Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
M.K Analisis Zat Gizi Mikro Tanggal Selesai : Kamis, 9 Desember 2010
Oleh :
Kelompok 4B
Euis Intarina Aninditha Z. I14080007
Nur Indah F. Ibrahim I14080014
Made Mita Dwi S. I14080026
Inke Indah Permatasari I14080035
Asep Subarna I14080056
Saumi Lil Hairi I14080068
Asisten Praktikum :
Elis Nurhayati
Tri Reti Rahmawati
Latar Belakang
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan
organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. Unsur mineral juga
dikenal sebagai zat organik atau kadar abu. Selama proses pembakaran, bahan-
bahan organik terbakar tetapi zat anorganik tidak, zat inilah yang disebut abu.
Meskipun banyak dari elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya
pada makanan ternak, namun belum banyak penelitian sejenis dilakukan pada
manusia. Karena itu, peranan berbagai unsur mineral bagi manusia masih belum
sepenuhnya diketahui (Almatsier 2004).
Sampai saat ini telah diketahui ada 14 unsur mineral yang berbeda
jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang
baik. Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia yang mempunyai peranan
penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-
enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, dan juga mineral ini membantu
dalam pembentukan ikatan seperti pada pembentukan hemoglobin. Mineral
digolongkan atas mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah
mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan tubuh kurang dari 100 mg sehari. Zat yang
termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor,
magnesium, dan sulfur. Adapun zat yang termasuk mineral mikro yaitu seng,
besi, mangan, tembaga, fluor, kobalt, dan iodium (Almatsier 2004).
Iodium merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.
Peranan tiroksin adalah meningkatkan laju oksidasi dalam sel-sel tubuh sehingga
meningkatkan BMR (Basal Metabolic Rate). Tiroksin menyebabkan mitokondria
sel tubuh membesar baik bentuk maupun jumlahnya. Selain itu, dapat juga
meningkatkan permeabilitas membran mitokondria sehingga memudahkan keluar
masuknya zat yang terlibat dalam kegiatan respirasi dan pemindahan energi
(Almatsier 2004).
Jumlah iodium dalam tubuh orang dewasa diperkirakan antara 9-10 mg,
Dua sepertiga dari jumlah tersebut terkumpul pada kelenjar tiroid (kelenjar
gondok). Kelenjar tiroid merupakan kelenjar hormon yang terdapat pada dasar
leher. Berat kelenjar ini sekitar 20-25 gram yang dihubungkan oleh thimus.
Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Pada umumnya
wanita dan anak perempuan mempunyai kecenderungan lebih mudah terkena
penyakit gondok daripada laki-laki. Widya Karya Pangan dan Gizi (1978) belum
mencantumkan konsumsi yang disarankan, tetapi di negara maju konsumsi
iodium yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 140 mikro gram per hari
(Almatsier 2004).
Analisis zat gizi sangatlah penting terutama zat gizi mikro seperti iodium
baik untuk kepentingan pengukuran zat gizi seperti mengetahui jenis dan kadar
mineral yang terkandung dalam bahan pangan, memenuhi standar mutu gizi dari
produk maupun untuk kepentingan keamanan pangan. Dalam bahan makanan
kandungan iodium sangat kecil dan kadarnya hanya dapat ditentukan dengan
alat yang sangat peka. Oleh karena itu, analisis iodium merupakan hal yang
penting dilakukan agar dapat mengetahui seberapa besar kandungan iodium
yang terdapat pada suatu bahan pangan. Banyak metode yang dapat dilakukan
untuk mengetahui kandungan iodium salah satunya adalah dengan metode
spektofotometri (Almatsier 2004).
Tujuan
Tujuan dari praktikum penetapan kadar iodium secara spektofotometri
adalah untuk mempelajari cara atau metode penetapan kadar iodium dengan
menggunakan spektofotometri dan melakukan analisis kadar iodium pada bahan
pangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Iodium
Iodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik di tanah
maupun di air, merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup, terutama manusia. Bila tanah
miskin akan iodium maka semua tanaman (termasuk sayuran dan buah-buahan)
yang tumbuh di atasnya juga miskin iodium. Ternak yang hidup di daerah
tersebut juga akan mengalami kekurangan iodium. Sebagai dampaknya,
manusia yang hidup di lingkungan demikian dapat dipastikan juga akan
mengalami kekurangan iodium (Anonim 2010).
