Вы находитесь на странице: 1из 55

KEPULAUAN SPERMONDE KOTA MAKASSAR

Selat Makassar memiliki pulau-pulau


Kepulauan Spermonde kecil yang sebagian besar berada
pada wilayah Kota Makassar.

Merupakan jajaran pulau-pulau kecil yang ada di sekitaran Kota Makassar.


Adapun pulau-pulau yang termasuk yaitu:

1. Pulau Samalona 7. Pulau Kodingareng Lompo


2. Pulau Kodingareng Keke 8. Pulau Langkai
3. Pulau Lanjukang 9. Pulau Lumu-lumu
4. Pulau Bonetambung 10. Pulau Barrang Lompo
5. Pulau Barrang Caddi 11. Pulau Kayangan
6. Pulau Laelae 12. Pulau Gusung

(RZWP-3-K) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil


merupakan rencana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap
satuan perencanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada
Kawasan perencanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh
izin.
Pulau terluar dari wilayah Kota Makassar adalah Pulau Lajjukang dan
Pulau Langkai yang berjarak lebih dari 20 mil dari Makassar sedangkan pulau-
pulau terdekat berjarak kurang dari 1 mil adalah Pulau Laelae, Pulau Gusung dan
Pulang Kayangan. Sedangkan untuk pulau yang berpenghuni padat adalah Pulau
Laelae, Pulau Bonetambung, Pulau Lumu-lumu, Pulau Kodingareng Lompo,
Pulau Barrang Lompo dan Pulau Langkai.
Secara umum daya Tarik Kepulauan Spermonde adalah kondisi pulau yang
masih asri, perairan yang jernih, hamparan pasir putih dan pada sore hari dapat
menikmati sunset sepanjang tahun, pemandangan bawah laut (terumbu karang dan
berbagai jenis ikan karang), beberapa lokasi kapal tenggelam, menyaksikan
gerombolan burung camar yang berburu ikan, nelayan tradisional yang dapat
dijumpai setiap hari, serta social budaya masyarakat (pulau-pulau yang
berpenghuni).

Latar Belakang

Indonesia adalah Negara maritim yang memiliki banyak keindahan dari


kekayaan alam dan laut yang dimiliki. Bukan hanya sekedar Negara maritim tapi
ndonesia juga merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia dengan memiliki
lebih dari 17.000 pulau. Karena itu perlu adanya upaya yang serius dan terus
menerus untuk mengembangkan konsep-konsep yang jelas mengenai Perencanaan
Pengembangan Wilayah Kepulauan, dengan dasar konsep Maritim, yang berbeda
dengan konsep Pengembangan Wilayah Daratan/Kontinen.

Untuk mendukung pembangunan ekonomi hendaknya pengembangan


pulau-pulau kecil dilakukan secara bijaksana dan berkeadilan. Artinya
pembangunan pulau-pulau kecil harus didasarkan pada kondisi obyektif dari aspek
ekologi pulau-pulau yang bersangkutan. Kemampuan pulau-pulau kecil
menyediakan sumberdaya alam harus menjadi pertimbangan laju eksploitasi
sumberdaya alam dan pemanfaatan ruang di pulau tersebut, sehingga diperlukan
penatakelolaan dengan harapan ada integritas dan akuntabilitas dalam
pemanfaatan sumberdaya. Penatakelolaan atau governance menurut Kooiman et al
(2005), yaitu keseluruhan interaksi antara sektor publik dan privat ikut terlibat
untuk memecahkan persoalan masyarakat dan menciptakan kesempatan sosial.
Suatu penatakelolaan harus didasarkan atas tiga pilar yakni koordinasi, kolaborasi
dan konsultasi untuk merancang keterpaduan pengelolaan minawisata bahari
dengan berbagai dimensi, maka keterpaduan tersebut merupakan dasar dari
perencanaan dan pengambilan keputusan (Chua, 2006).
Kepulauan Spermonde (Spermonde shelf) terdapat di bagian selatan Selat
Makassar, tepatnya di pesisir barat daya Pulau Sulawesi. Sebaran pulau karang
yang terdapat di Kepulauan Spermonde terbentang dari utara ke selatan sejajar
pantai daratan Pulau Sulawesi (Van Vuuren, 1920a,b. dalam de Klerk, 1983).
Kegiatan eksploitasi sumberdaya laut di Kepulauan Spermonde telah
berlangsung ratusan tahun. Menurut pengamatan terakhir, perkembangan sektor
perikanan di Kepulauan Spermonde berlangsung sangat pesat. Perkembangan
tersebut tidak terbatas pada pertumbuhan jenis usaha yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumberdaya laut, tetapi juga pada dinamika perkembangan usaha
perikanan dan pariwisata. Perkembangan sektor-sektor inilah yang kemudian
dapat menjadi landasan pengembangan Kepulauan Spermonde berdasarkan
potensi setiap pulau untuk menunjang perekonomian masyarakat yang hidup di
pulau-pulau tersebut.

Tujuan Perencanaan:

Adapun tujuan utama penyusunan laporan penelitian Kepulauan


Spermonde Kota Makassar adalah mengembangkan potensi yang ada di
Kepulauan Spermonde Makassar untuk meningkatkan perekonomiaan, sosial, dan
budaya dengan memperhatikan lingkungan.

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai suatu gejala atau fenomena
dengan menggunakan logika ilmiah berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan. Dalam penelitian ini, dideskripsikan mengenai potensi perikanan serta
potensi pariwisata baik secara fisik, sosial, budaya masyarakat serta arahan
pengembangan dalam mengembangkan potensi yang ada.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan yang berlangsung pada
bulan Oktober 2016. Penelitian ini dilakukan di Kepulauan Spermonde Kota
Makassar.

