Вы находитесь на странице: 1из 13

JESP-Vol.

6, No 2
Nopember 2014

ANALISIS STRATEGI PENGRAJIN KULIT DALAM


MENGEMBANGKAN USAHA
(Studi Kasus di Sentra Industri Kerajinan Kulit
Kelurahan Selosari Magetan)

Rudini Hadinata

Abstract

The research was conducted in the leather industry center, at Selosari Village
Magetan. The research approach is qualitative research by using a case study
approach and Phenomenology. The data used are primary data and secondary data.
The primary data obtained from interviews conducted for businesses leather industry,
leather industry center chairman, and chairman of the industrial sector Disperindag
Magetan. While secondary data obtained from the data archive and Disperindag at
Selosari Village Magetan.

Keywords: businesses, leather industry


Pendahuluan usaha; (3) pada umumnya UKM
Krisis ekonomi yang terjadi melakukan spesialisasi produk yang
dinegara kita sejak beberapa tahun ketat, dalam artian memperoduksi
lalu berdampak dimana banyak usaha barang atau jasa tertentu saja; dan (4)
bersekala besar yang mengalami terbentuknya UMKM baru sebagai
stagnasi bahkan berhenti aktifitasnya, akibat dari banyaknya pemutusan
namun sektor Usaha Mikro Kecil hubungan kerja di sektor formal.
Menengah (UMKM) terbukti Usaha Mikro Kecil Menengah
tangguh dalam menghadapi krisis (UMKM) umumnya menggunakan
tersebut. UMKM mampu bertahan faktor produksi dari lingkungan
dalam krisis yang terjadi, hal ini terdekat, sehingga upah murah serta
dikarenakan industri kecil menengah biaya produksi dapat ditekan serendah-
fleksibel dan dapat merespon rendahnya. UMKM umum-nya
perubahan ekonomi yang ada. memiliki keunggulan dalam
Menurut Kristiyanti (2012), ada memanfaatkan Sumber Daya Alam
empat alasan UMKM di Indonesia (SDA) lokal dan padat karya, seperti
mampu bertahan saat krisis, yaitu: (1) usaha kecil menengah yang memiliki
sebagian UKM menghasilkan barang kontribusi besar dalam pembangunan
barang siap konsumsi (consumer daerah maupun nasional.
goods) khususnya yang tidak tahan Pada negara-negara ber-
lama; (2) mayoritas UMKM lebih kembang seperti Indonesia usaha
mengandalkan pada non-banking kecil menengah memiliki potensi
financing dalam aspek pendanaan yang besar untuk berkembang.
Alamat Korespondensi:
Rudini Hadinata, Alumni Fakultas Ekonomi Universitas negeri Malang
Email : hadinata.rudini@gmail.com
173
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

