Вы находитесь на странице: 1из 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

MENGHITUNG NILAI HEMATOKRIT


IKAN MAS
Disusun Sebagai Laporan Akhir Praktikum Fisiologi Hewan Air
Tahun Akademik 2017-2018

Disusun oleh :
Perikanan A/Kelompok 5

Dita Rosani 230110160047


Rachmat Mahadika R 230110160062
Revky Priyambodo 230110160051

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada
waktunya. Laporan praktikum ini berjudul Menghitung Nilai Hematokrit
pada Ikan Mas. Laporan praktikum ini diajukan untuk memenuhi salah
satu tugas praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air.
Penyusunan laporan praktikum ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
yang telah bekerja sama mencurahkan pikiran, waktu, dan tenaganya. Untuk itu
pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses praktikum maupun dalam
penyusunan laporan ini. Sebagai sebuah karya, laporan ini akan terus berproses,
tentunya dengan masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Demikian laporan
praktikum ini disusun yang disesuaikan dengan format laporan yang diberikan oleh
asisten laboratorium.
Semoga dengan dibuatnya laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat
khususnya bagi pengembangan pengetahuan di bidang perikanan dan umumnya
bagi semua pihak.

Jatinangor, oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ v

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Tujuan ......................................................................................... 2
1.3 Kegunaan .................................................................................... 2
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas ..................................................................................... 3
2.1.1 Definisi Ikan Mas........................................................................ 3
2.1.2 Klasifikasi Ikan Mas ................................................................... 3
2.1.3 Morfologi .................................................................................... 4
2.1.4 Habitat ......................................................................................... 5
2.2 Sistem Peredaran pada Ikan Mas ................................................ 5
2.3 Hematokrit .................................................................................. 6
III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat ...................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan............................................................................ 8
3.3 Prosedur Praktikum..................................................................... 9
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Hasil Kelompok .......................................................................... 10
4.1.2 Hasil Kelas .................................................................................. 10
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 13
5.2 Saran ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 14
LAMPIRAN .......................................................................................... 16

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Alat yang Digunakan Dalam Praktikum ..................................... 8


2. Bahan yang Digunakan Dalam Praktikum .................................. 8

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Ikan Mas........................................................................................... 3
2. Morfologi Ikan Mas ......................................................................... 5
3. Grafik Nilai Bobot Ikan Mas dan Nilai Hematokrit kelompok 5 .. 10
4. Grafik Hasil Pengamatan Kelas Perikanan A ................................ 11
5. Grafik Nilai Rata Rata Kelas Perikanan A .................................... 12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Alat..................................................................................................... 16
2. Bahan ................................................................................................. 17
3. Prosedur ............................................................................................. 17
4. Kegiatan Praktikum ........................................................................... 18
5. Hasil Pengamatan............................................................................... 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal,
yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu
kali saja melewati jantung. Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan
kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa
hormon dan enjim ke organ yang memerlukan. Sistem peredaran darah pada
ikan terdiri dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik (ventrikel) dan sebuah
serambi (atrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam rongga pericardium
yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak dianterior (muka). Selain itu,
terdapat organ sinus penosus, yaitu struktur penghubung berupa rongga yang
menerima darah dari vena dan terbuka di ruang depan jantung. Darah ikan
tampak pucat dan relativ sedikit bila dibanding dengan vertebrata darat. Plasma
darah mengandung sel darah merah yang berinti dan sel darah putih. Limpa
sebagai bagian dari sistem peredaran terdapat di dekat lambung dan dilengkapi
dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell
Volume (PCV). Apabila darah disentrifugasi maka akan terbagi ke dalam dua
bagian besar yaitu sel darah dan plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah
merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan kepingan darah (trombosit)
sedangkan plasma darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein,
garam anorganik dan substansi organik bukan protein. Melalui sel darah, suatu
organisme dapat pula diketahui sampai mana organisme tersebut mengalami
pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana kualitas air tidak memenuhi
syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat dari presentase hematokrit
yang terkandung dalam darah. Penghitungan nilai hematokrit yaitu dibaca
dalam Reading Chart Hematrokit dalam satuan %. Hesser (1960) menyatakan,
bahwa parameter yang berpengaruh terhadap pengukuran volume eritrosit
adalah hematokrit, yaitu persentase volume eritrosit dalam darah. Nilai

1
2

hematokrit ikan-ikan teleostei berkisar antara 20-30 % dan untuk beberapa


species laut bernilai sekitar 42 % (bond, 1979). Hematokrit dibawah 30 %
menunjukan defisiensi eritrosit.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menghitung nilai hematokrit
pada ikan mas.

