Вы находитесь на странице: 1из 274

ANALISIS KETERAMPILAN BERTANYA SISWA

PADA KONSEP GERAK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN


QUESTION STUDENT HAVE

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
Qonita Rahmi
NIM 1111016100064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LES,IBAR PEI{GESAHAN

Skripsi yang bequdul ";\nalisis Ketcrampilan Bertanya Siswa pada


Konsep Gerak dengan Strategi Pembelajaran Question Student Hnve" disusun
rrleh Qonita Rahmi, NIM 1111016100064, diaiukan kepada Fakultas Ilmu
'farliiyah
dan Keguruan, Unir,ersitas Islam Negen Syarif Hirlay''atullah Jakarta dan
telah drnyatakan lulus dalam uiian fulunaqasah pada tanggal 23 Juni 20[6
dihadapan dewan pengu-1i. Karena itu" penulis berhak memperoleh eelar sarjana

S i (S I']d) dalam bidang Pendidikan Biologr

Tangerang 23 Juni 20i6


Fanitia Sidang Munaqosah,
T'anggal Tanda T'angan
Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
t'irp. 197101 19 200801 2 010 D..-. .]. .1",1 L

Penguji 1

Nengsih Juanenssih. IU.Pd


\9 '7- zotb
NIP. 19790510 200604 2 0A1

Penguji 2
Dr. Yanti Herlanti. M.Pd
NrP. 197101i9 200801 2 010
1^l - 7- uts

8203 I 007
ABSTRAK

QONITA RAHMI. 1111016100064. Analisis Keterampilan Bertanya Siswa


pada Konsep Gerak dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have.
Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuantitas dan kualitas


keterampilan bertanya siswa berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi dengan
menerapkan strategi pembelajaran Question Student Have pada konsep sistem
gerak. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Tangerang pada kelas
XI IPA 1 semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 dengan tiga kategori kelompok
siswa yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Instrument yang
digunakan adalah lembar observasi guru, lembar observasi pertanyaan siswa, dan
posttest. Hasil dari penelitian ini adalah strategi Question Student Have dapat
menstimulus siswa untuk bertanya dengan persentase jumlah siswa bertanya
secara lisan dan tertulis telah mencapai >50%. Persentase jumlah siswa yang
bertanya setiap pertemuan bergantung pada metode pembelajaran yang digunakan.
Keterampilan bertanya siswa masih tergolong rendah yaitu didominasi level
kognitif C2 (memahami) dengan rata-rata persentase keseluruhan sebesar 45,73%,
secara lisan sebesar 32,76%, dan tertulis 52,83%. Pertanyaan terkait dimensi
pengetahuan didominasi oleh pengetahuan konseptual dengan persentase sebesar
76,83%. Pertanyaan siswa berdasarkan dua dimensi Taksonomi Bloom Revisi
didominasi oleh pertanyaan C2 (mamahami) Konseptual baik secara lisan
maupun tertulis. Terdapat persamaan keterampilan bertanya pada siswa kelompok
tinggi, sedang, dan rendah dengan dominasi pertanyaan pada level kognitif C2
(memahami) dan pengetahuan konseptual.

Kata Kunci: Keterampilan Bertanya, Question Student Have, Sistem Gerak,


Taksomi Bloom Revisi

iv
ABSTRACT

QONITA RAHMI. 1111016100064. Analysis Skills Question of Student on the


Concept Musculoskeletal System with Learning Strategies Question Student
Have. Program of Biology Education, Department of Natural Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2016.

The study aims to determine the quantity and quality of skills to ask students
based on Taksonomy Bloom Revision to Implement the strategy learning Question
Student Have the movement system. The research was done in Madrasah Aliyah
Negeri Tangerang at XI IPA 1 first semester of the 2015/2016 of the school year
with three categories of students for first is high, and second is medium, and last
is low. The research method used in this study is the sort of descriptive.
Instrument is used is observing teachers, observation to students questions, and
posttest. The conclution of this study is the strategy of Question Student Have can
stimulate students to ask about the percentage of students asked orally and
writing have achieved >50%. The percentage of the number of students are asked
each meeting to rely on the method of learning which is used. Skills asked
students are still relatively low, which is dominated by the level of cognitive C2
(understanding) with the percentage of total of 45,73%, orally of 32,76%, and
writing 52,83%. The question related to the knowledge is dominated by a
conceptual tool with a percentage of 76,83%. Questions based on two
dimensional Blooms Revised Taxonomy dominated by question C2
(understanding) Conceptual both orally and in writing. There are a common
skill to ask student high, medium, and low with the dominance of the question at
the level of cognitive C2 (understanding) and knowledge conceptual.

Keywords: Blooms Revised Taxonomy, Musculoskeletal System, Question Skill,


Question Student Have

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul Analisis Keterampilan Bertanya Siswa pada Konsep
Gerak dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have.

Shalawat beserta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Dalam penyusunan skripsi
ini, penulis tentunya telah mendapatkan banyak bantuan, arahan, dan bimbingan
dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd, selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi
yang telah memberikan banyak waktu, ilmu, dan arahan yang sangat
bermanfaat kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Bapak Buchori Muslim, M.Pd, selaku pembimbing II dalam penyusunan
skripsi yang telah memberikan banyak waktu, ilmu, dan arahan yang
sangat bermanfaat kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat serta
membimbing penulis, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.

vi
7. Dra. Siti Marwah dan Dedi Rusmadiharja, Ibu dan Ayah yang selalu
memanjatkan doa yang tidak ada hentinya kepada penulis serta dukungan
yang diberikan baik waktu, moril, maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dengan baik.
8. Ahmad Faruqi Amrullah, M. Imam Darmawansyah, Ade Wirdatus
Sholehah, dan Dewi Vivi Khofifah, adik-adik tersayang yang telah
memberikan banyak bantuan dalam penyusunan skripsi.
9. Kepala MAN Tangerang, seluruh Dewan Guru MAN Tangerang, serta
para siswa dan siswi kelas XI IPA 1 Madrasah Aliyah Negeri Tangerang
atas kesediaannya menerima penulis dengan baik selama penelitian
skripsi.
10. Teman-teman Pendidikan Biologi 2011 khususnya Biologi B UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya para sahabat terdekat yang senantiasa
memberikan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan
skripsi.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Jakarta, Mei 2016

Penulis

Qonita Rahmi

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN MUNAQOSAH ................................................. ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................ iv
ABSTRACT ...................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 10


A. Kajian Teori ........................................................................................... 10
1. Keterampilan Bertanya ..................................................................... 10
a. Definisi Bertanya ...................................................................... 10
b. Keterampilan Bertanya.............................................................. 12
2. Strategi Pembelajaran Aktif ............................................................. 19
a. Strategi Pembelajaran ............................................................... 19
b. Active Learning ........................................................................ 20
c. Strategi Question Student Have ............................................... 21
B. Kajian Relevan ....................................................................................... 24

viii
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 28


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 28
B. Metode Penelitian ................................................................................... 28
C. Sampel Penelitian .................................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................................. 33
1. Validitas ............................................................................................ 33
2. Reliabilitas ......................................................................................... 34
G. Analisis Data .......................................................................................... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 36


A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 36
1. Pertanyaan Berdasarkan Kuantitas Siswa Bertanya ........................... 36
a. Kuantitas Siswa Bertanya Keseluruhan....................................... 36
b. Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi, Sedang,
dan Rendah .................................................................................. 38
2. Pertanyaan Berdasarkan Kualitas Pertanyaan .................................... 41
a. Pertanyaan Siswa Keseluruhan.................................................... 41
b. Pertanyaan Lisan ......................................................................... 43
c. Pertanyaan Tertulis ...................................................................... 45
d. Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan ................................... 46
e. Pertanyaan Siswa Berdasarkan Dimensi Proses Kognitif
dan Pengetahuan .......................................................................... 48
f. Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ........ 50
3. Hasil Posttest Siswa ........................................................................... 52
B. Pembahasan ............................................................................................ 53
1. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kuantitas Siswa Bertanya ............ 53
a. Kuantitas Siswa Bertanya Keseluruhan ...................................... 53

ix
b. Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi, Sedang,
dan Rendah .................................................................................. 58
2. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kualitas Pertanyaan ..................... 60
a. Pertanyaan Keseluruhan ............................................................. 60
b. Pertanyaan Lisan dan Tertulis .................................................... 64
c. Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan ................................. 69
d. Pertanyaan Siswa Berdasarkan Dimensi Proses Kognitif
dan Pengetahuan.......................................................................... 70
e. Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ....... 71
3. Analisis Posttest Siswa ...................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78


A. Kesimpulan ............................................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................................ 78

DAFTAR PUSTAKA .. 80
LAMPIRAN ....................................................................................................... 85

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .................................................................. 26


Gambar 4.1 Persentase Kuantitas Siswa Bertanya
Lisan dan Tertulis Keseluruhan ................................................... 36
Gambar 4.2 Kuantitas Siswa Bertanya Lisan dan Tertulis
Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah ...................................... 38
Gambar 4.3 Diagram Pertanyaan Siswa Keseluruhan .................................... 42
Gambar 4.4 Diagram Pertanyaan Lisan Keseluruhan ...................................... 43
Gambar 4.5 Diagram Pertanyaan Tertulis Keseluruhan ................................. 45
Gambar 4.6 Diagram Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan .................... 47

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom Revisi ................................................................ 17


Tabel 2.2 Langkah Strategi Pembelajaran Question Student Have.................. 23
Tabel 3.1 Pengelompokkan Siswa ................................................................... 29
Tabel 3.2 Analisis Pertanyaan Siswa ............................................................... 32
Tabel 4.1 Distribusi Persentase Kuantitas Siswa Bertanya .............................. 37
Tabel 4.2 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi .................. 39
Tabel 4.3 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Sedang ................. 40
Tabel 4.4 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Rendah ................ 40
Tabel 4.5 Persentase Pertanyaan Siswa Setiap Pertemuan ............................. 42
Tabel 4.6 Persentase Pertanyaan Lisan Setiap Pertemuan ............................... 44
Tabel 4.7 Persentase Pertanyaan Tertulis Setiap Pertemuan ........................... 46
Tabel 4.8 Persentase Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Setiap
Pertemuan ....................................................................................... .47
Tabel 4.9 Persentase Pertanyaan Lisan Dimensi Proses Kognitif
dan Pengetahuan ............................................................................. 48
Tabel 4.10 Persentase Pertanyaan Tertulis Dimensi Proses Kognitif
dan Pengetahuan............................................................................. 49
Tabel 4.11 Persentase Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan
Rendah Keseluruhan (Lisan dan Tertulis) ..................................... 50
Tabel 4.12 Persentase Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok
Tinggi, Sedang, dan Rendah Keseluruhan (Lisan dan Tertulis) ... 51
Tabel 4.13 Persentase Pencapaian Hasil Belajar ............................................. 52
Tabel 4.14 Persentase Pertanyaan Tidak Relevan ........................................... 55
Tabel 4.15 Contoh Pertanyaan Siswa .............................................................. 62
Tabel 4.16 Pertanyaan Lisan dan Tertulis Level Kognitif C2 (Memahami) .... 67
Tabel 4.17 Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah
(Memahami-Konseptual) ................................................................ 71

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP Question Student Have ...........................................................85


Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa .......................................................................110
Lampiran 3. Lembar Observasi Guru .................................................................125
Lampiran 4. Lembar Observasi Pertanyaan Siswa ............................................126
Lampiran 5. Soal Posttest ..................................................................................128
Lampiran 6. Lembar Validitas Isi ......................................................................140
Lampiran 7. Nilai MID Semester Ganjil ...........................................................142
Lampiran 8. Perhitungan Pengelompokkan Siswa .............................................144
Lampiran 9. Daftar Kelompok Siswa..................................................................145
Lampiran 10. Lembar Validasi Pertanyaan.........................................................147
Lampiran 11. Olah Data Pertanyaan Siswa .......................................................161
Lampiran 12. Pertanyaan Siswa ..........................................................................212
Lampiran 13. Nilai Posttest.................................................................................223
Lampiran 14. Distribusi Indikator Soal Posttest ...............................................224
Lampiran 15. Hasil Persentase Indikator Pembelajaran .....................................227
Lampiran 16. Validasi Analisis Soal Evaluasi Sekolah ......................................230
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian ...............................................................236
Lampiran 18. Lembar Uji Referensi ..................................................................
Lampiran 19. Surat-surat .....................................................................................

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Permendikbud No. 65 Tahun 2013 menyatakan bahwa proses
pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik. Penyelenggaraan pembelajaran secara interaktif dapat tercipta dengan
adanya interaksi yang terjadi di dalam kelas. Interaksi dalam pembelajaran
terjadi antara siswa dan guru ataupun antar siswa melalui sebuah pertanyaan.
Keadaan yang seringkali terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah
adalah interaksi satu arah yaitu siswa tidak terlibat aktif dalam proses
pembelajaran. Pengajuan pertanyaan pun didominasi oleh guru yang
bertanya, sementara siswa jarang yang mengajukan pertanyaan. Sementara
Yunarti menyatakan bahwa jika pertanyaan dimunculkan oleh siswa, maka
siswa belajar untuk memberi pertanyaan yang baik dan menerima umpan
balik dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.1
Dalam dunia pendidikan kita, siswa belum banyak terangsang untuk
mengajukan pertanyaan dari materi yang dipelajari, karena berbagai
alasan, terutama siswa tidak terlatih dalam mengajukan pertanyaan,
kemungkinan berikut barangkali kurang percaya diri mereka, tidak
diberi kesempatan bertanya oleh guru, dikarenakan guru monopoli
dalam kelas, dan lain sebagainya.2
Sikap pasif siswa dalam pembelajaran tersebut dapat terjadi pula
ketika guru memberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan
kebanyakan siswa hanya diam sehingga guru mengambil alih kembali
pembelajaran. Maka dapat dikatakan bahwa sikap pasif siswa dalam

1
Tina Yunarti, Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran, Prosiding
disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika FMIPA UNY, Yogyakarta, 5 Desember 2009, ISBN: 978-979-16353-3-2, h. 180.
2
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet.
III, h. 90.

1
2

mengajukan pertanyaan dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu siswa sudah
mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh guru, siswa sama sekali tidak
mengerti dengan apa yang dijelaskan guru, ataupun siswa enggan dan malu
untuk bertanya.

Amri, dkk mengatakan bahwa jika tidak ada siswa yang bertanya
maka guru cenderung menganggap bahwa siswa telah memahami materi
pelajaran.3 Siswa yang mudah menyerap pembelajaran yang disampaikan
guru bisa saja telah memahami semua yang disampaikan oleh guru, namun
tidak semua siswa dapat langsung memahami materi yang dijelaskan guru.
Permasalahan yang muncul adalah masih banyak siswa yang tidak memahami
materi pelajaran dan lebih memilih diam dikarenakan mereka sama sekali
tidak mengerti bahkan tidak tahu apa yang harus ditanyakan. Penelitian yang
dilakukan oleh Dewita, dkk mendapati bahwa siswa tidak mau bertanya
kepada guru namun ketika guru menanyakan sebuah pernyataan benar atau
salah, siswa tidak bisa menjawab karena sebagian besar siswa tidak
memahami materi yang dipelajari saat itu4
Diamnya siswa ketika diberikan kesempatan bertanya oleh guru dapat
dikarenakan siswa merasa tidak percaya diri dan takut untuk mengajukan
pertanyaan. Vianata mengemukakan faktor yang menyebabkan siswa tidak
aktif bertanya adalah siswa yang kurang berani untuk bertanya padahal dalam
dirinya sudah ada pertanyaan yang akan disampaikan.5 Perasaan malu dan
takut untuk bertanya yang terjadi pada siswa membentuk pola pikir yang
sama saat ia telah dewasa nanti. Hal ini sejalan dengan teori operant

3
Dian Suciana Amri, Agus Irianto, dan Yulhendri, Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi
Siswa Antara Menerapkan Strategi Question Student Have dan Strategi Think Pair Share pada
Kelas X di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Solok, h. 2
(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/329/174 diakses pada tanggal
15 Desember 2014).
4
Sri Dewita, Sofia Edriati, dan Anna Cesaria, Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Question Student Have (QSH) Disertai Speed Test Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 10 Sijunjung, (http://jurnal.stkip-pgri-
sumbar.ac.id/MHSMAT/index.php/mat20121/article/download/71/70 diakses pada tanggal 20
Desember 2014).
5
Haning Vianata, Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have Terhadap Hasil
Belajar IPS Sejarah Siswa, Journal of History Education, Vol. 1, No. 1, 2012, h. 2.
3

conditioning dari Skinner dalam Santrock (2008) yang dikutip Suherni,


mengatakan bahwa pemberian reinforcement (positif dan negatif) dapat
mengakibatkan terbentuknya perilaku yang diharapkan atau yang tidak
diharapkan yang dapat berlangsung lama.6 Pola pikir malu dan takut tersebut
akan menjadi reinforcement negatif bagi siswa yang akan membentuk siswa
untuk terus takut bertanya. Hal ini dapat menjadi suatu permasalahan bagi
dunia pendidikan karena bagaimanapun, kegiatan bertanya adalah salah satu
cara bagi seseorang untuk mencari informasi dan pengetahuan yang ingin
diketahui. Seperti yang dikemukakan Ayunin, dkk bahwa pengetahuan yang
dimiliki seseorang bermula dari bertanya.7
Pengaruh sikap pasif siswa dalam mengajukan pertanyaan membuat
siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk dapat mengajukan pertanyaan
kepada guru mengenai materi yang tidak dipahami ataupun menggali dengan
lebih luas pelajaran yang sedang dipelajari. Siswa yang seringkali didapati
mengajukan pertanyaan adalah siswa yang berkemampuan tinggi ataupun
berani, sementara siswa lainnya hanya diam. Dibuktikan dengan penelitian
yang dilakukan Andiasari pada siklus pertama didapati bahwa siswa yang
bertanya jumlahnya sedikit dan cenderung siswa yang sama serta siswa yang
cukup banyak bertanya adalah siswa yang tergolong pintar sedangkan yang
lainnya cenderung pasif.8 Diamnya siswa ketika kegiatan pembelajaran akan
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang komunikatif dan pembelajaran
menjadi pasif.
Ketika belajar secara pasif, peserta didik mengalami proses tanpa rasa
ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa daya tarik pada hasil (kecuali,
barangkali, sekadar sertifikat yang dia akan terima). Ketika belajar secara

6
Suherni, Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Keragaman Pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deli Serdang,
Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan, 2013, h. 1-2, tidak dipublikasikan.
7
Roro Kurrota Ayunin, Jumadi, dan Subroto, Pengaruh Pendekatan Setiap Siswa Sebagai
Guru Terhadap Keterampilan Bertanya Siswa dan Pemahaman Materi Dalam Pembelajaran Fisika
Pada Materi Alat Optik Siswa Kelas X, e-Journal Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 1, No. 3,
2012, h. 3.
8
Liena Andiasari, Penggunaan Model Inquiry dengan Metode Eksperimen dalam
Pembelajaran IPA di SMPN 10 Probolinggo, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan,
Vol. 3, No. 1, 2015, h. 17-18.
4

aktif, pelajar mencari sesuatu. Dia ingin menjawab pertanyaan, memerlukan


informasi untuk menyelesaikan masalah, atau menyelidiki cara untuk
melakukan pekerjaan.9
Berdasarkan penelitian mengenai faktor penyebab kesulitan siswa
dalam mengungkapkan pertanyaan yang dilakukan oleh Cholifah didapati
bahwa kesulitan siswa dalam mengungkapkan pertanyaan di kelas termasuk
ke dalam kategori kesulitan yang tinggi salah satunya adalah indikator
hubungan siswa dengan guru memiliki presentase sebesar 61,66% termasuk
kategori kesulitan yang tinggi dan indikator perilaku guru dalam mengajar
adalah 77,76% termasuk kategori kesulitan yang tinggi pula. 10 Hasil
penelitian tersebut membuktikan bahwa siswa kurang dapat berkomunikasi
dengan guru sehingga muncul perasaan takut dan enggan kepada guru. Hal ini
menyebabkan kesulitan siswa bertanya di dalam kelas merupakan kesulitan
yang tinggi. Padahal pertanyaan merupakan salah satu unsur yang cukup
penting dalam sebuah proses pembelajaran.
Widodo mengungkapkan bahwa siswa sangat sedikit mengajukan
pertanyaan secara lisan, namun setelah diberikan kesempatan untuk
menuliskan pertanyaan-pertanyaan mereka, ternyata siswa bisa memunculkan
banyak sekali pertanyaan.11 Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa siswa kurang mendapatkan latihan untuk mengajukan pertanyaan.
Kurang terlatihnya siswa dalam mengajukan pertanyaan dapat dikarenakan
guru berbalik memberikan pertanyaan ketika siswa tidak ada yang bertanya,
tanpa menunggu sampai siswa mampu membuat pertanyaan sendiri.
Kebanyakan siswa yang merasa kurang percaya diri, lebih memilih untuk

9
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Terj. dari
active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject oleh Sarjuli, dkk, (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2009), Cet. 6, h. 6.
10
Siti Cholifah, Wince Hendri, & Lisa Deswati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Siswa dalam Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang, E-Journal Universitas Bung Hatta, Vol. 2, No. 4, 2013, h.11.
11
Widodo, Yeti Sumiati & Cucu Setiawati, Peningkatan Kemampuan Siswa SD untuk
Mengajukan Pertanyaan Produktif, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, 2006, h.
13.
5

menuliskan pertanyaan mereka dibandingkan menyampaikan langsung


kepada guru.
Proses belajar mengajar dikatakan baik, apabila proses tersebut dapat
membangkitkan kegiatan belajar yang efektif, sehingga dapat memperoleh
hasil belajar yang baik dan maksimal.12 Hasil belajar yang baik dan maksimal
ditentukan oleh seberapa besar pemahaman siswa terhadap pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Untuk dapat meningkatkan pemahaman siswa maka
diperlukan adanya keterampilan bertanya yang diajukan oleh siswa. Dengan
adanya kegiatan bertanya, siswa tidak hanya sekedar memahami pelajaran
yang disampaikan oleh guru tetapi juga dapat mengembangkan kerja otaknya
dan mengkonstruk ilmu pengetahuan yang didapatkan.
Seseorang yang selalu menerima suatu ide atau teori tanpa
mempertanyakan, maka pengetahuannya terbatas pada apa yang diterima
semata-mata. Tetapi jika bertanya dan mempertanyakan tentang hal itu, akan
mendapat penjelasan lebih luas, memungkinkan siswa yang bersangkutan
dapat mengasosiakan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan ide atau
teori yang sedang dibahas.13
Standar Kompetensi Lulusan menyatakan bahwa sasaran
pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Permendikbud No 65 Tahun 2013 menyebutkan keterampilan
diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta. Seorang guru tentunya dituntut untuk dapat mengembangkan
keterampilan yang harus dimiliki siswa, salah satunya adalah keterampilan
bertanya.
Otak kita tidak berfungsi seperti kerja audio recorder atau video tape
recorder. Begitu informasi masuk terus dipertanyakan. Otak kita tidak hanya
menerima informasi, tetapi juga memprosesnya. Untuk memproses informasi

12
Asmira, Wanto Rivaie, dan Izhar Salim, Analisis Keterampilan Bertanya oleh Guru
Mata Pelajaran Sosiologi pada Kelas X MAS Khulafaur Rasyidin, h. 2
(http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/7686/7787 diakses pada tanggal 15
Desember 2014).
13
Sumiati dan Asra, Metode Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009), h. 124.
6

secara efektif, otak (the brain) membantu melaksanakan refleksi baik secara
eksternal maupun internal. Jika kita mendiskusikan informasi dengan orang
lainm, dan jika kita diminta untuk mempertanyakannya, otak kita dapat
melakukan tugas belajar lebih baik.14 Salah satu cara untuk dapat membuat
otak bekerja dengan lebih baik yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan.
Oleh karena itu, siswa perlu dilatih untuk dapat membuat pertanyaan. Melatih
membuat pertanyaan dapat dilakukan dengan memberikan beberapa
pertanyaan rangsangan, atau meminta siswa secara langsung untuk membuat
pertanyaan menggunakan strategi pembelajaran. Upaya untuk melatih siswa
dan menyalurkan pertanyaan yang ingin mereka sampaikan dapat dilakukan
dengan menerapkan strategi Question Student Have, yaitu menuliskan
pertanyaan yang ingin diajukan siswa kepada guru.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Edwards & Mary (1996)
dalam Rahayu, dkk yang menyatakan adanya peningkatan strategi bertanya di
ruang kelas dalam mengembangkan kemampuan berpikir kognitif tingkat
tinggi.15 Kemampuan berpikir kognitif dapat dibedakan berdasarkan
Taksonomi Bloom revisi yaitu mengingat (C1), memahami (C2),
mengaplikasi (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta
(C6).
Penelitian Nur Liya Khasanah, dkk. menunjukkan bahwa setelah
terbiasa dengan strategi Question Student Have, siswa kelas eksperimen dapat
menjadi lebih aktif daripada kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat bahwa pada
pertemuan akhir, jumlah siswa aktif dan sangat aktif kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol yaitu 97,00% > 81,25%.16 Begitu pula dengan
hasil wawancara siswa dan guru dalam penelitian Neneng Milati
menunjukkan bahwa pembelajaran aktif teknik Question Student Have

14
Silberman, op. cit., h. 4.
15
Eni Rahayu, Alvi Rosyidi, dan Meti Indrowati, Achievement of Biology using Question
Student Have Active Learning Observed from Learning Activity of Students on XI IPA Grade of
SMA Negeri 1 Sukoharjo, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 3 No. 3, 2011, h. 56.
16
Nur Liya Khasanah, Sri Mulyani Endang Susilowati, dan Ely Rudyatmi, Efektifitas
Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 2 No. 1, 2013, h. 68.
7

memberikan respon yang baik dan guru kelas juga menganggap bahwa
pembelajaran aktif teknik Question Student Have telah dilaksanakan dengan
sangat baik karena siswa dituntut untuk membuat pertanyaan sehingga siswa
lebih konsentrasi dalam belajar.17
Hasil penelitian lainnya mengenai strategi Question Student Have di
SMPN 87 Jakarta didapatkan hasil bahwa strategi Question Student Have
dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa dengan hasil pada siklus I
sebesar 44,13% menjadi 51, 33% pada siklus II.18 Berdasarkan uraian
tersebut maka diperlukan adanya analisis keterampilan bertanya siswa yang
tidak hanya melihat dari segi kuantitatif, namun perlu juga ditinjau aspek
pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi pada pembelajaran Biologi
teknik Question Student Have di kelas XI IPA 1 MAN Tangerang pada
konsep Sistem Gerak.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, beberapa masalah


yang dapat diidentifikasikan adalah sebagai berikut:

1. Interaksi pembelajaran di kelas didominasi oleh pertanyaan yang


diajukan guru.
2. Kebanyakan siswa hanya diam ketika diberikan kesempatan untuk
bertanya.
3. Siswa kurang dilatih untuk dapat mengajukan pertanyaan.
4. Siswa enggan dan tidak memiliki keberanian untuk mengajukan
pertanyaan.

17
Neneng Milati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student Have
untuk Meningkatkan Perhatian Siswa dalam Pembelajaran Matematika, Skripsi pada Sarjana
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 98, tidak dipublikasikan.
18
Qonita Rahmi, Zulfiani, dan Henie Suryana, Penerapan Strategi Question Student
Have untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 87 Jakarta,
Prosiding disampaikan pada Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, Pembelajaran & Workshop
Kurikulum KKNI Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 24-26
Oktober 2015, h. 34.
8

5. Tidak adanya aktifitas bertanya siswa menyebabkan tidak


berkembangnya kemampuan berfikir kognitif siswa.

C. Pembatasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan yang meluas, maka dalam penelitian
ini permasalahan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Keterampilan bertanya yang diteliti dibatasi pada jumlah siswa bertanya
dan tingkat pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi meliputi
level kognitif dan dimensi pengetahuan yang dianalisis secara terpisah.
2. Pertanyaan berdasarkan level kognitif mencakup pertanyaan lisan dan
tertulis.
3. Keterampilan bertanya siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah
dibatasi pada hasil keseluruhan pertanyaan berdasarkan level kognitif dan
dimensi pengetahuan.
4. Materi yang digunakan pada pembelajaran dibatasi pada konsep sistem
gerak.
5. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah strategi Question
Student Have.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah kuantitas dan kualitas
bertanya siswa kelas XI IPA 1 MAN Tangerang tahun ajaran 2015/2016
keseluruhan dan kelompok siswa (tinggi, sedang, dan rendah) berdasarkan
Taksonomi Bloom Revisi dengan menerapkan strategi Question Student Have
pada konsep sistem gerak?
9

E. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan yang ingin dicapai setelah
dilakukannya penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kuantitas dan kualitas bertanya siswa kelas XI IPA 1 MAN
Tangerang tahun ajaran 2015/2016 keseluruhan dan kelompok siswa (tinggi,
sedang, dan rendah) berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi dengan
menerapkan strategi Question Student Have pada konsep sistem gerak.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Sebagai bahan pengembangan kegiatan belajar mengajar di kelas yang
dapat melatih keterampilan bertanya siswa.
2. Bagi Instansi
Hasil penelitian dapat dijadikan dokumentasi ilmiah bagi mahasiswa
yang memerlukan referensi mengenai strategi Question Student Have dan
keterampilan bertanya siswa.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat dijadikan literatur untuk perbandingan mengenai hasil
keterampilan bertanya siswa berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Keterampilan Bertanya
a. Definisi Bertanya
Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan
antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke
kelas dan sebagainya.1 Aktivitas bertanya di dalam kelas berada
dalam ruang lingkup yang luas, yaitu dapat terjadi kepada siapapun
yang memungkinkan munculnya aktivitas bertanya.
Bertanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang
dimulai dengan atau mengandung kata tanya (apa, mengapa,
bagaimana, siapa, kapan, mana, di mana, ke mana, berapa, atau kata
tanya lainnya), dan kemudian diakhiri dengan tanda tanya (?).2
Bertanya itu sendiri harus mengandung kata tanya, jika tidak
mengandung kata tanya maka dapat dikatakan bahwa apa yang
disampaikan bukanlah sebuah pertanyaan.
Questioning (bertanya) merupakan strategi utama yang
berbasis konstekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang
sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya
merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa
yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang

1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 11, h. 89.
2
Rizkianingsih, M. Sukisno, dan Susilo, Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Pendekatan Inkuiri pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Kelas VIII MTs, Unnes Physics
Education Journal, Vol. 2, No. 3, 2013, h. 48.