Adapun lokasi penelitian dapat dilihat dari gambar di bawah ini :


C. Metode Pengumpulan Data
Data merupakan hal terpenting dari suatu penelitian karena data tersebut
digunakan dalam pengambilan keputusan sehingga data yang akan diperoleh nanti
harus bersifat valid (derajad ketepatan).
Jenis data yang digunakan dibedakan menjadi:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil observasi
atau survei langsung pada lokasi penelitian. Selain itu, data primer juga
dapat diperoleh dari sumber asli atau sumber pertama. Data ini diperoleh
melalui responden, yaitu orang yang dijadikan objek penelitian atau orang
yang dijadikan sebagai sarana informasi dari pengamatan langsung di
lapangan.
Adapun data primer yang dibuthkan, yaitu:
a. Data ketersediaan sarana seperti penginapan, WC umum,
restoran/rumah makan, dan toko cenderamata serta prasarana seperti
seperti jalan, air bersih, persampahan sebagai penunjang aktivitas
yang ada ditempat wisata, dapat diperoleh lewat pengamatan
langsung.
b. Data-data mengenai keadaan sosial-ekonomi masyarakat lokal, jarak
dan waktu tempuh maupun jenis kapal yang digunakan yang diperoleh
langsung melalui wawancara.
2. Data sekunder yaitu data/informasi yang diperoleh tidak secara langsung
dari responden tetapi dari pihak ketiga. Data ini dapat diperoleh melalui
penelitian pada instansi yang terkait, buku dan artikel.
Adapun jenis data sekunder yang dibutuhkan, yaitu:
a. Data-data kondisi fisik dan lingkungan pulau.
b. Jumlah penduduk, kepadatan penduduk, luas wilayah/lokasi, serta
potensi pulau.
c. Peta lokasi penelitian terkait dengan pemanfaatan lahan dan ruang
serta lokasi kegiatan wisata maupun perikanan yang diperoleh melalui
Google Earth.
d. Data-data Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya Manusia
(SDM) tiap pulau dari instansi terkait.
e. Informasi mengenai kebijakan yang dibuat pemerintah dalam
pengembangan potensi wisata maupun perikanan yang diperoleh dari
instansi terkait.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang
dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung objek
penelitian dengan mencatat gejala - gejala yang ditemukan dilapangan
untuk melengkapi data - data yang diperlukan sebagai acuan yang
berkenaan dengan topik penelitian.
b. Wawancara adalah proses tanya - jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan (Cholid dan
Abu, 2008: 83). Teknik pengumpulan data dengan wawancara
digunakan ketika seseorang ingin mendapatkan data-data atau
keterangan lisan dari responden.
c. Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang ditujukan
kepada subjek penelitian. Dokumentasi pada penelitian ini lebih pada
pengumpulan dokumentasi pendukung data-data penelitian yang
dibutuhkan (Irawan, 2004: 69). Pada penelitian kualitatif, dokumentasi
berguna sebagai penggunaan teknik pengumpulan data dengan
observasi maupun wawancara.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Teknik pengumpulan data sekunder adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui studi bahan - bahan kepustakaan yang perlu untuk
mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, karya ilmiah, pendapat para ahli yang memiliki relevansi
dengan masalah yang diteliti.
b. Melakukan survei ke instansi guna mendapatkan data dan informasi
mengenai jumlah dan kepadatan penduduk melalui Badan Pusat
Statistik Kota Makassar.
c. Mengumpulkan data-data terkait dengan luas pulau, potensi pulau
serta SDA maupun SDM melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Makassar serta Dinas Kelautan Perikanan Pertanian dan
Peternakan Kota Makassar.
E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian berdasarkan komponen wisata yang menjadi unsur utama


pengembangan daerah tujuan wisata yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Variabel Penelitian Pariwisata

Variabel Pengumpulan Data Teknik Analisis

Atraksi
Potensi alam
Budaya
Aktifitas sekitar lokasi
Fasilitas
Akomodasi Observasi lapangan
Dokumentasi
Fasilitas penunjang dan
Wawancara
pelayanan wisata
Studi literatur Analisis deskriptif
Prasarana dan infrastruktur
Survei instansi
Aksesibilitas (Dinas Kebudayaan
Moda transportasi dan Pariwisata Kota
Jarak dan waktu tempuh Makassar)
Biaya transportasi
Dukungan dan peran serta
masyarakat lokal
Sikap keterbukaan
Bentuk dukungan dan kesiapan
Tabel 3.1 Variabel Penelitian Perikanan

Variabel Satuan Defisi Notasi


Produksi Perikanan Ton Kegiatan/aktivitas ekonomi Y
Tangkap menangkap atau mengumpulkan
ikan/binatang air lainnya/tanaman
air yang hidup di laut/perairan
umum secara bebas dan bukan
milik perseorangan.
Jumlah Nelayan Orang Jumlah Nelayan dihitung X1
berdasarkan pendekatan rumah
tangga perikanan, yaitu secara
aktif melakukan pekerjaan dalam
operasi penangkapan
ikan/binatang air lainnya/tanaman
air.
Alat Penangkapan Unit Kesatuan teknis dalam suatu X2
Ikan operasi penangkapan, terdiri dari
pukat tarik, pukat kantong, pukat
cincin, jaring insang, jaring
angkat, pancing, perangkap, dan
alat pengumpul.
Perahu Unit Terdiri dari perahu X3
sewa/speedboat dan kapal regular.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan penulisan dalam penelitian ini
menggunakan analisa data deskriptif. Analisa data deskriptif adalah analisis
terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan penelitian dalam
menghubungkan fakta, data dan informasi. Jadi teknik analisis data deskriptif
yaitu dengan menyajikan hasil observasi dan wawancara serta melakukan
analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan sehingga diperoleh
gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik
kesimpulan.
G. Pendekatan dalam Perencanaan Wilayah
Pendekatan dalam perencanaan wilayah yang digunakan dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan sektoral. Pendekatan sektoral adalah pendekatan
perencanaan wilayah berdasarkan sektor-sektor kegiatan yang ada di wilayah
tersebut, seperti sektor pariwisata dan sektor perikanan. Setiap sektor dianalisis
potensinya satu persatu, menetapkan apa yang dapat ditingkatkan dan dimana
lokasi kegiatan peningkatan tersebut. Berdasarkan kriteria tersebut, dapat
ditetapkan skala prioritas tentang sektor apa yang perlu dikembangkan di
wilayah tersebut berdasarkan sasaran yang ingin dicapai. Penetapan skala
prioritas sangat dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan wilayah.
Gambar Peta Administrasi Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Bathimteri Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Data

Tabel 1. Data Kejauhan Jarak Dari Makassar Ke Pulau, Kepadatan Penduduk, Kondidi Pulau, Dan Potensi Tiap Pulau
KEPADATAN
JARAK TIDAK POTENSI
NO PULAU PENDUDUK BERPENGHUNI
BEPENGHUNI
JAUH DEKAT RENDAH TINGGI PARIWISATA PERIKANAN
1 Lajjukang
2 Langkai
3 Lumu-Lumu
Kodingareng
4
Lompo
5 LaeLae
6 Barrang Lompo
7 Barrang caddi
8 Kayangan
9 Bone Tambung
10 Samalona
11 Kodingareng Keke
12 Gusung
Sumber: Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar dan Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar, 2014
Hasil Kajian dan Survei Kelompok, 2016
Gambar Peta Kepadatan Penduduk Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Jarak dan Aksesibilitas Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Potensi Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Sumberdaya Perikanan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Peta Jaringan dan Aksesibillitas menunjukan:
Terdapat 2 jenis kapal: Reguler dan Sewa

