Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KONSEPDASAR
DASARASUHAN
ASUHANKEBIDANAN
KEBIDANAN
PADA
PADAIBU
IBUDALAM
DALAMMASA
MASAPERSALINAN
PERSALINAN
I.I.PENGERTIAN
PENGERTIAN DAN
DAN
TUJUAN
TUJUAN
PERSALINAN
PERSALINAN
1
Tujuan Asuhan Persalinan:
Asuhan persalinan mempunyai tujuan ialah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan
yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang
bayi.
2
SEBAB-SEBAB
SEBAB-SEBABMULAINYA
MULAINYA
PERSALINAN
PERSALINAN
Apa yang menimbulkan persalinan sampai saat ini masih merupakan teori-
teori yang kompleks.
Perlu diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat hamil, yaitu
estrogen dan progesteron.
Estrogen berfungsi:
Meningkatkan sensitivitas otot rahim
Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis
Progesteron berfungsi:
Menurunkan sensitivitas otot rahim
Menyulitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan
oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis
Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi
Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan sehinggakehamilan
dapat dipertahankan. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron
menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan hipofise parst posterior dapat
menimbulkan kontraksi dalam bentuk Brakston Hicks. Kontraksi braxton hicks
akan menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan
Berdasarkan uraian diatas dapat ditemukan beberapa teori yang menyatakan
kemungkinan bagaimana proses terjadi mulainya persalinan:
1. Teori Penurunan hormonal
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu,
yang mengakibatkan pembuluh darah mengalami penyempitan dan
buntu
1 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron.
Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim. Dengan
Penurunan kadar progesteron menjadikan otot rahim lebih sensitif
terhadap oksitosin dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh
darah sehingga timbul his atau kontraksi rahim setelah tercapai tingkat
penurunan progesteron tertentu.
2. Teori Plasenta menjadi tua
Penuaan plasenta mengakibatkan vili korialis mengalami perubahan-
perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim
3. Teori distensi rahim (teori keregangan)
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu,
setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai. Contohnya, pada hamil ganda sering terjadi kontraksi
setelah keregangan tertentu, sehingga menimbulkan proses
persalinan.
3
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-
otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter, sehingga
plasenta mengalami degenerasi
4. Teori iritasi Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale dari Fleksus
Frankenhauser, bila ganglion ini tertekan misalnya oleh kepala janin,
maka akan timbul kontraksi uterus.
5. Teori berkurangnya nutrisi pada janin
Dikemukakan oleh Hippokrates, bila nutrisi pada janin berkurang maka
hasil konsepsi akan segera dikeluarkan
6. Teori oksitosi internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipopisis parst posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterondapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
Dengan menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan
maka oksitosindapat meningkatkan aktifitas, sehingga persalinan
dapat dimulai.
7. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu,
yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin saat hamil
dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan
8. Teori Hhipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus
sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan,
hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama.
Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas
janin, induksi persalinan
Dari percobaan tersebut disimpulkan bahwa ada hubungan
antara hipotalamus-pituitari-dengan mulainya persalinan
Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan
9. Induksi Partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan induksi persalinan
(persalinan anjuran)
Gagang laminaria: beberapa laminaria dimasukkan kedalam
kanalis sevikalis dengan tujuan merangsang fleksus
Frankenhauser
Pemecahan ketuban (amniotomi)
Pemecahan ketuban dapat mengurangi keregangan otot rahim
sehingga kontraksi dapat segera dimulai. Keregangan yang
4
melampaui batas melemahkan kontraksi rahim, sehingga perlu
diperkecil agar his dapat dimulai.
Induksi persalinan secara hormonal dengan Oksitosin drip:
yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
Bagaimana terjadinya persalinan belum dapat diketahui dengan pasti, besar
kemungkinan semua faktor bekerja bersama-sama sehingga pemicu
persalinan menjadi multi faktor.
TAHAPAN
TAHAPANPERSALINAN
PERSALINAN
I. PERSALINAN KALA I
Yang dimaksud dengan persalinan kala I adalah kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada
permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primi gravida berlangsung untuk 12 jam sedangkan multi gravida
sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm /jam dan pembukaan multi gravida 2
cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan
lengkap dapat diperhitungkan.
Persalinan kla I dibagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif
Fase laten persalinan :
- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap
- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
- Biasanya berlangsung hingga 8 jam
Fase aktif persalinan
- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat.