10
11

belum diketahuinya.3 Dari pernyataan tersebut kegiatan bertanya


menjadi unsur penting dalam pembelajaran siswa karena dengan
bertanya siswa belajar untuk dapat menambah wawasannya dengan
cara menggali informasi yang belum diketahuinya melalui guru.
Menurut Cholifah, dkk., bertanya bagi siswa merupakan salah satu
cara untuk memahami pelajaran, menambah wawasan baru dan
memantapkan apa yang tadinya masih ragu-ragu atau belum jelas.4
Menggunakan pertanyaan yang merangsang pikiran bisa
membuat siswa berpikir.5 Siswa dapat menggunakan kerja otaknya
secara lebih maksimal ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membuat mereka berpikir. Mereka juga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan
yang baru didapatkan melalui sebuah pertanyaan.
Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk: (a) Menggali informasi, baik administrasi maupun
akademis; (b) Mengecek pemahaman siswa; (c) Membangkitkan
respons kepada siswa; (d) Mengetahui sejauh mana keingintahuan
siswa; (e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; (f)
Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;
(g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan (h)
Menyegarkan kembali pengertahuan siswa.6
Kegiatan bertanya sesungguhnya adalah salah satu cara untuk
dapat menambah pengetahuan siswa, mengetahui ketidakmengertian
siswa terhadap suatu pelajaran, serta melihat sejauh mana
pemahaman siswa pada materi pelajaran tersebut.

3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2013),
Cet. 6, h. 115.
4
Siti Cholifah, Wince Hendri, & Lisa Deswati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Siswa dalam Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang, E-Journal Universitas Bung Hatta, Vol. 2, No. 4, 2013, h. 2.
5
Hellen Ward, Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak, Terj. dari Using Their
Brains in Science oleh Endah Sulistyowati dan Agus Suprapto, (Jakarta: PT Indeks, 2010), h. 24.
6
Trianto, loc. cit.
12

b. Keterampilan Bertanya
Keterampilan ialah kegiatan yang berhubungan dengan urat-
urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular) yang lazimnya tampak
dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis, mengetik, olahraga, dan
sebagainya.7 Keterampilan biasa diartikan sebagai kegiatan yang
bersifat fisik seperti pengertian keterampilan tersebut. Menurut
Muhibbin, keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik
melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat
kognitif.8 Berdasarkan pengertian mengenai keterampilan tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan bukan hanya sesuatu
hal yang melibatkan fisik untuk melakukannya, melainkan juga
sesuatu yang bersifat kognitif.
Sanjaya, membagi keterampilan menjadi dua, yaitu bisa berupa
keterampilan fisik dan keterampilan nonfisik. Keterampilan fisik
adalah keterampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan
menggunakan otot; sedangkan keterampilan nonfisik adalah
keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat utama
dalam mengerjakan dan memecahkan suatu persoalan.9 Maka dapat
dikatakan bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan menggunakan otak
juga dapat dikatakan sebagai suatu keterampilan yang bersifat
nonfisik.

Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan salah satu


ukuran untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa setelah
pelaksanaan pembelajaran. Dari pertanyaan yang diajukan dapat

7
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 117.
8
Ibid.
9
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), Cet. 6, h. 41-42.
13

diketahui sejauh mana siswa dapat menggunakan pemikirannya,


sejauh mana pemahaman yang dimilikinya.10

Menurut Zulfiani, dkk., keterampilan mengajukan pertanyaan


merupakan keterampilan mendasar yang harus dimiliki siswa
sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut. Untuk sampai pada
keterampilan ini, guru harus terlebih dahulu menunjukkan pola
berpikir Apa Mengapa dan Bagaimana dalam setiap
mengupas suatu masalah bersama-sama dengan siswa. 11

Dari kedua penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa


keterampilan bertanya adalah salah satu keterampilan yang harus
dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran karena berguna untuk
mendorong siswa mempelajari suatu masalah lebih lanjut dan
pertanyaan yang diajukan siswa dapat menjadi ukuran penilaian guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa.
Keterampilan bertanya menjadi salah satu cara untuk dapat
mengorganisasikan informasi yang didapatkan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Preessley et al.(1990) dalam Slavin
mengatakan bahwa salah satu strategi yang membantu siswa belajar
dari naskah tertulis, pengajaran, dan sumber informasi lain ialah
penyertaan pertanyaan yang mengharuskan siswa berhenti dari
waktu ke waktu untuk menilai pemahaman mereka sendiri tentang
apa yang dikatakan naskah atau guru.12 Oleh karena itu memiliki
keterampilan dalam bertanya menjadi salah satu aspek penting dalam
pembelajaran. Keterampilan bertanya tidak hanya harus dimiliki oleh
guru tetapi siswa juga harus memiliki keterampilan dalam bertanya.

10
Usman Samatowa, Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2010),
Cet. 1, h. 96.
11
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet. 1, h. 55.
12
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Jilid 1, Terj. dari Educational
Psychology: Theory and Practice oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h. 263.
14

Mengajukan pertanyaan berarti menunjukkan pola fikir yang


dimiliki oleh seseorang, dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh penanya, kita sebagai guru akan dapat mengukur apakah
pertanyaan siswa memiliki sistematika atau tidak?, apakah
pertanyaannya terstruktur atau tidak?, apakah pertanyaannya
memiliki muatan atau tidak?, apakah pertanyaannya rasional,
emosional?. Guru memiliki kesempatan yang banyak memperbaiki,
melatih cara mengajukan pertanyaan siswa, bimbingan yang akan
diberikan itu akan berpengaruh positif bagi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.13 Pernyataan di atas menunjukkan bahwa peran
siswa dalam mengajukan pertanyaan merupakan salah satu aspek
penting dalam pembelajaran. Guru dapat mengambil kesempatan
untuk mengetahui pola pikir siswa berdasarkan pertanyaan yang
mereka ajukan.
Keterampilan bertanya bertujuan untuk: (a) merangsang
kemampuan berpikir siswa; (b) membantu siswa dalam belajar; (c)
mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang mandiri; (d)
meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir
tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi; (c) membantu siswa
dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan.14
Menurut Sagala, dalam sebuah pembelajaran yang produktif,
kegiatan bertanya berguna untuk: (1) menggali informasi, baik
administrasi maupun akademis; (2) mengecek pemahaman siswa; (3)
membangkitkan respon pada siswa; (4) mengetahui sejauh mana
keingintahuan siswa; (5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui
siswa; (6) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang
dikehendaki guru; (7) untuk membangkitkan lebih banyak lagi

13
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet.
3, h. 89-90.
14
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2010), Cet. 4, h. 170.
15

pertanyaan dari siswa; (8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan


siswa.15
Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak yang
positif terhadap siswa, di antaranya: (a) Bisa meningkatkan
partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran; (b) Dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri
pada hakikatnya bertanya; (c) Dapat membangkitkan rasa ingin tahu
siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban; (d)
Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.16
Berdasarkan ketiga pemaparan mengenai tujuan ataupun
dampak positif mengenai keterampilan bertanya terhadap siswa
ditemukan adanya tiga persamaan. Pertama adalah bahwa
keterampilan bertanya dapat merangsang dan meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Kedua adalah bahwa dengan
keterampilan bertanya dapat membantu suswa mencapai tujaun
pelajaran yaitu memusatkan atau memfokuskan siswa pada masalah
yang sedang dibahas. Ketiga adalah dapat membangkitkan dan
mengetahui rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang
dibahas.
Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan
yang harus dimiliki siswa untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
pembelajaran IPA, keterampilan mengajukan pertanyaan termasuk
ke dalam salah satu keterampilan proses sains. Menurut Chin,
pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan siswa merupakan aspek
penting dalam sains karena dapat merangsang siswa untuk terlibat
dalam proses berpikir seperti hipotesa, memprediksi, dan
menjelaskan.17

15
Sagala, op. cit., h. 88-89.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet. 5, h. 34.
17
Christine Chin, Learning in Science: What do Students Questions Tell Us About Their
Thinking?, Education Journal, Vol. 29, No. 2, 2001, h. 100.
16

Menurut Carin dan Sund dalam Dahar (1992) yang dikutip


oleh Kinkin mengelompokkan jenis pertanyaan dalam sains pada
tiga kategori, yaitu: (1) Pertanyaan kovergen dan divergen, (2)
Pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom, (3) Pertanyaan yang
mengarah kepada keterampilan proses sains (KPS).18 Sedangkan
menurut Widodo, pertanyaan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: (1)
Pertanyaan akademik dan non akademik, (2) Pertanyaan tertutup dan
terbuka, (3) Pertanyaan terkait proses kognitif.19
Kata taksonomi, diambil dari bahasa Yunani tassein yang
mengandung arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu
hal berdasarkan hierarki tertentu. Posisi taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum dan yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.20
Taksonomi yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah
Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom sebelum dilakukan revisi memiliki enam
aspek kognitif yaitu: (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3)
Penerapan, (4) Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Sementara
Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl
mencakup aspek: (1) Mengingat, (2) Memahami, (3) Menerapkan,
(4) Menganalisis, (5) Mengevaluasi, dan (6) Menciptakan yang dapat
dilihat dari Tabel 2.1.

18
Kinkin Suartini, Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode
Discovery-Inquiry, dalam Gelar Dwirahayu & Munasprianto Ramli (eds), Pendekatan Baru
dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi, (Jakarta: PIC UIN
Jakarta, 2007), Cet. 1, h. 108.
19
Ari Widodo, Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 2, 2006, h. 3-4.
20
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. 1, h. 8-9.
17

Tabel 2.1 Taksonomi Bloom Revisi


Dimensi Proses Kognitif
Dimensi
1. 2. 3. Meng- 4. Meng- 5. Meng- 6. Men-
Pengetahuan
Mengingat Memahami aplikasikan analisis evaluasi cipta
A. Pengetahuan
Faktual
B. Pengetahuan
Konseptual
C. Pengetahuan
Prosedural
D. Pengetahuan
Metakognitif
Sumber: Anderson & Krathwol

Berdasarkan Anderson & Krathwol, mengingat berarti


mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Memahami
berarti mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Mengaplikasikan
berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan
keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi berarti mengambil
keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar. Dan yang terakhir,
mencipta berarti memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk
yang orisinal.21
Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori,
yaitu sebagai beriku: a) Faktual (factual knowledge): berisi unsur-
unsur dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan

21
Lorin W. Anderson & David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk: Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Blooms Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), Cet. 1, h. 44-45.
18

diperkenalkan dengan satu mata pelajaran tertentu atau untuk


memcahkan suatu masalah tertentu (low level abstraction); b) Kosep
(conceptual knowledge): meliputi skema, model mental atau teori
dalam berbagai model psikologi kognitif; c) Prosedur (procedural
knowledge): pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu,
biasanya berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus
diikuti; d) Metakognitif (motacognitive knowledge): pengetahuan
tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan
pengetahuan pemahaman pribadi seseorang.22
Taksonomi Bloom diorganisasikan dari yang sederhana hingga
rumit, beberapa orang menafsirkannya sebagai pemeringkatan tujuan
dari sesuatu yang sepele hingga yang penting. Namun, hal ini
bukanlah maksud taksonomi. Tingkat tujuan yang berbeda adalah
sesuai bagi tujuan yang berbeda dan bagi siswa pada tahap
perkembangan yang berbeda pula. Peran penting utama taksonomi
Bloom adalah bahwa taksonomi itu mengingatkan bahwa kita
menginginkan siswa mempunyai banyak tingkat kemampuan.23
Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk
dapat mengklasifikasikan keterampilan bertanya dapat menggunakan
taknosomi Bloom revisi dengan dua dimensi, yaitu dimensi
pengetahuan untuk melihat tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa
dan dimensi proses kognitif untuk melihat kemampuan kognitif
siswa.

22
Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2011,), Cet. 2, h. 9-10.
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Jilid 2, Terj. Dari
Educational Pshychology: Teory and Practice, 9 th ed oleh Marianto Samosir, (Jakarta: PT Indeks,
2011), h.265.
19

2. Strategi Pembelajaran Aktif


a. Strategi Pembelajaran
Menurut Salma, strategi pembelajaran adalah upaya yang
dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian
pesan, penentuan metode dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi
antara pengajar dan peserta didik. 24
Sedangkan Iif Khoiru mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan
oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran
sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran yang diarapkan akan dikuasainya di akhir kegiatan
belajarnya.25 Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
strategi pembelajaran adalah cara-cara atau teknik yang digunakan
oleh pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran agar
peserta didik dapat memahami apa yang disampaikannya dengan
lebih mudah dan mencapai tujuan pembelajaran.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Uno, bahwa strategi
pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh seorang
pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan
selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan
dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai
tujuan pembelajaran.26
Dengan demikian, strategi pembelajaran dapat berperan
penting dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Seorang guru
harus dapat memilih strategi pembelajaran yang baik dan sesuai
dengan materi, keadaan kelas dan juga siswa untuk mencapai

24
Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),
Cet. 3, h. 37.
25
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT.
Prestasi Pustaka, 2011), h. 9.
26
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 20014), Cet. 10, h. 3.
20

kegiatan pembelajaran yang efektif dan dapat mencapai tujuan.


Strategi pembelajaran yang tidak tepat, tidak akan membawa siswa
untuk dapat memahami pembelajaran.

b. Active Learning
Active learning (belajar aktif) adalah suatu proses dimana
siswa terlibat secara aktif dalam membangun pemahaman mengenai
fakta, ide, dan keterampilan melalui penyelesaian dari instruktur
yang diarahkan melalui tugas dan kegiatan.27
Active learning (belajar aktif) adalah suatu cara atau strategi
belajar mengajar yang menuntut keaktifan dan partisipasi peserta
didik seoptimal mungkin sehingga peserta didik mampu mengubah
tingkah lakunya secara efektif dan efisien dalam kehidupan mereka
sehari-hari.28
Dari kedua pengertian tersebut, dapat diambil beberapa inti
dari pembelajaran aktif. Pertama, siswa secara aktif membangun
pemahaman mengenai fakta, ide, dan keterampilan. Kedua,
mengubah tingkah laku siswa menjadi belajar aktif secara mandiri
dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti apa yang dikemukakan oleh Hollingsworth, siswa
belajar secara aktif ketika mereka terlibat secara terus-menerus, baik
mental maupun fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup,
giat, berkesinambungan, kuat, dan efektif.29
Strategi pembelajaran aktif instruksional dapat dibuat dan
digunakan untuk melibatkan siswa dalam: (a) berpikir kritis atau
kreatif; (b) berbicara dengan berpasangan, kelompok kecil, atau

27
Daniel Bell and Jahna Kahrhoff, Active Learning Handbook, 2006, h. 1,
(http://www.cgs.pitt.edu/sites/default/files/Doc6-GetStarted_ActiveLearningHandbook.pdf
diakses pada tanggal 10 Mei 2016).
28
Agus N. Cahyo, Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar: Teraktual dan
Terpopuler, (Jogjakarta: DIVA Press, 2013), Cet. 1, h. 138.
29
Pat Hollingsworth & Gina Lewis, Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan
Kegiatan di Kelas, Terj. dari Active Learning, Increasing Flow in the Classroom oleh Dwi
Wulandari, (Jakarta: PT Indeks, 2008), Cet. 2, h. viii.
21

dengan seluruh kelas; (c) mengungkapkan ide-ide melalui tulisan;


(d) menjelajahi sikap pribadi dan nilai-nilai; (e) memberi dan
menerima umpan balik, dan; (f) merefleksikan proses
pembelajaran.30
Pembelajaran aktif atas informasi, keterampilan, dan sikap
berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa
dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekadar menerima
(reaktif).31 Siswa yang belajar secara aktif dapat membuat
pembelajaran menjadi lebih efektif serta membuat siswa aktif
mencari tahu apa yang tidak diketahuinya. Pembelajaran aktif ini
memiliki banyak strategi pembelajaran, salah satu diantaranya
adalah Question Student Have (QSH).

c. Strategi Question Student Have


Question Student Have jika diartikan perkata ke dalam bahasa
Indonesia yaitu Question yang artinya pertanyaan, Student yang
artinya siswa, dan Have yang artinya mempunyai atau memiliki.
Apabila digabungkan maka pengertian dari Question Student Have
adalah pertanyaan yang dimiliki siswa.
Pembelajaran Question Student Have (QSH) menekankan pada
siswa untuk aktif dan menyatukan pendapat dan mengukur sejauh
mana siswa memahami pelajaran melalui pertanyaan tertulis,
bertujuan agar siswa termotivasi dalam menerima dan memahami
materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan
siswa.32 Seperti penjelasan tersebut, dengan diterapkannya strategi

30
Jim Eison, Using Active Learning Instructional Strategies to Create Excitement and
Enhance Learning, 2010, h. 1, (http://www.cte.cornell.edu/documents/presentations/Eisen-
Handout.pdf diakses pada tanggal 10 Mei 2016).
31
Melvin L. Siberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Terj. dari Active
Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject oleh Raisul Muttaqien, (Bandung: Nuansa, 2012),
Cet. 7, h.116
32
Ikeu Dwi Astuti dan Purwati Kuswarini Suprapto, Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Question Student Have pada Konsep Sistem Ekskresi pada Manusia, h. 3-4,
(http://journal.unsil.ac.id/download.php?id=2499 diakses pada tanggal 10 Desember 2014).
22

Question Student Have, guru dapat mengukur pemahaman siswa


terhadap materi yang disampaikannya melalui pertanyaan yang
ditulis siswa. Sementara siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
tidak akan bisa memunculkan pertanyaan mengenai apa yang
dipelajari. Dengan begitu siswa akan termotivasi untuk dapat belajar
secara aktif.
Zaini, dkk., menyatakan bahwa Question Student Have
(pertanyaan dari siswa) merupakan teknik yang tidak menakutkan
yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan peserta
didik.33 Teknik ini membuat siswa yang tidak berani mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada guru dapat menyalurkan
pertanyaannya melalui sebuah tulisan, dengan demikian siswa tidak
perlu lagi merasa takut dan tidak berani untuk mengajukan
pertanyaan yang ingin disampaikannya. Zaini, dkk., menjelaskan
bahwa Strategi Question Student Have merupakan salah satu cara
yang dapat mendatangkan partisipasi siswa melalui tulisan.34 Secara
tidak langsung, strategi Question Student Have dapat menjadi sebuah
teknik yang menuntut siswa yang kurang aktif dalam kelas tetap
turut berpartisipasi dalam pembelajaran yaitu dengan menuliskan
sebuah pertanyaan kepada guru.
Strategi Question Student Have akan memaksa siswa untuk
menuliskan pertanyaan ataupun harapannya di sebuah kertas karena
dengan membuat pertanyaan siswa akan menemukan kunci belajar,
menggali informasi dengan lebih terperinci.
Langkah-langkah dalam kegiatan menggunakan strategi
Question Student Have adalah sebagai berikut:

33
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), h. 17.
34
Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: IAIN
Sunan Kalijaga, 2002), h. 139.
23

Tabel 2.2 Langkah Strategi Pembelajaran


Question Student Have

No Langkah Kegiatan
Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada
1
anak didik
Minta setiap anak didik untuk menuliskan satu pertanyaan apa
2 saja yang berkaitan dengan materi pelajaran, atau yang
berhubungan dengan kelas. (tidak perlu menuliskan nama)
Setelah semua selesai membuat pertanyaan, masing-masing
diminta untuk memberikan kepada teman di samping kirinya.
3 Sebaiknya posisi tempat duduk anak didik adalah melingkar.
Beri kesempatan kepada anak didik untuk membaca semua
pertanyaan dari teman-temannya
Pada saat menerima kertas dari teman di sampingnya, mereka
diminta untuk membacakan pertanyaan yang ada. Jika
4 pertanyaan itu juga ingin dia ketahui jawabannya, maka dia
harus memberi tanda centang, jika tidak, berikan langsung
kepada teman di samping kanannya
Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya,
anak didik diminta untuk menghitung tanda centang yang ada
5
pada kertasnya. Pada saat ini carilah pertanyaan yang
mendapat tanda centang paling banyak
Beri respon terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan:
a) jawaban langsung secara singkat;
b) menunda jawaban sampai pada waktu yang tepat atau waktu
6 membahas topik tersebut;
c) menjelaskan bahwa pembelajaran ini tidak akan sampai
membahas pertanyaan anak didik tersebut. Jawaban secara
pribadi dapat diberikan di luar kelas
Kumpulkan semua kertas. Besar kemungkinan ada pertanyaan-
7
pertanyaan yang akan anda jawab pada pertemuan berikutnya.
24

Catatan: a) Jika kelas terlalu besar sehingga akan memakan


waktu yang banyak untuk dapat memutar kertas, pecahlah anak didik
menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, kemudian ikuti
instruksi seperti di atas. Atau dapat juga dengan mengumpulkan
pertanyaan-pertanyaan tersebut tanpa diputar, kemudian jawab
beberapa pertanyaan secara acak; b) Daripada menuliskan
pertanyaan, mintalah anak didik menuliskan harapan dan atau
perhatian mereka terhadap pelajaran.35

B. Kajian Relevan
1. Tesis Suherni yang berjudul Analisis Keterampilan Bertanya Siswa
dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Keragaman Pada Tingkat
Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deli Serdang. Sampel
penelitian ini adalah 160 orang siswa kelas VII dari 4 sekolah SMP
Negeri di kabupaten Deli Serdang. Penggolongan pertanyaan dalam
Taksonomi Bloom menunjukkan hasil penelitian pertanyaan siswa dalam
bentuk lisan merupakan pertanyaan kognisi tingkat rendah (100%)
dengan didominasi pertanyaan mengenai sel (68,75%). Siswa yang
duduk di depan (68,75%) lebih banyak bertanya daripada di tengah dan
di belakang. Pertanyaan siswa secara tulisan merupakan pertanyaan
kognisi tingkat rendah (93,85%) dengan topik pertanyaan yang banyak
muncul adalah mengenai sel dan jaringan. Pertanyaan siswa secara lisan
dalam Taksonomi Marbach tergolong tipe 2 dan 3 dengan jumlah sama
yaitu 50% dengan pertanyaan terbanyak yaitu mengenai sel.
2. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran oleh Ari Widodo yang berjudul
Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains. Sampel
penelitian yaitu empat SMP di Bandung. Pertanyaan yang dianalisis
adalah pertanyaan yang relevansi dengan pelajaran, pertanyaan terbuka-
tertutup, dan pertanyaan yang meminta proses kognitif. Hasil analisis

35
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 3, h. 392-393.
25

mengungkapkan bahwa pertanyaan guru melebihi jumlah pertayaan


siswa. Sebagian besar pertanyaan guru adalah pertanyaan tertutup dan
meminta siswa untuk berpikir tingkat rendah.
3. Skripsi Neneng Milati dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Teknik Question Student Have untuk Meningkatkan Perhatian
Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Subjek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VII-B MTs. Jamiyyah Islamiyyah tahun ajaran
2010/2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan
pembelajaran aktif teknik Question Student Have dapat meningkatkan
perhatian dan hasil belajar matematika siswa. Dengan persentase
perhatian belajar siswa pada siklus I adalah 60% meningkat menjadi 80%
pada siklus II. Sedangkan untuk hasil belajar pada siklus I nilai rata-rata
sebesar 56,3 dan pada siklus II meningkat menjadi 73,9%.
4. Unnes Journal of Biology Education oleh Nur Liya Khasanah, Sri
Mulyani Endang Susilowati, dan Ely Rudyatmi yang berjudul Efektivitas
Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint pada Materi
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Sampel penelitian yaitu siswa
kelas VIIIA SMP Muhammadiyah Suruh. Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata jumlah siswa aktif pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol begitu juga dengan hasil belajar kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol.

C. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran di dalam kelas harus terjadi secara interaktif, yaitu
dengan cara melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Selain itu, dengan proses pembelajaran diharapkan siswa tidak hanya
memiliki pengetahuan melainkan juga keterampilan. Salah satu keterampilan
tersebut adalah keterampilan bertanya yang diajukan siswa dalam proses
pembelajaran.
26

- Menganalisis kesulitan
Kegiatan Bertanya Berperan penting dalam
siswa
Siswa - Mengkonstruksikan
pengetahuan

Permasalahan

Pembelajaran Terjadi Siswa Tidak


Pasif Menggunakan
Kesempatan Bertanya

Diatasi dengan menggunakan

Strategi
Pembelajaran
Question Student
Have

Diperoleh

Dianalisis menggunakan Pertanyaan


Taksonomi Bloom
Revisi Siswa

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

Kegiatan belajar mengajar di kelas saat ini masih banyak yang


cenderung pasif. Pasif yang dimaksud adalah pada kegiatan pembelajaran
lebih banyak guru yang berbicara di kelas dibandingkan dengan siswa.
Meskipun ada beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan saat
pembelajaran, namun masih jauh lebih banyak siswa yang hanya diam pada
saat pembelajaran atau cenderung pasif di kelas dan tidak menggunakan
kesempatan ketika guru memberi waktu untuk bertanya.
27

Pentingnya bertanya bagi siswa sangat berguna dalam proses belajar


siswa ataupun untuk diri siswa sendiri. Ketika siswa mengajukan pertanyaan,
guru dapat dengan mudah menganalisis kesulitan siswa dalam menerima
pelajaran. Tidak hanya itu, dengan mengajukan pertanyaan siswa dapat
melatih otaknya untuk dapat berpikir kritis karena dengan membuat
pertanyaan siswa belajar mengkonstruksikan pengetahuan yang sudah ada
dengan pengetahuan yang baru diterimanya.

Strategi pembelajaran aktif Question Student Have adalah salah satu


strategi yang meminta siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka
miliki di atas selembar kertas sehingga secara tidak langsung siswa dapat
terlatih dalam membuat pertanyaan. Keterampilan bertanya siswa dilihat
berdasarkan hasil analisis pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MAN Tangerang. Pelaksanaan penelitian
dimulai pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016, bulan Oktober hingga
November 2015.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk
mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau
peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal
maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel.1
Adapun aspek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
keterampilan bertanya siswa pada konsep sistem gerak dengan menerapkan
strategi Question Student Have (QSH).

C. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa MAN Tangerang kelas XI
IPA 1 semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 41
orang yang kemudian dikelompokkan menjadi tiga kategori kelompok siswa,
yaitu kelompok tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan kemampuan kognitif
yang didapatkan dari hasil MID Semester Ganjil Tahun 2015/2016.
Pengelompokkan tersebut dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai rata-rata siswa (Mean) menggunakan rumus:
.
Mean =

1
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 54.

