Вы находитесь на странице: 1из 21

Jamuna Ulfah

Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

SEJARAH PERADABAN ISLAM


MASA TIGA KERAJAAN BESAR
(1500-1800 M)

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Sejarah Islam telah melalui tiga periode. Periode pertama yaitu,
periode klasik (650-1250), dalam periode ini Islam mengalami kemajuan
dan masa keemasan yang ditandai sangat luasnya wilayah kekuasaan
Islam, adanya integrasi antarwilayah Islam, serta adanya kemajuan di
bidang sains. Periode kedua yaitu, periode pertengahan (1250-1800 M).
Setelah masa pertengahan usai, Kerajaan Islam terpecah menjadi tiga
kerajaan besar yang dapat membangun kembali kemajuan umat Islam dan
sangat banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan sejarah
peradaban Islam dimana ketiga kerajaan tersebut sudah dapat
dikategorikan sebagai negara adikuasa pada zaman itu, karena kebesaran
kerajaan tersebut sudah mampu menguasai perekonomian, politik serta
militer dan mampu mengembangkan kebudayaan yang monumental.
Tiga kerajaan besar itu antara lain: Kerajaan Usmani di Turki yang
meraih puncak kejayaannya dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-
Qanuni (1520-1566 M), Kerajaan Safawi di Persia yang meraih kemajuan
dalam 40 tahun periode kepemerintahan Syah Abbas I (1588-1628 M),
dan Kerajaan Mughal di India yang meraih masa keemasan di bawah
Sultan Akbar (1542-1605 M). Periode ketiga yaitu, periode modern (1800-
sekarang).
Namun, setelah pemerintahan yang gilang gemilang dibawah
kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing kerajaan mengalami fase
kemunduran. Dimana penyebab kemunduran tersebut berlangsung dengan
cepat dan tentu sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan
peradaban Islam secara keseluruhan. Untuk lebih jelasnya tentang
bagaimana sejarah berdiri, perkembangan dan kemajuan, kemunduran

1
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

serta keruntuhan dari tiga kerajaan ini, akan dikupas secara lebih
mendalam pada makalah ini.

2. Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan dan mempermudah dalam penyajian
makalah ini, penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :
a. Kerajaan apa saja yang ada pada masa tiga kerajaan besar ?
b. Bagaimana kronologi berdirinya tiga kerajaan besar ?
c. Apa saja kemajuan yang telah dicapai pada masa tiga kerajaan besar ?
d. Bagaimana proses kermunduran serta keruntuhan tiga kerajaan besar?
e. Apa saja perbedaan kemajuan peradaban pada masa ini dengan era
klasik ?

B. PEMBAHASAN
1. PERADABAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN BESAR
a. Kerajaan Usmani di Turki (680-1341 H/1281-1924 M)
1) Sejarah Berdirinya
Bangsa Turki adalah bangsa pemberani dan mempunyai rasa
disiplin yang tebal dimana didalamnya terdiri dari beberapa macam
suku bangsa. Ada yang disebut bangsa Turki Saljuk, ada yang
disebut Turki Usmani. Turki Saljuk telah berkembang dan berhasil
menguasi Baghdad, namun sayang akhirnya lenyap dihancurkan oleh
pasukan Mongol. Tak lama kemudian timbulah Turki Usmani yang
berhasil berkembang luas, dan sekarang kita sebut bangsa Turki.
Kerajaan ini berdiri setelah hancurnya Turki Saljuq yang telah
berkuasa selama kurang lebih 250 tahun (1055-1300)1. Kerajaan
Usmani (680-1341 H/1281-1924 M) didirikan oleh bangsa Turki
yang berasal dari suku Qoyigh Oghus/kabilah Oghuz (ughuz) berasal
dari daerah utara Tiongkok. Yang mendiami daerah Mongol dan

