Вы находитесь на странице: 1из 158

KEBIJAKAN SPMI

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU


AKPER PEMKAB PONOROGO
2011
KATA PENGANTAR

Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tentang pelayanan keperawatan yang bermutu


serta tuntutan pemangku kepentingan akan pentingnya mutu, pengendalian mutu, dan jaminan
mutu, maka Akper Pemerintah Kabupaten Lahat mengimplementasikan Sistem Penjaminan
Mutu Akademik Internal yang bertujuan untuk menjamin input, proses dan output secara
terus menerus. Sebagai acuan umum dalam mengimplementasikan Sistem Penjaminan Mutu
Akademik Internal tersebut di Akper Pemerintah Kabupaten Lahat, maka disusun suatu
Panduan Sistem Penjaminan Mutu. Panduan ini memberikan arahan umum yang harus diikuti
oleh seluruh jajaran di Akper Pemerintah Kabupaten Lahat dalam melaksanakan penjaminan
mutu. Sebagai arahan umum, panduan ini tidak berisikan uraian yang terinci dan tidak pula
harus diikuti dan dilaksanakan secara kaku.
Pendidikan tinggi sangat dinamis karena mengikuti perkembangan eksternal, termasuk
perkembangan teknologi. Oleh karena itu, panduan ini perlu dikajii ulang secara berkala dan
dikembangakan secara terus menerus, sehingga bermanfaat bagi akademi keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat maupun organisasi pendukungnya.
Terlaksananya Sistem Penjaminan Mutu Internal di Akper Pemerintah Kabupaten Lahat
memerlukan komitmen dan sinergi berbagai pemangku kepentingan Akper Pemerintah
Kabupaten Lahat. Marilah kita optimis semua itu dapat terlaksana dan Sistem Penjaminan Mutu
Internal dapat dilakukan dengan baik di Akper Pemerintah Kabupaten Lahat dan dengan sistem
ini Akper Pemerintah Kabupaten Lahat dapat mewujudkan visinya menjadi Institusi Pendidikan
Tinggi Keperawatan Terdepan Dalam Menghasilkan Tenaga Keperawatan yang Kompeten dan
Berkualitas.

I
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................ I

Kata Pengantar ............................................................................................................... II

Daftar Isi .... .................................................................................................................... III

Kebijakan SPMI AKPER PEMKAB LAHAT ..................................................................... 1

BAB I Pendahuluan ........................................................................................................ 2

1. Visi, Misi dan Tujuan Akper Pemkab Lahat......................................................... 3


2. Tujuan Kebijakan Mutu ....................................................................................... 3
3. Luas Lingkup Kebijakan SPMI ............................................................................ 3
4. Pihak-pihak Yang Terkena Kebijakan ................................................................. 4
5. Daftar Istilah dan Definisi .................................................................................... 4

BAB II Rincian Kebijakan SPMI ....................................................................................... 5

1. Kebijakan Mutu Akper Pemkab Lahat ................................................................. 6


2. Kebijakan Akademik ........................................................................................... 6
3. Tujuan Penaminan Mutu Internal ........................................................................ 7
4. Strategi Penjaminan Mutu .................................................................................. 7
5. Prinsip Penjaminan Mutu .................................................................................... 7
6. Managemen Kendali Mutu PDCA (Plan, Do, Check, Action) .............................. 8
7. Sistem Penjaminan Mutu .................................................................................... 9
8. Organisasi Penjaminan Mutu Akper pemkab Lahat ............................................ 9

BAB III. Daftar Butir Standar Operasional Prosedur Mutu ............................................... 12

1. Standar Isi/Kurikulum : SOP/LPMI/I .................................................................... 12


2. Standar Proses Pembelajaran: SOP/LPMI/II ...................................................... 12
3. Standar Kompetensi Lulusan : SOP/LPMI/III ...................................................... 12
4. Standar Dosen atau Tenaga kependidikan: SOP/LPMI/IV .................................. 12
5. Standar Sarana Prasarana: SOP/LPMI/V ........................................................... 12
6. Standar Pengelola: SOP/LPMI/VI ....................................................................... 13
7. Standar Keuangan: SOP/LPMI/VII ...................................................................... 13
8. Standar Penilaian Pendidikan: SOP/LPMI/VIII .................................................... 13
9. Standar Penelitian: SOP/LPMI/IX ....................................................................... 13
10. Standar Pengabdian Masyarakat: SOP/LPMI/X .................................................. 13
11. Standar Kerjasama: SOP/LPMI/XI ...................................................................... 13

BAB. IV PENUTUP ........................................................................................................ 14

Lampiran

II
Kode/No : KBJ/UPMI/2015
AKPER PEMKAB PONOROGO
Tanggal :
Revisi :
KEBIJAKAN SPMI

KEBIJAKAN SPMI

AKPER PEMKAB PONOROGO

PROSES PENANGGUNGJAWAB TANGGAL


Nama Jabatan
1.
Yosyi Eka Syarianti,
Perumusan Ketua LPMI Agustus 2009
S.Kep., Ners
2.
Eka Haryanti, S.Pd.,
Pemeriksaan Direktur Januari 2015
M.Kes
3 Eka Haryanti, S.Pd.,
Persetujuan Direktur Januari 2015
M.Kes
4 Eka Haryanti, S.Pd.,
Penetapan Direktur Januari 2015
M.Kes
5 Yosyi Eka Syarianti,
Pengendalian Ketua UPMI
S.Kep., Ners

1
BAB I

PENDAHULUAN

Agar perguruan tinggi di Indonesia berperan serta meningkatkan daya saing bangsa
dalam era yang semakin kompetitif, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen DIKTI)
mencanangkan strategi jangka panjang perguruan tinggi. Strategi tersebut dikenal sebagai
Higher Education Long Term Strategy 2003-2010 (HELTS). Untuk merealisasikan strategi
tersebut DIKTI meluncurkan tiga kebijakan yaitu:
1) pemerataan dan perluasan akses;
2) peningkatan mutu, relevansi dan daya saing;
3) penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.
Makna pokok dari ketiga kebijakan tersebut adalah proses pelaksanaan kegiatan
akademik yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas, efektivitas, efisiensi dan produktivitas
secara terus menerus dalam melaksanakan kegiatan akademik sebagai roh dari paradigma
baru manajemen perguruan tinggi.
Hal tersebut menuntut komitmen yang tinggi dari para penyelenggara perguruan
tinggi untuk berubah ke arah yang lebih kondusif untuk mewujudkan daya saing yang tinggi.
Pemahaman tersebut menegaskan perlunya Akper Pemerintah Kabupaten Lahat
melaksanakan penjaminan mutu secara sistematis dan berkelanjutan. Pimpinan Akper
Pemerintah Kabupaten Lahat telah mempunyai komitmen yang tinggi untuk melaksanakan
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) yang digagas oleh DIKTI.
Menurut Crosby (1979) dan Salis (1993), mutu pendidikan tinggi berarti pencapaian
tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh institusi pendidikan
tinggi di dalam rencana strategisnya, atau kesesuaian dengan standar yang telah
ditetapkan. Penjaminan Mutu (Quality Assurance) adalah keseluruhan aktivitas dalam
berbagai bagian dari sistem untuk memastikan bahwa mutu layanan yang diberikan atau
produk atau layanan yang dihasilkan selalu konsisten sesuai dengan yang
direncanakan/dijanjikan. Dalam penjaminan mutu terkandung proses penetapan dan
pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan secara konsisten dan berkelanjutan,
sehingga seluruh pihak yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Sistem Penjaminan Mutu Akper Pemerintah Kabupaten Lahat adalah penjaminan
mutu yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait. Bagian-bagian tersebut adalah:
organisasi, dokumentasi dan siklus implementasi.

2
1. Visi, Misi dan Tujuan Akper Pemkab Lahat
a. Visi
Dihasilkan tenaga kesehatan yang handal dan bermutu menuju Indonesia
sehat

b. Misi
i. Menyelenggarakan pendidikan yang kompetitif guna meningkatkan
kualitas pendidikan keperawatan
ii. Menyelenggarakan penelitian dalam bidang keperawatan dan guna
menunjang pengembangan ilmu keperawatan gawat darurat dan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
iii. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat mengacu pada program
pemerintah di bidang kesehatan serta sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.

c. Tujuan

i. Menghasilkan lulusan perawat jenjang Diploma III yang handal terutama


dibidang keperawatan gawat darurat dan kesehatan keselamatan kerja
(K3)
ii. Menghasilkan penelitian dan karya ilmiah yang dapat
berkontribusi bagi dunia keperawatan
iii. Mewujudkan kemitraan institusi dengan masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal
dalam bidang keperawatan

2. Tujuan Kebijakan Mutu


a. Sarana untuk mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku
kepentingan tentang SPMI yang berlaku di dalam lingkungan Akper
Pemkab Lahat
b. Sebagai landasan dan arahan dalam menetapkan semua standard dan
manual prosedur dalam SPMI serta dalam melaksanakan dan
meningkatkan mutu SPMI
c. Bukti otentik bahwa Perguruan Tinggi Diploma III Keperawatan telah
memiliki dan melaksanakan SPMI sebagaimana diwajibkan menurut
peraturan perundang-undangan.

3
3. Luas Lingkup Kebijakan SPMI.

Kebijakan SPMI mencakup semua aspek penyelenggaraan pendidikan tinggi


pada Perguruan Tinggi, dengan focus utama pada aspek pembelajaran dan
aspek lain yang mendukung aspek pembelajaran. Focus pada aspek
pembelajaran ini dimaksudkan sebagai langkah awal atau perintis, sebab secara
bertahap focus mencakup juga aspek lain yang bukan kegiatan akademik, yaitu
aspek kesejahteraan sumber daya manusia, kerjasama dengan pihak lain,
penelitian dan pengapdian masyarakat.

4. Pihak-pihak yang terkena kebijakan


Pihak-pihak yang terkena kebijakan mutu ini terdiri dari unsur Pimpinan Akper
Pemkab Lahat, yaitu Direktur Akper Pemkab Lahat, Pembantu Direktur I Bidang
Akademik, Pembantu Direktur II Bidang Administrasi dan Keuangan, dan Pembantu
Direktur III Bidang Kemahasiswaan, Unit Penjamin Mutu Internal (UPMI) dan seluruh
Gugus Kendali Mutu (GKM) yaitu seluruh unit kerja akademik dan non-akademik
dengan melibatkan seluruh civitas akademika.

5. Daftar istilah dan Definisi


a. Kebijakan: pernyataan tertulis yang menjelaskan pemikiran, sikap,
pandangan dari institusi tentang sesuatu hal
b. Kebijakan SPMI: pemikiran, sikap, pandangan Akper Pemkab Lahat
mengenai SPMI yang berlaku di Akper Pemkab Lahat
c. Manual SPMI: dokumen tertulis berisi petunjuk praktis tentang bagaimana
menjalankan atau melaksanakan SPMI
d. Standar SPMI:dokumen tertulis berisi criteria, patokan, ukuran, spesifikasi
mengenai sesuatu yang harus dicapai atau dipenuhi
e. Manual prosedur atau SOP: pedoman/metode untuk menjalankan semua
yang tertulis dalam kebijakan, standar mutu dan manual mutu agar tujuan
akhir SPMI tercapai.
f. Evaluasi diri: kegiatan setiap unit dalam Akper Pemkab Lahat secara periodik
untuk memeriksa, menganalisa dan menilai kinerjanya sendiri selama kurun
waktu tertentu untuk mengetahui kelemahan dan kekurangannya.
g. Audit SPMI: kegiatan rutin setiap akhir tahun akademik yang dilakukan oleh
auditor internal Akper Pemkab Lahat untuk memeriksa SPMI dan
mengevaluasi apakah standar SPMI telah dicapai atau terpenuhi oleh setiap
unit dalam lingkungan perguruan tinggi.

4
h. UPMI adalah Unit Penjamin Mutu Internal yang berada dan bertanggung
jawab kepada direktur Akper pemkab Lahat yang bertugas mengkoordinir ,
memfasilitasi dan menggerakkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
penjamin mutu Akper Pemkab Lahat secara internal.
i. Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah unit kerja UPMI di lingkungan Akper
pemkab Lahat yang imbaded dengan tugas struktural masing-masing oleh
karenanya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada atasan masing-
masing.

5
BAB II

RINCIAN KEBIJAKAN SPMI

1. Kebijakan Mutu Akper Pemkab Lahat

Dengan semangat Do The Best for God, peoples and NKRI, Civitas Akademika
Akper Pemkab Lahat memiliki komitmen melaksanakan Sistem Penjamin Mutu
akademik dan Non akademik secara berkesinambungan untuk memberi kepuasan
kepada stakeholder.

2. Kebijakan Akademik
a. Pendidikan di Akper Pemkab Lahat diarahkan untuk menghasilkan lulusan
yang berkompeten, berakhlak mulia dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta memiliki keunggulan
b. Akper Pemkab Lahat mensyaratkan pengelolaan pendidikan yang senantiasa
melakukan peningkatan mutu secara berkesinambungan. Peningkatan mutu
ini dilakukan dengan selalu menjaga terpeliharanya siklus pengelolaan
pendidikan tinggi yang lengkap dan sesuai harapan masyarakat
c. Pengembangan program studi harus mengacu pada rencana strategis Akper
pemkab Lahat dan disertai inovasi terhadap metode dan substansi
pembelajaran serta peningkatan infrastruktur, perangkat lunak dan perangkat
keras yang diperlukan. Pengembangan dalam jangka menengah dan jangka
panjang, Akper Pemkab Lahat diarahkan untuk menjadi Akademi terbaik
yang ada di Lahat.
d. Pelaksanaan pendidikan di lingkungan Akper Pemkab Lahat hendaknya
dirancang dengan mempertimbangkan pergeseran paradigma pendidikan
yang semula lebih focus pada dosen (teacher oriented) ke focus pada
Peserta didik (student oriented). Porsi pembelajaran yang berbasis
kompetensi hendaknya ditingkatkan secara berkelanjutan.
e. Evaluasi terhadap program pendidikan harus dilakukan secara sistematik,
terstruktur, periodik dan berkesinambungan dengan menggunakan alat ukur
yang dapat diterima dan dikembangkan dalam rangka percepatan Akper
Pemkab Lahat menjadi Terbaik di Lahat
f. Peningkatan mutu pendidikan di Akper Pemkab Lahat didasarkan pada 3
pilar kebijakan pengembangan proses pembelajaran, yaitu:
i. Materi pembelajaran lebih didekatkan dengan persoalan nyata,
melatih identifikasi persoalan dan strategi penyelesaian masalah

6
ii. Dorongan pemanfaatan teknologi informasi dan Komunikasi (TIK)
yang tersedia
iii. Berbasis inovasi yang membuka akses peningkatan kreativitas
g. Kebijakan mutu ini harus dipahami oleh seluruh Civitas Akademika, sehingga
dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian

3. Tujuan Penjaminan Mutu Internal

Memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan untuk


mewujudkan Visi dan Misi Akper Pemkab Lahat serta memenuhi kebutuhan
stakeholder.

4. Strategi Penjaminan Mutu


a. Melibatkan secara aktif semua civitas akademika sejak tahap perencanaan
hingga tahap evaluasi dan tahap pengembangan SPMI
b. Melibatkan organisasi profesi, alumni, institusi rumah sakit pemerintah dan
swasta, perusahaan sebagai pengguna lulusan, khususnya pada tahap
penetapan standar SPMI
c. Melakukan pelatihan secara terstruktur dan terencana bagi para dosen dan
staf administrasi tentang SPMI, dan secara khusus pelatihan auditor internal.
d. Melakukan sosialisasi tentang fungsi dan tujuan SPMI kepada para
pemangku kepentingan secara periodic.
e. Akper Pemkab Lhat Menetapkan bahwa sejak tahun 2014 seluruh unit
kerja akademik dan non akademik harus melaksanakan SPMI dalam
setiap aktivitasnya.
f. Agar pelaksanaan SPMI pada semua unit tersebut dapat berjalan lancar
dan terkoordinasi secara efektif, maka Akper Pemkab Ponorogo
membentuk UPMI yang bertugas untuk menyiapkan, merencanakan,
merancang, menetapkan, melaksanakan, mengendalikan, mengevaluasi
dan mengembangkan SPMI
5. Prinsip Penjamin Mutu
a. Berfokus pada pelanggan (Customer Oriented)
b. Berdasarkan Fakta dan data (Statistik Approach)
c. Berfikir Sistem (systemic Approach)
d. Pendekatan proses
e. Perbaikan berkelanjutan
f. Saling menguntungkan

7
6. Managemen Kendali Mutu PDCA (Plan, Do, Check, Action)
Dengan model ini, maka Akper Pemkab Lahat akan menetapkan terlebih
dahulu tujuan yang ingin dicapai melalui strategi dan serangkaian aktivitas yang
tepat. Kemudian, terhadap pencapaian tujuan melalui strategi dan aktivitas
tersebut akan selalu dimonitor secara berkala, dievaluasi, dan dikembangkan ke
arah yang lebih baik secara berkelanjutan.
Dengan model manajemen PDCA, maka setiap unit dalam lingkungan
Akper Pemkab Ponorogo secara berkala harus melakukan proses evaluasi diri
untuk menilai kinerja unitnya sendiri dengan menggunakan standar dan prosedur
yang telah ditetapkan.
Hasil evaluasi diri akan dilaporkan kepada pimpinan unit, seluruh staf
pada unit bersangkutan, dan kepada Direktur Akper Pemkab Lahat. Terhadap
hasil evaluasi diri pimpinan unit dan Direktur akan membuat keputusan tentang
langkah atau tindakan yang harus dilakukan untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu.
Melaksanakan SPMI dengan model manajemen PDCA juga
mengharuskan setiap unit kerja bersikap terbuka, kooperatif, dan siap untuk
diaudit atau diperiksa oleh tim auditor internal yang telah mendapat pelatihan
khusus tentang audit SPMI.
Audit yang dilakukan setiap akhir tahun akademik akan direkam dan
dilaporkan kepada pimpinan unit dan Direktur Akper Pemkab Lahat, untuk
kemudian diambil tindakan tertentu berdasarkan hasil temuan dan rekomendasi
dari tim auditor.
Semua proses di atas dimaksudkan untuk menjamin bahwa setiap
kegiatan penyelenggaraan pendidikan tinggi pada Akper Pemkab Lahat terjamin
mutunya, dan bahwa PMI Akper Pemkab Lahat selalu dievaluasi untuk
menemukan kekuatan dan kelemahannya sehingga dapat dilakukan perubahan
ke arah perbaikan secara berkelanjutan.
Hasil pelaksanaan SPMI dengan basis model PDCA adalah kesiapan
prodi di lingkungan Akper Pemkab Lahat untuk mengikuti proses akreditasi atau
penjaminan mutu eksternal oleh BANPT.

8
Model Manajemen Mutu (Plan, Do, Chec, Action)

Model Manajemen PDCA

7. Sistem Penjaminan Mutu


Kebijakan Manual Dokumen
Penjaminan Mutu Penjaminan Mutu Penjaminan Mutu
(SOP dan Instrumen)
Standar Baru

Evaluasi dan Audit Pelaksanaan Pelaksanaan


Peningkatan Mutu Penjaminan Mutu Penjaminan Mutu

8. Organisasi Penjaminan Mutu Akper Pemkab Ponorogo


Organisasi penjaminan mutu akademik Akper Pemkab Ponorogo terdiri atas
Pimpinan (Direktur) Akper Pemkab Lahat dan Unit Penjaminan Mutu Internal (UPMI),
sedangkan di unit kerja dilaksanakan oleh Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Bidang
Audit Mutu dengan uraian sebagai berikut:
a. Direktur Akper Pemkab Lahat bertanggung jawab atas penyelenggaraan
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta pembinaan tenaga
akademik, tenaga administrasi dan mahasiswa. Direktur Akper Pemkab
Lahat bertanggung jawab atas terjaminnya mutu akademik dan non-
akademik di Institusi Akper..

b. Ketua LPMI bertugas:


i. Merencanakan dan melaksanakan system penjamin mutu akanemik
dan non-akademik Akper Pemkab Lahat.
ii. Mengkoordinir penyusunan dan mengendalikan dokumen yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu
akademik dan nonakademik meliputi;Kebijakan mutu, Manual

9
mutu,SOP, instruksi Kerja dan Formulir-formulir yang selaras
dengan keadaan sosial-budaya kampus Akper Pemkab Lahat.
iii. Mengkoordinir pelaksanaan monitoring system penjamin mutu
akademik dan non-akademik
iv. Mengkoordinir pelaksanaan audit dan evaluasi pelaksanaan
system penjaminan mutu akademik dan non-akademik
v. Melaporkan pelaksanaan system penjaminan mutu kepada
Direktur
vi. Dalam pelaksanaan tugasnya, Ketua UPMI dibantu oleh sekretaris
dan Gugus Kendali Mutu yang sekaligus bertugas di bidang audit
Mutu
c. Sekretaris LPMI bertugas:
i. Mengelola surat masuk dan surat keluar UPMI
ii. Menyusun laporan sesuai jadwal
iii. Memfasilitasi rapat-rapat UPMI
iv. Aktif bekerjasama dengan pihak-pihak terkait
d. GKM bertugas dan Bidang Audit, Perbaikan dan standarisasi bertugas:
i. Menyusun manual mutu meliputi: penetapan standar, pelaksanaan,
pengendalian dan peningkatanan standar
ii. Menyusun SOP penetapan standar, pelaksanaan, pengendalian,
dan peningkatan standar
iii. Menyusun instruksi kerja dan formulir yang relevan di UPMI
iv. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan manual dan standar
mutu
v. Melaksanakan audit mutu bekerjasama dengan tim audit internal
vi. Melakukan perbaikan standar secara berkelanjutan
vii. Mengevaluasi pemenuhan standar akademik dan non-akademik
viii. Melakukan revisi dan peningkatan standar secara berkelanjutan
ix. Menyusun laporan

