Вы находитесь на странице: 1из 13

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN


BULAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS IV
SDN PRAJEKAN LOR 1

Disusun oleh :

MASTURI S.Pd. M.M.Pd.


NIP. 19621027 199403 1 008

KELOMPOK KERJA GURU (KKG) 1


KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2011
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan era globalisasi, kita menghendaki proses perubahan secara ceat
dan mendasar serta mengarah pada terwujudnya prosesdemokrasi di segala
bidang. Untuk mewujudkan proses tersebut di perlukan adanya perubahan sistem.
Tidak terkecuali pada bidang pendidikan juga harus berbenah diri. Upaya untuk
mengubah system pendidikan sesuai dengan istilah yang di sebut otonomi
pendidikan. Otonomi pendidikan tersebut mempunyai makna terutama berkenaan
dengan kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi dan lain-lainnya. Sistem
pendidikan nasional berangsur-angsur sudah ada perubahan. Kita sangat
beruntung karena perubahan sistem pendidikan nasional sudah dilakukan yaitu
dengan disyahkannya UU No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS. Kurikulum
harus di kemas sedemikian rupa sehingga memungkinkan para siswa dapat belajar
secara aktif dan secara demokratis.

Pemerintah sudah mengadakan beberapa uji coba berkenaan dengan


kurikulum, namun yang terpenting di sini adalah kurikulum tersebut mampu
memberikan peluang agar dapat terpenuhinya kebutuhan dasar anak, utamanya
dalam pembelajaran matematika. Telah kita ketahui bersama bahwa pelajaran
matematika sejak dulu sebagai momok, siswa takut atau tidak suka pada pelajaran
matematika tersebut. Tetapi sekarang pelajaran matematika di gemari atau di
senangi oleh siswa. Ini semua tergantung pada guru dalam menyampaikan
pelajaran terhadap anak tersebut.

Hasil belajar siswa sering dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain dari
faktor internal siswa, juga di pengaruhi oleh faktor eksternal yaitu dari luar.
Demikian juga dalam pelajaran matematika tidak dapat segera di kuasai hanya
dengan mendengarkan saja, karena pelajaran matematika banyak membawa siswa
ke alam berfikir abstrak. Dengan demimkian sangat di perlukan pula kwalitas
guru dalam mengajar, terutama dalam menggunakan metode mengajar yang baik
sesuai dengan kompetensi dasar serta tingkat kelas siswa, sehingga hasil belajar
dapat selalu meningkat dan lebih maju.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penelitian ini akan membahas


penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan metode demonstrasi
terhadap peningkatan hasil belajar siswa tersebut. Untuk itu peneliti merumuskan
judul Peningkatan keterampilan berhitung bilangan bulat, adapun yang menjadi
alasan penelitian memilih judul tersebut sebagai berikut.

a. siswa kurang paham benar tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan


bulat, ini benar-benar sangat membingungkan bagi siswa
b. metode pelajaran merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar
c. judul tersebut cukup menarik untuk di teliti karena pelajaran tersebut
menggunakan metode demonstrasi. Anak atau siswa dapat belajar sambil
bermain. Sebab masih jarang guru melaksanakan pembelajaran matematika
belajar sambil bermain. Jadi anak malah akan tambah menyenangi pelajarn
tersebut.
Yang paling penting di sini dalam era globalisasi dan otonomi daerah di
harapkan setiap sekolah mampu mengembangkan potensi yang ada terutama peran
guru menjadi semakin sentral dan penting dalam mengembangkan keseluruhan
aspek pembelajaran seperti kognitif, afektif, psikomotor serta emosional siswa
tersebut.

B. Rumusan Masalah
Setiap pelaksanaan penelitian selalu bertitik tolak dengan adanya
masalah yang dihadapi dan perlu di pecahkan. Memilih masalah adalah suatu
langkah awal dari kegiatan penelitian. Penelitian akan berjalan dengan baik dan
lancar jika peneliti menghayati masalahnya. Berdasarkan uraian di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :
(1) Apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar
mata pelajaran matematika ( bilangan bulat ) pada siswa kelas IV SD Negeri
Prajekan Lor 1

