Вы находитесь на странице: 1из 14

KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK

DISUSUN OLEH :

IKHWAN IZZATURRAHMAN

IMELDA ASRI LESTARI

SARAH FAUZIAH

DOSEN PEMBIMBING :

OYON SUHARYONO, DRS., MM., CPA., CA., AK

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
JL.PAHLAWAN NO.69 BANDUNG
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillah...
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas anugerah,
petunjuk serta Hidahayah-NYA lah sehingga Makalah dapat terselesaikan meskipun memiliki
banyak kekurangan.
Terima kasih tak lupa Kami ucapkan kepada dosen yang tiada hentinya memberikan
dukungan. Diharapkan dengan adannya Makalah ini dapat memberikan kontribusi dan
membuka wawasan bagi para pembaca mengenai Kode Etik Akuntan Publik.
Tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatan Makalah.
Namun, karena adanya niat untuk belajar, maka dengan antusias dan semangat yang tinggi,
akhirnya Makalah dapat terselesaikan. Semoga dapat bermanfaat bagi Saya khususnya dan
kita semua umumnya, Amin!
Akhir kata, kami mengucapkan Terimakasih kepada semua pihak yang terkait dalam
penyusunan Makalah, serta kepada teman-teman yang telah memberikan dukungannya yang
sangat berharga bagi saya untuk dapat menyelesaiakannya

Bandung, 05 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................................ 3
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
2.1 Kode Etik Profesional ............................................................................................................... 4
2.2 Perlunya kode etik bagi profesi ............................................................................................... 5
2.3 Prinsip Etika Akuntan atau Kode Etik Akuntan ........................................................................ 6
2.4 Aturan Etika IAI-KAP ................................................................................................................ 7
2.5 Kode Etik Akuntan di Indonesia ............................................................................................. 11
BAB III .................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 12
3.2 Saran .................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau moral.
Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang menjelaskan
tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak bisa, akan suatu hal
untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu. Istilah kode etik kemudian muncul untuk
menjelaskan tentang batasan yang perlu diperhatikan oleh seorang profesional ketika
menjalankan profesinya.
Seperti halnya profesi-profesi yang lain, Akuntan Publik juga mempunyai kode etik yang
digunakan sebagai rambu-rambu atau batasan-batasan ketika seorang Akuntan Publik
menjalankan perannya. Pemahaman yang cukup dari seorang Akuntan Publik tentang kode
etik, akan menciptakan pribadi Akuntan Publik yang profesional, kompeten, dan berdaya
guna. Tanpa adanya pemahaman yang cukup tentang kode etik, seorang Akuntan Publik akan
terkesan tidak elegan, bahkan akan menghilangkan nilai esensial yang paling tinggi dari
profesinya tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


o Apa itu pengartian kode etik profesional?
o Apa saja perlunya kode etik bagi profesi?
o Bagaimanakah kode etik akuntan di Indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan


o Mampu memaparkan dan menjelaskan pengartian kode etik profesional.
o Mampu memaparkan dan menjelaskan perlunya kode etik bagi profesi.
o Mengerti dan mengetahui Bagaimanakah kode etik akuntan di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Kode Etik Profesional
Fenomena akan keberadaan kode etik keprofesian merupakan hal yang menarik untuk
diperhatikan. Hal ini terutama jika dikaitkan dengan besarnya tuntutan publik terjadap dunia
usaha yang pada umumnya mengedepankan etika dalam menjalankan akifitas bisnisnya.
Tuntutan ini kemudian direspon dengan antara lain membuat kode etik atau kode perilaku.
Scwhartz (dalam Ludigdo, 2007) menyebutkan kode etik sebagai dokumen formal yang
tertulis dan membedakan yang terdiri dari standar moral untuk membantu mengarahkan
perilaku karyawan dan organisasi. Sementara fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai
standar etis yang tinggi dalam bisnis (kavali., dkk, dalam Ludigdo, 2007). Atau secara prinsip
sebagai petunjuk atau pengingat untuk berprilaku secara terhormat dalam situasi-situasi
tertentu.
Suatu rumudan kode etik seharusnya merefleksikan standar moral universal.Standar
moral universal tersebut menurut Scwhartz (dalam Ludigdo, 2007) meliputi :
a. Trustworthiness (meliputi honesty, integrity, reliability, dan loyality)
b. Respect (meliputi perlindungan dan perhatian atas hak azasi manusia)
c. Responsibility (meliputi juga accountability)
d. Fairness (meliputi penghindaran dari sifat tidak memihak, dan mempromosikan
persamaan)
e. Caring (meliputi misalnya penghindaran atas tindakan-tindakan yang merugikan dan
tidak perlu)
f. Citizenship (meliputi penghormatan atas hukum dan perlindungan lingkungan)
Selanjutnya ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa
alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :
a. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
individu-individu daoat berperilaku secara etis.
b. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral dalam
setiap keputusan bisnisnya.
c. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
d. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari budaya
perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya tersebut.
e. Kode etik merupakan sebuah pesan.