10
Struktur Organisasi UPMI

DIREKTUR

KETUA UPMI

SEKRETARIS UPMI

11
BAB III

DAFTAR BUTIR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MUTU

1. Standar Isi/kurikulum: SOP/UPMI/I


a. SOP/ UPMI /I.01/2010 Standar Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
b. SOP/ UPMI /I.02/2010 Standar Muatan Kurikulum
c. SOP/ UPMI /I.03/2010 Standar Beban SKS Efektif
d. STD/UPMI/I.04/2010 Standar Kalender Akademik
2. Standar Proses pembelajaran: SOP/LPMI/II
a. SOP/UPMI/II.01/2010 Standar proses Perencanaan Pembelajaran
b. SOP/UPMI/II.02/2010 Standar Pelaksanaan Pembelajaran
c. SOP/UPMI/II.03/2010 Standar Pengawasan Proses pembelajaran
d. SOP/UPMI/II.04/2010 Standar Evaluasi Proses Pembelajaran
e. SOP/UPMI/II.05/2010 Stanar Teknik Pembelajaran
f. SOP/UPMI/II.06/2010 Standar Penyelenggaraan Wisuda, Pelantikan dan
Angkat Sumpah
3. Standar Kompetensi Lulusan: SOP/UPMI/III
a. SOP/UPMI/III.01/2010 Standar Kompetensi Lulusan
4. Standar Dosen atau Tenaga Kependidikan: SOP/LPMI/IV
a. SOP/UPMI/IV.01/2010 Standar Kualifikasi Akademik Dosen
b. SOP/UPMI/IV.02/2010 Standar Kompetensi Dosen
c. SOP/UPMI/IV.03/2010 Standar Sertifikasi keahlian Dosen
d. SOP/UPMI/IV.04/2010 Standar Rasio Dosen:mahasiswa
5. Standar Sarana Prasarana: SOP/UPMI/V
a. SOP/UPMI/V.01/2010 Standar Sarana dan Prasarana
b. SOP/UPMI/V.0 2/2010 Standar Perpustakaan
i. SOP/UPMI/V.02.A/2010 Standar Regristrasi Anggota Perpustakaan
ii. SOP/UPMI/V.02.B/2010 Standar Pengolahan Koleksi Perpustakaan
Dengan Software SLiMs
iii. SOP/UPMI/V.02.C/2010 Standar Buku Perpustakaan
iv. SOP/UPMI/V.02.D/2010 Standar dan Perpanjangan Buku Perpustakaan
v. SOP/UPMI/V.02.E/2010 Standar Tata Tertib Foto Copy Koleksi Referensi
vi. SOP/UPMI/V.02.F/2010 Standar Bebas Tanggungan Perpustakaan
c. SOP/UPMI/V.03/2012 Standar Ruang Direktur
d. SOP/UPMI/V.04/2012 Standar ruang Dosen
e. SOP/UPMI/V.05/2012 Standar Ruang Kuliah
f. SOP/UPMI/V.06/2011 Standar Laboratorium

12
i. SOP/UPMI/V.06.A/2012 Standar Pengajuan Anggaran Belanja Rutin
Alat dan Bahan praktikum Laboratorium
ii. SOP/UPMI/V.06.B/2011 Standar Pengadaan Barang Laboratorium
keperawatan
iii. SOP/UPMI/V.06.C/2011 Standar Inventarisasi Alat laboratorium
iv. SOP/UPMI/V.06.D/2011 Standar Pemeliharaan Alat Laboratorium
Keperawatan
v. SOP/UPMI/V.06.E/2011 Standar Keamanan dan Keselamatan kerja (K3)
g. SOP/UPMI/V.07/2010 Standar Pengadaan Barang
h. SOP/UPMI/V.08/2010 Standar Perbaikan Barang Inventaris
6. Standar Pengelolaan: SOP/UPMI/VI
a. SOP/UPMI/VI.01/2011 Standar Pengangkatan Pembantu Direktur
b. SOP/UPMI/VI.02/2011 Standar Pengangkatan Kaprodi dan Sekprodi
c. SOP/UPMI/VI.03/2011 Standar Penerimaan Dosen dan Tenaga
Kependidikan Non-PNS
d. SOP/UPMI/VI.04/2011 Standar pemberhentian Dosen dan Tenaga
kependidikan Non-PNS
e. SOP/UPMI/VI.05/2011 Standar Dosen dan Tenaga kependidikan Non-PNS
7. Standar Keuangan: SOP/UPMI/VII
a. SOP/UPMI/VII.01/2011 Standar Pengelolaan Keuangan : Penerimaan
b. SOP/UPMI/VII.02/2011 Standar Pengelolaan Keuangan : Pengeluaran
8. Standar Penilaian pendidikan: SOP/UPMI/VIII
a. SOP/UPMI/VIII.01/2010 Standar Penilaian Pendidikan Oleh Dosen
9. Standar penelitian: SOP/UPMI/IX
a. SOP/UPMI/IX.01/2010 Standar Penelitian
10. Standar Pengabdian Masyarakat: SOP/U PMI/X
a. SOP/UPMI/X.01/2010 Standar Pengabdian masyarakat
11. Standar Kerjasama: SOP/UPMI/XI
a. SOP/UPMI/XI.01/2012 Standar Kerjasama

13
Bab IV

PENUTUP

Untuk menjaga dan meningkatkan mutu pada Akademi Keperawatan Pemerintah


Kabupaten Lahat, semua sivitas Akademi dalam melaksanakan kegiatan akademi dan non
akademik serta kegiatan-kegiatan lainnya dalam mendukung proses pembelajaran harus
berpedoman pada aturan yang telah ditetapkan, antara lain :

1. Statuta
2. Kode Etik Sivitas Akademi
3. Renstra
4. Renop
5. Standar-Standar yang telah ditetapkan (Standar Akademik dan Non Akademik)

Dalam pelaksanaan penjaminan mutu internal perlu adanya pengkoordinasian


mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring, evaluasi, penilaian/ audit, yang
selanjutnya untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan.

Ditetapkan di : Lahat
Pada tanggal : Januari 2015

Direktur Akademi Keperawatan


Kabupaten Lahat

EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes


NIP. 19690501 198902 2 001

14
Rujukan:

1. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pedoman Penjaminan


Mutu (Quality Assurance) Perguruan Tinggi, , 2003

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi - Higher Education Long Term Strategy tahun 2003-2010

3. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan


Akademik dan Kemahasiswaan, Praktek Baik Dalam Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, Buku I
X, 2004/2005

4. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sistem Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi, 2008

5. Peraturan Pemerintah Nomor. 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi.

6. Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

7. Rencana Strategis Depdiknas 2010-2014

8. Statuta Akper Pemkab.Lahat tahun 2011.

9. Undang-Undang Nomor. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
No.78, 2003 Tambahan Lembaran Negara No. 4301).

15
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP)

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU


AKPER PEMKAB LAHAT
2015

16
1. STANDAR ISI

17
STANDART OPERATING PROCEDURES
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/I.01/2011

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2015


TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Ketua Program Studi
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Lahat

18
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/I.01/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2015
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Merestrukturisasi kurikulum sesuai dengan standar kompetensi


lulusan dan kebutuhan masyarakat pengguna.
2. RUANG : Prosedur ini berlaku untuk proses pembelajaran pada Akademi
LINGKUP Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
3. STANDAR : 1. Kerangka dasar Kurikulum memuat mata kuliah yang
menentukan kompetensi lulusan
2. Elemen kompetensi lulusan terdiri dari lima elemen yaitu:
landasan kepribadian, penguasaan ilmu dan keterampilan,
kemampuan berkarya, sikap dan perilaku dalam berkarya, dan
pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat.
3. Mata kuliah di kelompokkan menjadi: MPK (Mata Kuliah
Pengembangan dan Kepribadian), MKK (Mata Kuliah Keilmuan
dan Keterampilan), MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya), MKB
(Mata Kuliah Keahlian Berkarya), dan MBB (Mata Kuliah
Berkehidupan Berkarya)
4. Kurikulum harus memuat berbagai mata kuliah dasar yang
merupakan dasar utama terhadap kompetensi yang harus
dimiliki mahasiswa sehingga membekali lulusan dengan
kemampuan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang selanjutnya
serta mampu untuk mengembangkan kemampuan diri.
5. Lama Pendidikan sekurang-kurangnya 6 semester dan
sebanyak-banyaknya 10 semester.
6. Kurikulum harus mengikuti sistem kredit semester dan
dievaluasi maksimal setiap 3 tahun.
7. Kurikulum harus dapat dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan tehnologi dan seni berkembang
secara dinamis, sehingga mahasiswa dapat mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan
tehnologi dan seni.
8. Kurikulum harus dirancang secara optimal untuk memenuhi
minat dan mempercepat masa studi mahasiswa.
9. Kurikulum harus menyajikan berbagai mata kuliah dengan
jumlah total sebanyak-banyaknya 120 SKS.
Untuk lulus menjadi Ahli Madya Keperawatan dan mahasiswa
menyelesaikan semua mata kuliah inti dan penunjang secara
keseluruhan. Sebanyak 115 SKS dengan indek prestasi kumulatif
minimum 2,75. Untuk mata kuliah teori minimal C dan Praktek
lapangan nilai minimal B.
4. DEFINISI : MK : Mata Kuliah
SKS : Sistem Kredit Semester

19
5. PROSEDUR : 1. Peninjauan kurikulum bisa berdasarkan tracer study terlebih
dahulu
2. Senat akademik mengadakan rapat untuk peninjauan kurikulum
dengan menghadirkan seluruh dosen yang terlibat dalam
pembelajaran, alumnus, pengguna, dan mahasiswa
3. Senat akademik memberikan usulan kepada direktur untuk
melakukan peninjauan kurikulum
4. Direktur membentuk Tim Peninjau Kurikulum yang berfungsi
untuk mengevaluasi dan merestrukturisasi kurikulum
5. Bila kurikulum masih relevan dengan kebutuhan yang
berkembang di masyarakat maka kurikulum yang ada dapat
dilanjutkan kembali. Dan bila perlu dilakukan perbaikan maka
dapat diusulkan untuk dilakukan restrukturisasi
6. Tim peninjau kurikulum membuat draft perbaikan kurikulum
7. Bidang Akademik membuat Draf perbaikan kurikulum .
8. Selanjutnya Direktur mensahkan draf tersebut untuk
disoialisasikan dan digunakan kurikulum kepada seluruh civitas
akademik.
6. Penanggung : 1. Senat Akademik
jawab 2. Direktur
3. Pembantu Direktur I
7. Bagan Alur : (halaman 21)
Prosedur

Tracer study

Senat Akademik

Mengadakan rapat
kurikulum

Direktur

Membentuk Tim
Peninjau

Tim Peninjau
Uji Kurikulum
No
Relevansi Melakukan peninjauan
Kurikulum
Yes

Direktur

Mensyahkan
kurikulum

Direktur

Mendemonstrasikan
Kurikulum

Pudir I

Mensosialisasikan
kurikulum
20
Selesai
8. Catatan : Peninjauan kurikulum maksimal sekali dalam 3 tahun
9. Dokumen terkait : 1. Pedoman Penyusunan Kurikulum.
2. Standar Kompetensi lulusan

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Ponorogo

YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes


NIP. 19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

21
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/I.02/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2015
MUATAN KURIKULUM
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan standard


kurikulum / proses.
2. RUANG LINGKUP : Standar ini berlaku bagi pengelola dalam pembuatan beban SKS
dan semua mahasiswa yang mengikuti program perkulihan di
Akper Pemkab Lahat.

3. STANDAR : 1. Muatan kurikulum harus diarahkan agar mahasiswa dapat


mengembangkan kompetensinya menjadi perawat vokasional yang
mampu melaksanakan pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan komunitas berlandaskan nilai-nilai pancasila;
memiliki sikap kepemimpinan, bertanggungjawab dan mampu bekerja
sama dengan tim kesehatan lain dalam mengelola asuhan
keperawatan; berperan dalam kegiatan penelitian dan menggunakan
hasil penelitian, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
meningkatkan mutu dan pelayanan asuhan keperawatan; memiliki
etika, bermoral tinggi, unggul, mampu bersaing dalam dunia kerja,
serta handal dalam pelayanan kesehatan masyarakat dan gawat
darurat, sesuai kebutuhan di era mendatang
2 .Kurikulum Diploma III Keperawatan Akper Pemkab Lahat berisi
kurikulum inti dan kurikulum pendukung/ lainnya.
3 Untuk memperoleh lulusan pendidikan yang kompeten sesuai dengan
standar kompetensi lulusan maka muatan kurikulum disesuaikan
dengan program pendidikan DIII Keperawatan yaitu 60 kompetensi
dan pelaksanaannya perlu dilakukam kajian substansi dan isi
4. Kompetensi dasar dibagi dalam 3 ranah yaitu:kognitif, afektif dan
psikomotor.

5. DEFINISI : MK : Mata Kuliah


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenaitujuan.
,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggarakan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.
6. PROSEDUR : 1. Tim peninjau kurikulum membuat kompetensi dan elemen
kompetensi berdasarkan profil lulusan
2. Dengan berdasar pada kompetensi lulusan maka akan
terbentuk mata kuliah dan SKS masing-masing mata kuliah
3. Tim peninjau kurikulum bekerjasama dengan PJMK dan dosen
kemudian membuat silabus dan modul perkuliahan
4. Kaprodi kemudian mengeluarkan SK PJMK, dan direktur
mengeluarkan SK Dosen.

22
7. Penanggung jawab : 1. Direktur
2. Pudir I Bidang Akademik
3. Dosen penanggung Jawab Mata Kuliah

Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Ponorogo

YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes


NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

23
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/I.03/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 2012
BEBAN SKS EFEKTIF
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Memberikan jaminan tercapainya beban sks efektif tiap


semester oleh mahasiswa selama mengikuti pendidikan di
program studi diploma III Keperawatan Akper Pemkab
Ponorogo sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi
Akper Pemkab Lahat
2. RUANG LINGKUP : Pelaksanaan pengambilan sks tiap-tiap semester
melibatkan , Pudir I, Kaprodi, Subbag Akademik dan
Kemahasiswaan,Kaur Akademik, Dosen PA sehingga
mahasiswa tepat dalam pengambilan sks .
3. STANDAR : 1. Kurikulum memuat mata kuliah Mata kuliah di
kelompokkan menjadi: MPK (Mata Kuliah
Pengembangan dan Kepribadian), MKK (Mata Kuliah
Keilmuan dan Keterampilan), MPB (Mata Kuliah
Perilaku Berkarya), MKB (Mata Kuliah Keahlian
Berkarya), dan MBB (Mata Kuliah Berkehidupan
Berkarya)
2. Kurikulum harus memuat berbagai mata kuliah
Keilmuan dan Ketrampilan yang merupakan pendukung
kompetensi sehingga dapat membekali lulusan dan
memberikan landasan penguasaan ilmu dalam
ketrampilan tertentu. Kurikulum membekali lulusan
dengan kemampuan mengikuti pendidikan seumur
hidup, serta mengembangkan kemampuan diri dan
menerapkan keahliannya.
3. Kurikulum harus disusun secara berkesinambungan
dan berimbang, antara mata kuliah kompetensi utama,
penciri institusi dan penciri nasional.
4. Kurikulum harus mengikuti sistem kredit semester dan
di evaluasi setiap 3 tahun.
5. Kurikulum harus dapat dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan tehnologi dan seni
berkembang secara dinamis, sehingga mahasiswa
dapat mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan tehnologi dan seni.
6. Kurikulum harus dirancang secara optimal untuk
memenuhi minat dan mempercepat masa studi
mahasiswa.
7. Kurikulum harus menyajikan berbagai mata kuliah
dengan jumlah sebanyak-banyaknya 120 SKS.

4. DEFINISI : MK : Mata Kuliah


SKS : Sistem Kredit Semester

24
5. REFERENSI : Kepmendiknas 232 tahun 2000

6. PROSEDUR : 1. SKS efektif disusun disetiap semester . Pengambilan


SKS efektif sesuai dengan IPS mahasiswa setiap
semester.
2. Semester I terdapat 21 SKS
3. Semester II terdapat 23 SKS
4. Semester III terdapat 19 SKS
5. Semester IV terdapat 19 SKS
6. Semester V terdapat 18 SKS
7. Semester VI terdapat 15 SKS
7. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur Akper Pemkab Ponorogo
2. Pudir I Bidang Akademik
3. Kaprodi.
4. Kaur Akademik
8. CATATAN : Bidang Akademik secara periodik melakukan evaluasi
pencapaian SKS efektif sesuai dengan Kalender akademik
setiap semester. ,Pengambilan SKS melibatkan dosen PA
sehingga dapat terprogram dengan baik.
Bagi mahasiswa yang belum mengambil MK tertentu, maka
pengambilan program hanya bisa dilakukan untuk
semester ganjil dan genap sesuai keberadaan Program
Akademik

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Kepala Bagian Kurikulum Ketua LPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

25
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI STD/LPMI/I.04/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 2012
KALENDER AKADEMIK
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Memberikan jaminan terselenggaranya rencana kegiatan


pembelajaran baik kegiatan di kelas, di laboratorium, di
lahan Praktek selama 1 tahun di lingkungan Akper
PemKab. Lahat
2. RUANG LINGKUP : Pelaksanaan Kalender Akademik berlaku bagi bidang
Akademik , Dosen MA dan mahasiswa di lingkungan
Akper Pemkab Lahat.
3. STANDAR : 1. Kalender Akademik dibuat oleh sekertaris prodi bekerja
sama dengan bagian akademik selama 1 tahun
akademik.
2. Kalender Akademik meliputi:
1) Penerimaan mahasiswa baru
2) Registrasi ulang.
3) Pengenalan Program study (PPS)
4) Perkuliahan dan Praktek efektif.
5) Pelaksanaan U T S
6) Pelaksanaan U A S
7) Remedial
8) Penilaian Pencapaian Kompetensi
9) Yudisium
10) Libur semester dan minggu tenang
11) Wisuda
12) Minggu Efektif 14 18 Minggu perkuliahan atau
kegiatan terjadwal lainnya termasuk kegiatan
penilaian.
13) Dilakukan revisi kalender Akademik apabila terjadi
perubahan kurikulum sesuai dengan standar
nasional.

4. DEFINISI : U T S : Ujian Tengah semester


U A S : Ujian Akhir semester.
P P S : Program Pengenalan Study

5. REFERENSI : 1. Kepmendiknas 232 tahun 2000


2. Pertemuan evaluasi Kurikulum
6. PROSEDUR : Kalender Akademik disusun sebagai berikut :
1. Kalender Akademik dibuat dimulai dari pembuatan
stuktur program dalam satu semester.
2. Dihitung jumlah teori, lab dan Lapangan dalam satu
semester. Dimana Dalam satu semester dibagi dalam
16 Minggu.

26
3. Ditentukan tahun ajaran baru berdasarkan ketentuan
yang berlaku masing-masing berdasarkan semester
genap atau ganjil.
4. Dilakukan perhitungan untuk jadwal
perkuliahan,praktikum dan praktek lapangan. membuat
daftar nama dosen dan koordinator mata kuliah beserta
tim dosen mata kuliah.
5. Kalender Akademik dibuat oleh bagian kurikulum
dibantu Urusan Akademik sebelum Yudisium
6. Diajukan direktur dan disetujui oleh direktur
7. Setelah yudisium bagian akademik mengumumkan ke
mahasiswa ttg kalender akademik dan jumlah SKS yang
ditempuh pada semester berikutnya, serta bekerjasama
dengan bag Tata Usaha untuk diedarkan kalender
akademik tersebut ke para dosen pengajar, sebelum
perkuliahan
7. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur Akper
2. Pudir I Bidang Akademik
3. Kaur Kurikulum

8. CATATAN : Bidang Akademik secara periodik melakukan evaluasi


Pelaksanaan Kalender akademik, dosen, dengan
melibatkan mahasiswa minimal 1 semester 1x dengan
menggunakan kuesioner.
.
9. DOKUMEN TERKAIT : Buku Panduan Pendidikan.

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Kepala Bagian Kurikulum Ketua LPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

27
2. STANDAR PROSES

28
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/II.01/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 2012
PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan


standar proses
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua proses pembelajaran
pada Akademi Keperawatan Pemkab Lahat
3. STANDAR : Proses pembelajaran :
1. Harus melibatkan mahasiswa secara aktif.
2. Harus diarahkan agar mahasiswa mencapai
kematangan akademik dan kebebasan berfikir
sehingga dapat melaksanakan aktifitas intelektual
berupa berfikir, beragumentasi, mempertanyakan,
meneliti dan mempredeiksi.
3. Harus dipahami sebagai keterlibatan mahasiswa
secara aktif, mendalam dan bersungguh-sungguh
untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas
pada materi yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa
harus ikut serta secara aktif merumuskan tujuan
belajarnya dan berupaya mencapai tujuan
pembelajaran tersebut.
4. Harus diarahkan agar mahasiswa dapat memahami
perkembangan Ipteks dan mencari informasi langsung
ke sumbernya.
5. Harus diarahkan agar mahasiswa mampu mengolah
informasi menjadi pengetahuan.
6. Harus diarahkan agar mahasiswa mampu
menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan
masalah.
7. Harus diarahkan agar mahasiswa mampu
mengkomunikasikan pengetahuan kepada pihak lain.
8. Harus meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswa.
9. Harus diarahkan pada keberhasilan belajar mahasiswa
secara konsisten dan bertanggung jawab sesuai
dengan tujuan pendidikan mencakup ranah kognitif,
afaktif, dan psikomotor.
10. Harus direncanakan secara sistematis dengan merujuk
pada perkembangaqn mutakhir metode pembelajaran.
11. Harus dilakukan secara efektif, dengan memperhatikan
semua kelompok mahasiswa.
12. Harus diarahkan agar mahasiswa dapat
mengembangkan belajar mandiri dan belajar kelompok
dengan proporsi yang wajar.
13. Metode pembelajaran Harus bervariasi, inovatif dan

29
tepat untuk mencapai tujuan perkuliahan, dengan
menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat bantu yang
tersedia secara efektif dan efisien.
14. Irama proses pembelajaran harus memperhatikan
kurikulum, kemampuan mahasiswa dan pengalaman
belajar sebelumnya yang bervariasi, serta kebutuhan
khusus bagi mahasiswa yang memiliki kemampuan
belajar cepat maupun lambat.
15. Harus diperkaya melalui lintas kurikulum, hasil-hasil
penelitian dan penerapannya.
16. Harus diarahkan pada pendekatan kompetensi supaya
dapat menghasilkan lulusan yang :
a. Mudah beradaptasi
b. Memiliki motivasi
c. Kreatif dan Inovatif.
d. Mandiri
e. Mempunyai etos kerja yang tinggi.
f. Memahami arti belajar seumur hidup.
g. Berfikir logis dalam menyelesaikan masalah.
4. DEFINISI : 1. UTS = Ujian Tengah Semester
2. UAS = Ujian Akhir Semester
3. RPP = Rancangan Proses Pembelajaran
5. REFERENSI : Kepmendiknas 232 tahun 2000

6. PROSEDUR : 1. Kaprodi mengadakan rapat dosen untuk menetapkan


penanggung jawab mata kuliah yang harus diprogram
mahasiswa pada semester yang akan datang.
2. Bidang Akademik mengumumkan jadwal mata kuliah
pada mahasiswa.
3. Kaprodi mengajukan SK mengajar dosen yang
bersangkutan ke Direktur.
4. Jadwal kuliah disampaikan kepada seluruh dosen
pengajar.
5. Dosen melengkapi mata kuliah yang diampunya
dengan Silabus dan RPP.
6. Dosen melaksanakan proses pembelajaran sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
7. Pada pertengan Semester dilaksanakan UTS.
8. Jika dosen tidak dapat melaksanakan proses
pembelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan harus
menghubungi PJMK dan menggantinya di hari lain
sampai terpenuhi proses pembelajaran 14 sampai 16
kali tatap muka.
9. Jika mata kuliah mengandung praktikum,
pelaksanaannya dapat ditetapkan dengan jadwal
kuliah tersendiri dengan korordinasi pada bagian
laboratorium.
10. Bidang Akademik membuat jadwal pelaksanaan UAS..
11. UAS dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan.
12. Dosen mengisi daftar nilai mahasiswa untuk mata
kuliah yang bersangkutan dan diserahkan ke Bidang
Akademik paling lambat satu minggu setelah ujian
dilaksanakan.

