Вы находитесь на странице: 1из 62

ht

tp
://
ww
w.
na
tu
na
ka
b.
bp
s.g
o.
id
INDEKS
KEMAHALAN KONSTRUKSI
KABUPATEN NATUNA

id
o.
TAHUN 2014

s.g
ISSN :-

bp
Katalog BPS : 7109.2103
Ukuran Buku : 16 cm x 21 cm

b.
Jumlah Hal : vi + 50
Naskah ka
: BPS Kabupaten Natuna
Seksi Statistik Distribusi
na
Gambar Kulit : BPS Kabupaten Natuna
tu

Seksi Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik


na

Diterbitkan :
w.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Natuna


ww
://

Boleh Dikutip Dengan Menyebutkan Sumbernya


tp
ht
KATA PENGANTAR I K
K

KATA PENGANTAR
KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN NATUNA

id
o.
Syukur alhamdulillah atas karunia Allah SWT, atas berkat
Rahmat-Nya publikasi

s.g
ini dapat diselesaikan.
Publikasi ini menyajikan angka dan penjelasan dari IKK

bp
Kabupaten Natuna. Dengan publikasi ini, kita dapat mengetahui
tingkat kemahalan bangunan/konstruksi di Kabupaten Natuna,

b.
dibandingkan tingkat kemahalan bangunan/konstruksi
Kabupaten/Kota lainnya. ka
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya publikasi ini saya sampaikan
na
penghargaan dan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Walaupun publikasi ini telah disiapkan sebaik-baiknya, kekurangan
tu

dan kesalahan sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, kritik dan
na

saran dari para pengguna publikasi ini, sangat diharapkan. Semoga


dapat bermanfaat bagi Pemerintah Kabupaten Natuna pada
w.

khususnya, dan pihak-pihak yang berkepentingan pada umumnya.


ww

Ranai, Agustus 2015


://
tp
ht

ii
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
DAFTAR ISI K

DAFTAR ISI

id
Halaman

o.
Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Natuna ............................... ii

s.g
Daftar Isi ................................................................................................. iii
Daftar Tabel ........................................................................................... v

bp
Daftar Lampiran .................................................................................... vi

b.
BAB
1.1
I ka
PENDAHULUAN ...........................................................
Latar Belakang .................................................................
1
2
na
1.2 Tujuan .............................................................................. 5
tu

1.3 Sistematika Penulisan ....................................................... 6


na

BAB II KONSEP DAN DEFINISI ............................................. 7


2.1 Konsep Pemikiran ............................................................ 8
w.

2.2 Definisi-definisi ................................................................ 9


ww

BAB III METODOLOGI ............................................................. 14


://

3.1 Pengumpulan Data ........................................................... 15


3.2 Metodologi ....................................................................... 15
tp

3.3 Perbedaan dengan IKK 2013 ............................................ 17


ht

3.4 Diagram Timbang (DT) atau Bobot ................................. 19


3.5 Formula Penghitungan ..................................................... 19
3.6 Metode Analisis ............................................................... 21

iii
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
DAFTAR ISI I K
K

BAB IV ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI


KABUPATEN NATUNA ................................................ 23
4.1 Gambaran Umum Wilayah ................................................. 24

id
4.2 Gambaran Kependudukan ................................................... 26

o.
4.3 Harga Bahan Bangunan/Konstruksi Kabupaten

s.g
Natuna ................................................................................. 29
4.4 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Umum Kabu- ...........

bp
paten Natuna ....................................................................... 34

b.
4.5 Perbandingan Indeks Kemahalan Konstruksi
(IKK) Umum Kabupaten Natuna dengan Kabupaten/
ka
Kota se-Pulau Sumatera ...................................................... 37
na
BAB V PENUTUP ......................................................................... 41
tu

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 42


na
w.
ww
://
tp
ht

iv
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
DAFTAR TABEL K

DAFTAR TABEL

Halaman

id
Tabel 3.1 Paket Komoditas yang Termasuk dalam Peng-
hitungan Indeks Kemahalan Konstruksi

o.
(IKK) Tahun 2014 ...................................................................... 18

s.g
Tabel 4.1 Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan
dan Luas Wilayah Di Kabupaten Natuna ................................... 25

bp
Tabel 4.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Di Kabupaten Natuna Tahun 2014 ............................................. 28

b.
Tabel 4.3 Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Natuna Tahun 2014 ........... 29

Tabel 4.4
ka
Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Harga Sewa
na
Alat Berat dalam Penghitungan Indeks
Kemahalan Konstruksi (IKK) Tahun 2014 ................................ 30
tu

Tabel 4.5 Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota


Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2013 ......................... 35
na

Tabel 4.6 Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota


w.

Di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014................................... 36


ww

Tabel 4.7 Perbandingan IKK Antar Provinsi


Di Indonesia Tahun 2014 ........................................................... 38
://

Tabel 4.8 Perbandingan 10 (sepuluh) Indeks Kemahalan


Konstruksi (IKK) Umum Tertinggi
tp

Di Pulau Sumatera Tahun 2014 ................................................. 40


ht

v
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
DAFTAR LAMPIRAN I K
K

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

id
Lampiran 1 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan Peringkat
Nasional Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi

o.
Se- Sumatera Tahun 2014 ............................................. 45

s.g
Lampiran 2 Nilai Indeks Kemahalan Konstruksi Menurut
Propinsi-propinsi se- Indonesia Tahun 2014 ........... ....... 52

bp
Lampiran 3 Peta Tematik Indeks Kemahalan Konstruksi
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi

b.
Kepulauan Riau Tahun 2014 ................................... ....... 54
ka
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht

vi
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
BAB 1
w.
na
tu
na
ka
b.
bp
s.g
PENDAHULUAN

o.
id
PENDAHULUAN I K
K

BAB 1
PENDAHULUAN

id
1.1 Latar Belakang

o.
Kebijakan Otonomi Daerah (Otoda) yang dikeluarkan oleh

s.g
pemerintah sejak tahun 2000 diarahkan untuk mendorong percepatan

bp
pembangunan daerah dan melakukan pembangunan secara merata
dan adil agar tujuan pembangunan nasional untuk meningkatkan

b.
kesejahteraan rakyat dapat tercapai secara efektif dan efisien. Selain
itu, kebijakan Otoda dapat digunakan untuk mengatasi masalah
ka
ketimpangan horizontal antar daerah dengan tujuan utama yaitu
na
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah.
Dengan demikian, kebijakan Otoda dapat mempercepat
tu

pembangunan daerah-daerah yang masih tertinggal dan terbelakang


na

baik dalam kemampuan keuangan maupun pendapatan yang


diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alamnya.
w.

Terkait dengan kebijakan percepatan pembangunan daerah


ww

melalui peningkatan sisi kemampuan keuangan daerah maka


pemerintah pusat memberikan dana block grant kepada daerah
dengan tujuan untuk menutup kesenjangan fiskal dan pemerataan
://

kemampuan fiskal antar daerah dalam rangka membantu


tp

kemandirian pemerintah daerah dalam menjalankan fungsi dan


tugasnya melayani masyarakat. Dana block grant yang bersifat
ht

memiliki keleluasaan bagi daerah dalam menggunakannya sesuai


dengan kebutuhan dan prioritas pembangunan inilah yang disebut
dengan Dana Alokasi Umum (DAU).

2
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
PENDAHULUAN I K
K

Pembangunan nasional yang adil dan merata perlu


dilakukan secara nasional dan mencakup seluruh daerah di
Indonesia. Dengan berlandaskan undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang Nomor 25

id
Tahun 1999 tentang perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

o.
dan Daerah. Dana perimbangan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kebijakan otonomi daerah antara lain adalah Dana Alokasi Umum

s.g
(DAU).

bp
DAU yang bersumber dari APBN ini memiliki berbagai
komponen dalam penghitungannya. Untuk menyusun DAU dalam

b.
rangka mengalokasikan sejumlah dana bagi tiap daerah (provinsi dan
kabupaten/kota), pemerintah pusat membutuhkan berbagai data dan
ka
indikator penting untuk penghitungan DAU. DAU dihitung
na
berdasarkan kesenjangan fiskal antar daerah, dimana kesenjangan
fiskal merupakan selisih antara potensi dan kebutuhan daerah.
tu

Keberhasilan pelaksanaan kebijakan Otoda di daerah perlu


na

didukung dengan penyediaan statistik yang dapat mencerminkan


kebutuhan daerah dan harus memenuhi kriteria :
w.

a. Mempunyai kredibilitas yang tinggi


ww

b. Mutakhir
c. Mempunyai validitas dan akurasi yang dapat
dipertanggungjawabkan.
://

Indikator-indikator pokok data statistik yang merupakan


tp

kebutuhan daerah dalam penghitungan DAU untuk mendukung


ht

keberhasilan Otonomi Daerah adalah Indeks Jumlah Penduduk (IP),


Indeks Luas Wilayah (IW), Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK),

3
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
PENDAHULUAN I K
K

Indeks PDRB perkapita (IPP) dan Indeks Pembangunan Manusia


(IPM).
Salah satu indikator penting yang menunjukkan kebutuhan
daerah dalam penghitungan DAU adalah Indeks Kemahalan

id
Konstruksi (IKK). Pentingnya IKK ini ditunjukkan oleh bobot

o.
penghitungannya dalam penghitungan DAU yang sangat besar.
Dalam penghitungan tingkat kebutuhan fiskal daerah pada alokasi

s.g
DAU 2011 , IKK memiliki peran yang sama dengan jumlah

bp
penduduk, memiliki bobot tiga kali lipat dari IPM dan dua kali lipat
dari bobot IPP dan IW.