C. Tujuan Perbaikan Penelitian


Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam
mengerjakan bilangan bulat utamanya dengan menggunakan metode demonstrasi
pada siswa kelas IV
Untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan hasil belajar siswa dalam
mengerjakan bilangan bulat utamanya dengan menggunakan metode demonstrasi
pada siswa kelas IV
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh ilmu pengetahuan secara empiris yang dapat
meningkatkan cakrawala berfikir dalam melaksanakan penelitian
selanjutnya.
b. Bagi Orang Tua
Sebagai informasi yang obyektif dan masukan bagi orang tua siswa
mengenai hasil belajar yang di capai oleh siswa
c.Bagi Sekolah
Sebagai pertimbangan yang tepat dan dapat di manfaatkan oleh guru dalam
mengajar matematika untuk melaksanakan metode yang cocok dan sesuai
dengan dasar dan kemampuan berfikir siswa
d. Bagi Peneliti Lain
Dapat di gunakan sebagai acuan bagi peneliti lain yang akan melaksanakan
penelitian
II. KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Pembelajaran Matematika


Pembelajaran matematika disekolah begitu sangat penting karena
matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan tekhnologi
modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya
fikir manusia. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa peserta
didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berfikir logis analisis, sistimatis, kritis dan kreatif dimasa depan, maka di perlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan pembelajaran yang membuat
siswa belajar dan menajadi bermakna.
Gagne dan Briggs (Gredler, 1991; 205) melukiskan pembelajaran
sebagai upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang belajar secara lebih
terinci Gagne mendifinisikan pembelajaran sebagai Seperangkat acara peristiwa
eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar
yang sifatnya internal
Hampir sama dikemukakan oleh Corey (Miarso dkk, 1977; 195) bahwa
pembelajaran adalah Suatu proses dimana lingkungan seseorang, secara di kelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran merupakan sub-set
khusus pendidikan
Hakekat pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang
dengan tujuan untuk menciptakan belajar matematika, dan proses tersebut
berpusat pada guru mengajar matematika. Pembelajaran matematika harus
memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman
matematika. Unsur pokok dalam pembelajaran matematika adalah guru sebagai
salah satu perancang proses. Proses yang sengaja dirancang selanjutnya disebut
proses pembelajaran. Siswa sebagai pelaksana kegiatan belajar, dan matematika di
sekolah sebagai obyek yang dipelajari, dalam hal ini sebagai salah satu bidang
studi dalam pembelajaran.
Tujuan matematika sekolah, khususnya di sekolah dasar atau madrasah
ibtidaiyah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut
1. memahami konsep matematika, menjelaskan yang berkaitan antara konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menjelaskan model dan menafsirkan solusi
yang di peroleh
4. mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan dan
memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika.
Hasil pembelajaran matematika menampakkan kemampuan berfikir yang
matematis dalam diri sendiri.
S Bruner seorang ahli psikologi (1915) telah mempelopori aliran
psikologi kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian
pada pentingnya pengembangan berfikir. Menurut Bruner (dalam Hudoyo
1990:48) belajar matematika adalah belajar menangani konsep-konsep dan
struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari, serta
mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu.
Siswa harus dapat menemukan keterangan dengan cara mengotak atik bahan-
bahan yang berhubungan dengan keterangan intuitif yang sudah dimiliki siswa
Bruner melalui teorinya itu mengungkapkan bahwa dalam proses belajar,
anak sebaiknya diberi kesempatan memanipulasi benda-benda atau alat peraga
yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami
suatu konsep matematika.
Menurut pendapat Piaget (Hudoyo, 1988:45) anak SD umur 6 / 7 tahun
sampai 12 tahun, anak itu berada pada operasi konkrit, berpikir logikanya
didasarkan pada manipulasi objek-objek konkrit. Menurut Piaget struktur kognitif
yang dimiliki seseorang terjadi karena proses asimilasi dan akomodasi
Edwar (1874-1949) mengemukakan beberapa hukum belajar yang di
kenal dengan sebutan Law of Effect. Jadi belajar akan lebih berhasil bila diikitu
dengan rasa senang atau kepuasan. Maka dari itu perkembangan konsep
matematika menurut Djenes (dalam Resmick, 1981:120) dapat di capai melalui
pola berkelanjutan. Menurut jenis permainan matematika sangat penting sebab
operasi matematika dalam permainan menunjukkan aturan secara konkret dan
lebih membimbing serta memajukan pengertian matematika untuk anak didik
Sekolah Dasar.

B. Hasil Belajar
Hakekat belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan,
dan sikap (Roestiyah, 1986). Oleh karena itu, Sudjana (1990) mendefinisikan
hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa, yang ditunjukkan melalui
perubahan tingkah laku (behavioral change), setelah ia mengalami pengalaman
belajar. Wujud perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu, misalnya, adalah
dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, atau dari tidak
memahami menjadi memahami.