30
13. Bidang Akademik memasukkan nilai mahasiswa ke
Lembar Rekap Nilai dan Komputer
14. Nilai dapat diakses mahasiswa melalui internet.
7. BAGAN DAN ALUR : Direktur mengadakan rapat menetapkan PJMK

Mengajukan SK PJMK dan dosen MK

Bidang Akademik menyerahkan nama-nama PJMK dan


dosen

Dosen PJMK membuat sialabus

Dosen membuat RPP dan menyiapkan materi sesuai


dengan silabus

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. Bidang Akademik
3. Dosen Penanggung jawab mata kuliah.
9. CATATAN : Jika satu mata kuliah diampu beberapa dosen, pembuatan
soal UAS menjadi tanggung jawab bersama dosen yang
bersangkutan dan dibawah tanggung jawab PJMK
10. DOKUMEN TERKAIT : 1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. Monitoring proses perkuliahan
4. SK Mengajar

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002
NIP. 19770224 200701 2 003

31
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/II.02/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 212
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan


standar proses

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua proses pembelajaran


untuk semua mahasiswa pada Akademi Keperawatan
Pemkab Ponorogo

3. STANDAR : 1. Proses pembelajaran harus melibatkan mahasiswa


secara aktif
2. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa
mencapai kematangan akademik dan kebebasan
berpikir
3. Proses pembelajaran harus dipahami sebagai
keterlibatan mahasiswa secara aktif dan bersungguh-
sungguh untuk mencapai pemahaman konsep, tidak
terbatas pada materi yang diberikan oleh dosen.
4. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa
mampu menggunakan pengetahuan untuk
menyelesaikan masalah.
5. Proses pembelajaran harus diarahkan pada
keberhasilan belajar mahasiswa secara konsisten dan
bertanggungjawab sesuai dengan tujuan pendidikan
mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
6. Proses pembelajaran harus diarahkan agar mahasiswa
dapat mengembangkan belajar mandiri dan belajar
kelompok sesuai dengan standar kurikulum
7. Irama proses pembelajaran harus memperhatikan
kurikulum, kemampuan mahasiswa dan pengalaman
belajar sebelumnya yang mengacu pada standar
kurikulum
8. Proses pembelajaran harus diarahkan pada pendekatan
kompetensi yang wajib dicapai sehingga mahasiswa
lebih termotivasi, mandiri dan menguasai kompetensi.

4. DEFINISI : Sudah jelas

5. REFERENSI : Kepmendiknas 232 tahun 2000

32
6. PROSEDUR : 1. Kaprodi mengadakan rapat dosen untuk menetapkan
Penganggung jawab mata kuliah yang harus diprogram
mahasiswa pada semester yang akan berjalan
2. Dosen PJMK melengkapi mata kuliah yang diampunya
dengan silabus dan RPP
3. Dosen melaksanakan proses pembelajaran tatap muka
dan praktikum sesuai jadwal yang ditetapkan
koordinator mata kuliah yang sesuai standar kurikulum
4. Jika dosen tidak dapat melaksanakan proses
pembelajaran sesuai jadwal yang ditetapkan harus
menggantinya di hari lain sampai terpenuhi proses
pembelajaran, berkoordinasi dengan bagian Akademik.
5. Pada pertengahan semester atau waktu yang telah
ditentukan bidang akademik, dosen melaksanakan
ujian tengah semester (UTS)
6. Jika mata kuliah mengandung praktikum,
pelaksanaannya dapat ditetapkan sesuai dengan jadwal
terstruktur maupun tersendiri dilakukan koordinasi
dengan bagian laboratorium
7. Pelaksanaan praktikum atau ujian laboratorium
dimasukkan ke dalam penilaian yaitu nilai laboratorium
8. Setelah proses perkuliahan pada semester yang
ditempuh berakhir maka dosen melaksanakan ujian
akhir semester (UAS) sesuai jadwal yang ditetapkan
9. Dosen mengisi daftar nilai mahasiswa untuk mata kuliah
yang bersangkutan meliputi nilai tugas, nilai ujian
laboratorium, nilai UTS dan UAS ke bidang akademik
paling lambat satu minggu setelah ujian dilaksanakan.
10. Bidang akademik menetapkan jadwal kegiatan yudisium
7. BAGAN DAN ALUR :
Dosen Membuat RPP

Dosen melaksanakan proses pembelajaran di kelas maupun


praktikum di laboratorium

Pada pertengahan semester, bidang akademik melaksanakan UTS

Proses perkuliahan berakhir, bidang akademik mengadakan UAS

Dosen memberikan nilai/hasil ujian melalui PJMK

Yudisium

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. Bidang Akademik
3. Dosen Koordinator Mata Kuliah
9. CATATAN : Jika dosen waktunya mengajar tetapi berhalangan hadir
maka menjadikan tanggung jawab PJMK/tim mata kuliah
dan dosen yang berhalangan bisa mengganti jam yang

33
belum terpenuhi

10. DOKUMEN TERKAIT : 1. Buku Panduan Pendidikan

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

34
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/II.03/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENGAWASAN PROSES PEMBELAJARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Melaksanakan pengawasan pembelajaran sesuai dengan


standar kurikulum

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi pengawasan proses


pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemkab Lahat

3. STANDAR : 1. Pengawasan pembelajaran harus melibatkan


mahasiswa dan dosen
2. Pengawasan pembelajaran harus diarahkan agar
proses pembelajaran yang bermutu sesuai dengan
standar kompetensi dasar yang telah ditetapkan
3. Pengawasan dimulai dari kehadiran mahasiswa dalam
mengikuti perkuliahan dan dosen melaksanakan proses
pembelajaran sesuai jadwal
4. Pengawasan dilakukan dan dibawah tanggung jawab
unit penjamin mutu melalui Kaprodi
5. Pengawasan pembelajaran dilakukan untuk
mengidentifikasi proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan apakah sudah sesuai dengan rencana
dan sebagai bentuk evaluasi pembelajaran yang
ditempuh selama satu semester
6. Pelaksanaan pengawasan pembelajaran harus
dilakukan secara terbuka dan jujur demi keberhasilan
proses pembelajaran

4. DEFINISI : Sudah jelas

5. REFERENSI : Kepmendiknas 232 tahun 2000

6. PROSEDUR : 1. Unit Penjamin Mutu mengadakan rapat dosen untuk


pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran tiap mata
kuliah pada semester yang sedang berlangsung
2. UPM melalui Bidang akademik dan Kaprodi membuat
format evaluasi kehadiran mahasiswa dan kehadiran
dosen pada proses pembelajaran
3. UPM mengumumkan dan memanggil mahasiswa yang
kehadirannya kurang sesuai dengan aturan dan
memberitahu serta mengingatkan dosen apabila yang
bersangkutan belum memenuhi jam pembelajaran
sesuai jadwal
4. Setelah evaluasi dilakukan dan ditemukan hasilnya
maka UPM menyerahkan hasilnya ke Kaprodi
5. Kaprodi, sekertaris Prodi dan urusan akademik

35
membuat rencana tindak lanjut untuk perbaikan proses
pembelajaran dan didokumentasikan dengan baik
6. Mahasiswa yang belum memenuhi kehadiran sesuai
aturan kehadiran 75 % maka menghadap ke Urusan
untuk mencari solusi permasalahan

7. BAGAN DAN ALUR :


UPM, Direktur dan Urusan akademik membuat format evaluasi
mahasiswa dan dosen

UPM mengingatkan dosen apabila belum memenuhi jam


pembelajaran dan mahasiswa yang kehadirannya yang kurang

Direktur dan urusan akademik membuat rencana


tindak lanjut

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. UPM


2. Direktur
3. Urusan Akademik

9. CATATAN : 1. Dosen yang belum memenuhi jam mengajarnya harus


mengganti di jam yang lain/hari lain
2. Mahasiswa yang kehadirannya kurang adari ketentuan
wajib menghadap sub bag administrasi akademik dan
kemahasiswaan menyelesaikan permasalahannya

10. DOKUMEN TERKAIT : 1. Buku Panduan Pendidikan


2. Kalender akademik

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

36
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/II.04/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Menjamin terselenggaranya kegiatan penilaian pendidikan


dari direktur, dosen yang berada di lingkungan Akper
Pemkab Lahat.

2. RUANG LINGKUP : Bagi semua mahasiswa yang mengikuti proses


pembelajaran pada semester yang ditempuh dan
pencapaian target kurikulum bidang akademik untuk tiap
semester.

3. STANDAR : 1. Standar penilaian dibuat sesuai dengan standart


kurikulum.
2. Hasil Proses Pendidikan diperoleh mahasiswa jika
mahasiswa telah mengikuti proses pembelajaran dan
ujian.
3. Mahasiswa menyelesaikan tugas yang diberikan dosen.
4. Penilaian hasil belajar meliputi aspek pengetahuan,
sikap dan ketrampilan yang terdapat dalam kompetensi
dasar, masing-masing aspek diberi bobot sesuai
dengan karakteristik mata kuliah yang dipelajari
mahasiswa.
5. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk memantau
proses dan kemajuan belajar dan memperbaiki hasil
belajar.
4. DEFINISI : UTS = Ujian Tengah Semester

UAS = Ujian Akhir Semester

5. REFERENSI : -

6. PROSEDUR : 1. Urusan akademik membuat jadwal UTS/UAS


2. Urusan akademik mengumpulkan nilai-nilai dari PJMK
sesuai dengan semesternya
3. Urusan akademik memasukkan nilai UTS, UAS,
penugasan, Nilai laboratorium ke file nilai
4. Urusan akademik membuat rekapitulasi nilai untuk
pelaksanaan yudisium
5. Urusan akademik konsultasi dengan Kaprodi mengenai
hasil rekap nilai dan pelaksanaan yudisium
6. Urusan akademik membuat KHS sesuai semesternya
7. Mahasiswa ke bagian tata usaha untuk mengambil
lembar KHS dan KRS untuk merencanakan ke
semester berikutnya

37
7. BAGAN DAN ALUR :
Urusan akademik membuat jadwal UTS/UAS

Urusan akademik merekap hasil UTS/UAS

Urusan akademik konsultasi dengan Direktur mengenai hasil rekap


nilai dan pelaksanaan yudisium

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. 3. Urusan Akademik
9. CATATAN : Urusan Akademik secara periodik melakukan evaluasi
pendidikan khususnya hasil proses pembelajaran.

10. DOKUMEN TERKAIT : Buku Pedoman KBK, kurikulum institusi dan bahan materi
Pengelola Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kemendikbud.

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

38
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/II.05/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 2012
TEKNIK PEMBELAJARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Dalam melaksanakan pengajaran, dosen dapat secara


profesionalisme sehingga dapat menentukan keberhasilan
proses pendidikan.
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua Dosen pada Akademi
Keperawatan Pemkab Lahat.
3. STANDAR : 1. Dosen dapat membangkitkan minat dan
mengembangkan kemampuan mahasiswa untuk
beragumentasi secara ilmiah.
2. Dosen mempunyai tujuan pengajaran yang jelas.
3. Dosen menyukai tantangan intelektual.
4. Peduli dan menghargai mahasiswa dan pembelajaran.
5. Melakukan penilaian yang tepat dan pemberian umpan
balik
6. Mandiri, mampu mengontrol diri dan memungkinkan
keterlibatan aktif mahasiswa.
4. DEFINISI : RPP : Perencanaan Metode, Materi, Alat yang digunakan
Silabus : Sebaran materi setiap Mata kuliah per semester.

5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Dosen.
6. PROSEDUR : 1. Tersedia rancangan pengajaran sesuai dengan silabus
dalam bentuk RPP
2. Metode pengajaran memungkinkan SCL (Student
Centered Learning)
3. Materi pengajaran dapat merangsang mahasiswa untuk
aktif bertanya dan diskusi
4. Materi pengajaran mendorong mahasiswa untuk tahu
lebih jauh.
5. Memberi respon positif terhadap pertanyaan
mahasiswa.
6. Suasana kelas membuat mahasiswa aktif dan
membangkitkan motivasi.
7. Instrumen penilaian dapat mengukur kemampuan
mahasiswa yang sesungguhnya
8. Mentaati kode etik dosen yang berlaku

39
7. BAGAN DAN ALUR :
Dosen membuat RPP sesuai dengan mata kuliah dan berdasarkan
silabus yang telah dibuat PJMK

Dosen memilih model pembelajaran yang akan


dilaksanakan

Mahasiswa berperan aktif dalam proses pembelajaran


dilaksanakan

Dosen memberikan respon terhadap mahasiswa


dilaksanakan

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. Urusan Akademik
3. Para Dosen
9. CATATAN : Dosen membuat RPP sebelum melaksanakan proses
pembelajaran dan dosen dapat memodifikasi model-model
pembelajaran

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

40
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/II.06/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


Januari 2012
WISUDA, PELANTIKAN DAN ANGKAT SUMPAH
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Memberikan panduan bagi mahasiswa dalam mengikuti


Wisuda, Angkat Sumpah dan Pelantikan
2. RUANG LINGKUP : Pelaksanaan dari penyelenggaraan Wisuda, Angkat
Sumpah dan Pelantikan di Lingkungan AKPER PEMKAB
LAHAT.
3. STANDAR : 1. Mahasiswa sudah lulus seluruh mata kuliah
2. Mahasiswa memenuhi syarat administrasi
3. Mahasiswa sudah mengikuti Yudisium
4. DEFINISI : UAAK : Unit Administrasi Akademi dan Kemahasiswaan
Pudir III : Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan
Wisuda : suatu proses pelantikan kelulusan mahasiswa
yang telah menempuh masa belajar pada suatu perguruan
tinggi
Angkat Sumpah : pengucapan sumpah sebelum
melaksanakan tugas profesi
Pelantikan : Pengukuhan wisudawan oleh Direktur setelah
dinyatakan lulus pada Yudisium Akhir Program.
SK : Surat keputusan yang diberikan kepada mahasiswa
terkait dengan nama-nama wisudawan untuk diangkat
sumpah
5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dolsen
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Dosen.
6. PROSEDUR : 1. Mahasiswa yang sudah diyudisium oleh Bidang
Akademik mengambil sikap pembayaran uang wisuda
2. Mahasiswa membayar uang wisuda, ke bank dan akan
menerima bukti bayar dari bank pembayaran wisuda
bila dilakukan melalui transfer
3. Mahasiswa menyerahkan bukti bayar uang wisuda
4. Mahasiswa menerima bukti pendaftaran sebagai
peserta wisuda
5. Satu minggu sebelum pelaksanaan wisuda mahasiswa
menerima baju wisuda untuk penyerahan toga di
bagian UAAK
6. Satu hari sebelum pelaksanaan wisuda diadakan gladi
bersih dan mahasiswa diwajibkan untuk hadir
7. Pelaksanaan pelepasan lulusan diatur oleh institusi
Akper dengan membentuk kepanitiaan yang melibatkan
dosen, ketata usahaan, Dinas Kesehatan dan Pemda
8. Pelaksanaan Wisuda menjadi tanggung jawab dari
Pudir III bekerja sama dengan UAAK dan akan
dilaksanakan sesuai dengan rapat panitia wisuda Akper
Pemkab Lahat

41
9. Pada pelaksanaan Wisuda UAAK menerbitkan buku
lulusan
10. Bagi mahasiswa yang berprestasi akan mendapat
sertifikat dan tali asih dari Direktur Akper PemkabLahat.

7. BAGAN DAN ALUR :


Mahasiswa Memenuhi Persyaratan Administratif

Mahasiswa memenuhi persyaratan Akademik

Yudisium Akhir Program

Wisuda

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. UAAK


2. Pudir I
3. Direktur

9. CATATAN : Pelaksanaan wisuda dilaksanakan dengan angkat


sumpah/ janji pelantikan lulusan setiap tahun pada akhir
pembelajaran

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

42
3. Standar Kompetensi Lulusan

43
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/III.01/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
KOMPETENSI LULUSAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Melaksanakan standar kelulusan sesuai dengan standar


kurikulum

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua mahasiswa yang telah
menyelesaikan proses pembelajaran di semua Tingkat
semester pada Akademi Keperawatan Lahat

3. STANDAR : 1. Proses standarisasi kompetensi harus melibatkan


mahasiswa secara aktif
2. Proses standarisasi harus diarahkan agar mahasiswa
mencapai kematangan akademik dan ketrampilan
sesuai dengan tugas dan wewenangnya.
3. Proses standar kompetensi harus meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan mahasiswa
4. Proses standar kompetensi harus diarahkan pada
penguasaan 29 kompetensi pembelajaran selama
mengikuti proses sesuai dengan standar kurikulum.
5. Standar kompetensi dilakukan untuk mewujudkan visi
akademi keperawatan Lahat yaitu mencetak tenaga
kesehatan ahli madya keperawatan yang berkualitas
dan memiliki daya saing tinggi dalam persaingan global
6. Proses pencatatan kompetensi yang dicapai atau yang
diperoleh mahasiswa tiap semester harus dilakukan
rekapitulasi kompetensi oleh masing-masing koordinator
mata kuliah
7. Selama proses pembelajaran diperlukan pendekatan
kompetensi agar menghasilkan lulusan yang
berkompeten.
8. Untuk lulusan menjadi ahli madya keperawatan IPK
minimum 2,75
4. DEFINISI : 1. Standar Kompetensi adalah rumusan tentang
kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas.
2. IPK : Jumlah kumulatif nilai mata kuliah dibagi dengan
jumlah mata kuliah
5. REFERENSI : 1. Buku Pedoman Praktik
2. Buku Rekapitulasi 29 Kompetensi

6. PROSEDUR : 1. Bidang akademik mengadakan rapat dosen untuk


menetapkan pencapaian kompetensi yang dicapai oleh
mahasiswa selama mengikuti perkulihan semester 1-6
di Akademi Keperawatan Lahat
2. Bidang akademik mengumumkan kompetensi yang
harus dicapai pada setiap semester
3. Bidang akademik mengajukan pembuatan SK dosen

44
penguji pada masing-masing area mata kuliah
4. Bidang akademik mengumumkan hasil rekapan
kompetensi yang dicapai tiap mahasiswa yang
diperoleh dari masing-masing koordinator mata kuliah
dan koordinator praktik klinik
5. Mahasiswa yang belum mencapai 29 kompetensi maka
mahasiswa tersebut wajib memenuhi kompetensi yang
belum dicapai sebelum pelaksanaan yudisium semester
6
6. Mahasiswa yang telah mencapai 29 kompetensi dan
sudah menyelesaikan semua tugas akhir program maka
mahasiswa tersebut dapat mengikuti yudisium akhir
program
7. Bidang akademik memasukkan nilai akhir program
berupa transkrip dan mahasiswa melakukan cek
nilainya
8. Mahasiswa yang telah mengikuti yudisium akhir
program oleh direktur akademi keperawatan Lahat
dibuatkan Surat Keputusan Direktur untuk digunakan
sebagai bahan mengikuti uji kompetensi

7. BAGAN DAN ALUR : -

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. Dosen Koordinator mata Kuliah
3. Koordinator Praktik Klinik Keperawatan

9. CATATAN : Bagi Dosen yang jenjang pendidikan S-1 harus studi lanjut
Magister yang satu rumpun ilmu.

Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh Disahkan Oleh:


Kepala Bagian Kurikulum Ketua UPMI Direktur AKPER Pemkab Lahat

SRI HARTATI, SKM., M.M YOSYI EKA SYARIANTI, S.Kep., Ners EKA HARYANTI, S.Pd., M.Kes
NIP. 19770224 200701 2 003 NIP.19790323 200701 2 007 NIP. 19740329 199803 2 002

45
4. STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

46
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/IV.01/2011
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
KUALIFIKASI AKADEMIK DOSEN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Dosen dapat memenuhi kualifikasi sesuai dengan Standar.


2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua dosen baik dosen tetap
maupun dosen tidak tetap pada Akademi Keperawatan
Kabupaten Lahat.
3. STANDAR : 1. Semua dosen harus memiliki kualifikasi akademik, yang
dibuktikan dengan Ijazah, minimum S-1 Keperawatan
dan atau S-1 dalam bidang materi yang sesuai
diasuhnya, dan selanjutnya harus mengikuti studi lanjut
(Pakerti/AA/Akta-IV).
2. AKPER Kabupaten Lahat harus mampu meningkatkan
kualifikasi akademik minimal 20 % dari jumlah total
dosen tetap berijazah S-2 Keperawatan dan atau
Kesehatan paling lambat pada tahun 2014-2015.
3. Selain kualifikasi akademik, minimum setiap dosen
tetap atau dosen tidak tetap harus :
a. Menunjang upaya pencapaian visi dan misi.
b. Melakukan penelitian, pengabdian masyarakat dan
menyusun Karya Ilmiah.
c. Memiliki kemampuan mengembangkan berbagai
metode pengajaran.
d. Harus mampu mengikuti perkembangan informasi
teknologi.
4. DEFINISI : 1. Kualifikasi akademik adalah pendidikan minimum
yang harus dipenuhi oleh seorang dosen.
2. Studi lanjut adalah program belajar lanjutan setelah
tingkat sarjana.
5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Dosen.

6. PROSEDUR : 1. Mendorong dan membuka kesempatan seluas-luasnya


bagi dosen untuk melanjutkan pendidikan sesuai
dengan kualifikasi dosen.
2. Menyelenggarakan pelatihan / mengirim mengikuti
pelatihan secara periodik bagi dosen.
3. Pemenuhan kompetensi dosen :
a. Minimal berijazah Magister
b. Mengajukan uji kompetensi untuk memperoleh
sertifikat pendidik.