b.
ka (
na
)
tu

Dari kelima variabel yang menunjukkan kebutuhan fiskal


na

pada penghitungan DAU di atas terlihat bahwa jumlah penduduk dan


IKK memiliki bobot atau peran paling besar dalam menentukan
w.

tingkat kebutuhan fiskal suatu daerah. Hal ini menunjukkan bahwa


ww

selain data jumlah penduduk maka data lain yang tak kalah penting
yang harus dimiliki daerah adalah Indeks Kemahalan Konstruksi.
Untuk menghitung IKK ini dibutuhkan beberapa komponen
://

antara lain data harga konstruksi yang meliputi harga bahan


tp

bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi, upah jasa


ht

konstruksi, dan data bobot/diagram timbangan umum IKK


kabupaten/kota berupa nilai masing-masing bahan bangunan utama
yang dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per
satuan ukuran luas dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan. Survei ini

4
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
PENDAHULUAN I K
K

dilakukan di seluruh kabupaten/kota di seluruh Indonesia termasuk


Kabupaten Natuna dengan tujuan untuk menyediakan data harga
bahan bangunan/konstruksi, harga sewa alat-alat berat konstruksi
dan upah jasa konstruksi.

id
Oleh karena itu, sebagai daerah kabupaten yang sedang

o.
giat-giatnya membangun, Kabupaten Natuna sangat membutuhkan
data harga barang-barang konstruksi yang dapat dimanfaatkan

s.g
sebagai masukan dalam penghitungan IKK yang berimplikasi pada

bp
besaran DAU untuk tahun-tahun mendatang.

b.
1.2 Tujuan
ka
Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penyusunan
publikasi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Natuna
na
Tahun 2014 adalah :
tu

1. Memberikan gambaran komponen-komponen penyusunan


Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Kabupaten Natuna
na

Tahun 2014
w.

2. Mengetahui berapa nilai Indeks Kemahalan Konstruksi


(IKK) Kabupaten Natuna Tahun 2014
ww

3. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan


dalam penentuan kebijakan daerah dan pembangunan daerah,
://

sehingga perencanaan pembangunan Kabupaten Natuna ke


depannya dapat lebih terarah dan tepat sasaran
tp

4. Merupakan salah satu ukuran yang dapat menjadi starting


ht

point bagi Pemerintah Kabupaten Natuna dalam perencanaan


pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Natuna pada
tahun-tahun yang akan datang

5
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
PENDAHULUAN I K
K

5. Untuk membantu pengambil kebijakan, peneliti atau


konsumen data lainnya dalam memahami keadaan
masyarakat Kabupaten Natuna secara lebih spesifik.

id
1.3 Sistematika Penulisan

o.
Sistematika penulisan disusun sebagai berikut :

s.g
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, tujuan

bp
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II Metodologi, berisi tentang ruang lingkup, pengumpulan

b.
data, metodologi, paket komoditas, formula penghitungan,
ka
tahapan penghitungan dan teknik analisis yang digunakan
dalam penulisan.
na
BAB III Konsep dan Defenisi, berisi tentang pengertian Tingkat
Kemahalan Konstruksi, pengertian Indeks Kemahalan
tu

Konstruksi serta pengertian istilah-istilah di dalam


na

penghitungan IKK
BAB III Merupakan analisa mengenai komponen-komponen
w.

penyusun Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dan nilai


ww

IKK Kabupaten Natuna


BAB IV Penutup, berisi kesimpulan publikasi ini.
://
tp
ht

6
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
BAB 2
w.
na
tu
na
ka
b.
bp
s.g
KONSEP DAN DEFINISI

o.
id
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

BAB 2

KONSEP DAN DEFINISI

id
2.1 Konsep Pemikiran

o.
s.g
Penghitungan IKK Tahun 2014 ini berawal dari konsep
bahwa tidak ada dua gedung kantor yang identik atau jembatan yang

bp
sama persis, karena masing-masing memiliki karakter dan desain
yang dibuat khusus untuk ditempatkan pada lokasi masing-masing.

b.
Sehingga penghitungan IKK karenanya, didasarkan atas suatu
ka
pendekatan atau kompromi tertentu. Misalnya yang menjadi objek
adalah bangunan tempat tinggal, maka bangunan tempat tinggal
na
tersebut harus mengakomodir berbagai macam rancangan dan
tu

model.
Untuk tujuan membandingkan harga konstruksi antar
na

wilayah/daerah, dikenal ada dua metode penghitungan, yaitu :


w.

1. Pendekatan Input
ww

Yaitu dengan mencatat semua material penting yang


digabungkan dengan upah dan sewa peralatan sesuai dengan
bobotnya masing-masing. Kelemahan metode ini adalah
://

bahwa kegiatan konstruksi dianggap mempunyai


tp

produktivitas yang sama dan tidak mempertimbangkan


ht

overhead cost.
2. Pendekatan Output
Yaitu dilakukan dengan cara menanyakan harga konstruksi
yang sudah jadi. Namun kelemahan metode ini adalah bahwa

8
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

dalam harga bangunan sudah termasuk management cost dan


keuntungan kontraktor yang bervariasi antar daerah dan antar
proyeksehingga tidak memadai untuk tujuan membandingkan
kemahalan konstruksi antar wilayah.

id
o.
Alternatifnya adalah mengumpulkan harga konstruksi yang
bisa mencakup overhead cost dan produktivitas pekerja tanpa

s.g
memasukkan management cost dan keuntungan kontraktor. Caranya

bp
adalah dengan mengumpulkan harga komponen bangunan seperti
harga dinding, atap dan sebagainya. Apabila harga-harga komponen

b.
tersebut digabungkan maka akan didapatkan harga total proyek yang
besarannya diatas harga input tetapi dibawah harga output karena
ka
sudah memasukkan harga overhead cost dan upah tetapi
na
mengeluarakan management cost dan keuntungan kontraktor. Data
seperti itu bisa didapatkan dari dokumen Bill of Quantity (BoQ) satu
tu

proyek yang telah selesai.


na

Dengan digunakan realisasi APBD pembentukan mpdal tetap


sebagai salah satu penimbang IKK, maka setiap tahun IKK satu
w.

kabupaten/kota relative terhadap kabupaten/kota berubah-ubah


ww

bergantung dari realisasi APBD masing-masing kabupaten/kota.

2.2 Definisi-definisi
://
tp

Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK)


ht

Tingkat Kemahalan Konstruksi (TKK) merupakan


cerminan dari suatu nilai bangunan/konstruksi, yaitu biaya yang
dibutuhkan untuk membangun 1 (satu) unit bangunan per satuan
ukuran luas di suatu kabupaten/kota atau provinsi. TKK diperoleh
9
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

melalui pendekatan terhadap harga sejumlah bahan


bangunan/konstruksi dan harga sewa alat berat yang mempunyai
nilai atau andil cukup besar dalam bangunan tersebut.

id
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)

o.
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah angka indeks

s.g
yang menggambarkan perbandingan TKK suatu kabupaten/kota atau
provinsi terhadap TKK kabupaten/kota atau provinsi lain. Sesuai

bp
dengan pengertiannya, IKK dapat dikategorikan sebagai indeks
spasial, yaitu indeks yang menggambarkan perbandingan harga

b.
untuk wilayah yang berbeda pada periode waktu tertentu. Berbeda
ka
dengan pengertian indeks periodikal atau temporal yang selama ini
sudah kita kenal, seperti Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
na
atau Indeks Harga Konsumen (IHK), kedua indeks harga tersebut
tu

menggambarkan perkembangan harga di suatu wilayah pada periode


waktu tertentu terhadap harga periode tahun dasar.
na

Seperti pada IKK tahun 2013, IKK tahun 2014 juga


w.

menggunakan azas keterwakilan sesuai dengan metode yang


digunakan internasional (ICP).
ww

Kelompok Jenis Bangunan


://

Pada awal penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi,


tp

Kelompok bangunan/konstruksi yang digunakan terdiri dari 5 (lima)


kelompok bangunan/konstruksi yaitu :
ht

1. Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal;


2. Bangunan Pekerjaan Umum untuk Pertanian;

10
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

3. Bangunan Pekerjaan Umum untuk Jalan, Jembatan dan


Pelabuhan;
4. Bangunan dan Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan
Komunikasi; dan

id
5. Bangunan Lainnya.

o.
Namun karena tidak semua kabupaten/kota memiliki

s.g
kegiatan pembangunan yang berkaitan dengan pembangunan fisik
berupa Bangunan Perkejaan Umum untuk Pertanian dan Bangunan

bp
untuk Instalasi Listrik, Gas, Air Minum dan Komunikasi, mulai
tahun 2005 kelompok bangunan yang digunakan untuk penghitungan

b.
IKK terdiri dari 3 (tiga) kelompok bangunan/konstruksi, yaitu :
ka
1. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal;
2. Pekerjaan umum untuk jalan,jembatan dan pelabuhan;
na
3. Bangunan Lainnya.
tu

1. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal,


na

kegiatan konstruksi yang termasuk dalam kelompok jenis


bangunan ini adalah sebagai berikut :
w.

a. Konstruksi gedung tempat tinggal, meliputi: rumah yang


ww

dibangun sendiri, real estate, rumah susun, dan perumahan


dinas.
://

b. Konstruksi gedung bukan tempat tinggal, meliputi:


konstruksi gedung perkantoran, industry, kesehatan,
tp

pendidikan, tempat hiburan, tempat ibadah, terminal/stasiun


ht

dan bangunan monumental.

