Вы находитесь на странице: 1из 31

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit morbili bersifat endemik di seluruh dunia, namun terjadi epidemi cenderung
tidak beraturan. Pada umumnya epidemi terjadi pada permulaan musim hujan, mungkin karena
disebabkan meningkatnya kelangsungan hidup virus pada keadaan kelembaban yang relatif
rendah. Epidemi terjadi tiap 2-4 tahun sekali, yaitu setelah adanya kelompok baru yang rentan
terpajan dengan virus morbili. Penyakit morbili jarang bersifat subklinis. Penyakit morbili
ditularkan langsung dari droplet infeksi.1

World health organization (WHO) dengan programnya The Expanded Programe on


Immunization telah memancangkan target global untuk mereduksi insidens sampai 90,5% dan
mortalitas sampai 95,5% dari pada tingakat pre EPI pada tahun 1995. Beberapa negara berhasil
hampir mendekati fase eliminasi. Bebrapa jadwal imunisasi dan strategi telah digunakan, tetapi
ada beberapa negara tidak berhasil. Krgagalan ini biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam
menimplementasikan rencana strategi secara adekuat. Prioritas penanggulangan penyakit morbili
adalah melaksanakan program imunisasi lebih efektif.1

Morbili disebabkan oleh suatu RNA virus genus rubi virus, family togaviridae.Virus
dapat diisolasi dari biakan jaringan penderita. Secara psikokimiawi virus ini sama dengan
anggota virus lain dari family tersebut, tetapi virus morbili secara serologi berbeda. Pada waktu
terdapat gejala klinis virus ini di temukan pada secret nasofaring, darah, feses,urine. Virus
morbili hanya menjangkiti manusia saja.2

Berdasarkan laporan depkes RI tahun 2009, pada tahun 2008 masih terdapat banyak
kasus morbili di seluruh provinsi di Indonesia. Demikian juga Kejadian Luar Biasa morbili
masih sering terjadi di Indonesia pada tahun 2008, beberapa Kejadian Luar Biasa terjadi
terutama pada daerah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, nisalnya Bangka Belitung
terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali. Jawa Tengah 12 kali dan Jawa Timur 32 kali.1

1
Morbili terdistribusi secara luas didunia. Epidemic terjadi dengan interval 5-7 tahun
paling sering timbul pada musim semi dan terutama mengenai anak serta dewasa muda. Pada
manusia virus ditular melalui oral droplet dan dapat melalui plasenta pada infeksi congenital.
Sebelum ada vaksinasi, angka kejadian tertinggi terdapat pada anak usia 5-14 tahun. Dewasa ini
kebanyakan kasus terjadi pada remaja dan dewasa muda.2

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MORBILI

2.1.1 DEFINISI

Morbili adalah suatu penyakit akut menular, yang sibebabkan oleh virus RNA dari jenis
Morbili virus dalam family paramoxiviridae. Ditandai oleh demam tinggi dan ruam makula
papula yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan, anggota atas dan bawah.3

2.1.2 EPIDEMIOLOGI

Morbili adalah endemik pada sebagian besar dunia. Tercatat 777.000 anak-anak
meninggal pada tahun 2000. Pada komunitas yang tidak imunisasi, sebagian besar anak-anak
akan menderita campak sebelum dewasa dan sering terjadi epidemic 2 tahunan. Ambilan campak
>95% penting untuk meneliminasi campak. Pada tahun 2000 hanya 86 kasus yang dilaporkan di
AS.4

Berdasarkan laporan depkes RI tahun 2009, pada tahun 2008 masih terdapat banyak
kasus morbili di seluruh provinsi di Indonesia. Demikian juga Kejadian Luar Biasa morbili
masih sering terjadi di Indonesia pada tahun 2008, beberapa Kejadian Luar Biasa terjadi
terutama pada daerah dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, nisalnya Bangka Belitung
terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali. Jawa Tengah 12 kali dan Jawa Timur 32 kali.1

2.1.3 ETIOLOGI

Morbili adalah virus RNA dari family paramixoviridae genus morbilivirus. Memiliki
DNA Rantai Tunggal, RNA Negatif yang diselubungi oleh kapsul nucleoprotein dan membentuk
nukleokapsul heliks. Kompleks nukleoproteic ini ada substansi untuk melakukan proses
transkripsi dan replikasi. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.Selama masa prodromal dan
selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah
dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.1,2,3,4

3
Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari sel raksasa multinukleus
dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul. Virus
morbili memiliki dua gliko protein, hemaglutinin dan protein penggabung, yang bertanggung
jawab pada perlekatan dan penggabungan protein .2

