Вы находитесь на странице: 1из 9

A.

Deskripsi Perusahaan

ANTAM berusaha dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta
menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa yang berkaitan
dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut. Kegiatan usaha Perseroan dimulai
sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer
dari beberapa perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan
Umum Perusahaan-Perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit
Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT
Nickel Indonesia.

ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki komoditas yang


terdiversifikasi dan memiliki operasi yang terintegrasi secara vertikal dan berorientasi ekspor
dengan wilayah operasi yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral.
Kegiatan ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan, pemurnian serta pemasaran
dari cadangan dan sumber daya mineral yang dimiliki. ANTAM memproduksi komoditas
feronikel, bijih nikel kadar tinggi, bijih nikel kadar rendah, emas, perak, bauksit, dan batubara.
ANTAM juga memiliki jasa pemurnian dan pengolahan logam mulia serta unit eksplorasi yang
bertugas untuk meningkatkan jumlah cadangan dan sumber daya mineral serta mencari cadangan
baru. ANTAM saat ini memiliki 4 unit bisnis utama yakni Unit Bisnis Pertambangan (UBP)
Nikel Sulawesi Tenggara, UBP Nikel Maluku Utara, UBP Emas Pongkor, serta Unit Bisnis
Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia. Untuk mendukung kegiatan eksplorasi,
ANTAM memiliki Unit Geomin.

ANTAM memiliki dua belas entitas anak baik dengan kepemilikan langsung dan tidak
langsung, satu pengendalian bersama entitas dan tiga cucu perusahaan. Kepemilikan mayoritas
ANTAM yang bersifat langsung berada di PT ANTAM Resourcindo yang merupakan
perusahaan eksplorasi dan operator tambang dengan kepemilikan 99,98%, PT Cibaliung
Sumberdaya (CSD) yang mengoperasikan tambang emas Cibaliung dengan kepemilikan saham
ANTAM sebesar 99,15%, PT Indonesia Coal Resources (ICR) yang bergerak dalam bidang
usaha pertambangan batubara dan tengah mengoperasikan tambang batubara Sarolangun dengan
kepemilikan ANTAM sebesar 99,98%, Asia Pacific Nickel Pty. Ltd. (APN), sebuah perusahaan
investasi dengan kepemilkan 100%, PT Mega Citra Utama dan PT Borneo Edo International
yang keduanya merupakan perusahaan pemilik ijin usaha pertambangan di komoditas bauksit
dengan kepemilikan ANTAM di masing-masing perusahaan tersebut sebesar 99,5%, PT Abuki
Jaya Stainless Indonesia yang merupakan perusahaan pengolahan baja nirkarat dengan
kepemilikan 99,5% dan PT Dwimitra Enggang Khatulistiwa yang merupakan merupakan
perusahaan pemilik ijin usaha pertambangan di komoditas bauksit dengan kepemilikan 100%.
ANTAM juga memiliki secara tidak langsung 100% PT Gag Nikel melalui APN. ANTAM
memiliki 50% dari PT FeNi Haltim yang mengembangkan proyek FeNi Halmahera Timur. Sisa
50% kepemilikan PT FeNi Haltim dipegang oleh PT International Mineral Capital yang juga
merupakan entitas anak ANTAM. ANTAM juga memiliki cucu perusahaan yakni PT Borneo
Edo International Agro yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan merupakan entitas
anak PT Mega Citra Utama, PT Citra Tobindo Sukses Perkasa yang merupakan entitas anak PT
Indonesia Coal Resources dan bergerak di bidang eksplorasi dan pertambangan batubara dan PT
Gunung Kendaik yang merupakan perusahaan pemilik ijin usaha pertambangan komoditas
bauksit adalah entitas anak PT Mega Citra Utama. PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) yang
merupakan pengendalian bersama entitas merupakan perusahaan industri alumina dan jasa
kontraktor pertambangan dan tengah mengembangkan proyek Chemical Grade Alumina Tayan
dengan kepemilikan 80%.

