Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB IV

PEMBAHASAN

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologi dengan

etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan

pada umumnya berakhir dengan keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan

fungsi ginjal yang irreversible, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti

ginjal yang tetap, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

Penyebab tersering terjadinya CKD adalah diabetes dan tekanan darah tinggi,

yaitu sekitar dua pertiga dari seluruh kasus. Pada kasus ini pasien memilik faktor

risiko CKD yaitu diabetes dan hipertensi.

Gambaran klinis pasien CKD meliputi gambaran yang sesuai dengan penyakit

yang mendasari, sindrom uremia dan gejala komplikasi. Pada stadium dini, terjadi

kehilangan daya cadang ginjal dimana GFR masih normal atau jurstru meningkat.

Kemudian terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif yang ditandai dengan

peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada GFR sebesar 60%, pasien

belum merasakan keluhan. Ketika GFR sebesar 30%, barulah terasa keluhan seperti

nokturia, badan lemah, mual, nafsu makan kurang, dan penurunan berat badan.

Penurunan fungsi ginjal ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan

kreatinin serum. Penurunan GFR dapat dihitung dengan mempergunakan rumus

Cockcroft-Gault. Nilai GFR menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang dimiliki

oleh pasien sekaligus sebagai dasar penentuan terapi oleh dokter. Semakin parah

27
28

CKD yang dialami, maka nilai GFRnya akan semakin kecil. Pada pasien dijumpai

nilai GFR sebesar 8,90 ml/mnt/1,73m2. Dimana nilai tersebut < 15 mL/menit/1.73

m2. Nilai tersebut mendadakan pasien mengalami CKD stage V.

Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien CKD disesuaikan dengan stadium

penyakit pasien tersebut. Pada pasien sebaiknya dilakukan terapi penggantian ginjal

mengingat stadium CKD yaitu stadium 5.

Вам также может понравиться