1
Syafik A. Mughani, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. (Cet. I; Jakarta: Logos, 1997), hlm. 52.

2
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad yaitu Utsman bin
Erthogril. Nama Utsmani diambil dari kakek mereka yang pertama
dan pendiri kerajaan ini yaitu Utsman bin Erthogril bin Sulaiman
Syah dari suku Qayigh, salah satu cabang keturunan Oghus Turki.
Lalu mereka pindah ke Turkistan hingga zaman abad ke XIII M
karena terdesak oleh bangsa Mongol. Lalu pindah lagi ke
Persia dan Iraq.
Saat menetap di Asia Tengah mereka masuk Islam tepatnya
pada abad ke-9/10. Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan,
tekanan dan penyerbuan dari bangsa Mongol yang ketika itu
dipimpin oleh Jengis Khan. Akhirnya mereka memilih mundur dan
melarikan diri ke Barat di bawah pimpinan Sulaiman untuk mencari
perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki
Seljuk dimana saat itu orang-orang Turki Seljuk dibawah kekuasaan
Sultan Alauddin Kaikobad yang wilayahnya dikuasai oleh dataran
tinggi Asia kecil. Namun, pada saat di perjalanan menuju ke Barat
Sulaiman meninggal ketika dia dan anak buahnya menyebrangi
sungai Efrat. Kemudian pimpinan diganti oleh puteranya yang
bernama Ertoghrul (1227-1279).
Dibawah pimpinan Ertoghrul, Mereka mengabdikan diri
kepada Sultan Alaudin II yang berpusat di timur tengah dan Anatolia
(daerah Republik Turki sekarang). Yang sedang berperang melawan
Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Karena merasa berhutang budi, Sultan Alauddin lalu
memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan
Bizantium sebuah daerah didekat Broessa kepada mereka. Sejak itu
mereka terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud
sebagai ibu kota. Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289. Usman
putra Ertoghrul pun melanjutkan kepemimpinan ayahnya itu. Putera
Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani
(1290-1326 M). Tahun 1300 M, lagi-lagi bangsa Mongol kembali

3
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan


Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman
(dikenal dengan Usman I). Selain itu, perang tersebut menyebabkan
dinasti Usmani terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil. Pada saat
itulah Usman mengklaim dan memproklamasikan kemerdekaan dan
berkuasa secara penuh atas daerah/wilayah yang didudukinya, yang
semula merupakan pemberian Sultan Seljuk sendiri. Inilah asal mula
mengapa kemudian diberikan nama dinasti Usmani.
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al
Usman (raja besar keluarga Usman), wilayah kerajaan dapat
diperluasnya. Usman lebih banyak mencurahkan perhatiannya
kepada usaha-usaha untuk memantapkan kekuasaannya dan
melindunginya dari segala macam serangan, khususnya Bizantium
yang memang ingin menyerang. Ia menyerang daerah perbatasan
Byzantium dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M, kemudian pada
tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa
pemerintahan Orkhan (1326-1360 M.), beliau dapat menaklukkan
Azmir (Smirna) tahun 1327 M, dengan mengandalkan jennisary,
selain itu Thawasyanly (1330 M) , Uskandar (1338 M), Ankara
(1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah-daerah ini merupakan
bagian benua Eropa yang pertama kali diduduki oleh kerajaan
Usmani. Ekspansi yang lebih besar lagi terjadi pada masa ini
meliputi daerah Balkan, Andrinopel, Mesodonia, Sofia (Bulgaria),
dan seluruh wilayah Yunani. Andrinopel kemudian dijadikan
sebagai ibu kota kerajaan yang baru. Selain memantapkan keamanan
dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua Eropa.
Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu
Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun
Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan
sekutu Eropa tersebut. Pada tahun 1391 M. Pasukan Bayazid I dapat

4
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

merebut benteng Philladelpia dan Gramania atau Kirman (Iran).


Dengan demikian kerajaan Usmani secara bertahap menjadi suatu
kerajaan besar. Namun, ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena
adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke Asia kecil
yang menyebabkan beliau tewas dalam pertempuran ini.
Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki
mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak yang
buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu hampir seluruh wilayah Usmani
jatuh ketangan Timur Lenk dan banyak penguasa-penguasa Seljuk di
Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan
Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-
1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar
keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau
kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan
Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah/Al-Fatih
(Sang Penakluk) karena pada masanya ekspansi Islam berlangsung
secara besar-besaran. Beliau mengalahkan Bizantium dan
menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan
kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. Dengan demikian usaha
menaklukkan Islam atas kerajaan Romawi Timur yang dimulai sejak
zaman Umar Bin Khattab telah tercapai. Konstantinopel dijadikan
ibu kota kerajaan dan namanya diubah menjadi Istanbul (Tahta
Islam). Kejatuhan Konstantinopel memudahkan tentara Usmani
menaklukkan wilaya lainnya seperti Serbia, Albania dan Hongaria.
Sekalipun Konstatinopel telah jatuh di tangan Usmani dibawah
kekuasaan Muhammad Al-Fatih, namun umat Kristen sebagai
pendudduk asli daerah tersebut tetap diberikan kebebasan beragama.
Bahkan mereka dibiarkan memilih ketua-ketua dilantik oleh Sultan.
Setelah Muhammad Al-Fatih meninggal, Ia diganikan Bayazid II. Ia
lebih mementingkan kehidupan tasawuf daripada berperang.