11
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

2. Bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan, dan


pelabuhan, kegiatan konstruksi yang masuk dalam
kelompok jenis bangunan ini adalah :
a. Bangunan jalan, jembatan, dan landasan, meliputi: jalan,

id
jembatan, landasan pesawat terbang, pagar/tembok, drainase

o.
jalan, marka, dan rambu-rambu lalu lintas.
b. Bangunan jalan dan jembatan kereta, pembangunan jalan dan

s.g
jembatan kereta.

bp
c. Bangunan dermaga, meliputi: pembangunan, pemeliharaan,
dan perbaikan dermaga/pelabuhan, sarana pelabuhan, dan

b.
penahan gelombang.
ka
3. Bangunan lainnya, meliputi kegiatan pekerjaan umum untuk
pertanian, instalasi listrik, gas, air minum, komunikasi, dan
na
lainnya, adalah :
tu

a. Pemasangan perancah, pemasangan bangunan konstruksi


prefab dan pemasangan kerangka baja, pengerukan,
na

konstruksi khusus lainnya, instalasi jaringan pipa, instalasi


w.

bangunan sipil lainnya, dekorasi eksterior, serta bangunan


sipil lainnya termasuk peningkatan mutu tanah melalui
ww

pengeringan dan pengerukan.


b. Bangunan elektrikal, meliputi: pembangkit tenaga listrik,
://

transmisi, dan transmisi tegangan tinggi.


c. Konstruksi telekomunikasi udara, meliputi konstruksi
tp

bangunantelekomunikasi dan navigasi udara, bangunan


ht

pemancar/penerima radar, dan bangunan antenna.

12
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
KONSEP DAN DEFINISI K

d. Konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta api,


pembangunan konstruksi sinyal dan telekomunikasi kereta
api.
e. Konstruksi sentral telekomunikasi, meliputi: bangunan

id
sentral telepon/telegraf, konstruksi bangunanmenara

o.
pemancar/penerima radar microwave, dan bangunan stasiun
bumi kecil/stasiun satelit, instalasi air, meliputi: instalasi air

s.g
bersih dan air limbah dan saluran drainase pada gedung.

bp
f. Instalasi listrik, meliputi: pemasangan instalasi jaringan
listrik tegangan lemah dan pemasangan instalasi jaringan

b.
listrik tegangan kuat.
g. Instalasi gas, meliputi: pemasangan instalasi gas pada gedung
ka
tempat tinggal dan pemasangan instalasi gas pada gedung
na
bukan tempat tinggal.
h. Instalasi listrik jalan, meliputi: instalasi listrik jalan raya,
tu

instalasi listrik jalan kereta api, dan instalasi listrik lapangan


na

udara.
i. Instalasi jaringan pipa, meliputi: jaringan pipa gas, jaringan
w.

air, dan jaringan minyak.


ww

Bangunan terowongan, bangunan sipil lainnya (lapangan olahraga,


lapangan parkir, dan sarana lingkungan pemukiman).
://
tp
ht

13
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
BAB 3
w.
na
tu
na
ka
b.
bp
METODOLOGI

s.g
o.
id
METODOLOGI I K
K

BAB 3
METODOLOGI

id
3.1 Pengumpulan Data

o.
Pengumpulan data harga dilakukan secara triwulanan pada

s.g
setiap tanggal 20-30 bulan Juli 2013, dan Oktober 2013, Januari 2014 dan
April 2014 dengan responden pedagang grosir/Distributor yang menjual

bp
bahan bangunan, kontraktor dan dinas pekerjaan umum.
Sama halnya pada IKK 2013, IKK 2014 dihitung dengan

b.
menggunakan data penunjang yaitu :
ka
1. Realisasi APBD Pembentukan Barang Modal Bangunan.
2. Bill of Quantity (BoQ) kegiatan proyek yang sudah selesai.
na
Bill of Quantity (BoQ) adalah daftar item dan kuantitas pekerjaan yang
penyusunan dan perhitungannya didasarkan atas gambar lelang,
tu

spesifikasi tekhnis, dan spesifikasi umum yang digunakan sebagai


na

standar acuan bagi peserta lelang dalam mengajukan penawaran harga.


w.

3.2 Metodologi
ww

Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) dihitung menurut


kelompok jenis bangunan yang mengacu pada klasifikasi baku lapangan
://

usaha Indonesia (KBLI). Seperti halnya IKK tahun 2013, penghitungan


IKK tahun 2014 juga menggunakan 3 (tiga) kelompok jenis bangunan,
tp

yaitu :
ht

a. Bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal.


b. Bangunan pekerjaan untuk jalan, jembatan, dan pelabuhan.
c. Bangunan lainnya.

15
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

Misalkan adalah harga komponen konstruksi n di kabupaten k


(k= 1,2,3,..K ; n= 1,2,3..,N), maka model statistic dengan
metode Country Product Dummy (CPD) dituliskan sebagai

id
=

o.
Dimana

s.g
k = 1,2,3,..K
n = 1,2,3,..N

bp
merupakan parameter yang diduga dari data harga
merupakan random variabel yang berdistribusi identik dan

b.
independen.
Dengan asumsi bahwa random variabel iniberdistribusi log normal atau
ka
dengan kala lain log berdistribusi normal dengan mean 0 dan varian
na
, dalam bentuk logaritma model diatas berbentuk linier.
tu

ln = ln +ln +ln
na

= + +
w.

Parameter diartikan sebagai tingkat harga konstruksi di kabupaten k


ww

relative terhadap harga konstruksi di kabupaten lain yang sedang


dibandingkan. Bila dinyatakan sebagai relatif harga konstruksi terhadap
kabupaten yang dijadikan referensi, katakana Kabupaten X1 maka
://

adalah harga konstruksi di kabupaten K relative terhadap 1 (satu) yaitu


tp

kabupaten X. Dengan kata lain harga konstruksi di kabupaten K setinggi


dibanding harga konstruksi Kabupaten X. Karenanya IKK di kabupaten
ht

K dinyatakan sebagai IKK = exp ( . Persamaan diatas dikalikan dengan


100 sehingga perbandingan data dinyatakan dalam persen.

16
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

Pada penghitungan IKK tahun 2013 ini Kota Samarinda


dijadikan kota referensi dengan maksud supaya ada keterbandingan
dengan IKK tahun sebelumnya. Untuk IKK tingkat propinsi data
harga yang digunakan adalah rata-rata geometric setiap komoditi

id
dari seluruh kabupaten/kota yang ada di propinsi asing-masing

o.
dengan propinsi Kalimantan Timur sebagai acuannya.

s.g
3.3 Perbedaan dengan IKK 2013

bp
Sebagaimana diketahui bahwa IKK sudah dihitung sejak
tahun 2003. Penimbang yang digunakan untuk menghitung IKK

b.
adalah BoQ tahun 2003. Perkembangan tehnik sipil sangat cepat
ka
ditambah lagi dengan pesatnya industry bahan bangunan. Saat ini
material yang digunakan untuk kegiatan konstruksi sudah banyak
na
yang berubah atau muncul model baru seperti batako ringan, atap
tu

baja ringan, kusen alumunium, dsb. Peraturan pemerintah baik pusat


maupun daerah yang mempengaruhi kegiatan konstruksi juga banyak
na

berubah. Hal-hal tersebut mengakibatkan BoQ 2003 yang selama ini


digunakan untuk menghitung IKK sudah tidak lagi sesuai dengan
w.

kondisi di lapangan. Mulai tahun 2013 penghitungan IKK sudah


ww

menggunakan BoQ terbaru yang dikumpulkan pada tahun 2012.


Sedangkan IKK tahun 2014 menggunakan penimbang yang lebih
://

lengkap dan up to date dengan menggunakan BoQ tahun 2012 dan


updating BoQ tahun 2013.
tp
ht

IKK tahun 2014 menggunakan data harga komoditi yang


dikumpulkan dalam 4 (empat) periode pencacahan yaitu periode
akhir Juli 2013, periode akhir Oktober 2013, periode akhir Januari
2014 dan periode akhir April 2014 sehingga lebih tervalidasi

17
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

dibandingkan hanya menggunakan satu kali pengamatan data


lapangan.

