Вы находитесь на странице: 1из 10

EKSTRAKSI

A. Ekstraksi
Suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang
sesuai.
Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi
kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi
dan pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapiler-
kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih
tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan
konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan.

B. Tahapan-tahapan Ekstraksi
Suatu proses ekstraksi biasanya melibatkan tahap-tahap berikut ini :
1. Mencampur bahan-bahan ekstraksi dengan pelarut. Dalam hal ini terjadi
perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang antarmuka bahan ekstraksi dan
pelarut (terjadi ekstraksi).
2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan
atau filtrasi.
3. Mengisolasi ekstrak dari larutan ekstrak dan mendapatkan kembali
pelarut,umumnya dilakukan dengan menguapkan pelarut.

C. Pelarut Yang Digunakan Dalam Ekstraksi


Dalam proses ekstraksi, pemilihan pelarut yang digunakan sangatlah penting untuk
tercapainya keberhasilan proses ekstraksi diantaranya :

1. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-
komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-
bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-
sama dengan ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang
diperoleh harus dibersihkan, yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan
pelarut kedua.

2. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar
(kebutuhan pelarut lebih sedikit).

3. Kemampuan tidak saling bercampur


Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam
bahan ekstraksi.

4. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan
yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa
dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan
gaya berat). Bila beda kerapatannya kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan
dengan menggunakan gaya sentrifugal.

5. Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal tertentu diperlukan
adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini
bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.

6. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan,
destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak boleh terlalu dekat,
dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akan
menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi
(seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).

7. Kriteria lain
Murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak dapat terbakar, tidak
korosif, tidak menyebabkan terbentukya emulsi, memiliki viskositas yang rendah.

MACAM-MACAM PELARUT YANG DIGUNAKAN :


1. Pelarut Non-Polar
Kloroform
Toluena
Heksana
2. Pelarut Polar Aprotik
Sulfoksid
Diklorometan
Dimetil
3. Pelarut Polar
Metanol
Etanol
Air
4. dsb.

D. Jenis-Jenis Ekstraksi
Adapun jenis ekstraksi ada dua macam yaitu, ekstraksi secara panas dan secara dingin:
1. Ekstraksi secara dingin
Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks
dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya
antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama,
cairan penyari yang digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-
bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.

Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi.
Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel
padat (marc) telah terpisah dari ekstrak.
Kerugiannya adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses
perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.

Metode Soxhletasi
Metode soxhetasi adalah penyarian atau ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru yang digunakan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi
kontinyu dengan jumlah pelarut yang relative konstan dengan adanya pendingin
balik.
Pada metode penyarian ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga
simplisia yang selalu baru, artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif
berlangsung secara terus-menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara
kontinyu).
Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama
(sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya cukup tinggu seperti listrik
dan gas.

2. Ekstraksi secara panas


Metode Infudasi
Infundasi adalah ektraksi dengan pelarut air pada temperature penangas air
(bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperature terukur 90 c)
selama waktu tertentu (15 menit). Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari
yang stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu sari
yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Metode Dekokta
Dekokta adalah infundasi pada waktu yang lebih lama (30 menit).

Metode Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinyu) pada temperatur
yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan
pada temperatur terukur 90 c) selama waktu tertentu (15 menit).

Metode Refluks
Refluks adalah ekstraksi dg pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dg adanya pendingin
balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5
kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-
sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi dari operator.

Metode Destilasi Uap


Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap (minyak atsiri) dari
bahan (segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial
senyawa kandungan menguap dengan fase uap air dari ketel secara kontinyu
sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran (senyawa
kandungan menguap ikut terdestilasi) menjadi destilat air bersama senyawa
kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
Destilasi uap, bahan (simplisia) benar-benar tidak tercelup ke air yang mendidih
namun dilewati uap air sehingga senyawa kandungan menguap ikut terdestilasi.
Destilasi uap dan air, bahan (simplisia) bercampur sempurna atau sebagian
dengan air mendidih, senyawa kandungan menguap tetap kontinyu ikut
terdestilasi

Berdasarkan bentuk campurannya (yang diekstraksi) suatu ekstraksi dibedakan


menjadi dua yaitu
1. Ekstraksi Padat-Cair
Pada ekstraksi ini, zat yang diekstraksi didalam campuran berbentuk padatan,
contoh pada ekstraksi ini adalah ekstraksi maserasi, perkolasi, dan sokletasi.

2. Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi ini, zat yang diektraski didalam campuran yang berbentuk cairan.
Ekstraksi cair-cair terbagi menjadi dua bagian yaitu ekstraksi cair-cair tak
kontinu dan ekstraksi cair-cair kontinu.