5
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Kelemahannya di bidang pemerintahan yang cenderung


berdamai dengan musuh mengakibatkan Ia tidak ditaati oleh
rakyatnya, termasuk putra-putranya. Karena seringnya terjadi
perselisihan yang panjang antara dia dan putra-putranya, akhirnya Ia
mengundurkan diri dan diganti putranya, Salim I pada tahun 1512
M. Pada masa Sultan Salim I pada tahu 1517 M. Gelar Khalifah
yang disandang oleh Al-Mutawakki alaallah, salah seorang
keturunan Banii Abbas yang selamat dari Bangsa mongol tahun
1235 M. Dan saat itu berada dalam proteksi makhluk diambil alih
oleh Sultan. Dengan demikian pada masa Sultan Salim ini para
Sultan Usmani menyandang dua gelar, yaitu gelar Sultan dan gelar
Khalifah. Sehingga nama Sultan Salim pun mulai disebutkan dalam
khutbah-khutbah. Selain itu ia pun dalam masa pemerintahannya
selama 8 tahun menjadi penguasa dan pelindung 2 buah kota suci
yaitu Mekkah dan Madinah.
Puncak kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa
pemerintahan Sulaiman I. Ia digelari Al-Qanuni, karena ia berhasil
membuat undan-undan yang mengatur masyarakat. Orang, barat
menyebunya sebagai Sulaeman yang agung, the magnificien. Ia
menyebut dirinya sultan dari segala sultan, raja dari segala raja,
pemberian anigra mahkota bagi para raja. Pada masanya wilayahnya
meliputi dataran Eropa hingga Austria, Mesir dan Afrika Utara
hingga ke Aljazair dan Asia hingga Persia, serta meliputi lautan
Hindia, Laut Arabia, Laut merah, Laut tengah,dan Laut Hitam.
Putra Sultan Salim I, yaitu Sulaiman I (1520-1526 M) berhasil
menaklukkam Irak, Belgrao, Pulau Rhodes, Tunis, Budapest dan
Yaman. Masa beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan
Turki Usmani2.

2
Ahmad, Syalabi. 1988. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, hlm. 2

6
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Kekuatan kerajaan Usmani mulai melemah semenjak


meninggalnya Sulaiman Al-Qanuni dan terkikis secara perlahan
pada abad ke 19 sampai akhirnya benar-benar runtuh pada abad ke
20. Para pemimpin lemah dan pada umumnya tidak berwibawah.
Selain itu para pembesar kerajaan hidup dalam kemewahan sehingga
sering terjadi penyimpangan keuangan Negara. Sekalipun demikian
serangan Eropa masih terus berlangsung terutama penaklukkan
terhadap kota Wina di Australia. Usaha penaklukkan ini ternyata
juga tidak berhasil. Setelah perang dunia 1 berakhir, pemerintah
Usmani menerima kekalahan dalam perang tersebut, dan Usmani
mengalami kemunduran3.
Jika kita menapaki sejarah, kerajaan Turki Utsmani merupakan
kerajaan terbesar dan paling lama berkuasa, selama enam abad lebih
(1281-1924 M), Pada masa pemerintahan Turki Utsmani para sultan
bukan hanya merebut negeri-negeri arab, tetapi juga seluruh wilayah
antara Kaukasus dan kota Wina, bahkan sampai ke Balkan. Dengan
demikian tumbuhlah pusat-pusat Islam di Trace, Macedonia,
Thessaly, Bosnia, Herzegovina, Bulgaria, Albania, dan sekitarnya.
Bahkan raja-raja Islam di Indonesia (abad XVII), seperti raja Aceh
dan Banten pernah mengutus para utusan dengan kerajaan Turki
Utsmani dan pernah meminta pengakuan memakai gelar sultan dari
Istambul. Dengan adanya berbagai ekspansi, menyebabkan ibukota
Dinasti Utsmani berpindah-pindah.
2) Perkembangan dan Kemajuan Peradaban Islam
Kegigihan dan ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin
Turki Usmani membawa dampak yang baik dan mencapai puncak
keemasan sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan
wilayah Turki Usmani dapat diraih dengan cepat. Para pemimpin
kerajaan Usmani pada masa-masa pertama adalah orang orang yang
kuat sehingga kerajaan dapat melakukan ekspansi dengan cepat dan