1.3 Kegunaan
Manfaat praktikum kali ini adalah praktikan mampu mengetahui nilai
standar hematokrit ikan mas dalam menentukan kondisi kesehatan ikan atau sejauh
mana ikan mengalami pencemaran melalui nilai hematokrit yang terukur.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)


2.1.1 Definisi Ikan Mas
Ikan mas termasuk famili cyprinidae yang mempunyari ciri-ciri umum,
badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (compresed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dibagian mulut dihiasi dua
pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna
dan warna badan sangat beragam.
2.1.2 Klasifikasi Ikan Mas
Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

3
4

2.1.3 Morfologi
Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum,
badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed)
dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), di bagian mulut di hiasi dua
pasang sungut dan warna badan sangat beragam ada merah, abu-abu, kehijauan, dan
ada juga yang belang. Ikan mas berbadan panjang dengan perbandingan antara
panjang total dengan tinggi badan 3 : 1 (tergantung varitas). Bila dipotong di bagian
tengah badan memilki perbandingan antara tinggi badan dan lebar badan 3 : 2
(tergantung varitas) (Furqon, 2011).
Tubuh ikan mas digolongkan tiga bagian, yaitu kepala, badan dan ekor.
Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang
tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang,
alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono 2000).
Ikan mas memiliki lima buah sirip, yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip
perut, sirip dubur, dan sirip ekor. Sirip punggung panjang terletak di bagian
punggung. Sirip dada sepasang terletak di belakang tutup insang, dengan satu jari-
jari keras, dan yang lainnya berjari-jari lemah. Sirip perut hanya satu terletak pada
perut. Sirip dubur hanya terletak di belakang dubur. Sirip ekor juga hanya satu,
terletak di belakang, dengan bentuk cagak (Omar 2011).
Jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada
yang berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota
gerak yang bebas. Disamping alat - alat yang terdapat dalam, rongga peritoneum
dan pericardium, gelembung renang, ginjal, dan alat reproduksi pada sistem
pernapasan ikan umumnya berupa insang (Bactiar 2002).
Hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil tidak
ditutupi sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan ke dalam tipe
sisik sikloid dengan warna yang sangat beragam Ikan mas dapat tumbuh cepat pada
suhu lingkungan berkisar antara 20o-28C dan akan mengalami penurunan
pertumbuhan bila suhu lingkungan lebih rendah. Pertumbuhan akan menurun
dengan cepat di bawah suhu 13C dan akan berhenti makan apabila suhu berada di
bawah 5C (Mones 2008).
5

Gambar 2. Morfologi Ikan Mas

2.1.4 Habitat
Huet (1971) menyatakan habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air
tawar dan danau-danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya
ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas merupakan
salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu dalam dan aliran air
tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150-600
meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-30C. Meskipun tergolong ikan
air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai
yang bersalinitas 25-30 ppt.

2.2 Sistem Peredaran Pada Darah Ikan


Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut
dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga
mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta
mengangkut CO2 dari dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar
tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama,
meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiapkelompok hewan.
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah
keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh
sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding
yang tipis dari kapiler darah, dankembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua,
atau secara garis besarnya peredaran darah tunggal adalah peredaran darah yang
6

darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian masuk ke
jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung
ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung. Seri pertama
dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Dimana organ
utamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa
hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke
seluruh tubuh sampai kekapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena
dan kembali ke jantung.