47
4. Pemenuhan kualifikasi akademik :
a. Diangkat oleh Pejabat yang berwenang atau oleh
Direktur
b. Mempunyai ijazah minimum Sarjana keperawatan
atau magister keperawatan atau sesuai dengan
materi yang diasuhnya.

7. BAGAN DAN ALUR :


Kualifikasi Akademik :

Dosen Persyaratan Jabatan Dikti

Jabatan Fungsional
8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur
2. Pembantu Direktur
3. Dosen
9. CATATAN : Bagi Dosen yang jenjang pendidikan S-1 harus studi lanjut
Magister yang satu rumpun ilmu.

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Direktur AKPER Pemkab Ponorogo

48
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/IV.02/2016
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
KOMPETENSI DOSEN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Dosen memiliki kompetensi dosen sesuai dengan


Standar.
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua dosen baik dosen tetap
maupun dosen tidak tetap pada Akademi Keperawatan
Kabupaten Lahat
3. STANDAR : 1. Menguasai strategi pembelajaran
2. Menguasai mata kuliah yang diasuhnya/ diajarkan.
3. Aspirasi dan respek terhadap mahasiswa dan cara
belajarnya.
4. Menampilan profesionalisme sebagai dosen.
5. Memiliki rasa antusias dalam mengajar.
6. Setiap dosen tetap atau dosen tidak tetap memiliki
kompetensi :
a. Merancang dan menyajikan program pembelajaran
kepada mahasiswa.
b. Memilih, menguasai, dan menerapkan metode
pembelajaran yang tepat sesuai dengan
kompetensi mata kuliah yang diasuhnya.
c. Merancang, menggunakan, dan mengembangkan
berbagai media pembelajaran termasuk
pemanfaatan teknologi.
d. Merancang, memilih, dan menggunakan penilaian
hasil belajar mahasiswa secara tepat.
e. Memantau dan mengevaluasi kinerja diri sendiri
dalam proses pembelajaranm dikelas maupun di
Laboratorium.
f. Mengidentifikasi kebutuhan dan merencanakan
pengembangan mutu diri sendiri secara terus
menerus dan berkelanjutran.
4. DEFINISI : 1. Kompetensi dosen adalah seperangkat pengetahuan,
ketrampilan dan perilaku yang hartus dimiliki, dihayati
dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas
profesional.
2. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau
kecakapan.
3. Studi lanjut adalah program belajar lanjutan setelah
tingkat sarjana yaitu tingkat Magister atau doctor.

5. REFERENSI 1.: UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Dosen.

49
6. PROSEDUR : Pemenuhan kompetensi dosen :
1. Minimal berijazah S.I
2. Mengajukan uji kompetnsi untuk memperoleh sertifikat
pendidik.

7. BAGAN DAN ALUR : Kompetensi Dosen :

Dosen S.I UKOM Dikti Sertivikasi

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur


2. Pembantu Direktur
3. Dosen
9. CATATAN : Bagi Dosen yang jenjang pendidikan D.III harus studi
lanjut sesuai rumpun keilmuan dan mengikuti pelatihan
sesuai kompetensi.

50
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/IV.03/2010
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2011
SERTIFIKASI KEAHLIAN DOSEN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Dosen dapat memenuhi kualifikasi standar sertifikat


keahlian dosen
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi seluruh dosen Akademi
Keperawatan Kabupaten Lahat
3. STANDAR : 1. Dosen mempunyai sertifikat pengajar AA atau pakerti.
Dosen mempunyai sertifikat pelatihan minimal 36 jam
pada mata kuliah yang diampu.
2. Sekurang-kurangnya 2 tahun sekali mengikuti pelatihan,
seminar.
3. Dosen mampu mengoperasikan sarana pembelajaran
4. DEFINISI : 1. Dosen adalah pendidik dan ilmuwan profesional
dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal sesuai
dengan keahliannya.
2. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai
pengakuan yang diberikan kepada dosen sebagai
tenaga profesional.
3. Sertifikat keahlian dosen adalah sertifikat yang
diperoleh melalui pelatihan sesuai dengan bidang
keahliannya.
5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Dosen.

6. PROSEDUR : 1. Urusan Kepegawaian membuat data base tenaga


dosen
2. Urusan kepegawaian bekerja sama dengan urusan
kaademik membuat sebaran dosen pengajar mata
kuliah
3. Membuat rencana pelatihan dan pendidikan untuk
bidang kesehatan tertentu

7. BAGAN DAN ALUR : Dosen menyiapkan persyaratan berkas administratif



Bagian Kepegawaian mengkoordinir dan memeriksa
kelengkapan berkas

Bagian Umum mengirimkan berkas ke Kopertis/Dikti

51
8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur
2. Pudir
3. Dosen
9. CATATAN : Bagi dosen yang belum mempunyai sertifikat keahlian agar
segera menyesuaikan

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Direktur AKPER Pemkab Lahat

52
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/IV.04/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
RASIO DOSEN:MAHASISWA
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Rasio dosen pembimbing dengan mahasiswa dapat


efektif untuk melakukan bimbingan dalam mencapai
tujuan akademik.
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi dosen pembimbing akademik
dan mahasiswa Akademi Keperawatan Kabupaten
Lahat
3. STANDAR : 1. Rasio dosen dan mahasiswa harus sesuai dengan
peraturan yang berlaku dan atau = 1 : 15
2. Rasio bimbingan dosen : mahasiswa = 1 : 15
3. Beban dosen dalam pengajaran atau bimbingan 11-
12 SKS dalam 1 Semester.
4. Dosen membuat catatan pada setiap melakukan
bimbingan.
4. DEFINISI : 1. Dosen pembimbing adalah dosen yang ditunjuk
dan diserahi tugas membimbing sekelompok
mahasiswa yang bertujuan membantu mahasiswa
menyesuaikan studi seefisien mungkin sesuai
dengan kondisi dan potensi individu mahasiswa.
2. Rasio adalah perbandingan minimal antara dosen
dengan mahasiswa dalam melakukan kegiatan
proses pembelajaran
5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dolsen
2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Dosen.

6. PROSEDUR : 1. Diadakan perhitungan dalam penerimaan


mahasiswa baru
2. Membuat data jumlah seluruh mahasiswa.
3. Menghitung kepentingan dosen.
4. Membuat pedoman bimbingan

7. BAGAN DAN ALUR : Menghitung seluruh mahasiswa



Menghitung Jumlah Dosen Tetap

Mencari Rasio Dosen : Mahasiswa
8. PENANGGUNG JAWAB : Direktur
Pudir I Bidang Kurikulum
Pudir II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan

53
9. CATATAN : Rasio dosen terhadap mahasiswa diupayakan 1 : 13

Disiapkan oleh : Diperiksa oleh : Disahkan oleh :


Direktur AKPER Pemkab Lahat

54
5. STANDAR SARANA PRASARANA

55
STANDART OPERATING PROCEDURES
REGISTRASI ANGGOTA PERPUSTAKAAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.02.A/2010


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Penanggung jawab Perpustakaan
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

56
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/V.02.A/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
REGISTRASI ANGGOTA PERPUSTAKAAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : - Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


peminjaman buku di perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
- Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
memberikan pelayanan khususnya dalam hal
registrasi anggota kepada mahasiswa, dosen dan
karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
2. RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen
tidak tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Mahasiswa adalah sebutan seseorang yang sedang
belajar atau menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi
khususnya dalam hal ini di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat baik Pria maupun
Wanita
2. Dosen Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan
Tinggi khususnya di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat dan juga sebagai
karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah pengajar di suatu
Perguruan Tinggi khususnya di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat yang
didatangkan dari luar lingkungan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat misalnya
dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari Dinas
Kesehatan
4. Karyawan adalah seseorang yang bekerja di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
yang bertugas membantu proses kegiatan belajar
mengajar, baik urusan kemahasiswaan maupun surat
menyurat serta memberikan pelayanan kepada
mahasiswa pada khususnya dan kepada masyarakat
pada umumnya yang menginginkan informasi tentang
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
5. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang
biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu
yang bertujuan memudahkan pengguna dalam

57
pencarian sumber-sumber informasi
6. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunyai pendidikan formal
ilmu perpustakaan dan mengetahui seluk beluk tata
cara pengolahan suatu perpustakaan
7. Petugas bagian sirkulasi adalah petugas-petugas
perpustakaan yang memberikan pelayanan berupa
jasa peminjaman dan pengembalian buku
8. Anggota perpustakaan adalah seluruh civitas
akademika Akper pemkab Lahat baik dosen,
karyawan, dan mahasiswa
9. Anggota luar biasa adalah anggota Perpustakaan
Akper Pemkab. Ponorogo yang keanggotaannya
bersifat sementara dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dan terikat oleh beberapa peraturan yang
telah ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan dan
disyahkan oleh Direktur Akper. Anggota luar biasa ini
terdiri dari pengguna umum dari instansi/ perguruan
tinggi lain yang telah mendaftar sebagai anggota
Perpustakaan Akper Pemkab. Ponorogo.
10. KTA adalah singkatan dari Kartu Tanda Anggota,
merupakan identitas resmi yang dikeluarkan oleh
Kepala Perpustakaan Akper Pemkab Lahat sebagai
bukti keanggotaan dan hanya dapat digunakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
perpustakaan. KTA ini harus dibawa setiap
berkunjung dan menggunakan fasilitas perpustakaan.

4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab V


tentang layanan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat No. tahun tentang tata
tertib Pelayanan Perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat

4. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan


Pemerintah Kabupaten Lahat
5. PROSEDUR : 1. Calon anggota datang ke perpustakaan
2. Meminta formulir permohonan menjadi anggota
3. Petugas menyerahkan formulir data anggota
4. Calon anggota mengisi form data anggota
5. Form data anggota yang sudah diisi diserahkan
kepada petugas
6. Petugas member nomor induk anggota pada form

58
yang sudah diisi
7. Petugas melakukan entry data anggota berdasarkan
isian form
8. Petugas mencetak KTA (Kartu Tanda Anggota)
9. Calon anggota melakukan registrasi online ke alamat
email perpustakaan
10. Petugas mengecek email dari anggota
Jika data belum benar, calon anggota diminta
registrasi ulang
Jika data sudah benar, petugas menyerahkan
KTA calon anggota
11.Calon anggota resmi menjadi anggota perpustakaan
12. Proses registrasi selesai

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan Oleh,


Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Mutu Lahat

59
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENGOLAHAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN SOFTWARE SLiMS

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/UPMI/V.02.B/2016


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2016
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Urusan Kepegawaian
DIPERIKSA OLEH : Pudir II Bidang Administrasi
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Lahat
DIKENDALIKAN OLEH : Unit Penjaminan Mutu

60
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.02.B/2016
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT
STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku
1 Januari 2016
PENGOLAHAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DENGAN SOFTWARE SLiMS
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang prosedur


pengolahan koleksi (buku dan jurnal) di perpustakaan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo dalam hal
pengolahan koleksi (buku dan jurnal) di perpustakaan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen tidak
tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang bertujuan
memudahkan pengguna dalam pencarian sumber-sumber
informasi
2. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunyai latar belakang pendidikan
formal ilmu perpustakaan dan mengetahui seluk beluk tata
cara pengolahan suatu perpustakaan
3. Software SLiMS adalah singkatan dari Senayan Library
Information Management System, adalah open source
software (OSS) berbasis web dengan bahasa
pemrograman PHP dan MySQL untuk memenuhi
kebutuhan otomasi perpustakaan skala kecil hingga sklala
besar.
4. Proses pengolahan adalah suatu proses dimana petugas
perpustakaan mengolah koleksi dari koleksi yang baru
datang sampai menjadi koleksi yang siap dipinjamkan atau
digunakan oleh pengguna perpustakaan
5. Koleksi adalah jenis-jenis sumber informasi yang berada di
perpustakaan baik berupa buku, majalah, Koran maupun
jurnal ilmiah. Di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat koleksi dibedakan menjadi
dua yaitu koleksi umum dan koleksi referensi. Koleksi
umum adalah semua koleksi buku-buku yang bisa
dipinjam oleh pengguna perpustakaan, sedangkan koleksi
referensi adalah semua koleksi buku-buku yang tidak
dapat dipinjam, hanya bisa dibaca ditempat dan di foto
copi, yang termasuk koleksi ini adalah terbitan pemerintah
jurnal ilmiah, ensiklopedi dan Karya Tulis Ilmiah (KTI),
untuk KTI hanya dapat di baca di tempat dan tidak dapat di
foto copi
6. DDC kepanjangan dari Dewey Decimal Classification
merupakan pedoman klasifikasi yang digunakan pada
berbagai besar perpustakaan di Indonesia untuk
menentukan nomor klasifikasinya berdasarkan system

61
klasifikasi persepuluhan deway
7. Barcode register adalah nomor seri buku yang dibuat
dengan fontasi barcode dan dicetak secara otomatis oleh
program pada saat melakukan entry data buku
8. Kartu buku adalah salah satu perlengkapan suatu buku
yang didalamnya berisi keterangan perpustakaan baik
nama, alamat serta nomor telpon dan keterangan nomor
anggota perpustakaan dan tanggal kembali koleksi. Jadi
dengan adanya kartu buku pengguna perpustakaan dapat
mengetahui kapan buku yang dipinjam tersebut harus
dikembalikan
9. Kantong Buku adalah kantong yang diletakkan pada
bagian akhir buku. Kantong ini lazimnya digunakan
sebagai tempat meletakkan slip pengembalian

4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab VI tentang


pembentukan, penyelenggaraan, pengolahan dan
pengembangan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat No. tahun tentang tata tertib Pelayanan
Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
4. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat

5. PROSEDUR : 1. Pustakawan bagian pengolahan mengecek buku pesanan


yang dikirim oleh penerbit/ toko buku
Jika tidak sesuai pesanan, pustakawan
mengkonfirmasi ke penerbit dan meminta penerbit
merevisi serta mengirim ulang buku yang sesuai
dengan pesanan
Jika sesuai pesanan, pustakawan melanjutkan
proses pengolahan buku
2. Pustakawan member stempel inventaris
3. Pustakawan menentukan nomor register buku
4. Pustakawan menentukan nomor klasifikasi dengan DDC
5. Pustakawan menentukan kode rak tempat buku akan
disimpan berdasarkan penggolongan MPK, MKK, MKB,
MPB, dan MBB
6. Membuat data buku mencakup judul buku, pengarang,
penerbit, kolasi, jejakan, subyek, jumlah eksemplar, dan
harga buku
7. Membuat abstrak yang merupakan rangkuman dari isi
buku
8. Melakukan entry data program berdasarkan data buku
9. Mencetak barcode register
10. Menempel barcode register pada cover depan buku
11. Mencetak label buku
12. Menempel label buku pada punggung buku

62
13. Mencetak kartu buku
14. Menempel kartu buku pada kantong buku
15. Buku dimasukkan ke dalam rak sesuai dengan nomor
klasifikasi dan kode rak masing-masing
16. Proses pengolahan selesai

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Mutu Lahat

63
64
65
STANDART OPERATING PROCEDURES
PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.02.C/2010


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Penanggung jawab Perpustakaan
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Lahat
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

66
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/V.02.C/2016
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
PEMINJAMAN BUKU PERPUSTAKAAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


peminjaman buku di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
memberikan pelayanan khususnya dibidang peminjaman
buku kepada mahasiswa, dosen dan karyawan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. RUANG : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen tidak
LINGKUP tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Mahasiswa adalah sebutan seseorang yang sedang belajar
atau menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi khususnya
dalam hal ini di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat baik Pria maupun Wanita
2. Dosen Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan Tinggi
khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat dan juga sebagai karyawan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan
Tinggi khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat yang didatangkan dari luar lingkungan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
misalnya dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari Dinas
Kesehatan
4. Karyawan adalah seseorang yang bekerja di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat yang bertugas
membantu proses kegiatan belajar mengajar, baik urusan
kemahasiswaan maupun surat menyurat serta memberikan
pelayanan kepada mahasiswa pada khususnya dan kepada
masyarakat pada umumnya yang menginginkan informasi
tentang Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat
5. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang bertujuan
memudahkan pengguna dalam pencarian sumber-sumber
informasi

67
6. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunya pendidikan formal ilmu
perpustakaan dan mengetahui seluk beluk tata cara
pengolahan suatu perpustakaan
7. Petugas bagian sirkulasi adalah petugas petugas
perpustakaan yang memberikan pelayanan berupa jasa
peminjaman dan pengembalian buku
8. Proses peminjaman adalah suatu proses dimana pengguna
perpustakaan baik mahasiswa, dosen (baik dosen tetap
maupun dosen tidak tetap) serta karyawan dapat meminjam
koleksi buku umum yang ada di perpustakaan dengan
ketentuan sebagai berikut : untuk mahasiswa peminjaman
buku maksimal tiga buku sedangkan untuk , dosen (baik
dosen tetap maupun dosen tidak tetap) serta karyawan
maksimal enam buku.
9. Koleksi adalah jenis-jenis sumber informasi yang berada di
perpustakaan baik berupa buku, majalah, Koran maupun
jurnal ilmiah. Di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat koleksi dibedakan menjadi
empat yaitu koleksi umum, koleksi khusus, koleksi referensi,
dan koleksi reserve/tendon/cadangan. Koleksi umum
adalah semua koleksi buku-buku yang bisa dipinjam oleh
pengguna perpustakaan, koleksi khusus adalah koleksi
yang jumlahnya terbatas, hanya dapat dipinjam dalam
jangka waktu tertentu dan tidak boleh difotokopi. koleksi
referensi adalah koleksi yang tidak dapat dipinjam, hanya
bisa dibaca ditempat, yang termasuk koleksi ini adalah
kamus, ensiklopedi dan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Koleksi
reserve/tendon/cadangan adalah koleksi yang disediakan
sebagai cadangan apabila suatu koleksi tidak tersedia di rak
koleksi karena sedang dipinjam semua oleh pengguna.
10. Status buku adalah keberadaan koleksi buku di
perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat, apakah statusnya ada di perpustakaan
atau belum dipinjam dan apakah statusnya sedang dipinjam
oleh pengguna perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
11. Katalog Online adalah seperangkat computer yang
digunakan untuk mencari koleksi buku di perpustakaan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat.
Computer tersebut berisi informasi buku serta lokasi buku
dimana buku tersebut disimpan serta status buku. Dengan
adanya katalog online sangat memudahkan pengguna
dalam pencarian buku di perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
12. Lokasi buku adalah suatu keterangan tentang tempat
penyimpanan buku. Di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat buku ditempatkan pada suatu
rak-rak buku dengan system penataannya berdasarkan
klasifikasi kurikulum diploma III keperawatan, yaitu : MPK
(Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian), MKK (Mata
Kuliah Keilmuan dan Ketrampilan), MKB (Mata Kuliah
Keahlian Berkarya), MPB (Mata Kuliah Perilaku Berkarya),
MBB (Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat)

68
4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab V tentang
layanan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat No. tahun tentang tata tertib Pelayanan
Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
6. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
7. PROSEDUR : 1. Pengguna baik mahasiswa, dosen (baik dosen tetap
maupun tidak tetap) dan karyawan datang ke perpustakaan
2. Mencari buku yang diinginkan melalui katalog online
3. Mencatat informasi tentang buku yang dicari melalui katalog
online, pada sebuah kertas yang telah disediakan. Informasi
tersebut berisi tentang informasi buku, lokasi buku serta
status buku apa ada di perpustakaan atau sedang di pinjam
oleh pengguna perpustakaan yang lain
4. Mencari buku yang diinginkan pada rak sesuai dengan
informasi di katalog online
5. Membawa buku yang diinginkan serta menyerahkan Kartu
Tanda Anggota (KTA) perpustakaan kepada petugas
perpustakaan khususnya petugas sirkulasi
6. Petugas memprose buku yang akan dipinjam dan
menyerahkan buku tersebut kepada pengguna
perpustakaan baik mahasiswa, dosen (baik dosen tetap
maupun tidak tetap) dan karyawan yang bersangkutan
7. Proses peminjaman selesai dan buku dapat dibawa pulang
oleh pengguna perpustakaan, baik mahaiswa, dosen (baik
dosen tetap maupun dosen tidak tetap) dan karyawan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Mutu Lahat

69
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENGEMBALIAN DAN PERPANJANGAN BUKU PERPUSTAKAAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.02.D/2010


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Penanggung jawab Perpustakaan
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Lahat
DIKENDALIKAN OLEH : Unit Penjaminan Mutu

70
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.02.D/2016
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
PENGEMBALIAN DAN PERPANJANGAN BUKU PERPUSTAKAAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


pengembalian buku di perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
memberikan pelayanan khususnya dibidang
pengembalian dan perpanjangan buku di perpustakaan
kepada mahasiswa, dosen dan karyawan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen tidak
tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Mahasiswa adalah sebutan seseorang yang sedang
belajar atau menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi
khususnya dalam hal ini di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat baik Pria maupun Wanita
2. Dosen Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan Tinggi
khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat dan juga sebagai karyawan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan
Tinggi khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat yang didatangkan dari luar lingkungan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
misalnya dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari
Dinas Kesehatan
4. Karyawan adalah seseorang yang bekerja di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat yang bertugas
membantu proses kegiatan belajar mengajar, baik urusan
kemahasiswaan maupun surat menyurat serta
memberikan pelayanan kepada mahasiswa pada
khususnya dan kepada masyarakat pada umumnya yang
menginginkan informasi tentang Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
5. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang bertujuan
memudahkan pengguna dalam pencarian sumber-sumber
informasi
6. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunyai latar belakang pendidikan