3
Hasan, Abdillah.F. Ensiklopedia Lengkap Dunia Islam. Mutiara Media, hlm. 298.

7
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

luas hal ini juga didukung oleh sitem pemeritahan yang baik serta
faktor lain yang mendukung keberhasilan ekspansi itu diantaranya:
keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya
yang sanggup bertempur kapan dan dimana saja. Perang dengan
Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan
militer, terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissaria
atau Inkisyariah. Selain itu, faktor pendukung kemajuan dinasti ini
antara lain: adanya sistem pemberian hadiah berupa tanah kepada
tentara yang berjasa, tidak adanya diskriminasi dari pihak penguasa,
kepengurusan organisasi yang cakap, pihak Turki memberikan
perlakuan baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan
kepada mereka hak rakyat secara penuh, Turki telah menggunakan
tenaga-tenaga profesional dan terampil, kedudukan sosial orang-
orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri Balkan
untuk memeluk agama Islam. Rakyat memeluk agama Kristen hanya
dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang relatife murah
dibandingkan pada masa Bizantium, semua penduduk memperoleh
kebebasan untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing dan
karena Turki tidak fanatik agama, wilayah-wilayah Turki menjadi
tempat perlindungan orang-orang Yahudi dari serangan kerajaan
Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad ke 16.
Pada masa turki usmani tarekat juga mengalami kemajuan.
Tarekat yang paling berkembang adalah bektasyi dan maulawi yang
banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Namun disisi lain,
Kajian ilmu keagamaan pun seperti Fiqh, Ilmu kalam, Tafsir, dan
hadis boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan karena para
penguasa lebih cenderung untuk menegakkan satu faham (madzhab)
keagamaan dan menekakan madzhab lainnya.4

4
Badri Yatim. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, hlm.133-138

8
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Dalam bidang pemerintahan, kerajaan Usmani membuat


struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan
yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur.
Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan
Sulaiman I disusun sebuah kitab UU (Qanun) yang diberi nama
Multaqa Al-Abghur yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan
Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad 19.
Kemajuan di bidang kebudayaan diantaranya yaitu:
kebudayaan Persia, Byzantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia
mereka banyak mengambil ajaran tentang etika dan tata krama
dalam istana raja-raja. Dari kebudayaan Byzantium mereka
mengambil ajaran tentang organisasi pemerintahan dan kemiliteran.
Sedangkan ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial, kemasyarakatan,
keilmuan mereka terima dari bangsa Arab. Sebagai bangsa yang
berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan
dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu
pengetahuan mereka tidak begitu menonjol sehingga dalam
khasanah intelektual islam kita tidak menemukan ilmuan terkemuka
dari Turki Usmani.
3) Kemunduran serta Keruntuhan
Beberapa faktor yang ikut mendukung keruntuhan dinasti ini
yaitu : wilayah kekuasaan yang sangat luas, heterogenitas penduduk,
kelemahan para penguasa, budaya punglie, pemberontakan tentara
Jenissarif, merosotnya ekonomi, dan terakhir terjadinya stagnasi
dalam lapangan ilmu maupun teknologi. Berikut akan diuraiakan
satu-persatu faktor pendukung keruntuhan dinasti Usmani.
Wilayah kekuasaan yang sangat luas, administrasi
pemerintahan bagi suatu negara yang amat luas wilayahnya sangat
rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan
Usmani tidak beres. Di pihak lain, para penguasa sangat berambisi

9
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

menguasai wilayah yang sangat luas, sehingga mereka terlibat


perang terus menerus dengan berbagai bangsa.
Heterogenitas, penduduk sebagai kerajaan besar, Turki Usmani
menguasai wilayah yang sangat luas, wilayah yang luas itu didiami
oleh penduduk yang beragam dan untuk mengatur penduduk yang
beragam dan tersebar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu
organisasi pemerintahan yang teratur. Tanpa didukung oleh
administrasi yang baik, kerajaan Usmani hanya akan menanggung
beban berat akibat heterogenitas tersebut.
Kelemahan para penguasa, pemeritahan menjadi kacau
sepeninggal Sulaiman Al-Qanuni, serta ketika diperintah oleh sultan-
sultan yang lemah yang pada akhirnya kekacauan tersebut tidak
pernah dapat diatasi secara sempurna, bahkan semakin lama menjadi
semakin parah.
Budaya pungli, merupakan perbuatan yang sudah umum dalam
Kerajaan Usmani, yaitu setiap jabatan yang hendak diraih oleh
seseorang harus dibayar dengan sogokan kepada orang yang
berhak memberikan jabatan tersebut.
Pemberontakan tentara Jenissari, terjadi sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M, dan 1826 M.
Merosotnya ekonomi, akibat perang yang tak pernah berhenti,
perekonomian negara merosot, sementara belanja negara sangat
besar termasuk untuk biaya perang.
Terjadinya stagnasi, dalam lapangan Ilmu dan teknologi
Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan
teknologi, karena hanya mengutamakan pengembangan kekuatan
militer. Kemajuan militer yang tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu
dan teknologi mengakibatkan kerajaan ini tidak sanggup
menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

10
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

b. Kerajaan Safawi di Persia (907-1148 H/1501-1736 M)