Tabel 3.1 Paket Komoditas yang termasuk dalam Penghitungan

id
Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Tahun 2014

o.
No Nama Komoditas Kualitas Komoditas Satuan

s.g
(1) (2) (3) (4)
1 Pasir Pasir Pasang M3

bp
2 Batu Pondasi Batu Gunung M3
3 Batu Split Ukuran 1-2 cm M3
4 Tanah Urug Biasa M3

b.
5 Batu Alam Batu Alam Keras M2
6
7
Pipa PVC
Batu Bata Merah
ka AW diameter
Batu Bata Merah (M2)
Batang
M2
na
8 Semen Portland Semen Portland Type I Zak
9 Bak Mandi Fiber Uk. 60 x 60 x 60 cm Buah
10 Seng Plat Seng Plat BJLS 25 L=45 M
tu

11 Seng Gelombang Uk. (0,02 x 90 x 180) cm Lembar


12 Besi Beton (Full) Polos Diameter= 6 mm Batang
na

13 Paku Paku Kayu 2- 6 Kg


14 Aspal Aspal Grade 60/70 Lokal Drum
w.

15 Kayu Balok Klas I M3


16 Kayu Papan Klas I M3
ww

17 Kayu Lapis/Tripleks Triplek 3 mm Lembar


18 Cat Minyak Cat Besi/Kayu Kg
19 Cat Emulsi Cat Tembok Eksterior 25 Kg
://

20 Kaca Kaca Bening 3 mm M2


21 Tegel/Keramik uk. 30 x 30 cm M2
tp

22 Kabel NYM uk. 3 x 2,5 mm2 M


ht

23 Bahan Bangunan Jadi Kusen Jendela Buah


24 Tangki Air Fiber 450 Liter Buah
25 Batako Tidak Berlubang (M2) (M2)
26 Rangka Atap Baja Profil Canal tipe C71.075 Batang
27 Alumunium Profil Kusen 3 inch Lembar

18
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

No Nama Komoditas Kualitas Komoditas Satuan


(1) (2) (3) (4)
28 Sewa Buldozer 95-120 HP Unit/Jam
Sewa Compact Track

id
29 70-120 HP Unit/Jam
Loader
30 Sewa Vibrating Roller 8-10 Ton Unit/Jam

o.
31 Sewa Skid Steer Loader 70-120 HP Unit/Jam

s.g
32 Sewa Excavator 100-120 HP Unit/Jam
33 Sewa Dump Truck 8 -10 Ton Unit/Jam
34 MCB 1 phasa Buah

bp
35 Lampu Lampu Pijar 25 Watt Buah
36 Upah Pekerja Upah Mandor Hari
Sumber : Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

b.
3.4 Diagram Timbang (DT) atau Bobot ka
na
Diagram Timbang (DT) atau Bobot terdiri dari DT kelompok
jenis bangunan dan DT Umum. DT kelompok jenis bangunan digunakan
tu

untuk menghitung tingkat kemahalan konstruksi kabupaten/kota yang


na

disusun berdasarkan besarnya volume masing-masing jenis bahan


bangunan untuk membangun satu unit bangunan per satuan ukuran luas.
w.

Sementara itu, DT Umum digunakan untuk menghitung Indeks


Kemahalan Konstruksi (IKK) Umum, disusun berdasarkan perkiraan
ww

persentase pengeluaran untuk pembangunan fisik yang ada di masing-


masing kabupaten/kota dan dirinci menurut 3 (tiga) kelompok jenis
://

bangunan/konstruksi.
tp

3.5 Formula Penghitungan


ht

Data-data tersebut diolah dengan menggunakan formula


penghitungan IKK sebagai berikut :

19
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

a. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan


Kabupaten/kota (TKKkab)j

21
TKKkab j Pi Qij

id
i 1

o.
Keterangan:
i = Jenis barang/bahan bangunan dan sewa alat berat

s.g
j = Kelompok jenis bangunan (j = 1,2,3)
Pi = Harga Jenis barang/ bahan bangunan i

bp
Qij= Kuantitas/volume bahan bangunan i kelompok jenis bangunan
ke-j

b.
ka
b. Tingkat Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan Rata-
rata Nasional (TKKnj)
na
491
TKK kab j
tu

TKKnj k 1
491
na

Keterangan:
w.

k = Kabupaten/kota (1,2,,491)
j = Kelompok jenis bangunan (j = 1,2,3)
ww

c. Indeks Kemahalan Konstruksi Kelompok Jenis Bangunan


://

Kabupaten/Kota (IKKkab)j

TKKkab j
tp

IKKkab j x100
ht

TKKnj
Keterangan:
k = Kabupaten/kota (1,2,,491)

20
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

j = Kelompok jenis bangunan (j = 1,2,3)

d. Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten/Kota (IKKkab)k

id
3
IKKkab k IKKkab Q'j

o.
j 1 j

Keterangan:

s.g
k = Kabupaten/kota (1,2,,491)
Qj = Diagram timbang IKK umum kabupaten/kota

bp
= Data persentase realisasi APBD Kabupaten Natuna Tahun
2013

b.
e. Indeks Kemahalan
(IKKumum)k
ka
Konstruksi Umum Kabupaten/Kota
na
IKKkab k
IKKumum k I 100
IKKkab KotaSamarinda
tu
na

Keterangan:
I = Konstanta yang menggambarkan perkembangan harga
w.

barang-barang yang digunakan di sektor konstruksi di


Indonesia (IHPB sektor konstruksi) Bulan April 2013-
ww

April 2014 yaitu sebesar 1.


://

3.6 Metode Analisis


tp

Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode analisis


deskriptif. Analisis deskriptif merupakan analisis kuantitatif yang
ht

digunakan untuk mempermudah analisis tabel-tabel dan grafik secara


sederhana sehingga didapatkan gambaran mengenai perkembangan dari
obyek penelitian.

21
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
METODOLOGI I K
K

Dalam publikasi ini, analisis tersebut digunakan untuk


menginterpretasikan angka IKK Kabupaten Natuna, jika dibandingkan
dengan angka IKK Kabupaten/Kota lain di Propinsi Kepulauan Riau.

id
o.
s.g
bp
b.
ka
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht

22
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
id
o.
s.g
BAB 4

bp
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN

b.
KONSTRUKSI KABUPATEN NATUNA
ka
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

BAB IV

id
Analisis Indeks Kemahalan Konstruksi

o.
Kabupaten Natuna Tahun 2014

s.g
4.1. Gambaran Umum Wilayah

bp
Kabupaten Natuna merupakan salah satu dari tujuh

b.
kabupaten/kota di propinsi Kepulauan Riau yang terbentuk pada tanggal 12
Oktober 1999 melalui Undang-Undang No.53 tahun 1999 dengan ibukota
ka
kabupaten di Ranai. Kabupaten Natuna merupakan kabupaten paling utara
di Propinsi Kepulauan Riau.
na
Awal terbentuknya Kabupaten Natuna terdiri dari 6 (enam)
kecamatan yaitu Kecamatan Jemaja, Kecamatan Siantan, Kecamatan
tu

Midai, Kecamatan Bunguran Barat, Kecamatan Bunguran Timur, dan


na

Kecamatan Serasan. Seiring perkembangannya hingga pertengahan tahun


2008 Kabupaten Natuna terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan.
w.

Namun melalui Undang-undang Nomor 33 Tahun 2008,


Kabupaten Natuna mengalami pemekaran menjadi Kabupaten Natuna dan
ww

Kabupaten Kepulauan Anambas sehingga jumlah kecamatan yang masih


berada dalam wilayah geografis Kabupaten Natuna hingga saat ini
berjumlah 12 (dua belas) kecamatan yaitu Kecamatan Midai, Bunguran
://

Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Pulau Tiga,Bunguran Timur, Bunguran


tp

Tengah, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Serasan, Serasan Timur,


dan Subi.
ht

Seiring dengan perkembangan daerah dan aspirasi masyarakat


dengan tujuan efektifitas pembangunan, wilayah administrasi setingkat
desa/kelurahan bertambah. Tahun 2008 terdapat 73 desa/kelurahan, hingga

24
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

pada tahun 2013 menjadi 76 desa/kelurahan atau selama lima tahun terjadi
penambahan/pemekaran desa sebanyak 3 desa/kelurahan.
Secara geografis, Kabupaten Natuna terletak pada titik koordinat
1 16-7 19 LU (Lintang Utara) dan 105000-110000 BT (Bujur Timur),
0 0

id
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah utara dengan Vietnam dan Kamboja.

o.
b. Sebelah selatan dengan Kabupaten Bintan.

s.g
c. Sebelah barat dengan Kabupaten Kepulauan Anambas
d. Sebelah timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat.

bp
Tabel 4.1

b.
Nama Kecamatan, Ibukota Kecamatan dan Luas Wilayah
Di Kabupaten Natuna
ka Luas
No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Wilayah
na
(km2)
(1) (2) (3) (4)
tu

1. Midai Sabang Barat 26,10


na

2. Bunguran Barat Sedanau 448,46


3. Bunguran Utara Kelarik 404,71
w.

4. Pulau Laut Air Payang 37,69


5. Pulau Tiga Sabang Mawang Barat 67,87
ww

6. Bunguran Timur Ranai 146,83


7. Bunguran Timur Laut Tanjung 235,01
://

8. Bunguran Tengah Harapan Jaya 172,71


9. Bunguran Selatan Cemaga 233,99
tp

10. Serasan Kampung Hilir 43,65


ht

11. Subi Terayak 160,93


12. Serasan Timur Arung Ayam 23,35
JUMLAH 2.001,30
Sumber : BPS Kabupaten Natuna

25
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Di kabupaten ini terdapat 154 pulau, dengan 27 pulau (17,53


persen) yang berpenghuni dan sebanyak 127 pulau (82,47 persen) tidak
berpenghuni. Dua pulau terbesar diantaranya adalah Pulau Bunguran dan

id
Pulau Serasan. Kabupaten Natuna memiliki luas wilayah 264.198,37 Km2
dengan luas daratan sebesar 2.001,30 Km2 (0,76%) dan luas lautan sebesar

o.
262.197,07 Km2 (99,24%)

s.g
Secara morfologi Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit
dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di

bp
pinggir pantai. Ketinggian wilayah antar kecamatan cukup beragam, yaitu
berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan

b.
kemiringan antara 2 sampai 5 meter.
Sedangkan jenis tanah di Kabupaten Natuna terdiri dari 4 jenis, yaitu :
ka
a. Organosol : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.
na
b. Klei Humus : terdapat di dataran rendah/rawa-rawa.
c. Alluvial : terdapat di sepanjang sungai.
tu

d. Polzoik : terdapat di daerah berbukit-bukit.