71
formal ilmu perpustakaan dan mengetahui seluk beluk
tata cara pengolahan suatu perpustakaan
7. Petugas bagian sirkulasi adalah petugas petugas
perpustakaan yang memberikan pelayanan berupa jasa
peminjaman dan pengembalian buku
8. Proses pengembalian adalah suatu proses dimana
pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen (baik
dosen tetap maupun dosen tidak tetap) serta karyawan
dapat mengembalikan koleksi buku umum yang sudah
dipinjam di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat dengan jangka waktu
peminjaman selama dua minggu dan dapat diperpanjang 1
kali dengan jangka waktu satu minggu. Apabila
pengembalian tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan
maka akan diberlakukan denda, yakni Rp. 1.000,- (seribu
rupiah) untuk setiap buku perharinya
9. Koleksi adalah jenis-jenis sumber informasi yang berada di
perpustakaan baik berupa buku, majalah, Koran maupun
jurnal ilmiah. Di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat koleksi dibedakan menjadi
empat yaitu koleksi umum, koleksi khusus, koleksi
referensi, dan koleksi reserve/tendon/cadangan. Koleksi
umum adalah semua koleksi buku-buku yang bisa
dipinjam oleh pengguna perpustakaan, koleksi khusus
adalah koleksi yang jumlahnya terbatas, hanya dapat
dipinjam dalam jangka waktu tertentu dan tidak boleh
difotokopi. koleksi referensi adalah koleksi yang tidak
dapat dipinjam, hanya bisa dibaca ditempat, yang
termasuk koleksi ini adalah kamus, ensiklopedi dan Karya
Tulis Ilmiah (KTI). Koleksi reserve/tendon/cadangan
adalah koleksi yang disediakan sebagai cadangan apabila
suatu koleksi tidak tersedia di rak koleksi karena sedang
dipinjam semua oleh pengguna
4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab V tentang
layanan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat No. tahun tentang tata tertib Pelayanan
Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
5. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
6. PROSEDUR : 1. Pengguna baik mahasiswa, dosen (baik dosen tetap
maupun tidak tetap) dan karyawan datang ke
perpustakaan
2. Pengguna mengisi buku pengunjung
3. Menyerahkan buku yang ingin dikembalikan kepada
petugas sirkulasi
4. Petugas menanyakan kepada pengguna apakah buku
tersebut dikembalikan atau diperpanjang
5. Jika diperpanjang, petugas melakukan proses

72
perpanjangan buku dengan computer dan menyerahkan
kembali buku tersebut kepada pengguna untuk dipinjam
kembali
6. Jika tidak diperpanjang, petugas memproses buku yang
akan dikembalikan dengan computer dan mengecek
apakah tanggal pengembalian sesuai dengan ketentuan
atau tidak, apabila :
Tidak sesuai maka akan dikenakan denda
Sesuai maka petugas akan menyerahkan KTA kepada
pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen (baik
dosen tetap maupun tidak tetap) dan karyawan yang
bersangkutan
7. Proses pengembalian selesai

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Mutu Lahat

73
STANDART OPERATING PROCEDURES
TATA TERTIB FOTO COPY KOLEKSI REFERENSI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.02.E/2010


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Penanggung jawab Perpustakaan
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

74
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/V.02.E/2016
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
TATA TERTIB FOTO COPY KOLEKSI
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata tertib


memfotocopi koleksi di perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
memberikan pelayanan khususnya dibidang memfotocopy
koleksi referensi di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
2. RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen tidak
tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Mahasiswa adalah sebutan seseorang yang sedang
belajar atau menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi
khususnya dalam hal ini di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat baik Pria maupun Wanita
2. Dosen Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan Tinggi
khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat dan juga sebagai karyawan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan
Tinggi khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat yang didatangkan dari luar lingkungan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
misalnya dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari
Dinas Kesehatan
4. Karyawan adalah seseorang yang bekerja di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat yang bertugas
membantu proses kegiatan belajar mengajar, baik urusan
kemahasiswaan maupun surat menyurat serta
memberikan pelayanan kepada mahasiswa pada
khususnya dan kepada masyarakat pada umumnya yang
menginginkan informasi tentang Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
5. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang bertujuan
memudahkan pengguna dalam pencarian sumber-sumber
informasi
6. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunyai pendidikan formal ilmu
perpustakaan dan mengetahui seluk beluk tata cara

75
pengolahan suatu perpustakaan
7. Petugas bagian sirkulasi adalah petugas perpustakaan
yang memberikan pelayanan berupa jasa peminjaman dan
pengembalian buku
8. Proses memfotocopi adalah suatu proses dimana
pengguna perpustakaan baik mahasiswa, dosen (baik
dosen tetap maupun dosen tidak tetap) serta karyawan
dapat memfotocopi atau menggandakan koleksi
bukureferensi yang dimiliki oleh perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dengan
ketentuan sebagai berikut :
Buku yang akan di fotocopi harus mengetahui
petugas
Jam layanan untuk memfotocopy sesuai dengan
peraturan perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
Batas waktu untuk memfotocopy koleksi referensi
adalah satu hari dan harus dikembalikan pada hari
itu juga. Apabila lebih dari satu hari maka akan
dikenakan denda sebesar Rp. 500,- (lima ratus
rupiah) per hari
9. Koleksi adalah jenis-jenis sumber informasi yang berada di
perpustakaan baik berupa buku, majalah, koran maupun
jurnal ilmiah. Di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat koleksi dibedakan menjadi
empat yaitu koleksi umum, koleksi khusus, koleksi
referensi, dan koleksi reserve/tendon/cadangan. Koleksi
umum adalah semua koleksi buku-buku yang bisa
dipinjam oleh pengguna perpustakaan, koleksi khusus
adalah koleksi yang jumlahnya terbatas, hanya dapat
dipinjam dalam jangka waktu tertentu dan tidak boleh
difotokopi. koleksi referensi adalah koleksi yang tidak
dapat dipinjam, hanya bisa dibaca ditempat, yang
termasuk koleksi ini adalah kamus, ensiklopedi dan Karya
Tulis Ilmiah (KTI). Koleksi reserve/tendon/cadangan
adalah koleksi yang disediakan sebagai cadangan apabila
suatu koleksi tidak tersedia di rak koleksi karena sedang
dipinjam semua oleh pengguna
4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab V tentang
layanan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat No. tahun tentang tata tertib Pelayanan
Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
5. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
6. PROSEDUR : 1. Pengguna baik mahasiswa, dosen (baik dosen tetap
maupun tidak tetap) dan karyawan datang ke
perpustakaan
2. Pengguna mengisi buku tamu

76
3. Pengguna menelusur judul koleksi yang diinginkan melalui
OPAC
4. Pengguna melihat apakah koleksi tersebut sesuai apa
tidak dengan yang diinginkan
Bila informasi tidak sesuai yang diinginkan maka dapat
dikembalikan kepada petugas dan mencari buku
referensi yang lain
Bila sesuai maka pengguna melaporkan ke petugas
bahwasannya koleksi tersebut akan di fotocopi
5. Petugas mengambil form peminjaman fotocopy dan
meminta pengguna untuk mengisi form tersebut
6. Pengguna menyerahkan form yang sudah diisi kepada
petugas
7. Proses peminjaman fotocopy selesai

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Mutu Lahat

77
STANDART OPERATING PROCEDURES
LAYANAN BEBAS TANGGUNGAN PERPUSTAKAAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.02.F/2016


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2016
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Penanggung jawab Perpustakaan
DIPERIKSA OLEH : Ketua Unit Penjaminan Mutu
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Lahat
DIKENDALIKAN OLEH : Unit Penjaminan Mutu

78
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.02.F/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT
STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku
1 Januari 2016
LAYANAN BEBAS TANGGUNGAN PERPUSTAKAAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


peminjaman buku di perpustakaan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf perpustakaan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat dalam
memberikan pelayanan khususnya dibidang layanan
bebas pinjaman perpustakaan kepada mahasiswa
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
2. RUANG LINGKUP : Mahasiswa, dosen (baik dosen tetap maupun dosen tidak
tetap) serta karyawan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Mahasiswa adalah sebutan seseorang yang sedang
belajar atau menuntut ilmu di suatu Perguruan Tinggi
khususnya dalam hal ini di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat baik Pria maupun Wanita
2. Dosen Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan Tinggi
khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat dan juga sebagai karyawan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah pengajar di suatu Perguruan
Tinggi khususnya di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat yang didatangkan dari luar lingkungan
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
misalnya dari Puskesmas, Rumah Sakit maupun dari
Dinas Kesehatan
4. Karyawan adalah seseorang yang bekerja di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat yang bertugas
membantu proses kegiatan belajar mengajar, baik urusan
kemahasiswaan maupun surat menyurat serta
memberikan pelayanan kepada mahasiswa pada
khususnya dan kepada masyarakat pada umumnya yang
menginginkan informasi tentang Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
5. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya
disimpan menurut tata susunan tertentu yang bertujuan
memudahkan pengguna dalam pencarian sumber-sumber
informasi
6. Pustakawan adalah seseorang yang bekerja di suatu
perpustakaan yang mempunyai pendidikan formal ilmu
perpustakaan dan mengetahui seluk beluk tata cara
pengolahan suatu perpustakaan

79
7. Petugas bagian sirkulasi adalah petugas petugas
perpustakaan yang memberikan pelayanan berupa jasa
peminjaman dan pengembalian buku
8. Anggota perpustakaan adalah seluruh civitas akademika
Akper pemkab. Lahat baik dosen, karyawan, dan
mahasiswa
9. Anggota luar biasa adalah anggota Perpustakaan Akper
Pemkab. Lahat yang keanggotaannya bersifat sementara
dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan terikat oleh
beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh Kepala
Perpustakaan dan disyahkan oleh Direktur Akper.
Anggota luar biasa ini terdiri dari pengguna umum dari
instansi/ perguruan tinggi lain yang telah mendaftar
sebagai anggota Perpustakaan Akper Pemkab. Lahat.
10. KTA adalah singkatan dari Kartu Tanda Anggota,
merupakan identitas resmi yang dikeluarkan oleh Kepala
Perpustakaan Akper Pemkab. Lahat sebagai bukti
keanggotaan dan hanya dapat digunakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di perpustakaan. KTA ini harus
dibawa setiap berkunjung dan menggunakan fasilitas
perpustakaan.
11. Layanan bebas tanggungan adalah salah satu
pelayanan administrasi di perpustakaan untuk
mengeluarkan surat keterangan bahwa mahasiswa yang
bersangkutan dinyatakan bebas dari segala tanggungan
baik dalam hal peminjaman buku maupun tanggungan
administrasi. Biasanya surat keterangan ini digunakan
sebagai syarat untuk mengambil nomor ujian, yudisium
dan wisuda.

4. REFERENSI : 1. UU perpustakaan No. 43 tahun 2007 pada bab V tentang


layanan perpustakaan
2. SK pendirian Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. SK Direktur Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Ponorogo No. tahun tentang tata tertib Pelayanan
Perpustakaan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
5. DISTRIBUSI : Semua bagian di lingkungan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
6. PROSEDUR : 1. Pengguna datang ke perpustakaan
2. Pengguna melakukan cek peminjaman online atau melalui
petugas sirkulasi
3. Pengguna mengambalikan buku yang dipinjam
4. Petugas memproses pengembalian buku dengan
komputer
5. Petugas mencetak surat keterangan bebas tanggungan
6. Petugas menyerahkan surat bebas tanggungan kepada

80
Kepala Perpustakaan
7. Kepala Perpustakaan menandatangani surat keterangan
bebas tanggungan
8. Surat bebas tanggungan diserahkan kembali ke petugas
sirkulasi
9. Petugas membubuhkan stempel resmi perpustakaan
10. Surat bebas tanggungan diserahkan ke pengguna
11. Pengguna menyerahkan KTA perpustakaan
12. KTA pengguna disimpan petugas
13. Proses layanan bebas tanggungan selesai

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Unit Penjaminan Mutu Direktur Akper Pemkab.
Perpustakaan Lahat

81
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.03/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT
STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku
1 Januari 2016
RUANG DIREKTUR
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Tersedianya ruang direktur yang selalu bersih dan nyaman


2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi Kepala TU dan RT sebagai
penangung jawab kebersihan / petugas yang telah
ditunjuk.
3. STANDAR : 1. Ruang Direktur harus memberikan kenyamanan dan
ketenangan.
2. Rasio ruang direktur sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Ruang direktur tersedia meja kursi Direktur, meja kursi
tamu, almari / rak buku, TV.
4. Barang inventaris di ruang Direktur harus dinyatakan
dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
4. DEFINISI : 1. Rasio adalah perbandingan minimal antara dosen
dengan mahasiswa dalam melakukan kegiatan proses
pembelajaran.
2. Barang Inventaris adalah seluruh barang yang dimiliki
oleh Akademi Keperawatan Kab. Lahat yang
penggunaannya lebih dari satu tahun dan dicatat serta
didaftarkan dalam buku inventaris.
5. REFERENSI : Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Akper
Pemkab Lahat

6. PROSEDUR : 1. Sebelum jam 7.00 WIB. Pintu ruang direktur dibuka.


2. Ruang dalam keadaan bersih, AC dinyalakan.
3. Pada jam kerja dan direktur berada ditempat pintu
ruang direktur tetap tertutup, tanpa dikunci.
4. Setelah direktur meninggalkan ruang/ jam kantor habis,
ruang direktur dibersihkan, AC dimatikan, pintu dikunci.
Kunci ruang direktur diserahkan pada petugas.
7. BAGAN DAN ALUR : Membuka kunci ruangan

Menyalakan AC

Mematikan AC setelah jam kerja

Membersihkan ruangan setelah direktur
Meninggalkan ruangan

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Kepala Sub Bagian Adminsitrasi Umum


2. Kepala Urusan TU dan RT
3. Petugas Jaga

82
9. CATATAN Barang siapa masuk ruang direktur diluar jam kerja harus
seijin direktur, apa maksud dan tujuannya.

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Keuangan Pembantu Direktur II Direktur

83
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.04/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT
STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku
1 Januari 2016
RUANG DOSEN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Tersedianya ruang dosen yang nyaman dalam


melaksanakan tugas dan fungsinya bisa berjalan dengan
baik.
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi semua dosen baik dosen tetap
maupun dosen tidak tetap Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
3. STANDAR : 1. Ruang Dosen harus memberikan kenyamanan dan
ketenangan.
2. Rasio ruang dosen harus sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
3. Ruang harus ada meja kursi masing-masing dosen,
komputer beserta printer, kursi untuk konsul
mahasiswa, almari / rak buku, TV .
4. Barang inventaris di ruang Dosen harus dinyatakan
dalam Kartu Inventaris Ruangan (KIR)
4. DEFINISI : 1. Dosen adalah pendidik dan ilmuwan profesional
dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal sesuai
dengan keahliannya.
2. Dosen Tetap adalah Dosen yang diangkat dan
diberhentikan oleh Bupati, Kepala Dinas Kesehatan dan
atau Direktur dan melaksanakan cek tugas/ fungsi pada
Akademi Keperawatan Kabupaten Lahat
3. Dosen Tidak Tetap adalah dosen tamu, tenaga
pengajar dari instansi/Perguruan Tinggi lain yang
diundang oleh Akademi untuk memberikan materi
dalam jangka waktu tertentu.

5. REFERENSI :

6. PROSEDUR : 1. Setiap hari kerja mulai jam 06.45 WIB. pintu ruang
dosen dibuka dan ruang dalam keadaan bersih.
2. Setiap dosen pulang keja komputer, AC dimatikan.
3. Setiap dosen pulang kerja merapikan meja, kursi
masing-masing dalam keadaan rapi dan pintu ruang
dikunci.
4. Apabila diluar jam kerja ada staf/ dosen masuk ruang
dosen harus lapor petugas jaga apa maksud dan
tujuannya.

84
7. BAGAN DAN ALUR : Membuka kunci ruangan

Menyalakan AC

Mematikan AC setelah jam kerja

Membersihkan ruangan setelah dosen
Meninggalkan ruangan

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Kepala Urusan TU dan RT


2. Petugas Jaga
9. CATATAN Barang siapa masuk ruang dosen diluar jam kerja harus
lapor petugas jaga, apa maksud dan tujuannya.

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Keuangan Pembantu Direktur II Direktur

85
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/V.05/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT
STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku
1 Januari 2016
RUANG KULIAH
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Tersedianya ruang kuliah yang memadai proses belajar


dan mengajar dapat berjalan dengan baik dan dapat
mencapai tujuan yang diharapkan sebagaimana visi dan
misi Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku bagi Semua civitas Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
3. STANDAR : 1. Ruang kuliah harus menjamin kenyamanan,
ketenangan kepada mahasiswa.
2. Pencahayaan harus baik, bersih dan tidak lembab.
3. Rasio 2 ruang kuliah berukuran 8 x 8 meter.
4. Rasio 2 ruang kuliah berukuran 6.5 x 8 meter.
5. Maing-masing ruang kuliah ada AC.
6. Standar rasio luas ruang kelas perpeserta didik 1.0
M2.
7. Ada meja dosen dan bangku kuliah sesuai dengan
jumlah mahasiswa
4. DEFINISI :

5. REFERENSI : 1. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen


2. PP Nomor 19 Tahun 2005 Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 42 Tahun 2007 tentang
Sertifikasi Dosen.
6. PROSEDUR : 1. Ada kepastian penempatan ruang kelas pada
masing-masing semester.
2. Sebelum proses pembelajaran dimulai 15 menit
pintu ruang kelas sudah dibuka dan dalam keadaan
bersih.
3. Sarana pembelajaran siap pakai.
4. Pada waktu proses pembelajaran mulai s/d selesai
pengurus kelas bertanggung jawab atas keamanan
sarana kelas.
5. Setelah proses pembelajaran selesai dilakukan
pengecekan kelengkapan sarana, lengkap pintu
dikunci oleh staf bagian rumah tangga.
6. Cek terakhir dilakukan oleh petugas saat inspeksi
sekitar kampus

7. BAGAN DAN ALUR : -

86
8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Kepala Urusan TU dan RT
2. Petugas Keamanan.
9. CATATAN Sebelum proses pembelajaran dimulai harus ada
petugas untuk kontrol kesiapan sarana proses
pembelajaran : LCD, CPU

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Keuangan Pembantu Direktur II Direktur

87
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENGAJUAN ANGGARAN BELANJA RUTIN ALAT DAN BAHAN

PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.06.A/2015


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2016
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Kepala Unit Laboratorium
DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bidang Akademik)

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Lahat


DIKENDALIKAN OLEH : Unit Penjaminan Mutu Internal (UPMI)

88
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.06.A/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
PENGAJUAN ANGGARAN BELANJA RUTIN ALAT DAN BAHAN
Tanggal Revisi
PRAKTIKUM LABORATORIUM KEPERAWATAN

1. TUJUAN : 2. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara pengajuan


anggaran laboratorium di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
3. Sebagai pedoman bagi staf laboaratorium dan pengguna
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat dalam pengajuan anggaran laboratorium
2. RUANG LINGKUP : 1. Waktu penyusunan anggaran alat laboratorium
2. Rencana anggaran laboratorium untuk Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP)
3. Dana anggaran laboratorium
4. Penyusunan Diagram alir pengajuan anggaran
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
3. DEFINISI : 1. Pengajuan anggaran adalah kegiatan perencanaan
pembiayaan kegiatan atau pembelian alat/bahan dalam
kaitan yang dikuantifikasikan dalam bentuk rupiah
2. Laboratorium keperawatan adalah laboratorium
terpadu yang merupakan tempat praktikum yang
memberikan gambaran tentang hospital image
sehingga bisa digunakan baik dalam bidang
keperawatan maupun bidang keilmuan yang lain
3. Alat laboratorium adalah benda yang dipakai dalam
kegiatan praktek laboratorium keperawatan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
4. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah zat atau
benda yang dipakai dalam kegiatan praktek
laboratorium keperawatan dan habis dalam sekali pakai
5. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf
edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi
dalam organisasi laboratorium serta membawahi
6. Pelaksana laboratorium dan peserta praktikum serta
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
laboratorium Pelaksana laboratorium seorang staf
edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia
turut berperan aktif dalam pengelolaan serta
pengembangan laboratorium

89
4. REFERENSI : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional
3. Peratuaran pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang
pendidikan menengah
4. Peratuaran pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan
5. Peratuaran pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang
pendidikan tinggi
6. Peratuaran pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standart Nasional Pendidikan
7. Kepmendiknas nomor 173/U/2001 tentang penerimaan
calon mahasiswa baru pada perguruan tinggi
8. Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia nomor 73 tahun
1999 tentang tatacara Penggunaan Penerimaan Negara
bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu
4. DISTRIBUSI : Semua staf laboaratorium dan pengguna Laboratorium di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
5. PROSEDUR : Pengajuan anggaran laboratorium
1. Minimal 1 bulan sebelum tahun akademik baru dimulai,
penanggung jawab laboratorium mengajukan perencanaan
anggaran alat laboratorium dan bahan praktikum habis
pakai
2. Penanggung jawab laboratorium melihat data stok
alat/bahan untuk memastikan stok alat/bahan yang
diajukan
3. Penyusunan anggaran alat dan bahan praktikum
laboratorium disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
4. Penanggung jawab laboratorium mencari informasi tentang
spesifikasi alat / bahan dan taksiran harga
5. Penanggung jawab laboratorium menyusun daftar
pengajuan alat/bahan praktikum laboratorium yang
meliputi nama barang, jumlah dan harga
6. Penanggung jawab laboratorium mengajukan rencana
anggaran alat/bahan praktikum ke Direktur melalui
pembantu direktur II administrasi
7. Setelah disetujui, alat/bahan yang sudah terdaftar dalam
pengajuan rencana anggaran dapat direalisasikan oleh tim
pelaksanaan pembelian alat/bahan praktikum
laboratorium.