Perkembangan UMKM membantu kecil dan menengah. Salah satunya


pengurangan pengangguran meng- yaitu industri kerajinan kulit di Jl.
ingat sifat UMKM adalah padat Sawo Kelurahan Selosari dan
karya dan teknologi yang digunakan Kelurahan Kauman Kecamatan
masih sederhana sehingga dapat Magetan. Kabupaten Magetan
memperbesar lapangan kerja, memiliki kawasan industri yaitu
kesempatan usaha, dan meningkatkan kerajinan kulit yang banyak
kemakmuran yang pada gilirannya menghasilkan berbagai macam
mendorong pembangunan daerah. barang mulai dari sarung tangan, ikat
Jawa Timur merupakan satu- pinggang, sandal, sepatu, tas, dan
satu provinsi yang mengandal-kan barang-barang lainnya.
UMKM dan koperasi dalam Wilayah pemasaran hasil
memajukan perekonomian daerah. kerajinan kuli Kabupaten Magetan
Menurut Gubernur Jawa Timur tidak hanya sebatas pasar lokal saja
Sukarwo dalam website BAPEDA namun sudah mencapai pasar
Industri Jawa Timur itu 54,39 persen regional seperti Sumatra, Jakarta,
juga berasal dari UMKM dan mampu Bojonegoro, Probolinggo, Madura,
menampung 98 persen tenaga kerja. Palu, Samarinda, Irian, Sulawesi,
Sehingga selain mensejahterakan Nusa Tenggara, Kalimantan, dan
pelaku UMKM, juga membantu daerah-daerah lainnya. Proses
pemerintah dalam pengentasan produksi kerajinan kulit di Magetan
pengangguran. masih menggunakan cara tradisional
Berdasarkan data BPS 2013 atau yang lebih di kenal dengan
jumlah UMKM yang ada di Jawa istilah handmade. Hal ini menjadikan
Timur sebanyak 6,825.931. salah satu daya tarik oleh pengunjung
Kontribusi sektor UMKM mengalami karena dari segi kualitas produk
peningkatan dari tahun ke tahun. kerajinan kulit magetan mampu
Pada tahun 2012 peran UMKM bersaing dengan produk lain yang
terhadap PDRB Jawa Timur sebesar sejenis.
54,39% dari total PDRB Jawa Timur Seiring berjalannya waktu
sebesar 1.001,72 Triliyun. Berdasar- perkembangan kerajinan kulit seolah
kan data tersebut setengah dari total berjalan ditempat, tidak terlihat
PDRB Jawa Timur yaitu Rp. 545,76 peningkatan yang signifikan. Jika
Triliyun disumbang oleh UMKM dan dilihat dari ketersediaan bahan baku
koperasi. yang diproduksi oleh industri
Salah satu UMKM yang ada penyamakan, hanya empat persen dari
di Jawa Timur yaitu terdapat di total diproduksi yang dapat
Kabupaten Magetan. Kabupaten dimanfaatkan oleh pengrajin kulit di
Magetan memiliki berbagai potensi Kabupaten Magetan, sisanya di pasok
industri, umunya potensi yang keluar daerah. Hal ini disebabkan oleh
terdapat di Kabupaten Magetan banyaknya kendala yang dihadapi para
merupakan Industri yang berskala pengrajin sehingga

174
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

perkembangannya terlihat begitu bagaimana terjadinya. Peneliti


lamban. menggunakan deskriptif kualitatif
Kualitas sumber daya dalam penelitian ini untuk
manusia (SDM) Pengrajin kulit di mendapatkan gambaran secara jelas
Magetan yang masih rendah juga dan nyata tentang strategi pengusaha
sebagai faktor penghambat dalam industri kerajinan kulit dalam
pengembangan usaha. Sebagian besar mengembangkan usahanya. Sumber
usaha mikro kecil di magetan tumbuh data dalam penelitian ini
dan berkembang secara tradisional menggunakan sumber data primer
dan merupakan usaha keluarga yang dan sumber data sekunder. Dalam
turun-temurun. Keterbatasan kualitas penelitian ini data primer di peroleh
SDM usaha kecil baik dari segi melalui kegiatan wawancara,
pendidikan formal maupun kegiatan wawancara diperoleh
pengetahuan dan keterampilan sangat langsung dari pelaku usaha kerajinan
berpengaruh terhadap manajemen kulit di yang ada di sentra industri
pengelola usaha sehingga usaha kerajinan kulityang ada di Selosari,
tersebut sulit untuk berkembang ketua Sentra, dan Disperindag
secara optimal. Disamping itu Magetan. sedangkan data sekunder
keterbatasan kualitas SDM-nya unit didapat dari dokumen-dokumen yang
usaha tersebut relatif sulit untuk berkaitan dengan penelitian.
mengadopsi perkembangan teknologi Teknik analisis data dalam
baru untuk meningkatkan daya saing penelitian ini dilakukan selama di
produk yang dihasilkan. Selain itu lapangan secara interaktif dan
rendahnya SDM berdampak pada berlangsung secara terus-menerus,
produk yang mereka hasilkan. sehingga data menjadi jenuh,
Pengrajin mengalami kesulitan dalam penelitian ini menggunakan beberapa
menginovasi produk mereka sesuai langkah analisis yaitu Reduksi data,
dengan permintaan pasar sehingga Penyajian data, dan menarik
produk yang mereka produksi sulit kesimpulan. Untuk pengecekan
untuk diterima oleh konsumen. keabsahan data menggunakan
Triangulasi dengan dua bahan
Metode Penelitian pembanding, yaitu: (1) membanding-
Jenis penelitian ini adalah kan data hasil pengamatan dengan
deskriptif kualitatif yang mengguna- wawancara, (2) membandingkan data
kan model pendekatan pendekatan hasil wawancara dengan dokumen
studi kasus. Dalam penelitian yang berkaitan.
kualitatif ini, penulis melakukan
penelitian dalam setting tertentu Kondisi Sentra Industri Kerajinan
dalam kehidupan riil (alamiah) Kulit di Magetan
dengan maksud untuk meng- Magetan merupakan wilayah
investigasi dan memahami fenomena yang dikenal dengan olahan dari
yang terjadi, mengapa terjadi, dan kulit, mulai dari penyamakan hingga

