Вы находитесь на странице: 1из 2

HIGHLIGHT IGNITION GERAKAN 1000 START UP DIGITAL

Ignition Batch 2 Gerakan 1000 Start up digital Yogyakarta dimulai agak molor dari jadwal yang
disebarkan lewat email, yaitu pukul 10.00 W.I.B dengan dibuka perdana oleh Bapak Prof. Panut
Mulyono selaku rektor Universitas Gadjah Mada (UGM). Karena digelar di Graha Sabha Permana,
ignition didominasi oleh Mahasiswa UGM, yang sebagian besar duduk di area depan serta menyebar
di venue acara. Setiap peserta yang mengikuti Ignition diperkenankan untuk menempelkan sticker
gerakan 1000 start up dengan membubuhkan nama serta spesifikasi kemampuannya.

Pengisi acara Ignition yang pertama ialah Yansen Kamto, yaitu chief officer dari KIBAR, salah satu
penggerak gerakan 1000 start up. Ia menjelaskan mengenai bidang-bidang apa saja yang sangat
potensial untuk diselesaikan masalahnya menggunakan gerakan start up.

Sesi selanjutnya ialah diskusi khusus oleh Adhi Bramantya (Director of Business Development &
Information Technology PT Bank Bukopin tbk), Hargo Utomo (Drektur Pengembangan Usaha dan
Inkubasi UGM), Arya Damar (Presiden Direktur Lintasarta) yang dimoderatori oleh Dedy Permadi
(Direktur Center of Society Universitas Gadjah Mada)

AFTER BREAK

Sesi kedua dimulai tepat pukul 13.59 W.I.B dengan pembicara pertama adalah Co-Founder dari
Salestock yaitu Stanislaus Tandelilin. Pria bertubuh tegap ini menjelaskan bagaimana awal salestock
dibentuk dengan timnya dan bagaimana dia bisa keluar dari pekerjaan tetapnya. Bergerak di bidang
E-Commerce tak lantas menjadikan Salestock sama persis dengan E-Commerce pada biasanya.
Stanislaus menjelaskan bahwa Salestock bisa menjadi besar karena salestock punya segmen yang
jelas serta keistimewaan yang lebih dibandingkan E-Commerce yang lain. Salah satu keistimewaan
yang dimiliki oleh Salestock dibandingkan dengan E-Commerce lainnya adalah segmen yang dibidik
Salestock dominan berada di luar Pulau Jawa. Oleh karena itu, Salestock membuat websitenya
sangat ringan untuk dibuka sehingga dapat diakses dengan koneksi yang minim diluar Jawa.
Salestock menargetkan untuk membuat gudang dar Sabang hingga Merauke sehingga dapat
menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya giliran Jennifer Arif dari Google Indonesia menjelaskan mengenai perkembangan
Gooogle dari produk satu ke lainnya. Jennifer juga menjelaskan mengenai kebiasaan-kebiasaan
karyawan Google yang sering share pengalaman sehari-hari tentang apapun misalkan problem
masalah dijalan atau sebagai macam. Jennifer menambahkan bahwa terdapat beberapa step dalam
membangun start up, salah satunya Focus On Problem Solving, yaitu harus berpikir 10x lipat, Berpikir
Jangan takut gagal, kemudian buat prototype. Lalu selanjutnya Build and Open Platform yaitu dapat
diartikan untuk membuat sebuah ekosistem kreatif yang kemudian ide tersebut dibagikan ke
khalayak umum.

Selanjutnya panggung Ignition Gerakan 1000 Start Up diisi oleh CEO Layaria yaitu Dennis
Adishwara. Denish awalnya menjelaskan pengalamannya mengenai fenomena pertelevisian yang
sekarang penontonnya semakin menurun dari waktu ke waktu berubah haluan untuk meononton
video online. Denish menambahkan, pada tahun 2020, masyarakat dunia akan mengupload 7 triliun
video online. Itu berarti, terdapat 2,5 video yang diupload oleh masyarakat dunia setiap harinya. Hal
itu menunjukkan betapa pentingnya bagi pemilik start up untuk memanfaatkan video online. Video
online yang viral menurut Dennis Adishwara adalah video yang memiliki kemampuan story teller
yang baik.

Selanjutnya ialah sesi dari Yudistiras Adi Nugroho selaku Industry Insight Analysist Google Indonesia.
Ia menjelaskan latar belakang bagaimana ia bisa bekerja di Google serta data data bagaimana
masyarakat Indonesia dan dunia menggunakan internet serta Search Engine.

Selanjutnya Putra Nababan yaitu founder dari id.talent menjelaskan betapa pentingnya partner
dalam membuat sebuah start up. Partner yang dibangun harus dengan latar belakang serta watak
yang berbeda sehingga dapat melengkapi dari sudut pandang yang berbeda. Putra Nababan
menjelaskan bahwa tantangan selanjutnya bagi para pendiri start up adalah menemukan founder.
Karena tantangan terbesar dalam dunia start up adalah keharusan untuk tetap bertahan
memperjuangkan rintisannya.

Kemudian ignition ditutup oleh pembicara dari founder channel youtube kok-bisa? Yaitu Ketut Yoga
Yudistira. Ia menjelaskan mengenai latarbelakang ia membuat channel youtube kok-bisa?. Channel
youtube nya dianggap sebagai jawaban atas permasalahan penyiaran televisi yang hanya berisi
konten yang terus diulang. Menurut Ketut, terdapat 3 faktor mengapa channel nya booming, yaitu
menghibur, keingintahuan serta video yang ringan.

Вам также может понравиться