B. TATAAN GEOLOGI

Pulau Bintan dibentuk oleh batuan dasar vulkanik liparit (porfir kuarsa) yang diduga
berumur Permo-Karbon, dengan komposisi yang sama dengan liparit daerah Jambi (Bothe, 1925
dalam Kusnama dan Sutisna, 1994). Formasi batuan dapat ini disebandingkan pula dengan
Formasi Pahang Volcanic Series dari Semenanjung Malaya. Batuan dasar tersebut diterobos oleh
batuan beku berumur Yura yang terdiri atas granit dan diorit (Gambar 3) yang membentuk
daerah perbukitan. Batuan beku lain berupa andesit berumur Miosen yang ditemukan menerobos
granit, sementara formasibatuan dengan sebaran cukup luas berupa batupasir tufan yang diduga
berumur Miosen-Pliosen.
Gambar 1. Morfologi Daerah Wacopek,Bukit Bintan Besar (sumber : Rohmana, 2007)

Morfologi daerah penambangan umumnya memiliki kemiringan lereng antara 50 - 150


dengan sungai-sungai mempunyai stadium tua, aliran sungai laminer dan tidak ditemukan jeram.
Struktur geologi di daerah ini berupa lipatan dan sesar. Secara tektonik daerah tinjauan termasuk
ke dalam Lajur Karimata yang terletak di sebelah timur Lajur Timah (Katili, 1977 dalam
Kusnama dan Sutisna,1994).

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Selatan P. Bintan (Kusnama dan Sutisna, 1994)

C. BAHAN GALIAN
Di bagian selatan P.Bintan ini selain terdapat sumber daya bahan galian bauksit juga
memilikikomoditas bahan galian lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan; di antaranya
granit, andesit, pasir, pasir kuarsa serta tailing hasil pengolahan bauksit (Rohmana, 2007).
Bauksit. Endapan bauksit di daerah Bintan ditemukan pada tahun 1924 dan pihak pertama yang
memanfaatkannya adalah perusahaan Belanda, NV Nederlansch Indische Bauxiet Exploitatie
Maatschapij (NV NIBEM), dari tahun 1935 sampai 1942. Pada tahun 1942 sampai 1945, usaha
ini diambil alih Jepang melalui perusahaan Furukawa Co Ltd, dan tahun 1959 usaha ini kembali
ditangani NV NIBEM. Setelah tahun 1959, kegiatan pertambangan bauksit di daerah ini diambil
alih Pemerintah Republik Indonesia denganmendirikan PT Pertambangan Bauksit Indonesia
(PERBAKI), dan kemudian dilebur menjadi PN Pertambangan Bauksit Indonesia yang berada di
lingkungan BPU PERTAMBUN. Tahun 1968 bersamasama dengan BPU PERTAMBUN, PN,
PT, dan proyek-proyek lainnya dalam lingkungan BPU PERTAMBUN dilebur ke dalam PN.
Aneka Tambang (Persero) yang kemudian menjadi PT. Aneka Tambang (Lahar dkk, 2003).
Sebaran bahan galian bauksit (lempung alumina) tersebar secara luas di wilayah Pulau Bintan
dan sekitarnya. Bauksit merupakan hasil proses pelapukan dari batuan granit yang merupakan
batuan dasar dari P. Bintan, umumnya tersebar pada morfologi dataran sampai dengan landai
yang memungkinkan proses pelapukan dapat berlangsung intensif. Berdasarkan data PT. Aneka
Tambang membagi kualitas cadangan bauksit menjadi 3 (tiga) kategori A, B dan C (Tabel 1).

Tabel 1. Pembagian kelas cadangan bauksit


(Antam, 2003 dan Lahar dkk, 2003)
Kelas Cadangan Al2O3 SiO2
A > 50% 6%
B 48 50 % 6 13 %
C 48 % 13 %

Potensi sebaran bauksit cukup besar terdapat di wilayah Kecamatan Bintan Timur, pada
wilayahdaratan utama dan pulau-pulau di sekitarnya, merupakan wilayah tambang dan sebagian
bekastambang bauksit (Gambar 4). Wilayah yang mempunyai sebaran bauksit cukup luas terdapat
di Desa Gunung Lengkuas, Busung, Toapaya dan Ekang Anculai, serta di pulau-pulau yang
termasuk dalam wilayah Kecamatan Bintan Timur. Potensi bauksit di seluruh wilayah tersebut
pada sebaran luas sekitar 10.450 ha dengan jumlah sumber daya tereka sebesaR 209 juta m.
Gambar 4. Peta lokasi tambang bauksit (Lahar dkk, 2003)

