Вы находитесь на странице: 1из 19

SILINDER HIDROLIS

Linear hidraulic actuator (silinder hidrolis)

Telescpic cylinder

Double-rod cylinder

Cylinder
Aktuator yang menghasilkan gerak linear disebut fluid cylinder/hydraulic cylinder.
Ada bermacam-macam type dari hydraulic cylinder ini tergantung dan dapat dipilih
menurut kebutuhan yang kita inginkan. Sangat sulit untuk mengklasifikasikan semua type
dari cylinder ini, tapi secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Berputar atau tidak
2. Piston atau plunger
3. Type dari mountingnya : foat, pivot, flange, trunnion, dsb
4. Type dari rodnya : single, double atau telescopic.
5. Gerakan cylinder: single acting, double acting atau dengan spring.
6. Single, tendem atau rangkap
7. Dengan cushioned atau tanpa cushioned

Perubahan pada masalah-masalah tersebut diatas akan memberikan gambaran kepada kita
untuk dapat memilih salah satu dari type cylinder yang cocok untuk kebutuhan kita.

1. Type cylinder yang berputar adalah merupakan cylinder yang komplit, termasuk rod.
Dapat berputar dan karenanya tidak mempunyai gerak bolak-balik dari piston rodnya.
Gerakan tersebut membutuhkan suatu type dari pemasangan yang perlu bebas
berputar dilengkapi untuk mengizinkan f1uid masuk ke cylinder tersebut.
Gambar dibawah menunjukkan penampang dari Rotating cylinder dan bagian yang
mempunyai gerak putar bebas/swivel.

Gambar .(A rotating-type fluid cylinder)

Silinder tersebut mempunyai perkembangan yang ada pada peralatan mesin, misalnya
pada mesin bubut dan gerinda. Banyakk rotating cylinder yang didesign untuk
kecepatan sampai 1000 rpm dan tekanan kerja sampai 1000 psi.

2. Plunger type cylinder / cylinder dengan type plunger tidak mempunyai piston.
Rodnya langsung bergeser pada dinding cylinder, fluids dikedap hanya pada leher
dari cylinder.
Design dari suatu plunger type cylinder digambarkan pada gambar di bawah ini. Type
ini merupakan single acting cylinder, yang mana fluids hanya dapat menggerakkan
rodnya keluar. Untuk mengembalikan rod tersebut gaya luarnya harus cukup besarnya
untuk memberikan gaya dorong tersebut.
Plunger type cylinder ini banyak digunakan pada tekanan-tekanan tinggi dan untuk
mengangkat garage pada bengkel-bengkel mobil.

Piston cylinder mempunyai satu piston dan piston rod yang dipasangkan keduanya
sehingga menghasilknn 2 ruangan hydraulic yang dipisahkan oleh piston tersebut.
Piston type cylinder mempunya pemakaian yang sangat luas pada fluild power system
design.

3. Type dari mounting


Ada banyak cara untuk menempatkan cylinder pada suatu design dari hydraulic
system, tergantung dan disesuaikan dengan kebutuhan beban yang akan dikerjakan
oleh cylinder tersebut.

Beberapa macam type mounting yang banyak digunakan antara lain sebagai berikut :

a Foot mounted
b Pivot mounted
c Flange mounted
d Trunnion mounted
e Rabbet mounted
4. Type dari rod
Pada umumnya cylinder hanya mempunyai satu piston rod yang terdorong dari
cylinder body dan disebut single rod cylinder. Bila piston rod terdorong kedua arah
dari cylinder body ini disebut double rod cylinder.
Telescopic rod cylinder adalah merupakan multiple dari single rod cylinder yang slide
satu pada lainnya.

Type silinder

a. Single acting cylinder


Tenaga hidrolis hanya satu arah, gerakan pada arah sebaliknya disebabkan oleh
gaya berat atau gaya pegas.
b. Double acting cylinder
Tenaga hidrolis pada dua arah
Contoh :
Sebuah pompa menyalurkan oli ke suatu double acting cylinder dengan debit 0,1
m3/menit. Diameter dalam silinder 10 cm, diameter rod 4 cm. Jika beban yang
ditopang sebesar 400 N, maka :
a. Pada langkah maju (extending stroke)
gaya 400 N
- Tekanan 50955,4 N/m 2 50,955 kPa
A piston .0,12
4
input flow 0,00167 m 3 /detik
- Kecepatan piston 0,213 m/s
A piston 2
.0,1
4
- Daya (kW) = input flow (m3/s) x tekanan (kPa)
= 0,00167 m3/s x 50,955 kPa
= 0,085 kW
= 0,114 HP
b. Pada langkah mundur (retraction stroke)
gaya 400 N
- Tekanan 60698 N/m 2 60,698 kPa