28
29

2. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:


SD =

3. Mengelompokkan siswa menggunakan kriteria sebagai berikut:2

Ranking Atas
M + 1SD
Ranking Tengah
M 1SD
Ranking Bawah

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, didapatkan kelompok siswa


sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pengelompokkan Siswa

Kelompok Jumlah
Kriteria Pengelompokkan
Kognitif Siswa
Nilai mean + SD Tinggi 6
Mean SD nilai mean + SD Sedang 33
Nilai mean SD Rendah 2

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive


sample. Purposive sample dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu.3 Kelas yang diambil untuk dijadikan sampel penelitian adalah kelas
yang cukup aktif dalam bertanya.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam kepentingan penelitian dengan jelas dan sistematis. Teknik

2
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014),
Cet. 25, h. 176.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), h. 117.
30

pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai


berikut:
1. Tahap Persiapan
a. Menganalisis Kompetensi Isi (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata
pelajaran biologi kelas XI sesuai dengan Kurikulum 2013 yang
digunakan sekolah serta menganalisis materi pada buku paket untuk
menentukan pokok bahasan yang akan digunakan. Pada penelitian ini
pokok bahasan yang dipilih adalah sistem gerak manusia.
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Membuat instrument penelitian sebagai alat pengumpul data.
d. Menguji Validasi instrument penelitian oleh para ahli. Instrument
yang divalidasi adalah lembar observasi kegiatan guru dan pertanyaan
siswa serta soal posttest. Instrument dapat digunakan apabila telah
disetujui oleh para ahli.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan.
Adapun kegiatan setiap pertemuan adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Sebelum pertemuan pertama dimulai, observer diberikan
pengarahan mengenai cara mengisi dan menilai lembar observasi.
Setelah menjelaskan mengenai langkah-langkah strategi Question
Student Have, guru membagi siswa menjadi 8 kelompok diskusi.
Kemudian guru memberikan LKS mengenai alat gerak pasif manusia
(tulang).
Pada pertemuan ini dilakukan observasi terhadap kegiatan
mengajar guru dan keterampilan bertanya siswa. Observer mencatat
setiap pertanyaan yang diajukan siswa secara lisan.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua, guru melakukan demonstrasi mengenai
kontraksi otot katak dilanjutkan dengan diskusi siswa untuk
mengerjakan LKS yang telah disediakan. Pada pertemuan ini
31

dilakukan observasi terhadap kegiatan mengajar guru dan


keterampilan bertanya siswa. Observer mencatat setiap pertanyaan
yang diajukan siswa secara lisan.
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siswa melakukan diskusi mengenai
gangguan pada sistem gerak manusia menggunakan LKS. Pada
pertemuan ini dilakukan observasi terhadap kegiatan mengajar guru
dan keterampilan bertanya siswa. Observer mencatat setiap pertanyaan
yang diajukan siswa secara lisan.
d. Pertemuan Keempat
Pertemuan keempat dilakukan posttest terhadap seluruh siswa
mengenai pokok bahasan sistem gerak manusia.
3. Tahap Pengolahan Data
Data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis.
Pengolahan data yang dilakukan yaitu pengolahan data lembar observasi
dan posttest.
a. Pengolahan data pertama dilakukan dengan menghitung jumlah siswa
yang mengajukan pertanyaan pada setiap pertemuan.
b. Pengolahan data kedua dilakukan dengan mengklasifikasikan
pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis menggunakan
Taksonomi Bloom Revisi.
c. Pengolahan data ketiga dilakukan secara kuantitatif, yaitu mengubah
data kualitatif menjadi bentuk tabel dan diagram untuk melihat tingkat
pertanyaan yang diajukan siswa.
d. Semua hasil pengolahan data dianalisis dan dihubungkan dengan
literatur yang ada.
32

E. Instrument Penelitian
Instrument adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel yang
diteliti.4 Terdapat dua instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu lembar observasi dan posttest.
a) Lembar Observasi Pertanyaan Siswa

Lembar observasi pertanyaan siswa digunakan untuk mencatat serta


menganalisis pertanyaan siswa berdasarkan Taksonomi Bloom revisi yaitu
aspek kognitif (C1 Mengingat, C2 Memahami, C3 Mengaplikasikan,
C4 Menganalisis, C5 Mengevaluasi, dan C6 Mencipta) dan dimensi
pengetahuan (Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif). Lembar
observasi digunakan dengan mencatat pertanyaan siswa yang disampaikan
secara lisan dan memasukkan pertanyaan ke dalam kategori kognitif dan
dimensi pengetahuan.

Tabel 3.2 Analisis Pertanyaan Siswa

Kategori Kognitif

Dimensi
No Pertanyaan
Pengetahuan
C1 C2 C3 C4 C5 C6

Faktual
Konseptual
Prosedural
Metakognitif

b) Lembar Observasi Guru


Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan
mengajar yang dilakukan guru sesuai dengan rancangan pembelajaran

4
Arifin, op. cit., h. 60.
33

yang telah ditetapkan. Lembar observasi yang dibuat menggunakan tanda


ceklist ().
c) Posttest
Posttest dilakukan sebagai data sekunder untuk melihat dan
mengukur apakah pembelajaran sudah mencapai tujuan yang diharapkan
atau tidak. Hasil posttest juga diambil untuk melihat persentase
pencapaian hasil belajar siswa untuk kemudian dikaitkan dengan kualitas
pertanyaan siswa.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas


Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus diuji agar memiliki
validitas atau daya ketepatan dalam mengukur apa yang seharusnya diukur.
Agar didapatkan data yang valid dan reliabel, maka instrumen lembar
observasi dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui
validitasnya dan memberikan pengarahan kepada observer untuk menjaga
reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang
menunjukkan di mana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.5
Instrumen yang baik harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur
dalam penelitian. Untuk mengetahui ketepatan instrumen lembar observasi
dan pertanyaan siswa dalam mengukur keterampilan bertanya siswa
dilakukan validasi isi oleh dosen pembimbing. Pengujian validitas posttest
dapat dilakukan dengan membandingkan isi instrumen dengan materi yang
diajarkan. Instrumen yang akan mengukur efektifitas pelaksanaan
pembelajaran, pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan
isi instrumen dengan rancangan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Validasi pertanyaan siswa dilakukan dengan mengelompokkan pertanyaan
ke dalam level kognitif (mengingat, memahami, mengaplikasikan,

5
Hamid Darmadi, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. 2, h.
115.
34

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dan dimensi pengetahuan


(faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) berdasarkan Taksonomi
Bloom Revisi. Validasi pertanyaan dilakukan dengan mengisi lembar
validasi pertanyaan dalam bentuk ceklist.

2. Reliabilitas
Reliabilitas sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Untuk
menjaga reliabilitas dari instrumen lembar observasi, maka sebelum
melakukan pengamatan yang sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih
dahulu untuk menyingkirkan atau menekan sampai sesedikit mungkin
unsur subjektivitas observer. Berhasil-tidaknya observasi sebagai alat
penilaian bergantung pada pengamat, oleh karena itu memilih pengamat
yang cakap, mampu, dan menguasai segi-segi yang diamati sangat
diperlukan.6 Observasi yang dilakukan adalah pengamatan proses
mengajar dan pertanyaan yang dimunculkan siswa yang masing-masing
dilakukan oleh satu orang observer. Observer yang bertindak mencatat
pertanyaan siswa diarahkan untuk melakukan hal berikut:
1) Observer mencatat dengan cermat setiap pertanyaan siswa yang
diajukan kepada guru secara lisan.
2) Pertanyaan yang dicatat observer diharapkan sesuai dengan apa yang
diucapkan siswa.
3) Observer mencatat nama atau nomor absen setiap siswa yang
mengajukan pertanyaan.
4) Ketika diskusi kelompok berlangsung, observer berada di dekat
peneliti yang bertindak sebagai guru guna menghindari adanya
pertanyaan yang terlewatkan ketika siswa bertanya kepada guru saat
berkeliling kelompok.

6
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2014), Cet. 18, h. 86.
35

G. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik analisis data deskriptif kuantitatif. Data dibuat dalam bentuk persentase
untuk kemudian dideskripsikan berdasarkan literatur. Berikut perhitungan
persentase yang dilakukan:

a) Jumlah Siswa Bertanya


Jumlah siswa yang bertanya dalam setiap pertemuan dihitung
dengan menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

=

b) Pertanyaan Siswa

Data yang telah diperoleh dari hasil analisis pertanyaan siswa


dikelompokkan menjadi pertanyaan keseluruhan, pertanyaan lisan,
pertanyaan tertulis, pertanyaan setiap pertemuan, pertanyaan berdasarkan
pengelompokkan siswa, dan pertanyaan terkait dimensi pengetahuan.
Menghitung persentase pertanyaan siswa menggunakan rumus:

( otal an ipe ole )


% Pertanyaan =
Sko aksimal

c) Posttest
Hasil posttest akan dibuat persentase setiap indikator
pembelajaran untuk kemudian dijadikan rata-rata persentase setiap
pertemuan. Perhitungan persentase sebagai berikut:

=

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terkait dengan
keterampilan bertanya siswa dengan menerapkan strategi Question Student
Have, dapat diuraikan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian yang
telah dilakukan. Hasil data dari lembar observasi, dokumentasi, dan posttest
akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram. Peneliti melakukan
penyortiran pertanyaan berdasarkan relevansi materi atau hanya mengambil
pertanyaan yang relevan atau sesuai dengan konsep sistem gerak.
1. Pertanyaan Berdasarkan Kuantitas Siswa Bertanya
a. Kuantitas Siswa Bertanya Keseluruhan
Kuantitas siswa yang bertanya dihitung berdasarkan jumlah
siswa yang bertanya secara lisan maupun tertulis. Jumlah siswa
bertanya lisan dan tertulis secara keseluruhan (tiga kali pertemuan)
yang sesuai dengan materi dapat dilihat pada Gambar 4.1.

100.00%

56.10%

Lisan Tertulis

Gambar 4.1 Persentase Kuantitas Siswa Bertanya


Lisan dan Tertulis Keseluruhan

Gambar 4.1 menunjukkan persentase jumlah siswa yang


mengajukan pertanyaan secara lisan dan tertulis selama tiga kali
pertemuan dari jumlah 41 siswa. Jumlah siswa yang mengajukan

36
37

pertanyaan secara lisan sebanyak 23 orang dengan persentase


sebesar 56,10%. Jumlah siswa bertanya secara lisan adalah sebanyak
41 orang dengan persentase sebesar 100%.
Jumlah siswa bertanya secara lisan dan tertulis
didistribusikan lagi dalam tiga kali pertemuan setelah menganalisis
jumlah pertanyaan lisan dan tertulis disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Persentase Kuantitas Siswa Bertanya


Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
No Aspek
Lisan Tertulis Lisan Tertulis Lisan Tertulis
1 Metode
Studi Kasus Demonstrasi Penugasan
Pembelajaran
2 Tulang, Proses Persendian,
Otot, Mekanisme
Sub Materi Pembentukan Kelainan Sistem
Gerak Otot
Tulang Gerak
3 Jumlah Siswa
39 40 41
Hadir
4 Jumlah Siswa
10 30 9 21 19 34
Bertanya
5 Persentase
Siswa 25,64% 76,92% 22,50% 52,50% 46,34% 82,93%
Bertanya

Tabel kuantitas siswa yang bertanya setiap pertemuan dilihat


dari 5 aspek yaitu metode pembelajaran, sub materi, jumlah siswa
hadir, jumlah siswa bertanya lisan dan tertulis serta persentase siswa
bertanya baik secara lisan maupun tertulis. Penelitian yang dilakukan
selama tiga kali pertemuan menggunakan metode pembelajaran yang
berbeda. Jumlah siswa yang bertanya pada pertemuan pertama
dengan metode pembelajaran studi kasus yang disampaikan secara
lisan sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 25,64% dan
tertulis sebanyak 30 orang dengan persentase sebesar 76,92%.
Jumlah siswa yang bertanya pada pertemuan kedua dengan metode
38

pembelajaran demonstrasi yang disampaikan secara lisan sebanyak 9


orang dengan persentase sebesar 22,50% dan tertulis sebanyak 21
orang dengan persentase sebesar 52,50%. Jumlah siswa yang
bertanya pada pertemuan ketiga dengan metode pembelajaran
penugasan disampaikan secara lisan sebanyak 19 orang dengan
persentase sebesar 46,34% dan tertulis sebanyak 34 orang dengan
persentase sebesar 82,93%.

b. Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi, Sedang, dan


Rendah
Siswa sebanyak 41 orang dibagi menjadi 3 kelompok siswa
yaitu kelompok tinggi sebanyak 6 orang, kelompok sedang sebanyak
33 orang, dan kelompok rendah sebanyak 2 orang. Kuantitas siswa
kelompok tinggi, sedang, dan rendah dihitung berdasarkan jumlah
siswa yang mengajukan pertanyaan pada kelompok tinggi, sedang,
dan rendah secara lisan dan tertulis. Pertanyaan lisan dan tertulis
secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 4.2.
100.00%

80.00%
Tertulis, 100.00%

Tertulis, 100.00%

Tertulis, 100.00%
Lisan, 83.33%

60.00%
Lisan, 51.52%

Lisan, 50.00%

40.00%

20.00%

0.00%
Kel.Tinggi Kel. Sedang Kel. Rendah

Gambar 4.2 Kuantitas Siswa Bertanya Lisan dan Tertulis


Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah

Distribusi pertanyaan lisan dan tertulis yang diajukan siswa


kelompok tinggi, sedang, dan rendah (Gambar 4.2) didapatkan
bahwa semua kelompok siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan
secara tertulis dengan persentase sebesar 100%.
39

Pertanyaan siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah akan


dijabarkan kembali berdasarkan setiap pertemuan pembelajaran.
Persentase jumlah siswa yang bertanya pada kelompok tinggi dapat
dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi


Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
No Aspek
Lisan Tertulis Lisan Tertulis Lisan Tertulis
1 Metode
Studi Kasus Demonstrasi Penugasan
Pembelajaran
2 Jumlah Siswa
5 6 6
Hadir
3 Jumlah Siswa
2 4 2 3 5 5
Bertanya
4 Persentase
40,00% 80,00% 33,33% 50,00% 83,33% 83,33%
Siswa Bertanya

Tabel 4.2 menunjukkan jumlah persentase jumlah siswa


bertanya pada kelompok tinggi sebanyak 6 orang secara lisan dan
tertulis. Jumlah siswa yang bertanya pada pertemuan pertama dengan
metode pembelajaran studi kasus didapatkan 2 orang (40,00%)
bertanya secara lisan dan 4 orang (80,00%) bertanya secara tertulis.
Jumlah siswa bertanya pada pertemuan kedua dengan metode
pembelajaran demonstrasi didapatkan 2 orang (33,33%) dan 3 orang
(50,00%) bertanya secara tertulis. Pertemuan ketiga dengan metode
pembelajaran penugasan didapatkan 5 orang (83,33%) bertanya
secara lisan dan 5 orang (83,33%) bertanya secara tertulis.
Jumlah siswa bertanya kelompok sedang secara lisan dan
tertulis disajikan dalam Tabel 4.3.
40

Tabel 4.3 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Sedang


Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
No Aspek
Lisan Tertulis Lisan Tertulis Lisan Tertulis
1 Metode
Studi Kasus Demonstrasi Penugasan
Pembelajaran
2 Jumlah Siswa
32 32 33
Hadir
3 Jumlah Siswa
7 26 7 16 13 27
Bertanya
4 Persentase
21,88% 81,25% 21,88% 50,00% 39,39% 81,82%
Siswa Bertanya

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah persentase jumlah siswa


bertanya pada kelompok sedang sebanyak 33 orang secara lisan dan
tertulis. Jumlah siswa yang bertanya pada pertemuan pertama dengan
metode pembelajaran studi kasus didapatkan 7 orang (%) bertanya
secara lisan dan 26 orang (81,25%) bertanya secara tertulis. Jumlah
siswa bertanya pada pertemuan kedua dengan metode pembelajaran
demonstrasi didapatkan 7 orang (21,88%) dan 16 orang (50,00%)
bertanya secara tertulis. Pertemuan ketiga dengan metode
pembelajaran penugasan didapatkana 13 orang (39,39%) bertanya
secara lisan dan 27 orang (81,82%) bertanya secara tertulis.
Jumlah siswa bertanya kelompok rendah secara lisan dan
tertuis disajikan dalam Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Distribusi Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Rendah


Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
No Aspek
Lisan Tertulis Lisan Tertulis Lisan Tertulis
1 Metode
Studi Kasus Demonstrasi Penugasan
Pembelajaran
2 Jumlah Siswa
2 2 2
Hadir
41

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III


No Aspek
Lisan Tertulis Lisan Tertulis Lisan Tertulis
3 Jumlah Siswa
1 0 0 2 1 2
Bertanya
4 Persentase
50,00% 0,00% 0,00% 100% 50,00% 100%
Siswa Bertanya

Tabel 4.4 menunjukkan jumlah persentase jumlah siswa


bertanya pada kelompok rendah sebanyak 2 orang secara lisan dan
tertulis. Jumlah siswa yang bertanya pada pertemuan pertama dengan
metode pembelajaran studi kasus didapatkan hanya 1 orang yang
(50,00%) bertanya secara lisan. Jumlah siswa bertanya pada
pertemuan kedua dengan metode pembelajaran demonstrasi hanya
didapatkan 2 orang (100%) bertanya secara tertulis. Pertemuan
ketiga dengan metode pembelajaran penugasan didapatkan 1 orang
(50,00%) bertanya secara lisan dan 2 orang (100%) bertanya secara
tertulis.

2. Pertanyaan Berdasarkan Kualitas Pertanyaan


a. Pertanyaan Siswa Keseluruhan
Hasil analisis pertanyaan siswa diklasifikasikan berdasarkan
Taksonomi Bloom Revisi yang terdiri atas 6 level kognitif yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Hasil temuan keterampilan bertanya
siswa secara keseluruhan disajikan dalam bentuk diagram pada
Gambar 4.3.
42

Mengevaluasi Mengingat
(C5), 3.66% (C1), 17.68%
Menganalisis
(C4), 15.24%

Mengaplikasikan Memahami
(C3), 17.68% (C2), 45.73%

Gambar 4.3 Diagram Pertanyaan Siswa Keseluruhan

Jumlah pertanyaan keseluruhan (Lampiran1) mencapai 164


meliputi 58 pertanyaan lisan dan 106 pertanyaan tertulis. Pertanyaan
siswa secara keseluruhan pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa
pertanyaan didominasi oleh level kognitif memahami (C2) dengan
persentase sebesar 45,73%. Pertanyaan level kognitif mengingat
(C1) dan mengaplikasikan (C3) adalah pertanyaan terbanyak kedua
setelah level kognitif memahami (C2) dengan persentase sebesar
17,68% kemudian diikuti oleh level konitif menganalisis (C4)
dengan persentase sebensar 15,24%. Pertanyaan level kognitif
mengevaluasi (C5) mendapatkan persentase terendah (3,66%). Tidak
ada satupun pertanyaan yang masuk ke dalam level kognitif
mencipta (C6).

Hasil data pertanyaan siswa keseluruhan tersebut dijabarkan


lagi menjadi tiga pertemuan dengan hasil persentase pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Persentase Pertanyaan Siswa Setiap Pertemuan


Level Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pertemuan I 18% 28% 22% 24% 8% -
Pertemuan
17,78% 66,67% 11,11% 4,44% - -
II

1
Lampiran 11, h. 161.
43

Level Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pertemuan
17,39% 44,93% 18,84% 15,94% 2,90% -
III

Pada pertemuan pertama, pertanyaan yang paling banyak


muncul adalah level kognitif C2 (memahami) dengan persentase
sebesar 28%. Pertanyaan yang paling banyak muncul pada
pertemuan kedua adalah level kognitif C2 (memahami) sebesar
66,67%. Pertemuan ketiga, pertanyaan yang paling banyak muncul
adalah level kognitif C2 (memahami) sebesar 44,93%. Berdasarkan
data tersebut, maka pertanyaan yang paling banyak muncul dari
semua pertemuan adalah level kognitif C2 (memahami).

b. Pertanyaan Lisan
Pertanyaan lisan didapatkan dari data hasil observasi
pembelajaran. Data keseluruhan pertanyaan siswa didapatkan
sebanyak 58 pertanyaan (Lampiran2) dengan hasil persentase dalam
diagram pada Gambar 4.4.

Mengevaluasi Mengingat (C1),


(C5), 8.62% 12.07%

Menganalisis (C4),
22.41%

Memahami (C2),
32.76%

Mengaplikasikan
(C3), 24.14%

Gambar 4.4 Diagram Pertanyaan Lisan Keseluruhan

Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pertanyaan yang paling


banyak disampaikan siswa secara lisan adalah pada level kognitif
memahami (C2) dengan persentase sebesar 32,76%. Pertanyaan yang

2
Lampiran 11, h. 161.
44

paling banyak disampaikan secara lisan selanjutnya secara berurutan


adalah level kognitif mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),
kemudian diikuti oleh level kognitif mengingat (C1) dan terakhir
mengevaluasi (C5).
Data pertanyaan siswa secara lisan dijabarkan lagi menjadi
tiga pertemuan dengan dengan hasil persentase pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Persentase Pertanyaan Lisan


Setiap Pertemuan
Level Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pertemuan
13,33% 20% 13,34% 33,33% 20% -
I
Pertemuan
15,38% 46,15% 23,08% 15,38% - -
II
Pertemuan
10% 33,33% 30% 20% 6,67% -
III

Pertanyaan lisan yang paling banyak diajukan siswa pada


pertemuan pertama adalah pertanyaan level kognitif C4
(menganalisis) sebesar 33,33%. Pertanyaan yang banyak diajukan
pada pertemuan kedua adalah level kognitif C2 (memahami) dengan
persentase sebesar 46,15%. Pertanyaan yang banyak diajukan pada
pertemuan ketiga adalah level kognitif C2 (memahami) dengan
persentase sebesar 33,33%. Pertanyaan yang diajukan secara lisan di
setiap pertemuan mencakup pertanyaan level kognitif C1 sampai C4,
sementara untuk pertanyaan C5 tidak muncul pada pertemuan kedua.
Data tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan lisan pada setiap
pertemuan didominasi pada level kognitif memahami (C2) meskipun
pada pertemuan kedua hanya sebesar 20%.
45

c. Pertanyaan Tertulis
Pertanyaan-pertanyaan tertulis yang didapatkan adalah dari
penggunaan strategi Question Student Have (QSH) yang diterapkan
dalam penelitian. Strategi QSH diterapkan untuk dapat
memunculkan pertanyaan dari semua siswa dan melibatkan siswa
secara aktif untuk membuat pertanyaan. Keseluruhan pertanyaan
tertulis dalam tiga pertemuan didapatkan sebanyak 106 pertanyaan
(Lampiran3) dengan hasil persentase dalam bentuk diagram pada
Gambar 4.5.

Menganalisis Mengevaluasi
(C4), 11.32% (C5), 0.94%
Mengingat
(C1), 20.75%
Mengaplikasikan
(C3), 14.15%

Memahami (C2),
52.83%

Gambar 4.5 Diagram Pertanyaan Tertulis Keseluruhan

Gambar 4.5 menunjukkan bahwa pertanyaan yang


disampaikan siswa secara tertulis didominasi oleh level kognitif
memahami (C2) dengan persentase sebesar 52,83%. Pertanyaan yang
banyak diajukan selanjutnya adalah level kognitif mengingat (C1),
kemudian mengaplikasikan (C3) dan menganalisis (C4) serta
terakhir mengevaluasi (C5).
Pertanyaan siswa secara tertulis dijabarkan menjadi tiga
pertemuan dengan hasil persentase dalam Tabel 4.7.

3
Lampiran 11, h. 161.
46

Tabel 4.7 Persentase Pertanyaan Tertulis


Setiap Pertemuan
Level Kognitif
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Pertemuan
20% 31,43% 25,71% 20% 2,86% -
I
Pertemuan
18,75% 75% 6,25% - - -
II
Pertemuan
23,08% 53,85% 10,26% 12,82% - -
III

Pertanyaan tertulis pada pertemuan pertama mencakup


sampai pertanyaan level kognitif mengevaluasi dengan perolehan
persentase terbesar pada level kognitif C2 (memahami) sebesar
31,43%. Pertemuan kedua hanya sampai pertanyaan level kognitif
mengaplikasikan dengan perolehan persentase terbesar pada level
kognitif C2 (memahami) sebesar 75%. Sedangkan pertemuan ketiga
sampai pertanyaan level kognitif menganalisis dengan perolehan
persentase terbesar pada level kognitif C2 (memahami) sebesar
53,85%. Data tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan level kognitif
memahami masih mendominasi pada setiap pertemuan.

d. Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan


Taksonomi Bloom Revisi mengklasifikasikan pengetahuan
menjadi empat dimensi diantaranya adalah pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif. Pertanyaan siswa
berdasarkan dimensi pengetahuan dapat dilihat pada diagram
Gambar 4.6.
47

Prosedural,
3.05%

Faktual,
20.12%

Konseptual,
76.83%

Gambar 4.6 Diagram Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan pertanyaan terkait dimensi


pengetahuan yang didapatkan lebih dominan pada pengetahuan
konseptual yaitu sebesar 76,83%. Empat dimensi pengetahuan
berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi, tidak ada satupun pertanyaan
yang masuk ke dalam pengetahuan metakognitif.
Pertanyaan siswa berdasarkan dimensi pengetahuan
dijabarkan menjadi tiga pertemuan dengan persentase pada Tabel
4.8.

Tabel 4.8 Persentase Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan


Setiap Pertemuan
Dimensi Pengetahuan
Faktual Konseptual Prosedural Metakognitif
Pertemuan
20% 76% 4% -
I
Pertemuan
15,56% 80% 4,44% -
II
Pertemuan
23,19% 75,36% 1,45% -
III

Pertanyaan berdasarkan dimensi pengetahuan pada


pertemuan pertama diperoleh persentase terbesar pada pengetahuan
konseptual sebesar 76%. Pertemuan kedua diperoleh persentase
terbesar pada pengetahuan konseptual sebesar 80%. Pertemuan
48

ketiga diperoleh persentase terbesar pada pengetahuan konseptual


sebesar 75,36%. Data tersebut menunjukkan bahwa dimensi
pengetahuan pada setiap pertemuan dominan pada pengetahuan
konseptual.

e. Pertanyaan Siswa Berdasarkan Dimensi Proses Kognitif dan


Pengetahuan
Taksonomi Bloom Revisi terbagi menjadi dua dimensi yaitu
dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi
suatu kesatuan. Pertanyaan lisan yang diajukan siswa dilihat dari dua
dimensi tersebut secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Persentase Pertanyaan Lisan


Dimensi Proses Kognitif dan Pengetahuan

Dimensi
No Level Kognitif %
Pengetahuan
1 C1 (Mengingat) Faktual 7 12,07%
Konseptual - -
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 1 1,72%
(Memahami) Konseptual 18 31,03%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 12 20,69%
kan)
Prosedural 2 3,45%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 13 22,41%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
49

Dimensi
No Level Kognitif %
Pengetahuan
(Mengevaluasi) Konseptual 5 8,62%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 58 100%

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa pertanyaan siswa secara lisan


didominasi dengan pertanyaan pada ranah C2 (Memahami)
Konseptual dengan persentase sebesar 31,03%.
Pertanyaan keseluruhan secara tertulis yang dianalisis
menggunakan dimensi proses kognitif dan pengetahuan dapat dilihat
pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Persentase Pertanyaan Tertulis


Dimensi Proses Kognitif dan Pengetahuan

Dimensi
No Level Kognitif %
Pengetahuan
1 C1 Faktual 20 18,87%
(Mengingat) Konseptual 2 1,89%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 4 3,77%
(Memahami) Konseptual 52 49,06%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 12 11,32%
kan) Prosedural 3 2,83%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual 1 0,94%
(Menganalisis) Konseptual 11 10,38%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 0,94%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 106 100%
50

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa pertanyaan siswa secara


tertulis didominasi oleh pertanyaan yang bersifat Memahami (C2)
Konseptual dengan persentase sebesar 49,06%.

f. Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah


Sebanyak 41 siswa, dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan
kemampuan kognitif. Hasil kognitif yang diambil untuk
mengelompokkan siswa didapatkan berdasarkan hasil Ujian Tengah
Semester (UTS) mata pelajaran biologi. Hasil pertanyaan siswa
kelompok tinggi, sedang, dan rendah dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Persentase Pertanyaan Siswa


Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Keseluruhan
(Lisan dan Tertulis)
Level Kelompok Siswa
Kognitif Tinggi Sedang Rendah
C1 17,86% 18,11% 11,11%
C2 46,43% 44,88% 55,56%
C3 14,29% 19,69% -
C4 7,14% 16,54% 22,22%
C5 14,29% 0,79% 11,11%
C6 - - -

Berdasarkan Tabel 4.11, persentase pertanyaan siswa


kelompok tinggi, sedang, dan rendah didapatkan temuan kelompok
tinggi memunculkan pertanyaan level kognitif C1 (mengingat)
sampai C5 (mengevaluasi), begitu pula dengan kelompok sedang.
Sementara untuk kelompok rendah hanya dapat memunculkan
pertanyaan level kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C4
(menganalisis), dan C5 (mengevaluasi). Jumlah persentase tertinggi
pada kelompok tinggi adalah pertanyaan C2 (memahami) dengan
persentase sebesar 46,43%. Jumlah persentase tertinggi pada
kelompok sedang adalah pertanyaan C2 (memahami) sebesar
51

44,88%. Jumlah persentase tertinggi pada kelompok rendah adalah


pertanyaan C2 (memahami) dengan persentase 55,56%. Data
tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan yang paling sering muncul
antara kelompok tinggi, sedang, dan rendah adalah level kognitif
memahami.
Pertanyaan siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah
dijabarkan kembali berdasarkan dimensi pengetahuan pada Tabel
4.12.

