Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Menerobos antrian
Terkadang saya menemukan beberapa orang yang baru datang kesebuah tempat
dimana untuk masuk ke tempat tersebut harus mengantri, justru menerobos antrian
yang sudah ada sebelumnya. Tentu hal ini membuat orang yang sudah mengantri
kesal dan marah. Hal ini dapat membuat antrian menjadi lebih lama karena bisa
terjadi debat antara pengujung yang mengantri.
Berbicara kasar di depan umum
Beberapa bahasa merupakan bahasa yang dinilai kasar jika diucapkan ditempat dan
situasi tertentu. sering saya temui banyak mahasiswa yang sedang berada ditempat
umum dan menggunakan kata-kata kasar tersebut. Menurut saya hal tersebut tidak
seharusnya diucapkan apalagi jika berada di tempat umum. Selain tidak enak
didengar juga dapat membuat orang di sekitar menjadi tidak nyaman berada di
tempat tersebut.
Pemalas
Kebiasaan buruk menunda-nunda pekerjaan merupakan hal yang sering mahasiswa
temui. Padahal menunda-nunda dapat membuat tugas atau suatu aktivitas tidak
dapat selesai tepat waktu serta tidak dapat mengasilkan hasil yang optimal.
3. Aktivitas tidak beretika profesional dalam bekerja untuk sarjana teknik sipil
1. Runtuhnya Rukan Cendrawasih, Samarinda
Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih
Permai, Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur
runtuh pada tanggal 3 Juni 2014 saat masih dalam proses pengerjaan yang menyebabkan
12 pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar 25 m dan panjang 100 m dengan
biaya konstruksi senilai kurang lebih 15 Milyar rupiah.
Dari observasi yang dilakukan penyebab keruntuhan bangunan ini sangatlah
kompleks diantaranya:
Pertama, Kegagalan pondasi. Hal ini didasarkan keterangan bahwa pengerjaan
pengerukan lahan sampai lantai 1 selesai dikerjakan hanya memerlukan waktu enam
bulan. Padahal kondisi tanah eksisting adalah rawa dan merupakan tanah lempung
sehingga memerlukan waktu lama untuk terkonsolidasi jika tanpa penanganan khusus
seperti vertical drain.
Kedua, Kegagalan Struktur Utama. Struktur utama yang dimaksud adalah balok-
kolom. Hal ini didasarkan fakta bahwa pekerja sempat diminta untuk mengecek kolom
yang retak di lantai 2. Meskipun tidak ada data detail mengenai dimensi dan lokasi
keretakan akan tetapi hal ini seharusnya telah menjadi indikasi awal bahwa ada masalah
dengan struktur yang sedang dibangun. Apalagi bila didasarkan pada filosofi desain
struktur yang benar yaitu strong column- weak beam yang artinya kolom tidak boleh
mengalami kegagalan struktur terlebih dahulu daripada balok. Kegagalan kolom ini
sendiri diduga karena adanya deviasi antara perencanaan dan pelaksanaan dimana
kontraktor mengurangi dimensi kolom dan jumlah tulangan yang dipakai.
Ketiga, Kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Penyebab awal keruntuha
adalah lantai 3 yang sedang dikerjakan secara tiba- tiba roboh. Selain karena kolom yang
mengalami kegagalan, maka sistem perancah yang dipakai juga patut dicurigai tidak
dirancang dengan benar. Dari dokumentasi yang ada terlihat bahwa sistem perancah
yang digunakan menggunakan scafolding besi dan beberapa menggunakan kayu dolken.
Bekisting dan sistem perancah seharusnya didesain secara detail baik dalam desain
maupun metode pemasangannya. Inspeksi harus dilakukan secara ketat termasuk
pengecekan terhadap kekuatan beton yang telah dicor yang akan menopang perancah
tersebut.
Keempat, organisasi proyek tidak benar. Proyek rukan ini diketahui tidak memiliki
konsultan perencana. Desain bangunan yang digunakan tidak diketahui darimana
dibuatnya. Pengawasan proyek ini pun hanya dilakukan oleh mandor dari pemborong.