Iodium merupakan jenis elemen mineral mikro kedua sesudah Besi yang
dianggap penting bagi kesehatan manusia walaupun sesungguhnya jumlah
kebutuhan tidak sebanyak zat-zat gizi lainnya. Menurut Djokomoeldjanto (1993),
manusia tidak dapat membuat unsur/elemen iodium dalam tubuhnya seperti
membuat protein atau gula, tetapi harus mendapatkannya dari luar tubuh (secara
alamiah) melalui serapan iodium yang terkandung dalam makanan serta
minuman (Djokomoeldjanto 1993).
Kekurangan iodium berhubungan erat dengan jumlah iodium yang
terkandung di dalam tanah yang digunakan dalam bidang pertanian di daerah
yang berpengaruh. Walaupun program suplemen tambahan iodium telah
mengurangi kekurangan jumlah iodium di berbagai daerah daerah di dunia,
masih terlihat masalah kekurangan iodium yang serius di berbagai daerah (Brody
1999).
Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Saputra 2009).
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan
visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi
oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen
yang berbeda (Saputra 2009).
Kacang Hijau
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah
kedelai dan kacang tanah (Purwono dan Hartono 2005).
Kompoisisi kimia kacang hijau sangat beragam tergantung varietas, faktor
genetik, iklim, dan lingkungan. Karbohidrat merupakan komponen utama (lebih
dari 55 %) biji kacang hijau yang terdiri dari pati, gula, dan serat. Berdasarkan
jumlahnya, protein merupakan penyusun utama kedua setelah karbohidrat.
Kacang hijau mengandung 20-25%protein. Kandungan lemak dalam kacag hijau
relatif sedikit yaitu 1-1,2%. Kacang hijau juga mengandung vitamin dan mineral.
Mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium banyak terdapat dalam
kacang hijau (Astawan 2009).
Cerium Sulfat
Cerium (IV) sulfat, juga disebut cerium sulfat, adalah senyawa kimia
berwarna kuning. Cerium dikenal sebagai garam anhidrat Ce(SO4)2; beberapa
Prosedur Kerja
Penetapan Kadar Iodium
Pada praktikum kali ini, kadar iodium yang akan diukur adalah kadar iodium
dalam sampel snack Kacang Ijo. Kadar Iodium ditentukan dengan metode
spektofotometer yaitu dengan cara sebagai berikut :
Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan sesuai dengan prosedur percobaan yang
sesuai dengan metode yang telah ditentukan. Selain itu, penggunaan pereaksi
serta bahan-bahan lain dan peralatan yang akan digunakanpun harus
diperhatikan. Hal-hal tersebut harus diperhatikan disebabkan karena dapat
mempengaruhi hasil dari percobaan yang dilakukan baik kualitas maupun
keakuratan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anonim. 2010. Cerium (IV) Sulfat. www.en.wikipedia.org [14 desember 2010].
Anonim. 2010. Iodium. http://www.sarisedap.co.id/infogizi.asp [14 desember
2010].
Anonim. 2010. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org/ [14 desember
2010].
Astawan Made. 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-Bijian. Depok :
Penebar Swadaya.Brody, T. 1999. Nutritional Biochemistry. Second
Edition. Academic Press. University of California at Berkeley, California.
Djokomoeldjanto, R. 1993. Hipotiroidi di Daerah Defisiensi Iodium. Kumpulan
Naskah Simposium GAKI. Hal. 35-46. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang.
Heaton A. 1996. An Introduction to Industrial Chemistry, 3rd edition, New
York:Blackie. ISBN 0-7514-0272-9 [14 desember 2010].
Hopenhayn C. 2006. Arsenic in drinking water: Impact on human health.
Elements2: 103-107.
Khopkar SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Saputra Yoky E. 2009.
Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Yogyakarta: Liberty
Poedjiadi. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.
LAMPIRAN
Hasil Dokumentasi
y
1.2
y = 1.712x + 0.0087
1
R = 0.9998
Keterangan :
0.8
X = Konsentrasi
0.6 Y = Abnsorbansi
0.4
0.2
0 X
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
= 0.083 mg/100g