Ekstraktor cair-cair tak kontinu


Dalam hal yang paling sederhana, bahan ekstraksi. Yang cair dicampur
berulangkali dengan pelarut segar dalam sebuah tangki pengaduk (sebaiknya
dengan saluran keluar di bagian bawah). Larutan ekstrak yang dihasilkan setiap
kali dipisahkan dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat). Yang
konstruksinya lebih menguntungkan bagi proses pencampuran dan pernisahan
adalah tangki yang bagian bawahnya runcing (yang dilengkapi dengan perkakas
pengaduk, penyalur bawah, maupun kaca Intip yang tersebar pada seluruh
ketinggiannya). Alat tak kontinu yang sederhana seperti itu digunakan misalnya
untuk mengolah bahan dalam jurnlah kecil, atau bila hanya sekali-sekali
dilakukan ekstraksi. Untuk Pemisahan yang dapat dipercaya antara fasa berat dan
fasa ringan, sedikit-sedikitnya diperlukan sebuah kaca intip pada saluran keluar
di bagian bawah tangki ekstraksi.

Selain itu penurunan lapisan antar fasa seringkali dikontrol secara elektronik
(dengan perantara alat ukur konduktivitas), secara optik (dengan bantuan detektor
cahaya 289 hatas) atau secara mekanik (dengan pelampung atau benda apung).
Peralatan ini mudah digabungkan dengan komponen pemblokir dan perlengkapan
alarm, yang akan menghentikan aliran keluar dan/atau memberikan alarm, segera
setelah lapisan tersebut melampaui kedudukan tertentu.Agar fasa ringan (yang
kebanyakan terdiri atas pelarut organik) tidak masuk ke dalam saluran
pembuangan air,pencegahan yang lebih baik dapat dilakukan dengan memasang
bak penampung (bak penyangga) dibelakang ekstraktor.

Ekstraktor cair-cair kontinu


Operasi kontinu pada ekstraksi cair-cair dapat dilaksanakan dengan sederhana,
karena tidak saja pelarut, melainkan juga bahan ekstraksi cair secara mudah dapat
dialirkan dengan bantuan pompa. Dalam hal ini bahan ekstraksi berulang kali
dicampur dengan pelarut atau larutan ekstrak dalam arah berlawanan yang
konsentrasinya senantiasa meningkat. Setiap kali kedua fasa dipisahkan dengan
cara penjernihan. Bahan ekstraksi dan pelarut terus menerus diumpankan ke
dalam alat, sedangkan rafinat dan larutan ekstrak dikeluarkan secara kontinu.
Ekstraktor yang paling sering digunakan adalah kolom-kolom ekstraksi,di
samping itu juga digunakan perangkat pencampur-pemisah (mixer settler). Alat-
alat ini terutama digunakan bila bahan ekstraksi yang harus dipisahkan berada
dalam kuantitas yang besar, atau bila bahan tersebut diperoleh dari proses-proses
sebelumnya secara terus menerus.

E. Prinsip Kerja Ekstraksi


Prinsip maserasi
Penyaringan zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia
dalam cairan penyaring yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar
terlindung dari cahaya, cairan penyaring akan masuk ke dalam sel melewati
dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak
keluar dan diganti oleh cairan penyaring dengan konsentrasi rendah ( proses difusi
). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara
larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh
dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.

Prinsip Perkolasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi
selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang
bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel
simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang
menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.

Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia
ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa,
cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan
penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke
labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna
ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau
sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.

Prinsip Refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke
dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-
uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari
kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya
berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian sempurna, penggantian
pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.

Prinsip Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap 5-10
C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya penurunan
tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan menguap naik
ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut
murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.

F. Aplikasi Ekstraksi
Berikut merupakan contoh ekstraksi dalam kehidupan sehari-hari:
1. Pemurnian Garam Dapur
Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam
dapur memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan
yang datar dan lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk
dicuci dan ditambah iodium.

2. Pemurnian Air Minum


Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan
kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di
daerah timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan
penyulingan (destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran.

3. Pemurnian minyak kayu putih


Pada proses ini sampel yang akan disari dimasukkan pada alat soxhlet, lalu setelah
dielusi dengan pelarut yang cocok sedemikian rupa sehingga akan terjadi dua kali
sirkulasi dalam waktu 30 menit. Larutan yang diekstraksi ditempatkan pada tabung
panjang. Pelarut ditempatkan di labu destilasi, seperti ditunjukkan pada gambar.
Adanya pemanasan menyebabkan pelarut keatas lalu diembunkan oleh pendingin
udara menjadi tetesan-tetesan yang akan terkumpul kembali dan bila melewati batas
lubang pipa samping soxhlet, maka akan terjadi sirkulasi yang berulang-ulang akan
menghasilkan penyarian yang baik. Kemudian bahan yang akan diekstraksi
diletakkan dalam sebuah kantong ekstraksi (kertas, karton dan sebagainya) di dalam
sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang berisi
sampel diletakkan diantara labu suling dan suatu pendingin aliran balik. Labu tersebut
berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik
melalui pipa pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang akan
diekstraksi dan membawa keluar bahan yang diekstraksi. Larutan yang terkumpul
dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis
dipindahkan ke dalam labu dengan demikian zat yang akan terekstraksi terakumulasi
melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini bahan terus
diperbaharui artinya dimasukkan bahan pelarut bebas bahan aktif. Cairan penyaring
yang biasa digunakan adalah air, eter atau campuran etanol dan air. Air atau etanol
menjadi acuan cairan pengekstraksi karena banyak bahan tumbuhan larut dengan air
atau etanol.

Вам также может понравиться