
sejak zaman kekaisaran Romawi. Kata malaria berasal dari bahasa Italia yang berarti udara
kotor dan biasa juga disebut dengan istilah demam Romawi.
Saat ini diperkirakan sedikitnya terjadi 300 juta kasus malaria akut di dunia setiap tahunnya,
dan menyebabkan 1 sampai 3 juta kematian per tahun. Sekitar 90 % penyakit ini terjadi di
benua afrika dan terutama menyerang anak-anak balita. Penyakit ini telah dieradikasi secara
efektif di Benua Eropa dan sebagian besar Amerika Utara, kecuali di sebagian Meksiko.
Malaria dalam kehamilan merupakan masalah obstetric, masalah sosial, dan masalah medis
yang membutuhkan penanganan multidisiplin dan multidimensi. Perempuan hamil
merupakan kelompok usia dewasa yang paling tinggi risikonya untuk terkena penyakit ini. Di
daerah endemic malaria sekitar 20-40 % bayi yang dilahirkan mengalami berat lahir rendah.
Sejumlah daerah tertentu di Indonesia terutama yang berada di daerah pantai dan rawa,
merupakan daerah endemis malaria, sehingga penyakit ini masih merupakan masalah
kesehatan yang besar di Indonesia. Tingginya kejadian penyakit malaria di Indonesia akan
berdampak tingginya kejadian penyakit malaria dalam kehamilan, sehingga dibutuhkan
pemahaman dari segi diagnostic dan pengelolaan penyakit malaria dalam kehamilan dalam
upaya menurunkan tingkat kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Tulisan ini akan membahas
penyakit malaria dalam kehamilan serta upaya pencegahan dan pengelolaannya.

Penyakit Malaria dalam Kehamilan

Gejala dan komplikasi malaria selama kehamilan berbeda-beda bergantung pada intensitas
transmisi dan berhubungan langsung dengan tingkat imunitas ibu hamil. Terdapat dua kondisi
yang berpotensi menghambat timbulnya gejala malaria yang disebabkan perbedaan imunitas,
yaitu sebagai berikut :
Daerah Epidemik atau Transmisi Malaria Rendah
Perempuan dewasa yang belum pernah terkena parasit dalam jumlah banyak, seringkali
menjadi sakit bila terinfeksi oleh parasit pertama kali. Ibu hamil yang tinggal di daerah
dengan transmisi rendah mempunyai risiko 2 sampai 3 kali lipat untuk menjadi sakit yang
berat dibandingkan dengan perempuan dewasa tanpa kehamilan. Kematian ibu hamil
biasanya diakibatkan oleh penyakit malarianya sendiri atau akibat langsung anemia yang
berat. Masalah yang biasa timbul pada kehamilannya adalah meningkatnya kejadian berat
bayi lahir rendah, prematuritas, pertumbuhan janin terhambat, infeksi malaria, dan kematian
janin.

Daerah dengan Transmisi Malaria Sedang Sampai Tinggi


Pada daerah ini kebanyakan ibu hamil telah mempunyai kekebalan yang cukup karena telah
sering mengalami infeksi. Gejala biasanya tidak khas untuk penyakit malaria. Yang plaing
sering adalah berupa anemia berat dan ditemukan parasit dalam plasentanya. Janin biasanya
mengalami gangguan pertumbuhan dan selain itu menimbulkan gangguan pada daya tahan
neonatus. Kematian ibu hamil akibat malaria di benua Afrika mencapai puluhan ribu tiap
tahunnya, 8-14 % ibu hamil melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah, selain itu 3-8%
mengalami kematian janin dalam rahim.
Penyakit malaria dan kehamilan adalah dua kondisi yang saling memengaruhi. Perubahan
fisiologi dalam kehamilan dan perubahan patologis akibat penyakit malaria yang terutama
disebabkan oleh plasmodium falsiparum dapat menyebabkan keadaan yang buruk pada ibu
hamil. Seorang primigravida yang terkena penyakit malaria umumnya paling mudah
mendapatkan komplikasi berupa anemia, demam, hipoglikemi, malaria serebral, edema paru,
sepsis puerperalis, bahkan sampai kematian.

Gejala Klinik

Selama kehamilan, lebih dari setengahnya memberikan manifestasi klinik yang atipik, yaitu
berupa:
Demam:pasien dapat mengeluhkan bermacam-macam pola demam mulai dari tanpa demam,
demam tidak terlalu tinggi yang terus-menerus, hingga ke hiperpireksia. Pada trimester kedua
kehamilan gambaran manifestasi klinik yang atipik lebih sering terjadi karena proses
imunosupresi.
Anemia:di Negara berkembang yang biasanya merupakan daerah endemis malaria, anemia
merupakan gejala yang paling sering ditemukan selama kehamilan. Penyebab utama
anemianya adalah karena malnutrisi dan penyakit cacing. Dalam kondisi seperti ini penyakit
malaria akan menambah berat keadaan anemianya. Penyakit malaia sendiri biasanya
memberikan gejala dengan manifestasi anemia sehingga semua kasus anemia harus diperiksa
kemungkinan ke arah penyakit malaria.
Splenomegali:pembesaran limpa biasanya terjadi pada penyakit malaria dan keadaan ini akan
menghilang pada trimester kedua kehamilan. Bahkan, splenomegali yang menetap pada
keadaan