Gambar 1. Morbili virus

2.1.4 PATOGENESIS

Campak sangat mudah menular, 90% dari yang mengalami kontak akan terkena infeksi.
Penyebaran virus terjadi secara percikan ludah (droplet) pada saat stadium prodormal. Lesi
didapatkan di kulit terutama di sekitar kelenjar sebasea, folikel rambut, mukosa nasofaring,
bronkus, saluran cerna konjungtiva. Di jaringan sekeliling pembuluh darah kapiler didapatkan
eksudat serosa, proliferasi sel mononuclear dan sedikit polimorfonuklear, demikian juga lesi di
mukosa pipi (bercak koplik). Di appendiks biasanya terjadi hyperplasia jaringan limfoid terutama
ditemukan sel data multinuclear atau sel datia retikuloendotelial dari Warthin- finkeldey.
Pneumonitis interstitial disebabkan oleh virus morbili terjadi dalam bentuk pneumonia sel datia
Hecht, sedangkan bronkopneumonia pada umumnya terjadi karena infeksi sekunder. Pada
ensefalomielitis yang fatal terjadi demielinasi perivaskular di otak dan medulla spinalis,
sedangkan pada panensefalitis sklerosa subanut (SSPE) terdapat degenerasi korteks.3

4
2.1.5 MANIFESTASI KLINIS

Masa inkubasi

Masa inkubasi berkisar antara 10-12 hari, dari saat terpajan sampai terjadinya gejala..2,3.4

Gambar 2. Karakteristik campak

Masa Prodromal

Stadium prodromal berlangsung 4-5 hari ditandai oleh demam ringan hingga sedang,
batuk kering ringan, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam
sebelum timbul enantema,timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat
jarang dijumpai.Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh
eritema. Lokasinya di mukosa bukalis berhadapan dengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar
tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada
bagian tengah bibir bawah, langit-langit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan
menghilang sangat cepat dalam waktu 12-18 jam. Kadang-kadang stadium prodromal bersifat
berat karna diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang dan pneumonia.5

5
Gambar 3. Kopliks spot

Masa Erupsi

Koriza, dan batuk-batuk bertambah.Timbul enantema atau titik merah dipalatum durum
dan paltum mole.Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya
suhu tubuh. Eritema timbul di belakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepangjang rambut
dan bagian belakang bawah. Kadang kadang terdapat perdarahan primer pada kulit,rasa gatal,
muka bengkak.Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah
leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.variasi
dari morbili yang biasa ini adalah Black Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada
kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.5

Gambar 4. Ruam Makulopapular pada Campak

6
Masa konvalesensi

Erupsi berkurang dan meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi)
yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak ditemukan juga kulit yang bersisik.
Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain
dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu
menurunsampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.5

2.1.6 DIAGNOSIS

Diagnosis klinik morbili ditetapkan atas dasar anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
menyokong. Anak biasanya berobat dengan keluhan utama berupa ruam pada kulit yang diawali
demam tinggi. Keluhan yang lain adalah batuk, pilek, dan tidak nafsu makan, kadang-kadang
dapat disertai dengan kejang, muntah, diare. Temuan fisis ialah injeksi konjungtiva, rhinitis,
faringitis, enantema dan bercak koplik, ruam makulopapular berawal di sekitar leher menyebar
keseluruh tubuh, lalu terlihat hiperpigmentasi dan deskuamasi. Mungkin ada anggota keluarga
atau teman yang juga terkena penyakit yang sama.anak biasanya belum mendapat imunisasi
campak.3

Pemeriksaan laboraturium rutin tidak spesifik terhadap morbili dan tidak membantu dalan
menegakkan diagnosis. Leukopenia menjadi salah satu tanda morbili. Pada pasien dengan
ensefalitis akut, pada pemeriksaan cairan serebrospinal ditemukan peningkatan protein, limfosit
leukositosis, dan kadar glukosa yang normal. Kultur virus campak belum tersedia secra umum.
Pemeriksaan serologis untuk antibodi IgM, yang timbul dalam waktu 1-2 hari setelah ruam dan
bertahan selama 1-2 bulan, memperkuat diagnosis klinis. Pemeriksaan foto rontgen dada
memperlihatkan adanya infiltrat interstitial yang mengindikasikan terjadinya pneumonia campak
atau superinfeksi bakteri.6

7
2.1.7 DIAGNOSIS BANDING

1. Rubella
2. Roseola infantum
3. meningokoksemia
4. Demam skarlatina
5. Infeksi enterovirus
6. Sindrom kawasaki
7. Ruam akibat obat-obatan 2,3,4,6

2.1.8 KOMPLIKASI
Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih
kecil.Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh bakteri. Beberapa
komplikasi campak adalah :
1. Otitis media
Invasi virus kedalam telinga tengah umumnya terjadi pada campak. Gendang telinga
biasanya hiperemis pada fase prodromal dan stadium erupsi. Jika terjadi invasi bakteri
pada lapisan sel mukosa yang rusak karena invasi virus akan terjadi otitis media
purulenta. 2,4,5,6
2. Bronkopneumonia
Dapat disebabkan oleh virus campak maupun akibat invasi bakteri. Ditandai dengan
batuk, meningkatnya frekuensi napas, dan adanya ronkhi basah halus. Saat suhu turun,
jika disebabkan oleh virus, gejala pneumonia akan hilang, kecuali batuk yang masih
dapat berlanjut sampai beberapa hari. Apabila suhu tubuh tidak juga turun dan gejala
saluran napas masih berlangsung, dapat diduga adanya pneumonia karena bakteri yang
mengadakan invasi pada sel epitel yang telah dirusak oleh virus. Gambaran infiltrate pada
foto toraks dan adanya leukositosis dapat meneggakan diagnosis. 2,4,5,6