Tabel 4.12 Persentase Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan


Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Keseluruhan
(Lisan dan Tertulis)
Dimensi Kelompok Siswa
Pengetahuan Tinggi Sedang Rendah
Faktual 14,29% 22,05% 11,11%
Konseptual 85,71% 74,02% 88,89%
Prosedural - 3,94% -
Metakognitif - - -

Jumlah persentase baik kelompok tinggi, sedang, dan rendah


dominan pada dimensi pengetahuan konseptual. Kelompok siswa
tinggi dan rendah hanya memunculkan dimensi pengetahuan faktual
dan konseptual, sedangkan kelompok sedang memunculkan dimensi
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Pengetahuan
faktual lebih banyak muncul pada siswa kelompok sedang (22,05%)
dibandingkan kelompok tinggi (14,29%) dan rendah (11,11%).
Pertanyaan pengetahuan konseptual lebih banyak muncul pada siswa
kelompok rendah (88,89%) dibandingkan kelompok tinggi (85,71%)
dan sedang (74,02%). Sementara untuk pengetahuan prosedural
hanya muncul pada kelompok sedang (3,94%).
52

3. Hasil Posttest Siswa


Dalam penelitian ini selain menggunakan data observasi
keterampilan bertanya siswa, sebagai data tambahan untuk memperkuat
hasil penelitian adalah data posttest siswa yang dilakukan pada
pertemuan terakhir sebanyak 20 soal. Tabel 4.13 menggambarkan data
persentase indikator soal posttest setiap pertemuan siswa kelompok
tinggi, sedang, dan rendah:

Tabel 4.13 Persentase Pencapaian Hasil Belajar

Sub Materi

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III


Tulang, Proses Persendian,
Kelompok Otot, Mekanisme
Pembentukan Kelainan Sistem
Siswa Gerak Otot
Tulang Gerak

Kel. Tinggi 61,04% 69,45% 91,67%

Kel. Sedang 73,57% 74,37% 65,91%

Kel. Rendah 75% 75% 75%

Tabel 4.13 menunjukkan persentase pencapaian hasil belajar pada


kelompok tinggi didapatkan peningkatan hasil yang cukup signifikan
untuk setiap pertemuan yaitu 61,04% pada pertemuan pertama, 69,45%
dan 91,67% pada pertemuan kedua dan ketiga. Kelompok siswa sedang
didapatkan sedikit kenaikan hasil pada pertemuman pertama (73,57%)
dan kedua (74,37%) namun menurun pada pertemuan ketiga (65,91%).
Siswa kelompok rendah didapatkan hasil yang stabil, tidak mengalami
kenaikan ataupun penurunan hasil yaitu sebesar 75% pada semua
pertemuan.
53

B. Pembahasan
Gambaran mengenai keterampilan bertanya siswa kelas XI IPA 1 MAN
Tangerang dideskripsikan berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan dan kualitas pertanyaan menurut Taksonomi Bloom Revisi.
1. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kuantitas Siswa Bertanya
Kuantitas siswa bertanya dihitung berdasarkan jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan yang dibagi secara keseluruhan dan kelompok
siswa.
a. Kuantitas Siswa Bertanya Keseluruhan
Analisis pertanyaan berdasarkan kuantitas siswa dilakukan
dengan menghitung jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan
secara lisan dan tertulis. Setelah dilakukannya penelitian dalam tiga
kali pertemuan, didapatkan bahwa jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan secara lisan yaitu 23 orang (56,10%) dan secara tertulis
sebanyak 41 orang (100%). Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa persentase jumlah siswa yang bertanya sudah di
atas 50% atau setengah dari jumlah siswa sudah mampu mengajukan
pertanyaan secara lisan dan tertulis. Hal ini membuktikan bahwa
penggunakan strategi pembelajaran, yaitu strategi Question Student
Have (QSH) dapat menstimulus siswa untuk bertanya baik secara
lisan maupun tertulis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khasanah, dkk. yang menyatakan bahwa hasil
analisis aktivitas siswa kelas eksperimen (menggunakan strategi
QSH) pada setiap aspeknya menunjukkan bahwa 62,29% siswa aktif
membuat, menulis dan menempel pertanyaan di papan tulis.4
Hasil analisis persentase jumlah siswa bertanya pada tiga kali
pertemuan, siswa lebih banyak menyampaikan pertanyaan secara
tertulis dibandingkan lisan. Hal ini dibuktikan pada hasil persentase
pertanyaan lisan setiap pertemuan berturut-turut adalah 25,64%,
4
Nur Liya Khasanah, Sri Mulyani Endang Susilowati, dan Ely Rudyatmi, Efektivitas
Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 2, No. 1, 2013, h.69.
54

22,50% dan 46,34%. Sedangkan hasil persentase pertanyaan tertulis


setiap pertemuan berturut-turut adalah 76,92%, 52,50%, dan 82,93%.
Waktu pembelajaran yang terbatas tidak memungkinkan semua
siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan secara lisan. Siswa yang
tidak memiliki kesempatan untuk bertanya secara lisan ataupun jika
masih ada pertanyaan yang ingin disampaikan siswa, maka strategi
Question Student Have dapat memfasilitasi siswa untuk
menyampaikan pertanyaan secara tertulis sehingga persentase
pertanyaan tertulis muncul lebih banyak dibandingkan dengan lisan.
Hasil ini mirip dengan penelitian sebelumnya bahwa pertanyaan
lisan yang diajukan siswa sangat sedikit dan apabila diberikan
kesempatan untuk menuliskan pertanyaan, siswa bisa memunculkan
lebih banyak pertanyaan.5
Hasil analisis persentase jumlah siswa yang bertanya
didapatkan pula persentase yang berbeda-beda pada setiap
pertemuan (Tabel 4.1). Hasil persentase jumlah siswa yang
mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis tersebut
bergantung pada materi dan metode pembelajaran yang dilakukan
pada setiap pertemuannya. Cholifah, dkk. mengatakan bahwa
seorang guru harus dapat menggunakan metode yang tepat pada
materi yang akan diajarkan pada saat pelaksanaan pembelajaran
biologi, karena hal tersebut akan mempengaruhi siswa untuk
mengungkapkan pertanyaan dalam proses pembelajaran.6
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil persentase terendah
terdapat pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi yaitu secara lisan sebesar 22,50% dan
tertulis 52,50%. Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi

5
Widodo, Yeti Sumiati, dan Cucu Setiawati, Peningkatan Kemampuan Siswa SD untuk
Mengajukan Pertanyaan Produktif, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, 2006, h.
13.
6
Siti Cholifah, Wince Hendri, dan Lisa Deswati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab
Kesulitan Siswa dalam Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang, E-Journal Universitas Bung Hatta, Vol. 2, No. 4, 2013, h.10.
55

membuat guru tidak dapat memantau siswa secara fokus sehingga


suasana kelas sulit untuk dikontrol dan memunculkan tindakan yang
tidak sesuai atau dalam hal ini siswa banyak memunculkan
pertanyaan yang tidak relevan dengan materi yang sedang diajarkan.
Menurut Sagala, salah satu kelemahan metode demonstrasi adalah
bahwa dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang
didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian, dalam hal ini
banyak diabaikan oleh murid-murid.7
Berikut adalah contoh pertanyaan siswa yang tidak relevan
dengan materi:

Benarkah air kencing katak dapat menyebabkan kebutaan? S21


Kenapa kodoknya tidak mempunyai racun? S25
Apakah setiap katak yang hendak dibius memiliki ciri 2 benjolan
pada tubuhnya? S28
Pertanyaan yang diajukan siswa S21, S25 dan S28 tersebut hanya
membicarakan mengenai katak dan bukan mengenai otot atau materi
sistem gerak, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pertanyaan
tersebut tidak relevan. Tabel 4.14 menunjukkan jumlah persentase
pertanyaan siswa yang tidak relevan dengan materi dari jumlah
keseluruhan pertanyaan:

Tabel 4.14 Persentase Pertanyaan Tidak Relevan

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III


% % %
Lisan 2 11,76% 6 31,58% 1 3,23%
Tertulis 5 12,50% 5 15,51% 0 0%

Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa jumlah persentase


pertanyaan yang tidak relevan dengan materi lebih banyak pada
pertemuan kedua baik secara lisan (31,58%) dan tertulis (15,51%).

7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 11, h. 212.
56

Berikut ini disajikan pula contoh pertanyaan yang relevan:


Apakah hanya kodok saja yang otot bisepnya bisa bergerak apabila
disetrum? S13
Apa bedanya otot diberikan rangsang dan gerakan refleks? S11
Apakah orang yang sedang koma diberikan aliran listrik dapat
hidup kembali karena dialiri listriknya dapat merangsang otot?
S13
Pertanyaan tersebut dikatakan relevan karena isi dari pertanyaan
yang diajukan masih berkaitan dengan materi sistem gerak.
Pembelajaran pada pertemuan pertama menggunakan metode
pembelajaran studi kasus sehingga persentase siswa yang
mengajukan pertanyaan cukup tinggi dengan persentase
penyampaian secara lisan sebesar 25,64% dan tertulis sebesar
76,92% (Tabel 4.1). Penggunaan metode studi kasus membuat siswa
mencari berbagai alternatif dalam memecahkan masalah yang
disediakan sehingga dapat menimbulkan rasa keingintahuan siswa.
Rasa keingintahuan siswa tersebut memunculkan banyak pertanyaan
yang diajukan siswa baik secara lisan maupun tertulis. Metode studi
kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi
tertentu, kemudian siswa ditugasi mencari alternatif pemecahannya.
Metode ini dapat digunakan untuk mengembangkan berfikir kritis
dan menemukan solusi dari suatu topik yang dipecahkan.8 Hasil
penelitian Anggraeni membuktikan bahwa penggunaan metode studi
kasus dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis serta dapat
meningkatkan antusias mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.9
Metode penugasan pada pertemuan ketiga mendapatkan hasil
persentase jumlah siswa bertanya yang juga tinggi dengan persentase

8
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), Cet. 2, h.74.
9
Leni Anggraeni, Penerapan Metode Studi Kasus Dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pada Mata Kuliah Hubungan Internasional, Jurnal Media
Komunikasi FIS, Vol. 11, No. 1, 2012, h. 181.
57

secara lisan sebesar 46,34% dan tertulis sebesar 82,93% (Tabel 4.1).
Tugas yang diberikan kepada siswa adalah untuk mencari tahu
mengenai penyakit dalam sistem gerak beserta gejala dan
pengobatannya dengan penyakit yang berbeda untuk setiap
kelompok. Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang
dipelajari guru, lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas
wawasan tentang apa yang dipelajari, selain itu tugas dapat membina
kebiasaan siswa untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan
komunikasi.10 Penerapan metode penugasan membuat guru lebih
banyak memantau kegiatan siswa selama pelajaran sehingga
interaksi antara guru dan siswa menjadi lebih fokus serta terarah.
Sehingga pada proses pembelajarannya, siswa banyak memunculkan
pertanyaan.
Temuan lainnya dalam penelitian ini adalah pertanyaan yang
diajukan siswa dipengaruhi oleh sifat materi yang diajarkan. Pada
sub materi seperti contohnya jenis-jenis tulang, struktur dan fungsi
tulang, susunan tulang, serta struktur dan fungsi otot tidak atau
hanya sedikit ditemukan pertanyaan siswa yang berkaitan dengan
sub materi tersebut. Adapun pertanyaan yang diajukan berkaitan
dengan jenis tulang adalah sebagai berikut:
Jenis tulang apakah yang paling susah disembuhkan dan berapa
lamakah proses penyembuhannya? S9
Jenis tulang apa yang sangat rentan terhadap kasus patah tulang?
S18
Tulang rawan apa fungsinya selain pendukung rangka tubuh pada
lokasi tertentu? S35.
Meskipun pertanyaan tersebut berkaitan dengan materi jenis tulang,
namun dua dari pertanyaan di atas lebih mengarah kepada kasus
permasalahan dalam diskusi kelompok mengenai patah tulang.

10
Sagala, op. cit., h. 219.
58

Sementara pertanyaan mengenai fungsi tulang hanya


didapatkan satu pertanyaan yaitu, Apa maksudnya melindungi alat
tubuh yang vital? S19. Pertanyaan tersebut pun diajukan secara
tertulis namun mengarah pada materi yang telah disampaikan guru
mengenai fungsi tulang sebagai pelindung alat tubuh yang vital.
Sedikit atau tidak adanya pertanyaan mengenai sub materi
tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang tertarik untuk
mengajukan pertanyaan mengenai sub materi yang bersifat ingatan
(C1). Siswa lebih banyak memunculkan pertanyaan dengan sub
materi mengenai proses atau mekanisme kerja dan pengetahuan
berupa kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Widodo, dkk
mengemukakan bahwa sifat materi yang diajarkan lebih dominan
pengaruhnya terhadap pertanyaan siswa.11 Materi pelajaran yang
bersifat suatu mekanisme kerja memunculkan pertanyaan dari siswa
apabila siswa merasa belum mengerti. Sementara wawasan dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi pelajaran akan
menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga siswa dapat
memunculkan pertanyaan untuk diajukan kepada guru. Semakin
tinggi rasa ingin tahu yang dimiliki siswa maka akan semakin sering
siswa tersebut mengajukan pertanyaan.12

b. Kuantitas Siswa Bertanya Kelompok Tinggi, Sedang, dan


Rendah
Kuantitas siswa bertanya pada kelompok tinggi, sedang, dan
rendah dihitung berdasarkan jumlah siswa pada kelompok tersebut
yang mengajukan pertanyaan secara keseluruhan. Jumlah siswa

11
Widodo. loc. cit.
12
Yuliani, Darlen Sikumbang, dan Berti Yolida, Analisis Kualitas Pertanyaan Siswa
Berdasarkan Gender dan Taksonomi Bloom,
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/viewFile/7491/4405 diakses pada tanggal 15
Januari 2016).
59

kelompok tinggi sebanyak 6 orang, kelompok sedang sebanyak 33


orang, dan kelompok rendah sebanyak 2 orang (Tabel 3.1).
Hasil perhitungan kuantitas siswa bertanya kelompok tinggi,
sedang, dan rendah didapatkan bahwa baik kelompok tinggi, sedang,
maupun rendah mampu mengajukan pertanyaan dalam sebuah
pembelajaran di kelas. Hasil persentase jumlah siswa bertanya pada
kelompok tinggi, sedang, dan rendah secara tertulis mencapai 100%
dan lisan 50% (Gambar 4.2) didukung dengan strategi
pembelajaran yang baik, dalam hal ini yaitu dengan diterapkannya
strategi pembelajaran Question Student Have.
Penerapan strategi Question Student Have telah memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengajukan pertanyaan secara tertulis.
Salah satu cara untuk membantu mengurangi hambatan kemampuan
intelektual siswa dapat dilakukan dengan menciptakan kesempatan
belajar yang lebih baik bagi siswa.13 Strategi pembelajaran Question
Student Have memberikan kesempatan yang sama kepada semua
siswa untuk dapat mengajukan pertanyaan serta memberikan
kesempatan pula kepada siswa yang kurang berani bertanya secara
lisan.
Hasil persentase jumlah siswa bertanya kelompok tinggi,
sedang, dan rendah secara tertulis yang mencapai 100% (Gambar
4.2) tersebut menunjukkan bahwa semua siswa, baik yang berasal
dari siswa kelompok tinggi, sedang, ataupun rendah mampu
membuat dan menulis pertanyaan terlepas dari kualitas pertanyaan
yang diajukan. Distribusi data pertanyaan secara tertulis pada semua
kelompok siswa dalam setiap pertemuan (Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4)
menunjukkan pula bahwa dalam setiap pertemuan siswa lebih
banyak mengajukan pertanyaan secara tertulis dibandingkan secara

13
Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. 5, h. 135-136.
60

lisan kecuali pada pertemuan pertama kelompok rendah sebesar 0%


(Tabel 4.4).
Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan secara lisan
masih lebih tinggi pada persentase siswa kelompok tinggi yaitu
sebesar 83,33% (Gambar 4.2) dari jumlah siswa kelompok tinggi
sebanyak 6 orang, sedangkan 16,67% (1 orang) yang tidak
mengajukan pertanyaan secara lisan. Jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan secara lisan pada kelompok sedang dan rendah
didapatkan persentase yang tidak jauh berbeda yaitu sekitar 50%
(Gambar 4.2) siswa sudah mampu mengajukan pertanyaan secara
lisan sementara sisanya hanya mampu mengajukan pertanyaan secara
tertulis. Distribusi pertanyaan siswa secara lisan dalam setiap
pertemuan (Tabel 4.2, 4.3, dan 4.4) pun didapatkan bahwa siswa
kelompok tinggi lebih banyak menyampaikan pertanyaan secara
lisan dibandingkan kelompok rendah dan sedang kecuali pada
pertemuan pertama kelompok rendah (50%) lebih tinggi daripada
kelompok tinggi (40%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
penerapan strategi Question Student Have mampu membuat setiap
siswa turut aktif berpartisipasi dalam membuat pertanyaan.

2. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kualitas Pertanyaan


Analisis kualitas pertanyaan siswa diukur dengan menggunakan
Taksonomi Bloom Revisi dan dijabarkan dalam level kognitif dan
dimensi pengetahuan.
a. Pertanyaan Keseluruhan
Pertanyaan siswa secara keseluruhan (Gambar 4.3) muncul di
setiap level kognitif kecuali mencipta (C6). Pertanyaan yang paling
banyak dimunculkan siswa secara keseluruhan adalah pertanyaan
memahami (C2) sebesar 45,73%. Ditinjau berdasarkan hasil
pertanyaan setiap pertemuan (Tabel 4.5) masih menunjukkan bahwa
pertanyaan yang dominan diajukan oleh siswa adalah pada ranah
61

level kognitif memahami (C2). Hal tersebut membuktikan bahwa


keterampilan bertanya siswa masih dalam level kognitif rendah.
Menurut Widodo, memahami berarti mengkonstruk makna atau
pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau
mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah
ada dalam pemikiran siswa.14
Data yang didapatkan dari semua pertemuan, level kognitif
memahami (C2) adalah pertanyaan yang paling sering muncul
ditandai dengan persentase yang cukup tinggi (Tabel 4.5).
Pertanyaan level kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan,
dan menganalisis terdapat di semua pertemuan. Namun untuk
pertanyaan level kognitif mengevaluasi, tidak muncul pada
pertemuan kedua. Metode pembelajaran demonstrasi mengenai
kontraksi otot katak pada pertemuan kedua menimbulkan rasa ingin
tahu siswa mengenai kontraksi otot katak yang dilakukan, sehingga
rasa ingin tahu siswa lebih banyak muncul pada level memahami
(C2) dan tidak ada pertanyaan yang mencapai level kognitif
mengevaluasi (C5). Contoh pertanyaan yang muncul pada pertemuan
kedua dari siswa S10 adalah, Apakah larutan ringer dapat
digantikan dengan larutan lain?. Pertanyaan tersebut adalah
pertanyaan yang bersifat pemahaman mengenai larutan ringer yang
digunakan dalam demonstrasi percobaan kontraksi otot katak.
Contoh pertanyaan lainnya dari siswa S26 yaitu, Mengapa otot
berkontraksi bila dialiri listrik?. Pertanyaan tersebut juga meminta
jawaban pemahaman mengenai hubungan kontraksi otot apabila
dialiri dengan listrik dan bagaimana hingga terjadi proses kontraksi
otot tersebut.

14
Ari Widodo, Taksonomi Tujuan Pembelajaran, Jurnal Didaktis, Vol. 4, No. 2, 2005, h.
5.
62

Pertanyaan-pertanyaan secara keseluruhan yang diajukan siswa


pada setiap pertemuannya dapat digambarkan melaui contoh
pertanyaan dalam tabel 4.15.

Tabel 4.15 Contoh Pertanyaan Siswa


Metode Jenjang
Pertanyaan Materi
Pembelajaran Kognitif
Pemecahan Lisan
Masalah Waktu penyembuhannya (patah Proses
tulang) berapa lama? S2 C1 Pembentukan
Tulang
Kenapa susu dapat membuat tinggi? Pertumbuhan
C2
S36 Tulang
Misalnya terjadi kecelakaan, Pengetahuan
masyarakat yang pertama dikasih batu Sehari-hari Terkait
C3
es. Hal tersebut berpengaruh atau Sistem Gerak
tidak? S11
Selain diurut bagaimana cara Proses
penyembuhan patah tulang? S19 C4 Pembentukan
Tulang
Kenapa patah tulang harus ke dokter Proses
bukan ke dukun? S27 C5 Pembentukan
Tulang
Tertulis
Berapa kebutuhan kalsium? S6 Pertumbuhan
C1
Tulang
Kenapa kalsium sangat berpengaruh Pertumbuhan
C2
pada tulang? S13 Tulang
Di hidung kan ada tulang rawan. Pengetahuan
Mengapa ada yang pesek dan ada yang C3 Sehari-hari Terkait
mancung? S2 Sistem Gerak
Bagaimana cara mengatasi tulang yang Penyakit Sistem
C4
sudah mengalami pengapuran pada Gerak
63

Metode Jenjang
Pertanyaan Materi
Pembelajaran Kognitif
sendi dan apa penyebab terjadinya
pengapuran? S4
Cara apakah yang bisa lebih cepat Proses
sembuh? S23 C5 Pembentukan
Tulang
Demonstrasi Lisan
Kalau sinergis otot apa dengan otot Cara Kerja Otot
C1
apa yang kerjanya bersamaan? S21
Kenapa otot dialiri arus listrik? S11 Percobaan
C2
Kontraksi Otot
Kalau otot katak langsung diberikan Percobaan
C3
garam apakah akan terasa sakit? S23 Kontraksi Otot
Apa bedanya dengan otot diberikan Kontraksi Otot
C4
rangsang dan gerakan refleks? S11
Tertulis
Otot apa yang bisa berkontraksi? S38 C1 Kontraksi Otot
Mengapa senyawa kimia berpengaruh Kontraksi Otot
C2
dalam sumber energi pada otot? S38
Mengapa ketika saraf pada kaki kodok Percobaan
tersebut disetrum dapat C3 Kontraksi Otot
bergerak/bergetar? S16
Penugasan Lisan
Cairan sinovial itu berasal dari mana? Persendian
C1
S22
Bagaimana otot dapat membesar? Kelainan Sistem
C2
S36 Gerak
Kalau kebanyakan push up apakah Pengetahuan
dapat menyebabkan hipertrofi? S37 C3 Sehari-hari Terkait
Sistem Gerak
Kram otot disebabkan oleh kerja otot Pengetahuan
C4
yang terus-menerus, bagaimana Sehari-hari Terkait
64

Metode Jenjang
Pertanyaan Materi
Pembelajaran Kognitif
dengan orang yang bangun tidur lalu Sistem Gerak
merasakan kram? S11
Apakah diurut merupakan cara untuk Pengetahuan
mengurangi penimbunan asam laktat C5 Sehari-hari Terkait
di otot? S14 Sistem Gerak
Tertulis
Rematik itu penyakit sendi atau otot? Kelainan Sistem
C1
S17 Gerak
Bagaimana cara mencegah supaya otot Kelainan Sistem
C2
tidak membesar? S33 Gerak
Apakah kram bisa disembuhkan Pengetahuan
dengan balsem atau sejenisnya? S30 C3 Sehari-hari Terkait
Sistem Gerak
Kenapa orang suka kram dibetis? S39 Pengetahuan
C4 Sehari-hari Terkait
Sistem Gerak

b. Pertanyaan Lisan dan Tertulis


Analisis pertanyaan siswa secara lisan keseluruhan pada
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pertanyaan yang dominan
ditanyakan siswa adalah pada level kognitif memahami (C2) dengan
persentase sebesar 32,76%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pertanyaan lisan masih didominasi pada pertanyaan kognitif tingkat
rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Suherni bahwa
pertanyaan siswa secara lisan merupakan pertanyaan kognisi tingkat
rendah (100%) termasuk jenis pertanyaan kurang kritis.15 Pertanyaan
yang kurang kritis tersebut dapat dilihat dari rendahnya kualitas

15
Suherni, Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pokok
Bahasan Keragaman Pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deli Serdang,
Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan, 2013, h. 72, tidak dipublikasikan.
65

pertanyaan yang diajukan siswa. Pertanyaan berikut dapat


menggambarkan rendahnya kualitas pertanyaan yang diajukan siswa.

Kalau cowok batas tingginya berapa? S29


Kodok ada ototnya atau tidak? S3
Kalau pegal-pegal biasanya minum obat neuromasil. Kata
neuro-nya itu apakah berhubungan dengan saraf? S36
Apakah bagus kalau pegal-pegal kita membunyikan tulang?
S14
Kalau kepala diputar sampai berbunyi apakah baik? S19

Berdasarkan beberapa pertanyaan yang dikemukakan di atas dapat


menggambarkan bahwa pertanyaan yang diajukan siswa adalah
pertanyaan yang kurang sesuai dengan materi.
Pertanyaan lisan untuk setiap pertemuan (Tabel 4.6) masih
dominan pada level kognitif memahami (C2) meskipun pada
pertemuan pertama persentase tertinggi adalah pada level kognitif
menganalisis (C4) dengan persentase sebesar 33,33%. Tingginya
persentase pertanyaan level kognitif C4 dapat terjadi karena pada
pertemuan pertama siswa diminta berdiskusi mengenai suatu
permasalah dan mencari penyelesaiannya. Contoh pertanyaan
menganalisis yang muncul pada pertemuan pertama yaitu,
Bagaimana jika sendi bergeser sampai tidak seperti bentuk semula?
Waktu penyembuhannya berapa lama? S2. Pertanyaan tersebut
meminta jawaban untuk menganalisis mengenai sendi yang bergeser
jauh dari letaknya, bagaimana proses hingga berapa lama waktu
penyembuhannya. Pertanyaan lainnya, Apakah terapi panas
berpengaruh terhadap penyembuhan patah tulang? S11.
Pertanyaan tersebut termasuk ke dalam pertanyaan analisis karena
meminta jawaban untuk menganalisis mengenai pengaruh terapi
panas hingga proses apa yang dapat membuat terapi panas
berpengaruh atau tidaknya terhadap tulang yang patah.
Analisis pertanyaan lisan level kognitif mengevaluasi (C5)
pada pertemuan pertama didapatkan satu pertanyaan yang diajukan
66

berdasarkan pendapat yang dikemukakan siswa. Pertanyaan tersebut


adalah, Kenapa patah tulang lebih baik diurut daripada ke medis?
S17. Pertanyaan yang diajukan siswa S17 tersebut disampaikan
untuk menanggapi pernyataan salah satu kelompok yang mengatakan
bahwa patah tulang lebih baik diurut daripada ke medis. Hal ini
terjadi karena kelompok yang menyatakan bahwa diurut lebih baik
daripada ke medis telah mengambil keputusan yang tidak tepat
dalam memecahkan masalah. Menurut Paidi, pengambilan keputusan
yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas dari pemecahan
masalah yang dilakukan. Masalah itu sendiri didefinisikan sebagai
keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan.16
Ketidaksesuaian konsep dalam memecahkan masalah oleh siswa
dapat diatasi dengan konfirmasi guru mengenai studi kasus yang
didiskusikan setiap kelompok.
Pertanyaan tertulis keseluruhan (Gambar 4.5) yang
disampaikan siswa lebih dominan pada level kognitif memahami
(C2) dengan persentase sebesar 52,83%. Ditinjau berdasarkan
pertanyaan tertulis yang muncul setiap pertemuan (Tabel 4.7) pun
masih didapatkan bahwa pertanyaan tertulis yang dominan
disampaikan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah level
kognitif memahami (C2). Hal ini membuktikan bahwa pertanyaan
tertulis masih didominasi oleh pertanyaan level kognitif C2 atau
pertanyaan kognisi tingkat rendah. Hasil tersebut didukung oleh
penelitian Suherni yang mendapatkan bahwa pertanyaan siswa
secara tulisan didominasi pertanyaan kognisi tingkat rendah
(95,85%).17

16
Paidi, Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA, h. 2
(http://staff.uny.ac.id/sites/.../Artikel%20Semnas%20FMIPA2010%20UNY.pdf diakses pada
tanggal 17 Februari 2016).
17
Suherni, loc. cit.
67

Berikut disajikan pula contoh-contoh pertanyaan level kognitif


memahami (C2) yang diajukan siswa secara lisan dan tertulis dalam
tabel 4.16.

Tabel 4.16 Pertanyaan Lisan dan Tertulis Level Kognitif C2 (Memahami)


Jenis Pertanyaan Siswa
Pertanyaan Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III
Panjang pendeknya tulang Mengapa menggunakan Lelahnya otot dari
apakah karena gen? S10 kodok, kenapa tidak bagian apa? Apakah
menggunakan kadal/cicak dari rangsang? S2
saja? S14
Lisan
Apakah perbedaan usia Apa gunanya larutan Benar atau tidakkah
dapat mempengaruhi proses ringer dalam pembedahan mandi malam dapat
penyembuhan patah tulang? katak? S21 menyebabkan rematik?
S19 S37
Tulang rawan apa Apa tujuan mengaliri arus Apakah otot yang sudah
fungsinya selain pendukung listrik pada otot? S7 besar pada binaragawan
rangka tubuh pada lokasi bisa kecil lagi? S32
Tertulis tertentu? S35
Apa perbedaan kadar Kenapa praktik tersebut Apa yang menyebabkan
kalsium pada orang dewasa dilakukan pada kaki nyeri sendi? S22
dan anak-anak? S7 katak? S22

Pertanyaan tertulis pada pertemuan pertama mencakup sampai


pertanyaan level kognitif mengevaluasi, pertemuan kedua hanya
sampai pertanyaan level kognitif mengaplikasikan, sedangkan
pertemuan ketiga sampai pertanyaan level kognitif menganalisis.
Namun demikian, pertanyaan level kognitif memahami (C2) masih
mendominasi pada setiap pertemuan.

