Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hanif Mauludin
www.kafebisnis2010.wordpress.com
Rantai nilai menampilkan nilai keseluruhan, dan terdiri dari aktivitas nilai dan marjin. Aktivitas
nilai merupakan aktivitas nyata secara fisik dan teknologi yang dilakukan perusahaan. Yaitu
dengan membangun blok dimana perusahaan menciptakan sebuah produk yang berharga bagi
pembelinya. Marjin merupakan selisih antara nilai total dan biaya kolektif yang dilakukan dari
aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dalam berbagai cara. Saluran emasok dan rantai nilai juga
mencakup marjin yang penting untuk dipisahkan dalam memahami sumber posisi biaya
perusahaan, karena saluran pemasok dan marjin merupakan bagian dari total biaya yang
ditanggung pembeli.
Rantai nilai (value chain) adalah pola yang
digunakan perusahaan untuk memahami posisi
biayanya dan untuk mengidentifikasi cara-cara
yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
implementasi dari strategi tingkat-bisnisnya. Rantai
nilai menunjukkan bagaimana sebuah produk
bergerak dari tahap bahan baku ke pelanggan
akhir. Rantai nilai menggambarkan berbagai
kegiatan yang diperlukan untuk membawa produk
atau jasa dari konsepsi, melalui berbagai tahapan
produksi (melibatkan kombinasi transformasi fisik
dan masukan dari berbagai produsen jasa),
pengiriman pada konsumen akhir, dan
pembuangan akhir setelah digunakan.
Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi inti
perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai berikut:
Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dariaktivitas
penambahan nilai. Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan
dengan kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.
Aktivitas nilai dapat dicabangkan menjadi dua tipe yang luas, aktivitas primer dan aktivitas
pendukung. Aktivitas primer meliputi penciptaan fisik produk dan penjualannya dan perpindahan
kepada pembeli serta bantuan pasca penjualan. Aktivitas pendukung mendukung aktivitas
primer dan satu sama lain dengan memberikan input pembelian, teknologi, sumber daya
manusia, dan fungsi berbagai perusahaan secara luas. Analisis rantai nilai memperlihatkan
organisasi sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dalam kegiatan penciptaan nilai. Analisis
dilakukan dengan cara mempelajari potensi penciptaan nilai. Porter membagi aktivitas-aktivitas
kedalam dua kategori. Pertama adalah primary activities (aktivitas primer), yaitu aktivitas yang
berkaitan dengan penciptaan fisik produk, penjualan dan distribusinya ke para pembeli, dan
layanan setelah penjualan. Aktivitas ini terdiri dari inbound logistics (logistik ke dalam),
operations (kegiatan operasi), outbound logistics (logistik ke luar), marketing and sales
(pemasaran dan penjualan), servis (pelayanan). Kedua adalah support activities (aktivitas
pendukung), yaitu aktivitas yang menyediakan dukungan yang diperlukan bagi berlangsungnya
aktivitas primer. Aktivitas ini terdiri dari procurement (pembelian/pengadaan), technology
development (pengembangan teknologi), human resource management (manajemen sumber
daya manusia) dan firm infrastructure (infrastruktur perusahaan)
Aktivitas Primer
Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan
menyebarkan input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku, gudang
dan kontrol persediaan.
Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang
disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya permesinan,
pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan,
penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan. Meliputi
penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk
menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan
mempengaruhi mereka untuk melakukannya. Untuk secara efektif memasarkan danmenjual
produk, perusahaan mengembangkan iklan-iklan dan kampanye professional, memilih jaringan
distribusi yang tepat, dan memilih, mengembangkan, dan mendukung tenaga penjualan
mereka.
Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara
nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa,
termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.
Aktivitas Pendukung
Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli
input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian
meliputi item-item yang semuanya dikonsumsi selama proses manufaktur produk.
Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya.
Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan
proses, desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas
yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada
semua personel.
Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (administrasi
umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management,
perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk
mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan
efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman,
mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
Rantai nilai memberikan cara sistematik untuk membagi suatu perusahaan kedalam berbagai
aktivitas yang berbeda sehingga dapat digunakan untuk menelaah bagaimana cara
pengelempokan berbagai aktivitas dalam perusahaan. Dengan menggunakan analisas rantai ini
perusahaan bisa mendeteksi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added)
sehingga bisa dihilangkan.
Strategi Diferensiasi
Dalam strategi diferensiasi perusahaan berusaha untuk menjadi unik dalam industrinya dalam
sejumlah dimensi tertentu yang secara umum dihargai pembeli. Perusahaan memilih satu atau
beberapa atribut yang oleh banyak pembeli dalam industri ini dipandang penting dan
menempatkan dirinya secara unik untuk memenuhi kebutuhan ini. Karena posisi yang unik
(khas) itu, perusahaan merasa layak untuk menetapkan harga premium.
Cara melakukan diferensiasi berbeda untk setiap industry. Diferensiasi dapat didasarkan pada
atribut produk, sistem pengiriman produk, ancangan pemasaran, dan beberapa aspek lainnya.