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung Jawab Ketua Unit Penjamin Mutu Direktur Akper Pemkab.
Laboratorium Ponorogo

90
DIAGRAM PENGAJUAN ANGGARAN BELANJA ALAT/BAHAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM KEPERAWATAN DI AKPER PEMKAB. LAHAT

START

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM


Memeriksa data alat/bahan untuk memastikan alat/bahan yang diajukan
Mencari informasi tentang spesifikasi alat/bahan dan taksiran harga
Menyusun daftar pengadaan alat/bahan praktikum laboratorium meliputi nama, jumlah
dan harga alat/bahan

Lembaga
Pengawasan
Mengajukan daftar anggaran belanja alat/bahan ke internal (LPI)
Direktur melalui Pudir II Administrasi

Setelah anggaran belanja alat/bahan praktikum disetujui


Direktur

Rencana anggaran dapat direalisasikan oleh tim pembelian


alat/bahan praktikum

Penanggung jawab laboratorium


Memeriks a alat/bahan yang dibeli disaksikan Pudir II Administrasi dan dimonitor
oleh Lembaga Pengawasan Internal
Mendokumentasikan alat/bahan praktikum yang dibeli

FINISH

91
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENGADAAN BARANG LABORATORIUM KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.06.B/2015


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2016
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Kepala Unit Laboratorium
DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bidang Akademik)

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Ponorogo


DIKENDALIKAN OLEH : Unit Penjaminan Mutu Internal (UPMI)

92
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/UPMI/V.06.B/2015
PEMERINTAH KABUPATEN
LAHAT

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2016
PENGADAAN BARANG LABORATORIUM KEPERAWATAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


pengadaan barang laboratorium di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Lahat
2. Sebagai pedoman bagi staf laboaratorium dan pengguna
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pengadaan barang
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Lahat
2. RUANG LINGKUP : 1. Pengadaan barang laboratorium untuk Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) dan alat laboratorium
2. Penyusunan daftar pengadaan barang laboratorium
3. Penyusunan Diagram alir pengajuan pengadaan barang
laboratorium
3. DEFINISI : 1. Pengadaan barang adalah proses pembelian barang
yang diperlukan oleh unit kerja untuk memenuhi
kebutuhan barang dalam rangka kegiatan administrasi
perkantoran maupun kegiatan belajar mengajar
2. Laboratorium keperawatan adalah laboratorium
terpadu yang merupakan tempat praktikum yang
memberikan gambaran tentang hospital image
sehingga bisa digunakan baik dalam bidang
keperawatan maupun bidang keilmuan yang lain
3. Pengadaan barang dapat meliputi alat-alat kesehatan
logam, phantom, chart maupun bahan medis habis
pakai (BMHP) laboratorium
4. Alat laboratorium adalah benda yang dipakai dalam
kegiatan praktek laboratorium keperawatan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
5. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah zat atau
benda yang dipakai dalam kegiatan praktek
laboratorium keperawatan dan habis dalam sekali pakai
6. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf
edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi
dalam organisasi laboratorium serta membawahi
7. Pelaksana laboratorium dan peserta praktikum serta
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
laboratorium Pelaksana laboratorium seorang staf
edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia

93
turut berperan aktif dalam pengelolaan serta
pengembangan laboratorium
4. REFERENSI : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

2. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system


pendidikan nasional

3. Peratuaran pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang


pendidikan menengah

4. Peratuaran pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang


tenaga kesehatan

5. Peratuaran pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang


pendidikan tinggi

6. Peratuaran pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang


standart Nasional Pendidikan

7. Kepmendiknas nomor 173/U/2001 tentang penerimaan


calon mahasiswa baru pada perguruan tinggi

8. Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia nomor 73 tahun


1999 tentang tatacara Penggunaan Penerimaan Negara
bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu

4. DISTRIBUSI : Semua staf laboaratorium dan pengguna Laboratorium di


Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lahat
5. PROSEDUR : Pengadaan barang laboratorium
1. Pengadaan barang laboratorium dilakukan jika alat-alat
laboratorium dirasa kurang dan tidak memenuhi
kebutuhan untuk praktek laboratorium maupun
praktek profesi
2. Penanggung jawab laboratorium memeriksa data
barang untuk memastikan jenis dan jumlah barang
yang diminta
3. Penanggung jawab laboratorium menyusun daftar
pengadaan barang laboratorium yang meliputi nama
dan jumlah barang
4. Petugas laboratorium mencari informasi tentang
spesifikasi barang dan taksiran harga
5. Penanggung jawab laboratorium mengajukan rencana
pengadaan barang ke direktur melalui Pudir II
administrasi
6. Setelah disetujui oleh Direktur dilanjutkan ke tim
pelaksanaan pembelian barang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
7. Penanggung jawab laboratorium bersama tim
pelaksana pembelian barang memonitor dan
memeriksa kedatangan barang

94
8. Setelah alat/bahan lengkap, petugas laboratorium
mendokumentasikan dalam buku penerimaan barang
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Lahat
9. Proses pengadaan barang dimonitor oleh Lembaga
Pengawasan Internal (LPI)

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


Penanggung jawab Ketua Unit Penjamin Mutu Direktur Akper Pemkab. Lahat
Laboratorium

95
DIAGRAM ALIR PENGADAAN BARANG LABORATORIUM DI AKPER PEMKAB. LAHAT

START

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM


Memeriksa data barang untuk memastikan jenis dan jumlah data barang yang diminta
Menyusun daftar pengadaan barang Laboratorium yang meliputi nama dan jumlah barang
Mencari informasi tentang spesifikasi barang dan taksiran harga

LEMBAGA PENGAWAS
INTERNAL (LPI)
Mengajukan daftar pengadaan barang ke direktur
Melakukan monitor dan
melalui PD II Administrasi evaluasi

TIM PELAKSANA PEMBELIAN BARANG


Melaksanakan pembelian barang sesuai dengan daftar pengadaan barang yang disetujui
Memonitor dan memeriksa kedatangan barang bersama dengan Penanggung Jawab
Laboratorium disaksikan oleh Pudir II aDMINISTRASI

Setelah barang yang diterima lengkap dan sesuai daftar Penanggung Jawab Laboratorium
mendokumentasikan dalam buku penerimaan barang laboratorium

FINISH

96
STANDART OPERATING PROCEDURES
INVENTARISASI ALAT LABORATORIUM

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.06.C/2011


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2011
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Kepala Unit Laboratorium
DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bidang Akademik)
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper ponorogo
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI)

97
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.06.C/2011
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2011
INVENTARISASI ALAT LABORATORIUM
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


inventarisasi alat laboratorium di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
2. Sebagai pedoman bagi staf laboaratoriumdan pengguna
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam inventarisasi alat laboratorium
2. RUANG LINGKUP : 1. Waktu inventarisasi alat laboratorium
2. Pengelompokan alat yang diinventarisasi
3. Pencatatan dalam inventarisasi alat
4. Inventarisasi bahan medis habis pakai (BMHP)
5. Laporan inventarisasi alat dan bahan medis habis pakai
(BMHP)
6. Diagaram alir inventarisasi alat laboratorium
3. DEFINISI : 1. Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk mencatat dan
menyusun daftar inventaris barang-barang milik/kekayaan
Negara yang terdapat dalam lingkungan unit kerja tertentu
secara teratur menurut ketentuan dan tata cara yang
berlaku
2. Laboratorium keperawatan adalah laboratorium terpadu
yang merupakan tempat praktikum yang memberikan
gambaran tentang hospital image sehingga bisa digunakan
baik dalam bidang keperawatan maupun bidang keilmuan
yang lain
3. Alat laboratorium adalah benda yang dipakai dalam
kegiatan praktek laboratorium keperawatan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
4. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah zat atau benda
yang dipakai dalam kegiatan praktek laboratorium
keperawatan dan habis dalam sekali pakai
5. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf
edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam
organisasi laboratorium serta membawahi pelaksana
laboratorium dan peserta praktikum serta bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium
6. Pelaksana laboratorium seorang staf edukatif yang memiliki
minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam
pengelolaan serta pengembangan laboratorium
4. REFERENSI : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system

98
pendidikan nasional
3. Peratuaran pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang
pendidikan menengah
4. Peratuaran pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan
5. Peratuaran pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang
pendidikan tinggi
6. Peratuaran pemerintah nomor 19 tahun 2005ntentang
standart Nasional Pendidikan
7. Kepmendiknas nomor 173/U/2001 tentang penerimaan
calon mahasiswa baru pada perguruan tinggi
8. Peratuaran Pemerintah Republic Indonesia nomor 73 tahun
1999 tentang tatacara Penggunaan Penerimaan Negara
bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu
4. DISTRIBUSI : Semua staf laboaratorium dan pengguna Laboratorium di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
5. PROSEDUR : Inventarisasi Alat Laboatorium
1. Inventarisasi Alat Laboatorium dilakukan setiap tahun
sekali
2. Inventarisasi Alat Laboatorium diklasifikasikan menjadi
alat dan bahan praktikum kesehatan logam, non logam,
mainan anak, phantom dan alat tenun (bahan kain)
3. Inventarisasi alat diklasifikasikan menjadi alat
kesehatan logam, non logam, mainan anak, phantom
peraga dan alat tenun(bahan kain)
4. Inventarisasi alat medis habis pakai (BMHP)
diklasifikasikan menjadi larutan dan non larutan
5. Dalam Inventarisasi Alat Laboatorium diberi penjelasan
kondisi alat jumlah alat dan kalibrasi alat serta kondisi
alat
6. Dalam Inventarisasi Alat Laboatorium Bahan amedis
Habis Pakai (BMHP) dilakukan setiap kali belanja
7. Laporan Inventarisasi Alat Laboatorium dan BMHP
diserahkan dan ditanda tangani Direktur , penanggung
jawab Laboratorium serta ketua lembaga penjamin
mutu

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Penanggung JawabLaboratorium Ketua Lembaga Penjamin Mutu Direktur Akper Pemkab.


Ponorogo

99
DIAGRAM ALIR INVENTARISASI ALAT LABOARATORIUM DI AKPER PEMKAB. PONOROGO

START

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM

Melakukan inventarisasi sesuai dengan klasifikasi alat dan bahan

Alat laboratorium: Bahan Medis Habis Pakai (BMHP):


Logam, non logam, phantom peraga
dan alat tenun Larutan, non larutan

Pencatatan dan inventarisasi alat Pencatatan dan inventarisasi bahan


meliputi : nama alat, jumlah alat , medis habis pakai dilakukan setiap
kalibrasi alat dan kondisi alat kali belanja

Laporan inventarisasi alat /bahan


diserahkan dan ditandatangi direktur
setiap tahun

FINISH

100
STANDART OPERATING PROCEDURES
PEMELIHARAAN ALAT LABORATORIUM KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.06.D/2011

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2011

TANGGAL REVISI : -

DIPERSIAPKAN OLEH : Ketua Unit Laboratorium

DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bagian I)

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper ponorogo

DIKENDALIKAN OLEH : Kepala Penjaminan Mutu Internal (LPMI)

101
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.06.D/2011
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2011
PEMELIHARAAN ALAT ALBORATORIUM KEPERAWATAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


pemeliharaan alat laboratorium di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
2. Sebagai pedoman bagi staf laboaratoriumdan pengguna
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam pemeliharaan alat
laboratorium
2. RUANG LINGKUP : 1. Penelompokan alat-alat laboratorium yang dilakukan
perbaikan
2. Pencatatan dalam pengajuan daftar perbaikan alat
3. Diagaram alir pemeliharaan alat laboratorium
3. DEFINISI : 1. Pemeliharaan alat adalah kegiatan terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam
keadaan baik
2. Laboratorium keperawatan adalah laboratorium terpadu
yang merupakan tempat praktikum yang memberikan
gambaran tentang hospital image sehingga bisa digunakan
baik dalam bidang keperawatan maupun bidang keilmuan
yang lain
3. Alat laboratorium adalah benda yang dipakai dalam
kegiatan praktek laboratorium keperawatan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
4. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah zat atau benda
yang dipakai dalam kegiatan praktek laboratorium
keperawatan dan habis dalam sekali pakai
5. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf
edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam
organisasi laboratorium serta membawahi pelaksana
laboratorium dan peserta praktikum serta bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium
6. Pelaksana laboratorium seorang staf edukatif yang memiliki
minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam
pengelolaan serta pengembangan laboratorium
4. REFERENSI : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional
3. Peratuaran pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang
pendidikan menengah
4. Peratuaran pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang

102
tenaga kesehatan
5. Peratuaran pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang
pendidikan tinggi
6. Peratuaran pemerintah nomor 19 tahun 2005ntentang
standart Nasional Pendidikan
7. Kepmendiknas nomor 173/U/2001 tentang penerimaan
calon mahasiswa baru pada perguruan tinggi
8. Peratuaran Pemerintah Republic Indonesia nomor 73 tahun
1999 tentang tatacara Penggunaan Penerimaan Negara
bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu
4. DISTRIBUSI : Semua staf laboaratorium dan pengguna Laboratorium di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
5. PROSEDUR : Pemeliharaan Alat Laboatorium
1. Pemeliharaan alat laboratorium dilakukan sesuai
dengan klasifikasi alat meliputi alat-alat logam, non
logam, phantom peraga dan alat tenun
2. Pemeliharaan alat meliputi perawatan alat dan
prosedur perbaikan alat yang rusak
3. Pemeliharaan alat logam dilakukan dengan mengikuti
prosedur berikut : alat logam yang selesai dipakai dicuci
dengan air dan sabun, dikeringkan kemudian disterilkan
dengan alkohol baru disimpan dalam rak penyimpanan
4. Pemeliharaan alat non logam dilakukan dengan
mengikuti prosedur : alat non logam yang selesai
dipakai dicuci dengan air dan sabun, dikeringkan
kemudian disimpan dalam rak penyimpanan.
5. Pemeliharaan phantom peraga dilakukan dengan
mengikuti prosedur : phantom peraga yang selesai
dipakai dikembalikan ketempat penyimpanan yang
kering dan tidak lembab
6. Pemeliharaan alat tenun dilakukan dengan prosedur
memisahkan alat tenun yang kotor kemudian dicuci ,
disetrika dan disimpan dirak alat tenun.
7. Penanggung jawab laboratorium setiap tahun akademik
baru memeriksa kondisi alat yang disimpan dan
melakukan pencatatan alat yang rusak dan alat yang
masih layak pakai
8. Penanggung jawab laboratorium memeriksa alat rusak
yang memungkinkan untuk diperbaiki
9. Alat-alat yang akan dilakukan pemeliharaan dicatat
dalam daftar pengajuan perbaikan alat meliputi nama
alat, jumlah dan keterangan kondisi alat
10. Penanggung jawab laboratorium mengajukan daftar
pengajuan perbaikan alat kepada Pudir II Administrasi
dilanjutkan ke Direktur
11. Setelah permohonan pengajuan perbaikan alat
laboratorium disetujui oleh Direktur, pengajuan
perbaikan alat dilanjutkan ke bendahara untuk
dilaksanakan

103
12. Alat yang perlu perbaikan dilakukan perbaikan sesuai
dengan ketentuan

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Penanggung Jawab Laboratorium Ketua Penjaminan Mutu Direktur Akper Pemkab.


Ponorogo

104
DIAGRAM ALIR PEMELIHARAAN ALAT LABOARATORIUM AKPER PEMKAB. PONOROGO

START

PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM


Melakukan pemeliharaan alat meliputi perawatan alat dan
memperbaiki alat yang rusak
Pemeliharaan alat dibedakan berdasarkan klasifikasi alat, yaitu :
logam,non logam, phantom peraga, alat tenun

Alat Logam: Alat non Phantom Alat tenun :


Cuci,keringkan, logam: peraga: Pisahkan alat
sterilkan dengan Cuci,keringk tenun yang kotor,
Simpan cuci,setrika,simp
alkohol, simpan an, ditempat an ditempat alat
simpan kering tenun

Penanggung jawab Laboratorium setiap tahun akademik baru :


melakukan pemeriksaan pada kondisi alat yang disimpan
membuat daftar alat yang rusak yang membutuhkan
perbaikan

Mengajukan daftar perbaikan alat ke


Direktur melalui Pembantu Direktur II

Daftar perbaikan alat disetujui


Direktur dilanjutkan ke bendarahara

Perbaikan alat dilakukan

FINISH

105
STANDART OPERATING PROCEDURES
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : OP/LPMI/V.06.E/2011

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2011

TANGGAL REVISI : -

DIPERSIAPKAN OLEH : Kepala Unit Laboratorium

DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bagian Akademik)

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper ponorogo

DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI)

106
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO AKADEMI SOP/LPMI/V.01.E/2011

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM 1 Januari 2011
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang keamanan dan


keselamatan kerja di laboratorium Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
2. Sebagai pedoman keamanan dan keselamatan kerja bagi staf
laboratorium dan pengguna laboratorium Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
2. RUANG : 1. Tata cara penggunaan laboratorium secara aman
LINGKUP 2. Tata cara penggunaan alat-alat dan bahan-bahan
laboratorium secara aman
3. Tata cara melakukan praktikum dengan aman

3. DEFINISI : 1. Keselamatan dan keamanan kerja adalah kondisi bebas dari


resiko kecelakaan/ hampir celaka dalam melakukan pekerjaan
2. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak diduga dan
diharapkan dalam bekerja dan menimbulkan kerugian
3. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf edukatif
yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi dalam organisasi
laboratorium serta membawahi pelaksana laboratorium dan
peserta praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua
kegiatan di laboratorium
4. Pelaksana laboratorium seorang staf edukatif yang memiliki
minat keilmuan dan bersedia turut berperan aktif dalam
pengelolaan serta pengembangan laboratorium
5. Pengguna laboratorium adalah semua individu baik
mahasiswa maupun dosen yang mempergunakan
laboratorium untuk melakukan pekerjaan/praktikum

4. REFERENSI : 1. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Nasional


2. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Kesehatan Kerja
3. UU No. 21 Tahun 2003 Tentang Keselamatan Kerja
4. UU No. 23 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

5. DISTRIBUSI : Semua staf laboratorium dan pengguna Laboratorium di


Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
6. PROSEDUR : Keamanan dan keselamata kerja di laboratorium :
1. Pengguna laboratorium harus mendapatkan izin
menggunakan laboratorium dari laboran yang bertugas
2. Pengguna laboratorium harus memakai skort / jas
pelindung diri
3. Pengguna laboratorium harus menggunakan alat
pelindung diri (APD) yang telah terstandar sesuai
kebutuhan praktikum
4. Pengguna laboratorium hendaknya telah mengetahui

107
lokasi sumber listrik, air, gas dan dapat
menggunakannya dengan benar di laboratorium
5. Penggunaan alat dan bahan praktikum harus
dipergunakan sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan
6. Penggunaan alat dan bahan harus dilaksanakan
dengan hati-hati.
7. Jika ada alat yang belum diketahui cara
pemakaiannya, pengguna harus membaca SOP alat
atau bertanya kepada petugas laboratorium atau
dosen pembimbing praktikum
8. Buang sampah tajam (jarum, pecahan ampul)
ditempat sampah khusus yang telah disediakan
9. Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah
dengan air yang banyak
10. Jika terkena jarum segera disinfeksi dan tutup area
tusukan
11. Jika terkena api segera cuci dengan air mengalir
12. Laporkan kejadian kecelakaan kepada penaggung jawab
laboratorium

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Penanggung jawab laboratorium Lembaga Penjaminan Mutu Direktur Akper Pemkab.


Ponorogo

108
DIAGRAM ALIR KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

LABORATORIUM AKPER PEMKAB PONOROGO

START

PENGGUNA LABORATORIUM
-Harus meminta ijin penanggung jawab sebelum menggunakan laboratorium
-memakai skort, APD sesuai standar praktikum yang dilaksanakan

Persiapan Praktikum :
-pengguna laboratorium harus tahu sumber listrik, gas, air yang dapat
digunakan di laboratorium
-harus telah membaca SOP tentang praktikum yang akan dilakukan

Pelaksanaan Praktikum
-Penggunaan alat dan bahan praktikum harus dipergunakan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
-Penggunaan alat dan bahan harus dilaksanakan dengan hati-hati.
-Buang sampah tajam ke tempat khusus yang disediakan

Penanganan awal jika terjadi kecelakaan kerja saat praktikum :


-Jika bahan kimia terkena kulit atau mata, cucilah dengan
air yang banyak
-Jika terkena jarum segera disinfeksi dan tutup area tusukan
-Jika terkena api segera cuci dengan air mengalir

Laporkan kejadian kecelakaan kepada


penanggung jawab laboratorium

FINISH

109
STANDART OPERATING PROCEDURES
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM

UNTUK PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.05.F/2011


TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2011
TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Kepala Unit Laboratorium
DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur I (Bagian Akademik)

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Ponorogo


DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu Internal (LPMI)

110
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.06.F/2011
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2011
PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM KEPERAWATAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Untuk memberikan penjelasan tentang tata cara


peminjaman alat laboratorium untuk praktek klinik
keperawatan di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo
2. Sebagai pedoman bagi staf laboaratorium dan pengguna
laboratorium Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo dalam peminjaman alat laboratorium
untukmpraktekmklinik keperawatan Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
2. RUANG LINGKUP : 1. Penyerahan Daftar peminjaman alat laboratorium
2. Pemberlakuan Kartu Peminjaman Alat
3. Pendokumentasian peminjaman alat laboratorium
4. Hal-hal yang dilarang dalam peminjaman alat
laboratorium
5. Waktu pelayanan peminjaman alat laboratorium
6. Diagram alir prosedur peminjaman alat laboratorium
3. DEFINISI : 1. Peminjaman alat adalah proses atau cara
meminjamkan alat
2. Laboratorium keperawatan adalah laboratorium
terpadu yang merupakan tempat praktikum yang
memberikan gambaran tentang hospital image
sehingga bisa digunakan baik dalam bidang
keperawatan maupun bidang keilmuan yang lain
3. Alat laboratorium adalah benda yang dipakai dalam
kegiatan praktek laboratorium keperawatan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
4. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) adalah zat atau
benda yang dipakai dalam kegiatan praktek
laboratorium keperawatan dan habis dalam sekali pakai
5. Penanggung jawab Laboratorium adalah seorang staf
edukatif yang ditugaskan menjadi pimpinan tertinggi
dalam organisasi laboratorium serta membawahi
6. pelaksana laboratorium dan peserta praktikum serta
bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di
laboratorium Pelaksana laboratorium seorang staf
edukatif yang memiliki minat keilmuan dan bersedia
turut berperan aktif dalam pengelolaan serta
pengembangan laboratorium
7. pembimbing praktikum/dosen adalah staf edukatif
yang bertanggung jawab dalam memberikan bimbingan
praktikum bagi mahasiswa untuk mata kuliah yang
dibinanya
8. Peserta praktikum adalah mahasiswa Akademi

111
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang
telah terdaftar untuk mata kuliah yangbersangkutan
9. Instansi lain adalah kantor/satuan kerja unit pelaksana
teknis departemen/lembaga non departemen di luar
lingkungan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo
10. Sanksi adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap
pelanggar tata tertib baik berupa tindakan
administrative atau tuntutan ganti rugi
4. REFERENSI : 1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional
3. Peratuaran pemerintah nomor 29 tahun 1990 tentang
pendidikan menengah
4. Peratuaran pemerintah nomor 32 tahun 1996 tentang
tenaga kesehatan
5. Peratuaran pemerintah nomor 60 tahun 1999 tentang
pendidikan tinggi
6. Peratuaran pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang
standart Nasional Pendidikan
7. Kepmendiknas nomor 173/U/2001 tentang penerimaan
calon mahasiswa baru pada perguruan tinggi
8. Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia nomor 73 tahun
1999 tentang tatacara Penggunaan Penerimaan Negara
bukan Pajak yang bersumber dari kegiatan tertentu
5. DISTRIBUSI : Semua staf laboraratorium dan pengguna Laboratorium di
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo
6. PROSEDUR : Prosedur peminjaman alat laboratorium
1. Mahasiswa menyerahkan daftar alat laboratorium
yang akan dipinjam
2. Mahasiswa/kelompok mahasiswa praktik klinik
keperawatan (PKK) menunjuk penanggung jawab
peminjaman alat
3. Mahasiswa/kelompok mahasiswa yang masih
mempunyai tanggungan pengembalian alat di
departemen tertentu tidak boleh meminjam alat untuk
departemen selanjutnya sebelum mengembalikan alat
atau mahasiswa/kelompok mahasiswa membuat surat
pernyataan tentang waktu pengembalian alat
4. Kartu peminjaman alat diberlakukan untuk kelompok
mahasiswa PKK I, PKK II, PKK III
5. Bagi mahasiswa yang diluar PKK I, PKK II, PKK III tidak
diberlakukan kartu peminjaman alat
6. Mahasiswa dan penanggung jawab laboratorium
menandatangani pendokumentasian peminjaman alat
laboratorium yang diketahui oleh kedua belah pihak
7. Mahasiswa akan diberi copi blanko peminjaman alat

112
dan wajib menyimpan sampai tiba saat mengembalikan
8. Jika saat praktik berlangsung terjadi kekurangan alat,
mahasiswa diperkenankan melakukan penambahan
alat laboratorium yang dipinjam selama masih ada
persediaan
9. Selama praktik dilarang mensterilkan dengan cara di
flambir atau dibakar
10. Mahasiswa dilarang memindah tangankan alat yang
dipinjam tanpa seijin petugas laboratorium
11. Penanggung jawab laboratorium meminjamkan alat
dalam keadaan bersih dan dalam kondisi baik
12. Mahasiswa wajib memeriksa kelengkapan alat yang
dipinjam sebelum meninggalkan laboratorium
13. Petugas laboratorium tidak melayani peminjaman alat
di luar jam kerja
14. Bagi mahasiswa yang praktek diharuskan pinjam alat
maksimal H-1 sebelum ujian
15. Peminjaman alat harus sepengetahuan petugas
laboratorium

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.