Pertanyaan mengevaluasi yang muncul pada pertemuan


pertama dapat disebabkan karena pada pertemuan pertama siswa
melakukan pemecahan masalah dalam studi kasus. Paidi
mengemukakan bahwa kemampuan untuk melakukan pemecahan
68

masalah bukan saja terkait dengan ketepatan solusi yang diperoleh,


melainkan kemampuan yang ditunjukkan sejak mengenali masalah,
menemukan alternatif-alternatif solusi, memilih salah satu alternatif
sebagai solusi, serta mengevaluasi jawaban yang telah diperoleh.18
Oleh karena itu siswa mampu memunculkan pertanyaan bersifat
mengevaluasi pada pertemuan pertama ini meskipun hanya 2,86%.
Pertanyaan mengevaluasi tetap lebih tinggi pada pertanyaan yang
disampaikan secara lisan oleh siswa. Pertanyaan evaluasi yang
ditemukan secara tertulis yaitu, Cara apakah yang bisa lebih cepat
sembuh? S23. Meskipun jika dilihat dari struktur bahasa,
pertanyaan siswa S23 tidak pada susunan kalimat yang baik namun
dilihat dari pembelajaran yang telah dilakukan bahwa pertanyaan
tersebut mengarah kepada hasil diskusi siswa mengenai pemecahan
masalah pada kasus yang disajikan. Pertanyaan siswa S23 meminta
untuk mengevaluasi alternatif jawaban yang diberikan siswa
mengenai penyembuhan patah tulang yang diobati melalui dukun
(secara tradisional) dan dokter.
Berbeda dengan penyampaian secara lisan yang sampai level
kognitif menganalisis, pada pertemuan kedua pertanyaan secara
tertulis hanya sampai pada level kognitif mengaplikasikan (6,25%).
Pertanyaan C3 yang muncul yaitu, Bagaimana proses pembedahan
kodok untuk mengetahui gerak otot? S22. Pertanyaan siswa S22
masuk ke dalam pertanyaan mengaplikasikan karena meminta
jawaban mengenai prosedur dalam praktikum kontraksi otot katak.
Namun demikian, pertanyaan tersebut dapat dikatakan kurang
berkualitas karena menanyakan hal yang telah dijelaskan bahkan
dilakukan pada proses pembelajaran yaitu demonstrasi kontraksi
otot katak.
Pertanyaan tertulis pertemuan ketiga level kognitif-nya hanya
sampai menganalisis (C4) dibandingkan dengan lisan yang mencapai

18
Paidi, op. cit., h. 2-3.
69

level kognitif mengevaluasi (C5). Pertanyaan menganalisis yang


muncul yaitu, Bagaimana reaksi otot kita saat berjalan? S29.
Pertanyaan tersebut meminta jawaban analisis mengenai cara kerja
otot ketika sedang berjalan. Pertanyaan lainnya yaitu, Jika ada saraf
yang putus, berdampak buruk pada penghantar impuls/kinerja otot
atau tidak? S41. Pertanyaan tersebut masuk ke dalam level
kognitif menganalisis karena meminta jawaban untuk menganalisis
dampak saraf yang putus terhadap cara kerja otot.

c. Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan


Hasil penelitian menunjukkan pertanyaan terkait dimensi
pengetahuan yang didapatkan lebih dominan pada jenis pengetahuan
konseptual yaitu sebesar 76,83%. Empat dimensi pengetahuan
berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi, tidak ada satupun pertanyaan
yang masuk ke dalam pengetahuan metakognitif. Menurut Widodo,
pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi
secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.19 Pengetahuan
metakognitif merupakan pengetahuan yang paling tinggi
dibandingkan dengan pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural sehingga untuk dapat memunculkan pertanyaan
pengetahuan metakognitif siswa harus terbiasa dan dilatih dengan
pengetahuan yang bersifat metakognitif.
Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pengetahuan konseptual
muncul secara dominan pada setiap pertemuan. Pengetahuan
konseptual diperoleh siswa melalui penanaman konsep, pengaitan
satu konsep dengan konsep lainnya.20 Pertanyaan bersifat
pengetahuan konseptual yang muncul pada pertemuan pertama yaitu,
Bagaimana cara mengobati patah tulang terbuka? S8. Pertanyaan

19
Widodo, op. cit., h. 64.
20
Dwi Priyo Utomo, Pengetahuan Konseptual dan Prosedural dalam Pembelajaran
Matematika, (http://ejournal.umm.ac.id/index.php/promath/article/view/581 diakses pada tanggal
17 Februari 2016).
70

tersebut juga meminta jawaban pengetahuan yang bersifat


konseptual mengenai proses penyembuhan patah tulang terbuka.
Salah satu pertanyaan bersifat konseptual yang muncul pada
pertemuan kedua yaitu, Mengapa otot yang dikontraksi bisa
bergerak? S38. Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang
mengarah pada jawaban pengetahuan secara konseptual mengenai
bagaimana caranya otot yang berkontraksi dapat bergerak pada
percobaan kontraksi otot. Sementara contoh pertanyaan bersifat
konseptual pada pertemuan ketiga yaitu, Apakah kesemutan dan
kram itu sama? S41. Pertanyaan tersebut juga meminta jawaban
yang bersifat konseptual mengenai perbedaan antara kesemutan dan
kram.

d. Pertanyaan Siswa Berdasarkan Dimensi Proses Kognitif dan


Pengetahuan
Taksonomi Bloom Revisi terbagi menjadi dua dimensi yaitu
dimensi prosses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pertanyaan siswa
dianalisis pula menggunakan dua dimensi tersebut (tanpa terpisah).
Hasil analisis didapatkan bahwa pertanyaan siswa lebih banyak pada
pertanyaan yang bersifat Memahami (C2) Konseptual baik secara
lisan (31,03%) dan tertulis (49,06%). Data tersebut menunjukkan
kemampuan bertanya siswa secara lisan dan tertulis tidak memiliki
perbedaan.
Pertanyaan siswa yang bersifat Memahami (C2) Konseptual
dapat dilihat pada contoh pertanyaan siswa berikut ini:
Bagaimana otot dapat membesar? S36
Apakah kesemutan dan kram itu sama? S41
Kenapa kalsium sangat berpengaruh pada tulang? S13.
71

e. Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah


Analisis pertanyaan siswa kelompok tinggi, sedang, dan
rendah pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pertanyaan level
kognitif mengingat (C2) dominan muncul pada semua kelompok
siswa. Pertanyaan siswa terkait dimensi pengetahuan (Tabel 4.12)
kelompok tinggi, sedang, dan rendah pun menunjukkan bahwa
pertanyaan lebih dominan pada pengetahuan konseptual untuk ketiga
kelompok tersebut.
Contoh pertanyaan level kognitif memahami dengan
pengetahuan konseptual siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah
pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Pertanyaan Siswa


Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah
(Memahami-Konseptual)
Pertanyaan Siswa
No
Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok Rendah
1 Apa bedanya kerja otot Panjang pendeknya Apakah osteoporosis
sinergis dan tulang apakah karena dapat terjadi pada
antagonis? S21 gen? S10 remaja? S17
2 Bagaimana cara Apakah perbedaan usia Mengapa harus
mencegah dapat mempengaruhi menggunakan larutan
osteoporosis? S27 proses penyembuhan ringer untuk
patah tulang? S19 menyegarkan otot? S5
3 Mengapa pada orang Apakah cairan sinovial Apakah osteoporosis
dewasa (usia tua) dapat diperbarui dengan bisa terjadi di usia
mengalami asupan makanan? S34 muda? S5
pengkeroposan pada
tulang? S26

Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa kelompok tinggi,


sedang, dan rendah terdapat kesamaan dalam keterampilan bertanya
yang dimiliki, yaitu lebih cenderung pada level kognitif memahami
72

dan pengetahuan konseptual. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga


kelompok tersebut masih berada dalam tingkat kognisi rendah.
Hasil analisis lainnya menunjukkan bahwa hasil persentase
siswa kelompok rendah pada level kognitif menganalisis (C4) lebih
tinggi dibandingkan kelompok siswa lainnya dengan persentase
sebesar 22,22%. Pertanyaan analisis yang disampaikan oleh siswa
kelompok rendah yaitu, Penimbunan asam laktat di otot, apakah
salah satu hal yang dapat membuat mati rasa? S17. Pertanyaan
tersebut meminta jawaban untuk menganalisis penyebab terjadinya
mati rasa dan salah satu penyebabnya itu apakah karena terjadinya
penimbunan asam laktat di otot. Pertanyaan lainnya yaitu, Apa
pengaruh jantung yang suka terasa sakit seperti ditekan/ditusuk
karena otot yang tegang? S5. Pertanyaan tersebut juga meminta
jawaban secara analisis untuk mengetahui apa yang menyebabkan
jantung terasa sakit seperti ditekan sesuatu.
Tingginya persentase siswa kelompok rendah dalam
mengajukan pertanyaan level kognitif menganalisis (C4) dapat
terjadi karena pengaruh lingkungan kelas yang menuntutnya untuk
dapat berkompetisi dalam bertanya secara aktif.
Menurut aliran Empirisme mengenai perkembangan anak dan
faktor yang mempengaruhinya bahwa bakat seseorang tidak
berasal dari lahir, melainkan ditentukan oleh lingkungan atau
pengalaman. Di samping itu, dalam batas-batas yang tertentu
kita dilahirkan dengan membawa inteligensi. Batas-batas
yang dimaksud adalah karena sepanjang pengetahuan kita,
kita tahu bahwa inteligensi dapat kita kembangkan.21
Pernyataan tersebut membuktikan bahwa meskipun siswa berada
dalam kelompok rendah, tidak berarti bahwa mereka memiliki
kemampuan yang kurang, karena mereka dapat mengembangkannya
atau dapat meningkat pula jika dipengaruhi oleh lingkungan yang
tepat. Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah suasana kelas

21
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), Cet.
III, h. 52-53.
73

dalam menciptakan keaktifan bertanya siswa. Menurut Martino &


Maher dalam Kon-ming, hal ini akan membangun komunitas kelas
yang mendatangkan partisipasi aktif siswa, kepercayaan diri siswa,
dan kemajuan dalam belajar.22 Pendapat lainnya dikemukakan oleh
Dewi, dkk. bahwa keaktifan bertanya siswa dalam proses
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat,
kemampuan berpikir kritis.23

Keterampilan bertanya siswa berdasarkan Taksonomi Bloom


Revisi baik secara keseluruhan, lisan, tertulis, dan tiga kelompok
siswa kelas XI IPA 1 MAN Tangerang masih dalam jenjang kognitif
rendah dengan banyak munculnya pertanyaan yang bersifat
memahami (C2). Hasil ini didukung dengan soal evaluasi yang
diberikan sekolah kepada siswa (Lampiran24) yang menunjukkan
bahwa soal-soal yang dikerjakan siswa kebanyakan bersifat
mengingat (C1) dan memahami (C2). Hasil ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan Yuliani pada XI IPA didapatkan bahwa
kualitas pertanyaan siswa didominasi oleh dimensi kognitif
pemahaman (C2).25 Penelitian lainnya dilakukan oleh Hanifah pada
kelas XI IPA SMA Negeri 1 Pagelaran bahwa sebagian besar
pertanyaan siswa adalah jenjang C2.26
Rendahnya jenjang kognitif pertanyaan siswa tersebut karena
pada waktu sebelumnya siswa tidak terbiasa untuk mengajukan
pertanyaan tingkat tinggi. Widodo menyatakan bahwa sedikitnya

22
Tang Kon-ming, Empowering Student Thinking in Learning Mathematics by Effective
Questioning, EduMath, Vol. 17, 2013, h. 19.
23
Evita Rosilia Dewi, Harlita, dan Joko Ariyanto, Penerapan Strategi Pembelajaran Active
Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas XI IPA 1 SMA
Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 3, No. 3, 2011,
h.79-90.
24
Lampiran 16, h. 230.
25
Yuliani, op. cit., h. 1.
26
Hanni Hanifah, Darlen Sikumbang, Berti Yolida, Hubungan antara Kualitas
Pertanyaan Siswa Berdasarkan Taksonomi Bloom dengan Hasil Belajar Siswa,
(http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/7494 diakses pada tanggal 18 Oktober
2015).
74

pertanyaan guru yang sifatnya terbuka dan menuntut pemikiran


tinggi menunjukkan bahwa pembelajaran sains di sekolah masih
belum melatih siswa untuk mengembangkan pemikiran dan
penalaran tingkat tinggi.27 Hasil penelitian Erdogan mengenai
pertanyaan tertutup yang ditemukan pada kelas praktek pengajaran
konstruktivisme tingkat tinggi (HLCTP) karena guru memperhatikan
pada fokus siswa dalam menyelesaikan penyelidikan, sementara
pertanyaan terbuka lebih sering ditemukan dengan tujuan
mempromosikan tindakan siswa yang disesuaikan untuk
mengkonstruksi pengetahuan.28
Rendahnya kualitas pertanyaan siswa tidak menutup
kemungkinan bahwa persentase kuantitas siswa dalam mengajukan
pertanyaan menggunakan strategi Question Student Have cukup
tinggi (Gambar 4.1). Hasil ini sesuai dengan penelitian Rahmi, dkk.,
bahwa penerapan strategi Question Student Have dapat
meningkatkan keterampilan bertanya siswa dilihat dari beberapa
aspek, yaitu: (1) Pertanyaan yang bersifat analitis; (2) Penggunaan
bahasa; (3) Penyampaian pertanyaan secara langsung; (4) Bertanya
dengan tepat, singkat, dan jelas; (5) Kepercayaan diri; (6) Mencari
hal yang tidak dimengerti untuk ditanyakan; (7) Menanyakan sesuatu
yang menarik keingintahuan, dan; (8) Pertanyaan terkait materi.29

3. Analisis Posttest Siswa


Berdasarkan pemaparan data tabel persentase hasil belajar
pertemuan pertama, kedua, dan ketiga siswa kelompok tinggi, sedang dan

27
Ari Widodo, Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains, Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 2, 2006, h. 14.
28
Ibrahim Erdogan and Todd Campbell, Teacher Questioning and Interaction Patterns in
Classrooms Facilitated with Differing Levels of Constructivist Teaching Practices, International
Journal of Science Education, Vol. 30, No. 14, 2008, h.1891.
29
Qonita Rahmi, Zulfiani, dan Henie Suryana, Penerapan Strategi Question Student
Have untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 87 Jakarta,
Prosiding disampaikan pada Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, Pembelajaran & Workshop
Kurikulum KKNI Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 24-26
Oktober 2015.
75

rendah (Tabel 4.13) didapatkan hasil persentase siswa kelompok tinggi


meningkat secara signifikan dari pertemuan pertama sampai pertemuan
ketiga sementara untuk kelompok sedang sedikit meningkat pada
pertemuan kedua dan kembali menurun pada pertemuan ketiga,
sedangkan untuk kelompok rendah didapatkan hasil yang sama baik dari
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga.
Kualitas pertanyaan siswa pada pertemuan pertama kelompok
tinggi didapatkan bahwa siswa kelompok tinggi lebih banyak
menyampaikan pertanyaan pada level kognitif C2 (Memahami), C4
(Menganalisis), dan C5 (Mengevaluasi) dengan persentase yang sama
sebesar 28,57%30 sementara persentase hasil posttest siswa sebesar
61,04% (Tabel 4.13). Kelompok sedang didapatkan kualitas pertanyaan
didominasi pada pertanyaan level kognitif C2 (Memahami) sebesar
28,57%31 sementara persentase hasil posttest siswa sebesar 73,57%
(Tabel 4.13). Siswa kelompok rendah didapatkan kualitas pertanyaan
didominasi pada level kognitif C5 (Mengevaluasi) sebesar 100%32
sementara hasil posttest sebesar 75% (Tabel 4.13).
Kualitas pertanyaan pada pertemuan kedua untuk kelompok tinggi
didapatkan pertanyaan didominasi level kognitif C2 (Memahami) dengan
persentase sebesar 87,50%33 sementara hasil posttest sebesar 69,45%
(Tabel 4.13). Kualitas pertanyaan kelompok sedang didapatkan
pertanyaan didominasi pada level kognitif C2 (Memahami) sebesar
58,82%34 sementara hasil posttest sebesar 74,37% (Tabel 4.13). Kualitas
pertanyaan kelompok rendah didominasi pada level kognitif C2
(Memahami) sebesar 100%35 sementara hasil posttest sebesar 75%
(Tabel 4.13).

30
Lampiran 11, h. 175.
31
Lampiran 11, h. 175.
32
Lampiran 11, h. 176.
33
Lampiran 11, h. 177.
34
Lampiran 11, h. 177.
35
Lampiran 11, h. 178.
76

Kualitas pertanyaan siswa pada pertemuan ketiga untuk siswa


kelompok tinggi didapatkan pertanyaan didominasi oleh level kognitif C1
(Mengingat) dan C2 (Memahami) dengan persentase yang sama yaitu
sebesar 30,77%36 sementara hasil posttest sebesar 91,67% (Tabel 4.13).
Kualitas pertanyaan siswa kelompok sedang didominasi oleh level
kognitif C2 (Memahami) sebesar 49,02%37 sementara hasil posttest
sebesar 65,91% (Tabel 4.13). Kualitas pertanyaan siswa kelompok
rendah didominasi oleh level kognitif C2 (Memahami) dan C4
(Menganalisis) masing-masing sebesar 40%38 sementara hasil posttest
sebesar 75% (Tabel 4.13).
Pemaparan analisis pertanyaan siswa dan hasil persentase posttest
siswa kelompok tinggi, sedang dan rendah tersebut menunjukkan bahwa
hasil tersebut tidak menunjukkan adanya hubungan antara kualitas
pertanyaan siswa dengan hasil belajar siswa, atau meskipun ada, kualitas
pertanyaan siswa hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dari banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi. Hasil penelitian
Hanifah menunjukkan tidak adanya korelasi antara kualitas pertanyaan
siswa dengan hasil belajar yaitu sebesar -0,078.39
Kualitas pertanyaan siswa jika dilihat berdasarkan hasil persentase
pertanyaan siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah secara
keseluruhan (semua pertemuan) didapatkan bahwa pertanyaan semua
kelompok siswa didominasi oleh pertanyaan pada level kognitif C2
(Tabel 4.11). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa lebih
dominan pada pemahaman materi dibandingkan dengan aspek lainnya
dalam Taksonomi Bloom Revisi. Dibandingkan dengan skor hasil
posttest dengan nilai rata-rata sebesar 72,93 (Lampiran40) yang belum
mencapai nilai KKM, tidak sebanding dengan kemampuan pemahaman

36
Lampiran 11, h. 179.
37
Lampiran 11, h. 179.
38
Lampiran 11, h. 180.
39
Hanifah, op.cit., h.1.
40
Lampiran 13, h. 223.
77

siswa yang dominan dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan-


pertanyaan yang diajukan siswa pun, lebih banyak yang bersifat
memenuhi rasa keingintahuan mereka dan bukan pada konteks materi
pelajaran yang sesungguhnya ataupun jika ada lebih dominan pada materi
mengenai proses dan kelainan. Contoh pertanyaan siswa sebagai berikut:
Bagaimana proses kontraksi otot katak? S36
Mengapa otot yang dikontraksi bisa bergerak? S38
Apakah penyakit rematik itu dapat terjadi melalui genetik/keturunan?
S18
Apa yang menyebabkan hipertrofi pada otot rangka? S26.
Berikut disajikan pula contoh pertanyaan yang bersifat memenuhi rasa
keingintahuan siswa:
Kenapa paha ayam ada yang pendek dan panjang? S22
Kenapa jika saya membunyikan tulang justru terasa sakit? S11.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah dibahas sebelumnya
mengenai keterampilan bertanya siswa dengan menerapkan strategi Question
Student Have pada konsep sistem gerak, dapat disimpulkan bahwa strategi
Question Student Have dapat menstimulus siswa untuk bertanya dengan hasil
persentase jumlah siswa bertanya secara lisan dan tertulis sudah mencapai >
50%. Keterampilan bertanya siswa berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
secara keseluruhan (45,73%) masih tergolong rendah, yaitu pertanyaan
didominasi oleh level kognitif memahami (C2). Jenis pertanyaan terkait
dimensi pengetahuan siswa didominasi oleh jenis pertanyaan bersifat
konseptual dengan persentase sebesar 76,83%. Keterampilan bertanya siswa
kelompok tinggi, sedang, dan rendah terdapat persamaan, yaitu dengan
dominasi pertanyaan pada level kognitif memahami (C2) dan jenis pertanyaan
bersifat konseptual. Keterampilan bertanya siswa secara lisan (32,76%) masih
tergolong rendah, yaitu pertanyaan didominasi oleh level kognitif memahami
(C2), begitu pula dengan pertanyaan tertulis (52,83%). Pertanyaan siswa
berdasarkan dua dimensi dalam Taksonoi Bloom Revisi didominasi oleh
pertanyaan bersifat memahami (C2) Konseptual baik secara lisan maupun
tertulis. Siswa lebih banyak menyampaikan pertanyaan secara tertulis
dibandingkan lisan.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian menunjukkan jumlah pertanyaan tertulis lebih banyak daripada
lisan, oleh karena itu guru diharapkan dapat memberikan waktu dan

78
79

kesempatan yang lebih kepada siswa agar dapat lebih banyak


memunculkan pertanyaan secara lisan.
2. Guru atau peneliti selanjutnya diharapkan dapat memaksimalkan
pembelajaran menggunakan strategi Question Student Have hingga
keterampilan bertanya siswa mencapai kognitif tingkat tinggi.
3. Peneliti selanjutnya diharapan dapat menggunakan alat perekam yang
baik untuk mendukung instrument penelitian.
80

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru., dkk,. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT


Prestasi Pustaka, 2011.
Al-fandi, Haryanto. Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis.
Jogyakarta: Ar-Ruzz, 2011.
Amri, Dian Suciana., dkk. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Antara
Menerapkan Strategi Question Student Have dan Strategi Think Pair Share
pada Kelas X di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Solok.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pek/article/download/329/174,
15 Desember 2014.
Anderson, Lorin W., dan Krathwohl, David R. Kerangka Landasan Untuk:
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet.
1, 2010.
Andiasari, Liena. Penggunaan Model Inquiry dengan Metode Eksperimen dalam
Pembelajaran IPA di SMPN 10 Probolinggo. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan. 3, 2015.
Anggraeni, Leni. Penerapan Metode Studi Kasus dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Mata Kuliah Hubungan
Internasional. Jurnal Media Komunikasi. 11, 2012.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. 1, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002.
Asmira., dkk. Analisis Keterampilan Bertanya oleh Guru Mata Pelajaran
Sosiologi pada Kelas X MAS Khulafaur Rasyidin.
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/7686/7787, 15
Desember 2014.
Astuti, Ikeu Dwi., dan Suprapto. Purwati Kuswarini. Application of Cooperative
Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body
Excretion System Concept.
http://journal.unsil.ac.id/download.php?id=2499, 10 Desember 2014.
Ayunin, Roro Kurrota., dkk. Pengaruh Pendekatan Setiap Siswa Sebagai Guru
Terhadap Keterampilan Bertanya Siswa dan Pemahaman Materi Dalam
Pembelajaran Fisika Pada Materi Alat Optik Siswa Kelas X. e-Journal
Universitas Negeri Yogyakarta. 1, 2012.
81

Bell, Daniel & Kahrhoff, Jahna. Active Learning Handbook.


http://www.cgs.pitt.edu/sites/default/files/Doc6-
GetStarted_ActiveLearningHandbook.pdf, 10 Mei 2016.
Chin, Christine. Learning in Science: What do Students Questions Tell Us About
Their Thinking?. Education Journal. 29, 2001.
Cholifa, Siti., dkk. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam
Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang. E-Journal Universitas Bung Hatta. 2, 2013.
Darmadi, Hamid. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cet. 2,
2011.

Dewi, Evita Rosilia., dkk. Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge


Sharing untuk Meningkatkan Keaktifan Bertanya Biologi Siswa Kelas XI
IPA 1 SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal
Pendidikan Biologi. 3, 2011.
Dewita, Sri., dkk. Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Question Student Have (QSH) Disertai Speed Test Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 10 Sijunjung.
http://jurnal.stkip-pgri-
sumbar.ac.id/MHSMAT/index.php/mat20121/article/download/71/70, 20
Desember 2014.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif: Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. 3, 2010.
Dwirahayu, Gelar dan Ramli, Munasprianto (eds). Pendekatan Baru Dalam
Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi.
Jakarta: PIC UIN Jakarta, Cet. 1, 2007.
Eison, Jim. Using Active Learning Instructional Strategies to Create Excitement
and Enhance Learning.
http://www.cte.cornell.edu/documents/presentations/Eisen-Handout.pdf, 10
Mei 2016.
Erdogan, Ibrahim., and Campbell, Todd. Teacher Questioning and Interaction
Patterns in Classrooms Facilitated with Differing Levels of Constructivist
Teaching Practices. International Journal of Science Education. 30, 2008.
Hanifah, Hanni., dkk. Hubungan antara Kualitas Pertanyaan Siswa Berdasarkan
Taksonomi Bloom dengan Hasil Belajar Siswa.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/view/7494, 18 Oktober
2015.
Hollingsworth, Pat & Lewis, Gina. Pembelajaran Aktif: Meningkatkan Keasyikan
Kegiatan di Kelas. Jakarta: PT Indeks, Cet. 2, 2008.
82

Khasanah, Nur Liya., dkk. Efektivitas Strategi Question Student Have dan Media
Powerpoint pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Unnes
Journal of Biology Education. 2, 2013.
Kon-ming, Tang. Empowering Student Thinking in Learning Mathematics by
Effective Questioning. Edumath. 17, 2013.
Kuswana, Wowo Sunaryo. Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. 1, 2011.
Milati, Neneng. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Teknik Question Student
Have untuk Meningkatkan Perhatian Siswa dalam Pembelajaran
Matematika. Skripsi pada Sarjana Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta: 2011. tidak dipublikasikan.
Paidi. Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA.
http://staff.uny.ac.id/sites/.../Artikel%20Semnas%20FMIPA2010%20UNY,
17 Februari 2016.
Prawiradilaga, Dewi Salma. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Cet.
3, 2009.
Rahayu, Eni., dkk. Achievement of Biology using Question Student Have Active
Learning Observed from Learning Activity of Students on XI IPA Grade of
SMA Negeri 1 Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Biologi. 3, 2011.
Rahmi, Qonita., dkk. Penerapan Strategi Question Student Have untuk
Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Kelas VII-1 SMP Negeri 87
Jakarta. Prosiding Disampaikan pada Seminar Nasional Biologi,
Lingkungan, Pembelajaran & Workshop Kurikulum KKNI. 24-26 Oktober.
Jakarta: Jurusan Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2015.
Rizkianingsih., dkk. Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Inkuiri
pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Kelas VII MTs. Unnes Physics
Education Journal. 2, 2013.
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta, Cet.
11, 2013.
Samatowa, Usman. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks, Cet.
1, 2010.
Sanjaya, Wina. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, Cet. 6, 2013.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, Cet. 5, 2008.
Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nuansa, Cet. 7, 2012.
83

Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.


Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, Cet. 6, 2009.
Siregar, Eveline., dan Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia, Cet. 2, 2011.
Slameto. Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, Cet. 5, 2010.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik Jilid 1. Jakarta: PT
Indeks, 2011.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
Cet. 25, 2014.
Sudjana, Nana. Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. 18, 2014.
Suherni, Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA
Pokok Bahasan Keragaman Pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP
Negeri Kabupaten Deli Serdang, Tesis pada Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan: 2013. tidak dipublikasikan.
Sumiati., dan Asra. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima, 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya, Cet. 15, 2010.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2012.
Uno, Hamzah B. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, Cet. 10, 20014.

Uno, Hamzah B. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: PT


Bumi Aksara, Cet. 4, 2010.
Utomo, Dwi Priyo. Pengetahuan Konseptual dan Prosedural dalam Pembelarajan
Matematika.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/promath/article/view/581, 17 Februari
2016.
Vianata, Haning. Pengaruh Model Pembelajaran Question Student Have Terhadap
Hasil Belajar IPS Sejarah Siswa. Journal of History Education. 1, 2012.
Ward, Hellen. Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak. Jakarta: PT
Indeks, 2010.
Widodo, Ari. Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4, 2006.
Widodo, Ari. Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Jurnal Didaktis. 4, 2005.
84

Widodo., dkk. Peningkatan Kemampuan Siswa SD untuk Mengajukan Pertanyaan


Produktif. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran. 4, 2006.
Yamin, Martinis. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press, Cet.
3, 2010.
Yuliani., dkk. Analisis Kualitas Pertanyaan Siswa Berdasarkan Gender dan
Taksonomi Bloom.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JBT/article/viewFile/7491/4405, 15
Januari 2016.
Yunarti, Tina. Fungsi dan Pentingnya Pertanyaan dalam Pembelajaran.
Prosiding Disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. 5 Desember. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika
FMIPA UNY, 2009.
Zaini, Hisyam., dkk. Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
IAIN Sunan Kalijaga, 2002.
Zaini, Hisyam., dkk. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2008.
Zulfiani., dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, Cet. 1, 2009.
85

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MAN Tangerang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/I
Tahun Ajaran : 2015/2016
Pertemuan :1
Bab : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses
yang terjadi pada makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah
86

dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
3.5.1 Mengindetifikasi jenis-jenis tulang yang terdapat pada sistem
gerak
3.5.2 Menjelaskan struktur dan fungsi tulang sebagai penyusun
sistem gerak pada manusia
3.5.3 Menjelaskan proses pembentukan tulang (osifikasi)
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia
melalui berbagai bentuk media presentasi.
87

B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi dari sistem rangka.
2. Peserta didik mampu menjelaskan jaringan penyusun sistem rangka.
3. Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi tulang.
4. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis tulang berdasarkan
bahan pembentuk, tekstur, dan bentuknya.
5. Peserta didik mampu menjelaskan proses pembentukan tulang.

C. Materi Pembelajaran
Gerakan tubuh manusia terjadi karena adanya kerja sama antara tulang
dan otot. Tulang tidak mempunyai kemampuan untuk menggerakkan dirinnya.
Oleh karena itu, tulang disebut sebagai alat gerak pasif. Sedangkan otot
mempunyai kemampuan untuk berkontraksi dan berelaksasi sehingga dapat
menggerakkan tulang, oleh karena itu otot disebut sebagai alat gerak aktif.
Tulang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan bahan
pembentuknya, sifat bahan penyusunnya dan berdasarkan bentuknya.
Berdasarkan bahan pembentuknya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu tulang
rawan dan tulang keras. Berdasarkan sifat bahan penyusunnya tulang
dibedakan menjadi dua macam, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi tulang pendek, tulang
pipih, dan tulang pipa. Proses pembentukan tulang dari tulang rawan menjadi
tulang disebut osifikasi.