A piston - A rod 0,12 0,04 2
4

input flow 0,00167 m3 /detik
- Kecepatan piston 0,25 m/s
A piston - A rod
4
0,1 0,04
2 2

- Daya (kW) = input flow (m3/s) x tekanan (kPa)
= 0,00167 m3/s x 60,698 kPa
= 0,1 kW
= 0,134 HP
Pembebanan silinder
a. First class lever system

L2

L1

Fcyl
Fload

- Fcyl (L1 cos ) = Fload (L2 cos )


L2
Fcyl = Fload
L1

- Jika piston terputar sebesar dari garis vertikal, maka :


Fcyl (L1 cos x cos ) = Fload (L2 cos )
L2
Fcyl = Fload
L1 cos
b. Second class lever system
L2

L1

Fcyl

Fload

- Fcyl cos (L1 + L2) cos = Fload (L2 cos )


L2
- Fcyl = Fload
(L1 L 2 )cos
c. Third class lever system

L2

L1

Fcyl

Fload

- Fcyl cos (L2 cos ) = Fload (L1 + L2) cos


L1 L 2
- Fcyl = Fload
(L 2 )cos
MOTOR HIDROLIS

A. GEAR MOTOR
Bekerja sampai dnegan 2000 psi, kecepatan 2400 rpm, maximum flow capacity 150 gpm.

B. PISTON MOTORS
- fixed displacement
- variabel displacement
Semakin besar sudut, semakin besar displacement volume, dan torsi, tetapi kecepatan
menurun. Besarnya sudut berkisar 7 o sampai dengan 30o . Piston motor adalah yang
paling efisien dibanding motor jenis lain, kecepatan operasi sampai dengan 12.000 rpm,
tekanan 5000 psi, debit 450 gpm.
Motor hydraulic
Pendahuluan
Pada gambar basic circuit dapat dilihat bahwa motor hydraulic mendapatkan tenaga
putarnya dari fluid yang bertekanan yang ditimbulkan oleh pompa dan melalui instalasi
hydraulic serta komponen-komponen pengatur lainnya seperti relief valve, control valve
(directional atau flow control dsb)

Jadi motor hydraulic tersebut menerima tenaga fluids dann mengubahnya menjadi tenaga
putar. Tenaga putar ini terjadi karena perbedaan tekanan dari fluids pada lubang masuk
dan keluar dari motor sehingga mengakibatkan shaft dari motor berputar.
Klasifikasi
Semua rotary hydraulic motor dapat di klasifikasikan dalam 2 klass :
1. FIXED DISPLACEMENT MOTOR
2. VARIABEL DISPLACEMENT MOTOR

ad. 1. FIXED DISPLACEMENT MOTOR


Mempunyai kapasitas torque yang berbanding 1urus dengan tekanan yang
digunakan kecepatan dari motor hanya dapat diubah dengan merubah volume dari
fluids yang disupply ke motor.

ad.2. VARIABLE DISPLACEMENT MOTOR


Adalah suatu unit yang mana volume dari fluid yang dibutuhkan per putaran dapat
dirubah-rubah. Kerja dari motor dihasilkan secara komplit oleh perubahan aliran
bila kecepatan bervariasi kebalikannya dan kapasitas torque berubah sebanding
dengan jumlah aliran.
Operating efficiency adalah hasil dari volumetric dan mecanical efficiency.
Volumetric efficiency : adalah perbandingan harga dari geometric displacement dengan
input pada tekanan yang sama. Keduanya diukur pada kecepatan
yang sama.
Mecanical efficiency : dapat dihitung dengan mencari perbandingan antara actual horse
power dan hydraulic horse power dari geometric displacement.
Keduanya pada kecepatan yang sama.
Efficiency dari hydarulic motor berkisar antara 75% s/d 95%, tergantung dari tipe motor
tersebut.

Operating efficiency dari hydraulic motor berbeda sekali dari overa;; efficiency dari
system penggerak secara keseluruhan. Overall efficiency termasuk efficiency dari electric
motor, pump, systems penghantar fluidsnya valve dan motor.
Secara praktek semua pabrik dari hyadraulic motor membandingkan unit mereka pada
dasar theoritical torque yang ditunjukkan dengan pound-inches per 100 psi dari inlet atau
dari perbedaan tekanan.
Dalam memilih hydraulic motor untuk suatu pekerjaan tertentu yang harus diperhatikan
ialah kapasitas dari actual running torque yang hanya boleh 90 % dari theoritical
torque.
Jika pada pemakaiannya torque untuk menghentikan lebih dipentingkan. Harga ini hanya
boleh 90 % dari running torque. Meskipun hyadarulic motor dapat diklasifikasikan
dalam fix-displacement unit variable-displacement unit, ada beberapa type untuk tiap klas
tersebut.
Secara umum dibagi atas 3 type, yakni : gear, vane dan piston.