3. Ensefalitis

8
Merupakan penyulit neurologis yang mulai terjadi 2-5 hari sesudah munculnya ruam.
Kejadian ensefalitis sekitar 1/1.000 kasus campak. Terjadinnya ensefalitis dapat melalui
mekanisme imunologik maupun invasi langsung virus campak kedalam otak. Gejala
ensefalitis dapat berupa kejang, letargi, koma. Keluhan nyeri kepala, frekuensi napas
meningkat dapat ditemukan. 2,4,5,6
4. Laringitis akut
Laringitis timbul karena adanya edema hebat pada mukosa saluran nafas, yang bertambah
parah saat demam mencapai puncaknya. Ditandai dengan distress pernapasan, sesak,
sianosis dan stridor. Ketika demam turun keadaan akan membaik dan gejala akan
menghilang. 2,4,5,6
5. Kejang demam
Kejang dapat timbul pada periode demam, umumnya pada puncak demam saat ruam
keluar. 2,4,5,6
6. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)
Subacute Sclerosing Panencephalitis merupakan kelainan degeneratif susunan saraf pusat
yang jarang disebabkan oleh virus campak yang persisten. Kemungkinan untuk menderita
SSPE pada anak yang sebelumnya pernah menderita campak adalah 1/1000.000 infeksi
campak, rata-rata 8-10 tahun setelah terjadi campak. Gejala SSPE didahului dengan
gangguan tingkah laku dan intelektual yang progresif. 2,4,5,6
7. Enteritis
Beberapa anak yang menderita campak mengalami muntah dan mencret pada fase
prodromal. Keadaan ini akibat invasi virus kedalam sel mukosa usus. 2,4,5,6

2.1.9 PENATALAKSANAAN

Pada umumnya tidak memerlukan indikasi rawat inap


Bed rest
Terapi vitamin A
Berikan 50.000 IU (jika umur anak < 6 bulan), 100.000 IU (usia 6-11 bulan), atau
200.000 IU (usia 12 bulan 5 tahun) diberikan secara oral pada semua anak. Jika
anak menunjukkan gejala pada mata akibat kekurangan vitamin A atau dalam

9
keadaan gizi buruk, vitamin A diberikan 3 kali (hari 1, hari 2, dan 2-4 minggu setelah
dosis kedua).
Perawatan penunjang
Jika demam beri paracetamol. Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu, untuk konjungtivitis ringan dengan cairan mata yang
jernih, tidak perlu diberikan pengobatan. Jika mata bernanah, bersihkan mata dengan
kain katun yang telah direbus dalam air mendidih, atau lap bersih yang direndam
dalam air bersih. Oleskan salep mata kloramfenikol atau tetrasiklin, 3 kali sehari
selama 7 hari. Jangan menggunakan salep steroid. Kemudian jaga kebersihan mulut,
beri obat kumur antiseptic bila pasien dapat berkumur.
Kunjungan ulang
Minta ibu untuk segera membawa anaknya kembali dalam waktu dua hari untuk
melihat apakah luka pada mulut dan sakit mata anak sembuh, atau apabila terdapat
tanda bahaya.7

2.1.10 PENCEGAHAN

Imunisasi Campak
Tahun 1954, Peenles dan Enders pertama kali berhasil mengembangbiakkan virus
campak pada kultur jaringan. Virus campak tersebut berasal dari darah kasus campak bernama
David Edmoston. Saat ini ada beberapa macam vaksin campak : (1) monovalen, (2) kombinasi
vaksin campak dengan vaksin Rubela (MR), (3) kombinasi dengan mumps dan rubella (MMR),
(4) kombinasi dengan mumps, rubella, dan varisela (MMRV).1
Di Indonesia, sejak tahun 2004 imunisasi campak juga diberikan 2 kali, yang pertama
pada umur 9 bulan dan yang kedua pada program BIAS pada umur 6-7 tahun. Imunisasi tidak
dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak diobati,
pasien kanker atau transplantasi organ, pengobatan imunosupresif jangka panjang atau anak

10
immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak yang terinfeksi HIV tanpa imunosupresi dan
tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak. 1

Dosis dan Cara Pemberian


Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml
Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara subkutan tapi dapat juga diberikan secara
intramuscular
Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk sekolah SD (Program BIAS).1

2.1.11 PROGNOSIS

Campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai dengan penyulit
maka prognosisnya baik. Baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada
komplikasi.5

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Morbili adalah suatu penyakit akut menular, yang sibebabkan oleh virus RNA dari
jenis morbili virus dalam family paramoxiviridae. Ditandai oleh demam tinggi dan ruam makula
papula yang timbul secara berurutan mulai dari leher, wajah, badan, anggota atas dan bawah.