Iklim di Kabupaten Natuna sangat dipengaruhi oleh perubahan
na

arah angin. Musim kemarau biasanya terjadi pada Bulan Maret sampai
dengan Bulan Juli.
w.
ww

4.2. Gambaran Kependudukan


4.2.1 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
://

Kabupaten Natuna merupakan kabupaten muda yang sekarang


dalam proses membangun dan berkembang termasuk penduduknya. Pada
tp

tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Natuna sebesar 73.470 jiwa yang
terdiri dari 37.891 jiwa penduduk laki-laki dan 35.579 jiwa penduduk
ht

perempuan.
Jumlah penduduk yang cukup besar tersebut dapat menandakan
bahwa terdapat potensi sumber daya manusia yang cukup besar. Angka
pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menunjukkan tingkat

26
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

pertumbuhan penduduk dalam suatu periode tertentu yang dinyatakan dari


penduduk dasar. Dalam kurun waktu 2010 hingga 2014, Kabupaten Natuna
mempunyai angka pertumbuhan penduduk yang cukup stabil. Jika
dibandingkan dengan tahun 2013 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten

id
Natuna Tahun 2014 sebesar 1,35 persen.

o.
4.2.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Salah satu tujuan pembangunan menyangkut kependudukan

s.g
adalah meningkatkan pemerataan persebaran penduduk. Melalui
pemerataan penduduk secara umum dapat membantu dalam usaha

bp
peningkatan kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dalam usaha
pemerataan penduduk idealnya adalah komposisi jumlah penduduk sejalan

b.
dengan luas wilayah keruangan dalam suatu wilayah.
ka
Kabupaten Natuna terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan yang
secara total luas daratannya sekitar 2.001,3 Km2. jadi secara rata-rata
na
kepadatan penduduk tahun 2014 adalah sebesar 36,71 jiwa/Km2.
Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, kepadatan
tu

penduduk di Kabupaten Natuna mengalami peningkatan. Pada tahun 2013


kepadatan penduduk sebesar 36,24 jiwa/km2. Sedangkan pada tahun 2012
na

adalah sebesar 35,70 jiwa/km2.


Jumlah kecamatan di Kabupaten Natuna adalah sebanyak 12
w.

kecamatan. Sebanyak 2 kecamatan merupakan hasil pemekaran yang


terjadi pada tahun 2008. Kecamatan Bunguran Timur merupakan
ww

kecamatan dengan jumlah penduduk paling besar dibandingkan dengan


kecamatan lainnya. Jumlah penduduk di kecamatan tersebut adalah sekitar
://

25.759 jiwa atau sekitar 35,06 persen dari total penduduk Kabupaten
Natuna.
tp

Kecamatan Midai adalah kecamatan terpadat, yaitu sebesar


194,06 jiwa/Km2. Jumlah penduduk di Kecamatan Midai adalah 5.065
ht

jiwa dengan luas wilayah 26,10 km2.

27
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Tabel 4.2
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Di Kabupaten Natuna Tahun 2014

id
Luas Jumlah
Kepadatan
No. Kecamatan Wilayah Penduduk
(jiwa/km2)

o.
2
(km ) (jiwa)
(1) (2) (3) (4) (5)

s.g
1 Midai 26,10 5.065 194,06
2 Bunguran Barat 448,46 11.072 24,69

bp
3 Bunguran Utara 404,71 3.936 9,73
4 Pulau Laut 37,69 2.400 63,68

b.
5 Pulau Tiga 67,87 4.891 72,07
6 Bunguran Timur ka
146,83 25.759 175,43
7 Bunguran Timur Laut 235,01 4.394 18,70
na
8 Bunguran Tengah 172,21 2.954 17,15
9 Bunguran Selatan 233,99 2.570 10,99
tu

10 Serasan 43,65 4.886 111,94


na

11 Subi 160,93 2.771 17,22


12 Serasan Timur 23,35 2.772 118,72
w.

JUMLAH 2.000,8 73.470 36,72


Sumber : BPS Kabupaten Natuna
ww

Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah


://

Kecamatan Pulau Laut. Jumlah penduduk di Kecamatan Pulau Laut adalah


sebesar 2,4 ribu jiwa. Dengan luas wilayah sebesar 37,69 Km2.
tp

4.2.3 Rasio Jenis Kelamin


ht

Rasio jenis kelamin adalah perbandingan antara penduduk laki-


laki dengan banyaknya penduduk perempuan. Secara umum dinyatakan
dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100 penduduk perempuan.
Rasio jenis kelamin di Kabupaten Natuna tahun 2014 adalah 106. Hal

28
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

tersebut berarti secara rata-rata setiap seratus penduduk perempuan


terdapat 106 penduduk laki-laki.
Tabel 4.3
Rasio Jenis Kelamin Di Kabupaten Natuna Tahun 2014

id
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan Sex Ratio
Laki-laki Perempuan

o.
(1) (2) (3) (4) (5)

s.g
1 Midai 2.536 2.529 100,28
2 Bunguran Barat 5.708 5.365 106,39

bp
3 Bunguran Utara 2.019 1.917 105,32
4 Pulau Laut 1.269 1.131 112,29

b.
5 Pulau Tiga 2.600 2.291 113,48
6
7
Bunguran Timur
Bunguran Timur Laut
ka
13.360
2.264
12.399
2.130
107,75
106,29
na
8 Bunguran Tengah 1.537 1.416 108,54
9 Bunguran Selatan 1.318 1.251 105,35
tu

10 Serasan 2.456 2.430 101,07


na

11 Subi 1.393 1.377 101,16


12 Serasan Timur 1.429 1.342 106,48
w.

JUMLAH 37.891 35.579 106,50


Sumber : BPS Kabupaten Natuna
ww

4.3. Harga Bahan Bangunan/Konstruksi Kabupaten


://

Natuna
Perkembangan data harga bahan bangunan/konstruksi dan sewa
tp

alat berat yang digunakan dalam penghitungan IKK di Kabupaten Natuna


ht

selama tahun 2014 secara umum mengalami kenaikan


Di lain sisi, komoditas yang di impor dari kota-kota penyuplai
mengalami kenaikan harga, hal ini disebabkan meningkatnya biaya angkut
masuk dan keluar dari Kabupaten Natuna dibanding tahun sebelumnya

29
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

karena kondisi geografis di kabupaten Natuna yang terdiri dari pulau-pulau


kecil dan terpencil mengakibatkan biaya transportasi yang cukup besar
dibandingkan dengan kabupaten/kota lain yang relatif lebih dekat dengan
ibukota Propinsi Kepulauan Riau. Besarnya biaya transportasi sangat

id
berdampak terhadap harga bahan bangunan/konstruksi, terbukti secara rata-
rata harga bahan bangunan/konstruksi di Kabupaten Natuna tercatat lebih

o.
tinggi dibandingkan harga bahan bangunan/konstruksi di kabupaten/kota
lain maupun harga bahan bangunan/konstruksi rata-rata di Propinsi

s.g
Kepulauan Riau.Selain itu, faktor cuaca sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan barang bangunan/konstruksi yang secara umum di impor dari

bp
daerah lain seperti Kota Tanjungpinang, Kota Jakarta, Kota Pontianak,
Kota Surabaya dan Kota Batam.

b.
Tabel 4.4
ka
Harga Bahan Bangunan/Konstruksi, Harga Sewa Alat Berat dalam
na
Penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Kabupaten Natuna Tahun 2014
tu

Rata-rata Harga
na

Juli 2013 - April


No Nama Komoditas Kualitas Komoditas 2014
w.

(Rp)
(1) (2) (3) (4)
ww

1 Pasir Pasir Pasang 166.250


Pasir Cor/Beton 211.250
://

2 Batu Pondasi Batu Gunung 400.000


tp

3 Batu Split Ukuran 2-3 cm 591.667


4 Tanah Urug Biasa
ht

149.167
Liat/Lempung 197.500
5 Batu Alam Batu Alam Keras 428.125
6 Pipa PVC AW diameter 33.875

30
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Rata-rata Harga
Juli 2013 - April
No Nama Komoditas Kualitas Komoditas 2014
(Rp)

id
(1) (2) (3) (4)
AW diameter 42.500

o.
AW diameter 1 55.125

s.g
AW diameter 2 147.500
AW diameter 3 277.500

bp
AW diameter 4 380.000
2

b.
7 Batu Bata Merah Batu Bata Merah (M ) 1.166.667
8 Semen Portland Semen Portland Type I
ka 73.250
Semen Portland Composite
na
75.500
9 Bak Mandi Fiber Uk. 60 x 60 x 60 cm 415.625
tu