Profesional dalam melakukan pekerjaan untuk kepentingan publik (pihak yang


membutuhkan) dibutuhkan etika mengenai profesi. Penyusunan etika profesional pada setiap
profesi biasanya dilandasi kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat
terhadap mutu jasa yang diserahkan oleh profesi (Mulyadi dan Kanaka, 1999: 45).
Kode etik yang dapat mencapai sasaran yang diinginkan, kode etik tersebut harus
memiliki empat komponen. Empat komponen tersebut meliputi:
a. Prinsip-prinsip, yaitu standar ideal daari perilaku etis yang dapat dicapai dalam
terminologi filosofis. Dalam dunia auditing, prinsip-prinsip tersebut meliputi:
tanggungjawab, kepentingan masyarakat, integritas, obyektivitas dan independensi,
kemahiran serta lingkup dan sifat jasa.
b. Peraturan perilaku, yakni standar minimum perilaku etis yang ditetapkan sebagai
peraturan khusus.
c. Interprestasi
d. Ketetapan etika yaitu penjelasan dan jawaban yang diterbitkan guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan peraturan perilaku yang terjadi.

2.2 Perlunya kode etik bagi profesi


Kode etik yang mengikat semua anggota profesi perlu ditetapkan bersama, tanpa kode
etik maka setiap individu dalam satu komunitas akan memiliki sikap atau tingkah laku yang
berbeda beda yang dinilai baik menurut anggapannya sendiri dalam berinteraksi dengan
masyarakat atau organisasi lainnya. Oleh karena itu nilai etika atau kode etik diperlukan oleh
masyarakat, organisasi, bahkan Negara agar semua berjalan dengan tertib, lancar, teratur, dan
terukur.
Kepercayaan masyarakat dan pemerintah atas hasil kerja auditor ditentukan oleh
keahlian, indepedensi serta integritas moral/ kejujuran para auditor dalam menjalankan
pekerjaannya. Ketidak percayaan masyarakat terhadap satu atau beberapa auditor dapat
merendahkan martabat profesi auditor secara keseluruhan, sehingga dapat merugikan auditor
lainnya. Oleh karena itu organisasi auditor berkepentingan untuk mempunyai kode etik yang
dibuat sebagai prinsip moral atau aturan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor
dengan klien dan masyarakat.
2.3 Prinsip Etika Akuntan atau Kode Etik Akuntan
Di dalam Kode Etik Akuntan Publik sendiri memuat setidaknya ada tiga aturan yang
memuat aturan atau standard standart dalam aturan auditing yaitu: prinsip etika, aturan etika
dan interpretasi aturan etika. Dan dalam kesempatan ini saya akan mendeskripsikan prinsip
etika yang meliputi delapan butir dalam pernyataan IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007 (dalam
bahasa pemahaman sendiri).
1. Tanggung Jawab profesi
Setiap auditor harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional
dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti dalam mengaudit sampai penyampaian hasil
laporan audit.
2. Kepentingan Publik
Profesi akuntan publik memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik
dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja,
pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib.
3. Integritas
Auditor harus memiliki integritas yang tinggi, sama seperti hal dalam kepentingan
publik, auditor adalah peran yang penting dalam organisasi, dalam menjalankan tanggung
jawabnya auditor harus memiliki integritas yang tinggi, tidak mementingkan kepentingan
sendiri tetapi kepentingan bersama atas dasar nilai kejujuran.
4. Objektivitas
Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan auditor bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan
dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien
atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap auditor harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasanya dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan klien atau pihak pihak yang terkait, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap auditor harus berperilaku yang konsisten dengan karakter yang dimiliki yang
harus dapat menyesuaikan perilakunya dengan setiap situasi atau keadaan dalam setiap
tanggung jawabnya terhadap klien.
8. Standar Teknis
Setiap auditor harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati auditor adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan
pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

