Вы находитесь на странице: 1из 10

FISIOLOGI HIDUNG

OLEH :

NI KOMANG SRI ARDINA (P07120216005)

NI LUH PUTU DESY TRISNA EKAYANTI (P07120216006)

NI LUH PUTU INTAN SARI (P07120216007)

NI MADE ANASARI (P07120216008)

KELAS 1.A / D-IV KEPERAWATAN

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa. karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Selain itu penulis juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada dosen pembimbing mata kuliah ANATOMI FISIOLOGI, yang telah memberikan
tugas dan membimbing kami. Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas
yang berjudul FISIOLOGI HIDUNG.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka penulis
berharap kritik dan saran dari pembaca . Semoga makalah ini memberikan informasi
bagi pembacat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan kita semua.

Om Santhi,Santhi, Santhi Om

Denpasar, 8 November 2016

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 1

D. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2

A. Fisiologi Hidung ............................................................................................... 2

1. Sebagai Alat Penciuman ............................................................................. 2

2. Sebagai Saluran Pernafasan ...................................................................... 3

3. Sebagai Resonansi Suara ........................................................................... 3

4. Sebagai Penyaring dan Pelindung ............................................................. 3

5. Mengatur Kondisi Udara (Air Conditioning) .......................................... 4

B. Proses Penciuman dan Bernafas ..................................................................... 4

BAB III PENUTUP............................................................................................... 6

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 6

B. Saran .................................................................................................................. 6

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 7

Ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tubuh kita tersusun atas berbagai macam reseptor untuk mengetahui
bermacam-macam rangsangan dari luar tubuh kita. Alat indera adalah organ yang
berfungsi untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Semua organisme memiliki
resptor sebagai alat penerima informasi. Informasi tersebut dapat bersal dari
dirinya sendiri atau dari luar. Reseptor diberi nama berdasarkan jenis rangsangan
yang diterimanya, seperti kemoreseptor (penerima rangsang zat kimia),
fotoreseptor (penerima rangsang cahaya), audio reseptor (penerima rangsang
suara), dan mekanoreseptor (penerima rangsangan fisik seperti tekanan, sentuhan
dan getaran). Selain itu dikenali pula beberapa reseptor yang berfungsi mengenali
perubahan lingkungan luar tang dikelompokkan sebagai eksoreseptor. Sedangkan
kelompok reseptor yang berfungsi mengenali lingkungan dalam tubuh disebut
interoreseptor yang terdapat diseluruh bagian tubuh manusia.
Eksoreseptor yang kita kenal ada lima macam yaitu, indera penglihat (mata),
pendengar (telinga), peraba (kulit), pembau (hidung) dan pengecap (lidah).
Dalam makalah ini kita akan membahas Eksoreseptor Indera Pembau (hidung),
kita akan mengetahui tentang fisiologi hidung dan mekanisme kerja hidung.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah fisiologi hidung ?
2. bagaimana proses menghirup atau bernafas ?

C. MANFAAT PENULISAN
Agar pembaca dapat memahami lebih lanjut mengenai fisiologi hidung
dan proses menghirup atau bernafas.

D. TUJUAN PENULISAN
1. untuk mengetahui bagaimana fisiologi hidung.
2. untuk mengetahui bagaimana proses menghirup atau bernafas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. FISIOLOGI HIDUNG

Hidung terdiri dari beberpa bagian dan setiap bagian memiliki fungsi
yang sangat penting, diantaranya :
1. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara.
2. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernafas.
3. Selaput lendir berfungsi untuk tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra
pembau.
4. Serabut saraf befungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara pernafasan.
5. Saraf pembau (silia) berfungsi mengirimkan bau-bauan ke otak.

Fisiologi hidung secara umum, yaitu :

1. Alat Penciuman
Nervus olfaktorius atau saraf kranial melayani ujung organ pencium.
Serabut-serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput lendir hidung, yang
dikenal sebagai bagian olfaktorik hidung. Nervus olfaktorius dilapisi sel-sel yang
sangat khusus, yang mengeluarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan
serabut-serabut dari bulbus olfaktorius. Bulbus olfaktorius pada hakekatnya
merupakan bagian dari otak yang terpencil, adalah bagian yang berbentuk bulbus
(membesar) dari saraf olfaktorius yang terletak di atas lempeng kribiformis
tulang ethmoid. Dari bulbus olfaktorius, perasaan bergerak melalui traktus
olfaktorius dengan perantaraan beberapa stasiun penghubung, hingga mencapai
daerah penerimaan akhir dalam pusat olfaktori pada lobus temporalis otak,
dimana perasaan itu ditafsirkan (Pearce, 2002).