10 Seng Plat Seng Plat BJLS 25 L=45 23.000


na

11 Seng Gelombang Uk. (0,02 x 90 x 180) cm 53.875


12 Besi Beton (Full) Polos Diameter= 6 mm 35.583
w.

Polos Diameter= 8 mm 53.584


Polos Diameter= 10 mm
ww

72.917
Ulir Diameter =10 mm 79.917
Ulir Diameter =16 mm
://

187.167
13 Paku Paku Kayu 2- 6 15.000
tp

Paku Triplek 52.917


ht

14 Aspal Aspal Grade 60/70 Lokal 2.818.750


15 Kayu Balok Klas I 2.958.334
Klas II 2.820.834
Klas III 2.712.500

31
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Rata-rata Harga
Juli 2013 - April
No Nama Komoditas Kualitas Komoditas 2014
(Rp)

id
(1) (2) (3) (4)
16 Kayu Papan Klas I 3.439.583

o.
Klas II 3.112.500

s.g
Klas III 2.895.834
17 Kayu Lapis/Tripleks Triplek 3 mm 64.750

bp
Triplek 4 mm 71.833

b.
Triplek 6 mm 88.333
18 Cat Minyak Cat Besi/Kayu 47.667
19 Cat Emulsi
ka
Cat Tembok Eksterior 1.987.500
na
Cat Tembok Interior 1.587.500
20 Kaca Kaca Bening 3 mm 115.000
tu

Kaca Bening 5 mm 132.917


na

Kaca Riben 163.750


21 Tegel/Keramik uk. 30 x 30 cm 66.250
w.

uk. 40 x 40 cm 72.667
ww

Uk. 20 x 25 cm 67.625
uk. 40 x 40 cm (warna) 95.500
://

2
22 Kabel Kabel NYM uk. 3 x 2,5 mm
15.000
tp

2
Kabel NYM uk. 3 x 4 mm 24.000
ht

Kabel NYA uk. 1 x 1,5 mm2


2.900
Bahan Bangunan
23 Kusen Jendela
Jadi 287.500
Kusen Pintu 375.000

32
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Rata-rata Harga
Juli 2013 - April
No Nama Komoditas Kualitas Komoditas 2014
(Rp)

id
(1) (2) (3) (4)
Daun Jendela 370.000

o.
Daun Pintu 579.167

s.g
24 Tangki Air Fiber 450 Liter 750.000
550 Liter 881.250

bp
1000 Liter 1.679.167

b.
2000 Liter 2.937.500
Batako Tidak Berlubang
25 Batako ka(M2) 474.958
26 Rangka Atap Baja Profil Canal tipe C71.075
na
120.000
27 Alumunium Profil Kusen 3 inch 150.000
tu

Profil Kusen 3 inch 185.000


na

28 Sewa Buldozer 95-120 HP 508.750


Sewa Compact
29 70-120 HP
w.

Track Loader 451.250


Sewa Vibrating
30 8-10 Ton
ww

Roller 480.000
Sewa Skid Steer
31 70-120 HP
Loader 480.000
://

32 Sewa Excavator 100-120 HP 480.000


tp

33 Sewa Dump Truck 8 -10 Ton 350.000


MCB 1 phasa
ht

34 45.000
35 Lampu Lampu Pijar 25 Watt 9.250
Lampu Pijar 40 Watt 13.917
Lampu TL 20 Watt 20.000

33
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Rata-rata Harga
Juli 2013 - April
No Nama Komoditas Kualitas Komoditas 2014
(Rp)

id
(1) (2) (3) (4)
Lampu TL 40 Watt 50.000

o.
36 Upah Pekerja Upah Mandor 149.250

s.g
Upah Kepala Tukang 149.250
Tukang Kayu 114.875

bp
Tukang Batu 114.875

b.
Pembantu Tukang 96.125
Sumber : BPS Kabupaten Natuna 2014
ka
na
4.4 Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Umum
tu

Kabupaten Natuna
na

Berdasarkan data-data penunjang sebelumnya, maka


dilakukan penghitungan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Umum
w.

Kabupaten Natuna. Seperti dijelaskan pada bagian metodologi,


ww

angka IKK ini dihitung menggunakan 3 (tiga) data penunjang yaitu


paket komoditas, diagram timbang, dan harga bahan-bahan
bangunan/konstruksi yang dominan yang telah ditetapkan sebagai
://

paket komoditas dalam penghitungan IKK.


tp

Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan


formula yang terdapat pada bagian metodologi, maka didapat angka
ht

IKK Kabupaten Natuna tahun 2014 adalah sebesar 129,27. Hal ini
berarti bahwa tingkat kemahalan harga bangunan/konstruksi di

34
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Kabupaten Natuna lebih tinggi 29,27 persen dibandingkan dengan


harga bangunan/konstruksi rata-rata nasional.
IKK Kabupaten Natuna merupakan IKK tertinggi kedua di
Provinsi Kepulauan Riau setelah Kabupaten Anambas. Angka IKK

id
Kabupaten Anambas pada tahun 2014 adalah sebesar 142,00. Hal ini
disebabkan dari filosofis IKK yang menunjukkan tingkat kesulitan

o.
geografis suatu wilayah. Daerah Kabupaten Natuna yang sangat jauh

s.g
dengan ibukota provinsi, hampir seluruh wilayah Kabupaten Natuna
berada pada daerah perairan dan terpisah antar kecamatan karena

bp
berbentuk pulau-pulau sehingga harga-harga bangunan/konstruksi
relatif mahal sebagai akibat biaya transportasi. Lebih rinci tentang

b.
IKK Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kepulauan Riau, terdapat
di tabel berikut ini. ka
na
Tabel 4.5
Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan
tu

Riau Tahun 2011-2013


na

IKK Umum
Kabupaten/
No
Kota Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
w.

(1) (2) (3) (4) (5)


ww

1 Karimun 99,55 101,57 95,79


2 Bintan 99,87 103,18 102,63
3 Natuna 116,38 138,09 131,85
://

4 Lingga 103,46 111,19 108,59


5 Kep. Anambas 112,03 157,87 143,36
tp

6 Batam 104,22 121,03 110,32


7 Tanjungpinang 100,55 104,34 100,30
ht

Provinsi Kepri 101,05 101,61 109,42


Sumber : BPS Kabupaten Natuna

35
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Tabel 5 menunjukkan bahwa IKK Kabupaten Natuna secara


konsisten menempati peringkat kedua sejak tahun 2012. IKK
Kabupaten Natuna sempat menempati peringkat pertama di Provinsi
Kepulauan Riau pada tahun 2011, yaitu 116,38 sehingga menjadikan

id
Kabupaten Natuna sebagai wilayah dengan IKK tertinggi.
Sama halnya dengan penghitungan IKK tahun 2013, pada

o.
penghitungan IKK tahun 2014 ini juga menggunakan Kota

s.g
Samarinda sebagai kota referensi untuk penghitungan nilai IKK
kabupaten/kota dengan nilai IKK Kota Samarinda tahun 2014

bp
sebesar 100.

b.
Tabel 4.6
ka
Perbandingan IKK Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Kepulauan
Riau Tahun 2014
na
No Kabupaten/ Kota IKK Peringkat
tu

(1) (2) (3) (4)


na

1 Karimun 94,81 7
w.

2 Bintan 103,00 5
3 Natuna 129,27 2
ww

4 Lingga 112,54 3
5 Kep. Anambas 142,00 1
6 Batam 110,46 4
://

7 Tanjungpinang 97,13 6
tp

Provinsi Kepri 107,34 6


Sumber : BPS Kabupaten Natuna
ht

Indeks Kemahalan Konstruksi Umum yang disajikan dalam


tabel 6 maka didapatkan IKK umum Kabupaten Natuna tahun 2014
adalah sebesar 129,27. Hal ini berarti bahwa tingkat kemahalan

36
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

untuk membangun suatu bangunan/konstruksi per satuan ukuran luas


di Kabupaten Natuna membutuhkan biaya yang lebih tinggi 29,27
persen dibandingkan biaya membangun di kota acuan.
Jika dibandingkan dengan IKK Propinsi Kepulauan Riau

id
maka nilai IKK Kabupaten Natuna dapat diartikan bahwa tingkat
kemahalan membangun suatu bangunan per satuan ukuran luas di

o.
Kabupaten Natuna lebih mahal 21,93 persen dibandingkan biaya

s.g
membangun rata-rata kabupaten/kota se-Propinsi Kepulauan Riau.
Hal ini disebabkan faktor letak geografis Kabupaten Natuna yang

bp
mempengaruhi besarnya biaya transportasi pengiriman barang-
barang bahan bangunan/konstruksi menuju kabupaten ini. Besarnya

b.
biaya Transportasi ini, berpengaruh besar terhadap harga bahan
bangunan/konstruksi tersebut. ka
Dalam tabel 6 juga terlihat bahwa kondisi geografis Provinsi
na
Kepulauan Riau yang terdiri dari pulau-pulau menyebabkan 5
kabupaten/kota dari 7 kabupaten/kota memiliki nilai IKK lebih
tu

tinggi dibandingkan nilai IKK kota acuan yaitu Kota Samarinda.


na

Dimana Kabupaten Kepulauan Anambas lebih mahal 42,00 persen;


Kabupaten Lingga lebih mahal 12,54 persen; Kota Batam lebih
w.

mahal 10,46 persen; Kabupaten Bintan lebih mahal 3,00 persen jika
dibanding kota acuan yaitu Kota Samarinda.
ww

4.5 Perbandingan Indeks Kemahalan Konstruksi


://

(IKK) Umum Kabupaten Natuna dengan


Kabupaten/Kota se-Pulau Sumatera
tp

Sebagai salah satu indeks spasial, maka IKK dapat


ht

dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di seluruh Indonesia.


Melihat faktor kedekatan geografis dan kesamaan karakteristik maka

37
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

penulis akan membandingkan IKK kabupaten Natuna Tahun 2014


dengan IKK Kab/Kota se-Pulau Sumatera.