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh tercapainya hasil belajar


siswa yang optimal. Wujud pencapaian hasil belajar siswa lazimnya dinyatakan
dengan nilai prestasi belajar, salah satu di antaranya adalah nilai ulangan harian.
Sesuai dengan nama/istilahnya, nilai ini diperoleh siswa setelah pelaksanaan suatu
ulangan harian.

C. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau
prosedur yang dilakukan misalnya proses mengerjakan sesuatu, proses
menggunakan sesuatu, membandingkan sesuatu cara dengan lain atau untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Sanjaya (2006), Sumantri dan
Permana (1998 / 1999) mengemukakan bahwa demonstrasi adalah cara pengajuan
pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau
sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus di demonstrasikan.
Digunakannya metode demonstrasi tujuannya adalah :
a. mengerjakan sesuatu proses atau prosedur yang harus di kuasai siswa
b. mengkonkritkan informasi atau penjelasan kepada siswa
c. mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa bersama-sama
Alasan penggunaan metode demonstrasi antara lain yaitu
1) kelebihan metode demonstrasi dari metode lain yaitu
a) pelajaran menjadi lebih jelas, lebih konkrit sehingga tidak terjadi
verbalisme
b) siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang di
demonstrasikan itu
c) proses pembelajaran akan sangat menarik sebab siswa tidak hanya
mendengan tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
d) siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri
e) menyajikan materi yang tidak bisa di sajikan oleh metode lain
2) Metode demonstrasi dapat diatasi melalui berbagai cara :
a) guru terampil melakukan demonstrasi
b) melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan untuk
demonstrasi
c) mengatur waktu sebaik mungkin
d) membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin

D. Konsep / Materi
Untuk memahami suatu konsep matematika anak masih memerlukan
bantuan juga memerlukan motivasi belajar siswa tanpa adanya motivasi belajar
maka hasil belajar yang dicapai siswa tidak akan optimal
Materi yang diajarkan yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat. Anak masih kurang paham dan merasa kesulitan dalam mengerjakan operasi
hitung bilangan bulat seperti
1) Bilangan bulat positif ditambah
bilangan bulat positif, contoh 5 + 7 = n; n = 12
2) Bilangan bulat positif ditambah
bilangan bulat negatif, contoh 3 + (-2) = n; n=1
3) Bilangan bulat positif dikurangi
bilangan bulat positif, contoh 5 2 = n; n = 3
4) Bilangan bulat positif dikurangi
bilangan bulat negatif, contoh 6 (-3) = n; n=9
5) Bilangan bulat negatif dikurangi
bilangan bulat negatif, contoh 3 (-2) = n ; n = -1
Dalam mengerjakan penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
posirif anak sudah mampu dan dapat mengerjakan dengan baik. Contoh soal no: 1
sampai no. 3 tetapi bila di hadapkan soal no. 4 Dan 5, anak merasa kurang mampu
dan bingung mengerjakannya. Di sinilah guru berperan memberi stimulus pada
anak mengajak anak untuk berfikir agar nantinya anak paham benar. Agar anak
senang dalam pelajaran ini maka kita mengajak anak untuk bermain, yaitu
permaian yang disertai aturan. Melalui permaian anak mulai mengenal dan
memikirkan bagaimana struktur matematika itu. Contoh soal 4 + (-3) =
Aturan permainannya yaitu :
Tanda untuk operasi + (penjumlahan) melangkah maju
Tanda untuk operasi (pengurangan) melangkah mundur
Tanda positif pada angka kita menghadap ke kanan
Tanda negatif pada angka kita mengahadap ke kiri

-3

-4

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6

Jadi 4 + (-3) = 1

Contoh 4 + (-3) =

-3

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

Dari angka 0 majulah 4 langkah, kemudian 3 berarti badannya berbalik


mengahadp kebelakang dan melangkah sebanyak 3 langkah. Maka kita akan
berhenti di angka 1. Maka 4 + (-3) = 1
Pembelajaran operasi hitung bilangan bulat ini bersumber pada Matematika gemar
berhitung untuk kelas IV dikarang oleh Supardjo
E. Kerangka Pemikiran
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yang dalam garis
besarnya dapat diklasifikasikan menjadi dua. Pertama, faktor internal, yakni faktor
dari dalam diri siswa, yang antara lain meliputi: (1) faktor fisiologis, dan (2)
faktor psikologis. Kedua, faktor eksternal, yakni faktor dari luar diri siswa.
Termasuk dalam kategori faktor kedua ini antara lain adalah: (1) faktor
lingkungan, baik fisik/alam maupun sosial, (2) faktor instrumen, seperti
kurikulum, program, guru, tak terkecuali sarana dan prasarana (media
pembelajaran).