1) Sejarah Berdirinya
Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak
kejayaannya, kerajaan Safawi di Persia baru berdiri. Namun pada
kenyataannya, kerajaan ini berkembang dengan cepat dan kerajaan
yang paling lama berkuasa di dunia. Kerajaan Shafawi (907-1148
H/1501-1736 M) didirikan oleh Ismail ibn Haider di wilayah Persia.
Nama Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di
Ardabil, sebuah kota yang berdiri di Azerbaijan5 yaitu tarekat
Safawiah sesuai dengan nama pendirinya Safi Al-Din, salah satu
keturunan Imam Syi'ah yang keenam "Musa al-Kazim".
Nama ini terus di pertahankan sampai tarekat ini menjadi suatu
gerakan politik dan menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan
Safawi. Kerajaan Safawi secara resmi berdiri di Persia pada 1501
M/907, tatkala Syah Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja
atau syah di Tabriz, demikian pendapat CE Bosworth dan
menjadikan Syiah Itsna Asyariah sebagai ideologi negara. Dalam
perkembangannya, kerajaan Safawi sering berselisih dengan
kerajaan Turki Usmani. Kerajaan ini menyatakan sebagai penganut
Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab negara. Pada awalnya tarekat
ini bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan pada akhirnya
memerangi orang-orang ahli bid'ah.
Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah
bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat lokal
menjadi gerakan keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia,
Syiria dan Anatolia. Sejak Safi Al Din mulai memimpin tarekat
safawiyah sampai kepada Syah Ismail memproklamirkan berdirinya
kerajaan safawi pada tahun 1501, tarekat safawi mengalami dua fase
dalam perjuangannya. Pertama, pada masa 1301-1447 M (700-850

5
P.m. Holt,dkk, (ed). 1970. The Cambridge History of Islam. Vol. IA, (london:Cambridge
University Press, hlm.394.

11
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

H), gerakan safawi masih murni gerakan keagamaan (kultural)


dengan tarekat safawiyah sebagai sarana. Pengikutnya menyebar
dari Persia, Syiria dan Anatolia. Kedua masa 1447-1501 M tarekat
safawi berubah menjadi gerakan politik (struktural), dengan
pemimpinnya Junaid bin Ali. Perubahan terjadi dikarenakan ambisi
politik pada diri Junaid. Karena Junaid seorang pemimpin tarekat,
maka pengikutnya pun dijadikan pasukanyang diberi nama Qizilbas
(surban merah yang berumbai dua belas sebagai simbol Syiah
Imamah Dua Belas). Tapi usaha Junaid masih mengalami kegagalan
dalam meraih ambisinya karena selalu gagal dalam menaklukkan
beberapa daerah seperti Ardabil dan Chircasia, bahkan dalam tahun
1460 M mati terbunuh. Kemudian digantikan anaknya yang bernama
Haidar, tapi belum berhasil juga. Sebelum meninggal, Haidar
menunjuk adiknya yang paling kecil bernama Ismail. Setelah
berhasil menaklukkan kota Tabriz, Ismail kenudian
memproklamirkan berdirinya kerajaan Safawi, dengan Syiah Itsna
asyariah sebagai ideologi negara pada tahun 1501 M.
2) Perkembangan dan Kemajuan Peradaban Islam
Perkembangan dan kemajuan kerajaan Safawi tidak serta
merta dapat diraih ketika Syah Ismail I memimpin (1501-1524 M),
tapi kejayaan kerajaan Safawi baru terwujud pada masa
pemerintahan Syaikh Abbas yang Agung (1587-1628 M) raja yang
kelima. Kemajuan Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak
kejayaan Kerajaan Safawi karena secara politik beliau mampu
mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu
stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang
pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
Stabilitas politik kerajaan Safawi masa Abbas memacu
perkembangan ekonomi Safawi, terutama setelah kepulangan
Hurmuz dari pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar
Abbas. Dengan demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan

12
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

antara Barat dan Timur. Di samping sektor perdagangan, Safawiyah


juga mengalami kemajuan bidang pertanian, terutama hasil pertanian
dari daerah Bulan Sabit yang sangat subur.
Persia di kenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi
dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan, sehingga tradisi
keilmuan terus berlanjut.
Kemajuan ini ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan
megah yang memperindah Isfahan sebagai ibu kota kerajaan ini.
Sejumlah masjid, sekolah, rumah sakit, jembatan raksasa di atas
Zende Rud dan Istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah
dengan kebun wisata yang tertata apik.
3) Kemunduran serta Keruntuhan
Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut diperintah
oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1694 M), Abbas II (1642-
1667 M), Sulaiman (1667-1694 M), Husain (1694-1722 M),
Tahmasp II (1722-1732 M), dan Abbas III (1733-1736 M). Pada
masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi tidak menunjukkan
grafik naik dan berkembang, tapi justru memperlihatkan
kemunduran yang akhirnya membawa pada kehancuran.
Beberapa faktor yang ikut mendukung keruntuhan dinasti ini
yaitu : konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, Dekadensi
moral, adanya pasukan Ghulam (budak-budak) dan terjadinya
konflik Intern. Berikut akan diuraiakan satu-persatu faktor
pendukung keruntuhan dinasti Safawi.
Konflik berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dimana,
menurut kerajaan Usmani, kerajaan Shafawi yang beraliran Syiah
merupakan ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya.
Konflik antar kerajaan ini berlangsung lama, meskipun pernah
berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas
I. Namun, tak lama kemudian Abbas meneruskan konflik tersebut,

