0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
977 просмотров11 страниц
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit. Materialitas dan risiko audit penting dalam merencanakan audit untuk memperoleh bukti audit yang memadai. Risiko audit dipengaruhi oleh risiko bawaan, pengendalian, dan deteksi. Semakin besar risiko, semakin banyak bukti diperlukan untuk mendapat keyakinan memadai.
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit. Materialitas dan risiko audit penting dalam merencanakan audit untuk memperoleh bukti audit yang memadai. Risiko audit dipengaruhi oleh risiko bawaan, pengendalian, dan deteksi. Semakin besar risiko, semakin banyak bukti diperlukan untuk mendapat keyakinan memadai.
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit. Materialitas dan risiko audit penting dalam merencanakan audit untuk memperoleh bukti audit yang memadai. Risiko audit dipengaruhi oleh risiko bawaan, pengendalian, dan deteksi. Semakin besar risiko, semakin banyak bukti diperlukan untuk mendapat keyakinan memadai.
by Syafdinal Ncap, Senior Auditor at PT.DIRGANTARA INDONESIA on Oct 19, 2012
Hubungan, risiko audit dan bukti audit Document
Transcript 1. Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidakmungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yangdicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harusmenggunakan konsep materialitas dan konsep risiko auditdalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah sajiyang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agarpemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnyasalah saji tersebut.Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditordalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yangsebenarnya berisi salah saji material.Materialitas dibagi menjadi 2 golongan :1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan2. Materialitas pada tingkat saldo akunPENGERTIAN RISIKO AUDITRisiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpadisadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimanamestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandungsalah saji material.Risiko audit digolongkan menjadi 2 :1. Risiko audit keseluruhan2. Risiko audit individualTerdapat 3 unsur risiko audit:1. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.2. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau 2. dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas. 3. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit dan risiko audit sebagai berikut:1) Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.2) Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.3) Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut: a) menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan, b) menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan. c) menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama. ASSESSMENT INHERENT RISK Materialitas dan risiko adalah unsur penting dalam merencanakan audit dan merancang pendekatan yang akan digunakan dalam audit dan dengan tujuan agar memperoleh bukti audit yang kompeten. Langkah-langkah yang ditempuh yang ditempuh dalam menentukan materalitas dan menetapkan risiko audit yaitu : Menentukan pertimbangan awal mengenai materialitas Mengalokasi pertimbangan awal mengenai materialitas ke dalam segmen Mengestimasi salah saji gabungan 3. Membandingkan estimasi salah saji gabungan dengan pertimbangan awal mengenai materialitasMengenai risiko dalam audit dapat digambarkan dengan :PDR = AARIR X CRDengan pengertian :PDR (Planned Detection Risk) = Risiko penemuan yangdirencanakanAAR (Acceptable Audit Risk) = Risiko audit yang diterimaIR (Inherent Risk) = Risiko bawaanCR (Control Risk) = Risiko pengendalianPDR / Planned Detection RiskRisiko penemuan yang direncanakan adalah risiko bahwabahan bukti yang dikumpulkan dalam segmen gagalmenemukan salah saji yang melewati jumlah yang dapatditoleransi, kalau salah saji semacam itu timbul.AAR / Acceptable Audit RiskRisiko audit yang dapat diterima adalah ukuran ketersediaanauditor untuk menerima bahwa laporan keuangan salah sajisecara material walaupun audit telah selesai dan pendapatwajar tanpa pengecualian telah diberikan.CR / Control RiskRisiko pengendalian adalah ukuran penetapan auditor akankemungkinan adanya kekeliruan (salah saji) dalam segmenaudit yang melewati batas toleransi, yang tak terdeteksi atautercegah oleh struktur pengendalian intern klien.IR / Inherent Risk (Risiko Bawaan) adalah : penetapan auditor akan kemungkinan adanya salah saji dalam segmen audit yang melewati batas toleransi, sebelum memperhitungkan faktor efektifitas pengendalian intern. faktor kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji yang material, dengan asumsi tidak ada pengendalian intern. 4. Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldo akunatau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yanglain.Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkindisajikan salah jika dibandingkan dengan perhitungan yangsederhana.Uang tunai lebih mudah dicuri daripada sediaan batubara.Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal dari estimasiakuntansi cenderung mengandung risiko lebih besardibandingkan dengan akun yang sifatnya relatif rutin dan berisidata berupa fakta.Faktor ekstern juga mempengaruhi risiko bawaan.Sebagai contoh, perkembangan teknologi mungkinmenyebabkan produk tertentu menjadi usang, sehinggamengakibatkan sediaan produk sediaan dilaporkan lebih besar.Disamping itu, terhadap faktor-faktor tersebut yang khususmenyangkut saldo akun atau golongan transaksi tertentu,faktor-faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruhsaldo akun atau golongan transaksi mungkin mempengaruhirisiko bawaan yang berhubungan dengan saldo akun ataugolongan transaksi tertentu.Faktor yang terakhir ini mencakup, misalnya kekurangan modalkerja untuk melanjutkan usaha atau penurunan aktivitas industriyang ditandai oleh banyaknya kegagalan usaha.Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untukmengubah risiko bawaan.Sebaliknya, auditor harus menetapkan faktor-faktor pembentukrisiko tersebut dan memodifikasi bahan bukti audit.Faktor-faktor utama di bawah ini harus ditelaah dalam risikobawaan: Sifat bidang usaha klien Integritas manajemen Motivasi klien Hasil audit sebelumnya 5. Penugasan pertama atau penugasan ulang Hubungan istimewa Transaksi tidak rutin Pertimbangan yang diperlukan untuk mencatat saldo akun dan transaksi secara benar Kerentanan terhadap kecurangan Unsur-unsur populasi.Dari Struktur organisasi perusahaan BILTRITE BICYCLE INC.dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya sebagai berikut :Kekuatan1. Telah memiliki divisi IT yang terpisah antara pengembangan IT dan aplikasinya (SIM Manager )2. Adanya Auditor InternalKelemahan1. Penggabungan antara Fungsi Pembelian, Manajer Pabrik dan Fungsi Pengawas2. Corporate Controller berada di bawah CEO, sehingga kurang independen3. CBIS di bawah Corporate ControlerExistence: transaksi yang ada belum tentu terjadi, perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan dokumen.Valuation : apakah transaksi sudah dicatat dalam jumlah yangbenar, diklasifikasikan dengan tepat, dicatat dalam periodeyang tepat.Completeness : apakah transaksi piutang sudah dicatat ataubelum.Rights & Obligations : apakah asset yang dicatat benar-benarmenjadi hak perusahaan dan apakah hutang yang dicatatbenar-benar menjadi kewajiban.Presentation & Disclosure : apakah ada transaksi-transaksiyang belum diungkapkan. 6. Prosedur audit Review jurnal dan master file untuk transaksi yang tidak rutin dan teliti jumlahnya. Telusuri jurnal penjualan ke tembusan order penjualan, faktur penjualan dan dokumen pengiriman.Mengurangi transaksi hubungan istimewa seperti pemberianpinjaman kepada pemegang saham atau transaksi hubunganistimewa tersebut bisa tetap terjadi atau ada asalkan dibarengidengan internal kontrol yang baikKonsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baiksecara individual atau keseluruhan, adalah penting bagikewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsipakuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sedangkanbeberapa hal lainnya adalah tidak penting.Frasa "menyajikan secara wajar, dalam semua hal yangmaterial, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diIndonesia, menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporankeuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah sajimaterial. Laporan keuangan mengandung salah saji material apabilalaporan keuangan tersebut mengandung salah saji yangdampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukupsignifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangantidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diIndonesia.Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan ataukecurangan.Dalam perencanaan audit, auditor berkepentingan denganmasalah-masalah yang mungkin material terhadap laporankeuangan, Auditor tidak bertanggung jawab untukmerencanakan dan melaksanakan audit untuk memperolehkeyakinan memadai bahwa salah saji, yang disebabkan karena 7. kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporankeuangan.Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yangtidak disengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporankeuangan.Kekeliruan mencakup:1. Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan.2. Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta.3. Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.______________________________kewajaran laporan keuangan.Langkah-langkah ini biasanya akan mengarahkan auditor kekesimpulan yang benar.Definisi risiko audit ini juga tidak mencakup risiko yang timbulsebagai akibat pengambilan keputusan pelaporan yang tidaksemestinya, yang tidak berkaitan dengan deteksi dan evaluasisalah saji dalam laporan keuangan, seperti pengambilankeputusan yang tidak semestinya mengenai bentuk laporanauditor karena adanya ketidakpastian atau batasan atas lingkupaudit.Konsep risiko audit dan materialitas juga berlaku terhadaplaporan keuangan yang disajikan sesuai dengan basis akuntansikomprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum diIndonesia;.Kekeliruan tidak mencakup dampak proses akuntansi yangdipakai untuk kenyamanan, seperti penyelenggaraan catatanakuntansi dengan basis kas atau basis pajak dan secaraperiodik dilakukan penyesuaian terhadap catatan tersebut untukmembuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansiyang berlaku umum di Indonesia. 8. Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan AuditMeskipun kecurangan merupakan pengertian yang luasdari segi hukum, kepentingan auditor secara khusus berkaitandengan tindakan curang yang menyebabkan salah saji materialdalam laporan keuangan.Dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditordalam audit laporan keuangan-salah saji yang timbul darikecurangan dalam pelaporan keuangan dan salah saji yangtimbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.Dua tipe salah saji ini dijelaskan lebih lanjut dalam SA Seksi 316(PSA No. 32 dan PSA No. 70)Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit LaporanKeuangan. Faktor utama yang membedakan kecurangandengan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinyayang berakibat pada salah saji dalam laporan keuanganmerupakan tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.Pada waktu mempertimbangkan tanggung jawab auditoruntuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporankeuangan bebas salah saji material, tidak ada perbedaanpenting antara kekeliruan dengan kecurangan. Namun,terdapat perbedaan, dalam hal tanggapan auditor terhadapsalah saji yang terdeteksi. Umumnya kekeliruan yangterisolasi, tidak material dalam pengolahan data akuntansiatau penerapan prinsip akuntansi tidak signifikan terhadapaudit.Sebaliknya, bila kecurangan dideteksi, auditor harusmempertimbangkan implikasi integritas manajemen ataukaryawan dan kemungkinan dampaknya terhadap aspek audit.Pada waktu menyimpulkan apakah dampak salah saji, secaraindividual atau secara gabungan, material, auditor biasanyaharus mempertimbangkan sifat dan jumlah dalam kaitannya 9. dengan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yangdiaudit.Sebagai contoh, suatu jumlah yang material bagi laporankeuangan di suatu entitas mungkin tidak material bagi laporankeuangan entitas lain dengan ukuran atau sifat yang berbeda.Begitu juga, apa yang material bagi laporan keuangan entitastertentu kemungkinan berubah dari satu periode ke periodeyang lain.Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakanpertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditoratas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai danyang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan.Pertimbangan mengenai materialitas yang digunakan oleh auditordihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakuppertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabilaterjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yangmelingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhipertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasitersebut.Definisi tersebut mengakui pertimbangan materialitas dilakukandengan memperhitungkan keadaan yang melingkupi dan perlumelibatkan baik pertimbangan kuantitatif maupun kualitatif.Sebagai akibat interaksi antara pertimbangan kuantitatif dankualitatif dalam mempertimbangkan materialitas, salah saji yangjumlahnya relatif kecil yang ditemukan oleh auditor dapatberdampak material terhadap laporan keuangan.Sebagai contoh, suatu pembayaran yang melanggar hukumyang jumlahnya tidak material dapat menjadi material, jikakemungkinan besar hal tersebut dapat menimbulkan kewajibanbersyarat yang material atau hilangnya pendapatan yangmaterial.PERENCANAAN AUDIT 10. Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitasbaik dalam:(a) Merencanakan audit dan merancang prosedur audit, dan(b)Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhandisajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuaidengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitasuntuk hal yang disebutkan pada butir (a) untuk memperolehbukti audit kompeten yang cukup dan sebagai dasar memadaiuntuk mengevaluasi laporan keuangan untuk butir (b).Pertimbangan pada Tingkat Laporan KeuanganAuditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa,sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah,yang menurut pertimbangan profesionalnya, memadai untukmenyatakan pendapat atas laporan keuangan. Risiko auditdapat ditentukan dalam ukuran kuantitatif atau kualitatif.SA Seksi 311 (PSA No.05) Perencanaan dan Supervisimengharuskan auditor dalam perencanaan auditnya untukmemperhitungkan antara lain, pertimbangan awal tentangtingkat materialitas untuk tujuan audit. Pertimbangan tersebutmungkin dikuantitatifkan atau mungkin tidak.Menurut SA Seksi 311 (PSA No.05) tersebut, sifat, saat, danlingkup perencanaan bervariasi sesuai dengan faktor-faktor:ukuran dan kerumitan entitas, pengalaman auditor mengenaientitas, dan pengetahuannya tentang bisnis entitas yangbersangkutan. Oleh karena itu, pertimbangan risiko audit danmaterialitas juga bervariasi dengan faktor-faktor tersebut.Faktor tertentu yang berkaitan dengan entitas jugamempengaruhi sifat, saat dan lingkup prosedur audit untuk saldoakun tertentu atau golongan transaksi serta asersi yangbersangkutan.Penaksiran risiko salah saji material (yang disebabkan olehkekeliruan atau kecurangan) harus dilakukan dalam 11. perencanaan. Pemahaman auditor tentang pengendalian internmungkin meningkatkan atau menurunkan kepedulian auditortentang risiko salah saji material.Dalam mempertimbangkan risiko audit, auditor harus secarakhusus menaksir risiko salah saji material dalam laporankeuangan sebagai akibat dari kecurangan.Auditor harus mempertimbangkan dampak penaksirantersebut atas strategi audit menyeluruh dan pelaksanaan danlingkup audit yang diharapkan.Salah dalam jumlah yang sangat kecil mungkin sangat tinggi.Dengan menganggap pertimbangan perencanaan lain tetapsama, jika auditor ingin menurunkan tingkat risiko audit yangmenurut pertimbangannya telah memadai untuk suatu saldo akunatau golongan transaksi atau jika ia menginginkan penurunanjumlah salah saji dalam suatu saldo akun atau golongan transaksiyang dianggap material, maka auditor harus melaksanakan salahsatu atau lebih langkah berikut:a) Memilih prosedur audit yang lebih efektif.b) Melaksanakan prosedur audit lebih dekat ke tanggal neraca, atauc) Memperluas prosedur audit tertentu.Dalam menentukan sifat, saat, dan lingkup proseduraudit yang akan diterapkan terhadap saldo akun ataugolongan transaksi tertentu, auditor harus merancangsuatu prosedur yang dapat memberinya keyakinanmemadai untuk dapat mendeteksi salah saji yangmenurut keyakinannya, berdasarkan pertimbangan awaltentang materialitas, mungkin material