Dari Pelabuhan Paotere ke


Pulau Lumu-Lumu = 180 menit 28 km dengan kapal regular
Pulau Lanjukang = 240 menit 40 km dengan kapal regular
Pulau Langkai = 210 menit 36 km dengan kapal regular
Pulau Bone Tambung = 180 menit 18 km dengan kapal regular
Dari Pelabuhan Kayu Bangkoa ke
Pulau Barrang Lompo = 150 menit 13 km dengan kapal regular dan kapal sewa
Pulau Kayangan, Gusung, dan LaeLae = kapal sewa dengan tingkat wisata
rendah.
Pulau Samalona = 45 menit 7 km dengan kapal sewa
Pulau Kodingareng Keke = 90 menit 14 km dengan kapal sewa
Pulau Barrang Caddi = 60 menit 11 km dengan Kapal regular dan Kapal sewa
Pulau Kodingareng Lompo = 120 menit 15 km dengan Kapal regular dan Kapal
sewa
Peta Potensi Spermonde menunjukkan :
Pulau Kodingareng Lompo memiliki potensi yang terbesar dilihat dari indikator
potensi yang ada baik wisata maupun perikanan. Sedangkan pulau yang
memiliki potensi yang kecil sesuai indikator potensi yang ada yaitu hanya
indikator perikanan.
Peta Potensi Sumberdaya Perikanan menunjukan :
Wilayah tangkapan ikan terrendah berada pada Pulau Laelae, Pulau Gusung,
Pulau Kayangan, Pulau Samalona, Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng
Lompo dan Pulau Barrang Lompo.
Wilayah tangkapan ikan tersedang berada pada Pulau Kodingareng Keke, Pulau
Bonetambung, dan Pulau Lajukang.
Wilayah tangkapan ikan tertinggi berada pada Pulau Langkai dan Pulau Lumu-
lumu.
Tabel 2. Data Jumlah Penduduk, Luas Wilayah, dan Jarak dari Makassar ke Pulau

PENDUDUK LUAS JARAK


NO PULAU
(JIWA) (Ha) (KM)

1 Lajjukang 50 15.2 40
2 Langkai 530 27 36
3 Lumu-Lumu 984 3.75 28
Kodingareng
4
Lompo 4734 14 15
5 LaeLae 1756 11 2
6 Barrang Lompo 3563 19 13
7 Barrang caddi 1532 4 11
8 Kayangan 0 2 0.8
9 Bone Tambung 481 5 18
10 Samalona 82 2 7
11 Kodingareng Keke 0 1 14
12 Gusung 0 2 7.6
Sumber: Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3K) 2014
Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar, 2014

Berdasarkan Tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa Pulau dengan jumlah


penduduk terbesar adalah Pulau Kodingareng Lompo. Pulau yang memiliki luas
wilayah terbesar adalah Pulau Barrang Lompo. Serta Pulau yang memiliki jarak
terjauh dari Kota Makassar adalah Pulau Lajjukang.

Tabel 3. Data Penghasilan Nelayan dan Jenis Armada

PENGHASILAN NELAYAN JENIS


NO PULAU
ARMADA
(PER HARI) (PER TRIP)

1 Lajjukang 35 250 ribu Perahu


Langkai 75 350 ribu
2 Perahu
100 400 ribu
Lumu-Lumu 50 150 ribu
3 Perahu
100 300 ribu
Kodingareng 75 350 ribu Perahu
4 Lompo 500 3 juta
Kapal Ikan
LaeLae 120 125 ribu
Perahu
5 200 - 500 ribu
Kapal Ikan
5 7 juta
Barrang Lompo Perahu
6 50 100 ribu 7 jutaan
Kapal Ikan
Barrang caddi 120 125 ribu
Perahu
7 200 500 ribu
Kapal Ikan
5 7 juta

8 Kayangan
Bone Tambung 35 50 ribu
9 Perahu
300 700 ribu

10 Samalona

11 Kodingareng Keke

12 Gusung
Sumber: Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar, 2014
Hasil Survei Kelompok, 2016

Adapun Pulau dengan Tujuan Tangkapan adalah sebagai berikut:

35 100 ribu/hari: mencari ikan hanya disekitar pulaunya

200 700 ribu/hari: mencari ikan di Pulau Bone Tambung dan Kodingareng
Keke

5 7 juta/hari: mencari ikan di Pulau Lumu-Lumu dan sekitarnya


Berdasarkan data pada Tabel 3 di peroleh penghasilan tertinggi Nelayan per
hari per tangkapan berasal dari Pulau LaeLae yang menangkap ikan di Pulau Lumu-
Lumu. Sedangkan yang paling rendah penghasilannya Nelayan yang berasal dari
Pulau Bone Tambung disebabkan hanya mencari disekitar Pulau tempat mereka
tinggal saja.
Tabel 4. Data Kondisi Terumbu Karang, Pekerjaan, Aktivitas Wisata, dan Daya Tarik Wisata Kepulauan Spermonde Kota
Makassar

Terumbu Karang
No Pulau Pekerjaan Aktiitas Wisata Daya Tarik Wisata
Baik Buruk

Memacing, Diving,
Wisata Bahari Alam, Habitat
Olahraga Pantai Dan
Bawah Laut, Pemandangan
Permainan, Berjemur,
1 Lajjukang Laut, Pantai Pasir Putih
Sightseeing, Barbeque,
Disekitar Pulau, Kehidupan
Bertenda/Camping,
Masyarakat
Berenang

Berenang, Memancing,
Berjemur, Olahraga
2 Langkai Wisata Bahari Alam
Pantai, Sightseeing,
Bertenda/Camping

Sightseeing Dan Pemandangan Dan Kegiatan


3 Lumu-lumu
Memancing Masyarakat

Pembuatan Cao,
Memancing, Berenag,
Pemandangan, Kegiatan
Snorkeling, Diving,
Kodingareng Masyarakat, Pantai Pasir
4 Berjemur, Bola Volley
Lompo Putih Disekitar Pulau, Koral
Dan Sepak Bola Pantai,
Dan Keindahan Bawah Laut,
Sightseeing
Kuburan Tua
Nelayan, Pedagang,
Pembuat Perahu, Memancing, Berjemur, Pemandangan, Pantai Pasir
Bengkel, Tukang Berenang, Releksasi, Putih, Kehidupan
5 Laelae
Batu/Kayu, Olahraga Pantai, Masyarakat, Terowongan
Karyawan Sightseeing Bawah Tanah (Bunker)
Swasta,pns.

