Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 118x/menit
Suhu : 39,80C
Respirasi : 32 x/menit
Berat badan : 9 kg
STATUS GENERALIS
Kepala : Rambut tidak mudah dicabut, alopecia -, ubun-ubun cekung (-)
Wajah : Nyeri tekan sinus -.
Mata : Konjungtiva pucat -/-, cekung -/-, pupil bulat isokor, 2mm, RCL +/+
Telinga : Nyeri tekan tragus -/-, nyeri tekan mastoid -/-, serumen +/+, sekret -/-,
Hidung : Sekret +/+, deviasi septum (-), mukosa hiperemis -.
Mulut : Sianosis (-), kering (+)
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax
Inspeksi : Bentuk thoraks simetris, pernafasan abdomino-torakal, tidak terlihat
adanya retraksi, ictus cordis terlihat pada ICS V linea midclavicularis kiri
Palpasi : gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal fremitus sama kuat kanan dan
kiri, teraba ictus cordis pada ICS V linea midclavicularis kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru, jantung dalam batas normal
Auskultasi : suara napas vesikuler, reguler, ronchi -/-, wheezing -/-, bunyi jantung I-
II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen datar, jaringan parut (-)
Palpasi : Supel (+), Nyeri tekan epigastrium (-), defans muskular (-),
Hepar lien tidak teraba membesar, turgor kulit baik
Perkusi : Timpani (+)
Auskultasi : Bising usus (+) 3x/menit
Ekstremitas : CRT <2", Tidak ada edema, akral hangat
Reflek patologis : Babinsky (-/-), Openheim (-/-), Chaddock (-/-), Scaefer (-/-),
Gordon (-/-)
Refleks fisiologis : (+/+)
Daftar Pustaka:
1. Ismael, Sofyan, dkk. 2006. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak
Indonesia, Konsensus Penanganan Kejang Demam. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Jakarta
2. Soetomenggolo T, Ismael S. Buku Ajar Neurologi Anak. Jakarta : IDAI; h. 244-51.
3. Behrman, Kliegman, Arvinka. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 3. Edisi 15. EGC.
Jakarta: 1999; hal 575-8
4. Hassan, Rupeno. Dr., Alatas, Hussein. Dr. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: Bagian IKA-FKUI, Infomedika.
5. WHO, DEPKES RI, IDAI. 2009. Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit. Pedoman
bagi rumah sakit rujukan tingkat pertama di kabupaten/kota. Jakarta.2009:16.
Hasil Pembelajaran
1. Melakukan diagnosis kejang demam
2. Melakukan penatalaksanaan awal pada kasus kejang demam
3. Dapat memberikan edukasi baik terhadap pasien maupun keluarga tentang Kejang
demam
4. Prognosis kejang demam
RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO:
SUBJEKTIF:
An. A, laki-laki usia 1,5 tahun keluhan kejang 1 jam SMRS. Kejang 2x. Kejang seluruh
tubuh dengan mata melihat keatas, kejang berlangsung 5 menit. Sebelum kejang, os
sedang tidak melakukan aktivitas apapun, setelah kejang os menangis. Os demam tinggi
1 hari SMRS, BAB cair (+) frekuensi 4x/hari warna kekuningan, ampas (+), darah (-)
lendir (-). Os sudah berobat kebidan dan diberi obat penurun panas namun tidak ada
perubahan. Merupakan kejang pertama os.
OBJEKTIF:
1. Tanda Vital
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Nadi : 118x/menit
Suhu : 39,80C
Respirasi : 32 x/menit
Berat badan : 9 kg
Status Generalis
Mulut : bibir didapatkan kering
Pemeriksaan neurologis : tidak didapatkan kelainan
2. Laboratorium:
Leukosit : 12.900/mm3 Limfosit : 50 % Monosit : 15 %
ASSESSMENT:
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Menurut
O
Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalah suatu kejadian pada
bayi atau anak, terjadi antara umur 3 bulan hingga 5 tahun, berhubungan dengan demam
tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu. Kejang demam
terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan 5 tahun. Anak yang pernah mengalami
kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang
demam. Derajat tingginya demam yang dianggap cukup untuk diagnosis kejang demam
ialah 38C atau lebih, tetapi suhu sebenarnya pada waktu kejang sering tidak diketahui.
Pada pasien ini kejang demam kemungkinan disebabkan oleh infeksi saluran
pencernaan. Hal ini karena dari anamnesis diperoleh pasien demam satu hari sebelum
masuk rumah sakit, secara tiba-tiba dan langsung tinggi, disertai bab cair 4x/hari.
Kejang terjadi saat demam, berulang 2x dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.
Lamanya kejang kira-kira 5 menit, jarak antara kejang sekitar 20 menit, kejang seluruh
tubuh dengan mata melihat ke atas dan anak menangis sesaat setelah kejang. Kejang saat
ini merupakan kejang pertama kali.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,8oC, nadi 118x/menit, respirasi
32x/menit, mukosa bibir kering diduga sumber infeksi berasal dari saluran pencernaan.
Penyebab infeksi saluran pencernaan kemungkinan adalah virus, hal ini di dukung dari
hasil pemeriksaan darah rutin yang menunjukkan angka leukosit masih dalam batas
normal. namun adanya infeksi bakteri belum dapat disingkirkan. Dari pemeriksaan
neurologis, tidak didapatkan kelainan. Kaku kuduk tidak ditemukan, Reflek fisiologis
positif, reflek patologis dan meningeal sign negative.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium dapat
disimpulkan, pasien mengalami kejang demam, karena kejang terjadi saat demam tinggi,
pasien berusia 1,5 tahun, kejang pertama kali, kejang seluruh tubuh, berulang 2x dalam
kurun waktu kurang dari 24 jam, maka menurut klasifikasi dari UKK Neurologi Anak
IDAI, pasien mengalami Kejang Demam Kompleks.
KLASIFIKASI
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya
akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa
gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam
sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.
PLAN:
Diagnostik kerja :
Kejang Demam Kompleks
Diare akut tanpa dehidrasi
Penatalaksanaan :
O2 1 L/ menit
IVFD RL 27 tpm mikro
Paracetamol 9cc/4jam
L-bio 2 x 1 sach
Zink kid 1 x 1 tab
Cefotaxime 3 x 450 mg
Maintenance : Diazepam pulv 3 x 2,5mg
Diazepam iv 3 mg bila kejang
Edukasi :
Peserta Pendamping