terhadap laporankeuangan secara keseluruhan, jika digabungkan dengansalah saji yang terdapat dalam saldo akun ataugolongan transaksi yang lain. 12. Auditor menggunakan berbagai metode untukmerancang prosedur guna menemukan salah saji yangdemikian.Dalam hal tertentu, auditor secara tegasmemperkirakan, untuk tujuan perencanaan, jumlahmaksimum salah saji dalam suatu saldo akun ataugolongan transaksi yang apabila digabungkan dengansalah saji yang terdapat dalam saldo atau golonganyang lain, tidak menyebabkan laporan keuangan auditanmengandung salah saji material.Dalam hal lain, auditor menghubungkan pertimbanganawalnya tentang materialitas dengan saldo akun ataugolongan transaksi tertentu, tanpa memperkirakansalah saji secara tegas.Auditor perlu mempertimbangkan risiko audit padatingkat akun atau golongan transaksi secara individual,karena pertimbangan yang demikian secara langsungmembantunya dalam menentukan lingkup prosedur audituntuk saldo akun atau golongan transaksi tersebut.Auditor harus berusaha membatasi risiko audit padatingkat saldo atau golongan transaksi individualsedemikian rupa, sehingga memungkinkannya, pada saatpenyelesaian audit, untuk menyatakan pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan dengan tingkatrisiko audit yang cukup rendah.Auditor menggunakan berbagai pendekatan untukmencapai tujuan tersebut.Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi,risiko audit terdiri dari: 13. 1. risiko yang meliputi risiko bawaan (inherent risk) dan risiko pengendalian (control risk) bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah saji (disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan) yang dapat menjadi material terhadap laporan keuangan apabila digabungkan dengan salah saji pada saldo akun atau golongan transaksi lainnya, dan2. risiko deteksi (detection risk) bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji tersebut.Cara yang digunakan oleh auditor untukmempertimbangkan komponen tersebut dankombinasinya melibatkan pertimbangan profesionalauditor dan tergantung pada pendekatan audit yangdilakukannya.A. RISIKO BAWAANRisiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akunatau golongan transaksi terhadap suatu salah sajimaterial, dengan asumsi bahwa tidak terdapatpengendalian yang terkait.Risiko salah saji demikian adalah lebih besar pada saldoakun atau golongan transaksi tertentu dibandingkandengan yang lain.Sebagai contoh, perhitungan yang rumit lebih mungkindisajikan salah jika dibandingkan dengan perhitunganyang sederhana.Uang tunai lebih mudah dicuri daripada sediaan batubara. Akun yang terdiri dari jumlah yang berasal dariestimasi akuntansi cenderung mengandung risiko lebih 14. besar dibandingkan dengan akun yang sifatnya relatifrutin dan berisi data berupa fakta.Faktor ekstern juga mempengaruhi risiko bawaan.Sebagai contoh, perkembangan teknologi mungkinmenyebabkan produk tertentu menjadi usang, sehinggamengakibatkan sediaan cenderung dilaporkan lebihbesar.Di samping itu, terhadap faktor-faktor tersebut yangkhusus menyangkut saldo akun atau golongan transaksitertentu, faktor-faktor yang berhubungan denganbeberapa atau seluruh saldo akun atau golongantransaksi mungkin mempengaruhi risiko bawaan yangberhubungan dengan saldo akun atau golongantransaksi tertentu.Faktor yang terakhir ini mencakup, misalnya kekuranganmodal kerja untuk melanjutkan usaha atau penurunanaktivitas industri yang ditandai oleh banyaknyakegagalan usaha. Lihat SA Seksi 316 (PSA No. 32 danPSA No. 70)B. RISIKO PENGENDALIANRisiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salahsaji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidakdapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu olehpengendalian intern entitas.Risiko ini merupakan fungsi efektivitas desain danoperasi pengendalian intern untuk mencapai tujuanentitas yang relevan dengan penyusunan laporankeuangan entitas. Beberapa risiko pengendalian akan 15. selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiappengendalian intern.C. RISIKO DETEKSIRisiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapatmendeteksi salah saji material yang terdapat dalamsuatu asersi.Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas proseduraudit dan penerapannya oleh auditor.Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yangada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldoakun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karenaketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun ataugolongan transaksi tersebut diperiksa 100%.Ketidakpastian lain semacam itu timbul karena auditormungkin memilih suatu prosedur audit yang tidaksesuai, menerapkan secara keliru prosedur yangsemestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit.Ketidakpastian lain ini dapat dikurangi sampai padatingkat yang dapat diabaikan melalui perencanaan dansupervisi memadai dan pelaksanaan praktik auditRISIKO BAWAAN DAN RISIKO PENGENDALIANBERBEDA DENGAN RISIKO DETEKSI.Risiko Bawaan dan Risiko Pengendalian, terlepas daridilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan,sedangkan Risiko Deteksi berhubungan denganprosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditoritu sendiri. 16. Risiko Deteksi mempunyai hubungan yang terbalikdengan risiko bawaan dan risiko pengendalian.Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalianyang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksiyang dapat diterima.Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan danrisiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin keciltingkat risiko deteksi yang dapat diterima.Komponen risiko audit ini dapat ditentukan secarakuantitatif, seperti dalam bentuk persentase atau secaranonkuantitatif yang berkisar, misalnya, dari minimumsampai dengan maksimum.Pada saat auditor menetapkan risiko bawaan untuksuatu asersi yang berkaitan dengan saldo akun ataugolongan transaksi, ia mengevaluasi berbagai faktor yangmemerlukan pertimbangan profesional.Dalam melakukan hal tersebut, auditor tidak hanyamempertimbangkan faktor yang secara khususberhubungan dengan saldo akun atau golongan transaksitersebut, tetapi juga faktor-faktor lain yang terdapat dalamlaporan keuangan secara keseluruhan, yang dapatmempengaruhi risiko bawaan yang berhubungan dengansaldo akun atau golongan transaksi itu.Apabila auditor berkesimpulan bahwa usaha yangdibutuhkan untuk mengevaluasi risiko bawaan suatuasersi akan melebihi pengurangan potensial dalamluasnya prosedur audit sebagai akibat pengandalanterhadap hasil penetapan tersebut, auditor harus 17. menetapkan risiko bawaan pada tingkat yang maksimumpada saat merancang prosedur audit.Auditor juga menggunakan pertimbangan profesionaldalam menetapkan risiko pengendalian untuk suatuasersi yang berhubungan dengan suatu saldo akun ataugolongan transaksi.Penetapan risiko pengendalian didasarkan atas cukupatau tidaknya bukti audit yang mendukung efektivitaspengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salahsaji asersi dalam laporan keuangan.Apabila auditor yakin bahwa pengendalian intern tidakada kaitannya dengan asersi tersebut atau tidak efektif,atau jika ia yakin bahwa evaluasi terhadap efektivitaspengendalian intern tidak efisien, ia akan menentukanrisiko pengendalian untuk asersi tersebut pada tingkatyang maksimum.Auditor dapat melakukan penetapan risiko bawaan danrisiko pengendalian secara terpisah atau secaragabungan.Apabila auditor menganggap risiko bawaan dan risikopengendalian, baik secara terpisah maupun secaragabungan, adalah kurang dari maksimum, ia harusmempunyai dasar yang cukup.Dasar ini dapat diperoleh, misalnya melaluipengendalian. 18. Apabila penetapan auditor terhadap risiko bawaan danrisiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang dapatditerimanya akan meningkat.Namun, auditor tidak boleh sepenuhnya mengandalkanrisiko bawaan dan risiko pengendalian, dengan tidakmelakukan pengujian substantif terhadap saldo akunatau golongan transaksi, yang di dalamnya mungkinterkandung salah saji yang mungkin material jikadigabungkan dengan salah saji yang ada pada saldoakun atau golongan transaksi yang lain.Audit terhadap laporan keuangan adalah suatu proseskumulatif; sewaktu auditor melaksanakan prosedur audityang direncanakan, bukti yang diperoleh auditormungkin menyebabkan ia memodifikasikan sifat, saat,dan lingkup prosedur lain yang telah direncanakantersebut.Dari pelaksanaan prosedur audit atau dari sumber lainselama audit berlangsung, auditor mungkin memperolehinformasi yang jauh berbeda dengan informasi yangsemula digunakan sebagai dasar untuk menyusunrencana audit.Sebagai contoh, besarnya salah saji yang ditemukanmungkin mengubah pertimbangan auditor tentangtingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian.Di samping itu, informasi lain yang diperoleh yangberkaitan dengan laporan keuangan mungkin mengubahpertimbangan awal auditor mengenai materialitas. 