Pemandangan Laut,
Pemandangan Bawah Laut,
Atraksi Seni Dan Budaya,
Balai Penelitian Perikanan
Memancing, Berenang,
6 Barrang Lompo Dan Kelautan UNHAS,
Sightseeing, Menyelam
Kuburan Tua, Pengolahan
Cendramata Perak,
Masyarakat Dan Gaya
Hidupnya

Kehidupan Masyarakat,
Habitat Bawah Laut, Daur
Memancing, Snorkeling, Ulang Sampah Dan
7 Barrang caddi Menyelam, Sightseeing, Penyulingan Air, Kesenian
Berjemur Music, Pembuatan Jarring
Transpalansi Koral,
Pembuatan Perahu Fiber
Memancing, Berselancar,
Pantai Pasir Putih,
Berperahu, Berjemur,bola
Pemandangan Sekitar Pulau,
8 Kayangan Volley Dan Sepak Bola
Keadaaan Pulau Yang Dekat
Pantai, Berenang,
Dari Pusat Kota
Barbeque

Memancing, Berenang,
Berjemur, Releksasi,
9 Bone Tambung Wisata Bahari Alam
Olahraga Pantai,
Sightseeing,

Sightseeing, Memancing,
Snorkeling, Diving, Habitat Bawah Laut, Pantai
10 Samalona Berjemur, Olahraga Pasir Putih Disekitar Pulau,
Pantai Dan Permainan, Pemandangan Laut
Barbeque, Berenang

Memancing, Snorkeling,
Diving, Berjemur, Bola Habitat Bawah Laut,
Kodingareng
11 Volley Dan Sepak Bola Pemandangan Laut, Pantai
Keke
Pantai, Berenang, Pasir Putih Disekitar Pulau
Berkemah, Barbeque
Pantai Pasir
Memancing, Berenang, Putih,pemandangan Sekitar
12 Gusung
Relaksasi Pulau, Keberadaan Pulau
Yang Dekat Dari Pusat Kota

Sumber: Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar, 2014
Hasil Survei Kelompok, 2016

Berdasarkan data pada Tabel 4, Pulau Barrang Lompo adalah Pulau yang terumbu karangnya tergolong baik/bagus
disbanding Pulau yang lain. Sedangkan Pulau Lajjukang, Langkai, dan Pulau Barrang caddi sudah mulai rusak disebabkan cara
penangkapan yang tidak memikirkan lingkungan hidup biota laut.
Gambar Peta Eksisting Pemanfaatan Wilayah Laut Perikanan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Analisis

Berdasarkan data eksisting yang telah didapatkan pada Kepulauan Spermonde


yang ada di Kota Makassar, maka analisis analisis yang dapat dilakukan ialah sebagai
berikut.

1. Analisis Potensi Kunjungan


Potensi kunjungan yang dikaji disini merupakan seberapa besar potensi suatu
pulau dapat menarik pengunjung baik itu yang bertujuan untuk berwisata maupun
yang sekedar pulang balik ke Kota Makassar. Pengunjung yang bertujuan wisata
biasanya datang ke pulau untuk berlibur dan menikmati keindahan alam dan fasilitas
di pulau sedangkan pengunjung lain yaitu komuter yang merupakan penduduk pulau
yang beraktivitas di kota lalu kembali beristirahat di pulau.
Potensi kunjungan pulau dapat dilihat dan diukur dengan jumlah kapal dan
potensi pulau itu sendiri. Dilihat dari potensi pulau yang ada, pengunjung dapat
tertarik dari dua aspek yaitu dari segi wisata dan segi perikanan. Potensi wisata
maupun perikanan mempunyai indikator-indikator yang menjadi pertimbangan
pengunjung untuk mendatangi pulau. Semakin banyak indikator yang dimiliki suatu
pulau maka semakin kuat daya tarik yang dapat menarik pengunjung datang ke pulau.
Dari segi jumlah kapal, jumlah pengunjung dapat ditentukan dengan melihat tersedia
atau tidaknya kapal menuju pulau. Jenis kapal sendiri ada dua macam yaitu kapal
regular dan kapal/perahu sewa berupa speedboat.

Kapal /perahu Sewa Kapal Reguler


Dari dua belas pulau yang termasuk Kepulauan Spermonde yang ada di Kota
Makassar tidak semua dapat diakses dengan kapal regular, hanya ada empat pulau
yang melayani dan menyediakan kapal regular tersebut diantaranya Pulau Barrang
Lompo, Barrang Caddi, Kodingareng Lompo, dan Laelae. Mengenai perahu sewa
sendiri jumlahnya cukup banyak dibandingkan kapal regular dan dapat diakses ke
semua pulau kecuali pulau yang jaraknya cukup jauh seperti pulau Lanjukang,
Lankai, Lumu-lumu, dan Bonetambung sehingga perahu sewa tidak dapat melayani
pengunjung dan komuter dari pulau tersebut.
Kapasitas kapal juga termasuk mempengaruhi jumlah pengunjung yang datang
karena menentukan banyak atau tidaknya penumpang yang dibawa ke pulau. Untuk
kapal regular memiliki kapasitas yang cukup besar yaitu dapat mengangkut sekitar 70
penumpang, dan untuk perahu sewa kapasitas kapal hanya mengangkut 8-10
penumpang. Selain kapasitas, biaya sewa kapal juga menjadi indikator pertimbangan
pengunjung untuk memilih ingin berkunjung atau tidak ke suatu pulau. Sewa kapal
regular terbilang cukup murah dibandingkan perahu sewa, penumpang hanya
membayar sekitar 15 ribu rupiah sekali berlayar sedangkan biaya perahu sewa
sanggup mencapai satu juta hingga dua juta rupiah sekali berlayar utamanya
penyewan yang ingin pergi ke pulau yang jauh seperti Pulau Lanjukkang, Lankai, dan
Lumu. Perbedaan yang cukup tinggi ini dikarenakan rute kapal regular yang terbatas
dan hanya berlayar sekali sehari, berbeda dengan perahu sewa yang dapat digunakan
sesuai perintah penyewa kapal.
Mengenai aksesibiltas ke pulau yang dilalui oleh pengunjung terdapat dua
simpul perpindahan transportasi yaitu dermaga kayu bangkoa dan dermaga poetere.
Di dermaga kayu bangkoa dapat diakses dari Kota Makassar menggunakan
transportasi umum berupa bus maminasata maupun angkutan umum yang melalui
jalur Jalan Penghibur. Pada dermaga ini kapal regular maupun perahu sewa dapat
diakses dengan mudah sedangkan pada dermaga poetere hanya terdapat kapal nelayan
yang datang dari ke-empat pulau terjauh yaitu Lanjukang, Lankai, Lumu-lumu, dan
Bonetambung.
Aktivitas Pengunjung di dermaga
Kayu Bangkoa