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi, Tanya Jawab, Studi Kasus
Model Pembelajaran : Active Learning
Strategi : Question Student Have
88

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media : Gambar, Video, Power Point
Alat : LCD, Papan Tulis, Laptop
Sumber : Buku Biologi SMA, LKS, Internet

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Guru Siswa Waktu

Pendahuluan
Pembuka Strategi Guru mengucapkan Siswa menjawab 2 menit
Question salam salam
Student Guru mengecek
Have: kehadiran siswa Siswa melakukan
(absensi) absensi
Apersepsi Guru bertanya Siswa menjawab 5 menit
mengenai materi pertanyaan guru
jaringan hewan yang mengenai jaringan
telah dipelajari hewan
sebelumnya.
Guru menyampaikan Siswa menyimak
tujuan pembelajaran tujuan
mengenai sistem pembelajaran yang
gerak manusia. disampaikan guru.
Motivasi Guru memberikan Siswa 3 menit
motivasi kepada memperhatikan
siswa. motivasi yang
disampaikan guru
Kegiatan Inti
Observasi Guru menyampaikan Siswa menyimak 5 menit
89

Step 1 langkah-langkah penjelasan guru


mengenai strategi mengenai strategi
Question Student Question Student
Have dan Have
membagikan lembar
kerja bertanya kepada
setiap siswa.
Guru menampilkan Siswa mengamati
gambar gerakan- gambar gerakan-
gerakan manusia. gerakan manusia.
Menanya Guru memancing Siswa bertanya 5 menit
siswa untuk bertanya kepada guru
mengenai: mengenai:
- Mengapa manusia - Mengapa
dapat bergerak? manusia dapat
bergerak?
Eksperimen/ Guru meminta siswa Siswa membentuk 20
eksplorasi untuk membentuk kelompok dengan menit
kelompok sebanyak anggota sebanyak
4-5 anggota. 4-5 orang siswa.
Guru membagikan Siswa menerima
LKS kepada setiap LKS yang
kelompok. diberikan guru.
Guru meminta siswa Siswa
untuk menganalisis menganalisis
permasalahan dan permasalahan dan
pemecahan masalah pemecahan
yang ada pada kasus masalah yang
dalam LKS mengenai terdapat pada
alat gerak pasif kasus dalam LKS
90

manusia (tulang). mengenai alat


gerak pasif
manusia (tulang).
Asosiasi Guru Siswa berdiskusi 10
menginstruksikan bersama teman menit
kepada siswa kelompok untuk
berdiskusi bersama mencari
teman penjelasan atas
sekelompoknya untuk pemecahan
mencari penjelasan masalah dalam
atas pemecahan lembar kerja
masalah dalam berdasarkan
lembar kerja literatur.
berdasarkan literatur.
Komunikasi Guru meminta siswa Siswa 25
mempresentasikan mempresentasikan menit
hasil diskusi hasil diskusi
kelompok. kelompok.
Guru memotivasi Siswa mengajukan
siswa untuk dapat pertanyaan
mengajukan mengenai
pertanyaan mengenai permasalahan dan
permasalahan dan pemecahan
pemecahan masalah masalah yang
kepada kelompok dikemukakan
yang presentasi. kelompok yang
melakukan
presentasi.
Guru menguatkan Siswa
jawaban siswa serta mendengarkan
91

menjelaskan penjelasan guru.


mengenai tulang
manusia.
Guru Siswa membuat
Step 2 menginstruksikan pertanyaan.
siswa untuk membuat
pertanyaan pada
lembar kerja bertanya
yang telah dibagikan
Guru meminta siswa Siswa memutar
Step 3
untuk memutar kartu kertas pertanyaan
pertanyaannya sesuai sesuai baris tempat
baris tempat duduk duduk.
Setiap siswa dapat Siswa memberikan
Step 4
memberikan ceklis ceklis pada
pada pertanyaan yang pertanyaan yang
ingin diketahui ingin diketahui
jawabannya. jawabannya.

Step 5 Ketika pertanyaan Siswa menghitung


kembali pada ceklis pada kertas
pemiliknya, hitung pertanyaannya.
ceklis yang
didapatkan.

Step 6 Guru menjawab Siswa


pertanyaan yang mendengarkan
mendapatkan ceklis jawaban guru.
terbanyak.
Penutup
Guru meminta siswa Siswa 5 menit
memberikan menyampaikan
92

kesimpulan dari kesimpulan dari


materi yang telah materi yang telah
disampaikan. disampaikan.
Guru meminta siswa Siswa
untuk mengumpulkan mengumpulkan
Step 7 LKS dan kertas LKS dan kertas
pertanyaan. pertanyaan.
Guru meminta siswa Siswa
untuk mempelajari memperhatikan
susunan rangka dan apa yang
otot untuk pertemuan disampaikan guru.
selanjutnya.
Guru menutup Siswa menjawab
pembelajaran dengan salam.
salam

G. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
Teknik Bentuk Penilaian
Penilaian Pengetahuan Tes Tulis
Penilaian Keterampilan Lembar Penilaian Keterampilan
Bertanya

2. Instrument Penilaian (terlampir)


93

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MAN Tangerang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/I
Tahun Ajaran : 2015/2016
Pertemuan :2
Bab : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses
yang terjadi pada makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
94

gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah


dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
3.5.4 Mengidentifikasi susunan tulang pada manusia.
3.5.5 Menjelaskan struktur dan fungsi otot sebagai penyusun sistem
gerak pada manusia.
3.5.6 Mengidentifikasi jenis jaringan dan sifat kerja otot.
3.5.7 Menjelaskan mekanisme gerak otot.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia
melalui berbagai bentuk media presentasi.
95

B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi susunan tulang pada manusia.
2. Peserta didik mampu menjelaskan struktur dan fungsi otot.
3. Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis jaringan dan sifat kerja otot.
4. Peserta didik mampu menjelaskan mekanisme gerak otot.

C. Materi Pembelajaran
Susunan Rangka
Rangka merupakan bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai
penunjang tubuh. Rangka tampak seperti rapuh, tetapi pada kenyataannya
dapat memikul beban tubuh kita. Tubuh kita ditunjang oleh kerangka dalam
(endoskleteon).
Rangka manusia tersusun oleh tulang-tulang yang berjumlah 206 buah.
Tulang-tulang tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu tulang
tengkorak (kepala), tulang badan, dan tulang anggota gerak. Tengkorak adalah
tulang rangka di kepala yang dibedakan menjadi dua, yaitu tengkorak otak
(kranium) dan tengkorak wajah. Tulang badan terdiri atas tulang belakang,
tulang rusuk, tulang dada, gelang bahu, dan gelang panggul. Sedangkan tulang
anggota gerak dikelompokkan menjadi dua, yaitu anggota gerak atas
(tangan/lengan) dan anggota gerak bawah (kaki/tungkai).

Otot
Otot adalah suatu jaringan yang mempunyai kemampuan untuk
berkontraksi. Sekitar 40% tubuh kita tersusun oleh otot. Dalam kehidupan
sehari-hari otot dikenal sebagai daging. Otot melekat pada tulang, sehingga
dengan melekatnya otot, tulang dapat digerakkan oleh otot. Otot mempunyai
kemampuan berkonstraksi, oleh karena itu otot disebut sebagai alat gerak
aktif.
Otot dibedakan menjadi tiga macam, yaitu otot polos, otot lurik, dan
otot jantung. Otot polos sering disebut otot dalam dan otot tidak sadar. Sel-sel
otot polos berinti satu, berbentuk bulat, terletak di tengah dengan miofibril
yang homogen. Otot lurik sering disebut otot serat lintang atau otot rangka.
Otot lurik terdiri dari sel-sel otot lurik. Otot jantung disebut juga otot kardiak.
Otot jantung terdiri dari sel-sel otot jantung.
Berdasarkan sifat kerjanya, otot dibedakan menjadi otot sinergis dan otot
antagonis. Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama dan
saling mendukung. Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang bekerja
secara berlawanan.
96

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi, Tanya Jawab, Demonstrasi
Model Pembelajaran : Active Learning
Strategi : Question Student Have

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media : Gambar/Torso Rangka Manusia, Video, Power Point
Alat : LCD, Papan Tulis, Laptop
Sumber : Buku Biologi SMA, LKS, Internet

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu
Guru Siswa

Pendahuluan
Pembuka Strategi Guru mengucapkan Siswa menjawab 2 menit
Question salam salam
Student Guru mengecek Siswa melakukan
Have: kehadiran siswa absensi
(absensi)
Apersepsi Guru bertanya Siswa menjawab 5 menit
mengenai materi pertanyaan guru
sistem gerak yang mengenai materi
telah dipelajari sistem gerak yang
sebelumnya. telah dipelajari
sebelumnya.
Guru menyampaikan Siswa menyimak
tujuan pembelajaran tujuan
mengenai sistem pembelajaran yang
97

gerak manusia. disampaikan guru.


Motivasi Guru memberikan Siswa 3 menit
motivasi kepada memperhatikan
siswa. motivasi yang
disampaikan guru.
Kegiatan Inti
Observasi Guru menyampaikan Siswa menyimak 5 menit
pembelajaran penjelasan guru
Step 1
menggunakan strategi mengenai strategi
Question Student Question Student
Have dan Have
membagikan lembar
kerja bertanya kepada
setiap siswa.
Guru memperlihatkan Siswa mengamati
gambar rangka atau gambar rangka
memperlihatkan torso atau torso rangka
rangka manusia pada manusia yang
siswa. diperlihatkan
guru.
Menanya Guru merangsang Siswa bertanya 5 menit
siswa untuk bertanya: kepada guru
- Tulang apa saja mengenai:
yang menyusun - Tulang apa
rangka manusia? saja yang
- Apa yang menyusun
membuat rangka rangka
manusia dapat manusia?
bergerak? - Apa yang
membuat
98

rangka
manusia dapat
bergerak?
Eksperimen/ Guru meminta siswa Siswa membentuk 20
eksplorasi untuk membentuk kelompok menit
kelompok sebanyak sebanyak 4-5
4-5 anggota. anggota
Guru melakukan Siswa
demonstrasi memperhatikan
mengenai pengaruh demonstrasi guru
listrik terhadap mengenai
kontraksi otot katak. pengaruh listrik
terhadap kontraksi
otot katak.
Guru membuka sesi Siswa mengajukan
pertanyaan siswa pertanyaan
mengenai mengenai
demonstrasi yang demonstrasi yang
telah dilakukan. dilakukan guru.
Guru Siswa
menginstruksikan mengerjakan soal
kepada siswa untuk dalam LKS yang
mengerjakan soal diberikan guru
dalam LKS yang mengenai
diberikan guru demonstrasi yang
mengenai telah dilakukan.
demonstrasi yang
telah dilakukan.
Asosiasi Guru Siswa 10
menginstruksikan mendiskusikan menit
99

kepada siswa untuk soal mengenai


mendiskusikan soal pengaruh listrik
mengenai pengaruh terhadap kontraksi
listrik terhadap otot dan
kontraksi otot dan mencocokkannya
mencocokkannya dengan literatur.
dengan literatur.
Komunikasi Guru meminta siswa Siswa 25
untuk mempresentasikan menit
mempresentasikan hasil diskusi
hasil diskusi kelompok.
kelompok.
Guru menguatkan Siswa menyimak
kembali hasil dari penjelasan guru.
presentasi siswa.
Guru Siswa membuat
menginstruksikan pertanyaan pada
Step 2 siswa untuk membuat kertas kosong
pertanyaan di lembar yang telah
kerja bertanya yang dibagikan.
telah dibagikan
Guru meminta siswa Siswa memutar

Step 3 untuk memutar kertas kertas pertanyaan


pertanyaannya sesuai pada teman
kelompok. sekelompok
Setiap siswa dapat Siswa
memberikan ceklis memberikan ceklis

Step 4 pada pertanyaan yang pada pertanyaan


ingin diketahui yang
jawabannya. ingin diketahui
100

Ketika pertanyaan jawabannya.


kembali pada Siswa menghitung
pemiliknya, hitung ceklis pada kertas
Step 5
ceklis yang pertanyaannya.
didapatkan.
Guru menjawab Siswa
pertanyaan yang mendengarkan
diajukan berdasarkan jawaban yang
Step 6
ceklis terbanyak. diberikan guru.
Penutup
Guru meminta siswa Siswa 5 menit
untuk menyampaikan menyampaikan
kesimpulan dari kesimpulan dari
materi yang telah materi yang telah
dipelajari. dipelajari.
Guru Siswa
menginstruksikan mengumpulkan
Step 7 siswa untuk LKS dan lembar
mengumpulkan LKS pertanyaan.
dan kertas
pertanyaan.
Guru meminta siswa Siswa menyimak
untuk mempelajari tugas yang
mengenai sendi dan diberikan guru.
kelainan pada sistem
gerak.
Guru menutup Siswa menjawab
pelajaran dengan salam.
salam.
101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : MAN Tangerang


Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : XI/I
Tahun Ajaran : 2015/2016
Pertemuan :3
Bab : Sistem Gerak
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses
yang terjadi pada makhluk hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga
dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran
agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam
mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan,
102

gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah


dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam
melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium
maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan
prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan
percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.5 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada
sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.
3.5.8 Membedakan berbagai macam bentuk persendian pada
manusia.
3.5.9 Mengidentifikasi berbagai penyakit pada sistem gerak manusia.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.5 Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi
jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia
melalui berbagai bentuk media presentasi.
103

4.5.1. Membuat laporan hasil analisis tentang kelainan pada struktur


dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem
gerak manusia.
4.5.2. Menyajikan laporan hasil analisis tentang kelainan pada
struktur dan fungsi jaringan gerak melalui media presentasi.

B. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu membedakan berbagai macam bentuk
persendian.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai penyakit pada sistem
gerak manusia.

C. Materi Pembelajaran
Persendian
Tulang-tulang yang terdapat di dalam tubuh kita saling
berhubungan. Hubungan antartulang ini disebut persendian (artikulasi).
Persendian dapat dibedakan menjadi tiga berdsarkan kemungkinan
geraknya, yaitu sinartrosis (sendi mati), amfiartrosis (sendi kaku), dan
diartrosis (sendi gerak). Diartrosis dibedakan menjadi beberapa macam
persendian berdasarkan tipe gerakannya, yaitu sendi peluru, sendi engsel,
sendi putar, dan sendi pelana.

Gangguan pada Sistem Gerak Manusia


Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi
pada tulang dan otot. Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat
aktivitas atau beban gerak yang berlebihan, pengaruh vitamin, atau
terjadinya infeksi oleh mikroorganisme. Gangguan pada sistem rangka
dapat terjadi karena adanya gangguan secara fisik, gangguan secara
fisiologis, gangguan persendian, dan gangguan kedudukan tulang
belakang.

D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Metode Pembelajaran : Diskusi Informasi, Tanya Jawab, Penugasan
Model Pembelajaran : Active Learning
Strategi : Question Student Have
104

E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran


Media : Gambar, Video, Power Point
Alat : LCD, Papan Tulis, Laptop
Sumber : Buku Biologi SMA, LKS, Internet

F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran
Alokasi
Waktu
Guru Siswa

Pendahuluan
Pembuka Strategi Guru mengucapkan Siswa menjawab 2 menit
Question salam salam
Student Guru mengecek Siswa melakukan
Have: kehadiran siswa absensi
(absensi)
Apersepsi Guru bertanya Siswa menjawab 5 menit
mengenai materi pertanyaan guru
sistem gerak yang mengenai materi
telah dipelajari sistem gerak yang
sebelumnya. telah dipelajari
sebelumnya.
Guru menyampaikan Siswa menyimak
tujuan pembelajaran tujuan
mengenai sistem pembelajaran yang
gerak manusia. disampaikan guru.
Motivasi Guru memberikan Siswa 3 menit
motivasi kepada memperhatikan
siswa. motivasi dari guru.
105

Kegiatan Inti
Observasi Guru menyampaikan Siswa menyimak 5 menit
langkah-langkah penjelasan guru
Step 1
mengenai strategi mengenai strategi
Question Student Question Student
Have dan Have
membagikan lembar
kerja bertanya
kepada setiap siswa
Guru menampilkan Siswa mengamati
video mengenai orang video yang
yang sedang bergerak disajikan guru.
Menanya Guru memotivasi Siswa bertanya 5 menit
siswa untuk bertanya mengenai:
mengenai: - Bagaimana
- Bagaimana seseorang dapat
seseorang dapat bergerak?
bergerak? - Apa yang
- Apa yang menghubungkan
menghubungkan tulang yang satu
tulang yang satu dengan tulang
dengan yang lain? yang lain?
Eksperimen/ Guru meminta siswa Siswa membentuk 15
eksplorasi membentuk kelompok menit
kelompok sebanyak 5 sebanyak 5 orang
orang anggota. anggota.
Guru membagikan Siswa menerima
lembar kerja kepada lembar kerja yang
siswa mengenai diberikan guru.
gangguan pada sistem
106

gerak manusia.
Guru Siswa
menginstruksikan mengidentifikasi
siswa untuk gangguan pada
mengidentifikasi sistem gerak
gangguan pada sistem manusia.
gerak manusia.
Asosiasi Guru meminta siswa Siswa berdiskusi 15
berdiskusi bersama bersama teman menit
teman kelompok kelompok untuk
untuk mencocokkan mencocokkan
hasil identifikasi hasil identifikasi
dengan kajian dengan kajian
literatur yang relevan. literatur yang
relevan.
Komunikasi Guru meminta siswa Siswa 25
untuk mempresentasikan menit
mempresentasikan hasil diskusi
hasil diskusi kelompok.
kelompok.
Guru memotivasi Siswa mengajukan
siswa untuk pertanyaan kepada
memberikan kelompok
pertanyaan kepada presenter.
kelompok presenter.
Guru menguatkan Siswa

jawaban siswa mendengarkan

mengenai gangguan penjelasan guru.

sistem gerak manusia.


Guru Siswa membuat
107

menginstruksikan pertanyaan.
Step 2 siswa untuk membuat
pertanyaan pada
lembar kerja bertanya
yang telah dibagikan
mengenai materi
yang telah
Step 3 disampaikan.
Guru meminta siswa Siswa memutar
untuk memutar kertas pertanyaan
pertanyaannya sesuai
kelompok.
Step 4
Setiap siswa dapat Siswa
memberikan ceklis memberikan ceklis
pada pertanyaan yang pada pertanyaan
ingin diketahui yang ingin
jawabannya. diketahui
Step 5
Ketika pertanyaan jawabannya.
kembali pada Siswa menghitung
pemiliknya, hitung ceklis pada kertas
ceklis yang pertanyaannya.
didapatkan.
Step 6
Guru menjawab Siswa
pertanyaan yang mendengarkan
mendapatkan ceklis jawaban guru.
terbanyak.
Penutup
Guru meminta siswa Siswa 5 menit
untuk menyampaikan menyampaikan
kesimpulan dari kesimpulan dari
108

materi yang telah materi yang telah


dipelajari. dipelajari.
Guru Siswa
Step 7 menginstruksikan mengumpulkan
siswa untuk LKS dan kertas
mengumpulkan LKS pertanyaan.
dan kertas
pertanyaan.
Guru meminta siswa Siswa menyimak
untuk mempelajari tugas yang
kembali materi sistem diberikan guru.
gerak
Guru menutup Siswa menjawab
pelajaran dengan salam.
salam.

G. Penilaian

1. Jenis/ Teknik Penilaian


Teknik Bentuk Penilaian

Penilaian Pengetahuan Tes Tulis

Penilaian Keterampilan Lembar Penilaian Keterampilan


Bertanya

2. Instrument Penilaian (telampir)


109

a. Penilaian Keterampilan Bertanya Siswa

Nomor Siswa
No Aspek

Siswa bertanya kepada guru tanpa


1
diperintah
Siswa bertanya dengan mengangkat
2
tangan terlebih dahulu
Siswa bertanya dengan tepat, singkat,
3
dan jelas
Siswa mengaitkan pertanyaan dengan
4 sesuatu yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari
Siswa berusaha mencari sesuatu yang
5 belum dipahami untuk ditanyakan
kepada guru
Siswa mengajukan pertanyaan yang
6
bersifat analisis

Jumlah
112

..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................

Kesimpulan

..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
118

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Kesimpulan

.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
119

LEMBAR KERJA SISWA 3

KELAINAN/PENYAKIT PADA SISTEM GERAK

Nama Kelompok:
Kompetensi Dasar:
6. ............................................
4.5
7. ............................................
Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada
8. ............................................
struktur dan fungsi jaringan gerak yang
9. ............................................
menyebabkan gangguan sistem gerak manusia
10. ............................................
melalui berbagai bentuk media presentasi.

Tujuan:

Peserta didik dapat menganalisis kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang
menyebabkan gangguan pada sistem gerak manusia.

Prosedur Kerja:

1) Duduklah secara berkelompok dengan teman sekelompokmu.


2) Perhatikan gambar penyakit yang disajikan dalam lembar kerja.
3) Ikutilah petunjuk dalam lembar kerja untuk mengisi data pada kolom di bawah.
4) Diskusikanlah bersama teman kelompokmu untuk mengerjakan LKS ini.
5) Bekerjalah dengan tenang dan tidak mengganggu kelompok lain.
6) Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
7) Persiapkanlah pertanyaan untuk kelompok lain yang mempresentasikan mengenai penyakit
yang berbeda.

Perhatikanlah gambar
penderita HIPERTROFI
berikut ini!
121

.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Pengobatan apakah yang dapat dilakukan?

.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Kesimpulan

.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
122

LEMBAR KERJA SISWA 3

KELAINAN/PENYAKIT PADA SISTEM GERAK

Nama Kelompok:
Kompetensi Dasar:
11. ............................................
4.5
12. ............................................
Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada
13. ............................................
struktur dan fungsi jaringan gerak yang
14. ............................................
menyebabkan gangguan sistem gerak manusia
15. ............................................
melalui berbagai bentuk media presentasi.

Tujuan:

Peserta didik dapat menganalisis kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang
menyebabkan gangguan pada sistem gerak manusia.

Prosedur Kerja:

1) Duduklah secara berkelompok dengan teman sekelompokmu.


2) Perhatikan gambar penyakit yang disajikan dalam lembar kerja.
3) Ikutilah petunjuk dalam lembar kerja untuk mengisi data pada kolom di bawah.
4) Diskusikanlah bersama teman kelompokmu untuk mengerjakan LKS ini.
5) Bekerjalah dengan tenang dan tidak mengganggu kelompok lain.
6) Presentasikan hasil diskusi kelompokmu di depan kelas.
7) Persiapkanlah pertanyaan untuk kelompok lain yang mempresentasikan mengenai penyakit
yang berbeda.

Perhatikanlah gambar
penderita RHEUMATOID
ARTHRITIS berikut ini!
124

Pengobatan apakah yang dapat dilakukan?

.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................

Kesimpulan

.............................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
.........................................................................................................................................................
125

Lampiran 3

Pedoman Observasi Guru dalam Mengajar

Nama Guru :
Kelas/Semester :
Mata Pelajaran/ Materi :
Hari/Tanggal :
Tujuan : Sebagai data evaluasi terhadap guru dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi Question Student Have
Petunjuk:
Berikan tanda ceklist ( ) pada angka 1, 2, 3, dan 4 sesuai pengamatan yang anda lakukan.
Skala Nilai
No Komponen yang Diamati
1 2 3 4
1 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
2 Kemampuan Membuka Pembelajaran
3 Penggunaan Metode Mengajar
4 Penggunaan Media atau Alat Bantu Pengajaran
5 Penguasaan Bahan Pelajaran
6 Menuntun Siswa dalam Diskusi
Penggunaan Strategi Question Student Have
7 Mengarahkan Siswa dalam Membuat Pertanyaan
8 Ketepatan Strategi dengan Waktu yang Tersedia
9 Memberi Jawaban Terhadap Pertanyaan Siswa
10 Menutup Pembelajaran
Total Skor

Keterangan:
1 : Kurang, 2: Cukup, 3 : Baik, 4 : Baik Sekali
Catatan:
......................................................................................

Observer

( )
126

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI PERTANYAAN SISWA

Nama Sekolah :
Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Sub Materi :
Hari/Tanggal :
Pertemuan Ke :

Petunjuk:
1) Tulislah nomor beserta pertanyaan yang diajukan siswa pada kolom yang
telah disediakan
2) Kategorikan pertanyaan tersebut berdasarkan kategori kognitif dan
dimensi pengetahuan
3) Catat nomor soal pada kolom yang sesuai kategori kognitif dan dimensi
pengetahuan

Kategori Kognitif Dimensi


No Pertanyaan
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Pengetahuan

Faktual

Konseptual
127

Prosedural

Metakognitif

Observer

( )
128

Lampiran 5
SOAL POSTTEST

Nama Sekolah : MAN Tangerang


Materi Pelajaran : Sistem Gerak
Kelas/Semester : XI IPA 1/ Ganjil
Tahun Ajaran : 2015/2016
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Kompetensi Inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, telnologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar : 3.5 menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ
pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat
menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin
terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan,
percobaan, dan simulasi.

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
Menjelaskan Menyebutkan 1. Berikut ini yang bukan merupakan C1
struktur dan fungsi dari sistem fungsi rangka manusia ....
fungsi tulang rangka (tulang) a. sebagai alat gerak aktif
sebagai penyusun b. tempat melekatnya otot
sistem gerak pada c. melindungi alat tubuh yang
manusia. penting
d. menegakkan dan memberi
bentuk tubuh
e. bekerja sebagai pengungkit
Kunci Jawaban: a
129

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
Menyebutkan 2. Berikut yang bukan termasuk C1
jaringan penyusun jaringan penyusun sistem rangka
sistem rangka adalah ....
(tulang) a. jaringan ikat
b. jaringan ikat fibrosa
c. tulang
d. tulang rawan
e. otot
Kunci Jawaban: e
Mengevaluasi 3. Manusia memiliki kemampuan C5
pentingnya fungsi untuk bergerak dan melakukan
dari sistem rangka aktivitas, seperti berjalan, berlari,
(tulang) bagi menari, dan lain-lain. Prediksilah
manusia apa yang terjadi jika manusia
tidak memiliki tulang?
a. manusia tidak memiliki bentuk
tubuh, tidak dapat berdiri dan
bergerak, serta organ tubuh
tidak terlindungi
b. manusia tidak memiliki bentuk
tubuh seperti amoeba, dapat
berdiri dengan kokoh, serta
dapat berlari
c. manusia masih dapat
melakukan aktivitas sehari-
hari seperti makan, minum,
berjalan, dan berlari
d. manusia masih dapat
melindungi organ tubuh
bagian dalam dengan kulit
sehingga tidak mudah rusak
130

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
e. manusia dapat menyimpan
mineral kalsium dan fosfor
karena masih memiliki otot
yang menyalurkan mineral
tersebut
Kunci Jawaban: a
Mengidentifikasi Mengkategorikan 4. Perhatikan ciri-ciri dari tulang C2
jenis-jenis tulang fungsi dari bentuk berikut ini!
yang terdapat tulang 1) Memungkinkan fleksibilitas
pada sistem gerak tanpa distorsi
manusia. 2) Matriksnya terdapat serat
elastis yang bercabang-cabang
3) Terdapat pada telinga luar dan
epiglotis
Jenis tulang yang memiliki ciri-
ciri di atas adalah ....
a. tulang kompak
b. tulang spons
c. tulang pendek
d. tulang rawan hialin
e. tulang rawan elastis
Kunci Jawaban: e
Menganalisis zat 5. Salah satu ciri tulang rawan pada C4
penyusun tulang anak-anak yang membedakannya
dengan tulang rawan pada orang
dewasa yaitu ....
a. berasal dari perikondrium
b. mempunyai matriks terotorial
dan interitorial
c. tidak mempunyai lakuna
d. lebih banyak mengandung
131

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
kondroblas
e. kondroblas bersifat tidak aktif
Kunci Jawaban: d
Menjelaskan Menjelaskan 6. Urutan osifikasi yang benar C2
proses proses terjadinya adalah ....
pembentukan osifikasi a. osteoblas pengisian matriks
tulang (osifikasi) osteosit mineralisasi P dan
Ca
b. osteoblas osteosit
mineralisasi P dan Ca
pengisian matriks
c. osteosit osteoblas
mineralisasi P dan Ca
pengisian matriks
d. osteosit osteoblas
pengisian matriks
mineralisasi P dan Ca
e. osteoblas osteosit
pengisian matriks
mineralisasi P dan Ca
Kunci Jawaban: e
Menyebutkan 7. Sebagian tulang dalam tubuh C1
kapan terjadinya mulai mengalami osifikasi pada
osifikasi waktu ....
a. akhir bulan kedua saat embrio
b. hari pertama dilahirkan
c. masa kanak-kanak sebelum
berumur 5 tahun
d. masa remaja
e. ketika telah dewasa
Kunci Jawaban: a
132

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
Mengidentifikasi Menyebutkan 8. Jumlah ruas tulang punggung C1
susunan tulang jumlah ruas adalah ....
pada manusia. tulang belakang a. 4 ruas
b. 5 ruas
c. 6 ruas
d. 7 ruas
e. 12 ruas
Kunci Jawaban: e
Mengidentifikasi- 9. Perhatikan beberapa tulang pada C2
kan kelompok- manusia berikut!
kelompok tulang 1) Tengkorak
2) Ruas-ruas tulang belakang
3) Tulang hasta
4) Tulang pengumpil
5) Tulang ekor
6) Tulang betis
7) Tulang kering
8) Tulang dada
Kelompok tulang yang termasuk
rangka aksial yaitu ....
a. 1, 2, 3, dan 4
b. 1, 2, 4, dan 7
c. 1, 2, 5, dan 8
d. 3, 4, 6, dan 7
e. 4, 6, 7, dan 8
Kunci Jawaban: c
Menentukan jenis 10. Bila seseorang terjatuh, organ di C3
tulang pada dalam tubuh tidak akan terkena
rangka tubuh benturan secara langsung karena
dalam melindungi organ tersebut dilindungi oleh
organ tubuh rangka tubuh. Bagian tulang yang
133