2.3 Hematokrit
Haemoglobin merupakan senyawa organik yang kompleks terdiri atas 4
pigmen porfirin merah yang mengandung atom Fe dan globulin yang merupakan
protein globuler ( terdiri atas asam 4 amino). Haemoglobin yang mengikat oksigen
disebut oksihaemoglobin (Guyton 1976). Haemoglobin bertanggungjawab
terhadap transport oksigen dan karbondioksida dalam darah. Peningkatan kadar
haemoglobin akan diikuti oleh peningkatan kadar hematokrit (Soetrisno 1987).
Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell
Volume (PCV). Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik
menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Apabila darah
disentrifugasi maka akan terbagi ke dalam dua bagian besar yaitu sel darah dan
plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit) dan kepingan darah (trombosit) sedangkan plasma darah merupakan
bagian cairan darah terdiri dari air protein, garam anorganik dan substansi organik
bukan protein.
Hematokrit menunjukan besarnya volume sel-sel eritrosit seluruhnya
didalam 100 mm3 darah dan dinyatakan dalam persen (%) (Hoffbrand dan Pettit
1987). Nilai hematokrit atau volume sel packed adalah suatu istilah yang artinya
prosentase berdasarkan volume dari darah, yang terdiri dari sel-sel darah merah.
Mengukur kadar hematokrit darah hewan uji digunakan tabung mikrohematokrit
yang berupa pipa kapiler berlapiskan EDTA (Etil Diamin Tetra Acetat) yang
berfungsi sebagai bahan anti pembekuan darah. Nilai hematokrit standar adalah
sekitar 45%, namun nilai ini dapat berbeda-beda tergantung species. Nilai
7

hematokrit biasanya dianggap sama manfaatnya dengan hitungan sel darah merah
total (Frandson 1992). Nilai hematokrit ikan mas adalah 27.1 % (Houston & De
Wilde 1968 dalam Moyle & Cech 2004).
Volume darah dari ikan teleostey, heleostey dan chondrostei adalah sekitar
3% dari bobot tubuh, sedangkan ikan chondrocthyes memiliki darah sebanyak
6,6% dari berat tubuhnya (Randall 1970 dalam Affandi 1999).
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Fisiologi Hewan Air mengenai Pengaruh Nikotin dan Alkohol
terhadap Laju Alir Darah Ikan Mas dilaksanakan pada tanggal 10 oktober 2017, pukul
13.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB yang bertempat di Laboratorium Akuakultur
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Jatinangor,
Sumedang
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum sebagai berikut:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No Alat Fungsi
1 Timbangan Untuk menimbang bobot tubuh ikan
2 Diseccting Kit Untuk membedah ikan uji
3 Penjepit Arteri Untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis
4 Pipa Kapiler Untuk menampung sampel darah agak tidak kering
Herparinized
5 Wax/lilin Untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang
telah berisi darah segar
6 Hematokrit Papan pembaca nilai hematokrit (%)
reading chart

Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum sebagai berikut:


Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Bahan Fungsi
1 Ikan mas Objek yang akan diamati

8
9

3.3 Prosedur Praktikum


1. Disiapkan satu ikan
2. Ditusuk bagian kepala tepatnya di otak ikan
3. Dibedah ikan pada bagian dekat insang
4. Dicari jantung ikan tersebut.
5. Dijepit aorta ventralis
6. Diambil darah ikan dengan menggunakan heparine
7. Ditutup salah satu ujung heparine dengan lilin
8. Disiapkan Sentrifuge, lalu dimasukan heparine
9. Setelah selesai pipa kapiler ditempelkan pada Hematocrit reading chart
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Hasil Kelas dan Kelompok


Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh data kelompok 5 sebagai berikut:

120

100

80

60
99
40

20 39

0
BOBOT IKAN (gr) NILAI HEMATOKRIT (%)

Gambar 3. Grafik Nilai Bobot Ikan Mas dan Nilai Hematokrit Kelompok 5
Berdasarkan hasil pengamatan kelom 5, didapatkan nilai hematokrit sebesar 39%
dengan berat bobot ikan sebesar 99 gr. Kuswardani (2006) mengungkapkan bahwa
kadar hematokrit ini dapat bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Nilai hematokrit yang kurang dari
22% akan mnunjukan terjadinya anemia. Sedangkan menurut Nabib dan Pasaribu
(1989) dalam Prasetyo (2008) bahwa nilai hematokrit darah ikan berkisar 5 60%,
hematokrit di bawah 30% menunjukan defisiensi eritrosit. Apabila ikan terkena
penyakit atau nafsu makan menurun maka nilai hematokrit darah menjadi lebih
rendah (Delman and Brown 1989 dalam Prasetyo 2008). Sedangkan nilai
hematokrit ikan ikan teleostei yang normal berkisar antara 20 30 % dan untuk
beberapa spesies laut berkisar 42 % (Bond 1979). Berdasarkan hasil pengamatan
kelompok 5 ikan mas yang dijadikan sampel berada dalam kondisi yang normal.