Dalam proses pembelajaran matematika memerlukan penerapan


demonstrasi. Karena siswa akan lebih aktif dalam hal mengamati dan memahami
materi pelajaran yang didemonstrasikan. Siswa juga akan merasa punya
pengalaman yang berarti dalam pembelajaran. Melalui penerapan demonstrasi
penyampaian materi pelajaran juga akan lebih jelas dan konkrit.
III. PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek Penelitian
Menurut Arikunto (2000:122) subyek penelitian adalah orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tertulis maupun lisan. Subjek
penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Pralor
1 tahun pelajaran 2009/2010, subjek penelitian diambil secara populasi artinya
subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV, karena kelas IV merupakan kelas
non unggulan dengan tingkat kemampuan yang bervariasi.

B. Deskripsi Pelaksanaan Per Siklus


Secara umum, tindakan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika,
khususnya materi pokok pembelajaran tentang Bilangan Bulat, ini dilaksanakan
dalam 2 (dua) siklus. Langkah-langkah yang ditempuh pada semua siklus adalah
sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Peneliti/guru menyampaikan apersepsi


Peneliti/guru mengajukan pretes (pertanyaan berkaitan dengan materi yang
akan dibahas).

2. Kegiatan Inti

Peneliti/guru, bersama-sama dengan siswa, membahas materi pembelajaran


melalui ceramah, diskusi, dan tanya jawab.

3. Kegiatan Akhir

a. Peneliti/guru, bersama-sama dengan siswa, menyimpulkan materi


pembelajaran;

b. Peneliti/guru memberikan tugas/pekerjaan rumah kepada siswa.


Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka kegiatan khusus yang
menjadi fokus perhatian dalam perbaikan pembelajaran ini adalah: (i) kualitas
metode demonstrasi yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan (ii)
kemampuan guru menggunakan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran.

Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran dari masing-masing siklus


tersaji dalam uraian berikut ini.

Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 02 Juni 2010 09 Juni 2010. Sesuai
dengan kaidah PTK, maka prosedur pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus 1 ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan, analisis dan
interpretasi data, serta diakhiri dengan refleksi.

Rencana pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1,


tergambar dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran 1 (RPP-1) terlampir (lampiran
1).

Proses pengumpulan data dalam pelaksanaan tindakan perbaikan


pembelajaran siklus 1 dilakukan melalui teknik pengamatan (observasi), dengan
menggunakan lembar pengamatan sebagai instrumen penelitian.. Pelaksana
pengumpulan data adalah guru (yang sekaligus bertindak sebagai peneliti), serta
dibantu oleh 1 (satu) orang teman sejawat yang khusus bertindak sebagai
pengamat (observer).

Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 23 September 2010 30 September
2010. Sesuai dengan kaidah PTK, tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 ini
didasarkan pada hasil refleksi dari pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran
siklus 1, terutama adalah kekurangan-kekurangan yang ada dalam pelaksanaan
tindakan perbaikan pembelajaran siklus 1.

Prosedur pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 ini pada


dasarnya sama dengan siklus 1, yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengamatan, analisis dan interpretasi data, dan diakhiri dengan refleksi. Yang
berbeda adalah bahwa fokus tindakan perbaikan pembelajaran dalam siklus 2
lebih ditekankan pada upaya perbaikan terhadap hal-hal yang menjadi sebab
kegagalan/kekurangan yang ada dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus
1.

Rencana pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2, tergambar


dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran 2 (RPP-2) terlampir (lampiran 2).

Sama seperti pada siklus 1, proses pengumpulan data dalam pelaksanaan


tindakan perbaikan pembelajaran siklus 2 ini dilakukan melalui teknik
pengamatan (observasi), dengan menggunakan instrumen penelitian berupa
lembar pengamatan. Pelaksana pengumpulan data adalah guru (yang sekaligus
bertindak sebagai peneliti), dibantu oleh 1 (satu) orang teman sejawat yang
khusus bertindak sebagai pengamat (observer), serta didampingi pula oleh
supervisor.

Вам также может понравиться