Jika digabungkan dari dua faktor diatas maka suatu pulau memiliki potensi
kunjungan apabila kedua faktor tersebut cukup memadai. Potensi pulau yang
terbilang tinggi serta aksesibilitas yang mudah membangkitkan keinginan pengunjung
untuk mendatangi pulau.
Gambar Peta Potensi Kunjungan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Pada peta analisis menunjukkan bahwa semakin besar lingkaran suatu pulau
maka semakin besar pula potensi kunjungan yang dimiliki pulau tersebut. Besarnya
lingkaran pulau ditentukan berdasarkan minat pengunjung sesuai potensi pulau serta
intensivitas kunjungan. intensivias disini lihat dari ketebalan garis pada peta, semakin
tebal tarikan garis dari dermaga ke pulau maka semakin sering atau intes orang
berkunjung ke pulau. Garis ini sendiri dibedakan menjadi dua warna, jingga dan
hujau. Garis berwarna jingga menjelaskan jenis kunjungan dengan tujuan wisata dan
garis berwarna hijau menjelaskan jenis kunjungan komuter. Jadi, lingkaran terbesar
terletak pada pulau Kodingareng Lompo dan pulau Barrang Lompo. Adapun
hubungan jumlah pengunjung dengan transpotasi Kota Makassar terlihat dari garis
ungu dan biru pastel.

2. Analisis Potensi Perekonomian


Potensi perekonomian diukur dari tiga aspek yang diobservasi pada lokasi studi
yaitu aksesbilitas yang merupakan salah satu penunjang keluar masuknya masyarakat
baik pendatang maupun penduduk asli pulau, potensi pulau sebagai penentu
pengembangan perekonomian pulau berdasarkan sumber daya alam di pulau, terakhir
yakni jumlah penduduk yang menunjukkan besar kecilnya potensi ketenagakerjaan
yang ada di pulau.
Aksesbilitas ke pulau yang mudah dan terjangkau saat ini terdapat pada
dermaga kayu bangkoa karena merupakan dermaga yang memang menyediakan kapal
untuk penumpang seperti kapal regular dan kapal sewa sehingga orang yang
beraktivitas di pulau dan kota atau yang biasa disebut komuter dapat lebih mudah.
Selain karena tersedianya kapal di dermaga kayu bangkoa, askes transportasi dari
kota atau perpindahan moda transpotasi dari darat ke air tidak sulit sebab dermaga
dilalui oleh dua jalur transpotasi umum yakni angkuta umum dan bus. Berbeda
dengan dermaga kayu bangkoa, akses di dermaga poetere lebih sulit karena tidak
tersedianya kapal penumpang, hanya ada kapal-kapal nelayan yang datang dari pulau
yang jauh seperti Lanjukkang, Lankai, Lumu-lumu, dan Bonetambung. Dermaga
poetere juga tidak dilalui oleh jalur transportasi umum sehingga dermaga ini jarang
digunakan sebagai simpul perpindahan moda bagi masyarakat yang ingin datang atau
keluar pulau, namun dari sisi perekonomian, dermaga ini melayani sebagai tempat
pengumpulan dan pasar ikan yang ditangkap sekitar pulau menuju Kota Makassar dan
kabupaten atau kota lainnya.
Ada dua potensi penunjang perekonomian Kepuluan Spermonde di Kota
Makassar yaitu potensi perikanan dan potensi pariwisata. Dari dua potensi inilah
perekonomian dapat dikembangkan dengan mengandalkan sumber daya alam yang
ada pada pulau sendiri. Walaupun setiap pulau telah memiliki potensi yang paling
menonjol namun ada pulau yang memiliki kedua potensi tersebut dilihat dari berapa
indikator yang terdapat pada pulau. Potensi pulau yang dimaksud disini dapat dilihat
pada Peta Potensi Kepulauan Spermonde Di Bagian Data.
Peta tersebut menunjukkan seberapa besar potensi yang dimiliki pulau dilihat
dari jumlah lingkaran yang melingkari pulau. Setiap indikator mewakili setiap
lingkaran dengan warna yang berbeda pulau. Pada peta tersebut jelas terlihat bahwa
potensi terbesar berada pada pulau Kodingareng Lompo dan Barrang Lompo
sehingga dapat dikatakan bahwa kedua pulau tersebut yang memiliki sumber daya
alam terbesar.
Aspek terakhir yang menjadi bahan pertimbangan analisis potensi
perekonomian pulau yakni jumlah penduduk pulau. Pertimbangan ini diambil karena
jumlah penduduk pulau dapat menentukan peluang ketenagakerjaan yang tentunya
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Semakin besar jumlah penduduk
suatu pulau maka semakin besar pula peluang jumlah tenaga kerja yang ada dan
semakin banyak variasi jenis pekerjaan dalam suatu pulau.

Pada Tabel Jumlah Penduduk, menunjukkan jumlah penduduk terbesar berada


pada pulau Kodingareng Lompo dan disusul oleh pulau Barrang Lompo sehingga
kedua pulau ini kembali menjadi yang berpotensi dari salah satu aspek penilaian
analisis erekonomian pulau.
Gambar Peta Potensi Perekonomian Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Pada peta ini ketiga aspek digabung menjadi satu sehingga tampaklah potensi
perekonomian pulau. Potensi pulau dapat dilihat dari lingkaran berwarna hijau pada
pulau. Semakin besar lingkaran hijau tersebut maka semakin besar potensi pulau.
Lingkaran hijau terbesar ada pada pulau Kodingareng Keke kemudian pulau Barrang
Lompo sehingga disimpulkan bahwa hanya kedua pulau inilah yang akan menjadi
pertimbangan penempatan PKW (Pusat Kegitan Wilayah) pada Kepulauan
Spermonde.
Konsep Perencanaan

Berikut adalah teori yang berkaitan dengan konsep perencanaan yang kami buat:

1. Teori Growth Pole


Francois Perroux (1955) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi ditiap daerah
tidak terjadi disembarang tempat melainkan dilokasi tertentu yang disebut kutub
pertumbuhan. Sehingga Kepulauan Spermonde dapat dikembangkan dengan
menentukan penentuan kutub pertumbuhan pada daerah kepulauan yang kemdian
ditetapkan di Pulau Barrang Lompo.