10
11

120 120 106 106


95 96 99 99 100
100
76 76 78 78
80 74 74 80 70 70 Bob
Bo 59 59
49 43 46 ot
60 bot 60 41 40
39 40 39 39 44 44 Ik 40 30 30 25
Ika
40 32 32 n
20
20
0
0
9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 4 5 6 7 8
Kelompok Kelompok
100 93.4292.3493.42 92.34
78.85 78.8579.61
80
Bob
60
43 44 43 42 44ot
35 35 Ikan
40
(g)
20

0
17 18 19 20 21 22 23
Kelompok

Gambar 4. Grafik Hasil Pengamatan Kelas Perikanan A


Berdasarkan hasil grafik diatas diperoleh nilai hematokrit yang berbeda-beda. Hasil
pengamatan kelompok 7-10 memiliki nilai bobot ikan dan nilai hematokrit yang
tidak seimbang, hasil dari nilai hematokritnya adalah diatas 40% dengan bobot yang
kecil. Hal ini menandakan ikan dalam keadaan stress. Eritrosit yang terlalu rendah
akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu tinggi menandakan
ikan tersebut dalam keaadaan yang stres (Wademeyer dan Yasutake, 1977 dalam
Purwanto, 2006).
Berdasarkan grafik diatas juga tidak ada yang memiliki nilai eritrosit yang kurang
dari 22%. Hal ini menandakan ikan mas yang dijadikan sampel pada praktikum kali
ini tidak ada yang berada dalam kondisi sakit, hanya saja ada yang memiliki
aktifitas yang tinggi sehingga stress dan menyebabkan nilai hematokrit diatas ada
yang mencapai diatas 40%
12

Nilai Rata-Rata
90.00 83.84
80.00
70.00
60.00
50.00
39.80
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Bobot Ikan (g) Nilai Hematokrit (%)

Gambar 5. Grafik Nilai Rata-Rata Kelas Perikanan A


Berdasarkan grafik hasil rata-rata kelas perikanan diperoleh nilai bobot ikan sebesar
83,84 gram dengan rata-rata nilai hematokrit 39,80%. Hal ini menandakan bahwa
ikan yang dijadikan sampel memiliki aktifitas yang tinggi sehingga menghasilkan
nilai hematokrit yang cukup tinggi. Nilai hematokrit ikan ikan teleostei yang
normal berkisar antara 20 30 % (Bond 1979).
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Setelah melakukan praktikum pengukuran hematokrit pada ikan Mas diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal,
yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya
satu kali saja melewati jantung.
2. Hematokrit adalah volume sel darah yang dimampatkan atau Picked Cell
Volume (PCV). Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara
automatik menggunakan hematology analyzer atau secara manual. Nilai
hematokrit ini berhubungan dengan laju metabolisme, cara hidup ikan, jenis
kelamin ikan dan spesies ikan tersebut. Semakin tinggi nilai hematokrit
semakin tinggi pula jumlah sel darah merahnya.
3. Dari pengamatan kelompok kami dan kelas dapat disimpulkan bahwa bobot
ikan dengan nilai hematokrit harus seimbang, karena jika tidak seimbang
dapat menandakan ikan dalam keadaan stress. Eritrosit yang terlalu rendah
akan menimbulkan terjadinya anemia, sedangkan jika terlalu tinggi
menandakan ikan tersebut dalam keaadaan yang stres.

