Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan peta topografi yang disediakan, dimana titik asal (origin) dan
tujuan (destination) telah ditentukan, dilakukan pencarian lintasan.
Langkah awal adalah memperhatikan situasi medan, contour tersebut terus
ditelusuri untuk mencari lintasan yang sesuai dengan PPGJR (Peraturan
Perencanaan Geometrik Jalan Raya) No. 15 tahun 1970 serta ketentuan-ketentuan
lain yang diberikan dalam tugas rancangan ini. Dalam proses pemilihan lintasan,
tinjauan geometrik harus dilakukan secara konsisten yaitu kesesuaian antara
tikungan dan kelandaian, dengan pertimbangan bahwa kendaraan yang lewat
belum tentu mengenal jalur tersebut. Banyak timbul kecelakaan pada titik-titik
dimana terjadi perubahan tiba-tiba atau yang tidak menerus pada lengkungan atau
kelandaian dan jarak pandang yang tidak cukup.
Perencanaan lintasan ini dibuat tiga alternatif dimana dari ketiga alternatif
tersebut dipilih yang sesuai dengan peraturan yang ada.
Pada gambar akan terlihat apakah jalan tersebut merupakan jalan lurus,
menikung ke kiri, atau ke kanan. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian garis lurus,
lengkung berbentuk lingkaran dan lengkung peralihan dari bentuk garis lurus ke
bentuk busur lingkaran. Perencanaan geometrik jalan memfokuskan pada
pemilihan letak dan panjang dari bagian-bagian ini, sesuai dengan kondisi medan
sehingga terpenuhi kebutuhan akan pengoperasian lalu lintas, dan keamanan
(ditinjau dari jarak pandangan dan sifat mengemudikan kendaraan di tikungan).
Bentuk tikungan dalam perencanaan tikungan pada rancangan ini meliputi Full
Circle dan Spiral-Circle-Spiral.
Pada gambar akan terliat apakah jalan tersebut tanpa kelandaian, mendaki
atau menurun. Pada perencanaan alinyemen vertikal ini dipertimbangkan
bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan
sifat operasi kendaraan, keamanan, jarak pandangan, dan fungsi jalan. Pemilihan
alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul
akibat adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan.
2. Stripping
Stripping yaitu penggusuran atau pembuangan tanah permukaan (top soil)
karena tanah permukaan ini tidak kuat menahan konstruksi sebab terdiri dari tanah
humus. Pekerjaan stripping ini dilaksanakan setelah diselesaikan pembersihan
permukaan tanah (setelah dilakukan pekerjaan Clearing dan Grubbing).
AS
Fill
Cut
4. Compaction (Pemadatan)
Yaitu usaha untuk memadatkan tanah yang telah mengalami pengusikan
agar dapat menahan beban yang ada diatasnya. Pemadatan ini dilakukan baik pada
daerah cut maupun pada daerah fill. Serta pemadatan material pada lapisan sub
base dan base .