2. Teori Basis Ekspor (Export Base)


Clark-Fisher (1954) dalam teori ini menganut paham bahwa ekonomi wilayah
terdiri dari sektor basis dan non-basis. Sektor Basis berfungsi untuk melayani
permintaan dari luar/menghasilkan barang dan jasa untuk ekspor. Sedangkan non-
basis berfungsi melayani kebutuhan setempat atau menunjang sektor basis.
Berdasarkan teori ini, penerapan adanya sektor basis dan sektor non basis yang
kemudian menjadi pengembang perekonomian Kepulauan Spermonde. Sektor basis
berupa perikanan akan dipusatkan ke kawasan PKW yang kemudian akan di ekspor
keluar daerah sehingga ikan-ikan yang ditangkap akan dikelolah di Pulau Barrang
Lompo.

3. Teori Neo-Klasik
Hirscman (1958) menyatakan bahwa keadaan akan menjadi stabil sendiri oleh
kekuatan pasar dan tidak memerlukan campur tangan pemerintah karena semua akan
diatur oleh pasar. Teori ini digunakan untuk menentukan harga pasaran perikanan
sebagai salah satu sektor basis pengembangan perekonomian Kepulauan Spermonde.

4. Teori Neo-Keynes
Harrod-Domar (1962) menyatakan bahwa suatu sistem ekonomi tidak mungkin
terdapat kestabilan. Berbeda dengan Teori Neoklasik yang menyatakan bahwa
campur tangan pemerintah tidak diperlukan, karena semua akan diatur oleh pasar.

5. Teori Schumpetari
Schumpeter menyatakan bahwa pengenalan produk baru dan perbaikan terus-
menerus pada produk itulah yang membawa kepada pembangunan. Dalam teorinya
mengenai inovasi dalam pembngunan ekonomi dengan unsur yaitu pengenalan
barang baru, pengenalan metode produksi baru, pembukaan pasar baru, penguasaan
sumber penawaran baru dan mentah atau barang semi manufaktur, dn pembentukan
organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.

6. Perspektif Pembangunan Berwawasan Lingkungan dan Berkelanjutan


Dalam konsep ini, pertumbuhan ekonomi dicapai dengan tidak mengorbankan
tujuan sosial maupun integritas lingkungan.
Berdasarkan teori diatas, maka konsep kami dengan menjadikan Pulau
Barang Lompo sebagai PKW dengan tujuan agar supaya nelayan dari Pulau Lumu-
Lumu, Pulau Langkai, dan Pulau Lajjukang dapat menyetor hasil tangkapan mereka
di Pulau Barang Lompo. Dengan begitu dapat dipastikan menghemat biaya yang
dikeluarkan nelayan dalam menangkap ikan. Hasil tangkapan yang telah dikumpul
kemudian akan diolah di Pulau Barang Lompo kemudian akan disebar ke TPI yang
ada di Makassar serta diekspor.
Alasan dibalik pemilihan Pulau Barrang Lompo yang dijadikan sebagai
tempat PKW ialah karena Pulau Barrang Lompo memiliki potensi terbesar setelah
Pulau Kodingareng Lompo. Selain itu, Pulau Barrang Lompo berada diposisi yang
strategis yaitu berada ditengah pulau zona potensi perikanan dan zona potensi
pariwisata. Jika diliat dari segi jumlah penduduk, Pulau Barrang Lompo juga
memiliki kesempatan ketenagakerjaan yang besar dilihat dari kemudahan
aksesibilitas dan jumlah penduduk kedua tertinggi. Mengenai dari segi perikanan, di
Pulau Barrang Lompo telah tersedia Balai Perikanan yang didirikan oleh Universitas
Hasanuddin.
Gambar Peta Potensi Perekonomian Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Perencanaan

Dalam Perencanaan Kepulauan Spermode Kota Makassar, terbagi dalam dua


Perencanaan, yaitu :

1. Alokasi Ruang Kepulauan Spermonde Kota Makassar.


2. Struktur Ruang Kepulauan Spermonde Kota Makassar.

1. Alokasi Ruang/Pola Ruang


Alokasi Ruang/Pola Ruang adalah suatu distribusi peruntukan ruang dalam
suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
ruang untuk fungsi budidaya. Pola ruang merupakan alokasi pemanfaatan ruang yang
pada prinsipnya merupakan perwujudan dari upaya pemanfaatan sumberdaya alam di
suatu wilayah melalui pola pemanfaatan yang diyakini dapat memberikan suatu
proses pembangunan yang berkesinambungan. Dalam filosofi ruangnya, secara lebih
tegas dinyatakan bahwa Alokasi ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang
menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter kegiatan manusia, lokasi dan atau
kegiatan alam.

Tabel 5. Kawasan dan Zona Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Zona (Kawasan) UU Zona (Kawasan) UU Kategori Zona Berdasarkan


Tata Ruang No. 26 Pengelolaan Pesisir dan Peraturan Menteri
Tahun 2007 Pulau-Pulau Kecil No. 27 Kelautan dan Perikanan
Tahun 2007, Pasal 11 No. PER.16/MEN/2008
pasal 15
Kawasan Budidaya Rencana Kawasan 1. Pariwisata
Pemanfaatan Umum 2. Pemukiman
3. Pertanian
4. Hutan
5. Pertambangan
6. Perikanan Budidaya
7. Perikanan Tangkap
8. Industri
9. Infrastruktur umum
10. Pemanfaatan Terbatas
sesuai dengan karakteristik
biogeofisik lingkungan
Kawasan Lindung Rencana Kawasan 1. Konservasi Perairan
Konservasi 2. Konservasi Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
3. Konservasi Maritim
4. Sempadan Pantai
Kawasan Khusus Rencana Kawasan 1. Pertahanan Keamanan
Strategis Nasional 2. Situs Warisan Dunia
Tertentu 3. Perbatasan dan Pulau-
Pulau Kecil Terluar
Rencana Alur 1. Alur Pelayaran
2. Alur Sarana Umum
3. Alur Migrasi Ikan
4. Pipa dan Kabel Bawah
Laut
Sumber : Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil Sebagai Salah Satu Dokumen Penting Untuk
Disusun Oleh Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Bung Hatta.

