Вы находитесь на странице: 1из 22

BAHAN TEKNIK

KODIFIKASI BAJA
Standar Jerman (DIN)
Baja konstruksi
St.60 Kekuatan tarik baja tidak kurang dari 60 kg/mm2.

Baja karbon
St.C35 Baja karbon dengan kadar karbon 0,35 %.

Baja paduan rendah (low alloy Steel)


15Cr3 Baja dengan 0,15 % C dan Cr.
13CrMo44 Baja dengan 0,13 % C, 4/4 % Cr, 4/10 % Mo.
10S20 Baja dengan 0,20 % C dan 0,20 % S.

Baja paduan tinggi (high alloy steel)


X45CrSi9 Baja dengan 0,45 % C, 9 % Cr dan sedikit Si.
X12CrNi88 Baja dengan 0,12% C, 0,18 % Cr dan 8 % Ni.
KODIFIKASI BAJA
Standar Jepang (JIS)
Baja konstruksi umum (SS) dikuti dengan angka kekuatan tariknya (kg/mm2).
Baja karbon (S) diikuti bilangan yang menunjukkan perseratus persen kadar karbonnya
dan huruf C, misalnya S 35C, S 45C dll.
Baja paduan (S) dikuti dengan nama unsur paduan atau huruf depan dari nama unsur
paduan dan nomor modifikasi paduannya, misal :
SMn 1 = baja mangan
SMnC 3 = baja Mangan Chrom
SNC 3 = baja Nickel Chrom, dll.

Standar Amerika (AISI)


Baja paduan spesifikasinya dinyatakan dengan empat atau lima angka, angka yang
pertama menunjukkan jenis bajanya,
angka 1 untuk baja karbon.
angka 2 untuk baja nickel.
angka 3 untuk baja nickel chromium dan sebagainya.
Misal : baja nickel (seri 2xxx), baja chrom (seri 5xxx), baja nickel chrom (seri 3xxx), baja
mangan (seri 13xx), baja molybden (seri 4xxx),
MASTER CHART
SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
PENGARUH PARAMETER LAS
PARAMETER LAS TERHADAP WELD DEPOSIT
SAMBUNGAN & SIMBOL LAS
SAMBUNGAN LAS SIMBOL LAS
SIMBOL LAS
Simbol las terdiri dari dua yaitu tanda gambar dasar dan tanda gambar
pelengkap yang keduanya diletakkan pada garis tanda.

Untuk menyakinkan mutu las, diberikan tanda gambar uji yang


menjelaskan jenis pengujian tak merusak yang harus dilakukan.

Penempatan dan cara penggambaran simbol las dalam gambar harus


mengikuti standard tertentu (JIS atau AWS)

H
A = Las keliling
F
B = Ukuran las
C = Celah akar.
B
C
D E D = Panjang las
G
E = Jarak las
F = Sudut alur
G = Spesifikasi yg diharapkan
A
H = Dikerjakan di lapangan.
TYPICAL WELDING SYMBOLS (FILLET WELDS)
Supplementary
Symbols
Symbols
GROOVE
EXAMPLE

Application of Arrow and


Other Side Convention

Applications of Break is Combinations of Weld


Arrow of Welding Symbols
Symbol
EXAMPLE

Specification of Groove Weld Size and Depth of Bevel Symmetrical Groove Welds with Back Gouging
EXAMPLE

Specification of Size and Length of Fillet Welds


EXAMPLE
Applications of Intermittent Fillet Weld Symbols Applications of Back or Backing Weld Symbol
EXAMPLE
Applications of Melt Through Symbol

Joints with Backing or Spacers


EXAMPLE

Applications of Flush and Convex Contour Symbols Flush and Convex


Contour Symbols

Supplementary Data Shown in the Tail of the Multiple Reference Lines


Welding Symbol
LAS SUDUT (FILLET WELDS)

1F (Posisi datar) : Plat berada kira-kira pada posisi 450 dengan bidang datar
dan sumbu logam Las kira-kira horizontal dan leher las vertikal. Pengelasan
dilakukan dari atas.

2F (Posisi horizontal) : Pelat berada kira-kira pada bidang horizontal/vertikal


dan sumbu logam las Horizontal. Pengelasan dilakukan dari samping.

3F (Posisi Vertikal) : Pelat berada kira-kira pad bidang vertikal dan sumbu las
vertical Pengelasan dilakukan dari samping.

4F (Posisi atas kepala) : Pelat berada kira-kira pada bidang horizontal/vertikal


dan sumbu logam Las horizontal. Pengelasan dilakukan dari bawah.
LAS TUMPUL (BUTT) PLAT

1G (Posisi datar / Flat Position)


pelat berada kira-kira pada bidang horizontal dan alurnya kira-kira pada bidang horizontal.
Pengelasan dilakukan dari atas.

2G (Posisi Horizontal / Horizontal Position)


Pelat berada kira-kira pada bidang vertikal dan alurnya kirta-kirta Pada bidang horizontal.
Pengelasan dilakukan dari samping.

3G (Posisi vertikal / Vertical Position)


Pelat berada kira-kira pada bidang vertikal dan alurnya kira-kira pada Bidang vertikal. Pengelasan
dilakukan dari depan.

4G (Posisi atas Kepala / Overhead Position)


Pelat berada kira-kira pada bidang horizontal dan alurnya kira-kira Pada bidang vertikal.
Pengelasan dilakukan adari bawah.
LAS TUMPUL (BUTT) PIPA

1G (Posisi datar / Pipa berputar)


Sumbu pipa kira-kira horizontal dan alurnya kira-kira vertikal. Pengelasan dilakukan
dari atas dengan pipa berputar pada sumbunya.
2G (Posisi Horizontal / Pipa Vertical)
Sumbu pipa-kira-kira vertikal dan alurnya kira-kira horizontal. Pengelasan dilakukan
keliling pipa dengan pipa tidak berputar.
5G (Pipa horizontal tetap)
Sumbu pipa kira-kira horizontal dan alurnya kira-kira vertikal. Pengelasan dilakukan
keliling pipa dengan pipa tidak berputar.
6G = Pipa miring tetap.
Sumbu pipa kira-kira 45 dengan bidang horizontal Pengelasan dilakukan keliling pipa
dengan pipa tidak berputar.
6GR (Pipa miring tetap dengan pelat cincin)
Sumbu pipa kira-kira 45 dengan bidang horizontal. Pengelasan dilakukan keliling pipa
dengan pipa tidak berputar. Dan dibatasi oleh pelat cincin.
BATASAN POSISI LAS UNTUK WELDER
POSISI PENGELASAN

Вам также может понравиться