Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Penyakit morbili bersifat endemik di seluruh dunia, namun terjadi epidemi cenderung
tidak beraturan. Pada umumnya epidemi terjadi pada permulaan musim hujan, mungkin karena
disebabkan meningkatnya kelangsungan hidup virus pada keadaan kelembaban yang relatif
rendah. Epidemi terjadi tiap 2-4 tahun sekali, yaitu setelah adanya kelompok baru yang rentan
terpajan dengan virus morbili. Penyakit morbili jarang bersifat subklinis. Penyakit morbili
ditularkan langsung dari droplet infeksi.1
Morbili disebabkan oleh suatu RNA virus genus rubi virus, family togaviridae.Virus
dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secara psikokimiawi virus ini sama dengan
anggota virus lain dari family tersebut, tetapi virus morbili secara serologi berbeda. Pada waktu
terdapat gejala klinis virus ini di temukan pada secret nasofaring, darah, feses,urine. Virus
morbili hanya menjangkiti manusia saja.2
Berdasarkan laporan depkes RI tahun 2009, pada tahun 2008 masih terdapat banyak
kasus morbili di seluruh provinsi di Indonesia. Demikian juga Kejadian Luar Biasa morbili
masih sering terjadi di Indonesia pada tahun 2008, beberapa Kejadian Luar Biasa terjadi
terutama pada daerah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, nisalnya Bangka Belitung
terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali. Jawa Tengah 12 kali dan Jawa Timur 32 kali.1
1
Morbili terdistribusi secara luas didunia. Epidemic terjadi dengan interval 5-7 tahun
paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta dewasa muda. Pada
manusia virus ditular melalui oral droplet dan dapat melalui plasenta pada infeksi congenital.
Sebelum ada vaksinasi, angka kejadian tertinggi terdapat pada anak usia 5-14 tahun. Dewasa ini
kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan dewasa muda.2
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MORBILI
2.1.1 DEFINISI
Morbili adalah suatu penyakit akut menular, yang sibebabkan oleh virus RNA dari jenis
Morbili virus dalam family paramoxiviridae. Ditandai oleh demam tinggi dan ruam makula
papula yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan, anggota atas dan bawah.3
2.1.2 EPIDEMIOLOGI
Morbili adalah endemik pada sebagian besar dunia. Tercatat 777.000 anak-anak
meninggal pada tahun 2000. Pada komunitas yang tidak imunisasi, sebagian besar anak-anak
akan menderita campak sebelum dewasa dan sering terjadi epidemic 2 tahunan. Ambilan campak
>95% penting untuk meneliminasi campak. Pada tahun 2000 hanya 86 kasus yang dilaporkan di
AS.4
Berdasarkan laporan depkes RI tahun 2009, pada tahun 2008 masih terdapat banyak
kasus morbili di seluruh provinsi di Indonesia. Demikian juga Kejadian Luar Biasa morbili
masih sering terjadi di Indonesia pada tahun 2008, beberapa Kejadian Luar Biasa terjadi
terutama pada daerah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, nisalnya Bangka Belitung
terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali. Jawa Tengah 12 kali dan Jawa Timur 32 kali.1
2.1.3 ETIOLOGI
Morbili adalah virus RNA dari family paramixoviridae genus morbilivirus. Memiliki
DNA Rantai Tunggal, RNA Negatif yang diselubungi oleh kapsul nucleoprotein dan membentuk
nukleokapsul heliks. Kompleks nukleoproteic ini ada substansi untuk melakukan proses
transkripsi dan replikasi. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.Selama masa prodromal dan
selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah
dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.1,2,3,4
3
Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus
dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. Virus
morbili memiliki dua gliko protein, hemaglutinin dan protein penggabung, yang bertanggung
jawab pada perlekatan dan penggabungan protein .2
2.1.4 PATOGENESIS
Campak sangat mudah menular, 90% dari yang mengalami kontak akan terkena infeksi.