2.4 Aturan Etika IAI-KAP


Untuk memberikan pedoman etika yang spesifik di bidang etika profesi akuntan
publik , IAI Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) telah menyusun aturan etika . dalam
hal keterterapan aturan ini mengharuskan anggota IAI-KAP dan staf profesional (baik yang
anggota maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja di suatu kantor akuntan publik
untuk mematuhinya. Aturan etika ini meliputi pengaturan tentang:
1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas.
o Indenpendensi
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental
independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuantan Publik yang ditetapkan olh IAI. Sikap mental independen tersebut
harus meliputi independen dalam fakta (infacts) maupun dalam penampilan (in appearance).
Independen berarti bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain dan tidak
tergantung pada orang lain. Tiga aspek dalam independensi auditor, yaitu:
a. Independensi dalam diri auditor (independence in fact): kejujuran dalam diri auditor
dalam mempertimbangkan berbagai faktor dalam audit finding.
b. Independensi dalam penampilan (perceived independence). Independensi ini
merupakan tinjauan pihak lain yang mengetahui informasi yang bersangkutan dengan
diri auditor.
c. Independensi di pandang dari sudut keahliannya. Keahlian juga merupakanfaktor
independensi yang harus diperhitungkan selain kedua independensi yang telah
disebutkan. Dengan kata lain auditor dapat mempertimbangkan fakta dengan baik yang
kemudian ditarik menjadi suatu kesimpulan jika ia memiliki keahliam mengenai hal
tersebut.
o Integritas dan Obyektifitas
Integritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang
diyakini kebenarannya tersebut kedalam kenyataan. Obyektifitas adalah unsur karakter yang
menunjukkan kemampuan seseorang maupun menyatakan kenyataan sebagaimana adanya,
terlepas dari kepentingan pribadi maupun kpentingan pihak lain.
Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus mempertahankan integritas dn
obyektivitas, harus bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
mmebiarkan faktor salah saji material (material misstatement) yang diketahuinya atau
mengalihkan (mensubordinasikan) pertimbangannya kepada pihak lain.
2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
o Standar Umum
Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interprestasi yang terkait
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI, antara lain:
a. Kompetensi Profesional
Anggota IAI hanya boleh melakuan pemberian jasa profesional yang secara layak
(reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
b. Kecermatan dan keseksamaan profesional
Anggota KAP wajib melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
c. Perencanaan dan Supervisi
Anggota KAP wajib merencanakan dan mensuvervisi secara memadai setiap pelaksanaan
pemberian profesi jasa profesional.
d. Data relevan yang memeadai
Anggota KAP wajib memperoleh data relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak
bagi kesimpulan atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
e. Kepatuham terhadap standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa audititing, atestasi, review, kompilasi,
konsultasi manajemen, perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi standar
yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI
o Prinsip-Prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan:
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data
keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
atau
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus
dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku, apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material
terhadap laporan atau data secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa,
laporan atau data mungkin memuat penyimpangan seperti tersebut di atas. Dalam kondisi
tersebut anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota
KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau data akan menyesatkan apabila memuat
penyimpangan seperti itu, dengan cara serta alasan mengapa kepatuhan prinsip akuntansi
yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang menyesatkan.
3. Tanggungjawab kepada Klien
o Informasi klien yang rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia,
tanpa persetujuan dari klien. Ketentuanya tidak dimaksudkan untuk:
(1) Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi
(2) Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan
perundangan-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat
pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang
berlaku,
(3) Melarang review praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai dengan
kewenangan IAI atau
(4) Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas
penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka
pengecekan disiplin anggota.
o Fee profesional
a. Besaran fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko penugasan, kompleksitas
jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan profesional lainnya.
b. Fee kontinjensi
Fee kontinjensi adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional tanpa
adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee
tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut. Fee dianggap tidak kontinjensi jika
ditetapkan oelh pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajkan, jika dasar
penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau temuan dadan pengatur. Anggota KAP tidak
diperkenankan untuk menetapkan fee kontinjensi apabila penetapan tersebut dapat
mengurangi independensi.
4. Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi
Dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan
seprofesi.
o Komunikasi antar akuntan publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan
mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau
untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.
Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secra tertulis permintaan komunikasi
dari akuntan pengganti secara memadai.
o Perikatan Atestasi
Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis
atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih
dahulu di tunjuk klien, kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi
ketentuan perundang-undangan atau aturan yang di buat oleh badan berwenang.
5. Tanggung jawab dan praktik lain
o Perbuatan dan Perkataan yang Mendeskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan perkataan
yang mencemarkan profesi.
o Iklan, Promosi dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien
melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya
sepanjang tidak tidak merendahkan citra profesi.
o Komisi dan Fee referal
a. Komisi
Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang
diberikan atau diterima kepada/ dari klien/ pihak lain untuk memperoleh penugasan dari
klien/ pihak lain.
b. Fee referal (rujukan)
Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/ dari sesama
penyedia jasa profesional akuntan publik.
o Bentuk Organisasi dan nama KAP
Anggota hanya dapat berpraktik dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/ atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.