Morbili adalah virus RNA dari family paramixoviridae genus morbilivirus. Memiliki
DNA Rantai Tunggal, RNA Negatif yang diselubungi oleh kapsul nucleoprotein dan membentuk
nukleokapsul heliks. Kompleks nukleoproteic ini ada substansi untuk melakukan proses
transkripsi dan replikasi. Hanya satu tipe antigen yang diketahui.Selama masa prodromal dan

11
selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi nasofaring, darah
dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.

Penyakit Morbili dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi , imunisasi dapat diberikan
pada usia 12-15 bulan. Dan yang kedua pada program BIAS pada usia sekolah yaitu usia 6-7
tahun. Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml.Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara
subkutan tapi dapat juga diberikan secara intramuscular.
Penatalaksanaa morbili pada umumnya tidak memerlukan indikasi rawat inap,Terapi
vitamin A diberikan 50.000 IU (jika umur anak < 6 bulan), 100.000 IU (usia 6-11 bulan), atau
200.000 IU (usia 12 bulan 5 tahun) diberikan secara oral pada semua anak.Perawatan
penunjang jika demam beri paracetamol. Berikan dukungan nutrisi dan cairan sesuai dengan
kebutuhan. Sementara itu, untuk konjungtivitis ringan dengan cairan mata yang jernih, tidak
perlu diberikan pengobatan. Jika mata bernanah, bersihkan mata dengan kain katun yang telah
direbus dalam air mendidih, atau lap bersih yang direndam dalam air bersih. Oleskan salep mata
kloramfenikol atau tetrasiklin, 3 kali sehari selama 7 hari. Minta ibu untuk segera membawa
anaknya kembali dalam waktu dua hari untuk melihat apakah luka pada mulut dan sakit mata
anak sembuh, atau apabila terdapat tanda bahaya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Soegijanto, Soegeng,Salimo Harsono.Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi 4. IDAI :


Jakarta : 2011 :341-345
2. Maldonado Yvonne Campak.in :Behrman, kliegman, Arvin, eds. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson. Edisi 15, vol.2. EGC: Jakarta, 2012: 1068-1071
3. Widagdo, Masalah dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Sagung seto: Jakarta,
2011:25-28

12
4. Mandal K Bibhat, WilKIns G.L. Edmund, Dunbar M Edwar.Penyakit tropis, Edisi 6,
Erlangga: Jakarta,2006: 103-109
5. Gatot Jayadiman,dkk. Ilmu Kesehatan Anak jilid 2.FK UI : Jakarta, 2007: 624-628
6. Marcdante J Karen,Kliegnab M Robert,Jenson Hal B,Brehman E Richard.Nelson Ilmu
Kesehatan Anak Esssensial,edisi keenam.IDAI : Jakarta.2011:40401-405
7. Departemen Kesehatan RI Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit, World Health
Organisation: Jakarta, 2009: 180-183

STATUS ORANG SAKIT

I. Anamnesa Pribadi

Nama : Naomi Gracia Purba

Umur : 1 tahun 8 bulan

Agama : Kristen

Suku : Batak

Alamat : Dusun VII BLOK S No.72 Kec.Kutalimbaru deliserdang Sumatera Utara

13
Tgl masuk : 26 Mei 2015

BB Masuk : 8,5kg

PB Masuk : 71cm

II. Anamnesa Orangtua o.s

Identitas Ayah Ibu


Nama Riki Purba Maria Boru Sihombing
Umur 28 tahun 26 tahun
Suku Batak Batak
Agama Kristen Kristen
Pendidikan D3 SMA
Pekerjaan Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Riwayat Penyakit - -
Alamat Dusun VII BLOK S No.72 Dusun VII BLOK S No.72
Kec.Kutalimbaru deliserdang Kec.Kutalimbaru deliserdang
Sumatera Utara Sumatera Utara

Perkawinan 1 1

III. Riwayat Kelahiran o.s

Cara Kelahiran : Sectio Caesaria

Usia Kehamilan : 38 Minggu

Tanggal Lahir : 01 September 2014

Tempat Lahir : Rumah Sakit ibu dan Anak Simpang Melati

Ditolong Oleh : Dokter

BB Lahir : 3000g

14
PB Lahir : 47cm

IV. Perkembangan Fisik

Saat Lahir : Menangis Spontan, kuat dan bergerak aktif

0-3bulan : Sudah bias tersenyum dan memiringkan badan

4-6 bulan : Sudah bias menggakat kepala dan telungkup

7-12 bulan : Sudah mulai belajar dan bisa duduk sampai berdiri dan belajar
berjalan

1 tahun sekarang : Sudah bisa berjalan

V. Anamnesa Makanan
0-6 bulan : ASI Eksklusif
7 bln-1 tahun : ASI + Bubur saring
1tahun- sekarang : Nasi biasa

VI. Imunisasi

Jenis Vaksin Umur Pemberian Vaksin


Bulan
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hepatitis B 1x 2x 3x
Polio 0 1x 2x 3x
BCG 1x
DPT 1x 2x 3x
Campak 1x

15
VII. Penyakit Yang Pernah di Derita : Tidak ada

VIII. Keterangan Mengenai Saudara o.s


Os merupakan anak ke 2 dari dua bersaudara:
1. Laki-laki 5 tahun sehat
2. Os sendiri