D. Ganesa Bauksit

Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al. Batuan tersebut antara lain
nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite, gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale,
limestone dan phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan, mineral yang
mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral alkali, sedangkan mineral mineral yang
tahan akan pelapukan akan terakumulasikan.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari mineral silikat dan
lempung akan terpecah-pecah dan silikanya terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan
oksida besi terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu yang cukup
dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan syarat utama dalam
pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting adalah intensitas dan lamanya proses laterisasi.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit secara
optimum adalah ;
Adanya batuan yang mudah larut dan menghasilkan batuan sisa yang kaya alumunium
Adanya vegetasi dan bakteri yang mempercepat proses pelapukan
Porositas batuan yang tinggi, sehingga sirkulasi air berjalan dengan mudah
Adanya pergantian musim (cuaca) hujan dan kemarau (kering)
Adanya bahan yang tepat untuk pelarutan
Relief (bentuk permukaan) yang relatif rata, yang mana memungkinkan terjadinya
pergerakan air dengan tingkat erosi minimum
Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan

E. Proses Penambangan
Penambangan bauksit dilakukan menggunakan sistem tambang terbuka, dengan metode
berjenjang yang terbagi dalam beberapa blok. Kemajuan penambangan setiap blok disesuaikan
dengan rencana penambangan pada peta tambang. Dalam pembagian blok, penambangan
direncanakan pada peta eksplorasi dengan sekala 1 : 1000. Hal ini untuk memperhitungkan
jumlah tonase bauksit yang akan diperoleh. Metoda penambangan bauksit dilakukan dengan
metoda tambang terbuka sistem open pit dimana open pit ini diterapkan untuk endapan bijih
yang mengandung logam. Open pit dan open cut dapat dibedakan dari arah penambangannya,
penambangan dengan metoda open pit dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar ke bawah
mengikuti endapan bijih, sedangkan open cut dilakukan pada lereng suatu bukit. Jadi penerapan
open pit dan open cut sangat tergantung pada letak dan bentuk endapan bijih yang akan
ditambang.
Dalam sistem penambangan dibatasi oleh beberapa faktor faktor kendala antara lain ;
Faktor teknik ekonomi yang diwujudkan dalam usaha mendapatkan perolehan tambang
semaksimal mungkin dengan biaya yang sekecil mungkin.
Faktor keamanan dan keselamatan kerja yang diwujudkan dalam usaha memperkecil
kemungkinan terjadinya kecelakaan dalam melaksanakan kegiatan penambangan
Faktor keserasian lingkungan hidup yang diwujudkan dalam usaha mencegah terjadinya
perusakan alam, serta pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan
penambangan
Metoda yang digunakan dalam pelaksanaan penambangan endapan bauksit adalah
menggunakan metoda tambang terbuka (surface mining) sebab kita dapat ketahui bahwa endapan
bauksit berada di permukaan dengan over burden yang tidak terlalu dalam pengupasannya.
Penambangan bauksit dilakukan dengan penambangan terbuka diawali dengan land
clearing. Setelah pohon dan semak dipindahkan dengan bulldozer, dengan alat yang sama
diadakan pengupasan tanah penutup. Lapisan bijih bauksit kemudian digali dengan shovelloader
yang sekaligus memuat bijih bauksit tersebut kedalam dump truck untuk diangkut ke instalansi
pencucian.
Bijih bauksit dari tambang dilakukan pencucian dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitasnya dengan cara mencuci dan memisahkan bijih bauksit tersebut dari unsur lain yang
tidak diinginkan, missal kuarsa, lempung dan pengotor lainnya. Partikel yang halus ini dapat
dibebaskan dari yang besar melalui pancaran air (water jet) yang kemudian dibebaskan melalui
penyaringan (screening). Disamping itu sekaligus melakukan proses pemecahan (size reduction)
dengan menggunakan jaw crusher.