Tabel 4.7

id
Perbandingan IKK Antar Provinsi Di Indonesia Tahun 2014

o.
No Provinsi IKK Peringkat
(1) (2) (3) (4)

s.g
1 Prov. Aceh 93.54 22
2 Prov. Sumatera Utara 96.08 18

bp
3 Prov. Sumatera Barat 92.90 23
4 Prov. R i a u 102.89 9

b.
5 Prov. J a m b i 94.90 19
6
7
Prov. Sumatera Selatan
Prov. Bengkulu
ka 98.80
96.21
15
17
na
8 Prov. Lampung 91.87 24
9 Prov. Kep. Bangka Belitung 102.09 11
tu

10 Prov. Kepulauan Riau 107.34 6


na

11 Prov. DKI Jakarta 97.13 16


12 Prov. Jawa Barat 88.05 29
w.

13 Prov. Jawa Tengah 83.00 33


ww

14 Prov. DI Yogyakarta 84.81 32


15 Prov. Jawa Timur 87.62 30
16 Prov. B a n t e n 89.19 27
://

17 Prov. B a l i 91.67 25
tp

18 Prov. Nusa Tenggara Barat 81.00 34


19 Prov. Nusa Tenggara Timur 89.31 26
ht

20 Prov. Kalimantan Barat 109.46 5


21 Prov. Kalimantan Tengah 103.23 8
22 Prov. Kalimantan Selatan 99.18 14

38
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

No Provinsi IKK Peringkat


(1) (2) (3) (4)
23 Prov. Kalimantan Timur 100.00 12
24 Prov. Kalimantan Utara 109.86 4

id
25 Prov. Sulawesi Utara 102.10 10

o.
26 Prov. Sulawesi Tengah 86.62 31
27 Prov. Sulawesi Selatan 88.55 28

s.g
28 Prov. Sulawesi Tenggara 99.67 13
29 Prov. Gorontalo 93.62 21

bp
30 Prov. Sulawesi Barat 94.79 20
31 Prov. M a l u k u 104.43 7

b.
32 Prov. Maluku Utara 117.89 3
33 Prov. Papua Barat
ka 125.79 2
34 Prov. Papua 191.86 1
na
Sumber : Badan Pusat Statistik RI
tu

Pertimbangan penggunaan salah satu ibukota provinsi


na

sebagai acuan dalam menghitung IKK adalah memberikan


flexibilitas dalam penghitungan IKK apabila ada penambahan
w.

jumlah kabupaten/kota yang akan dihitung IKKnya dan literatur


tentang indeks spasial pada umumnya mengacu pada satu wilayah
ww

tertentu sebagai dasar.


Selanjutnya Tabel 7 menunjukkan perbandingan IKK antar
://

provinsi di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau memiliki IKK


tp

sebesar 107,34 (posisi ke-6). Hal ini menunjukkan bahwa harga


bahan bangunan/konstruksi di Kepulauan Riau relatif tinggi, karena
ht

indeksnya melebihi 100. Jika melihat IKK di Indonesia terdapat 11


provinsi yang memiliki tingkat harga bahan bangunan/konstruksi
yang relatif tinggi, hal ini dilihat dari IKK yang lebih dari 100 yaitu :
Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan

39
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
ANALISIS INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI K
KABUPATEN NATUNA TAHUN 2014

Barat, Kepulauan Riau, Maluku, Kalimantan Tengah, Riau, Sulawesi


Utara, dan Kepulauan Bangka Belitung.
Berdasarkan Tabel 8 dibawah ini, terlihat bahwa nilai IKK
Kabupaten Natuna Tahun 2013 menduduki peringkat ke 3 (tiga)

id
setelah Kabupaten Kepulauan Mentawai Propinsi Sumatera Barat,
dan Kabupaten Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau

o.
wilayah Pulau Sumatera. Hal ini berarti bahwa tingkat kemahalan

s.g
konstruksi di Kabupaten Natuna termasuk kategori mahal jika
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Pulau Sumatera

bp
kecuali terhadap 2 (dua) Kabupaten tersebut yaitu Kabupaten
Kepulauan Mentawai Propinsi Sumatera Barat dan Kabupaten

b.
Kepulauan Anambas Propinsi Kepulauan Riau.

Tabel 4.8
ka
na
Perbandingan 10 (sepuluh) Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
Umum Tertinggi di Pulau Sumatera Tahun 2014
tu

Kabupaten/ IKK Umum


na

No
Kota Tahun 2014
(1) (2) (3)
w.

1 Kabupaten Kepulauan Mentawai 181,95


ww

2 Kabupaten Kepulauan Anambas 142,00


3 Kabupaten Natuna 129,37
4 Kabupaten Bengkalis 125,07
://

5 Kabupaten Kepulauan Meranti 123,09


tp

6 Kabupaten Samosir 122,79


7 Kabupaten Nagan Raya 119,46
ht

8 Kabupaten Tanjung Jabung Barat 118,56


9 Kabupaten Rokan Hilir 118,35
10 Kabupaten Labuhan Batu Selatan 116,96
Sumber : Badan Pusat Statistik RI

40
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
BAB 5
w.
na
tu
na
ka PENUTUP
b.
bp
s.g
o.
id
I K
PENUTUP K

BAB 5
PENUTUP

id
o.
s.g
5.1 Kesimpulan

bp
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penyusunan
publikasi IKK ini adalah sebagai berikut :

b.
1. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) merupakan salah satu
ka
variabel yang digunakan dalam penghitungan Dana Alokasi
Umum (DAU) sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.33
na
Tahun 2004.
tu

2. IKK digunakan sebagai proxy untuk mengukur tingkat kesulitan


geografis suatu daerah, semakin sulit letak geografis suatu daerah
na

maka semakin tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut.


w.

3. IKK merupakan spatial index, hanya digunakan untuk


membandingkan antar wilayah, namun bukan perbandingan antar
ww

waktu.
4. Setelah dilakukan penghitungan, Kabupaten Natuna secara
://

konsisten sejak tahun 2005 hingga tahun 2011 menjadi wilayah


tp

dengan IKK tertinggi di Propinsi Kepulauan Riau, hal ini


menunjukkan bahwa Kabupaten Natuna merupakan kabupaten
ht

yang memiliki tingkat kemahalan harga bahan bangunan paling


tinggi di Propinsi Kepulauan Riau. Namun Tahun 2013-2014,
IKK Kabupaten Natuna menjadi peringkat ke-2 (dua) setelah

42
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
PENUTUP K

Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan pemekaran


wilayah dari Kabupaten Natuna.
5. Selain itu, Kabupaten Natuna termasuk Kabupaten/kota yang
memiliki nilai IKK ketiga paling tinggi di seluruh

id
Kabupaten/kota di wilayah Sumatera, hal ini harus menjadi

o.
perhatian serius pemerintah Kabupaten Natuna karena hal
tersebut berarti menggambarkan bahwa tingkat kesulitan

s.g
geografis Kabupaten Natuna untuk berhubungan dengan

bp
kabupaten/kota lainnya di dalam propinsi Kepulauan Riau atau
kabupaten/kota lainnya di wilayah Sumatera termasuk sangat

b.
sulit. Sehingga kedepannya sarana dan prasarana yang dapat
digunakan untuk memperlancar transportasi dari dan ke
ka
Kabupaten Natuna menjadi prioritas dalam pembangunan.
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht

43
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
w.
na
tu lampiran
na
ka
b.
bp
s.g
o.
id
I K
LAMPIRAN K

Lampiran 1
Nilai Indeks Kemahalan Konstruksi
Menurut Kabupaten/Kota di Propinsi se- Sumatera Tahun 2014

id
No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK

o.
(1) (2) (3)
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam 93.54

s.g
1 Kabupaten Simeulue 112.83

bp
2 Kabupaten Aceh Singkil 106.38
3 Kabupaten Aceh Selatan 89.93

b.
4 Kabupaten Aceh Tenggara 91.98
5
6
Kabupaten Aceh Timur
Kabupaten Aceh Tengah
ka 101.12
103.33
na
7 Kabupaten Aceh Barat 100.28
8 Kabupaten Aceh Besar 91.00
tu

9 Kabupaten Pidie 92.18


na

10 Kabupaten Bireuen 101.25


11 Kabupaten Aceh Utara 108.34
w.

12 Kabupaten Aceh Barat Daya 96.46


ww

13 Kabupaten Gayo Lues 89.12


14 Kabupaten Aceh Tamiang 96.75
://

15 Kabupaten Nagan Raya 119.46


tp

16 Kabupaten Aceh Jaya 98.82


17 Kabupaten Bener Meriah 99.66
ht

18 Kabupaten Pidie Jaya 93.21


19 Kota Banda Aceh 102.26
20 Kota Sabang 99.30

45
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
21 Kota Kota Langsa 93.06
22 Kota Lhokseumawe 105.71

id
23 Kota Subulussalam 75.83

o.
Propinsi Sumatera Utara 96.08

s.g
24 Kabupaten Nias 89.54
25 Kabupaten Mandailing Natal 101.02

bp
26 Kabupaten Tapanuli Selatan 111.97
27 Kabupaten Tapanuli Tengah 87.30

b.
28 Kabupaten Tapanuli Utara 101.53
29 Kabupaten Toba Samosir
ka 114.86
na
30 Kabupaten Labuhan Batu 89.73
31 Kabupaten Asahan 100.54
tu