2.5 Kode Etik Akuntan di Indonesia


Bagi praktik Akuntan di Indonesia kebutuhan akan etika dipenuhi oleh organisasi
proesi yang berkaitan dengan hal tersebut yakni Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Historis
kode etik yang dikeluarkan oleh IAI adalah sebagai berikut:
(1) Kongres tahun 1973: Penetapan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia.
(2) Kongres tahun 1981 dan tahun 1986: Penyempurnaan kode etik, nama kode etik sebelum
tahun 1986 adalah Kode etik IAI dan kongres tahun 1986 mengubah nama tersebut
dengan Kode etik Akuntan Indonesia sampai sekarang.
(3) Kongres tahun 1990 dan tahun 1994: Penyempurnaan kode etik.
Seorang akuntan juga harus memenuhi Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
yang merupakan aturan normal yang wajib dipenuhi oleh akuntan publik. Berkaitan dengan
Kode Etik Akuntan Indonesia pada prinsipnya menurut Sukrisno Agoes (2004:40) adalah
suatu pedoman bagi para anggota IAI untuk bertugas secara bertanggung jawab dan objektif.
Karena jasa yang diberikan kepada pihak lain berupa pengetahuan dan keahliannya sehingga
auditor harus memiliki rasa tanggung jawab kepada pihak-pihak yang dipengaruhi oleh
jasanya itu.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Etika dapat diartikan sebagai ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
kebiasaan sedangkan etika merupakan ilmu yang menyelidiki tingkah laku moral dimana
dalam penyelidikan tersebut dilakukan dengan tiga pendekatan. Tiga pendekatan tersebut
adalah pendekatan etika deskriftif, etika normatif dan metaetika. Kode etik harus memiliki
empat komponen, yaitu Prinsip prinsip, Peraturan perilaku, Interprestasi dan Ketetapan
etika.
Sementara itu prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri meliputi
delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir pernyataan
tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan. Delapan butir
tersebut adalah tanggungjawab profesi, kepentingan publik, intergritas, obyektifitas,
kompetensi dan kehati hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar
teknis

3.2 Saran
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
manfaat dari pembahasan mengenai Kode Etik Akuntan Publik dapat memberikan wawasan
positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan tentang Kode Etik Akuntan Publik tersebut dan sisi kurang baiknya bisa
dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, penulis
sangat mengharapkan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno (2012) Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Sungguh, A (2004) 25 Etika Profesi. Jakarta : Sinar Grafika
Ludigdo, U (2007) Paradoks Etika Akuntan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
http://ariesta-riris.blogspot.com/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntan-publik.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Peer_review.
http://anastasiamonita.blogspot.com/2012/11/ban-7-etika-dalam-kantor-akuntan-
publik.html