Penyebaran virus terjadi secara percikan ludah (droplet) pada saat stadium prodormal. Lesi
didapatkan di kulit terutama di sekitar kelenjar sebasea, folikel rambut, mukosa nasofaring,
bronkus, saluran cerna konjungtiva. Di jaringan sekeliling pembuluh darah kapiler didapatkan
eksudat serosa, proliferasi sel mononuclear dan sedikit polimorfonuklear, demikian juga lesi di
mukosa pipi (bercak koplik). Di appendiks biasanya terjadi hyperplasia jaringan limfoid terutama
ditemukan sel data multinuclear atau sel datia retikuloendotelial dari Warthin- finkeldey.
Pneumonitis interstitial disebabkan oleh virus morbili terjadi dalam bentuk pneumonia sel datia
Hecht, sedangkan bronkopneumonia pada umumnya terjadi karena infeksi sekunder. Pada
ensefalomielitis yang fatal terjadi demielinasi perivaskular di otak dan medulla spinalis,
sedangkan pada panensefalitis sklerosa subanut (SSPE) terdapat degenerasi korteks.3
4
2.1.5 MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi
Masa inkubasi berkisar antara 10-12 hari, dari saat terpajan sampai terjadinya gejala..2,3.4
Masa Prodromal
Stadium prodromal berlangsung 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga sedang,
batuk kering ringan, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantema,timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat
jarang dijumpai.Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh
eritema. Lokasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar
tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada
bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan
menghilang sangat cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodromal bersifat
berat karna diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang dan pneumonia.5
5
Gambar 3. Kopliks spot
Masa Erupsi
Koriza, dan batuk-batuk bertambah.Timbul enantema atau titik merah dipalatum durum
dan paltum mole.Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya
suhu tubuh. Eritema timbul di belakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepangjang rambut
dan bagian belakang bawah. Kadang kadang terdapat perdarahan primer pada kulit,rasa gatal,
muka bengkak.Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah
leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.variasi
dari morbili yang biasa ini adalah Black Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada
kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.5
6
Masa konvalesensi
Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak ditemukan juga kulit yang bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain
dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu
menurunsampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.5
2.1.6 DIAGNOSIS
Diagnosis klinik morbili ditetapkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
menyokong. Anak biasanya berobat dengan keluhan utama berupa ruam pada kulit yang diawali
demam tinggi. Keluhan yang lain adalah batuk, pilek, dan tidak nafsu makan, kadang-kadang
dapat disertai dengan kejang, muntah, diare. Temuan fisis ialah injeksi konjungtiva, rhinitis,
faringitis, enantema dan bercak koplik, ruam makulopapular berawal di sekitar leher menyebar
keseluruh tubuh, lalu terlihat hiperpigmentasi dan deskuamasi. Mungkin ada anggota keluarga
atau teman yang juga terkena penyakit yang sama.anak biasanya belum mendapat imunisasi
campak.3
Pemeriksaan laboraturium rutin tidak spesifik terhadap morbili dan tidak membantu dalan
menegakkan diagnosis. Leukopenia menjadi salah satu tanda morbili. Pada pasien dengan
ensefalitis akut, pada pemeriksaan cairan serebrospinal ditemukan peningkatan protein, limfosit
leukositosis, dan kadar glukosa yang normal. Kultur virus campak belum tersedia secra umum.