F. Pengolahan Bauksit

Pencucian bijih bauksit dilakukan dua kali proses, pertama dilakukan di arealtambang
dan yang kedua dilakukan di Kijang sebelum bahan galian disimpan di stockfile. Proses ini
dilakukan untuk mengurangi kadar silika, oksida besi, oksida titan dan mineral-mineral pengotor
lainnya sehingga akan mempertinggi kualitas bijih bauksit (Gambar 10).
Proses pencucian yang dilakukan pada instalasi pencucian bertujuan untuk meliberasi
bijih bauksit terhadap unsur-unsur pengotornya yang pada umumnya berukuran -2 mm yaitu
berupa tanah liat (clay) dan pasir kuars. Sehingga hasil dari proses pencucian tersebut akan
mempertinggi kualitas bijih bauksit, yaitu didapatkan kadar alumina yang lebih tinggi dengan
berkurangnya kadar silika, oksida besi,oksida titan dan mineral-mineral pengotor lainnya

Gambar 10. Pencucian bijih bauksit (Rohmana, dkk. 2007)


Peningkatan nilai kadar Al2O3 hasil pencucian sebagai contoh dari analisis sampai
sebelum dicuci diperoleh harga sekitar 35,34 %, pada sampel setelah dicuci didapatkan kadar
47,28 %. Instalasi pencucian di Pari dan Pulau Kelong digunakan untuk mencuci bijih bauksit
yang berasal dari front penambangan Lomesa dan Dompak yang diangkut menggunakan
tongkang. Peralatan pencucian yang terdapat di pulau Kelong berupa ayakan putar (tromol rail
atau rotary grizzly) dan ayakan getar (vibrating screen). Sedangkan di instalasi pencucian di Pari
menggunakan alat tromol screen. Ayakan putar mempunyai fungsi untuk mencuci bijih bauksit
yang masuk melalui hopper (stationary grizzly), sedangkan ayakan getar berfungsi untuk
mencuci bijih bauksit yang keluar dari ayakan putar. Ayakan getar mempunyai dua tingkat,
ayakan tingkat pertama (bagian atas) mempunyai lebar lubang bukaan 12,5 mm dan ayakan
tingkat kedua (bagian bawah) mempunyai lebar bukaan 2 mm, alat ini disebut juga sistem
ayakan getar bertingkat (vibration horizontal double deck screen). Secara keseluruhan proses
pencucian bauksit terdiri dari tiga tahap yaitu :
1. Penghancuran untuk memperkecil ukuran bijih bauksit yang berasal dari front penambangan.
2. Pembebasan (liberasi) yaitu proses pembebasan bijih bauksit dari unsur-unsur pengotor.
3.Pemisahan (sorting) bijih bauksit yang berdasarkan pada perbedaan ukuran dan pemisahan
terhadap fraksi yang tidak diinginkan yaitu yang berukuran -2 mm.

Luas wilayah bekas tambangyang terdapat di daerah Wacopek sekitar 50 ha, diperkirakan
ketebalan endapan bauksit sekitar 40 cm - 50 cm, maka jumlah sumberdaya bauksit tereka yang
tertinggal 5.625.000 ton. Apabila kadar rata-rata @.41.44 % Al2O3, maka jumlah sumber daya
2.331.000 ton Al2O3. Estimasi cadangan bijih bauksit di Wacopek meningkat hingga 350%
yaitu menjadi 13,5 juta wmt hal ini disebabkan adanya perubahan faktor cut off grade yang
relative rendah serta aktivitas eksplorasi yang lebih rinci di wilayah tersebut. Luas bekas
tambang di Pulau Koyang 182,94 ha, jumlah sumber daya bauksit tereka yang tertinggal
20.580.750 ton @ 45.97 % Al2O3, atau 9.460.970,775 ton Al2O3. Sementara estimasi cadangan
bauksit tercuci di wilayah lainnya (Tayan dan Munggu Pasir) meningkat hingga 129% yaitu
menjadi 70,4 juta wmt seiring dengan penyelesaian rancangan tambang (mine design),
penurunan cut off grade serta kegiatan eksplorasi yang lebih rinci (Antam, 2006). Sementara
proses pengolahan (pencucian) bijih bauksit menghasilkan tailing berupa pasir dengan
kandungan kuarsa yang tinggi. Bahan galian pasir yang berasal dari tailing telah dimanfaatkan
juga sebagai bahan baku pembuat batako dan paving block. Bahan dasar pasir dari tailing setelah
dibersihkan dari pengotor (lempung) kemudian dicampur semen dengan perbandingan 8 : 1, hal
tersebut telah diusahakan oleh sebagian mantan karyawan PT. Aneka Tambang.