IX. Alloanamnesa Mengenai Penyakit o.s

Keluhan Utama : Bercak kemerahan pada badan

Telaah :

Bercak pada badan (+). timbul sejak 2 hari. Bercak


menetap sampai saat ini.
Demam (+) sejak 2 hari, demam tinggi, turun dengan obat
penurun panas menggigil(-)
Mencret dialami 1 hari frek< 10x/hari, vol 100cc/
mencret air> ampas. Lendir (-), darah(-).
Mual, muntah(+)
Tidak mau minum obat
BAK : (+) N
RPT : Os merupakan pasien PAPS dari RSUHAM yang
baru dirawat 12 jam. Dengan diagnose tidak jelas.
RPO : paracetamol

16
X. Pemeriksaan Fisik
1. Status Present

KU/KP/KG : Sedang /sedang/baik Anemis :(-)

Sensorium : Compos mentis Ikterik :(-)

Frek. Nadi : 160x/i, reguler, t/v cukup Oedema :(-)

Frek. Nafas : 32x/I, regular, ronchi (-) Sianosis :(-)

Temperatur : 38.9 C Dypsnoe :(-)

2. Status Lokalisata
a. Kepala :

Mata : RC+/+, pupil isokhor,conj palp inf pucat(-/-),sklera ikterik (-),


mata cekung(+)

Hidung ; Dalam Batas Normal

Telinga : Dalam Batas normal

Mulut : Dalam Batas Normal

Leher : Pembesaran KGB (-)

b. Thorax :

Inspeksi : Simetris Fusifornis, Retraksi (-),Ruam makula papular (+)

Palpasi : SF ka=ki

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : SP = Vesikular

ST = (-)

17
c. Abdomen :

Inspeksi : Simetris, Ruam makula papular (+) pada perut dan punggung

Palpasi : Soepel, Hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+) Meningkat

d. Ekstremitas :

Atas : Pulse 160x/I regular,T/V cukup,akral hangat, CRT<3, Ruam


makula papular (+)

Bawah : Akral hangat, CRT<3, Ruam makula papular (+)

XI. Status Neurologi : Tanggal Hasil


1. Syaraf Otak : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Sis.Motorik : Tidak dilakukan peeriksaan
3. Koordinasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
4. Sensibilitas : Tidak dilakukan pemeriksaan

XII. Pemeriksaan Khusus


1. Mantoux Test : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Radiologi : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pungsi Lumbal : Tidak dilakukan pemeriksaan

18
4. Kimia darah : Tidak dilakukan pemeriksaan
5. EKG : Tidak dilakukan pemeriksaan
6. Pungsi Sumsum Tulang ; Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Mikrobiologi : Tidak dilakukan pemeriksaan
8. St Scan : Tidak dilakukan pemeriksaan
9. EEG : Tidak dilakukan pemeriksaan
10. Sceening Perdarahan : Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaan Laboratorium :

1. Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan


2. Feses : Tanggal 26 Mei 2015
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Makroskopis-warna Hijau - Kuning
Makroskopis-konsistensi Encer - Lunak
Makroskopis-lendir Negatif- Negatif
Makroskopis-darah Negatif- Negatif
Makroskopis-amuba Negatif- Negatif
Mikroskopis-kista Negatif- Negatif
Mikroskopis telur ascariasis Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Negatif- Negatif
HOOKWORA
Mikroskopis telur oxyuris Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Thiciuris Negatif- Negatif

3. Darah : Tanggal 26 Mei 2015

19
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
WBC 12,13 103/ul 4.0-11.0
RBC 3.81 106/ul 4.00-5.40
HGB 10.2 g/dl 12-16
HCT 27.3% 36.0-48.0
MCV 71.7fL 80.0-97.0
MCH 26.8pg 27.0-33.7
MCHC 37,4g/dl 31.5-35.0
PLT 196103/ul 150-400
NEUT 9.87 103/ul 5.0-7.0
LYMPH 1.46 103/ul 1.0-4.0
MONO 0.63 103/ul 0.10-80
EO 0.15 103/ul 0.00-0.50
BASO 0.02 103/ul 0.0-0.10

XIII. Ringkasan

Keluhan Utama : Bercak kemerahan pada badan

Telaah :

Ruam pada badan (+). Ruam timbul sejak 2 hari. Ruam


menetap sampai saat ini.
Demam (+) sejak 2 hari, demam tinggi, turun dengan obat
penurun panas menggigil(-)

20
Mencret dialami 1 hari frek< 10x/hari, vol 100cc/
mencret air> ampas. Lendir (-), darah(-).
Mual, muntah(+)
Tidak mau minum obat
BAK : (+) N
RPT : Os merupakan pasien PAPS dari RSUHAM yang
baru dirawat 12 jam. Dengan diagnose tidak jelas.
RPO : paracetamol

Pemeriksaan Fisik
3. Status Present

KU/KP/KG :Sedang/sedang/baik Anemis : (-)

Sensorium : Compos mentis Ikterik : (-)