Kontraksi uterus yang adekuat adalah jika terjadi tiga kali
atau lebih kontraksi rahim dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih
- Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan
kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga pembukaan
lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagian terbawah janin
5
- Fase aktif berlangsung selama 6 jam, dan dibagi atas 3 sub
fase:
o Periode Akselerasi : berlangsung 2 jam,
pembukaan menjadi 4 cm
o Periode Dilatasi Maksimal (steady): selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
o Periode Deselerasi : Berlangsung lambat, dalam
waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap
Penanganan kala I
Membantu ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah,
ketakutan, dan kesakitan:
- Berilah dukungan dan keyakinan akan dirinya
- Berikan informasi mengenai proses dan kemajuan
persalinan
- Dengarkan keluhannya dan cobalah untuk lebih peka
terhadap perasaannya
Jika ibu tersebut tampak kesakitan, dukungan/asuhan yang
dapat diberikan adalah :
- Lakukan perubahan posisi
- Posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi jika ibu ingin di
tempat tidur sebaiknya dianjurkan untuk tidur miring ke
kiri
- Sarankan ia untuk berjalan-jalan
- Ajaklah orang yang menemaninya (suami atau ibunya)
untuk memijat atau menggosok punggungnya atau
membasuh mukanya diantara kontraksi
- Ibu diperbolehkan melakukan aktifitas sesuai
kesanggupannya
- Ajarkan teknik bernapas : ibu diminta untuk narik napas
panjang, menahan napasnya sebentar, kemudian
dilepaskan dengan cara meniup udara keluar sewaktu
terasa kontraksi
Penolong tetap menjaga hak privacy ibu dalam persalinan,
antara lain menggunakan penutup atau tirai, tidak
menghadirkan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizin
ibu/pasien
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi
serta prosedur yang akan dilaksanakan dan hasil-hasil
pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar
kemaluannya setelah buang air kecil atau besar
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat, atasi
dengan cara:
6
- Gunakan kipas angin atau AC dalam kamar
- Menggunakan kipas biasa
- Menganjurkan ibu untuk mandi
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi,
berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Pemantauan Kala I
Tabel berikut menunjukkan frekuensi minimal penilaian dan intervensi. Jika
ibu menunjukkan tanda tanda komplikasi atau gejala komplikasi dan
perubahan kondisi, penilaian harus dilakukan lebih sering.
7
KEMAJUAN PADA KONDISI JANIN
Jika didapat denyut jantung janin yang tidak normal (kurang dari 100
atau lebih dari 180 denyut permenit), curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan verteks fleksi
sempurna digolongkan kedalam malposisi dan mal presentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persainan lama,
tangani penyebab tersebut.
8
Posisi terlentang Dihubungkan dengan penurunan detak jantung
janin dan mungkin dengan penurunan aliran
darah uterus. Mengurangi kekuatan kontraksi
uterus, frekuensi, dan efikasi
Mendorong abdomen Menyebabkan ibu merasa nyeri, terlebih lagi
berbahaya bagi bayi dan kaitannya dengan
ruptura uteri
Mengedan sebelum Dapat menyebabkan oedema serviks dan mungkin
pembukaan serviks robekan serviks
lengkap
Penanganan kala II
Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
- Mendampingi agar merasa nyaman
- Menawarkan minum, mengipasi dan memijat bayi
Menjaga kebersihan diri:
- Ibu tetap dijaga kebersihannya agar terhindar dari infeksi
- Jika ada darah, lendir , atau cairan ketuban segera dibersihkan
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu dengan cara:
- Menjaga privacy ibu
- Penjelasan tentang proses dan kemajuan persalinan
- Penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan dan
keterlibatan ibu
9
Mengatur posisi ibu. Dalam membimbing meneran dapat dipilih posisi
berikut:
- Jongkok
- Menungging
- Tidur miring
- Setengah duduk
Posisi tegak ada kaitannya dengan berkurangnya rasa nyeri, mudah
mengedan, kurangnya trauma vagina dan perinium dan infeksi
Menjaga kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurkan berkemih
sesering mungkin
Memberikan cukup minum: memberi tenaga, dan mencegah dehidrasi
Menekan fundus Tindakan ini hanya membuat rasa nyeri pada ibu,
dengan tangan tetapi tidak membantu dalam kelahiran bayi,
bahkan dapat menyebabkan ruptura uteri
10
Memutar leher bayi Dapat menimbulkan kelemahan saraf bracial
11
TANDA-TANDA LEPASNYA PLASENTA
Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh (diskoid) dan tinggi fundus biasanya turun hingga
di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke
bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada diatas pusat (sering kali
mengarah kesisi kanan).
Tali Pusat Memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjjang atau terjulur melalui vulva dan
vagina
Semburan Darah Tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan darah yang
tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat
melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta, keluar melalui
tepi plasenta yang terlepas.
12
Tabel berikut menunjukka kebiasaan yang lazim dilakukan tetapi tidak membawa
manfaat atau bahkan membahayakan
TANDA-TANDA
TANDA-TANDAMULAINYA
MULAINYA
PERSALINAN
PERSALINAN
14