Pemeriksaan serologis untuk antibodi IgM, yang timbul dalam waktu 1-2 hari setelah ruam dan
bertahan selama 1-2 bulan, memperkuat diagnosis klinis. Pemeriksaan foto rontgen dada
memperlihatkan adanya infiltrat interstitial yang mengindikasikan terjadinya pneumonia campak
atau superinfeksi bakteri.6
7
2.1.7 DIAGNOSIS BANDING
1. Rubella
2. Roseola infantum
3. meningokoksemia
4. Demam skarlatina
5. Infeksi enterovirus
6. Sindrom kawasaki
7. Ruam akibat obat-obatan 2,3,4,6
2.1.8 KOMPLIKASI
Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih
kecil.Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh bakteri. Beberapa
komplikasi campak adalah :
1. Otitis media
Invasi virus kedalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang telinga
biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri
pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus akan terjadi otitis media
purulenta. 2,4,5,6
2. Bronkopneumonia
Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai dengan
batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya ronkhi basah halus. Saat suhu turun,
jika disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan hilang, kecuali batuk yang masih
dapat berlanjut sampai beberapa hari. Apabila suhu tubuh tidak juga turun dan gejala
saluran napas masih berlangsung, dapat diduga adanya pneumonia karena bakteri yang
mengadakan invasi pada sel epitel yang telah dirusak oleh virus. Gambaran infiltrate pada
foto toraks dan adanya leukositosis dapat meneggakan diagnosis. 2,4,5,6
3. Ensefalitis
8
Merupakan penyulit neurologis yang mulai terjadi 2-5 hari sesudah munculnya ruam.
Kejadian ensefalitis sekitar 1/1.000 kasus campak. Terjadinnya ensefalitis dapat melalui
mekanisme imunologik maupun invasi langsung virus campak kedalam otak. Gejala
ensefalitis dapat berupa kejang, letargi, koma. Keluhan nyeri kepala, frekuensi napas
meningkat dapat ditemukan. 2,4,5,6
4. Laringitis akut
Laringitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang bertambah
parah saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan distress pernapasan, sesak,
sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan akan membaik dan gejala akan
menghilang. 2,4,5,6
5. Kejang demam
Kejang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat ruam
keluar. 2,4,5,6
6. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)
Subacute Sclerosing Panencephalitis merupakan kelainan degeneratif susunan saraf pusat
yang jarang disebabkan oleh virus campak yang persisten. Kemungkinan untuk menderita
SSPE pada anak yang sebelumnya pernah menderita campak adalah 1/1000.000 infeksi
campak, rata-rata 8-10 tahun setelah terjadi campak. Gejala SSPE didahului dengan
gangguan tingkah laku dan intelektual yang progresif. 2,4,5,6
7. Enteritis
Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase
prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus kedalam sel mukosa usus. 2,4,5,6
2.1.9 PENATALAKSANAAN
9
keadaan gizi buruk, vitamin A diberikan 3 kali (hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah
dosis kedua).
Perawatan penunjang
Jika demam beri paracetamol. Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu, untuk konjungtivitis ringan dengan cairan mata yang
jernih, tidak perlu diberikan pengobatan. Jika mata bernanah, bersihkan mata dengan
kain katun yang telah direbus dalam air mendidih, atau lap bersih yang direndam
dalam air bersih. Oleskan salep mata kloramfenikol atau tetrasiklin, 3 kali sehari
selama 7 hari. Jangan menggunakan salep steroid. Kemudian jaga kebersihan mulut,
beri obat kumur antiseptic bila pasien dapat berkumur.
Kunjungan ulang
Minta ibu untuk segera membawa anaknya kembali dalam waktu dua hari untuk
melihat apakah luka pada mulut dan sakit mata anak sembuh, atau apabila terdapat
tanda bahaya.7
2.1.10 PENCEGAHAN
Imunisasi Campak
Tahun 1954, Peenles dan Enders pertama kali berhasil mengembangbiakkan virus
campak pada kultur jaringan. Virus campak tersebut berasal dari darah kasus campak bernama
David Edmoston. Saat ini ada beberapa macam vaksin campak : (1) monovalen, (2) kombinasi
vaksin campak dengan vaksin Rubela (MR), (3) kombinasi dengan mumps dan rubella (MMR),
(4) kombinasi dengan mumps, rubella, dan varisela (MMRV).1
Di Indonesia, sejak tahun 2004 imunisasi campak juga diberikan 2 kali, yang pertama
pada umur 9 bulan dan yang kedua pada program BIAS pada umur 6-7 tahun. Imunisasi tidak
dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak diobati,
pasien kanker atau transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak
10
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak yang terinfeksi HIV tanpa imunosupresi dan
tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak. 1
2.1.11 PROGNOSIS
Campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit
maka prognosisnya baik. Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada
komplikasi.5
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Morbili adalah suatu penyakit akut menular, yang sibebabkan oleh virus RNA dari
jenis morbili virus dalam family paramoxiviridae. Ditandai oleh demam tinggi dan ruam makula
papula yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan, anggota atas dan bawah.