Dalam penetapan pemanfaatan setiap kawasan dimaksudkan untuk


menyesuaikan karakteristik suatu zona dengan kegiatan yang akan dikembangkan
pada zona tersebut, sehingga pemanfaatannya optimal dan berkelanjutan. Landasan
yang umumnya dipakai dan berlaku untuk semua jenis pemanfaatan zona berdasarkan
pada pertimbangan:

Kesesuaian dengan arahan dalam rencana tata ruang wilayah dan rencana
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kota Makassar;
Keseimbangan antara kawasan konservasi dan pemanfaatan umum dalam
suatu ekosistem wilayah;
Kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan
air);
Toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak terhadap peruntukan yang
ditetapkan;
Kesesuaian dengan kebijakan pemerintah kabupaten dan provinsi di luar
rancana tata ruang yang ada.

Berdasarkan hasil analisis Potensi Perekonomian dan Potensi Kunjungan


Kepuluan Spermonde di Kota Makassar, dibuatlah perencanaan Alokasi Ruang yang
terdiri dari Kawasan budidaya, zona perikanan tangkap,dan Kawasan Konservasi.
Pada setiap zona dan Kawasan dijabarkan kedalam masingmasing subzona yang
dalam hal ini menjadi arahan pengembangan yang diuraikan pada bab ini. Adapun
penyajian zona-zona secara detail diuraikan sebagai berikut ini:

a. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan. Berdasarkan kondisi pemanfaatan wilayah laut
eksisting dan parameter kesesuaian perairan Kawasan budidaya laut di kepulauan
Spermonde Kota Makassar diperuntukan sebagai Zona Perikanan, Zona Pariwisata
dan Zona Industri.

Zona Perikanan adalah Kawasan pesisir yang digunakan untuk perikanan


budidaya, pertambakan, keramba dan budidaya rumput laut dan mutiara. Zona
Perikanan untuk Kepuluan Spermonde Kota Makassar dikembangkan di Pulau
Langkai, Pulau Lanjukang, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Bonetambung, Pulau Barang
Lompo, dan Pulau Barang Caddi. Zona Industri dikembangakan di Pulau Barang
Lompo. Arahan Pengembangan Zona Perikanan, dilakukan dengan cara :

a. menata dan mengembangkan usaha budidaya


b. meningkatkan sarana dan prasarana budidaya
c. mengembangkan sumber daya manusia dan menerapkan teknologi budi daya
laut yang produktif dan ramah lingkungan
d. mengendalikan dan/atau mencegah kegiatan yang mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas air dan mengganggu kegiatan perikanan budidaya laut.

Zona pariwisata adalah perairan laut yang diperuntukan bagi kegiatan


pariwisata karena memiliki panorama yang indah, keunikan bentang alam dan /atau
adanya situs peninggalan sejarah. Pada Zona Pariwisata untuk dikembangkan di
Pulau Samalona, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Kodingareng Keke, Pulau
Kayangan, Pulau Gusung dan Pulau Lae-Lae. Zona pariwisata ini dimanfaatkan
sebagai:
a. Sub Zona Wisata Rakyat (backpacker) yaitu Pantai umum, tempat rekreasi
skala masyarakat dengan infrastruktur terbatas dan fasilitas wisata, makan dan
hiburan terbatas yang dikelola masyarakat lokal. Sub zona Wisata ini terdapat
di Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, Pulau Kodingareng Keke, dan Kodingareng
Lompo.
b. Sub Zona Wisata Komersial yaitu Kawasan pesisir yang
dialokasikan/sesuaiuntuk pembangunan resor, hotel, tempatpermainan,
restoran, tempat berjualan dan tempat jasa lainnya yang harus mendapoat izin
Pemda. Sub zona Wisata ini terdapat di Pulau Kayangan dan Pulau Samalona.
c. Sub Zona Wisata Bahari yaitu Kawasan pesisir yang sesuai untuk kegiatan
wisata air dan rekreasi seperti diving, snorkeling, para-sailing, kayaking,
perahulayar, game fishing dan camping. Bagunan akomodasi dan
infrastruktur lain terbatas. . Sub zona Wisata ini terdapat di Pulau Samalona,
Pulau Kodingareng Lompo, dan Pulau Kodingareng Keke. Arahan
pengembangan
Zona Pariwisata dilakukan dengan cara:
a) meningkatkan daya tarik dan destinasi wisata
b) meningkatkan sarana dan prasarana kepariwisataan
c) meningkatkan produk wisata yang sesuai dengan sifat dan
karakteristik
d) meningkatkan manajemen kepariwisataan
e) mengendalikan dampak negatif seperti sampah dan pencemaran laut
untuk kegiatan pariwisata di wilayah pesisir.
Zona Industri Kawasan pesisir yang diperuntukkan bagi kegiatan industri
seperti produksi manufaktur, industri pengolahan makanan, industri pengelohan ikan
dan Lain-lain. Zona Industri dikembangakan di Pulau Barang Lompo. Pulau Barang
Lompo sebagai Pusat kegiatan Wilayah (PKW) yang diperuntukan sebagai Lokasi
Pengumpulan Ikan hasil tangkapan nelayan dari pulau-pulau sekitar sehingga
memiliki peluang mengembangkan industri Besar dan kecil. Industri Besar seperti
Industri Pengalengan Ikan, Budidaya Ikan, Pabrik Es, Pembuatan kapal atau perahu
dan lain-lain. Sedangkan Industri Kecil seperti Industri rumahan pengeringan ikan,
pembuatan alat nelayan, dan lain-lain.

Arahan pengembangan Zona Industri dilakukan dengan cara:

a. mengembangkan dan memeperhatikan Industri berskala kecil


b. meningkatkan sarana dan prasarana Industri
c. mengembangkan sumber daya manusia dan menerapkan teknologi industri
yang produktif dan ramah lingkungan
d. mengendalikan dan/atau mencegah pencemaran yang mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas air dan mengganggu kegiatan perikanan
budidaya laut
e. Mengenalkan Produk-Produk hasil industri.
Gambar Peta Perencanaan Alokasi Ruang Kepulauan Spermonde Kota Makassar
B. Zona Perikanan Tangkap
Zona perikanan tangkap adalah ruang wilayah laut yang dialokasikan untuk
kegiatan penangkapan ikan skala kecil. Adapun tujuan dari zona penangkapan ikan
ini adalah untuk menyediakan ruang bagi kelangsungan mata pencaharian nelayan,
memanfaatkan sumberdaya ikan di perairan pesisir, menjadikan kegiatan perikanan
tangkap sebagai salah satu penggerak ekonomi di Kota Makassar. Pada zona
perikanan tangkap ini dibagi menjadi sub zona pelagis yaitu ruang di dalam zona
perikanan tangkap yang diperuntukkan bagi penangkapan ikan pelagis di permukaan
laut, serta sub zona demersal yaitu ruang di dalam zona perikanan tangkap yang
diperuntukkan bagi penangkapan ikan demersal di dasar laut.