19. Dalam hal demikian, auditor mungkin perlumengevaluasi kembali prosedur audit yangdirencanakan, berdasarkan atas pertimbangan yangtelah diperbaiki tentang risiko audit dan materialitasuntuk seluruh atau sebagian saldo akun atau golongantransaksi dan asersi yang terkait.EVALUASI TEMUAN AUDITDalam mengevaluasi apakah laporan keuangan telahdisajikan secara wajar, dalam semua hal yang material,sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum diIndonesia, auditor harus menggabungkan semua salahsaji yang tidak dikoreksi oleh entitas tersebutsedemikian rupa, sehingga memungkinkannya untukmempertimbangkan apakah laporan keuangan secarakeseluruhan telah disajikan salah secara materialdalam hubungannya dengan jumlah individual, subtotal,atau jumlah keseluruhan dalam laporan keuangan.Pertimbangan yang bersifat kualitatif jugamempengaruhi kesimpulan yang diambil oleh auditordalam menentukan materialitas salah saji.Penggabungan salah saji yang diuraikan di atasharus mencakup estimasi terbaik auditor mengenaijumlah seluruh salah saji dalam saldo akun ataugolongan transaksi yang telah diperiksa, dan tidakterbatas hanya pada jumlah salah saji yang telahdiidentifikasi secara khusus.Pada saat auditor menguji saldo akun atau golongantransaksi dan asersi yang terkait dengan menggunakanprosedur analitik, auditor biasanya tidak akan dapatsecara khusus mengidentifikasi adanya salah saji,namun ia hanya akan memperoleh suatu petunjuk 20. tentang adanya kemungkinan salah saji dalam saldoakun atau golongan transaksi dan juga kemungkinansalah dalam taksiran besarnya.Jika prosedur analitik memberikan petunjuk bahwamungkin terdapat salah saji, namun jumlahnya tidakdapat diperkirakan, auditor umumnya harusmenerapkan prosedur lain yang memungkinkannyamemproyeksikan salah saji dalam saldo akun ataugolongan transaksi tersebut.Apabila auditor m enggunakan sampling audit untukmenguji asersi suatu saldo akun atau golongantransaksi, ia memproyeksikan jumlah salah saji yangdiketahuinya berdasarkan sampel tersebut ke asersiyang diperiksa dalam saldo akun atau golongantransaksi yang bersangkutan.Proyeksi salah saji tersebut, bersama dengan hasilpengujian substantif lainnya, mendukung penentuanauditor mengenai kemungkinan salah saji dalam saldoakun dan golongan transaksi tersebut.Risiko terjadinya salah saji material dalam laporankeuangan umumnya lebih besar jika saldo akun dangolongan transaksi berisi estimasi akuntansi,dibandingkan dengan jika saldo akun dan golongantransaksi berisi data yang bersifat faktual.Hal ini karena adanya subjektivitas bawaan yangterkandung dalam estimasi peristiwa yang akan datangyang terdapat dalam setiap estimasi akuntansi.Misalnya estimasi mengenai: keusangan sediaan, tidaktertagihnya piutang, dan kewajiban garansi, adalah 21. tergantung tidak hanya pada peristiwa yang terjadi dimasa depan yang tidak dapat diperkirakan, namun jugatergantung pada salah saji yang mungkin timbul karenapenggunaan data yang tidak cukup atau tidaksemestinya, atau karena salah penggunaan data yangsemestinya.Berhubung tidak ada satu pun estimasi akuntansi yangdapat dijamin ketepatannya, auditor harus menyadaribahwa adanya perbedaan antara estimasi yang didukungpenuh oleh bukti audit dengan estimasi yangdicantumkan dalam laporan keuangan merupakan suatuhal yang wajar, oleh karena itu perbedaan tersebut tidakdapat dianggap sebagai kemungkinan salah saji.Namun, apabila auditor berkesimpulan bahwa jumlahyang diestimasi dalam laporan keuangan tersebut tidakmasuk akal, ia harus memperlakukan perbedaan antaraestimasi tersebut dengan estimasi yang pantas sebagaikemungkinan adanya salah saji dan menggabungkannyadengan kemungkinan salah saji lainnya.Auditor juga harus mempertimbangkan apakahperbedaan antara estimasi yang didukung bukti audit