Gear motor
Suatu gear motor, seperti juga gear pump adalah suatu fix displacemnt unit. Oleh karena
itukecapatan dari putaran tergantung dari volume oil yang disupply ke motor.

Output torque dari motor tergantung dari tekanan yang dipakai dan ukuran dari giginya
atau banyaknya oli yang disuplay ke motor.
Efficiency dari gear motor yang bnayak digunakan, yakni :
1. External gear type
2. Internal gear type.
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa gear-gear tersebut tidak dapat dilihat buhwa
gear-gear tcrsebut tidak dalam keadaan balance dalam hal untuk beban tekanan. Titik
yang tinggi pada inlet dan titik rendah pada outletnya mengakibatkan beban pada bagian
yang bertekanan tinggi pada shaft dan gearnya, demikian juga pada bearing-bearing yang
menyangga shaftnya.
Ada suatu kemungkinan untuk membalansir bagian yang dibebani tersebut yaitu dengan
aliran dalam, yang ditempatkan sesuai dengan kondisi tekanan terpisah 180o. Type
balansing ini banynk kita temui pada vane motor. (lihat pembahasan mengenai vane
motor).
Gear motor ini mempunyai tekanan kerja sampai dengan 2.500 pSi dan putaran sampai
2400 rpm. Keuntungan dari system gear tersebut sangat simple dan mempunyai toleransi
yang agak tinggi, tetapi mempunyai efficiency yang relatif rendah dari type lainnya.

Vane motor
Pada vane motor, torque timbul karena tekanan pada permukaan yang terbuka dari vane
yang berbentuk segi empat yang meluncur masuk dan keluar dari slotnya pada rotor yang
memutar drive shaftnya.
Sewaktu rotor berputar, vane mengikut permukaan dari suatu cincin penghubung
membentuk suatu ruangan yang membawa fluids dari inlet ke outlet.
Pada perencanaan dari balansing yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini tekanan
timbul pada kedua buah port yang mengarahkan aliran tersebut masuk ke ruangan
hyadraulic/chamber yang terpisah 180o (berhadapan) dari motor. Setiap beban sampingan
yang timbul selalu berlawanan dan saling meniadakan.
Pada gambar diperlihatkan bentuk dari SQUARE DESIGN VANE MOTOR. Rotor
berputar didalam cincin penghubung (canring) dan antara body dan pressure plate.
Rocker arm ditahan oleh rotor dan memberikan gaya pada yang untuk keluar dab
bersinggungan dengan can-ring. Pada waktu operasi, tekanan dibawah vane juga
mengangkat vane tersebut untuk berhubungan dengan cincin penghubung tersebut (cam-
ring).
Sliding vane motor dapat beroperasi sampai tekanan 2500 psi dan mempunyai kecepatan
putar maximum 2000 rpm dan dapat memberikan output hp sampai 125 HP. Operating
efficiencynya 80% sampai 85%.

Piston motor
Piston motor dapat merupakan fixed atau variable displacement unit. Ada 3 type dari
piston motor yaitu : Axial, Radial dan rotary. Axial dan radial motor mempunyai
kecepatan yang sangat kecil, beberapa perencanaanya dapat beroperasi pada kecepatan
dibawah 10 rpm, dimana gear dan vane motor biasanya beroperasi pada kecepatan diatas
100 rpm.
Perubahan kecepatan dari axial dan radial piston motor ini dapat bervariasi lebih kurang
sama dengan type dari control yang digunakan untuk pump unit. Pada variable
displacement motor, kapasitas torque akan berubah pada semua kecepatan untuk suatu
tekanan kerja tertentu.

Axial dan radial unit dapat didesign untuk maximum speed 5000 rpm, dan tekanan
kerja diatas 5000 psi, dan output horsepower sampai 300 hp. Motor-motor tersebut
mempunyai operating efficiency antara 90 sampai 95 %. Stalled Torque untuk radial dan
axial motor ini pada umumnya 90 % dari torque teoritis.

Rotating piston motor adalah unit yang sama dengan piston pump. Merupakan fixed-
displacement unit dan sebagai pengganti dari piston yang bergerak bolak balik yang
diakibatkan oleh tekan yang diberikan padanya adalah piston yang berbentuk plunger
(lihat gambar dibawah). Motor Rotary piston motor ini dapat menghasilkan horsepower
sampai 300 HP pada 2800 rpm dengan maximum torque 21.000 lb-in.
Inline Piston Motor Operation
Two Configuration of Inline Piston Motors

Вам также может понравиться