Diagnosis

Penyakit malaria memiliki 4 jenis dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit
yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil, dan
keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini
muncul kembali secara periodic. Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertian yang
disebabkan oleh Plasmodium vivaks, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari
seklai setelah gejala pertama terjadi ( dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika,
disebabkan oleh Plasmodium falsiparum merupakan penyebab sebagian besar kematian
akibat malaria. Organism bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan
koma, mengigau, serta kematian. Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium
malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertian atau tropika;
gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi. Gejala tersebut
kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari. Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria
yang paling jarang ditemukan disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria
tertian.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh di dalam sel hati; beberapa hari sebelum gejala
pertama terjadi, organism tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan
dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.
Parasit malaria dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan mikroskopis apus darah tapi dengan
pewarnaan Giemsa, pemeriksaan ini merupakan baku emas untuk penyakit malaria.
Meskipun demikian, pemeriksaan ini mempunyai keterbatasan yaitupemeriksa harus cukup
berpengalaman di samping bergantung pada kualitas reagen dan mikroskopis.
Cara lain pemeriksaan laboratorium adalah dengan deteksi antigen yaitu dengan cara
mendeteksi antigen dari parasit malaria. Pemeriksaan ini dengan menggunakan Dipstick
dengan hasil dapat dibaca langsung 2-15 menit dan dapat digunakan dimana saja serta tidak
tergantung sarana laboratorium.

Ditemukan parasit pada darah maternal dan darah placenta


Gamb aran klinis pada wanita hamil
Non imun: ringan sapai berat
Imun : tidak timbul gejala tidak dpt didiagnosa klinis

Etiologi Plasmodium
Plasmodium vivax m. vivax
Plasmodium falcifarum m. falsifarum, m. pernisiosa, m. black water fever
Plasmodium malariae malaria kuartana
Plasmodium ovale malaria ovale.

Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax merupakan jenis yang paling sering dijumpai,
namun yang paling mematikan adalah jenis Plasmodium falciparum.

Komplikasi
Komplikasi penyakit malaria akan lebih sering dan lebih berat dalam kehamilan. Yang sering
timbul adalah edema paru, hipoglikemia, dan anemia. Komplikasi yang jarang terjadi adalah
kejang, penurunan kesadaran, koma, muntah-muntah dan diare, dan lain-lain.

Tabel l. Malaria dalam Kehamilan: Masalah yang berlipat ganda


Lebih sering Malaria lebih sering terjadi dalam kehamilan daripada populasi umum.
terjadi Penyebabnya kemungkinan karena adanya imunosupresi dan
hilangnya acquired immun selama kehamilan
Gejala lebih Dalam kehamilan, malaria cenderung menampakkan gejala atipik yang
Atipik mungkin disebabkan adanya perubahan hormonal, imunologis dan
hematologis selama kehamilan.
Lebih Berat Disebabkan perubahan hormonal dan imunologis koloni parasit
cenderung membesar 10 kali lilpat sehingga semua
komplikasi P.falciparum lebih sering terjadi selama kehamilan.
Lebih Fatal P.falciparum malaria dalam kehamilan cenderung lebih berat, dengan
tingkat infeksius l3% lebih tinggi daripada saat tidak hamil
Terapi harus Sejumlah anti malaria merupakan kontra indikasi diberikan saat hamil
selektif dan seringkali menimbulkan efek samping yang berat. Oleh karena itu
terapinya sering sulit, terutama infeksi malaria berat yang disebabkan P.
falciparum.
Masalah lain Penanganan komplikasi malaria sering sulit karena pengaruh perubahan
fisiologis selama kehamilan. Harus dilakukan pengawasan ketat
terhadap pemberian cairan, kontrol suhu dll. Keputusan untuk terminasi
kehamilan juga sering dipersulit oleh risiko kematian janin, pertumbuhan
janin terhambat dan ancaman persalinan prematur.

Risiko Terhadap Janin


Malaria dalam kehamilan menimbulkan permasalahan bagi janin. Tingginya demam,
insufisiensi plasenta, hipoglikemia, anemia, dan komplikasi-komplikasi lain dapat
menimbulkan efek buruk terhadap janin. Baik malaria P. vivaks maupun P. falsiparum lebih
serius karena dilaporkan insidensi mortalitasnya tinggi. Akibat yang terjadi dapat berupa
abortus spontan, persalinan premature, kematian janin dalam rahim, insufisiensi plasenta,
gnagguan pertumbuhan janin (kronik/temporer), berat badan lahir rendah, dan gawat janin.
Selain itu, penyebaran infeksi secara transplasental ke janin dapat menyebabkan malaria
kongenital.
Malaria kongenital sangat jarang terjadi, diperkirakan timbul pada < 5 % kehamilan. Barier
plasenta dan antibody IgG maternal yang menembus plasenta dapat melindungi janin dari
keadaan ini. Akan tetapi, pada populasi nonimun dapat terjadi malaria kongenital, khususnya
pada keadaan epidemic malaria. Kadar quinine plasma janin dan klorokuin sekitar 1/3 dari
kadarnya dalam plasma ibu sehingga kadar subterapeutik ini tidak dapat menyembuhkan
infeksi pada janin.