175
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

barang kerajinannya yang terbuat dari pengrajin kulit. Letak lokasi


kulit. Magetan memiliki daerah- penyamakan kulit yang tak begitu
daerah sentral penghasil kerajinan jauh yang terletak di Desa Ringin
kulit yaitu diantaranya sentra yang Agung hanya berjarak sekitar1,5 KM
ada di Kelurahan Selosari, di Desa dari Selosari sehingga memudahkan
Kauman, dan satu lagi di Desa pengrajin kulit untuk mendapatkan
Mojopurno. Diantara ketiga sentra bahan baku. Dan pada tahun 2002
tersebut sentra yang ada di Kelurahan kawasan industri yang ada di Selosari
Selosari yang lebih terkenal. diresmikan menjadi sentra Industri
Letaknya yang strategis yaitu terletak kerajian kulit di Magetan. Tujuan
di jalan Sawo Kelurahan Selosari, dari pembentukan sentra adalah
juga dekat dengan jalur alternatif untuk mendekatkan konsumen
menuju Jawa Tengah memudahkan kepada pengrajin kulit yang ada di
konsumen untuk berkunjung ke Magetan. Dengan adanya sentra ini
sentra ini. Selain itu sentra industri diharapkan memberikan kemudahan
kerajinan ini merupakan wisata kepada pengrajin dalam hal
alternatif bagi wisatawan luar daerah memasarkan hasil produksi. Industri
yang berkunjung ke telaga sarangan. kerajinan kulit yang ada di jalan
Telaga sarangan merupakan salah Sawo membentuk suatu
satu tempat wisata yang ada di pengelompokan kawasan produksi
Magetan sehingga letak sentra dimana pengrajin menghasilkan
industri kerajinan kulit di Selosari barang yang sejenis berupa kerajinan
sangatlah strategis dan mudah kulit hal ini menurut Saleh termasuk
dijangkau oleh wisatawan yang kategori industri sentra. (Saleh,
berkunjung ke telaga sarangan. 1986:51).
Dilihat dari banyaknya Menurut Arsyad (1999:366)
jumlah tenaga kerja yang dimiliki bahwa usaha yang didirikan
oleh unit usaha industri kerajinan berdekatan dengan letak bahan baku
kulit jalan Sawo di selosari, merupakan industri yang berorientasi
berdasarkan Badan Pusat Statistik pada bahan baku. Kerajinan kulit
(2014) tentang penggolongan usaha Magetan yang merupakan
industri pengolahan di Indonesia. implementasi dari adanya sektor
Berdasarkan kategori jumlah pekerja penyamakan merupakan industri
yang dimiliki suatu usaha tanpa yang berdiri berdasarkan tersedianya
memperhatikan besarnya modal, bahan baku secara melimpah atau
kerajinan kulit yang ada di jalan industri yang berorientasi pada bahan
Sawo Selosari dikategorikan kecil baku.
dan sedang. Kerajinan kulit magetan dari
Sentra industri kerajinan kulit tahun ke tahun mengalami peningkatan
di Magetan merupakan implementasi meskipun peningkatan tersebut tidak
dari adanya penyamakan kulit yang signifikan. Dalam setahun
memproduksi bahan baku utama bagi pertumbuhan UKM kerajinan