Frek. Nadi : 160x/i, reguler, t/v cukup Oedema : (-)

Frek. Nafas : 32x/I, regular Sianosis : (-)

Temperatur : 38.9 C Dypsnoe : (-)

4. Status Lokalisata
e. Kepala :

Mata : RC+/+, pupil isokhor, sklera ikterik (-), conjungtiva palpebra


inferior pucat -/-, mata cekung (-)

Hidung ; Dalam Batas Normal

Telinga : Dalam Batas Normal

Mulut : Dalam Batas Normal

Leher : Pembesaran KGB (-)

21
f. Thorax :

Inspeksi : Simetris Fusifornis, Retraksi (-),Ruam makula papular (+)

Palpasi : SF ka=ki

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : SP = Vesikular

ST = (-)

g. Abdomen :

Inspeksi : Simetris, ruam Ruam makula papular (+) pada perut dan
punggung

Palpasi : Soepel, Hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Peristaltik (+) Meningkat

h. Ekstremitas :

Atas : Pulse 160x/I regular,T/V cukup,akral hangat, CRT<3, Ruam


makula papular (+)

Bawah : Akral hangat, CRT<3, Ruam makula papular (+)

Pemeriksaan Laboratorium

1. Feses :
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

22
Makroskopis-warna Hijau - Kuning
Makroskopis-konsistensi Encer - Lunak
Makroskopis-lendir Negatif- Negatif
Makroskopis-darah Negatif- Negatif
Makroskopis-amuba Negatif- Negatif
Mikroskopis-kista Negatif- Negatif
Mikroskopis telur ascariasis Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Negatif- Negatif
HOOKWORA
Mikroskopis telur oxyuris Negatif- Negatif
Mikroskopis telur Thiciuris Negatif- Negatif

2. Darah

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


WBC 12,13 103/ul 4.0-11.0
RBC 3.81 106/ul 4.00-5.40
HGB 10.2 g/dl 12-16
HCT 27.3% 36.0-48.0
MCV 71.7fL 80.0-97.0
MCH 26.8pg 27.0-33.7
MCHC 37,4g/dl 31.5-35.0
PLT 196103/ul 150-400

23
NEUT 9.87 103/ul 5.0-7.0
LYMPH 1.46 103/ul 1.0-4.0
MONO 0.63 103/ul 0.10-80
EO 0.15 103/ul 0.00-0.50
BASO 0.02 103/ul 0.0-0.10

XIV. DIFFERENSIAL DIAGNOSIS :


1. Morbili + GE dengan dehidrasi ringan sedang
2. Rubella + GE dengan dehidrasi ringan sedang
3. Roseola infantum + GE dengan dehidrasi ringan sedang

XV. DIAGNOSA KERJA : Morbili + GE dengan dehidrasi ringan sedang

: - IVFD RL 150 cc/jam/ 150 gtt


micro/I ( mulai 04:00-08:00)

- Selanjutnya IVFD Ringer Lactat


35 gtt micro/i
-Paracetamol drips 3x10 cc
- Zinc 1x 20mg
Diet MII900 kkal dengan 18gr protein
- Vitamin A 200.000 IU

24
XVI. PROGNOSA : BAIK
XVII. USUL :-

TABEL FOLLOW UP PASIEN

Tanggal Hari rawatan I (26 Hari rawatan 2 (27 Hari rawatan 3 (28 Hari rawatan 4 (29
(hari Mei 2015) mei 2015) mei 2015) mei 2015)
rawatan)
Keluhan Ruam makula Ruam makula papular Ruam makula papular Ruam makula papular
papular pada seluruh pada seluruh pada seluruh badan(+), pada seluruh
badan(+), demam(+) badan(+), demam(+) demam(-) badan(+), demam(-)
KU/KP/KG
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Frekuensi 160x/i 125x/i regular 110x/I regular 100x/I regular

25
nadi

Frekuensi 32x/i 32x/i regular,ronchi(-) 24x/I regular 22x/I regular


nafas
Temperatur 38,9C 38,9C 36,7C 37C
BB Masuk 8,5kg 8,5 kg 8,5kg 8,5 kg
Pb Masuk 71 cm 71 cm 71 cm 71 cm
Status Lokalisata
Kepala

Mata RC+/+,pupil isokhor, RC+/+,pupil isokhor, RC+/+,pupil isokhor, RC+/+,pupil isokhor,


conj.palpebra conj.palpebra inferior conj.palpebra inferior conj.palpebra inferior
inferior pucat (-), pucat (-) pucat (-) pucat (-)
mata cekung (+)
Hidung Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Telinga Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Mulut Mukosa bibir kering Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Leher Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)
Thorax
Inspeksi Simetris fusiformis, Simetris fusiformis, Simetris fusiformis, Simetris fusiformis,
retraksi (-),ruam retraksi (-),ruam retraksi (-),ruam retraksi (-),makula
makula papular(+) makula papular(+) makula papular(+) papular(+)
Palpasi SF ka = ki SF ka = ki SF ka = ki SF ka = ki
Perkusi Sonor pada kedua Sonor pada kedua Sonor pada kedua Sonor pada kedua
lapangan paru lapangan paru lapangan paru lapangan paru
Auskultasi SP : Vesikuler SP : Vesikuler SP : Vesikuler SP : Vesikuler
ST : (-) ST : (-) ST : (-) ST : (-)
HR : 160x/i reguler HR : 125x/i reguler HR : 110x/i reguler HR : 100x/i reguler
RR : 32x/i regular RR : 32x/i regular RR : 24x/i regular RR : 22x/i regular
Abdomen
Inspeksi Simetris, makula Simetris, makula Simetris, makula Simetris, makula