Perusahaan yang dapat mencapai dan melestarikan diferensiasinya akan menjadi perusahaan
dengan kinerja diatas rata rata dalam industrinya jika harga premium yang ditetapkan melebihi
biaya tambahan yang dikeluarkan untuk memperoleh keunikan. Oleh karena itu perusahaan
yang menerapkan diferensiasi harus selalu mencari cara melakukan diferensiasi yang
memungkinkan menuju harga premium yang lebih besar daripada biaya diferensiasi. Sebagai
catatan meskipun diferensiasi bisa menjadi pilihan strategi namun tidak boleh mengabaikan
posisi biayanya, karena harga premium akan menjadi tidak berarti jika posisi biayanya sangat
buruk. Perusahaan diferensiasi harus mempunyai skala prioriotas agar bisa menekan biaya
pada semua rantai nilai yang tidak relevan dengan usaha diferensiasi.
Diferensiasi bisa dilakukan dengan menciptakan produk yang berbeda, memberikan pelayanan
yang berbeda, atau menciptakan image produk yang unik dan berbeda dari pesaing lainnya.
Dengan begitu sebuah produk akan lebih mudah dikenali dan memberikan daya tarik tersendiri
bagi para konsumen. Sehingga mereka lebih memilih produk perusahaan, dibandingkan produk
lainnya yang ada di pasaran.
Beberapa keuntungan yang akan diperoleh para pengusaha maupun pelaku pasar dari strategi
diferensiasi. 1) Produk lebih mudah diingat para konsumen. Pada dasarnya segala sesuatu
yang unik dan berbeda, tentu akan memberikan daya tarik tersendiri bagi para konsumen.
Sehingga mereka lebih mudah mengenali dan mengingat produk tersebut, dibandingkan produk
lainnya yang sudah umum di pasaran. 2) Produk lebih unggul dibandingkan dengan produk
lainnya. Jika produk lainnya sudah dianggap standar oleh para konsumen, dengan menciptakan
diferensiasi maka produk perusahaan akan terlihat lebih unggul dibandingkan produk lainnya
yang sudah banyak beredar dipasaran. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi para pemasar,
karena dengan produk yang unggul akan memudahkannya dalam membangun loyalitas
konsumen. 3) Harga jual produk lebih tinggi. Sebuah produk yang memiliki keunikan khusus,
biasanya akan diburu konsumen dengan harga berapapun. Jadi tidak heran bila harga jual
produk limited edition bisa lebih tinggi dibandingkan dengan harga produk lainnya yang sudah
banyak beredar dipasaran. Karena kebanyakan konsumen berani membayar mahal, untuk
dapat menikmati produk inovatif yang ditawarkan pelaku pasar. 4) Mengatasi masalah
kejenuhan pasar. Mengingat penjualan sebuah produk sering mengalami pasang surut sesuai
dengan daur hidupnya yang terus berputar, maka adanya diferensiasi produk dapat membantu
para pengusaha maupun pelaku pasar ketika konsumen sudah mulai jenuh dengan produk
yang biasa ditawarkannya. 5) Membantu terciptanya image produk. Semakin unik produk yang
perusahaan tawarkan, maka akan semakin memudahkan konsumen dalam mengenali produk
tersebut. Dan semakin banyak konsumen yang mengenali produk perusahaan maka semakin
besar pula peluang Anda untuk menanamkan image produk yang perusahaan tawarkan di hati
para konsumen. Sehingga perusahaan dapat menentukan positioning yang tepat, sesuai
dengan target pasar yang Anda bidik. Hal ini sesuai dengan ungkapan Porter bahwa Pesaing
dapat dengan mudah meniru perbaikan kualitas perusahaan dan cara cara efisiensi. Tapi
mereka tidak dapat meniru posisi strategis perusahaan yaitu tentang apa perbedaan
perusahaan dari semua pesaing yang ada. Diferensiasi memang mahal namun pelanggan yang
telah ter-Lock in tidak akan sensitive terhadap harga maupun bujukan pesaing.
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup
menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang
atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat
sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar
ke pasar, tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman
kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari produk tersebut.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai
hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini
biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price insensitive).
Perlu diperhatikan bahwa terdapat berbagai tingkatan diferensiasi. Diferensiasi tidak
memberikan jaminan terhadap keunggulan kompetitif, terutama jika produk-produk standar
yang beredar telah (relatif) memenuhi kebutuhan konsumen atau jika kompetitor/pesaing dapat
melakukan peniruan dengan cepat. Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada
produk barang yang bersifat tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing. Resiko lainnya
dari strategi ini adalah jika perbedaan atau keunikan yang ditawarkan produk tersebut ternyata
tidak dihargai (dianggap biasa) oleh konsumen. Jika hal ini terjadi, maka pesaing yang
menawarkan produk standar dengan strategi biaya rendah akan sangat mudah merebut pasar.
Oleh karenanya, dalam strategi jenis ini, kekuatan departemen Penelitian dan Pengembangan
sangatlah berperan. Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan
perusahaan dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap
para pesaingnya pada semua pasar.
Referensi
Porter, M.E. (1992). Strategi Bersaing: Teknik Menganalis Industri dan Pesaing. Cetakan
kelima. Penerbit Airlangga
Porter, M.E. (1993). Keunggulan Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul.
Cetakan ketiga. Penerbit Airlangga
Kim, W Chan. 2011. Blue Ocean Strategy. Cetakan XIII. PT Serambi Ilmu Semesta.
Hitt, Michael A. Ireland, R, Duane dan Hoskisson, Robert, E. Manajemen Strategis:
Menyongsong Era Persaingan dan Globalisasi. Edisi Terjemahan. PEnerbit Erlangga.
Jakarta.