176
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

hanya satu dan UKM. Namun dilihat pengrajin kulit, ini tidak lepas dari
dari hasil produksi dari ketahun keberadaan penyamakan kulit yang
semakin meningkat meskipun tidak ada di Magetan. Justru keberadaan
begitu besar. Perkembangan bahan baku menjadikan kawasan
kerajinan kulit di Magetan yang kecil industri kerajinan berpotensi untuk
hal ini dipengruhi oleh kendala- dikembangkan.
kendala yang di hadapi oleh Keberadaan penyamakan
pengrajin kulit dalam mengembang- kulit yang ada di Magetan
kan usaha. Kendala tersebut yaitu memberikan keuntungan tersendiri
masalah SDM. bagi pengrajin kulit di lingkungan
Sistem produksi yang sentra. Pengrajin tidak mengalami
melayani pesanan juga ikut kesulitan dalam mendapatkan bahan
berpengaruh terhadap perkembangan baku dalam membuat kerajinan kulit.
kerajinan ini. Hingga saat ini Keberadaan bahan baku yang
pengrajin mengerjakan pesanan melimpah menjadikan kerajinan kulit
mencapai sembilan puluh persen dan di Magetan memiliki potensi yang
sisanya untuk mengisi showroom besar untuk dikembangkan secara
yang dimiliki oleh pengrajin. maksimal. Dari seratus persen total
Pengrajin melayani segala bentuk produksi penyamakan hanya empat
pesanan alas kaki seberapapun tetap persen yang dapat di manfaatkan
akan dialayani selama pengrajin oleh pengrajin kulit di Magetan.
masih sanggup. Sumber daya manusia masih
Permasalahan yang Dihadapi oleh menjadi kendala pelaku UMKM
Pengrajin Kulit di Kelurahan dalam mengembangkan usaha. Hal
Selosari Magetan ini juga dirasakan oleh pengrajin
Menurut Kuncoro (2010) kerajinan kulit di Magetan. Pengrajin
sulitnya pengrajin dalam mendapat- kulit di Magetan rata-rata mengalami
kan bahan baku merupakan kesulitan dalam mendapatkan tenaga
permasalahan dasar UMKM. Begitu kerja tambahan, dan skill yang
juga dengan hasil penelitian yang dimiliki oleh pekerja masih tergolong
dilakukan oleh syahza serta hasil rendah.
penelitian yang dilakukan oleh Menurut Kuncoro (2010)
Nugroho (2010) yaitu ketersediaan masalah SDM menjadi faktor
bahan baku dan kontinuitasnya penghambat para pengusaha dalam
sangat berpengaruh terhadap mengembangkan usaha. Kualitas
lambatnya perkembangan UMKM SDM pengrajin kulit yang masih
didaerah. Namun kesulitan dalam rendah menjadi kendala dalam
mendapatkan bahan baku ini tidak mengembangkan usaha. Selain itu
terjadi untuk pengrajin kulit di juga didukung oleh sulitnya
Kelurahan Selosari. Hal ini pengrajin dalam mendapatkan
dikarenakan bahwa bahan baku tambahan tenaga kerja. Sehingga
sangat melimpah di sekitar tempat kapasitas produksi yang ada belum