Morbili adalah virus RNA dari family paramixoviridae genus morbilivirus. Memiliki
DNA Rantai Tunggal, RNA Negatif yang diselubungi oleh kapsul nucleoprotein dan membentuk
nukleokapsul heliks. Kompleks nukleoproteic ini ada substansi untuk melakukan proses
transkripsi dan replikasi. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.Selama masa prodromal dan
11
selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah
dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Penyakit Morbili dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi , imunisasi dapat diberikan
pada usia 12-15 bulan. Dan yang kedua pada program BIAS pada usia sekolah yaitu usia 6-7
tahun. Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml.Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara
subkutan tapi dapat juga diberikan secara intramuscular.
Penatalaksanaa morbili pada umumnya tidak memerlukan indikasi rawat inap,Terapi
vitamin A diberikan 50.000 IU (jika umur anak < 6 bulan), 100.000 IU (usia 6-11 bulan), atau
200.000 IU (usia 12 bulan 5 tahun) diberikan secara oral pada semua anak.Perawatan
penunjang jika demam beri paracetamol. Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu, untuk konjungtivitis ringan dengan cairan mata yang jernih, tidak
perlu diberikan pengobatan. Jika mata bernanah, bersihkan mata dengan kain katun yang telah
direbus dalam air mendidih, atau lap bersih yang direndam dalam air bersih. Oleskan salep mata
kloramfenikol atau tetrasiklin, 3 kali sehari selama 7 hari. Minta ibu untuk segera membawa
anaknya kembali dalam waktu dua hari untuk melihat apakah luka pada mulut dan sakit mata
anak sembuh, atau apabila terdapat tanda bahaya.
DAFTAR PUSTAKA
12
4. Mandal K Bibhat, WilKIns G.L. Edmund, Dunbar M Edwar.Penyakit tropis, Edisi 6,
Erlangga: Jakarta,2006: 103-109
5. Gatot Jayadiman,dkk. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2.FK UI : Jakarta, 2007: 624-628
6. Marcdante J Karen,Kliegnab M Robert,Jenson Hal B,Brehman E Richard.Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esssensial,edisi keenam.IDAI : Jakarta.2011:40401-405
7. Departemen Kesehatan RI Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, World Health
Organisation: Jakarta, 2009: 180-183
I. Anamnesa Pribadi
Agama : Kristen
Suku : Batak
13
Tgl masuk : 26 Mei 2015
BB Masuk : 8,5kg
PB Masuk : 71cm
Perkawinan 1 1
BB Lahir : 3000g
14
PB Lahir : 47cm
7-12 bulan : Sudah mulai belajar dan bisa duduk sampai berdiri dan belajar
berjalan
V. Anamnesa Makanan
0-6 bulan : ASI Eksklusif
7 bln-1 tahun : ASI + Bubur saring
1tahun- sekarang : Nasi biasa
VI. Imunisasi
15
VII. Penyakit Yang Pernah di Derita : Tidak ada
Telaah :
16
X. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
2. Status Lokalisata
a. Kepala :
b. Thorax :
Palpasi : SF ka=ki
Auskultasi : SP = Vesikular
ST = (-)
17
c. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, Ruam makula papular (+) pada perut dan punggung
Perkusi : Timpani
d. Ekstremitas :
18
4. Kimia darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. EKG : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Pungsi Sumsum Tulang ; Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Mikrobiologi : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. St Scan : Tidak dilakukan pemeriksaan
9. EEG : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Sceening Perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium :
19
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
WBC 12,13 103/ul 4.0-11.0
RBC 3.81 106/ul 4.00-5.40
HGB 10.2 g/dl 12-16
HCT 27.3% 36.0-48.0
MCV 71.7fL 80.0-97.0
MCH 26.8pg 27.0-33.7
MCHC 37,4g/dl 31.5-35.0
PLT 196103/ul 150-400
NEUT 9.87 103/ul 5.0-7.0
LYMPH 1.46 103/ul 1.0-4.0
MONO 0.63 103/ul 0.10-80
EO 0.15 103/ul 0.00-0.50
BASO 0.02 103/ul 0.0-0.10
XIII. Ringkasan
Telaah :
20
Mencret dialami 1 hari frek< 10x/hari, vol 100cc/
mencret air> ampas. Lendir (-), darah(-).