26
papular(+) papular(+) papular(+) papular(+)
Palpasi Soepel, Hati dan Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa
limfa tidak teraba tidak teraba tidak teraba tidak teraba
Perkusi Timpani Timpani Timpani Timpani
Auskultasi Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N
Ekstremitas
Atas Pulse 160x/I Pulse 125x/I Pulse 110x/I Pulse 100x/I
reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup, reguler,T/V cukup,
akral hangat,CRT<3 akral hangat,CRT<3, akral hangat,CRT<3, akral hangat,CRT<3,
makula papular(+) makula papular(+) makula papular(+) makula papular(+)
Bawah Akral hangat, Akral hangat, Akral hangat, Akral hangat,
CRT<3, makula CRT<3, makula CRT<3, makula CRT<3, makula
papular(+) papular(+) papular(+) papular(+)
Kulit Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat
Genitalia O.s seorang O.s seorang O.s seorang O.s seorang
perempuan dan tidak perempuan dan tidak perempuan dan tidak perempuan dan tidak
ada kelainan ada kelainan ada kelainan ada kelainan
Pemeriksaan
Penujang
Diagnosis Morbili + GE + Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa
dehidrasi rehidrasi dehidrasi dehidrasi dehidrasi
ringan sedang
Terapi -IVFD RL 150 IVFD D5% Nacl IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl
cc/jam/ 150 gtt 0,225% 35 gtt micro/i 0,225% 35gtt micro/i 0,225% 35gtt micro/i
micro/I (04:00- - Paracetamol drips -Zinc 1x20 mg -Zinc 1x20 mg
08:00) 4x 10cc - Diet M2 900 kkal - Diet M2 900 kkal
- IVFD RL 35gtt -Zinc 1x20 mg dengan 18gr protein dengan 18gr protein
micro/i - Diet MII 900 kkal
- Paracetamol drips dengan 18gr protein
3x10cc

27
-Zinc 1x20mg
- Diet MII 900 kkal
dengan 18gr protein
- Vit A 200.000 IU
(1x Pemberian)
Usul

TABEL FOLLOW UP PASIEN

Tanggal (hari Hari rawatan 5 (30 Hari rawatan 6 (31 Mei Hari rawatan 37 (01
rawatan) Mei 2015) 2015) juni 2015)
Keluhan Ruam makula Ruam makula papular Ruam makula papular
appular pada pada seluruh badan(+), pada seluruh badan(+),
seluruh badan(+), demam(-) demam(-)
demam(-)
KU/KP/KG
Sensorium Compos mentis Compos mentis Compos mentis

28
Frekuensi nadi 105x/i 110x/i regular 110x/I regular
Frekuensi nafas 28x/i 28x/i regular,ronchi(-) 24x/I regular
Temperatur 37,3C 37,0C 36,7C
BB Masuk 8,5kg 8,5 kg 8,5kg
Pb Masuk 71 cm 71 cm 71 cm
Status Lokalisata
Kepala
Mata RC+/+,pupil RC+/+,pupil isokhor, RC+/+,pupil isokhor,
isokhor, conj.palpebra inferior conj.palpebra inferior
conj.palpebra pucat (-) pucat (-)
inferior pucat (-)
Hidung Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Telinga Dalam batas normal Dalam batas normal Dalam batas normal
Mulut Mukosa bibir Dalam batas normal Dalam batas normal
kering
Leher Pembesaran KGB Pembesaran KGB (-) Pembesaran KGB (-)
(-)
Thorax
Inspeksi Simetris fusiformis, Simetris fusiformis, Simetris fusiformis,
retraksi (-), ruam retraksi (-),ruam makula retraksi (-),ruam
makula papular(+) papular(+) makula papular(+)
Palpasi SF ka = ki SF ka = ki SF ka = ki
Perkusi Sonor pada kedua Sonor pada kedua Sonor pada kedua
lapangan paru lapangan paru lapangan paru
Auskultasi SP : Vesikuler SP : Vesikuler SP : Vesikuler
ST : (-) ST : (-) ST : (-)
HR : 105x/i reguler HR : 110x/i reguler HR : 110x/i reguler
RR :282x/i regular RR : 28x/i regular RR : 24x/i regular
Abdomen
Inspeksi Simetris, ruam Simetris, ruam makula Simetris, ruam makula