5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan menyarankan melakukan
tahap - tahap praktikum dengan cepat agar darah yang diambil masih dalam kondisi
segar, mudah dalam pengambilan sampel darah (jantung yang masih berdetak),
selain itu praktikan juga menyarankan supaya berhati-hati dan teliti dalam proses
menutup pipa kapiler dengan wax (lilin) supaya tidak terjadi kehilangan darah
sewaktu proses sentrifugasi berlangsung dan mendapatkan hasil.

13
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Y. 2002. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Perkarangan. Agromedia


Pustaka : Jakarta.
Bond, C.E. 1979. Biology of Fishes. Saunders College Publishing. Philadelphia.
514 p. http//:www.fishpathology.com. [23 November 2009].
Cahyono B. 2000. Budidaya Ikan Air Tawar. Kanisius. Yogyakarta
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Guyton, A.C. 1976. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. Penerjemah: Adji D. Dan P.
Lukmanto. EGC. Penerbit Buku Kedokteran.
Hesser, E.F., 1960. Methods for routine fish hematology. Progressive Fish Culturist,
22(4): 164-171.
Hoffbrand, A.V. dan J.E. Pettit. 1987. Kapita Selekta Hematologi.
(Diterjemahkan Iyan, D.). Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Huet, M. 1971. Text Book of Fish Culture Breeding and Cultivation of Fish
Fishing (New Book) Ltd. London.
Kuswardani, Y. 2006. Pengaruh pemberian Resin Lebah Terhadap Gambarab
Darah Maskoki Carassius auratus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Mones, R. Adelbert. 2008. Gambaran Darah Pada Ikan Mas (Cyprinus Carpio L)
Strain Majalaya Yang Berasal Dari Daerah Ciampea Bogor. Skripsi. FKH.
IPB: Bogor.
Prasetyo AE. 2008. Efektifitas pengaruh pemberian ekstrak bawang putih untuk
pengobatan ikan lele (Clarias sp) yang terinfeksi bakteri Aeromonas
hydrophila. PKM Penulisan Ilmiah. Institut Pertanian Bogor.
Purwanto, A. 2006. Gambaran Darah Ikan Mas Cyprinus carpio Yang Terinfeksi
Koi Herpes Virus. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor

14
15

Randall, J.E. 1994. Coastal Fishes of Oman. University of Hawaii Press, Honolulu.
Saanin. 1984. Taksonomi dan kunci Identifikasi Ikan. Penerbit Bina Cipta. Bogor.

Sharifuddin Bin Andy Omar. 2011. Iktiologi. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Soetrisno. 1987. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed.


Purwokerto

.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat

Timbangan Dissecting kit

Pipa Kapiler Herparinized Sentifuge Hematocrit

Wax/lilin Hematocrit Reading Chart

16
17

Lampiran 2. Bahan

Ikan Mas
Lampiran 3. Prosedur

Disiapkan satu ikan

Ditusuk bagian kepala tepatnya di otak ikan

Dibedah ikan pada bagian dekat insang

Dicari jantung ikan tersebut.

Dijepit aorta ventralis

Diambil darah ikan dengan menggunakan pipa kapile heparine

Ditutup salah satu ujung Pipa kapiler dengan lilin

Disiapkan Sentrifuge, lalu dimasukan heparine

Setelah selesai pipa kapiler ditempelkan pada Hematocrit reading chart


18

Lampiran 4. Kegiatan Praktikum

Ikan Mas ditimbang Ikan Mas ditusuk di bagian otak

Dibedah mulai dari bagian insang Dicari Jantung lalu dijepit bagian
aorta ventralis
19

Darah diambil dengan Dimasukan kedalam sentifugator


menggunakan pipa kapiler
herparinized

Hasil setelah di sentrifugator Dibaca di Hematocrit Reading


Chart
20

Lampiran 5. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan Nilai Hematokrit Kelas A


Kelompok Bobot Ikan (g) Nilai Hematokrit (%)
1 76 32
2 76 32
3 95 39
4 96 40
5 99 39
6 99 39
7 74 44
8 74 44
9 70 49
10 70 43
11 106 46
12 78 30
13 106 41
14 59 40
15 78 30
16 59 25
17 78,85 43
18 93,42 35
19 92,34 44
20 93,42 35
21 78,85 43
22 79,61 42
23 92,34 44
Rata Rata 83,64 39,09

Вам также может понравиться