177
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

bisa mencukupi permintaan. Sulitnya 1. Strategi Pengembangan


pengrajin dalam mendapatkan tenaga Produk
kerja baru dipengaruhi oleh minat Pengembangan produk mut-
masyarakat untuk bekerja di kerajian lak diperlukan untuk menarik minat
yang rendah. Minat masyarakat yang konsumen untuk membeli dan
kecil hal ini disebabkan oleh menggunakan produk yang dipro-
penguasaan skill yang rumit dan sulit. duksi oleh perusahan tersebut. Dalam
Selama ini pengrajin mendapat-kan hal ini pengrajin kulit Magetan dalam
tenaga kerja dengan cara mendidik mengembangkan produk pengrajin
sedniri dan itupun membutuhkan mengikuti model yang sedang di
waktu yang lama hingga dua tahun minati oleh konsumen, hal ini
untuk mereka menguasai skillnya. dimaksudkan untuk menarik minat
Untuk bekerja dikerajinan kulit masyarakat membeli produk yang
tenaga kerja baru tidak bisa langsung dihasilkan. Namum yang menjadi
bekerja, namun harus dididik terlebih prioritas pengrajin kulit di Magetan
dahulu sehingga tenaga kerja yaitu melayani pemesan dari
memiliki skill dalam kerajinan kulit. konsumen, sehingga model yang
Dalam penguasa skill waktu yang diproduksi mengikuti keinginan dari
dibutuhkan sehingga tenaga kerja konsumen. pengrajin kulit menjaga
baru bisa mandiri tergantung dengan mutu kualitas barang yang
minat atau keinginan. diproduksi. Menurut pengrajin
Strategi Pengrajin dalam menjaga mutu kualitas barang yang
Mengembangkan Usaha diproduksi mutlak diperlukan agar
Mengingat bahwa peran kepercayaan konsumen tetap terjaga,
UMKM sangatlah penting dalam sehingga tetap menggunakan produk-
pembangunan ekonomi melalui produk yang mereka produksi.
penyerapan tenaga kerja, dan 2. Strategi Pemasaran
pemerataan pendapatan masyarakat. Strategi pemasaran merupakan
UMKM perlu dilakukan pengem- hal yang sangat penting bagi
bangan sehingga potensi-potensi perusahaan dimana strategi pemasaran
dapat dimanfaatkan secara maksimal. merupakan suatu cara mencapai tujuan
Sehingga diperlukan strategi-strategi dari sebuah perusahaan. Strategi dalam
yang dilakukan oleh pemerintah pema-saran yang dilakukan pengrajin
maupun oleh pelaku UMKM dalam kerajinan kulit ialah memperluas
mengembangkan usaha. Dalam jaringan relasi pemasaran di berbagai
undang-undang Usaha Mikro Kecil wilayah di Indonesia. Dalam
Menengah (UMKM) No.20 tahun memperluas jaringan pemasaran
2008 pengembangan usaha kecil pengrajin memanfaatkan saudara atau
menengah difokuskan pada pengem- teman yang ada di berbagai wilayah
bangan produksi, pemasaran, SDM, untuk bekerjasama memasarkan
dan desain serta teknologi. produk kerajinan kulit. Selain itu