Mual, muntah(+)
Tidak mau minum obat
BAK : (+) N
RPT : Os merupakan pasien PAPS dari RSUHAM yang
baru dirawat 12 jam. Dengan diagnose tidak jelas.
RPO : paracetamol
Pemeriksaan Fisik
3. Status Present
4. Status Lokalisata
e. Kepala :
21
f. Thorax :
Palpasi : SF ka=ki
Auskultasi : SP = Vesikular
ST = (-)
g. Abdomen :
Inspeksi : Simetris, ruam Ruam makula papular (+) pada perut dan
punggung
Perkusi : Timpani
h. Ekstremitas :
Pemeriksaan Laboratorium
1. Feses :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
22
Makroskopis-warna Hijau - Kuning
Makroskopis-konsistensi Encer - Lunak
Makroskopis-lendir Negatif- Negatif
Makroskopis-darah Negatif- Negatif
Makroskopis-amuba Negatif- Negatif
Mikroskopis-kista Negatif- Negatif
Mikroskopis telur ascariasis Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Negatif- Negatif
HOOKWORA
Mikroskopis telur oxyuris Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Thiciuris Negatif- Negatif
2. Darah
23
NEUT 9.87 103/ul 5.0-7.0
LYMPH 1.46 103/ul 1.0-4.0
MONO 0.63 103/ul 0.10-80
EO 0.15 103/ul 0.00-0.50
BASO 0.02 103/ul 0.0-0.10
24
XVI. PROGNOSA : BAIK
XVII. USUL :-
Tanggal Hari rawatan I (26 Hari rawatan 2 (27 Hari rawatan 3 (28 Hari rawatan 4 (29
(hari Mei 2015) mei 2015) mei 2015) mei 2015)
rawatan)
Keluhan Ruam makula Ruam makula papular Ruam makula papular Ruam makula papular
papular pada seluruh pada seluruh pada seluruh badan(+), pada seluruh
badan(+), demam(+) badan(+), demam(+) demam(-) badan(+), demam(-)
KU/KP/KG
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Frekuensi 160x/i 125x/i regular 110x/I regular 100x/I regular
25
nadi
26
papular(+) papular(+) papular(+) papular(+)
Palpasi Soepel, Hati dan Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa
limfa tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
Perkusi Timpani Timpani Timpani Timpani
Auskultasi Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N
Ekstremitas
Atas Pulse 160x/I Pulse 125x/I Pulse 110x/I Pulse 100x/I
reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup,
akral hangat,CRT<3 akral hangat,CRT<3, akral hangat,CRT<3, akral hangat,CRT<3,
makula papular(+) makula papular(+) makula papular(+) makula papular(+)
Bawah Akral hangat, Akral hangat, Akral hangat, Akral hangat,
CRT<3, makula CRT<3, makula CRT<3, makula CRT<3, makula
papular(+) papular(+) papular(+) papular(+)
Kulit Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat
Genitalia O.s seorang O.s seorang O.s seorang O.s seorang
perempuan dan tidak perempuan dan tidak perempuan dan tidak perempuan dan tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
Pemeriksaan
Penujang
Diagnosis Morbili + GE + Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa
dehidrasi rehidrasi dehidrasi dehidrasi dehidrasi
ringan sedang
Terapi -IVFD RL 150 IVFD D5% Nacl IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl
cc/jam/ 150 gtt 0,225% 35 gtt micro/i 0,225% 35gtt micro/i 0,225% 35gtt micro/i
micro/I (04:00- - Paracetamol drips -Zinc 1x20 mg -Zinc 1x20 mg
08:00) 4x 10cc - Diet M2 900 kkal - Diet M2 900 kkal
- IVFD RL 35gtt -Zinc 1x20 mg dengan 18gr protein dengan 18gr protein