2. Saluran Pernapasan
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh
darah, dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lender semua
sinus yang mempunyai lubang masuk ke rongga hidung. Daerah pernapasan
dilapisi dengan epithelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel
cangkir atau sel lender. Sekresi dari sel itu membuat permukaan nares basah dan
berlendir. Diatas septum nasalis dan konka selaput lender ini paling tebal, yang
diuraikan di bawah. Adanya tiga tulang kerang (konkhae) yang diselaputi
epithelium pernapasan dan menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam
rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lendir tersebut. Sewaktu udara
melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di dalam vestibulum,
dan arena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya maka udara menjadi
hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan selaput lendir menjadi lembab
(Pearce, 2002).

3. Sebagai Resonansi Suara


Ruang atas rongga untuk resonansi suara yang dihasilkan laring, agar
memenuhi keinginan menjadi suara hidung yang diperlukan. Bila ada gangguan
resonansi, maka udara menjadi sengau yang disebut nasolalia (Bambang, 1991).
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung
akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar sengau.

4. Sebagai Penyaring dan Pelindung


Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara dari debu dan bakteri dan
dilakukan oleh :
a. Rambut (fibrissae pada vestibulum nasi)
b. Sillia
c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir
dan
partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan reflek bersin. Palut lendir
ini
akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.
d. Enzim yang dapat menghancurkan beberpa jenis bakteri, disebut lisozyme.

5. Mengatur Kondisi Udara (Air Conditioning)

Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk


mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan
dengan cara :
1. Mengatur kelembabam udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada
musim
panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit,
sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.
2. Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah
di
bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga
radiasi
dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui
hidung kurang lebih 37o C.

B. PROSES PENCIUMAN DAN BERNAFAS


Di dalam hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel-sel pembau. Bau
yang masuk ke dalam rongga dada akan merangsang saraf kranial (nervus olfaktorius)
dari bulbus olfactorius. Kemudian indra bau bergerak melalui traktus olfactorius dengan
perantaraan stasiun penghubung hingga sampai daerah penerima akhir dalam pusat
olfactory pada lobus temporalis di otak besar dimana perasaan tersebut ditafsirkan atau
dinterpretasikan.
Selain itu hidung juga berfungsi untuk bernafas. Manusia memerlukan bernafas untuk
hidup. Bernafas juga merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Bernafas terdiri dari dua
proses yang disebut inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah menghirup udara berupa O2,
sedangkan ekspirasi adalah menghembuskan udara berupa CO2. Kedua proses tersebut
merupakan satu kesatuan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh karena
tubuh manusia memerlukan pasokan O2 yang cukup untuk melangsungkan fungsi jaringan
masing-masing.
Prinsip mekanisme bernafas sebenarnya lebih menitikberatkan pada perbedaan tekanan
udara di dalam paru-paru dengan udara di luar/lingkungan. Inspirasi(menghirup O2) dapat terjadi
karena tekanan udara di dalam paru-paru lebih rendah daripada tekanan di luar paru. Hal tersebut
dapat terjadi karena udara mengalir dari tekanan yang tinggi ke tekanan yang lebih rendah.
Sebaliknya pada ekspirasi, proses menghembuskan udara ini dapat terjadi ketika tekanan udara
di dalam paru-paru lebih tinggi daripada tekanan udara di lingkungan, sehingga udara mengalir
keluar ke lingkungan.
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hidung merupakan salah satu organ pernafasan yang memiliki beberapa
fungsi yaitu, alat penciuman, alat pernafasan, alat resonansi suara, alat pelindung
dan penyaring udara, dan pengatur kondisi udara.
Proses membau diatur oleh saraf saraf dan otak. Sebagai fungsi pernafasan, udara
O2 dan CO2 keluar masuk melalui hidung dan melakukan proses inspirasi serta
ekspirasi. Prinsip dari pernafasan ini sebenarnya tergantung pada volume udara di
dalam paru.

B. SARAN
Melalui makalah ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mengetahui fungsi-fungsi
penting dari hidung sehingga kita bisa menjaga organ kita agar terhindar dari
gangguan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.seputar-anatomimanusia.tk/2015/01/anatomi-fisiologi-hidung-manusia.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/nazrieelalihsan/fisiologi-hidung

http://www.academia.edu/8588547/ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_HIDUNG

Вам также может понравиться