Laboratorium Mutu Ponorogo

113
DIAGRAM ALIR PEMINJAMAN ALAT LABORATORIUM UNTUK PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN

DI AKPER PEMKAB. PONOROGO

START

Mahasiswa
Menyerahkan daftar alat laboratorium yang akan dipinjam
Menunjuk penanggung jawab peminjaman alat

Penanggung jawab menerima dan memeriksa daftar


peminjaman alat dan menunjukkan tempat alat yang akan
dipinjam

Mahasiswa
-mengambil alat sesuai daftar peminjaman alat dengan
supervisi dari penanggung jawab laboratorium
- memeriksa kelengkapan alat yang dipinjam
- menandatangani blangko bon peminjaman alat

Penanggung jawab laboratorium menandatangi blangko


bon peminjaman alat
Memberikan salinan daftar peminjaman alat kepada
mahasiswa penanggung jawab peminjaman alat

Alat yang dipinjam diset dalam kotak alat besar untuk


dibawa mahasiswa ke tempat ujian praktek klinik
keperawatan

FINISH
114
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENGADAAN BARANG

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.07/2010

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010


TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Tim Pembelian Barang
DIPERIKSA OLEH : Pudir II Bidang Administrasi
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

115
AKADEMI KEPERAWATAN KODE DOKUMEN
DOKUMEN LEVEL SOP/LPMI/V.07/2010
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
AKADEMI

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2010
PENGADAAN BARANG
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Terlaksananya pengadaan barang di Akper Pemkab. Ponorogo


secara terencana, terukur, terkoordinasi, berkesinambungan serta
tertib administrasi
2. RUANG LINGKUP : 1. Team Pembelian barang
2. Team Pemeriksa barang
3. Bendahara Keuangan
4. Bendahara Barang
5. Pudir II
6. Direktur
3. DEFINISI : 1. Team pembelian / pengadaan barang adalah bagian/unit yang
bertugas melaksanakan, mengelola/mendokumentasikan
semua kegiatan pengadaan barang
2. Team pemeriksa barang adalah bagian/unit yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan barang yang telah di beli oleh tim
pembelian
3. Bendahara keuangan adalah yang mengatur dan mengetahui
pos-pos anggaran belanja
4. Bendahara barang adalah petugas yang menginventaris,
menyimpan dan mendistribusikan seluruh barang inventaris
kantor
5. Pudir II adalah koordinator bagian administrasi yang dalam
kegiatan pembelian barang bertugas memberikan persetujuan
atas blanko pengajuan yang telah diverivikasi oleh ketua team
pembelian
6. Direktur adalah pimpinan institusi yang bertanggung jawab
atas semua kegiatan dalam institusi termasuk kegiatan
pembelian/pengadaan barang dan dalam kegiatan pembelian
barang ini direktur bertugas memberikan persetujuan atas
pengajuan
4. REFERENSI : SK. Direktur Akper Pemkab. Ponorogo Nomor : 800/
/405.09.34/2010 Tentang : Penetapan nama-nama Tim Pembelian
dan Pemeriksaan Barang
7. DISTRIBUSI : Seluruh Bagian/unit

8. PROSEDUR : 1. Tim pembelian


Memverifikasi usulan pembelian dari bagian/unit
Meminta persetujuan kepada Pudir II dan direktur atas
permohonan pembelian barang dari bagian/unit
Melaksanakan pembelian barang berdasarkan blanko

116
pengajuan pembelian yang telah disetujui Pudir II dan
Direktur
Menyerahkan nota pembelian kepada bendahara rutin
2. Tim pemeriksaan barang
Memeriksa/mencocokkan barang yang telah dibeli dengan
nota pembelian
Menanda tangani foto copy nota pembelian yang telah
diperiksa/dicocokkan dengan barang yang telah dibeli
3. Bendahara keuangan
Menginformasikan sumber dana
Menerima dan membukukan nota pembelian
4. Bendahara barang
Menyimpan dan menginventaris barang yang telah dibeli
Mendistribusikan barang sesuai permintaan
5. Pudir II
Memeriksa dan menanda tangani blanko pengajuan
pembelian barang yang telah di tanda tangani ketua tim
pembelian
6. Direktur
Memeriksa dan menanda tangani blanko pengajuan
pembelian barang yang telah ditanda tangani ketua tim
pembelian dan Pudir II

Dipersiapkan Diperiksa oleh, Disahkan oleh,


oleh,

Ketua Tim Pudir II Bidang Direktur Akper Pemkab.


Pembelian Administrasi Ponorogo

117
DIAGRAM ALIR PENGADAAN BARANG PADA AKPER PEMKAB. PONOROGO

118
STANDART OPERATING PROCEDURES
PERBAIKAN BARANG INVENTARIS

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/V.08/2010

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010


TANGGAL REVISI : -
DIPERSIAPKAN OLEH : Tim Pembelian Barang
DIPERIKSA OLEH : Pudir II Bidang Administrasi
DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo
DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

119
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN
AKADEMI SOP/LPMI/V.08/2010
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2010
PERBAIKAN BARANG INVENTARIS
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Terlaksananya Perawatan Dan Perbaikan Barang Inventaris Di Akper


Pemkab. Ponorogo secara tertib dan benar
2. RUANG LINGKUP : 1. Sub Bagian
2. SuBag Umum
3. Sekretariat
3. REFERENSI : SK. Direktur Akper Pemkab. Ponorogo
Nomor : 800/ /405.09.34/2010 Tentang nama-nama Tim Pembelian
dan Pemeriksaan Barang
4. PROSEDUR : 1. Sub Bagian mengusulkan kepada Sub Bagian tersebut untuk
diperbaiki barang inventaris yang rusak atau memerlukan perawatan
rutin
2. Kepala Sub Bagian mengusulkan perbaikan langsung ke Subag Umum
3. Kasubag Umum mengkonsultasikan dengan Sekretaris terkait
anggaran yang digunakan untuk perbaikan
4. Mencari petugas rekanan untuk memperbaiki
Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Kasubag Umum Pudir II Bidang Administrasi Direktur Akper Pemkab.


Ponorogo

120
DIAGRAM ALIR PERBAIKAN BARANG

121
6. STANDAR PENGELOLAAN

122
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN

PEMERINTAH KABUPATEN
AKADEMI SOP/LPMI/VI.01/2011
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku

PENGANGKATAN PEMBANTU DIREKTUR 1 Januari 2012

Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Prosedur ini dibuat agar penunjukan Pembantu Direktur


mencerminkan kredibilitas

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku untuk semua Dosen dan tenaga
kependidikan Progam Studi di lingkungan Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo

3. STANDAR : 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa.
2. Berwawasan Pancasila dan UUD Negara Rebuplik
Indonesia Tahun 1945
3. Memiliki kualifikasi sebagai Pimpinan
4. Mempunyai moral dan integritas yang tinggi
5. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap
masa depan Akper Pemkab Ponorogo, bangsa dan
negara

4. DEFINISI : Dalam prosedur ini yang dimaksud dengan

1. Pembantu Direktur I adalah pimpinan yang


mempunyai tugas membantu direktur dalam
memimpin pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat
2. Pembantu Direktur II adalah pimpinan yang
mempunyai tugas membantu direktur dalam
memimpin pelaksanaan kegiatan dibidang
administrasi umum, kepegawaian. Keuangan dan
kerumahtanggaan
3. Pembantu Direktur III adalah pimpinan yang
mempunyai tugas membantu direktur dalam
memimpin pelaksanaan kegiatan dibidang
pembinaan dan pelayanan kesejahteraan
mahasiswa dan alumni
5. REFERENSI : 1. Statuta Akademik Keperawatan Pemkab Ponorogo
2. Berita acara rapat senat tentang penunjukan
Pembantu Direktur
3. Surat keputusan Direktur tentang penunjukan
Pembantu Direktur

123
7. PROSEDUR : 1. Rapat senat untuk menentukan calon Pembantu
Direktur baru
2. Penetapan Pembantu Direktur I, II, dan III dengan
Surat Keputusan Direktur
3. Masa jabatan Pembantu Direktur I, II, dan III adalah 4
tahun dan dapat dipilih kembali untuk dua kali periode.

8. BAGAN DAN ALUR : -

9. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur dengan persetujuan senat skademik berhak


memberhentikan Pembantu direktur jika melakukan
pelangggaran akademik berat
2. Direktur bertanggung jawab melakukan monitoring
kinerja Pembantu Direktur I, II dan III dan berhak
menerima laporan pertanggungjawaban

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Umum dan Pembantu Direktur II Direktur
Kepegawaian

Sugito, S.Sos. Ika Nurdianti, SPd Esti Sugiyorini, APP.,MPH


NIP: NIP: 19670620 199203 2 007 NIP:196905011989022001

124
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN

PEMERINTAH KABUPATEN
AKADEMI SOP/LPMI/VI.02/2011
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku

PENGANGKATAN KAPRODI DAN SEKPRODI 1 Januari 2012

Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Prosedur ini dibuat agar penunjukan Ketua dan Sekretaris


Prodi mencerminkan kredibilitas

2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku untuk semua Dosen di Program Studi
di lingkungan Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo

3. STANDAR : 1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha


Esa.
2. Berwawasan Pancasila dan UUD Negara Rebuplik
Indonesia Tahun 1945
3. Memiliki kualifikasi kepemimpinan, kemampuan
pengelolaan dan pengorganisasian
4. Mempunyai moral dan integritas yang tinggi
5. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap
masa depan Akper Pemkab Ponorogo, bangsa dan
negara

4. DEFINISI : Dalam prosedur ini yang dimaksud dengan :


1. Ketua Program studi adalah pimpinan pada unit
satuan pelaksana akademik.
2. Sekretaris prodi adalah yang membantu pelaksanaan
tugas sehari-hari ketua prodi.

5. REFERENSI : 1. Statuta Akademik Keperawatan Pemkab Ponorogo


2. Berita acara rapat senat pengangkatan ketua dan
sekretaris prodi
3. Surat keputusan Direktur tentang pengangkatan ketua
dan sekretaris prodi

10. PROSEDUR : 1. Rapat senat untuk memilih calon ketua/sekretaris yang


memenuhi standar kualifikasi
2. Pengusulan calon ketua dan sekretaris yang telah
disepakati dalam rapat senat kepada Direktur.
3. Pengangkatan ketua dan sekretaris prodi dengan
Surat Keputusan Direktur
4. Masa jabatan ketua dan sekretaris prodi adalah 4
tahun dan dapat dipilih kembali untuk dua kali periode.

125
11. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur Akper Pemkab Ponorogo berhak
memberhentikan ketua/sekretaris prodi jika melakukan
pelanggaran akademik berat
2. Direktur, Pembantu Direktur I bertanggung jawab
untuk melakukan monitoring dan Evaluasi kinerja
ketua/sekretaris Prodi
3. LPMI Akper Pemkab Ponorogo berkewajiban
melakukan audit mutu kinerja Ketua dan sekretaris
prodi.

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Umum dan Pembantu Direktur II Direktur
Kepegawaian

Sugito, S.Sos. Ika Nurdianti, SPd Esti Sugiyorini, APP.,MPH


NIP: NIP: 19670620 199203 2 007 NIP:196905011989022001

126
STANDART OPERATING PROCEDURES
PENERIMAAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NON PNS

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/VI.1.C/2011

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2012

TANGGAL REVISI : -

DIPERSIAPKAN OLEH : Urusan Administrasi Umum dan


Kepegawaian

DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur II

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo

DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

127
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN

PEMERINTAH KABUPATEN
AKADEMI SOP/LPMI/VI.03/2011
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku

PENERIMAAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Januari 2012

NON PNS
Tanggal Revisi

1. TUJUAN

Prosedur penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS bertujuan untuk


mengatur tata cara dan prosedur penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non
PNS di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo

2. RUANG LINGKUP

Prosedur ini digunakan sebagai petunjuk dalam persiapan dan pelaksanaan


penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS baru di Akademi
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo, yang terdiri dari:

Tujuan dan persyaratan penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS baru
Kompetensi tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS
Pelaksanaan penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS
3. DEFINISI

3.1 Tenaga Dosen : Tenaga pengajar yang memiliki kompetensi


keilmuan dalam memberikan kuliah dan
bimbingan sesuai dengan bidang ilmu yang
dikuasainya.

3.2 Tenaga Kependidikan : Tenaga Administrasi ataupun tenaga


pendukung lainnya yang membantu
kelancaran proses belajar mengajar pada
Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo.

4. REFERENSI

4.1 Statuta Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo

5. KETENTUAN UMUM

128
Tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS di Akademi Keperawatan Pemerintah
Kabupaten Ponorogo adalah tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS yang telah
memenuhi persyaratan-persyaratan dan lulus seleksi penerimaan.

6. TUJUAN PENERIMAAN DOSEN/TENAGA KEPENDIDIKAN NON PNS

Penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS bertujuan untuk memenuhi


kebutuhan akan sumberdaya manusia yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan guna
pelaksanaan segala kegiatan akademis yang efektif dan efisien.
7. PERSYARATAN

Untuk melaksanakan Prosedur Mutu Penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan


non PNS harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

a. Penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS mengacu pada


peraturan-peraturan yang sudah ditentukan oleh Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo
b. Calon telah dinyatakan lulus seleksi
8. TATACARA PELAKSANAAN

a. Prodi melakukan evaluasi terhadap kecukupan tenaga dosen/tenaga


kependidikan non PNS di prodi.
b. Prodi mengajukan usulan kebutuhan tenaga dosen/tenaga kependidikan non
PNS sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan.
c. Pimpinan Prodi membawa usulan kepada Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
d. Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengumumkan
lowongan penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS.
e. Calon tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS mangajukan Lamaran yang
ditujukan ke Institusi.
f. Mengikuti pelaksanaan seleksi penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan
non PNS
g. Pengumuman hasil penerimaan tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Penanggung jawab Ketua Lembaga Penjaminan Direktur Akper Pemkab.


Perpustakaan Mutu Ponorogo

129
STANDART OPERATING PROCEDURES
PEMBERHENTIAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

NON PNS

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/VI.1.D/2011

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2012

TANGGAL REVISI : -

DIPERSIAPKAN OLEH : Urusan Administrasi Umum dan


Kepegawaian

DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur II

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo

DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

130
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN

AKADEMI SOP/LPMI/VI.04/2011
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku

PEMBERHENTIAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Januari 2012


NON PNS
Tanggal Revisi

1. Tujuan
Menjamin proses pemberhentian tenaga dosen dan tenaga kependidikan non PNS.
Prosedur ini sebagai acuan bagi bagian kepegawaian untuk memberhentikan pegawai
baik tenaga dosen maupun tenaga kependidikan non PNS

2. Definisi
Pemberhentian adalah tindakan memberhentikan tenaga dosen/tenaga kependidikan
dari pekerjaannya yang disebabkan oleh suatu hal, antara lain:

a. Yang bersangkutan meninggal dunia


b. Yang bersangkutan mengajukan permohonan pengunduran diri karena sesuatu
dan lain hal
c. Yang bersangkutan melakukan pelanggaran disiplin dan kode etik berat yaitu
pelanggaran asusila berat dan tindakan kriminal yang mempunyai kekuatan
hukum berat yang berdampak buruk terhadap Instititusi Akper Pemkab Ponorogo
3. Referensi

Statuta Akper Pemkab Ponorogo

4. Penanggung Jawab

a. Direktur

b. Pembantu Direktur II

5. Prosedur

a. Masing-masing kepala bidang/bagian mengusulkan nama tenaga dosen/ tenaga


kependidikan non PNS yang mengalami proses penghentian sebagai pegawai
kepada bagian kepegawain.

b.Bagian kepegawatan menyampaikan kepada Pembantu Direktur II tentang nama


tenaga dosen/ tenaga kependidikan non PNS yang mengalami proses penghentian

c.Pembantu Direktur II melaporkan nama tenaga dosen/ tenaga kependidikan non


PNS yang mengalami proses penghentian kepada Direktur Akper Pemkab
Ponorogo

d. Direktur berdiskusi dengan senat akademik tentang pemberhentian tenaga dosen/


tenaga kependidikan no PNS

131
e.Direktur Akper Pemkab Ponorogo memberikan Surat Pemberhentian Pegawai
sesuai dengan dengan referensi dan historis pegawai tersebut.

f. Kepala Bagian Kepegawaian memanggil karyawan yang mengalami

penghentian dan menyelesaikan administrasi kepegawaian.

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Urusan Administrasi Umum Pembantu Direktur II Direktur Akper Pemkab.


& Kepegawaian Ponorogo

132
STANDART OPERATING PROCEDURES
SELEKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NON PNS

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

KODE DOKUMEN : SOP/LPMI/VI.1.E/2010

TANGGAL BERLAKU : 1 Januari 2010

TANGGAL REVISI : -

DIPERSIAPKAN OLEH : Urusan Administrasi Umum dan


Kepegawaian

DIPERIKSA OLEH : Pembantu Direktur II

DISAHKAN OLEH : Direktur Akper Pemkab. Ponorogo

DIKENDALIKAN OLEH : Lembaga Penjaminan Mutu

133
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL KODE DOKUMEN

PEMERINTAH KABUPATEN AKADEMI SOP/LPMI/VI.05/2011

PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku

SELEKSI DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 1 Januari 2012


NON PNS
Tanggal Revisi

1. Tujuan
Menjamin proses seleksi tenaga dosen dan tenaga kependidikan. Prosedur ini sebagai
acuan bagi bagian kepegawaian untuk seleksi pegawai baik tenaga dosen maupun
tenaga kependidikan non PNS

2. Definisi
Seleksi adalah tindakan pemilihan calon tenaga dosen/tenaga kependidikan untuk
bisa diterima sebagai tenaga dosen/tenaga kependidikan non PNS di Akper Pemkab
Ponorogo sesuai bidang keahlian

3. Referensi

Statuta Akper Pemkab Ponorogo

4. Penanggung Jawab

a. Direktur

b. Pembantu Direktur II

5. Prosedur

a Bagian administrasi kepegawaian memanggil pelamar / calon tenaga


dosen/tenaga keperawatan non PNS yang memenuhi persyaratan administratif
lowongan kerja.
b Pelamar akan mengisi formulir lamaran kerja calon pegawai yang akan
diseleksi.
c Bagian administrasi kepegawaian menyerahkan hasil pengisian formulir lamaran
kerja kepada bagian/program studi yang membutuhkan pegawai.
d Bagian/program studi melakukan interview terhadap calon pegawai.
e Untuk tenaga non kependidikan akan mengikuti test kompetensi.
f Untuk tenaga dosen akan mengikuti micro teaching dengan jadwal yang
ditentukan.
g Hasil seleksi diserahkan ke bagian administrasi kepegawaian untuk ditindak
lanjuti.

134
6. Persyaratan :

a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Berwawasan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945

c. Memiliki kualifikasi sebagai dosen/tenaga kependidikan yang dibutuhkan

d. Mempunyai moral dan integritas yang tinggi

e. Memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan Akper Pemkab
Ponorogo, bangsa dan negara.

7. Diagram alur Seleksi Dosen dan Tenaga Kependidikan

Dipersiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh,

Urusan Administrasi Umum Pembantu Direktur II Direktur Akper Pemkab.


& Kepegawaian Ponorogo

135
7. STANDAR KEUANGAN

136
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/VII.01/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENGELOLAAN KEUANGAN : PENERIMAAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Agar penerimaan keuangan Akademi dapat berjalan


dengan baik dan mencapai tujuan sebagaimana
tertuang pada RAPB Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
2. Sebagai pedoman bagi Akademi untuk menentukan
anggaran .
2. RUANG LINGKUP : 1. Semua mahasiswa yang masih aktif dan non aktif.
2. Pemerintah.