Вам также может понравиться

  • Operasionalisasi Variabel
    Operasionalisasi Variabel
    Документ2 страницы
    Operasionalisasi Variabel
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Proses Audit Pembelian
    Proses Audit Pembelian
    Документ62 страницы
    Proses Audit Pembelian
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Amdal Industri Kertas
    Amdal Industri Kertas
    Документ13 страниц
    Amdal Industri Kertas
    Yoan Praja
    Оценок пока нет
  • MAKRAB UNWIM 2018
    MAKRAB UNWIM 2018
    Документ1 страница
    MAKRAB UNWIM 2018
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    0% (1)
  • Otonomi Daerah Dan Pembangunan Ekonomi Daerah
    Otonomi Daerah Dan Pembangunan Ekonomi Daerah
    Документ15 страниц
    Otonomi Daerah Dan Pembangunan Ekonomi Daerah
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Perubahan Dalam Keuangan
    Perubahan Dalam Keuangan
    Документ13 страниц
    Perubahan Dalam Keuangan
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Tamplate Jurnal JPMA 2017 BAYU
    Tamplate Jurnal JPMA 2017 BAYU
    Документ4 страницы
    Tamplate Jurnal JPMA 2017 BAYU
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Konsep Corporate Social Responsibility
    Konsep Corporate Social Responsibility
    Документ9 страниц
    Konsep Corporate Social Responsibility
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Latihan Perilaku Konsumen
    Latihan Perilaku Konsumen
    Документ1 страница
    Latihan Perilaku Konsumen
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Bank Sentral
    Bank Sentral
    Документ12 страниц
    Bank Sentral
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Makalah Pelaporan
    Makalah Pelaporan
    Документ5 страниц
    Makalah Pelaporan
    beby_decious
    Оценок пока нет
  • Perubahan Birok Rasi Pelayanan Publik
    Perubahan Birok Rasi Pelayanan Publik
    Документ11 страниц
    Perubahan Birok Rasi Pelayanan Publik
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Konsep Peranan Koperasi
    Konsep Peranan Koperasi
    Документ13 страниц
    Konsep Peranan Koperasi
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • PO Komitmen Organisasional
    PO Komitmen Organisasional
    Документ12 страниц
    PO Komitmen Organisasional
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    100% (1)
  • Bank Sentral
    Bank Sentral
    Документ12 страниц
    Bank Sentral
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Makalah Nilai Waktu Uang
    Makalah Nilai Waktu Uang
    Документ16 страниц
    Makalah Nilai Waktu Uang
    Admen Ardio
    Оценок пока нет
  • UMKM
    UMKM
    Документ22 страницы
    UMKM
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Balanced Scorecard
    Balanced Scorecard
    Документ21 страница
    Balanced Scorecard
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Hukum Bisnis Bab3-4
    Hukum Bisnis Bab3-4
    Документ12 страниц
    Hukum Bisnis Bab3-4
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Games Tebak Gerak
    Games Tebak Gerak
    Документ1 страница
    Games Tebak Gerak
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Bantuan Bibit Buah
    Bantuan Bibit Buah
    Документ1 страница
    Bantuan Bibit Buah
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Bab 6 Audit Kecurangan
    Bab 6 Audit Kecurangan
    Документ28 страниц
    Bab 6 Audit Kecurangan
    DesputDessyPutri
    Оценок пока нет
  • MENGURUS PIRT
    MENGURUS PIRT
    Документ3 страницы
    MENGURUS PIRT
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Laporan Arus Kas Definisi
    Laporan Arus Kas Definisi
    Документ11 страниц
    Laporan Arus Kas Definisi
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Kasus Amdal
    Kasus Amdal
    Документ3 страницы
    Kasus Amdal
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Amdal Industri Kertas
    Amdal Industri Kertas
    Документ13 страниц
    Amdal Industri Kertas
    Yoan Praja
    Оценок пока нет
  • SAHAM
    SAHAM
    Документ8 страниц
    SAHAM
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Obligasi PP
    Obligasi PP
    Документ22 страницы
    Obligasi PP
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет
  • Bantuan Bibit Buah
    Bantuan Bibit Buah
    Документ1 страница
    Bantuan Bibit Buah
    Ikhwan Izzaturakhman Putra Hidayat
    Оценок пока нет