Patofisiologi

Patofisiologi malaria dalam kehamilan sangat dipengaruhi oleh perubahan sistem


imunologis oleh adanya organ baru yaitu plasenta. Terjadi penurunan sistem imunitas
didapat yang dramatis selama kehamilan, terutama pada nulipara. (Efek imunitas antimalaria
ditransfer kepada janin)
Terdapat sejumlah hipotesa yang menjelaskan patofisiologi malaria dalam kehamilan, yaitu:
Hipotesis l:
Hilangnya kekebalan antimalaria secara konsisten berhubungan dengan terjadinya
imunosupresi selama kehamilan misalnya: penurunan respon limfoproliferatif, peningkatan
level kortisol serum. Hal ini dikondisikan untuk mencegah penolakan terhadap janin. Akan
tetapi, kejadian ini tidak menurunkan reaksi imunologis pada ibu multigravida yang pernah
menderita malaria.

Hipotesis -2:
Apakah yang hilang adalah cell mediated immunity saja, atau transfer antibodi
mediated immunity secara pasif juga terganggu sehingga ibu hamil mudah terkena
malaria?

Hipotesis -3:
plasenta adalah organ yang baru bagi seorang primigravida sehingga memungkinan
adanya imunitas host yang langsung menerobos atau adanya zat tertentu pada plasenta yang
memudahkan P. falciparum untuk memperbanyak diri.

Pengaruhnya pada janin


IUFD
Abortus
Prematur
BBLR
Malaria placenta
Malaria kongenital
patogenesis

1. melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria.


2. Induksi yaitu jika stadium aseksual dalam eritrosit masuk ke dalam darah manusia

Kemoprofilaksis Malaria dalam Kehamilan

WHO merekomendasikan agar memberikan suatu dosis terapeutik anti malaria untuk semua
wanita hamil di daerah endemik malaria pada kunjungan ANC yang pertama, kemudian
diikuti kemoprofilaksis teratur. Pengobatan malaria di Indonesia menghendaki hanya
memakai klorokuinuntuk kemoprofilaksis pada kehamilan.

Perlindungan dari gigitan nyamuk, kontak antara ibu dengan vektor dapat dicegah dengan:
Memakai kelambu yang telah dicelup insektisida (misal: permethrin).
Pemakaian celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Pemakaian penolak nyamuk (repellent).
Pemakaian obat nyamuk (baik semprot, bakar dan obat nyamuk listrik)
Pemakaian kawat nyamuk pada pintu-pintu dan jendela-jendela.

Penatalaksanaan umum
1. Perbaiki keadaan umum penderita (pemberian cairan dan perawatan umum).
2. Monitoring vital sign antara lain: keadaan umum, kesadaran, pernafasan, tekanan darah, suhu,
dan nadi setiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui perkembangannya), kontraksi
uterus dan bunyi jantung janin juga harus dipantau.
3. Jaga jalan nafas untuk menghindari terjadinya asfiksia, bila perlu beri oksigen.

Terapi Malaria
Terapi malaria dalam kehamilan harus energetik, antisipatif dan seksama(careful)
Energetik: Tidak membuang-buang waktu, lebih baik memperlakukan semua kasus
sebagai kasus malaria falciparum, dan memeriksa tingkat keparahan penyakit dengan melihat
keadaan umum, pucat, ikterus, tekanan darah, suhu, hemoglobin, hitung parasit, SGPT,
bilirubin dan kreatinin serum serta glukosa darah.

Antisipatif: malaria dalam kehamilan dapat tiba-tiba memburuk dan menunjukkan


komplikasi yang dramatik. Oleh karena itu harus dilakukan monitoring ketat serta me nilai
kemungkinan timbulnya komplikasi pada setiap pemeriksaan/visite rutin.

Seksama: Perubahan fisiologis dalam kehamiklan menimbulkan masalah yang khusus


dalam penanganan malaria. Selain itu, sejumlah obat anti malaria merupakan kontraindikasi
untuk kehamilan atau dapat menimbulkan efek samping yang berat. Semua faktor tersebut
harus selalu dipertimbangkan saat memberikan terapi pada pasien-pasien malaria dengan
kehamilan.
Pilih obat yang sesuai dengan tingkat keparahan penyakit dan pola sensitivitas di
daerah tersebut (terapi empiris)
Hindari obat yang menjadi kontra indikasi
Hindari kelebihan/kekurangan dosis obat
Hindari pemberian cairan yang berlebihan/kurang.

Pertahankan asupan kalori yang adekuat.


Diposting oleh Putri Prames Wati di 20.46
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest

Вам также может понравиться