13
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

dan setelah itu dapat dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara dua
kerajaan Islam tersebut.
Dekadensi moral, yang melanda sebagian para pemimpin
kerajaan Shafawi. Pemimpin kerajaan Shafawi yang bernama
Sulaiman dan Husein adalah pecandu berat narkotik, dan
menyenangi kehidupan malam sehingga selama tujuh tahun, tak
sekalipun mereka menyempatkan diri menangani pemerintahan.
Adanya pasukan Ghulam (budak-budak), yang dibentuk oleh
Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi seperti
Qizilbash.
Terjadinya konflik Intern dalam bentuk perebutan kekuasaan
dikalangan keluarga istana.
c. Kerajaan Mughal di India (1482-1530 M)
1) Sejarah Berdirinya
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi,
sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk
sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa
antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad setelah berdirinya
kerajaan safawi. Kerajaan ini termasuk kerajaan termuda dari tiga
kerajaan besar Islam. Dinasti ini bukanlah dinasti Islam pertama di
anak buah India. Awal kekuasaan Islam di India terjadi pada masa
Khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di bawah pimpinan
Muhammad Ibnu Qosim. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh
tentara Bani Umayyah di bawah pimpinan panglima Muhammad
Ibnu Qasim. Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah pimpinan
Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini
dengan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan
mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada tahun
1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti kecil
yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316 M),

14
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M),


dinasti Lodi (1451-1526)6.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu
kota kerajaan, di dirikan oleh Zahirrudin Muhammad Babur (1482-
1530 M) putra pertama Umar Syeikh Mirza, dan merupakan salah
satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya, merupakan seorang penguasa
Farghana di Turkistan (Transoksania) sedangkan ibunya keturunan
Jengis Khan. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya
pada usia 11 tahun. Karena dari kecil di didik sebagai seorang
panglima, ia bertekad dan berambisi akan menaklukan kota
terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur
mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja
Safawi, Ismail I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand
(1499M).
Tahun 1504M, ia menduduki Kabul (Afganistan). Babur
menguasai Punjab (1525 M), kemudian meruntuhkan dan menguasai
Lody di Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang.
Dengan demikian, Babur dapat menegakkan pemerintahannya
di sana, maka berdirilah kerajaan Mughol di India.
Kerajaan ini menyebabkan terpusatnya daerah di India yang
semula oleh gubernur, serta meluasnya politik islam di wilayah
India. Sudah tentu pihak musuh terutama dari kalangan Hindu yang
tidak menyetujui berdirinya kerajaan Mughal segera menyusun
kekuatan gabungan. Namun Babur berhasil mengalahkan mereka
dalam suatu pertempuran. Sementara itu dinasti Lodi berusaha
bangkit kembali menentang pemerintahan Babur dengan pimpinan
Muhammad Lodi. Pada pertempuran di dekat Gogra, Babur dapat
menumpas kekuatan Lodi pada tahun 1529. Pada tahun 1530 M,
Babur meninggal Dunia dalam Usia 48 tahun setelah memerintah

6
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jilid I, hlm. 82.

15
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Mughol selama 30 tahun dengan mewarisi kejayaan-kejayaan


yang cemerlang.
Pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya Humayyun
yang ternyata tetap saja menghadapi banyak tantangan. Sepanjang
masa pemerintahan Humayyun selama 9 tahun ( 1530-1539 M )
Negara tidak pernah Aman. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan
Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri
dari Delhi.
Tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di
Kanauj Afganistan. Dalam pertempuran ini Humayyun mengalami
kekalahan. Ia melarikan diri ke Persia. Di pengasingan ini ia
menyusun kekuatannya. Ketika itu Persia dipimpin oleh penguasa
Safawiyyah yang bernama Tahmasp. Setelah 15 tahun menyusun
kekuatan dalam pengasingan di Persia, ia pun berhasil menduduki
kerajaan Mughol pada tahun 1555 M. Setelah tahun itu (1556 M), ia
meninggal Dunia karena jatuh dari tangga perpustakaannya, Din
Panah7. Pada tahun 1556 M terjadilah peperangan yang dahsyat, di
sebut Panipat II yang di menangkan Akbar (putra sekaligus
pengganti Humayun) yang mana ketika itu Akbar sedang berusia 14
tahun. Karena ia masih muda maka urusan kekuasaan diserahkan
pada Bairam Khan, seorang Syii. Pada masa Akbar inilah kerajaan
Mughal mencapai keemasannya.
Setelah Akbar dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan
Bairamhan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan
terlampau memaksakan aliran Syiah. Dan Bairahman mengarakan
pemberontakan pada tahun 1561 M, tetapi tetap bisa dikalahkan oleh
Akbar. Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya
Mughal sebagai kerajaan yang besar, karena dua gerbang India yaitu
Abul dan kota Kandahar dikuasai oleh Akbar.