Вам также может понравиться

  • The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    Документ1 страница
    The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Lembar Konsultasi
    Lembar Konsultasi
    Документ1 страница
    Lembar Konsultasi
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Manajemen Dan Operasional Tambang Batubara
    Manajemen Dan Operasional Tambang Batubara
    Документ9 страниц
    Manajemen Dan Operasional Tambang Batubara
    AdeJahroni
    100% (1)
  • Peta Geologi Sawahlunto
    Peta Geologi Sawahlunto
    Документ2 страницы
    Peta Geologi Sawahlunto
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    Документ1 страница
    The Chelkureh Deposit Terletak Di Zona Nehbandan
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Laporan Pemodelan Cadangan
    Laporan Pemodelan Cadangan
    Документ8 страниц
    Laporan Pemodelan Cadangan
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Struktur Organisasi
    Struktur Organisasi
    Документ2 страницы
    Struktur Organisasi
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ1 страница
    Bab I
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Surat Permohonan Uts
    Surat Permohonan Uts
    Документ1 страница
    Surat Permohonan Uts
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • 00 Proposal G-Resources (Martabe Mine)
    00 Proposal G-Resources (Martabe Mine)
    Документ10 страниц
    00 Proposal G-Resources (Martabe Mine)
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • A. Power Shovel
    A. Power Shovel
    Документ10 страниц
    A. Power Shovel
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Surat Permohonan Uts
    Surat Permohonan Uts
    Документ1 страница
    Surat Permohonan Uts
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Ipi 435389
    Ipi 435389
    Документ11 страниц
    Ipi 435389
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Syrat Izin KP
    Syrat Izin KP
    Документ1 страница
    Syrat Izin KP
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Laporan Petrologi Batuan Sedimen
    Laporan Petrologi Batuan Sedimen
    Документ26 страниц
    Laporan Petrologi Batuan Sedimen
    Arief Hidayat
    75% (4)
  • 00 Cover Proposal Kerja Praktek
    00 Cover Proposal Kerja Praktek
    Документ1 страница
    00 Cover Proposal Kerja Praktek
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Temperature Efektif
    Temperature Efektif
    Документ1 страница
    Temperature Efektif
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Biodata
    Biodata
    Документ1 страница
    Biodata
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Rangkaian RC An Kapasitor (Compatibility Mode)
    Rangkaian RC An Kapasitor (Compatibility Mode)
    Документ47 страниц
    Rangkaian RC An Kapasitor (Compatibility Mode)
    Auliyah Rohkman
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ1 страница
    Bab I
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengolahan Timah Dan Aluminium PDF
    Makalah Pengolahan Timah Dan Aluminium PDF
    Документ27 страниц
    Makalah Pengolahan Timah Dan Aluminium PDF
    Nahri Azizah
    Оценок пока нет
  • Batuan Beku, Sedimen Metamorf
    Batuan Beku, Sedimen Metamorf
    Документ18 страниц
    Batuan Beku, Sedimen Metamorf
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ4 страницы
    Daftar Pustaka
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Luas Kurva Dengan Poligon Luar Dan Riemann
    Luas Kurva Dengan Poligon Luar Dan Riemann
    Документ6 страниц
    Luas Kurva Dengan Poligon Luar Dan Riemann
    Prissila Jennifer Goldie
    0% (1)
  • GENESA TEMBAGA Dan NIKEL
    GENESA TEMBAGA Dan NIKEL
    Документ17 страниц
    GENESA TEMBAGA Dan NIKEL
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • KODE KETIK Atocade2004
    KODE KETIK Atocade2004
    Документ3 страницы
    KODE KETIK Atocade2004
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Humprey Spiral
    Humprey Spiral
    Документ24 страницы
    Humprey Spiral
    Muhammad Azmi Rahman
    50% (2)
  • Luas Area Aplikom
    Luas Area Aplikom
    Документ1 страница
    Luas Area Aplikom
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет
  • Analisis Dan Estimasi Biaya Pertemuan 1
    Analisis Dan Estimasi Biaya Pertemuan 1
    Документ42 страницы
    Analisis Dan Estimasi Biaya Pertemuan 1
    Muhammad Yudha Guntara Sinaga
    Оценок пока нет