29
makula papular(+) papular(+) papular(+)
Palpasi Soepel, Hati dan Soepel, Hati dan limfa Soepel, Hati dan limfa
limfa tidak teraba tidak teraba tidak teraba
Perkusi Timpani Timpani Timpani
Auskultasi Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N Peristaltik (+) N
Ekstremitas
Atas Pulse 105x/I Pulse 110x/I reguler,T/V Pulse 110x/I
reguler,T/V cukup, cukup, akral reguler,T/V cukup,
akral hangat,CRT<3, ruam akral hangat,CRT<3,
hangat,CRT<3, makula papular(+) ruam makula papular(+)
ruam makula
papular(+)
Bawah Akral hangat, Akral hangat, CRT<3, Akral hangat, CRT<3,
CRT<3, ruam ruam makula papular(+) ruam makula papular(+)
makula papular(+)
Kulit Turgor kembali Turgor kembali cepat Turgor kembali cepat
cepat
Genitalia O.s seorang O.s seorang perempuan O.s seorang perempuan
perempuan dan dan tidak ada kelainan dan tidak ada kelainan
tidak ada kelainan
Pemeriksaan
Penujang
Diagnosis Morbili + GE tanpa Morbil+GE tanpa Morbil+GE tanpa
dehidrasi dehidrasi
Terapi - IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl IVFD D5% NaCl
0,225% RL 35gtt 0,225% 35gtt micro 0,225% 35gtt micro
micro/i -Zinc 1x20 mg -Zinc 1x20 mg
-Zinc 1x20mg - Diet MII 900 kkal - Diet M2 900 kkal
- Diet MII 900 kkal dengan 18gr protein dengan 18gr protein
dengan 18gr protein

30
Usul

31

Вам также может понравиться

  • Formulir Rawat Jalan
    Formulir Rawat Jalan
    Документ3 страницы
    Formulir Rawat Jalan
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Manajemen Nyeri Rs Mata Smec
    Manajemen Nyeri Rs Mata Smec
    Документ58 страниц
    Manajemen Nyeri Rs Mata Smec
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Deformitas Sendi
    Deformitas Sendi
    Документ1 страница
    Deformitas Sendi
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Skizo
    Kata Pengantar Skizo
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar Skizo
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Lapkas Hernia Inguinal
    Lapkas Hernia Inguinal
    Документ46 страниц
    Lapkas Hernia Inguinal
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Folat Kehamilan
    Folat Kehamilan
    Документ18 страниц
    Folat Kehamilan
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Formulir Rawat Jalan
    Formulir Rawat Jalan
    Документ3 страницы
    Formulir Rawat Jalan
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Anak
    Anak
    Документ5 страниц
    Anak
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • PPK Hipertensi Emergency
    PPK Hipertensi Emergency
    Документ2 страницы
    PPK Hipertensi Emergency
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • KB Interval
    KB Interval
    Документ56 страниц
    KB Interval
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Lapkas Paru
    Lapkas Paru
    Документ14 страниц
    Lapkas Paru
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Hi DR Amnion
    Hi DR Amnion
    Документ6 страниц
    Hi DR Amnion
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • ISI KB
    ISI KB
    Документ35 страниц
    ISI KB
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Abses Periapikal
    Abses Periapikal
    Документ35 страниц
    Abses Periapikal
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Myastenia Gravis
    Myastenia Gravis
    Документ15 страниц
    Myastenia Gravis
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Case Apendisitis ISIP
    Case Apendisitis ISIP
    Документ9 страниц
    Case Apendisitis ISIP
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Skizo Hebefrenik
    Skizo Hebefrenik
    Документ23 страницы
    Skizo Hebefrenik
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar Proposal K Ria
    Kata Pengantar Proposal K Ria
    Документ2 страницы
    Kata Pengantar Proposal K Ria
    Slamet Edi
    Оценок пока нет
  • BAB 2 Lapkas
    BAB 2 Lapkas
    Документ16 страниц
    BAB 2 Lapkas
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Persentase Kasus
    Persentase Kasus
    Документ12 страниц
    Persentase Kasus
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Sampul Fathma
    Sampul Fathma
    Документ2 страницы
    Sampul Fathma
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Lapkas Paru
    Lapkas Paru
    Документ14 страниц
    Lapkas Paru
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • F Isi Paper Halusinasi
    F Isi Paper Halusinasi
    Документ9 страниц
    F Isi Paper Halusinasi
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • lAPKAS (Kesimpulan)
    lAPKAS (Kesimpulan)
    Документ3 страницы
    lAPKAS (Kesimpulan)
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Cover Inhip
    Cover Inhip
    Документ7 страниц
    Cover Inhip
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • Wefwef Ppok
    Wefwef Ppok
    Документ43 страницы
    Wefwef Ppok
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • DAFTAR ISI Betul
    DAFTAR ISI Betul
    Документ2 страницы
    DAFTAR ISI Betul
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • MORbILI Paling Baruuu
    MORbILI Paling Baruuu
    Документ31 страница
    MORbILI Paling Baruuu
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет
  • HAEMOSTASIS & Fibrinolisis
    HAEMOSTASIS & Fibrinolisis
    Документ21 страница
    HAEMOSTASIS & Fibrinolisis
    Rifni Amalia
    Оценок пока нет