Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB III

PATOFISIOLOGI DAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM

3.1 Patofisiologi

Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin menurun sehingga tubuh
akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan pengangkutan oksigen dari darah
berkurang. Apabila turunnya kadar hemoglobin terjadi secara lambat laun akan terjadi
kompensasi dari sistem kardio pulmonal sehingga kadar hemoglobin yang tidak terlalu rendah
biasanya tidak menimbulkan keluhan. Apabila penurunan kadar hemoglobin terjadi secara cepat
seperti yang terjadi akibat suatu perdarahan masif, atau hanya berupa hipotensi bahkan bisa tanpa
gejala tergantung berat ringannya perdarahan yang terjadi.

Penurunan kadar hemoglobin terjadi secara cepat akibat destruksi eritrosit ( hemolisis)
tentu disamping kardiopulmonal akan disertai dengan tanda tanda hemolisis seperti ikterus,
hemoglobinemia, hemoglobinuira dan lain lain.

Pada anemia kronis maka konsentrasi pigmen pengangkut oksigen dalam darah
menentukan dalam hal korelasinya dimana jumlah oksigen yang dilepaskan ke jaringan
tergantung dari konsentrasi hemoglobin. Dalam keadaan hemoglobin yang rendah, untuk
memenuhi jaringan akan oksigen maka akan terjadi peningkatan denyut jantung. Peningkatan
dan pelepasan O2 oleh hemoglobin sangat tergantung dari konsentrasi 2-3 disfogliserida ( 2-3
DPG). Aktifitas oksigen pada hemoglobin berkurang apabila kadar 2-3 DPG meninggi. Pada
penderita anemia kronis kadar 2-3 DPG meninggi.

3.2 Pemeriksaan Laboratorium

Walaupun indeks sel darah merah akan menunjuk jenis anemia, informasi lebih
lanjutyang bermanfaat dapat diperoleh dari sampel darah mula mula.

Hitung Leukosit dan Thrombosit


Pengukuran ini membantu membedakan anemia murni dari pansitopenia ( pengurangan
sel darah merah , granulosit dan trombosit ) yang menyarankan cacat sumsum tulang yang lebih
umum, misalnya yang disebabkan hipoplasia sumsum tulang. Pada anemia yang disebabkan
hemolisis atau perdarahan maka neutrofil dan trombosit sering meningkat. Pda infeksi dan
leukemia maka leukosit juga sering meninggi dan dapat ditemukan leukosit yang abnormal. Bila
angka yang didapatkan rendah maka anemia mungkin disebabkan anemia aplastik atau
hipersplenisme. Hitung retikulosit ( Normal 0,5 2,0 % ,hitung absolut 25 27 x 10 9/L ) Ini
akan meninggi pada anemia dan semakin tinggi bila semakin berat anemianya. Jika hitung
retikulosit tidak meninggi pada seorang pasien anemia ini memberi dugaan terganggunya fungsi
sumsum tulang atau kurangnya eritropoetin.

Filem darah

Filem darah harus diperiksa dalam semua kasus anemia. Morfologi sel darah merah abnormal (
Gambar 1) dan benda ( Inclusion ) sel darah merah ( gambar 2 ) dapat menyarankan diagnosis
khusus.

Bila sebab kedua mikrositosis dan makrositosis ada, misalnya defisiensi gabungan besi dan folat
atau B12, Indeks dapat normal tetapi film darah memperlihatkan penampilan dimorfil (
populasi ganda dari sel besar berhaemoglobin baik dan sel kecil hipokromik ). Selama
pemeriksaan filem darah dilakukan hitung jenis leukosit, jumlah trombosit dan morfologi dinilai.
Gambar 1. Sebagian dari variasi ukuran yang lebih sering dan bentuk yang dapat ditemukan dalam anemia anemia
berbeda.

Вам также может понравиться