3. STANDAR : -
4. DEFINISI : Penerimaan pendapatan akademi keperawatan
pemerintah kabupaten
Ponorogo adalah berasal dari pemrintah dan swadaya
masyarakat

5. REFERENSI : Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Akper


Pemkab Ponorogo

6. PROSEDUR : Penerimaan :
1. Sistim pembayaran mahasiswa melalui jasa Perbankan
2. Petugas / Bendahara penerima mengeluarkan slip
pembayaran yang diberikan kepada mahasiswa masing
masing rangkap 3 lembar untuk melaksanakan
pembayaran .
3. Mahasiswa melaksanakan pembayaran ke Bank yang
ditunjuk .
4. Mahasiswa mendapat pengembalian slip dari Bank 2
lembar sebagai bukti pembayaran dan arsip
mahasiswa.
5. Slip tersebut yang 1 ( satu ) lembar slip dari
mahasiswa kemudian dimasukkan / dicatat dalam buku
pembukuan / Buku kas penerimaan .
6. Petugas laboratorium menyusun daftar pengajuan alat
laboratorium yang meliputi nama barang, jumlah dan
harga
7. Dari buku kas penerimaan tersebut dilaporkan kepada
atasan langsung / yang berwenang / Direktur.
8. Kemudian dikelola sesuai dengan Rencana Anggaran

137
Belanja yang sudah di tetapkan.

7. BAGAN DAN ALUR : Direktur bersama senat membuat rencana anggaran


pendapatan

Anggaran disahkan bersama sama Direktur, senat dan wali
mahasiswa

Bendahara Penerima mengeluarkan slip kepada mahasiswa
masing masing rangkap 3 lembar untuk melaksanakan
pembayaran

Mahasiswa menuju bank untuk melaksanakan pembayaran

Mahasiswa menyetor bukti pembayaran ke Bendahara
PenerImaan

Bendahara Penerima menerima bukti pembayaran dari
mahasiswa dan dari bank, kemudian mencatat dalam buku
pembukuan / buku kas penerimaan

Dari buku kas penerimaan tersebut dilaporkan kepada Atasa
langsung/ yang berwenang/Direktur, kemudian dikelola sesuai
dengan Rencana Anggaran Belanja yang sudah ditetapkan

8. PENANGGUNG JAWAB : Direktur, PD II dan Unit Administrasi Keuangan

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Keuangan Pembantu Direktur II Direktur

Rubiah Dwi P, SE. Ika Nurdianti, SPd Esti Sugiyorini, APP.,MPH


NIP: NIP: 19670620 199203 2 007 NIP:196905011989022001

138
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/VII.02/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENGELOLAAN KEUANGAN : PENGELUARAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Agar pengeluaran keuangan Akademi dapat berjalan


dengan baik dan mencapai tujuan sebagaimana tertuang
pada RAPB Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten
Ponorogo.

2. RUANG LINGKUP : Semua kegiatan yang menggunakan keuangan Akademi

3. STANDAR : -
4. DEFINISI : Belanja keuangan berupa belanja modal dan belanja rutin

5. REFERENSI : Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Akper


Pemkab Ponorogo

6. PROSEDUR : Pengeluaran :
1. Bendahara Pengeluaran merencanakan kebutuhan
Operasional satu bulan ke depan sesuai pagu Rencana
Anggaran Belanja / RAB yang sudah disahkan /
ditetapkan.
2. Bendahara pengeluaran mengusulkan kebutuhan
belanja kepada yang berwenang untuk biaya /
kebutuhan satu bulan kedepan sesuai RAB yang
sudah ditetapkan/disahkan.
3. Pengesahan usulan kebutuhan dari bendahara
pengeluarantersebut dengan dibubuhi tanda tangan
yang berwenang dan cab/stempel sebagai bukti
pengesahannya .
4. Setelah disetujui usulan tersebut bendahara penerima
mengeluarkan slip pencairan uang ke bank yang di
tunjuk yang ditanda tangani yang berwenang.
5. Bendahara Penerima melaksanakan pengambilan
uang tersebut yang sudah disetujui dan diikuti 1 orang
staf Akper Ponorogo sebagai pengaman pencairan
uang dari Bank tersebut.
6. Setelah cair uang tersebut kemudian di distribusikan
kepada bendahara pengeluaran Akper Pemkab
Ponorogo
7. Bendahara Pengeluaran mendistribusikan kepada
bagian masing masing sesuai kebutuhan yang
diusulkan.
8. Kemudian dibelanjakan sesuai kebutuhan yang sudah
ditetapkan pada rencana anggaran belanja/RAB.

7. BAGAN DAN ALUR : Masing masing bagian membuat rencana anggaran kegiatan
yang diajukan kepada bendahara keuangan

139

Pembantu Direktur II meneliti anggaran yang diajukan bila
sesuai akan diajukan ke Direktur dan bila tidak sesuai akan
dikembalikan

Direktur menanda tangani anggaran yang diajukan oleh masing
masing bagian setelah diteliti olehh Pembantu Direktur II

Pengguna anggaran diharuskan membuat laporan kegiatan
bersama penggunaan keuangannya

8. PENANGGUNG JAWAB : Direktur, PD II dan Unit Administrasi Keuangan

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Unit Administrasi Keuangan Pembantu Direktur II Direktur

Rubiah Dwi P, SE. Ika Nurdianti, SPd Esti Sugiyorini, APP.,MPH


NIP: NIP: 19670620 199203 2 007 NIP:196905011989022001

140
8. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

141
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/VIII.01/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH DOSEN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Prosedur penilaian oleh dosen ini dibuat agar mekanisme


penilaian oleh dosen terhadap mahasiswa dapat dilakukan
lebih objektif sehingga encapai tingkat kepuasan dan
penerimaan yang tinggi oleh mahasiswa maupun
dosen.
2. RUANG LINGKUP : Prosedur ini berlaku untuk semua dosen dan instruktur
pengampu mata kuliah dan mata kuliah praktek di Akademi
Keperawatan Pemkab Ponorogo
3. STANDAR : 1. Dosen Pengampu matakuliah melaksanakan proses
penilaian akademik terhadap mahasiswa melalui dua
kali masa ujian disetiap semester masa perkuliahan,
yaitu ujian tengah semester dan akhir semester.
2. Penilaian studi mahasiswa pada akhir semester juga
perlu memperhatikan tugas tugas pendukung mata
kuliah yang harus diselesaikan mahasiswa serta tingkat
kehadiran mahasiswa mengikuti perkuliah matakuliah
yang bersangkutan.
3. Dosen Pengampu menyerahkan hasil penilaian kepada
ketua jurusan untuk di masukkan dalam kartu hasil
studi.
4. Kartu Hasil Studi akan diserahkan kepada dosen wali
untuk kemudian diberikan kepada masing masing
mahasiswa.
4. DEFINISI : 1. Dosen Pengampu adalah Staff Pengajar yang
bertanggungjawab terhadap mata kuliah tertentu
selama proses perkuliahan dalam satu semester.
2. Proses Belajar Mengajar adalah Tahap kegiatan yang
dilakukan dosen pengampu dan mahasiswa untuk
menyelesaikan materi kuliah mencapai kompetensi
yang diharapkan.
3. Materi Kuliah adalah Pokok Bahasan yang merupakan
isi dari mata kuliah sesuai silabus kurikulum yang telah
dituangkan dalam buku pedoman akademik
5. REFERENSI : 1. PP19 Th. 2005 Tentang Standart Nasional Pendidikan.
2. Buku Pedoman Akademik AKPER Pemkab Ponorogo
3. Kartu Rencana Studi .
4. Kartu Hasil Studi
6. PROSEDUR : 1. Mahasiswa yang dinilai :
a. Mahasiswa yang berhak mendapat penilaian oleh
dosen adalah mereka yang terdaftar sebagai
mahasiswa aktif di semester yang berjalan
sebagaimana yang dipersyaratkan pada buku pedoman
akademik di AKPER Kabupaten Ponorogo.
b. Mahasiswa harus menyelesaiakan tugas tugas
perkuliahan yang di berikan oleh dosen dengan bukti

142
surat puas.
c. Untuk bisa mengikuti ujian semester mahasiswa harus
memenuhi syarat kehadiran kuliah minimum 80 %
(tujuh puluh lima persen) dari jumlah tatap muka yang
telah dilakukan oleh dosen pengampu.
d. Mahasiswa harus mengikuti ujian tengah semester dan
akhir semester.
2. Dosen yang menilai :
a. Dosen yang berhak memberikan penilaian terhadap
mahasiswa pada mata kuliah tertentu adalah dosen
pengampu matakuliah yang bersangkutan pada
semester berjalan serta aktif memberikan kuliah.
b. Dosen penilai memperhatikan tingkat kehadiran
mahasiswa yang akan dinilai.
c. Dosen penilai membuat soal ujian dan mengujikannya
pada tengah semester maupun akhir semester.
d. Nilai akhir yang di dapat mahasiswa pada tiap
matakuliah adalah :

Tugas x 1+UTS x 1 + UAS x 2


NA = -------------------------------------------
4
Keterangan : NA = Nilai Akir
UTS = Ujian Tengah Semester
UAS = Ujian Akhir Semester
e. Nilai akhir dikonfersi dalam bentuk huruf sesuai
dengan ketentuan
sebagai berikut :

f. Setelah nilai akhir didapat dosen pengampu


menyerahkan pada ketua jurusan untuk diteruskan
kepada BAAK yang kemudian akan mengisikannya
pada Kartu Hasil Studi untuk setiap mahasiswa (KHS)
g. KHS yang telah ditandatangani oleh kepala BAAK
akan diserahkan oleh dosen wali kepada mahasiswa
yang bersangkutan.
8. BAGAN DAN ALUR : -

9. PENANGGUNG JAWAB : 1. Ketua Jurusan : Beranggung jawab atas mekanisme


proses penilaian dengan berbagai tahapannya.
2. Dosen Pengampu : Bertanggungjawab langsung
memberikan penilaian kepada mahasiswa untuk setiap
mata kuliah yang diampunya setelah melalui tahapan
penilaian sebagaimana yang telah ditentukan.

Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Ketua LPMI Direktur

Ketua Program Studi


Diploma III Keperawatan Agus Wiwit S.S.Kep., Ns Esti Sugiyorini, APP.,MPH
NIP:196905011989022001

143
9. STANDAR PENELITIAN

144
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/IX.01/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENELITIAN
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : 1. Memberikan penjelasan tentang alurpelaksanaanpenelitian


yang dimulaidari pengajuan proposal, pelaksanaan dan
pelaporan hasil penelitian.
2. Sebagai pedomandalammelaksanakanpenelitianbagidosen
2. RUANG LINGKUP : 1. Pengelolaan Kegiatan Penelitian.
Pengelolaan penyelenggaraan penelitian yang biayanya
bersumber dari internal maupuneksternal.
2. AlurKerja
Prosedur kegiatan pelaksanaanpenelitan.
3. STANDAR : 1. Pengusuladalahdosentetap di lingkup AKPER Pemkab.
Ponorogo.
2. Tim penelitiberjumlah 1-3 orang, denganpendidikan minimum
Diploma IV / S-1 Keperawatan
3. Dalamsatutahunpenelitian
,timpenelitihanyadiperbolehkanmengusulkanmaksimaldua
proposal
penelitianbaiksebagaiketuamaupunsebagaianggotapeneliti.
4. Usulanpenelitianharusrelevandenganbidangilmu yang
ditekunidanmatakuliah yang diampu.
5. KetuaPenelititidaksedangmenjadiketuapenelitipadapenelitian
lain yang
dibiayaiolehintstansieksternalmisalnyaDitlitabmasDitjenDikti
6.
Jangkawaktupenelitianadalahsatutahundenganbiayapenelitian
Rp. 2.000.000 Rp. 5.000.000/judul.
7. Usulanpenelitiandisimpanmenjadisatu file dalam format
Pdfdandiberinamaketuapeneliti, namaprodi.
4. DEFINISI : Penelitian merupakan salah satu tugas dosen dalam
melaksanakan Tridarma PT untuk
mengembangkanilmupengetahuan

5. REFERENSI : Rencana Anggaran pendapatan dan Belanja Akper Pemkab


Ponorogo

6. PROSEDUR : 1. Peneliti mengajukanproposal penelitiankepada LPPM


2. Setelah ditelaahdandikaji olehtimDosenbersama LPPM,
proposal disahkanoleh Direktur
3. Tim Dosenmenghadiri seminar proposal guna memberikan
rekomendasi kelayakan usulan
penelitiankepadaDirekturmelalui LPPM.
4. Proposal yang layakakan dibiayai secara intern
maupuneksternuntuk dibuatkan SK Penelitian oleh SK
Direktur.
5. Direktur menerbitkan SK Penelitian.
6. Berdasarkan SK Penelitian tersebut Direktur mengeluarkan
dana penelitian .

145
7. Staf tata usaha menginventarisasi usul penelitian yang telah
disahkan dan ditetapkan melalui SK Penelitian serta
mendokumentasikannya.
8. Peneliti harus melakukan penandatanganan kontrak kerja
bersama pihak yang terkait.
9. Peneliti melaksanakan penelitian.
10. LPPM melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan penelitian.
11. Draf laporan hasil penelitian diseminarkan melalui seminar
hasil penelitian yang dilaksanakan lembaga penelitian dan
dihadiri oleh tim Dosenyang sesuai dengan permasalahan
yang diteliti.
12. Peneliti memperbaiki laporan hasil penelitian berdasarkan
masukan pada seminar hasil penelitian dan menyusunnya
dalam laporan akhir hasil penelitian sesuai sistematika
penulisan laporan hasil penelitian.
13. Laporan akhir hasil penelitian diserahkan LPPM dalam bentuk
hardcopy sebanyak 2 (dua) rangkap dan 1 (satu) keping CD
softcopy.
14. LPPM bersama peneliti melakukan deseminasi ringkasan
hasil penelitian melalui seminar dan penulisan artikel ilmiah
melalui JurnalWarokAkperPemkab. Ponorogo.
7. BAGAN DAN ALUR :
LPPM Staf Tata Direktur
Usaha

Penerbitan SK
Menerima dan
Usul Penelitian Penelitian
mengesahkan
oleh Dosen /
Peneliti
Menginventarisasi
usul penelitian
Mengadakan berdasarkan SK dan
Seminar intern Mengeluarkan
seminar kelayakan mendokumentasika
Dosen dana penelitian
usul penelitian nnya lalu
berdasarkan SK
meneruskan kepada
Direktur
Mengajukan hasil
Peneliti seminar untuk
melaksanakan dibuatkan SK oleh
Direktur
Penelitian

Menandatangani
kontrak kerja
sama
Memasukkan draf
Laporan Hasil
Penelitian Melaksanakan
monitoring dan
evaluasi

Perbaikan Mengadakan seminar


Laporan Hasil draf laporan hasil
Penelitian Penelitian

Desiminasi Ringkasan Hasil Penelitian (seminar, Mengadakan seminar


artikel ilmiah, jurnal) draf laporan hasil
Penelitian

8. PENANGGUNG : 1. Direktur Akper Ponorogo


JAWAB 2. LPPM

146
Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Unit Administrasi Ketua LPMI Direktur
Keuangan

Heru Wiratmoko, S.Kp.,


M.Kep Agus Wiwit S., S.Kep., Ns Esti Sugiyorini, APP.,MPH
NIP:196905011989022001

147
10. STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT

148
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/X.01/2011
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2012
PENGABDIAN MASYARAKAT
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Untuk meningkatkan kualitas pengabdian masyarakat


meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalikan dan
penyempurnaan dalam rangka melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi
2. RUANG LINGKUP : Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang
dilaksanakan oleh dosen. Kegiatan ini dilakukan sebagai
bentuk partisipasi perguruan tinggi dalam membantu
kemajuan masyarakat
3. STANDAR : 1. Harus melibatkan dosen secara aktif
2. Harus diarahkan agar dosen dapat melaksanakan
aktifitas intelektual berupa berfikir, beragumentasi dan
melakukan pengabdian kepada masyarakat..
3. Harus diarahkan agar dosen mampu memahami
perkembangan iptek.
4. Harus diarahkan agar dosen mampu mengolah
informasi menjadi hal yang dapat digunakan untuk
memberikan penyuluhan kepada masyarakat.
5. Harus diarahkan agar dosen mampu
mengkomunikasikan pengetahuan kepada pihak lain.
6. Metode pengabdian harus bervariasi, inovatif dan
tepat mencapai sasaran.
7. Harus diperkaya dari seminar, workshop dan internet
terhadap informasi nyang terbaru.
8. Harus direncanakan secara sistematis dengan
merujuk perkembangan mutakhir
4. DEFINISI : Pengabdian kepada masyarakat merupakan kegiatan yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan atau seni
dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan
masyaraka
5. REFERENSI : 1. Proposal pelaksanaan.
2. Leaflet.
3. Instansi yang terkait dengan tempat pengabdian
kepada masyarakat.
4. Laporan pelaksanaan kegiatan yang dilengkapi
dengan daftar hadir dan notulen
6. PROSEDUR : a. Perencanaan
1. Dosen membuat proposal sesuai format yang
ditentukan.
2. Dosen mendiskusikan proposal di peer group.
3. Dosen mempresentasikan proposal ke bagian
kemahasiswaan.
4. Dosen memperbaiki sesuai dengan masukan
peserta seminar
5. Dosen mengajukan proposal yang telah
diperbaiki ke institusi yang dituju.
b. Pelaksanaan
1. Dosen melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat sesuai dengan proposal yang telah

149
disetujui.
2. Dosen membuat laporan kemajuan pengabdian
kepada masyarakat secara bertahap sesuai
dengan format yang telah ditentukan.
3. Dosen membuat draf laporan akhir.
4. Dosen mempresentasikan hasil pengabdian
kepada masyarakat.
5. Dosen membuat laporan akhir.
6. Dosen mempublikasikan hasil lewat webside
akper Ponorogo.
c. Pengendalian
Dosen menyerahkan proposal, laporan kemajuan,
laporan akhir pengabdian masyarakat dan publikasi
ilmiah ke webside akperla.
d. Penyempurnaan
1. Dosen bersama peer group mengevaluasi hasil
proposal yang telah disetujui.
2. Dosen bersama peergroup mengevaluasi hasil
pengabdian kepada masyarakat.
3. Dosen melakukan perbaikan/ pengembangan
untuk pengabdian kepada masyarakat
berikutnya.
Dosen membuat
7. BAGAN DAN ALUR : Proposal

Diskusi di Peer
Group

Presentasi Proposal

Perbaikan
Proposal

Pengajuan dr Kemahasiswaan Pengajuan ke Pelaksanaan


institusi
Pelaksan
aan PKM

Pem Laporan
Akhir

Presentasi hasil

Revisi Laporan akhir

Penyerahan Laporan dan atau


publikasi

8. PENANGGUNG JAWAB : 1. Direktur Akper Kabupaten Ponorogo.


2. Pudir III
3. Litbang (Penelitian & Pengabdian Masyarakat)
9. CATATAN : 1. Setiap dosen wajib membuat kegiatan pengabdian
kepada masyarakat.
2. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dibuat
sesuai dengan bidang mata kuliah yang diampu oleh
masing-masing dosen

150
Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Bagian LPPM Ketua LPMI Direktur

Heru Wiratmoko, S.Kp.,


M.Kep Agus Wiwit S. S.Kep., Ns Esti Sugiyorini, APP.,MPH
NIP:196905011989022001

151
11. STANDAR KERJASAMA

152
AKADEMI KEPERAWATAN DOKUMEN LEVEL
KODE DOKUMEN
SOP/LPMI/XI.01/2012
AKADEMI
PEMERINTAH KABUPATEN
PONOROGO

STANDART OPERATING PROCEDURE Tanggal berlaku


1 Januari 2013
KERJASAMA DENGAN PIHAK LUAR
Tanggal Revisi

1. TUJUAN : Prosedur ini dibuat agar masing-masing pihak dapat


mematuhi aturan yang telah disepakati

2. RUANG LINGKUP : Institusi, lahan praktek, lahan penelitian dan pengabdian


masyarakat
3. STANDAR : 1. Setiap kerja sama yang dilakukan dengan pihak luar
harus melibatkan dan atas seijin direktur
2. Pelaksanaan kerja sama program studi dengan pihak
luar harus didasarkan asas saling menguntungkan
(mutual benefit) dan saling menghormati (mutual
respect)
3. Adanya 2 pihak yaitu pihak pertama dan pihak kedua
4. Adanya surat penawaran dan proposal kerjasama baik
pihak pertama atau pihak kedua
5. Adanya surat perjanjian kerjasama atau memorandum
outstanding (MoU).
6. Surat perjanjian kerjasama atau memorandum
outstanding (MoU) harus memuat :
a. Nama, jabatan, alamat pihak pertama dan pihak
kedua.
b. Ruang lingkup kerjasama.
c. Hak dan kewajiban pihak pertama dan pihak kedua.
d. Biaya (apabila kerjasama ini mengeluarkan biaya
baik dari pihak pertama atau pihak kedua)
e. Masa perjanjian, mulai tanggal, bulan, tahun sampai
dengan tanggal, bulan, tahun.
f. Sanksi, apabila adanya kerugian yang diakibatkan
pelanggaran yang dilakukan pihak pertama atau
pihak kedua.
g. Cara penyelesaian perselisihan, apabila terjadi
perselisihan antara pihak pertama dan pihak kedua
dalam kerjasama ini.
h. Pengecualian (force mejure).
i. Tanda tangan dan nama jelas pihak pertama dan

153
pihak kedua.
j. Stempel Instansi dan meterai Rp. 6.000,-
k. Surat perjanjian kerjasama ditandatangani oleh
masing-masing pimpinan, pihak Akper oleh
Direktur, dibuat dalam 2 rangkap

4. DEFINISI : Dalam prosedur ini yang dimaksud dengan kerjasama


adalah segala usaha kemitraan dengan pihak diluar
akademi baik dalam rangka kegiatan pendidikan,
penelitian, pengabdian masyarakat maupun
pengembangan institusi

5. REFERENSI : 4. Statuta Akademik Keperawatan Pemkab Ponorogo


5. Naskah kerjasama (MoU)

6. PROSEDUR : 1. Bagian yang akan mengadakan kerjasama, membuat


surat penawaran dan proposal kerjasama
2. Apabila Akper yang mempunyai inisiatif, maka Akper
mengirim surat penawaran dan proposal kerjasama.
3. Apabila Akper yang menerima surat dan proposal dari
pihak lain, surat dan proposal didisposisi terlebih dahulu
oleh direktur apakah bisa menerima atau tidak.
4. Bila surat permohonan diterima atau tidak tetap
dibuatkan surat balasan.
5. Bila surat permohonan diterima dibuatkan surat
perjanjian kerjasama atau memorandum outstanding
(MoU)
6. Apabila telah terjadi kesepakatan bersama, maka
perjanjian kerjasama atau memorandum outstanding
(MoU) ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas
meterai Rp. 6.000,- dalam rangkap 2 masing-masing
pihak 1 rangkap.

7. BAGAN DAN ALUR : Penyusunan Draft MoU



Pengiriman MoU

Pembahasan MoU bersama/ Masukan

Penandatangan MoU oleh kedua Pimpinan Istitusi

8. PENANGGUNG JAWAB : Direktur

9. CATATAN : Jika dosen waktunya mengajar tetapi berhalangan hadir


maka menjadikan tanggung jawab PJMK/tim mata kuliah
dan dosen yang berhalangan bisa mengganti jam yang
belum terpenuhi

154
Dipersiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh
Bagian Administrasi Umum Pembantu Direktur II Direktur
dan Kepegawaian

Sugito, S.Sos Ika Nurdianti, SPd Esti Sugiyorini, APP.,MPH


NIP: 19670602 198801 1 001 NIP: 19670620 199203 2 007 NIP:196905011989022001

155

Вам также может понравиться