7
K. Ali, Sejarah Islam (Tarikh Pramodern), hal. 353.

16
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Akbar mulai menyusun strategi dalam pemerintahannya itu, ia


berusaha membangkitkan perekonomian Negara dan pertahanan
Negara, sebagai wujud untuk menghalangi pemberontakan-
pemberontakan yang akan terjadi kembali. Akbar juga menerapkan
sistem politik Sulakkhul (toleransi universal). Dengan politik ini,
semua rakyat India di pandang sama.
Kemajuan yang telah dicapai oleh Akbar dapat dipertahankan
oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jhangir (1605-1628 M), Syah
Jehan (1628-1658 M) dan Hindu (1658-1707 M). Ketiganya
merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan
militer yang sangat besar. Dikatakan bahwa antara abad ke-16
sampai abad ke-17, India mengontrol sekitar seperempat ekonomi
global. Kehidupan berlimpah para maha raja dapat tercermin dari
peralatan sehari-hari, seperti perangkat makan dan minum, bahkan
alat-alat perang (bayangkan sebuah perisau perang bertaburan emas
dan permata, apa tidak sayang dipakai untuk berperang. Pujangga
India Rabindranath Tagore, bahkan melukiskan kekagumannya
terhadap era pemerintahan Syeh Jehankhususnya pada maha
Tajmahal8.
2) Pekembangan dan Kemajuan Peradaban Islam
Kerajaan ini memperhatikan pengembangan peradaban
terutama di bidang seni lukis, musik, dan bangunan. Selain tu juga
memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang pendidikan
dan ilmu pengetahuan. Kerajaan ini mendirikan pesantren Khanqah
(pesantren) yang merupakan pusat studi Islam dan ilmu
pengetahuan. Dengan sistem yang di terapkan Akbar, akhirnya
membawa kemajuan. Dalam bidang ekonomi, Akbar memfokuskan
pada masalah pertanian sehingga terjadilah kemajuan yang luar biasa
pada bidang ekonomi khususnya pertanian, pertambangan dan
perdagangan. Di samping untuk kebutuhan dalam Negri, hasil

8
http://sabdakhairuss.blogspot.com (15 Januari 2015)

17
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

pertanian itu di Ekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia tenggara.


Berkembangnya bidang Ekonomi, memancing Akbar untuk
mengembangkan bidang lain seperti halnya bidang seni dan budaya
yang pada akhirnya juga berkembang pesat. Bidang seni lebih di
fokuskan pada karya seni Arsitektur, sehingga dapat di nikmati
hingga masa kini seperti Istana Fatpursikri, villa, Masjid berlapiskan
Mutiara, Taj mahal, Masjid Raya Delhi dan Istana Indah di Lahore.9
3) Kemunduran serta Keruntuhan
Kerajaan ini mencapai keruntuhannya setelah Inggris mulai
menancapkan kekuasaannya di India. Bahadur II Sultan terakhir
diusir dari istananya oleh penguasa Inggris10.
Beberapa faktor yang ikut mendukung kemunduran serta
keruntuhan dinasti ini pada tahun 1858 M yaitu: terjadi stagnasi
dalam pembinaan kekuatan militer serta kemerosotan moral dan
hidup mewah di kalangan elit politik. Selain itu pendekatan yang
dilakukan Aurangzeb, terlampau kasar dalam melaksanakan ide-ide
puritan dan cendrung asketis. Semua pewaris tahta kerajaan terakhir
adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan. Berikut
akan diuraiakan satu-persatu faktor pendukung keruntuhan dinasti
Mughal.
Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer, sehingga
operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera
dipantau oleh kekuatan maritim Mughal. Begitu juga kekuatan
pasukan darat. Bahkan, mereka kurang terampil dalam
mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
Kemorosotan moral dan hidup mewah dikalangan elit politik,
yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaann uang negara.
Pendekatan Aurangzeb yang terlampau kasar dalam
melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya,

9
Ibid (Sejarah Peradaban Islam), hlm: 145-150
10
Hasan, Abdillah.F. Ensiklopedia Lengkap Dunia Islam. Mutiara Media, hlm. 294.