Kelima, adanya pengalihan pekerjaan secara serampangan. Kontraktor proyek
rukan ini semula PT. Firma Abadi yang beralamat di Surabaya menyerahkan
sepenuhnya pekerjaan kepada perseorangan/ individu yang merupakan pemborong
berinisial NI yang beralamat di Samarinda yang kemudian menyerahkan lagi kepada
mandor yang berinisial S. Pengalihan pekerjaan ini meliputi keseluruhan pekerjaan dan
sama sekali tidak ada pengawasan dari Kontraktor utama.
Kondisi scafolding banyak yang sudah keropos dan ada beberapa yang sudah
bolong.
Pemasangan scafolding tidak dilengkapi dengan bracing, sehingga scafolding tidak
stabil.
Adanya perlemahan scafolding yang tidak dihitung seperti adanya jalan akses untuk
kendaraan dibawah struktur yang sedang dibangun.
Peristiwa ini terjadi pada 12 Desember 2008 pagi saat tengah berlangsung uas di
SMKN 1 malingping Kabupaten Lebak.terdapat 26 siswa yang tengah mengikuti uas di
3 ruang kelas. Atap tiga ruang kelas yang ambrol itu adalah dua kelas 2 jurusan
Akuntansi dan satu lagi kelas 2 Jurusan Perkantoran. Kejadiannya dimulai dari rangka
baja di atap ruangan jurusan Perkantoran runtuh selanjutnya rangka baja yang berada di
atas ruang kelas 2 jurusan Akuntansi juga turut runtuh.
Bangunan tersebut didanai dari dana alokasi khusus (DAK) tahun 2007. Kegagalan
konstruksi pada pembangunan gedung sekolah senilai Rp1,5 miliar itu dimulai dari
penyuapan terhadap sejumlah oknum pejabat di Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten
Lebak.. Proyek dimulai pada 21 Juli 2007,Gedung SMKN Malingping langsung
dibangun tanpa didahului dengan penelitian kondisi tanahnya.
Di tengah perjalanan, konstruksi bangunan diubah agar mendapat keuntungan. Di
antaranya, kuda-kuda tidak sesuai gambar perencanaan. Semestinya, memasang 27 buah
konstruksi kuda-kuda dengan volume rangka baja ringan seluas 745,88 meter persegi.
Nyatanya, hanya dipasang 20 konstruksi kuda-kuda dengan ukuran jarak antara 120
sentimeter serta rangka baja ringan seluas 730,80 meter persegi tanpa pemasangan ring
balk.Yang semestinya menggunakan genteng metal roof, namun digunakan genteng
jatiwangi. Hal ini membuat kuda-kuda bangunan berada di bawah ambang batas
kelayakan yang disyaratkan gambar perencanaan serta bangunan tidak didukung
perhitungan kekuatan konstruksi baja ringan.
Peristiwa terjadi pada Kamis 19 September 2013 saat para pekerja sedang
meratakan material cor di lantai dua bangunan tersebut. Sekitar pukul 17.30 WIB, tiba-
tiba konstruki penopang material cor goyah dan membuat bangunan tersebut ambruk.
Sejumlah pekerja berhasil lompat menyelamatkan diri, namun delapan pekerja
mengalami luka-luka dan beberapa diantaranya terjebak di reruntuhan tersebut.
Robohnya areal tangga terjadi karena adanya gangguan antara operator pompa
beton dengan pelaksana pekerjaan yang memberikan instruksi terkait dengan stop-
lanjut. Hal tersebut menyebabkan penumpukan beton pada satu titik sehingga
mengakibatkan beban beton melebihi kapasitas. konstruksi cetakan beton tangga sudah
dirancang sesuai kebutuhan. Namun, akibat kapasitas berlebihan, konstruksi yang sudah
sesuai itu tidak dapat menahan beban. Cetakan beton areal tangga dirancang untuk
kapasitas beban 2 ton per meter persegi. Saat kejadian, cetakan beton menahan beban
hingga 6 ton. Beban semakin bertambah dengan tekanan pompa beton (ready mix).