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
melindungi organ paru-paru dan
jantung adalah ....
a. tulang belakang dan tulang
rusuk
b. tulang rusuk dan tulang dada
c. tulang dada dan tulang ekor
d. tulang ekor dan tulang rusuk
e. tulang belakang dan tulang
ekor
Kunci Jawaban: b
Menjelaskan Menyebutkan 11. Tendon yang melekat pada tulang C1
struktur dan salah satu bagian yang tidak dapat bergerak disebut
fungsi otot pada otot rangka ....
sebagai penyusun a. insersi
sistem gerak pada b. fasia
manusia. c. origo
d. fasikuli
e. sendi
Kunci Jawaban: c
Mengidentifikasi 12. Bagian yang membatasi antara C1
penyusun otot sarkomer satu dengan sarkomer
lainnya disebut ....
a. pita A
b. pita I
c. garis Z
d. zona H
e. miofibril
Kunci Jawaban: c
Mengidentifikasi Menjelaskan 13. Perhatikan gambar berikut! C2
jenis jaringan dan fungsi dari otot
sifat kerja otot. berdasarkan jenis
134

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
jaringannya

Fungsi otot seperti pada gambar di


atas bagi tubuh yaitu ....
a. menggerakkan zat sepanjang
saluran pencernaan
b. mengontrol diameter
pembuluh darah
c. membuat gerakan menguncup
dan mengembang pada
jantung
d. menggerakkan rangka tubuh
e. mengatur gerakan pupil mata
Kunci Jawaban: c
Menganalisis sifat 14. Dalam menunjang gerak, otot C4
otot memiliki sifat ekstensibilitas,
kontraktibilitas, dan elastisitas.
Manakah pernyataan di bawah ini
yang benar dari sifat otot?
a. ekstensibilitas, otot mengalami
pemendekan yang lebih
pendek dari ukuran semula
b. kontraktibilitas, otot
mengalami pemanjangan yang
lebih panjang dari ukuran
semula
c. elastisitas, otot mengalami
pemendekan yang lebih
pendek dari ukuran semula
d. kontraksibilitas, otot
135

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
mengalami pemendekan yang
lebih pendek dari ukuran
semula
e. elastisitas, otot mengalami
pemanjangan yang lebih
panjang dari ukuran semula
Kunci Jawaban: d
Menjelaskan Menentukan 15. Kontraksi otot melibatkan hal C2
mekanisme gerak urutan mekanisme berikut ini:
otot. kontraksi otot 1) asetilkolin
2) rangsang
3) aktin dan miosin
4) aktomiosin
5) energi
urutan mekanisme kontraksi otot
yang benar adalah ....

a. 1 2 3 4 5
b. 1 2 4 5 3
c. 2 1 3 4 5
d. 2 1 3 5 4
e. 5 1 2 3 4
Kunci Jawaban: c
Menentukan jenis 16. Perhatikan gambar berikut! C3
otot yang bekerja
saat melakukan
gerakan

Gerakan mengangkat lengan


bawah seperti gambar di atas
136

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
terjadi karena ....
a. otot bisep berelaksasi dan otot
trisep berkontraksi
b. otot bisep berkontraksi dan
otot trisep berelaksasi
c. otot bisep dan otot trisep
berkontraksi
d. otot bisep dan otot trisep
berelaksasi
e. otot bisep dan otot trisep tidak
melakukan aksi
Kunci Jawaban: b
Membedakan Menganalisis tipe 17. Hubungan tulang dan persendian C4
berbagai macam persendian menghasilkan macam-macam
bentuk persendian diartrosis variasi gerak. Pernyataan yang
pada manusia. paling benar berikut ini yaitu ....

a. Hubungan antartulang pada


siku merupakan sendi engsel
yang menghasilkan gerakan
satu arah
b. Hubungan antara tulang atlas
dengan tulang tengkorak
merupakan sendi peluru yang
menghasilkan gerak ke segala
arah
c. Hubungan antar ruas tulang
punggung merupakan sendi
peluru yang menghasilkan
gerakan dua arah
137

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
d. Hubungan antara tulang paha
dengan tulang pinggul
merupakan sendi peluru yang
menghasilkan gerakan ke dua
arah.
e. Hubungan antara tulang
pergelangan dengan tulang
telapak tangan merupakan
sendi pelana yang
menghasilkan gerakan
berporos satu
Kunci Jawaban: a
Mengidentifikasi 18. Pada saat kita melangkahkan kaki, C5
letak sendi dan sendi apa saja yang terlibat?
pergerakan yang Dimana letak sendi tersebut?
memungkinkan a. sendi engsel dan pelana, sendi
untuk dilakukan engsel pada lutut dan sendi
pelana pada pergelangan kaki
b. sendi peluru dan putar, sendi
peluru antara paha dan
panggul dan sendi putar
pergelangan kaki
c. sendi putar dan pelana, sendi
putar pada lutut dan sendi
pelana pada paha dengan
panggul
d. sendi engsel dan peluru, sendi
engsel pada lutut dan sendi
peluru antara paha dan
panggul
e. sendi pelana dan peluru, sendi
138

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
pelana pada ibu jari dan sendi
peluru antara paha dan
panggul
Kunci Jawaban: d
Mengidentifikasi Mengidentifikasi 19. Berikut adalah ciri-ciri dari C2
berbagai penyakit gangguan yang gangguan pada sistem gerak
pada sistem gerak terjadi pada manusia:
manusia. sistem rangka 1) tulang patah atau retak
manusia 2) terjadi pembengkakan
3) kemungkinan terjadi
pendarahan
jenis gangguan yang terjadi
berdasarkan ciri tersebut adalah
....
a. kifosis
b. rakhitis
c. artritis
d. nekrosa
e. fraktura
Kunci Jawaban: e
Menganalisis 20. Terjadinya keadaan tulang mudah C5
penyebab patah dan rapuh, wanita lebih
terjadinya suatu rentan terkena gangguan tulang ini
penyakit pada dikarenakan wanita mengalami
sistem gerak menopause. Prediksilah kelainan
tulang apakah ini? mengapa
terjadi demikian?
a. osteoporosis, kondisi tulang
yang keropos karena
kekurangan vitamin
b. rakhitis, kondisi pertumbuhan
139

Indikator Tingkatan
Indikator Soal Butir Soal
Pembelajaran Kognitif
tulang terganggu karena
kekurangan vitamin
c. arthritis, peradangan pada
persendian karena
penumpukan zat kapur
d. arthtritis, peradangan pada
sendi karena metabolisme
asam urat terganggu
e. osteoporosis, tulang cepat
kehilangan kalsium karena
kekurangan hormon
Kunci Jawaban: e
142

Lampiran 7
DAFTAR NILAI MID SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KELAS: XI MIPA-1
NO SISWA NILAI
1. Aathis Kavana R 77
2. Achmad Fachtoni 78
3. Achmad Ghazali 77
4. Aldyth Amru R 77
5. Ananda Ulfah U 75
6. Azkal Azqia 77
7. Cut Fitria 80
8. Daffa Fauzan 78
9. Desi Laelatul M 79
10. Diana Putri K 78
11. Dicha Tri K 77
12. Dinda Isnaini M 78
13. Ellia Kustanti R 78
14. Fadhilatul Haris 80
15. Fahrunnisa S 78
16. Hasna Maulida F 78
17. Isnain Hidayanti 75
18. Lusiana Wati 77
19. Mia Silvia 77
20. M. Bagus E 78
21. M. Fakhruddin 80
22. Nabila Ramadhani 78
23. Nabillah Azhara 78
143

NO SISWA NILAI
24. Nadia Hasna K 78
25. Nesa Nelania 78
26. Nida Khanifah 80
27. Nur Hafid 80
28. Nurul Hidayatu S 78
29. Ouldya Fasya A 78
30. Qurrotu Ain 78
31. Raden Dandy P 78
32. Regina Aulia Fitri 77
33. Sani Riksa Utami 78
34. Sarlina 77
35. Siti Rosadah 77
36. Syifa Amalia Q 78
37. Thalita Reyhana S 78
38. Vieri Dwiky R 77
39. Vina Hidayanti 77
40. Vicky Winarko 77
41. Yulia Almavira 77
144

Lampiran 8
PERHITUNGAN DATA PENGELOMPOKKAN SISWA

No Nilai (X) f f.X x (X-M) x fx


1 80 5 400 2,22 4,9284 24,642
2 79 1 79 1,22 1,4884 1,4884
3 78 19 1482 0,22 0,0484 0,9196
4 77 14 1078 -0,78 0,6084 8,5176
5 76 0 0 -1,78 3,1684 0
6 75 2 150 -2,78 7,7284 15,4568
f= 41 fX= 3.189 fx= 51,0244

Mean = = 77,78

SD = = = 1,11

Mean + SD = 77,78 + 1,11


= 78,89
Mean SD = 77,78 1,11
= 76,67

Kriteria Pengelompokkan Siswa:

Ranking Atas
M + 1SD
Ranking Tengah
M 1SD
Ranking Bawah

Kelompok Jumlah
Kriteria Pengelompokkan Nilai
Kognitif Siswa
Nilai mean + SD Nilai 78,89 Tinggi 6
Mean SD nilai mean + SD 76,67 Nilai 78,89 Sedang 33
Nilai mean -SD Nilai 76,67 Rendah 2
145

Lampiran 9
DAFTAR KELOMPOK SISWA

Kelompok Tinggi
No Nama Siswa Nilai
1 Cut Fitria 80
2 Desi Laelatul Musarofah 79
3 Fadilatul Haris 80
4 Muhammad Fakhruddin 80
5 Nida Khanifah 80
6 Nurhafid 80

Kelompok Sedang
No Nama Siswa Nilai
1 Aathis Kavana R 77
2 Achmad Fachtoni 78
3 Achmad Ghazali 77
4 Aldyth Amru R 77
5 Azkal Azqia 77
6 Daffa Fauzan 78
7 Diana Putri K 78
8 Dicha Tri K 77
9 Dinda Isnaini M 78
10 Ellia Kustanti R 78
11 Fahrunnisa S 78
12 Hasna Maulida F 78
13 Lusiana Wati 77
14 Mia Silvia 77
15 M. Bagus E 78
16 Nabila Ramadhani 78
17 Nabillah Azhara 78
18 Nadia Hasna K 78
19 Nesa Nelania 78
20 Nurul Hidayatu S 78
21 Ouldya Fasya A 78
22 Qurrotu Ain 78
23 Raden Dandy P 78
24 Regina Aulia Fitri 77
25 Sani Riksa Utami 78
146

Kelompok Sedang
No Nama Siswa Nilai
26 Sarlina 77
27 Siti Rosadah 77
28 Syifa Amalia Q 78
29 Thalita Reyhana S 78
30 Vieri Dwiky R 77
31 Vina Hidayanti 77
32 Vicky Winarko 77
33 Yulia Almaviira 77

Kelompok Rendah
No Nama Siswa Nilai
1 Ananda Ulfah U 75
2 Isnain Hidayanti 75
161

Lampiran 11
HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA
Pertanyaan Siswa Keseluruhan (Lisan dan Tertulis)

Pertanyaan Siswa Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 7 20 27 16,46%
(Mengingat) Konseptual - 2 2 1,22%
17,68%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual 1 4 5 3,05%
(Memahami) Konseptual 18 52 70 42,68%
45,73%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 12 12 24 14,63%
17,68%
kan) Prosedural 2 3 5 3,05%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - 1 1 0,61%
(Menganalisis) Konseptual 13 11 24 14,63%
15,24%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 5 1 6 3,66%
3,66%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - - - -
Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 58 106 164 100%
162

Pertanyaan Keseluruhan (Lisan dan Tertulis) Pertemuan Pertama


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
1 C1 (Mengingat) Faktual 2 7 9 18%
Konseptual - - - -
18%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 (Memahami) Faktual - - - -
Konseptual 3 11 14 28%
28%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 8 9 18%
22%
kan) Prosedural 1 1 2 4%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - 1 1 2%
(Menganalisis) Konseptual 5 6 11 22%
24%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 3 1 4 8%
8%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - - - -
Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 15 35 50 100%
163

Pertanyaan Keseluruhan (Lisan dan Tertulis) Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 2 5 7 15,56%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 2,22%
17,78%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 6 24 30 66,67%
66,67%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 2 1 3 6,67%
11,11%
kan) Prosedural 1 1 2 4,44%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 2 - 2 4,44%
4,44%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - - - -
Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 13 32 45 100%
164

Pertanyaan Keseluruhan (Lisan dan Tertulis) Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis Persentase
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 3 8 11 15,94%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 1,45%
17,39%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual 1 4 5 7,25%
(Memahami) Konseptual 9 17 26 37,68%
44,93%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 9 3 12 17,39%
18,84%
kan) Prosedural - 1 1 1,45%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 6 5 11 15,94%
15,94%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 - 2 2,90%
2,90%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - - - -
Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 30 39 69 100%
165

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Lisan

Pertanyaan Lisan Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 7 12,07%
(Mengingat) Konseptual - -
12,07%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 1 1,72%
(Memahami) Konseptual 18 31,03%
32,76%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 12 20,69%
24,14%
kan) Prosedural 2 3,45%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 13 22,41%
22,41%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 5 8,62%
8,62%
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 58 100%
166

Pertanyaan Lisan Pertemuan Pertama


Dimensi % Jumlah
No Level Kognitif
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 2 13,33%
(Mengingat) Konseptual - -
13,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 3 20%
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 6,67%
13,34%
kan) Prosedural 1 6,67%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 5 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 3 20%
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 15 100%
167

Pertanyaan Lisan Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 2 15,38%
(Mengingat) Konseptual - -
15,38%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 6 46,15%
46,15%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 2 15,38%
23,08%
kan) Prosedural 1 7,69%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 2 15,38%
15,38%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 13 100%
168

Pertanyaan Lisan Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 3 10%
(Mengingat) Konseptual - -
10%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 1 3,33%
(Memahami) Konseptual 9 30%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 9 30%
30%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 6 20%
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 6,67%
6,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 30 100%
169

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Tertulis

Pertanyaan Tertulis Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 20 18,87%
(Mengingat) Konseptual 2 1,89%
20,75%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 4 3,77%
(Memahami) Konseptual 52 49,06%
52,83%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 12 11,32%
14,15%
kan) Prosedural 3 2,83%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual 1 0,94%
(Menganalisis) Konseptual 11 10,38%
11,32%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 0,94%
0,94%
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 106 100%
170

Pertanyaan Tertulis Pertemuan Pertama


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 7 20%
(Mengingat) Konseptual - -
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 11 31,43%
31,43%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 8 22,86%
25,71%
kan) Prosedural 1 2,86%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual 1 2,86%
(Menganalisis) Konseptual 6 17,14%
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 2,86%
2,86%
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 35 100%
171

Pertanyaan Tertulis Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 5 15,63%
(Mengingat) Konseptual 1 3,13%
18,75%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 24 75%
75%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 3,13%
6,25%
kan) Prosedural 1 3,13%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 32 100%
172

Pertanyaan Tertulis Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif %
Pengetahuan Persentase
1 C1 Faktual 8 20,51%
(Mengingat) Konseptual 1 2,56%
23,08%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 4 10,26%
(Memahami) Konseptual 17 43,59%
53,85%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 7,69%
10,26%
kan) Prosedural 1 2,56%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 5 12,82%
12,82%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
6 C6 (Mencipta) Faktual - -
Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 39 100%
173

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Keseluruhan

Pertanyaan Kelompok Siswa Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 2 2 4 14,29%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 3,57%
17,86%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 5 8 13 46,43%
46,43%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 1 4 14,29%
14,29%
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 1 1 2 7,14%
7,14%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 4 - 4 14,29%
14,29%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - -
Jumlah 15 13 28 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 5 17 22 17,32%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 0,79%
18,11%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual 1 4 5 3,94%
(Memahami) Konseptual 12 40 52 40,94%
Prosedural - - - - 44,88%
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 9 11 20 15,75% 19,69%
kan) Prosedural 2 3 5 3,94%
174

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - 1 1 0,79%
(Menganalisis) Konseptual 11 9 20 15,75%
16,54%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - 1 1 0,79%
0,79%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 40 87 127 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - 1 1 11,11%
(Mengingat) Konseptual - - - -
11,11%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 1 4 5 55,56%
55,56%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - - - -
-
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 1 1 2 22,22%
22,22%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 - 1 11,11%
11,11%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 3 6 9 100%
Jumlah Total 58 106 164
175

Pertanyaan Kelompok Siswa Pertemuan Pertama


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual - - - -
(Mengingat) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual - 2 2 28.57%
28.57%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - 1 1 14,29%
14,29%
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 1 1 2 28,57%
28,57%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 - 2 28,57%
28,57%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 3 4 7 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 2 7 9 21,43%
(Mengingat) Konseptual - - - -
21,43%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 3 9 12 28,57%
28,57%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 7 8 19,05%
23,81%
kan) Prosedural 1 1 2 4,76%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - 1 1 2,38%
(Menganalisis) Konseptual 4 5 9 21,43%
23,81%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
176

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - 1 1 2,38%
2,38%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 11 31 42 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - - - -
(Mengingat) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - - - -
-
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 - 1 100%
100%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 1 - 1 100%
Jumlah Total 15 35 50
177

Pertanyaan Kelompok Siswa Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 1 - 1 12,50%
(Mengingat) Konseptual - - - -
12,50%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 4 3 7 87,50%
87,50%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - - - -
-
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 5 3 8 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 1 5 6 17,65%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 2,94%
20,59%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 2 18 20 58,82%
58,82%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 2 1 3 8,82 %
14,71%
kan) Prosedural 1 1 2 5,88%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 2 - 2 5,88%
5,88%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
178

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 8 26 34 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - - - -
(Mengingat) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual - 3 3 100%
100%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - - - -
-
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah - 3 3 100%
Jumlah Total 13 32 45
179

Pertanyaan Kelompok Siswa Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis Jumlah %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 1 2 3 23,08%
(Mengingat) Konseptual - 1 1 7,69%
30,77%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 1 3 4 30,77%
30,77%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 - 3 23,08%
23,08%
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 - 2 15,38%
15,38%
Prosedural - - -
Metakognitif - - -
Jumlah 7 6 13 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 2 5 7 13,73%
(Mengingat) Konseptual - - - -
13,73%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual 1 4 5 9,80%
(Memahami) Konseptual 7 13 20 39,22%
49,02%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual 6 3 9 17,65%
19,61%
kan) Prosedural - 1 1 1,96%
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 5 4 9 17,65%
17,65%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
180

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan Tulis Jumlah %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 21 30 51 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - 1 1 20%
(Mengingat) Konseptual - - - -
20%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
2 C2 Faktual - - - -
(Memahami) Konseptual 1 1 2 40%
40%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
3 C3 Faktual - - - -
(Mengaplikasi- Konseptual - - - -
-
kan) Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
4 C4 Faktual - - - -
(Menganalisis) Konseptual 1 1 2 40%
40%
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
5 C5 Faktual - - - -
(Mengevaluasi) Konseptual - - - -
-
Prosedural - - - -
Metakognitif - - - -
Jumlah 2 3 5 100%
Jumlah Total 30 39 69
181

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Secara Lisan

Pertanyaan Lisan Kelompok Siswa Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 2 13,33%
(Mengingat) Konseptual - -
13,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 5 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 20,00%
20,00%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 6,67%
6,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 4 26,67%
26,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 15 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 5 12,50%
(Mengingat) Konseptual - -
12,50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 1 2,50%
(Memahami) Konseptual 12 30%
32,50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 9 22,50%
27,50%
kan) Prosedural 2 5%
Metakognitif - -
182

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 11 27,50%
27,50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 40 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 1 33.33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 33,33%
Prosedural - - 33,33%
Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 58
183

Pertanyaan Lisan Kelompok Siswa Pertemuan Pertama


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 66,67%
66,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 2 18,18%
(Mengingat) Konseptual - -
18,18%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 3 27,27%
27,27%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 9,09%
18,18%
kan) Prosedural 1 9,09%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 4 36,36%
36,36%
Prosedural - -
Metakognitif - -
184

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 11 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 100%
100%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 1 100%
Jumlah Total 15
185

Pertanyaan Lisan Kelompok Siswa Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 1 20%
(Mengingat) Konseptual - -
20%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 4 80%
80%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 5 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 1 12,50%
(Mengingat) Konseptual - -
12,50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 2 25%
25%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 2 25%
37,50%
kan) Prosedural 1 12,50%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 2 25%
25%
Prosedural - -
Metakognitif - -
186

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 8 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah - -
Jumlah Total 13
187

Pertanyaan Lisan Kelompok Siswa Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 1 14,29%
(Mengingat) Konseptual - -
14,29%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 1 14,29%
14,29%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 42,86%
42,86%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 2 28,57%
28,57%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 7 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 2 9,52%
(Mengingat) Konseptual - -
9,52%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 1 4,76%
(Memahami) Konseptual 7 33,33%
38,10%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 6 28,57%
28,57%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 5 23,81%
23,81%
Prosedural - -
Metakognitif - -
188

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Lisan %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 21
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 1 50%
50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 50%
50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 2 100%
Jumlah Total 30
189

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Secara Tertulis

Pertanyaan Tertulis Kelompok Siswa Keseluruhan


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 2 15,38%
(Mengingat) Konseptual 1 7,69%
23,08%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 8 61,54%
61,54%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 7,69%
7,69%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 7,69%
7,69%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 13 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 17 19,54%
(Mengingat) Konseptual 1 1,15%
20,69%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 4 4,60%
(Memahami) Konseptual 40 47,13%
50.57%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 11 12,64%
16,09%
kan) Prosedural 3 3,45%
Metakognitif - -
190

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
4 C4 Faktual 1 1,15%
(Menganalisis) Konseptual 9 10,34%
11,49%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 1,15%
1,15%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 87 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual 1 16,67%
(Mengingat) Konseptual - -
16,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual -
(Memahami) Konseptual 4 66,67%
66,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 16,67%
16,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 6 100%
Jumlah Total 106
191

Pertanyaan Tertulis Kelompok Siswa Pertemuan Pertama


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 2 50%
50%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 25%
25%
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 25%
25%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 4 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 7 22,58%
(Mengingat) Konseptual - -
22,58%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 9 29,03%
29,03%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 7 22,58%
25,81%
kan) Prosedural 1 3,23%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual 1 3,23%
(Menganalisis) Konseptual 5 16,13%
19,35%
Prosedural - -
Metakognitif - -
192

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual 1 3,23%
3,23%
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 31 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah - -
Jumlah Total 35
193

Pertanyaan Tertulis Kelompok Siswa Pertemuan Kedua


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 3 100%
100%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 5 19,23%
(Mengingat) Konseptual 1 3,85%
23,08%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 18 69,23%
69,23%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 1 3,85%
7,69%
kan) Prosedural 1 3,85%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
194

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 26 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual - -
(Mengingat) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 3 100%
100%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 32
195

Pertanyaan Tertulis Kelompok Siswa Pertemuan Ketiga


Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
Kelompok Tinggi
1 C1 Faktual 2 33,33%
(Mengingat) Konseptual 1 16,67%
50,00%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 3 50,00%
50,00%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 6 100%
Kelompok Sedang
1 C1 Faktual 5 16,67%
(Mengingat) Konseptual - -
16,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual 4 13,33%
(Memahami) Konseptual 13 43,33%
56,67%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual 3 10,00%
13,33%
kan) Prosedural 1 3,33%
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 4 13,33%
13,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
196

Dimensi Jumlah
No Level Kognitif Tulis %
Pengetahuan Persentase
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 30 100%
Kelompok Rendah
1 C1 Faktual 1 33,33%
(Mengingat) Konseptual - -
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
2 C2 Faktual - -
(Memahami) Konseptual 1 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
3 C3 Faktual - -
(Mengaplikasi- Konseptual - -
-
kan) Prosedural - -
Metakognitif - -
4 C4 Faktual - -
(Menganalisis) Konseptual 1 33,33%
33,33%
Prosedural - -
Metakognitif - -
5 C5 Faktual - -
(Mengevaluasi) Konseptual - -
-
Prosedural - -
Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 39
197

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Keseluruhan (Lisan dan Tertulis)

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan (Lisan dan Tertulis) Keseluruhan


Dimensi
No Lisan Tulis Jumlah Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 8 25 33 20,12%
2 Konseptual 48 78 126 76,83%
3 Prosedural 2 3 5 3,05%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 58 106 164 100%

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Pertama


Dimensi
No Lisan Tulis Jumlah Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 2 8 10 20%
2 Konseptual 12 26 38 76%
3 Prosedural 1 1 2 4%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 15 35 50 100%

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Kedua


Dimensi
No Lisan Tulis Jumlah Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 2 5 7 15,56%
2 Konseptual 10 26 36 80%
3 Prosedural 1 1 2 4,44%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 13 32 45 100%

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Ketiga


Dimensi
No Lisan Tulis Jumlah Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 4 12 16 23,19%
2 Konseptual 26 26 52 75,36%
3 Prosedural - 1 1 1,45%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 30 39 69 100%
198

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Keseluruhan


Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 8 13,79%
2 Konseptual 48 82,76%
3 Prosedural 2 3,45%
4 Metakognitif - -
Jumlah 58 100%

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Pertama


Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 2 13.33%
2 Konseptual 12 80%
3 Prosedural 1 6,67%
4 Metakognitif - -
Jumlah 15 100%

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Kedua


Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 2 15,38%
2 Konseptual 10 76,92%
3 Prosedural 1 7,69%
4 Metakognitif - -
Jumlah 13 100%

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Ketiga


Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 4 13,33%
2 Konseptual 26 86,67%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 30 100%
199

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Keseluruhan


Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 25 23,58%
2 Konseptual 78 72,58%
3 Prosedural 3 2,83%
4 Metakognitif - -
Jumlah 106 100%

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Pertama


Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 8 22,86%
2 Konseptual 26 74,29%
3 Prosedural 1 2,86%
4 Metakognitif - -
Jumlah 35 100%

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Kedua


Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 5 15,63%
2 Konseptual 26 81,25%
3 Prosedural 1 3,13%
4 Metakognitif - -
Jumlah 32 100%

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Pertemuan Ketiga


Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
1 Faktual 12 30,77%
2 Konseptual 26 66,67%
3 Prosedural 1 2,56%
4 Metakognitif - -
Jumlah 39 100%
200

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Tinggi, Sedang, dan
Rendah Keseluruhan

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Keseluruhan


(Lisan dan Tertulis)
Dimensi
No Lisan Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 2 2 4 14,29%
2 Konseptual 13 11 24 85,71%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 15 13 28 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 6 22 28 22.05%
2 Konseptual 32 62 94 74,02%
3 Prosedural 2 3 5 3,94%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 40 87 127 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - 1 1 11,11%
2 Konseptual 3 5 8 88,89%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 3 6 9
Jumlah Total 58 106 164 100%
201

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Pertama
Dimensi
No Lisan Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual - - - -
2 Konseptual 3 4 7 100%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 3 4 7 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 2 8 10 23,81%
2 Konseptual 8 22 30 71,43%
3 Prosedural 1 1 2 4,76%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 11 31 42 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - - - -
2 Konseptual 1 - 1 100%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 1 - 1 100%
Jumlah Total 15 35 50
202

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Kedua
Dimensi
No Lisan Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 1 - 1 12,50%
2 Konseptual 4 3 7 87,50%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 5 3 8 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 1 5 6 17,65%
2 Konseptual 6 20 26 76,47%
3 Prosedural 1 1 2 5,88%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 8 26 34 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - - - -
2 Konseptual - 3 3 100%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah - 3 3 100%
Jumlah Total 13 32 45
203

Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Ketiga
Dimensi
No Lisan Tulis Jumlah Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 1 2 3 23,08%
2 Konseptual 6 4 10 76,92%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 7 6 13 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 3 9 12 23,53%
2 Konseptual 18 20 38 74,51%
3 Prosedural - 1 1 1,96%
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 21 30 51 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - 1 1 20%
2 Konseptual 2 2 4 80%
3 Prosedural - - - -
4 Metakognitif - - - -
Jumlah 2 3 5 100%
Jumlah Total 30 39 69 100%
204

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Tinggi, Sedang,
dan Rendah

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa


Keseluruhan
Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 2 13,33%
2 Konseptual 13 86,67%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 15 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 6 15%
2 Konseptual 32 80%
3 Prosedural 2 5%
4 Metakognitif - -
Jumlah 40 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual 3 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 58
205

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Pertama
Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual - -
2 Konseptual 3 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 2 18,18%
2 Konseptual 8 72,73%
3 Prosedural 1 9,09%
4 Metakognitif - -
Jumlah 11
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual 1 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 1 100%
Jumlah Total 15
206

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Kedua
Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 1 20%
2 Konseptual 4 80%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 5 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 1 12,50%
2 Konseptual 6 75%
3 Prosedural 1 12,50%
4 Metakognitif - -
Jumlah 8 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual - -
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah - -
Jumlah Total 13 -
207

Pertanyaan Lisan Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa Pertemuan


Ketiga
Dimensi
No Lisan Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 1 14,29%
2 Konseptual 6 85,71%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 7 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 3 14,29%
2 Konseptual 18 85,71%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 21
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual 2 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 2 100%
Jumlah Total 30
208

HASIL OLAH DATA PERTANYAAN SISWA


Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan
Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa


Keseluruhan
Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 2 15,38%
2 Konseptual 11 84,62%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 13 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 22 25,29%
2 Konseptual 62 71,26%
3 Prosedural 3 3,45%
4 Metakognitif - -
Jumlah 87 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual 1 16,67%
2 Konseptual 5 83,33%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 6 100%
Jumlah Total 106 100%
209