18
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-


sultan sesudahnya.
Semua pewaris tahta kerajaan, pada paruh terakhir adalah
orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.

2. PERBEDAAN KEMAJUAN PERADABAN PADA MASA INI


DENGAN ERA KLASIK
Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali
mengalami kemajuan. Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan
kemajuan yang dicapai pada masa klasik Islam. kemajuan pada masa
klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada masa
tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Bidang
ilmu pengetahuan, umat Islam sudah mulai taklid pada imam besar yang
lahirpada masa klasik islam. beberapa sains yang berkembang pada masa
klasik ada yang tidak berkembang lagi, bahkan ada yang dilupakan.
Filsafat dianggap bidah. Kalau pada masa klasik, umat Islam maju dalam
bidang politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu
pengetahuan dan pemikiran filsafat.Beberapa alasan mengapa kemajuan
yang dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan yang dicapai pada masa
klasik: Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa
ini adalah metode berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini
mempengaruhi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan.
Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan
masuknya pemikiran filsafat Yunani. Al-Ghazali bukan hanya menyerang
pemikiran filsafat pada masanya, tetapi juga menghidupkan ajaran tasawuf
dalam Islam.
Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
pemikiran yang disediakan masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya
ilmiah dan lain sebagainya banyak yang hancur dan hilang akibat serangan
bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban dan kebudayaan Islam.

19
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh


bangsa Turki dan mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka
perang ketimbang bangsa yang suka ilmu. Pusat-pusat kekuasaan Islam
pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan tidak pula oleh bangsa
Arab. Di safawi berkembang bahasa Persia, di Turki bahasa Turki, dan
di India bahasa Urdu. Akibatnya, bahasa Arab yang sudah merupakan
bahasa persatuan dan bahasa Ilmiah pada masa sebelumnya tidak
berkembang lagi dan bahkan menurun.11

C. PENUTUP
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa, tiga kerajaan Islam
penting diciptakan pada akhir abad 15 dan awal abad 16: kerajaan Usmani di
Turki, kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India. Tiga Kerajaan
penting tersebut tampak lebih memusatkan pandangan mereka pada tradisi
demokratis Islam, dan membangun imperium absolute. Hampir setiap segi
kehidupan umum dijalankan dengan ketepatan sistematis dan birokratis.
Ketiga kerajaan besar ini seperti membangkitkan kembali kejayaan Islam
setelah runtuhnya Bani Abbasiyah.
Namun, kemajuan yang dicapai pada masa tiga kerajaan besar ini
berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa Islam klasik, kemajuan
pada masa klasik jauh lebih kompleks. Dalam bidang ilmu keagamaan, umat
Islam sudah mulai bertaklid kepada imam-imam besar yang lahir pada masa
klasik Islam. Pada masa klasik, umat Islam maju dalam bidang politik,
peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu pengetahuan dan
pemikiran filsafat, pada masa tiga kerajaan besar kemajuan dalam bidang
filsafat hanya sedikit berkembang di kerajaan Shafawi Persia. Ilmu
pengetahuan umum tidak didapatkan lagi. Kemajuan yang dapat dibanggakan
pada masa ini hanya dalam bidang politik, kemiliteran, dan kesenian terutama
arsitektur.

11
Harun Nasution, op. cit., Jilid 1, hlm.86

20
Jamuna Ulfah
Fakultas Tarbiyah
Prodi PGRA

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Muhammad. Dalam http://sanadthkhusus.blogspot.com/2011/05/kerajaan-


turki-usmani.html. Diakses pada tgl 17 Januari 2015 jam 16:55.

Amirudin, Jafar. Dalam http://sejarah.kompasiana.com/2012/01/14/secara-


singkat-sejarah-berdirinya-turki-usmani-430524.html. Diakses pada tgl 17
Januari 2015 jam 16:52.

http://gusriwandi.blogspot.com/2012/12/sejarah-peradaban-islam-pada-masa-
tiga.html. Diakses pada tgl 17 Januari 2015 jam 17:10.

https://salwintt.wordpress.com/artikel/kisah-islami/kerajaan-mughal.Diakses pada
tgl 17 Januari 2015 jam 17:12.

http://wardahcheche.blogspot.com/2013/05/tiga-kerajaan-islam.html.Diakses pada
tgl 17 Januari 2015 jam 17:08.

P.m. Holt,dkk, (ed). 1970. The Cambridge History of Islam, vol.IA,


(london:Cambridge University Press.

Syalabi, Ahmad. 1988. Sejarah dan kebudayaan Islam, Jakarta: Kalam Mulia.

Yatim, Badri. 2004. Sejarah Peradaban islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yatim, Badri. 1993. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta :
Rajawali Pers.

21

Вам также может понравиться