178
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

menjaga hubungan baik mutlak karena Kabupaten Magetan sendiri


diperlukan oleh pengusaha kerajinan belum memiliki balai latihan kerja.
kulit kepada konsumen atau Namun dalam melatih atau mendidik
tengkulak yang telah ada. hal ini tenaga kerja baru membutuhkan
menurut pengrajin jika tidak waktu yang cukup lama, hal ini juga
dilakukan maka konsumen atau dipengaruhi dari keinginan dari
tengkulak akan mencari barang ke tenaga kerja baru itu sendiri.
pengrajin lain. 4. Desain dan Teknologi
Promosi juga dilakukan oleh Menurut Bapak Wasdiyanan
pengrajin kulit untuk memper- selaku staf teknisis perindustrian,
kenalkan kerajinan kulit ke bahwa pengrajin kulit sering
masyarakat luas sehingga menarik diadaakan pelatihan untuk mening-
minatuntuk membeli kerajinan kulit katkan keterampilan desain. Namun
Magetan. Promosi yang sering pengrajin lebih memprioritaskan
dilakukan yaitu menggunakan melayani pesanan dari konsumen.
katalog dan brosur. Dalam hal ini sehingga desain atau model
pemerintah juga membantu menyesuaikan keinginan dari
mempromosikan kerajinan kulit konsumen itu sendiri.
Magetan melaui event-event pameran Peran teknologi dalam
diberbagai daerah di indonesia. mengembang-kan usaha sangatlah
3. Sumber Daya Manusia penting, hal ini guna untuk
Mengenai sumber daya mempermudah para pelaku usaha
manusia pengrajin kulit di Magetan dalam proses produksi. Dalam
mengalami kesulita untuk menambah perkembangannya pengguna-an
pekerja. Hal ini dikarenakan oleh teknologi atau peralatan yang
minat masyarakat untuk bekerja digunaka oleh pengrajin kulit di
dikerajinan kulit sedikit. Minat Magetan mengalami peningkatan.
masyarakat dipengaruhi oleh sulitnya saat ini peralatan yang digunakan
penguasaan skill dalam mengerjakan sudah modern yang awalnya dulu
kerajinan kulit, dan untuk belajar masih menggunakan peralatan
membutuhkan waktu yang cukup manual.
lama. Pemerintah selalu membantu
Sumber daya manusia pengrajin dalam mengembangkan
merupakan salah satu faktor usaha melalui pemberian fasilitas
terpenting dalam mengembangkan seperti peralatan. Bahkan pemerintah
usaha. Kesulitan sumber daya melalui kementrian terkait setelah
manusia menjadi penghambat dalam pemilihan presiden akan memberikan
pengrain dalam mengembangkan bantuan peralatan yang modern
usaha. Untuk mengatasi permasala- kepada pengrajin kulit. diharapkan
han SDM, pengrajin kulit dalam dengan pemberian peralatan tersebut
menambah tenaga kerja yaitu melatih membantu pengrajin dalam menam-
sendiri tenaga kerja mulai dari nol

179
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

bah kapasitas serta meningkatkan sentra disebabkan SDM yang


kualitas produksi. masih rendah. Hal ini menjadi
kendala pengrajin kulit Magetan
Peran Pemerintah dalam Mengem- dalam mengembangkan usaha-
bangkan Industri Kerajinan Kulit nya.
Pemerintah memiliki peran 2. Permasalahan yang dihadapi oleh
yang sangat penting dalam pengrajin kulit di Magetan yaitu
mengemangkan industri kerajinan masalah sumber daya manusia.
kulit. Pemerintah melalui
Disperindag selalu memeberikan a) Masih rendahnya kualitas skill
pelatihan-pelatihan kepada pengrajin yang dimiliki pengrajin sehingga
kulit, hal ini dilakukan untuk berpengaruh terhadap ke-
meningkatkan kemampuan serta mampuan perusahan dalam
keterampilan pekerja sehingga menyediakan barang hasil
menghasilkan produk yang berkua- produksi.
litas. Pelatihan yang dilakukan oleh b) Sulitnya pengusaha dalam
Disperindag seperti pelatihan- mendapatkan tambahan tenaga
pelatihan yang berkaitan dengan kerja yang dipengaruhi oleh
SDM seperti pelatihan menejemen minat masyarakat untuk bekerja
dan pelatihan keterampilan. Selain itu di kerajinan kulit sangat kecil
pemerintah juga memberikan bahkan nyaris tidak ada.
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan 3. Pengrajin memiliki strategi dalam
oleh pengrajin seperti mesin-mesin mempertahankan dan me-
pendukung. Pemberina fasilitas ngembangkan usaha. Strategi
tersebut diharapkan mampu mening- yang digunakan oleh pengrajin
katkan hasil produksi dan menjaga kulit antara lain:
serta meningkatkan mutu kualitas a) menjaga mutu kualitas barang
hasil produksi. untuk menjaga kepercayaan
Simpulan konsumen;
Berdasarkan analisis yang b) Memberikan pelayanan yang baik
telah dari hasil penelitian yang kepada konsumen
dilakukan di sentra industri kerajinan c) Dalam memasarkan produk
kulit Kelurahan Selosari Kabupaten pengrajin memanfaatkan saudara
Magetan dapat disimpulakn sebagai atau teman yang ada diberbagai
berikut: wilayah bekerja-sama untuk
1. Kondisi sentra industri kerajinan memasarkan produk yang
kulit di Jalan Sawo Kelurahan dihasilkan;
Selosari Magetan mengalami d) Kemudian melakukan promosi
perkembangan dari tahun ke kepada calon konsumen
tahun meskipun peningkatan itu menggunakan katalog dan brosur
kecil. Terjadinya perkembangan serta mengikuti event-event
yang relatif kecil dilingkungan