32 Kabupaten Simalungun 91.34


na

33 Kabupaten Dairi 80.47


34 Kabupaten Karo 95.36
w.

35 Kabupaten Deli Serdang 103.36


ww

36 Kabupaten Langkat 82.90


37 Kabupaten Nias Selatan 107.24
://

38 Kabupaten Humbang Hasundutan 107.86


39 Kabupaten Pakpak Bharat 112.23
tp

40 Kabupaten Samosir 122.79


ht

41 Kabupaten Serdang Bedagai 99.28


42 Kabupaten Batu Bara 100.85
43 Kabupaten Padang Lawas Utara 81.16

46
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
44 Kabupaten Padang Lawas 80.99
45 Kabupaten Labuhan Batu Utara 116.96

id
46 Kabupaten Labuhan Batu Selatan 98.72

o.
47 Kabupaten Nias Utara 113.49

s.g
48 Kabupaten Nias Barat 98.35
49 Kota Sibolga 103.63

bp
50 Kota TanjungBalai 102.22
51 Kota Pematang Siantar 89.50

b.
52 Kota Tebing Tinggi 97.22
53 Kota Medan
ka 87.26
na
54 Kota Binjai 100.17
55 Kota Padangsidimpuan 109.99
tu

56 Kota Gunung Sitoli 99.79


na

Propinsi Sumatera Barat 92.90


57 Kabupaten Kepulauan Mentawai 181.95
w.

58 Kabupaten Pesisir Selatan 95.86


ww

59 Kabupaten Solok 92.31


60 Kabupaten SWL/Sijunjung 101.48
://

61 Kabupaten Tanah Datar 95.30


62 Kabupaten Padang Pariaman 100.40
tp

63 Kabupaten Agam 99.60


ht

64 Kabupaten Lima Puluh Koto 98.96


65 Kabupaten Pasaman 96.07
66 Kabupaten Solok Selatan 95.25

47
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
67 Kabupaten Dharmasraya 96.78
68 Kabupaten Pasaman Barat 96.78

id
69 Kota Padang 100.68

o.
70 Kota Solok 96.45

s.g
71 Kota Sawah Lunto 91.55
72 Kota Padang Panjang 97.16

bp
73 Kota Bukit Tinggi 99.05
74 Kota Payakumbuh 99.08

b.
75 Kota Pariaman 89.96
Propinsi Riau
ka 102.89
na
76 Kabupaten Kuantan Singingi 96.00
77 Kabupaten Indragiri Hulu 106.77
tu

78 Kabupaten Indragiri Hilir 106.62


na

79 Kabupaten Pelalawan 101.76


80 Kabupaten Siak 116.54
w.

81 Kabupaten Kampar 99.44


ww

82 Kabupaten Rokan Hulu 99.41


83 Kabupaten Bengkalis 125.07
://

84 Kabupaten Rokan Hilir 118.35


85 Kabupaten Kepulauan Meranti 123.09
tp

86 Kota Pekanbaru 109.63


ht

87 Kota Dumai 98.82


Propinsi Jambi 94.90
88 Kabupaten Kerinci 94.02

48
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
89 Kabupaten Merangin 90.86
90 Kabupaten Sarolangun 96.05

id
91 Kabupaten Batanghari 89.78

o.
92 Kabupaten Muaro Jambi 84.71

s.g
93 Kabupaten Tanjung Jabung Timur 98.88
94 Kabupaten Tanjung Jabung Barat 118.56

bp
95 Kabupaten Tebo 92.79
96 Kabupaten Bungo 97.64

b.
97 Kota Jambi 98.95
98 Kota Sungai Penuh
ka 89.03
na
Propinsi Sumatera Selatan 98.80
99 Kabupaten Ogan Komering Ulu 95.07
tu

100 Kabupaten Ogan Komering Ilir 98.19


na

101 Kabupaten Muara Enim 100.11


102 Kabupaten Lahat 97.93
w.

103 Kabupaten Musi Rawas 108.33


ww

104 Kabupaten Musi Banyuasin 113.29


105 Kabupaten Banyu Asin 107.21
://

106 Kabupaten OKU Selatan 94.55


107 Kabupaten OKU Timur 93.68
tp

108 Kabupaten Ogan Ilir 107.79


ht

109 Kabupaten Empat Lawang 103.80


110 Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir 113.62
111 Kabupaten Musi Rawas Utara 114.71

49
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
112 Kota Palembang 104.34
113 Kota Prabumulih 105.62

id
114 Kota Pagaralam 109.26

o.
115 Kota Lubuk Linggau 99.73

s.g
Propinsi Bengkulu 96.21
116 Kabupaten Bengkulu Selatan 97.89

bp
117 Kabupaten Rejang Lebong 94.64
118 Kabupaten Bengkulu Utara 96.76

b.
119 Kabupaten Kaur 103.32
120 Kabupaten Seluma
ka 102.14
na
121 Kabupaten Mukomuko 112.53
122 Kabupaten Lebong 98.58
tu

123 Kabupaten Kepahiang 103.55


na

124 Kabupaten Bengkulu Tengah 102.43


125 Kota Bengkulu 99.45
w.

Propinsi Lampung 91.87


ww

126 Kabupaten Lampung Barat 104.51


127 Kabupaten Tanggamus 97.10
://

128 Kabupaten Lampung Selatan 94.57


129 Kabupaten Lampung Timur 93.84
tp

130 Kabupaten Lampung Tengah 93.56


ht

131 Kabupaten Lampung Utara 90.50


132 Kabupaten Way Kanan 95.61
133 Kabupaten Tulang Bawang 98.64

50
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No. Provinsi/Kabupaten/Kota IKK


(1) (2) (3)
134 Kabupaten Pesawaran 91.62
135 Kabupaten Pringsewu 87.68

id
136 Kabupaten Mesuji 114.66

o.
137 Kabupaten Tulang Bawang Barat 105.94

s.g
138 Kabupaten Pesisir Barat 88.84
139 Kota Bandar Lampung 98.71

bp
140 Kota Metro 94.65
Propinsi Bangka Belitung 102.09

b.
141 Kabupaten Bangka 103.16
142 Kabupaten Belitung
ka 109.10
na
143 Kabupaten Bangka Barat 109.26
144 Kabupaten Bangka Tengah 108.47
tu

145 Kabupaten Bangka Selatan 110.43


na

146 Kabupaten Belitung Timur 107.19


147 Kota Pangkal Pinang 103.00
w.

Propinsi Kepulauan Riau 107.34


ww

148 Kabupaten Karimun 94.81


149 Kabupaten Bintan 103.00
://

150 Kabupaten Natuna 129.27


151 Kabupaten Lingga 112.54
tp

152 Kabupaten Kepulauan Anambas 142.00


ht

153 Kota Batam 110.46


154 Kota Tanjungpinang 97.13
Sumber : BPS Republik Indonesia, 2014

51
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

Lampiran 2
Nilai Indeks Kemahalan Konstruksi
Menurut Propinsi Propinsi se- Indonesia Tahun 2014

id
No Provinsi IKK Peringkat
(1) (2) (3) (4)

o.
1 PROV. ACEH 93.54 22

s.g
2 PROV. SUMATERA UTARA 96.08 18
3 PROV. SUMATERA BARAT 92.90 23

bp
4 PROV. R I A U 102.89 9
5 PROV. J A M B I 94.90 19

b.
6 PROV. SUMATERA SELATAN 98.80 15
7 PROV. BENGKULU
ka 96.21 17
8 PROV. LAMPUNG 91.87 24
na
9 PROV. KEP. BANGKA BELITUNG 102.09 11
tu

10 PROV. KEPULAUAN RIAU 107.34 6


11 PROV. DKI JAKARTA 97.13 16
na

12 PROV. JAWA BARAT 88.05 29


w.

13 PROV. JAWA TENGAH 83.00 33


14 PROV. DI YOGYAKARTA 84.81 32
ww

15 PROV. JAWA TIMUR 87.62 30


16 PROV. B A N T E N 89.19 27
://

17 PROV. B A L I 91.67 25
18 PROV. NUSA TENGGARA BARAT 81.00 34
tp

19 PROV. NUSA TENGGARA TIMUR 89.31 26


ht

20 PROV. KALIMANTAN BARAT 109.46 5


21 PROV. KALIMANTAN TENGAH 103.23 8
22 PROV. KALIMANTAN SELATAN 99.18 14
23 PROV. KALIMANTAN TIMUR 100.00 12

52
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

No Provinsi IKK Peringkat


(1) (2) (3) (4)
24 PROV. KALIMANTAN UTARA 109.86 4

id
27 PROV. SULAWESI SELATAN 88.55 28
28 PROV. SULAWESI TENGGARA 99.67 13

o.
29 PROV. GORONTALO 93.62 21

s.g
30 PROV. SULAWESI BARAT 94.79 20
31 PROV. M A L U K U 104.43 7

bp
32 PROV. MALUKU UTARA 117.89 3
33 PROV. PAPUA BARAT 125.79 2

b.
34 PROV. PAPUA 191.86 1
Sumber : BPS Republik Indonesia, 2014 ka
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht

53
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
I K
LAMPIRAN K

Lampiran 3
Peta Tematik Indeks Kemahalan Konstruksi Menurut Kabupaten/ Kota
di Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014

id
o.
s.g
bp
b.
ka
na
tu
na
w.
ww
://
tp
ht

54
Indeks Kemahalan Konstruksi Kabupaten Natuna 2014
ht
tp
://
ww
w.
na
tu
na
ka
b.
bp
s.g
o.
id

Вам также может понравиться