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa


Pertemuan Pertama
Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual - -
2 Konseptual 4 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 4 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 8 25,81%
2 Konseptual 22 70,97%
3 Prosedural 1 3,23%
4 Metakognitif - -
Jumlah 31 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual - -
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah - -
Jumlah Total 35
210

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa


Pertemuan Kedua
Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual - -
2 Konseptual 3 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 5 19,23%
2 Konseptual 20 76,92%
3 Prosedural 1 3,85%
4 Metakognitif - -
Jumlah 26 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual - -
2 Konseptual 3 100%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 32
211

Pertanyaan Tertulis Terkait Dimensi Pengetahuan Kelompok Siswa


Pertemuan Ketiga
Dimensi
No Tulis Persentase
Pengetahuan
Kelompok Tinggi
1 Faktual 2 33,33%
2 Konseptual 4 66,67%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 6 100%
Kelompok Sedang
1 Faktual 9 30,00%
2 Konseptual 20 66,67%
3 Prosedural 1 3,33%
4 Metakognitif - -
Jumlah 30 100%
Kelompok Rendah
1 Faktual 1 33,33%
2 Konseptual 2 66,67%%
3 Prosedural - -
4 Metakognitif - -
Jumlah 3 100%
Jumlah Total 39
212

Lampiran 12
PERTANYAAN LISAN

PERTEMUAN 1

PERTANYAAN LISAN

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Bagaimana jika sendi bergeser sampai C4- Menganalisis Konseptual
2a
tidak seperti bentuk semula?
2. Waktu penyembuhannya berapa lama? 2b C1- Mengingat Faktual
3. Benarkah kalau merokok memperlambat C5- Mengevaluasi Konseptual
7
pertumbuhan?
4. Panjang pendeknya tulang apakah karena C2- Memahami Konseptual
10
gen?
5. Pergeseran sendi tersebut apakah bisa C3- Konseptual
10
diamputasi? Mengaplikasikan
6. Apakah terapi panas berpengaruh terhadap C4- Menganalisis Konseptual
11
penyembuhan patah tulang?
7. Misalnya terjadi kecelakaan, masyarakat C3- Prosedural
yang pertama dikasih batu es. Hal tersebut 11 Mengaplikasikan
berpengaruh atau tidak?
8. Kenapa patah tulang lebih baik diurut C5- Mengevaluasi Konseptual*
17
daripada ke medis?
9. Selain diurut bagaimana cara C4- Menganalisis Konseptual
19
penyembuhan patah tulang?
10. Apakah perbedaan usia dapat C2- Memahami Konseptual
mempengaruhi proses penyembuhan patah 19
tulang?
11. Kenapa paha ayam ada yang pendek dan C4- Menganalisis Konseptual
22
panjang?
12. Kalau kejadian patah tulang diapakan? 27 C4- Menganalisis Konseptual
13. Kenapa patah tulang harus ke dokter C5- Mengevaluasi Konseptual
27
bukan ke dukun?
14. Kalau cowok batas tingginya berapa? 29 C1- Mengingat Faktual
15. Kenapa susu dapat membuat tinggi? 36 C2- Memahami Konseptual
213

PERTEMUAN 2

PERTANYAAN LISAN

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Saya pernah praktikum memberikan C3- Konseptual
larutan NaCl pada jantung katak, apa 2 Mengaplikasikan
fungsinya dari pemberian NaCl tersebut?
2. Kodok ada ototnya tidak? 3 C1- Mengingat Faktual
3. Apakah jika langsung diberikan garam, C3- Prosedural
6
otot katak dapat bergerak juga? Mengaplikasikan
4. Apakah larutan ringer dapat digantikan C2- Memahami Konseptual
10
dengan larutan lain?
5. Kenapa otot dialiri arus listrik? 11 C2- Memahami Konseptual
6. Apa bedanya dengan otot diberikan C4- Menganalisis Konseptual
11
rangsang dan gerakan refleks?
7. Apakah orang yang sedang koma diberikan C4- Menganalisis Konseptual
aliran listrik dapat hidup kembali karena 13
dialiri listriknya dapat merangsang otot?
8. Mengapa menggunakan kodok, kenapa C2- Memahami Konseptual
14
tidak menggunakan kadal/cicak saja?
9. Apa gunanya larutan ringer dalam C2- Memahami Konseptual
21
pembedahan katak?
10. Mengapa percobaan otot, menggunakan C2- Memahami Konseptual
21
katak tidak hewan yang lainnya?
11. Apa bedanya kerja otot sinergis dan C2- Memahami Konseptual
21a
antagonis?
12. Kalau sinergis otot apa dengan otot apa C1- Mengingat Faktual
21b
yang kerjanya bersamaan?
13. Kalau otot katak langsung diberikan garam C3- Konseptual
23
apakah akan terasa sakit? Mengaplikasikan
214

PERTEMUAN 3

PERTANYAAN LISAN

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Kalau seseorang sedang istirahat, Ca2+ C4- Menganalisis Konseptual
saat kontraksi otot menurun atau 2
bertambah?
2. Lelahnya otot dari bagian apa? Apakah C2- Memahami Konseptual
2
dari rangsang?
3. Apakah asupan yang kita makan juga C3- Konseptual
berpengaruh terhadap rangsangan dalam 7 Mengaplikasikan
kontraksi otot?
4. Kalau tulang sering dibunyikan, cairan C5- Mengevaluasi Konseptual
sinovialnya akan berkurang, apakah ketika
9
tuanya nanti sendi pada tulang akan
membuat tulang tidak kekar?
5. Kram otot disebabkan oleh kerja otot yang C4- Menganalisis Konseptual
terus-menerus, bagaimana dengan orang 11
yang bangun tidur lalu merasakan kram?
6. Kenapa jika saya membunyikan tulang C3- Konseptual
11
justru terasa sakit? Mengaplikasikan
7. Bagaimana kalau cairan di sendi hilang? C4- Menganalisis Konseptual
12
Dapat menyebabkan apa?
8. Apakah diurut merupakan cara untuk C5- Mengevaluasi Konseptual
mengurangi penimbunan asam laktat di 14
otot?
9. Apakah bagus kalau pegal-pegal kita C3- Konseptual
membunyikan tulang? 14 Mengaplikasikan
10. Kenapa otot dapat menjadi kram? 15 C4- Menganalisis Konseptual
11. Kalau menekukkan lengan, kenapa tulang C3- Konseptual
15
kita suka berbunyi? Mengaplikasikan
12. Penimbunan asam laktat di otot, apakah C4- Menganalisis Konseptual
salah satu hal yang dapat membuat mati 17
rasa?
13. Apakah osteoporosis dapat terjadi pada C2- Memahami Konseptual
17
remaja?
14. Kalau kepala diputar sampai berbunyi C3- Konseptual
19
apakah baik? Mengaplikasikan
15. Jika massa otot seseorang bertambah, C4- Menganalisis Konseptual
apakah dapat merusak fungsi organ lain 20
disekitarnya?
16. Kalau jalan miring-miring apakah karena C3- Konseptual
21
kelainan tulang? Mengaplikasikan
17. Cairan sinovial itu berasal dari mana? 22a C1- Mengingat Faktual
18. Kalau hilang bisa ada lagi atau tidak? 22b C2- Memahami Konseptual
19. Apakah osteoporosis dapat disembuhkan? 23 C2- Memahami Faktual
215

PERTANYAAN LISAN

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
20. Bagaimana cara mencegah osteoporosis? 27 C2- Memahami Konseptual
21. Apakah ciri-ciri rematik? 27 C1- Mengingat Faktual
22. Apakah remaja bisa terkena rematik? 29 C2- Memahami Konseptual
23. Apakah cairan sinovial dapat diperbarui C2- Memahami Konseptual
34a
dengan asupan makanan?
24. Makanan apa? 34b C1- Mengingat Faktual
25. Kalau pegal-pegal biasanya minum obat C3- Konseptual
neuromasil. Kata neuro nya itu apakah 36 Mengaplikasikan
berhubungan dengan saraf?
26. Kalau duduk tidak lurus apakah dapat C3- Konseptual
36
menyebabkan skoliosis? Mengaplikasikan
27. Bagaimana otot dapat membesar? 36 C2- Memahami Konseptual
28. Benar atau tidakkah mandi malam dapat C2- Memahami Konseptual
37
menyebabkan rematik?
29. Kalau kebanyakan push up apakah dapat C3- Konseptual
37
menyebabkan hipertrofi? Mengaplikasikan
30. Apakah kesemutan dan kram itu sama? 41 C2- Memahami Konseptual
216

PERTANYAAN TERTULIS

PERTEMUAN 1

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Bagaimana pengobatan alternatif patah C2- Memahami Konseptual
tulang selain menjalani operasi, tanpa 1
harus mengeluarkan biaya banyak?
2. Di hidung kan ada tulang rawan. Mengapa C3- Konseptual
ada yang pesek dan ada yang mancung? 2 Mengaplikasikan
3. Bagaimana cara melakukan urut pada C3- Prosedural
tulang yang patah? 3 Mengaplikasikan
4. Bagaimana cara mengatasi tulang yang C4- Menganalisis Konseptual
sudah mengalami pengapuran pada sendi 4
dan apa penyebab terjadinya pengapuran?
5. Berapa kebutuhan kalsium? 6 C1- Mengingat Faktual

6. Apa perbedaan kadar kalsium pada orang C2- Memahami Konseptual


dewasa dan anak-anak? 7
7. Bagaimana cara mengobati patah tulang C2- Memahami Konseptual
8
terbuka?
8. Jenis tulang apakah yang paling susah C4- Menganalisis Konseptual
disembuhkan dan berapa lamakah proses 9
penyembuhannya?
9. Kenapa bisa terjadi patah tulang? C2- Memahami Konseptual
10
10. Apakah proses urut lebih lama C4- Menganalisis Konseptual
penyembuhannya daripada diobati dengan 10
medis?
11. Apabila patah tulangnya di bagian jari-jari C3- Konseptual
kaki atau jari-jari tangan, tindakan pertama 11 Mengaplikasikan
yang harus dilakukan?
12. Bagaimana cara pengobatan patah tulang C2- Memahami Konseptual
tanpa harus ke dukun atau ke dokter? 12

13. Kenapa kalsium sangat berpengaruh pada C2- Memahami Konseptual


tulang? 13
14. Tulang manakah yang proses C4- Menganalisis Konseptual
penyembuhannya lebih cepat? 16

15. Jenis tulang apa yang sangat rentan C4- Menganalisis Faktual
terhadap kasus patah tulang? 18

16. Apa maksudnya melindungi alat tubuh C2- Memahami Konseptual


yang vital? 19a
217

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
17. Kenapa alat tubuh vital tersebut harus C3- Konseptual
dilindungi? 19b Mengaplikasikan
18. Tulang apakah yang paling kuat, yang C4- Menganalisis Konseptual
tidak mudah patah? 19

19. Apa saja zat yang terkandung di dalam C1- Mengingat Faktual
merk susu sekarang? 20

20. Mengapa ada seseorang yang patah tulang C4- Menganalisis Konseptual
yang membutuhkan proses penyembuhan 22
yang lama? Apa penyebabnya?
21. Pada kasus 1, sebutkan bagian mana saja C1- Mengingat Faktual
yang patah? 23a

22. Cara apakah yang bisa lebih cepat C5- Mengevaluasi Konseptual
sembuh? 23b

23. Pertolongan utama apa yang harus C2- Memahami Konseptual


dilakukan pada patah tulang? 23

24. Hal apa saja yang dapat kita lakukan agar C3- Konseptual
proses penyembuhan pada patah tulang? 24 Mengaplikasikan
25. Biasanya kalau kecelakaan motor, bagian C1- Mengingat Faktual
apa saja yang patah? 25

26. Mengapa pada orang dewasa (usia tua) C2- Memahami Konseptual
terkadang mengalami pengkeroposan pada 26
tulang?
27. Bagaimana cara meninggikan badan C3- Konseptual
minimal 2cm/hari? 27 Mengaplikasikan
28. Makanan apa yang mengandung kalsium C1- Mengingat Faktual
tinggi untuk tulang? 28

29. Pertolongan pertama apa untuk orang yang C3- Konseptual


diduga mengalami patah tulang pada saat 32 Mengaplikasikan
setelah kecelakaan terjadi?
30. Apakah saat proses penyembuhan patah C2- Memahami Konseptual
tulang tersebut bisa kembali sempurna 33
seperti awalnya?
31. Obat apa yang digunakan untuk mengobati C1- Mengingat Faktual
patah tulang? 34

32. Tulang rawan apa fungsinya selain C2- Memahami Konseptual


pendukung rangka tubuh pada lokasi 35
tertentu?
33. Berapa lama waktu untuk penyembuhan C1- Mengingat Faktual
patah tulang? 37
218

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
34. Misalkan memakai gips berapa lama C3- Konseptual
penyembuhan patah tulang? 38 Mengaplikasikan
35. Apakah olahraga dapat menambahkan C3- Konseptual
tinggi badan? 39 Mengaplikasikan
219

PERTEMUAN 2

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Kenapa hewan percobaannya harus kodok? 1 C2- Memahami Konseptual

2. Mengapa harus menggunakan larutan 5a C2- Memahami Konseptual


ringer untuk menyegarkan otot?
3. Apakah bisa menggunakan larutan lain? 5b C2- Memahami Konseptual

4. Apa tujuan mengaliri arus listrik pada otot? 7 C2- Memahami Konseptual

5. Kenapa larutan ringer bisa membuat otot 8 C2- Memahami Konseptual


jadi lebih segar?
6. Kenapa otot dapat berkontraksi? 10 C2- Memahami Konseptual

7. Apakah hanya katak saja yang bisa 10 C2- Memahami Konseptual


dirangsang?
8. Apakah hanya kodok saja yang otot 13 C2- Memahami Konseptual
bisepnya bisa bergerak apabila disetrum?
9. Mengapa ketika saraf pada kaki kodok 16 C3- Konseptual
tersebut disetrum dapat bergerak/bergetar? Mengaplikasikan
10. Mengapa harus memakai larutan ringer? 17 C2- Memahami Konseptual

11. Otot apa saja yang cepat terangsang oleh 18 C2- Memahami Konseptual
rangsangan?
12. Apa yang terjadi jika percobaan itu 21 C2- Memahami Konseptual
dilakukan oleh hewan lain?
13. Kenapa praktik tersebut dilakukan pada 22a C2- Memahami Konseptual
kaki katak?
14. Apa bisa dilakukan di bagian lain? 22b C2- Memahami Konseptual

15. Dan bagaimana reaksinya? 22c C2- Memahami Konseptual

16. Bagaimana proses pembedahan kodok 22 C3- Prosedural


untuk mengetahui gerak otot? Mengaplikasikan
17. Mengapa bagian tubuh yang digunakan 24 C2- Memahami Konseptual
untuk praktikum kontraksi otot hanya di
bagian kaki saja?
18. Mengapa otot berkontraksi bila dialiri 26 C2- Memahami Konseptual
listrik?
220

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
19. Mengapa larutan ringer dapat membuat 29 C2- Memahami Konseptual
otot jadi lebih segar?
20. Tahan berapa lamakah larutan ringer untuk 31 C1- Mengingat Faktual
menyegarkan otot?
21. Jika kodok yang sudah dibedah 2 hari yang 31 C2- Memahami Konseptual
lalu, apakah ototnya masih bisa digunakan
untuk praktikum?
22. Kenapa hewan percobaannya harus kodok? 34 C2- Memahami Konseptual

23. Kenapa kaki kodoknya disetrum? 35 C2- Memahami Konseptual

24. Bagaimana proses kontraksi otot? 36 C2- Memahami Konseptual

25. Larutan apa yang dapat menjaga otot agar 37 C1- Mengingat Konseptual
tetap baik dan segar selain dengan larutan
ringer?
26. Mengapa otot yang dikontraksi bisa 38 C2- Memahami Konseptual
bergerak?
27. Otot apa yang bisa berkontraksi? 38 C1- Mengingat Faktual

28. Sebutkan macam-macam otot! 38 C1- Mengingat Faktual

29. Mengapa senyawa kimia berpengaruh 38 C2- Memahami Konseptual


dalam sumber energi pada otot?
30. Dengan apa otot bisa berkontraksi? 38 C2- Memahami Konseptual

31. Apakah alat kelamin pria memiliki otot? 40a C1- Mengingat Faktual

32. Apabila ada apa nama ototnya? 40b C1- Mengingat Faktual
221

PERTEMUAN 3

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
1. Mengapa penderita kelainan pada sendi C2- Memahami Konseptual
2
lebih berbahaya dibandingkan pada otot?
2. Apakah osteoporosis bisa terjadi di usia C2- Memahami Konseptual
5
muda?
3. Apa pengaruh jantung yang suka terasa C4- Menganalisis Konseptual
sakit seperti ditekan/ ditusuk karena otot 5
yang tegang?
4. Apa fungsi dari minyak sinovial? 6 C2- Memahami Faktual
5. Apa manfaat manggis untuk kelainan C2- Memahami Konseptual
7
tulang?
6. Jika sudah terlanjur rematik, cara C3- Konseptual
8
mengobati secara tradisional? Mengaplikasikan
7. Kenapa sinartrosis tidak dapat bergerak? 9 C2- Memahami Konseptual
8. Jika terjadi osteoporosis dini apa yang C2- Memahami Konseptual
10
harus dilakukan?
9. Ketika otot terputus apakah fungsinya akan C3- Konseptual
11
kembali normal seperti semula? Mengaplikasikan
10. Jika menyebabkan kram, apa pertolongan C3- Prosedural
12
pertama yang harus dilakukan? Mengaplikasikan
11. Apakah penyakit lumpuh itu akibat dari C2- Memahami Faktual
13
persendian sinartrosis?
12. Apa sebenarnya zat ATP itu? 14a C1- Mengingat Konseptual
13. Dari manakah dia dihasilkan? 14b C1- Mengingat Faktual
14. Cara mengobati rematik dini? 15 C2- Memahami Faktual
15. Apa penyebab orang yang jalannya seperti C2- Memahami Konseptual
16
dijinjit?
16. Rematik itu penyakit sendi atau otot? 17 C1- Mengingat Faktual
17. Apakah penyakit rematik itu dapat terjadi C2-Memahami Konseptual
18
pada usia remaja?
18. Apakah penyakit rematik itu dapat terjadi C2- Memahami Konseptual
18
melalui genetik/keturunan?
19. Kenapa orang yang sering melakukan C2-Memahami Konseptual
19
olahraga ototnya bisa terbentuk?
20. Zat penyusun cairan sinovial apa saja? 20 C1- Mengingat Faktual
21. Bagian manakah yang dimaksud ligamen C1-Mengingat Faktual
21
dan tendon?
22. Apa yang menyebabkan nyeri sendi? 22a C2- Memahami Konseptual
23. Bagaimana cara menghilangkan nyeri C2- Memahami Konseptual
22b
tersebut?
24. Apakah ada makanan yang menyebabkan C1- Mengingat Faktual
23
rematik? Jika ada, apakah itu?
25. Apa yang menyebabkan osteoporosis di C2- Memahami Konseptual
24
usia muda?
222

PERTANYAAN TERTULIS

Dimensi
No Pertanyaan Absen Level Kognitif
Pengetahuan
26. Saat berusia berapa orang bisa terkena C1- Mengingat Faktual
25
penyakit rematik?
27. Apa yang menyebabkan hipertrofi pada C2- Memahami Konseptual
26
otot rangka?
28. Apa penyakit atrofi dapat terjadi pada C2- Memahami Konseptual
28
anak-anak?
29. Bagaimana reaksi otot saat kita berjalan? 29 C4- Menganalisis Konseptual
30. Apakah kram bisa disembuhkan dengan C3- Konseptual
30
balsem atau sejenisnya? Mengaplikasikan
31. Apakah otot yang sudah besar pada C2- Memahami Konseptual
32
binaragawan bisa kecil lagi?
32. Bagaimana cara mencegah supaya otot C2- Memahami Konseptual
33
tidak membesar?
33. Sendi yang sulit digerakkan itu sendi apa? 34 C1- Mengingat Faktual
34. Osteoporosis dapat menyebabkan kematian C2- Memahami Konseptual
34
atau tidak?
35. Apakah rematik bisa disembuhkan? 35 C2- Memahami Faktual
36. Apa yang dimaksud dengan aktin? 38 C1- Mengingat Faktual
37. Kenapa orang suka kram dibetis? 39 C4-Menganalisis Konseptual
38. Mengapa kaki suka sering sakit seperti C4-Menganalisis Konseptual
40
salah pergerakan?
39. Jika ada saraf yang putus, berdampak C4- Menganalisis Konseptual
buruk pada penghantar impuls/kinerja otot 41
atau tidak?

Keterangan:
Siswa Kelompok Tinggi
Siswa Kelompok Sedang
Siswa Kelompok Rendah

Catatan:
*pertanyaan berdasar pendapat siswa

Jumlah Pertanyaan
Jenis Pertanyaan Jumlah
Pertanyaan Lisan:
Pertemuan 1 + Pertemuan 2 + Pertemuan 3 15 + 13 + 30 = 58
Pertanyaan Tertulis:
Pertemuan 1 + Pertemuan 2 +Pertemuan 3 35 + 32 + 39 = 106
Total 164
223

Lampiran 13
NILAI POSTTEST

NO SISWA NILAI NO SISWA NILAI


1. S1 75 21. S21 75
2. S2 85 22. S22 75
3. S3 75 23. S23 70
4. S4 70 24. S24 60
5. S5 75 25. S25 75
6. S6 95 26. S26 80
7. S7 60 27. S27 70
8. S8 85 28. S28 65
9. S9 70 29. S29 85
10. S10 75 30. S30 65
11. S11 80 31. S31 90
12. S12 70 32. S32 90
13. S13 70 33. S33 60
14. S14 75 34. S34 65
15. S15 60 35. S35 65
16. S16 85 36. S36 55
17. S17 80 37. S37 60
18. S18 70 38. S38 85
19. S19 70 39. S39 70
20. S20 75 40. S40 60
41. S41 70
Jumlah 2990
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 55
Modus 70
Rata-Rata 72,926
224
Lampiran 14
DISTRIBUSI INDIKATOR BUTIR SOAL POST TEST

JUMLAH
RINCIAN KUNCI JAWABAN SOAL JUMLAH PESERTA
AEAEDEAECBCCCDCBADEE 20 41

NOMOR BUTIR SOAL


Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
NO SISWA RINCIAN JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 BENAR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 S1 EEAEAEBEABCCCECBADEE 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15
2 S2 ACAEDEAEDBECCDCBADEE 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
3 S3 AEAEDDAECBCDCECBAEEC 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 15
4 S4 AAAEDECECBCECDDBAEEC 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 14
5 S5 AEAEABBECBDECDCBADEE 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15
6 S6 AEAEDE-ECBCCCDCBADEE 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
7 S7 ECADDDAECBEECDDBAEEE 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12
8 S8 AEAEDBAEEBDCCDCBADEE 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
9 S9 DEAEDEBEDBDCCECBADBE 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 14
10 S10 EDAEDEAECBCCB-CCADEE 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 15
11 S11 AEAEDEAEBBAACECBADEE 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16
12 S12 AEAEDEAEBBAACECBADEE 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 14
13 S13 EEAEDEAECBDCCECBABBA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 14
14 S14 EDAEDDAEBBACCDCBADEE 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
15 S15 ABAEAECECBACDBCAAAEE 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 12
16 S16 EBAEDEAECBACCDCBADEE 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
17 S17 AEAEDEAECBCEBDCBAAEC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 16

224
18 S18 EEAEAEAEABCCCECBACEA 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 14
19 S19 EEAEDAAECBCACECBCAEE 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 14
20 S20 AEAEDECEDBCCEDCBAAEA 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 15
21 S21 ABAABDAEDBCCCDCBADEE 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
22 S22 EBAEDEAECBCCDDCBDDCE 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15
23 S23 CEAEDECECBCECECBADBA 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 14
24 S24 CEAEDBCECBACDDCBABCA 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12
25 S25 DEAEDEAEAACCCECBBDEE 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 15
26 S26 AEAEDECEABCDCECBADEE 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 16
27 S27 EEAEDEBECBEECEDBADEE 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 14
28 S28 EBAEDDAECBECADBBAEEE 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 13
29 S29 EEAEDEAECBCCBDCBABEE 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 17
30 S30 EEAEADBECBCECDCBAEBE 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 13
31 S31 AEAEDEAECBCCCECBAAEE 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 18
32 S32 AEAEDEBECBCECDCBADEE 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18
33 S33 BEABDBAECBCECDABEAEA 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 12
34 S34 DEAEADBECBDCCECBCDEE 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 13
35 S35 CEAEDEAEDBCDDECBABEA 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 13
36 S36 EEADDEBECACEBECBAAEC 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 11
37 S37 BEAEBADECBECCECCEDEE 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 12
38 S38 AEAEDBAECBDECDCBADEE 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17
39 S39 EEAEADAECBCCCECBCBEE 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 14
40 S40 ABAEDEAEBBAECECBCCEB 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 12
41 S41 EBAEDDAEBBCCADCBAEEE 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 14
17 29 41 37 32 24 26 40 27 39 24 24 30 20 36 37 32 20 35 28
JUMLAH
87 69 50 106 48 50 73 52 63
PERSENTASE 70,732% 84,146% 60,976% 86,179% 58,537% 60,976% 89,024% 63,415% 76,829%

225
DISTRIBUSI INDIKATOR SOAL BERDASARKAN KELOMPOK SISWA

NOMOR BUTIR SOAL


Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
KELOMPOK TINGGI
Jumlah Benar 2 3 6 4 5 3 3 6 2 6 2 3 6 3 4 6 6 5 5 6
61,111% 75% 50% 77,77% 41,667% 75% 83,333% 91,667% 91,667%
% Per Pertemuan 62,04% 69,45% 91,67%
KELOMPOK SEDANG
Jumlah Benar 13 24 33 31 26 20 22 32 23 31 21 21 23 15 30 29 24 14 28 21
70,707% 86,364% 63,636% 86,869% 63,636% 57,576% 89,394% 57,576% 74,242%
% Per Pertemuan 73,57% 74,37% 65,91%
KELOMPOK RENDAH
Jumlah Benar 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 0 1 2 2 2 2 1 2 1
100% 75% 50% 100% 25% 75% 100% 75% 75%
% Per Pertemuan 75% 75% 75%

Keterangan:

Kelompok Siswa Tinggi


Kelompok Siswa Sedang
Kelompok Siswa Rendah

226
227

Lampiran 15
HASIL PERSENTASE INDIKATOR PEMBELAJARAN
SOAL POST TEST

Pertemuan Pertama
No Jumlah Persentase
Indikator Pembelajaran Indikator Soal
Soal Benar Indikator
Pertemuan 1
3.5.1 Mengindetifikasi Menyebutkan fungsi
dari sistem rangka
jenis-jenis tulang 1 17
(tulang)
yang terdapat pada
Menyebutkan jaringan
sistem gerak
penyusun sistem
2 29 70,73%
rangka (tulang)

Mengevaluasi
pentingnya fungsi dari
3 41
sistem rangka (tulang)
bagi manusia
3.5.2 Menjelaskan Mengkategorikan
fungsi dari bentuk
struktur dan fungsi 4 37
tulang
tulang sebagai
84,15%
penyusun sistem Menganalisis zat
gerak pada manusia penyusun tulang 5 32

3.5.3 Menjelaskan proses Menjelaskan proses


6 24 60,98%
terjadinya osifikasi
pembentukan tulang
(osifikasi) Menyebutkan kapan
7 26
terjadinya osifikasi
Rata-Rata Persentase 71,95%
228

Pertemuan Kedua
No Jumlah Persentase
Indikator Pembelajaran Indikator Soal
Soal Benar Indikator
Pertemuan 2
3.5.4 Mengindetifikasi Menyebutkan jumlah
ruas tulang belakang 8 40
susunan tulang pada
manusia Mengidentifikasikan
kelompok-kelompok
9 27
tulang
86,18%
Menentukan jenis
tulang pada rangka
tubuh dalam
10 39
melindungi organ
tubuh

3.5.5 Menjelaskan Menyebutkan salah


satu bagian pada otot
struktur dan fungsi 11 24
rangka
otot sebagai 58,54%
penyusun sistem Mengidentifikasi
gerak pada manusia. penyusun otot 12 24

3.5.6 Mengidentifikasi Menjelaskan fungsi


dari otot berdasarkan 13 30
jenis jaringan dan 60,98%
jenis jaringannya
sifat kerja otot. Menganalisis sifat otot
14 20
3.5.7 Menjelaskan Menentukan urutan
mekanisme kontraksi 15 36
mekanisme gerak
otot
otot. 89,02%
Menentukan jenis otot
yang bekerja saat 16 37
melakukan gerakan

Rata-Rata Persentase 73,68%


229

Pertemuan Ketiga
No Jumlah Persentase
Indikator Pembelajaran Indikator Soal
Soal Benar Indikator
Pertemuan 3
3.5.8 Membedakan Menganalisis tipe
17 32
persendian diartrosis
berbagai macam Mengidentifikasi letak
bentuk persendian sendi dan pergerakan 63,41%
yang memungkinkan 18 20
pada manusia. untuk dilakukan

Mengidentifikasi
3.5.9 Mengidentifikasi gangguan yang terjadi
19 35
berbagai penyakit pada sistem rangka
manusia
pada sistem gerak Menganalisis 76,83%
manusia. penyebab terjadinya
20 28
suatu penyakit pada
sistem gerak
Rata-Rata Persentase 70,12%
236

Lampiran 17
DOKUMENTASI PENELITIAN
237

Вам также может понравиться