180
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

pameran yang dibantu oleh Daftar Rujukan


Disperindag Kabupaten Magetan. Arsyad, L. 1999. Ekonom
i
Saran Pembangunan edisi keempat.
1. Pengrajin kulit Yogyakarta: Bagian Penerbit
Pengrajin industri kulit STIE YKPN.
diharapakan dapat menginovasi Kristiyanti, Mariana. 2012. Peran
produk dengan menyesuaikan model- Strategi Usaha Kecil
model yang diminati oleh konsumen Menengah (UKM) dalam
masa kini. Serta mejaga mutu Pembangunan Nasional.
kualitas, hal ini mutlak diperlukan Majalah Ilmiah Informatika.
agar tingkat kepercayaan masyrakat (Online),
terhadap produk-produk sentra (http://www.unaki.ac.id/ejour
industri kerajinan kulit Magetan tetap nal/index.php/jurnal-
terjaga. Dan yang paling penting informatika/article/view/5/4)
untuk berkerjasama dengan pihak diakses pada 12 September
2013.
pemerintah dalam hal meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Kuncoro, Mudrajad. 2009.
2. Pemerintah Ekonomika Indonesia,
dinamika lingkungan bisnis di
Bagi pemeritah diharapkan
tengah krisi global.
lebih memperhatikan lagi kondisi
Jogjakarta: UPP STIM YKPN
pengrajin kulit di Magetan. Masalah
SDM merupakan hambatan pengrajin Yogyakarta.
dalam mengembangkan kerajinan Rifai, Ahmad. 2010. Peran UMKM
kulit Magetan sehingga pemerintah dalam Pembangunan Daerah:
melauli dinas perindustrian dan fakta di Provinsi Lampung.
perdagangan dapat menyediakan Jurnal ilmiah administrasi
Balai Latihan Kerja (BLK). Dengan publik dan pembangunan:
adanya BLK keterampilan, inovasi vol.1, No.2
produk, kemandirian pekerja dapat Rusdarti. 2010. Potensi Ekonomi
ditingkatkan. Serta disaat pengrajin Daerah dalam Pengembang-
membutuhkan tenaga kerja baru an UKM Unggulan di
pengrajin tidak harus melatih sendiri Kabupaten Semarang. Jejak:
tenaga tersebut seperti yang terjadi Volume 3 Nomer 2
saat ini. Sriyana, Jaka. 2010. Strategi
3. Peneliti selanjutnya Pengembangan Usaha Kecil
Penelitian ini diharapkan dan Menengah (UKM): Studi
mampu menjadi tarikan bagi Kasus Di Kabupaten Bantul.
penelitian yang lain yang akan Simposium Nasional.
melakukan penelitian mengenai topik (Online),
yang sama dengan fokus yang lebih (http://dppm.uii.ac.id/dokume
mendalam. n/dikti/files/DPPM-
UII_09._79-

181
JESP-Vol. 6, No 2
Nopember 2014

103_STRATEGI_PENGEMB
ANGAN_USAHA_KECIL_
DAN_MENENGAH_%28UK
M%29.pdf) diakses pada 12
September 2013.
Saleh, Irsan Azhari. 1986. Industri
Kecil, Sebah Tinjauan dan
Perbandingan. Jakarta:
LP3ES.
Undang-Undang No.20 Tahun 2008.
Tentang Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM). (Online).
(http://www.bi.go.id/id/tentan
g-bi/uu-bi/Documents/UU20
Tahun2008UMKM.pdf)
diakses pada 30 September
2013.

182

Вам также может понравиться