micro/i - Diet MII 900 kkal
- Paracetamol drips dengan 18gr protein
3x10cc
27
-Zinc 1x20mg
- Diet MII 900 kkal
dengan 18gr protein
- Vit A 200.000 IU
(1x Pemberian)
Usul
Tanggal (hari Hari rawatan 5 (30 Hari rawatan 6 (31 Mei Hari rawatan 37 (01
rawatan) Mei 2015) 2015) juni 2015)
Keluhan Ruam makula Ruam makula papular Ruam makula papular
appular pada pada seluruh badan(+), pada seluruh badan(+),
seluruh badan(+), demam(-) demam(-)
demam(-)
KU/KP/KG
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis
28
Frekuensi nadi 105x/i 110x/i regular 110x/I regular
Frekuensi nafas 28x/i 28x/i regular,ronchi(-) 24x/I regular
Temperatur 37,3C 37,0C 36,7C
BB Masuk 8,5kg 8,5 kg 8,5kg
Pb Masuk 71 cm 71 cm 71 cm
Status Lokalisata
Kepala
Mata RC+/+,pupil RC+/+,pupil isokhor, RC+/+,pupil isokhor,
isokhor, conj.palpebra inferior conj.palpebra inferior
conj.palpebra pucat (-) pucat (-)
inferior pucat (-)
Hidung Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Telinga Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Mulut Mukosa bibir Dalam batas normal Dalam batas normal
kering
Leher Pembesaran KGB Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)
(-)
Thorax
Inspeksi Simetris fusiformis, Simetris fusiformis, Simetris fusiformis,
retraksi (-), ruam retraksi (-),ruam makula retraksi (-),ruam
makula papular(+) papular(+) makula papular(+)
Palpasi SF ka = ki SF ka = ki SF ka = ki
Perkusi Sonor pada kedua Sonor pada kedua Sonor pada kedua
lapangan paru lapangan paru lapangan paru
Auskultasi SP : Vesikuler SP : Vesikuler SP : Vesikuler
ST : (-) ST : (-) ST : (-)
HR : 105x/i reguler HR : 110x/i reguler HR : 110x/i reguler
RR :282x/i regular RR : 28x/i regular RR : 24x/i regular
Abdomen
Inspeksi Simetris, ruam Simetris, ruam makula Simetris, ruam makula
29
makula papular(+) papular(+) papular(+)
Palpasi Soepel, Hati dan Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa
limfa tidak teraba tidak teraba tidak teraba
Perkusi Timpani Timpani Timpani
Auskultasi Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N
Ekstremitas
Atas Pulse 105x/I Pulse 110x/I reguler,T/V Pulse 110x/I
reguler,T/V cukup, cukup, akral reguler,T/V cukup,
akral hangat,CRT<3, ruam akral hangat,CRT<3,
hangat,CRT<3, makula papular(+) ruam makula papular(+)
ruam makula
papular(+)
Bawah Akral hangat, Akral hangat, CRT<3, Akral hangat, CRT<3,
CRT<3, ruam ruam makula papular(+) ruam makula papular(+)
makula papular(+)
Kulit Turgor kembali Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat
cepat
Genitalia O.s seorang O.s seorang perempuan O.s seorang perempuan
perempuan dan dan tidak ada kelainan dan tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Pemeriksaan
Penujang
Diagnosis Morbili + GE tanpa Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa
dehidrasi dehidrasi
Terapi - IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl
0,225% RL 35gtt 0,225% 35gtt micro 0,225% 35gtt micro
micro/i -Zinc 1x20 mg -Zinc 1x20 mg
-Zinc 1x20mg - Diet MII 900 kkal - Diet M2 900 kkal
- Diet MII 900 kkal dengan 18gr protein dengan 18gr protein
dengan 18gr protein
30
Usul
31