danestimasi yang dicantumkan dalam laporan keuanganmemberikan petunjuk adanya kecenderunganmanajemen entitas untuk menyajikan laporan keuanganmenurut keinginannya, meskipun kedua estimasi tersebutsecara individual dianggap wajar.Sebagai contoh, jika setiap estimasi akuntansi yangdicantumkan dalam laporan keuangan merupakanestimasi yang dianggap wajar secara individual, tetapi jikaperbedaan antara masing masing estimasi tersebutdengan estimasi yang didukung oleh bukti audit 22. cenderung untuk meningkatkan laba, auditor harusmempertimbangkan kembali estimasi tersebut secarakeseluruhan.Kemungkinan salah saji dalam periode sebelumnyabelum dikoreksi oleh entitas, karena hal tersebut tidakmenyebabkan salah saji material dalam laporankeuangan periode yang bersangkutan.Salah saji tersebut mungkin juga mempengaruhi laporankeuangan periode sekarang. Jika auditor yakin bahwaterdapat risiko yang sangat tinggi bahwa laporankeuangan periode sekarang kemungkinan berisi salahsaji material, dan jika salah saji periode sebelumnya yangberdampak terhadap laporan keuangan periode sekarangdipertimbangkan bersama-sama dengan kemungkinansalah saji periode sekarang, ia harus memasukkandampak kemungkinan salah saji secara gabungantersebut terhadap laporan keuangan periode sekarang.Jika auditor berkesimpulan, berdasarkan bukti auditmemadai yang dikumpulkannya, bahwa penggabungankemungkinan salah saji akan menyebabkan salah sajimaterial dalam laporan keuangan, ia harus memintakepada manajemen untuk menghilangkan salah sajimaterial tersebut.Jika salah saji material tersebut tidak dihilangkan,auditor harus memberikan pendapat wajar denganpengecualian atau pendapat tidak wajar atas laporankeuangan.Salah saji material dapat dihilangkan dengan cara,misalnya, penerapan prinsip akuntansi yang sesuai, 23. penyesuaian lain yang bersifat kuantitatif, ataupenambahan pengungkapan yang semestinya.Walaupun pengaruh keseluruhan kemungkinan salahsaji dalam laporan keuangan tidak material, auditorharus menyadari bahwa gabungan salah saji tidakmaterial dalam neraca dapat mengakibatkan salah sajimaterial pada laporan keuangan masa yang akandatang.Jika auditor berkesimpulan bahwa penggabungansalah saji tidak akan mengakibatkan salah sajimaterial dalam laporan keuangan, ia harus menyadaribahwa laporan keuangan masih dapat mengandungsalah saji material karena adanya salah saji lainnyayang tidak dapat ditemukan.Apabila gabungan salah saji meningkat, risiko bahwalaporan keuangan mengandung salah saji material jugameningkat.Auditor pada umumnya mengurangi risiko salah sajimaterial dalam perencanaan audit dengan membatasirisiko deteksi ke tingkat yang dapat diterima untuk suatusaldo akun atau golongan transaksi secara individual.Auditor dapat juga mengurangi risiko salah saji materialdengan mengadakan modifikasi secara berkelanjutanterhadap sifat, saat, dan lingkup prosedur audit yangdirencanakan selama pelaksanaan audit berlangsung.Jika auditor berpendapat bahwa risiko tersebutsedemikian tinggi, ia harus melaksanakan proseduraudit tambahan atau meyakinkan dirinya bahwa entitasyang bersangkutan telah menyesuaikan laporan 24. keuangannya untuk mengurangi risiko salah saji ketingkat yang dapat diterima.Dalam menggabungkan salah saji yang diketahui danyang mungkin terjadi yang tidak dikoreksi oleh entitas,sesuai dengan paragraf 34 dan 35, auditor dapatmenentukan suatu jumlah, yang jika salah saji di bawahjumlah tersebut tidak perlu diakumulasikan. Jumlah iniharus ditetapkan sedemikian rupa sehingga salah sajiapa pun, secara individual atau gabungan dengansalah saji lain, tidak akan material terhadap laporankeuangan, setelah kemungkinan salah saji yang tidakterdeteksi lebih lanjut dipertimbangkan.TAN GGAL BER LAK U EFEK TIFSeksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001.Penerapan lebih awal dari tanggal efektif berlakunyaaturan dalam Seksi ini diizinkan. Masa transisiditetapkan mulai dari 1 Agustus 2001 sampai dengan 31Desember 2001. Dalam masa transisi tersebut berlakustandar yang terdapat dalam Standar ProfesionalAkuntan Publik per 1 Agustus 1994 dan StandarProfesional Akuntan Publik per 1 Januari 2001. Setelahtanggal 31 Desember 2 0 0 1 , hanya ketentuan dalamSeksi ini yang berlaku.