Sasaran pengelolaan sub zona ini adalah membangun usaha perikanan tangkap
berbasis potensi wilayah, penguatan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan,
penguatan dan pengembangan kapasitas sarana prasarana penangkapan ikan,
pengembangan industri pengolahan hasil perikanan, mengarahkan usaha. Arahan
pengembangan zona perikanan tangkap dilakukan dengan cara:

a. memanfaatkan sumber daya ikan secara lestari dan berkelanjutan


b. melaksanakan revitalisasi alat tangkap yang produktif dan ramah
lingkungan untuk meningkatkan produksi tangkapan
c. meningkatkan kapasitas kapal perikanan tangkap
d. meningkatkan kemampuan dan keterampilan nelayan kecil
e. meningkatkan pengelolaan tempat pelelangan ikan
f. Menerapkan teknologi rantai dingin pasca tangkap untuk menjaga
kualitas hasil tangkapan.
C. Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi adalah Wilayah perairan yang mempunyai ciri khas
tertentu sebagai satu kesatuan ekosistem yang dilindungi, dilestarikan dan/atau
dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk mewujudkan pengelolaan wilayah tersebut
secara berkelanjutan. Dalam RZWP3K, Wilayah Pengembangan di Kepulauan
Spermonde Makassar dengan dasar kebijakan utama yang diarahkan pada
peningkatan kegiatan pariwisata, kualitas kehidupan masyarakat nelayan melalui
peningkatan budidaya laut dan pemanfaatan sumber daya perikanan dan konservasi
ekosistem terumbu karang. Kawasan lindung lainnya ditetapkan dengan tujuan untuk
melindungi kelestarian dan pemanfaatan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan, dan
kesinambungan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil dengan tetap memelihara
dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. Dalam RZWP3K telah
mengakomodir kawasan konservasi untuk perlindungan terumbu karang dan biota
perairan lainnya.

Demikian juga rencana penetapan kawasan perairan Pulau Lae-Lae, dan Pulau
Samalona menjadikan pulau-Pulau tersebut akan menjadi salah satu andalan
pariwisata. Pulau Lae-Lae, dan Pulau Samalona menjadi satu kluster ekonomi dan
kluster pariwisata terbatas. Berdasarkan kondisi tersebut maka perairan . Pulau Lae-
Lae, dan Pulau Samalona dapat diusulkan menjadi kawasan konservasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain kedua pulau tersebut terdapat juga pulau-pulau
yang yang membutuhkan konservasi karena terumbu karang yang rusak yang akan
membahayakan biota-biota laut, pulau tersebut yaitu: Pulau Bonetambung, Pulau
Barang Caddi, Pulau Lumu-Lumu, pulau Langkai dan Pulau lajukang.
Gambar Peta Perencanaan Kawasan Konservasi Kepulauan Spermonde Kota Makassar
D. Alur Laut
Alur laut (Penjelasan Pasal 10 huruf (a), UU-RI 27/2007), merupakan perairan
yang dimanfaatkan, antara lain untuk : alur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan
migrasi biota laut. Kesesuaian untuk peruntukan alur laut ini didasarkan pada kondisi
eksisting alur laut yang ada di WP-3-K Kota Makassar, dimana untuk alur laut di
Perairan Kota Makassar hanya terdapat alur pelayaran.

Zona Alur pelayaran, mengacu pada kondisi alur pelayaran yang sering
digunakan baik secara Lokal, Regional/Nasional maupun Internasional yang dapat
diperoleh dari Kemenhub (Ditjen Hubla), Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan
Peternakan Kota Makassar serta Bappeda Kota Makassar. Pada zona alur pelayaran
ini dibagi menjadi sub zona pelayaran regional, yang berfungsi sebagai alur pelayaran
yang terdapat di pelabuhan utama.

Alur-alur yang telah ditetapkan, telah dibuatkan sempadan alur dengan


ketentuan pada sisi kiri dan kanan alur dibuatkan sempadan masing-masing 250
meter (sub zona pelayaran nasional) atau dua kali panjang kapal yang melintasi kapal
tersebut. Arahan pengembangan alur laut dilakukan dengan cara:

a. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan mengendalikan


sistem alur laut
b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan mengendalikan
sistem alur penangkapan ikan skala kecil
c. meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran.
Gambar Peta Alur Pelayaran Kepulauan Spermonde Kota Makassar
2. Struktur Ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman, transportasi dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional.
Berdasarkan eksisting dan permasalahan aksesibilitas transportasi, hasil analisis
Potensi Perekonomian dan Potensi Kunjungan Kepuluan Spermonde di Kota
Makassar, dibuatlah perencanaan Struktur Ruang yang terdiri dari Alur Pelayaran,
Pelabuhan, Jenis Kapal, Penempatan Pusat kegiatan Adapun penyajian struktur ruang
sendiri akan diuraikan secara detail sebagai berikut ini:

a) Pusat Kegiatan
Dalam Stuktur Ruang terdapat Pusat Kegiatan yang menjadi pusat
perekonomian wilayah itu sendiri. Untuk Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kepulauan
Spermonde Kota Makassar berada di Pulau Barang Lompo. Pusat Kegiatan Wilayah
adalah kawasan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan dengan kriteria:

kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua


kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten;
dan/atau
kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Pada Pulau Barang Lompo sendiri memiliki termasuk dalam kriteria dalam
penetapan PKW karena memiliki potensi sumber daya alam (SDA) baik
Pariwisata maupun Perikanan, banyaknya penduduk sebagai sumber daya
manusia (SDM) dan Lokasi yang strategis baik jarak antar pulau dan jarak ke
Kota Makassar. Dengan adanya ketiga hal tersebut Pulau Barang Lompo sendiri
dapat meningkatkan perekonomian penduduknya maupun Penduduk di pulau-
pulau yang ada di sekitarnya.

b) Dermaga
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga
dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
Untuk menunjang Pulang Barang Lompo Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
maka dibutuhkan dermaga yang besar dan kuat sehingga dapat digunakan untuk
bongkar muat barang, pergerakan penumpang dan tempat sandarnya kapal-kapal baik
kapal sewa, kapal komuter dan kapal pengumpul ikan untuk menampung semua
kapal.

c) Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin
juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan.
Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang
pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.

Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :

dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah
tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar
negara. (Triatmodjo, 2009).

Jenis Pelabuhan :
Pelabuhan Internasional , utama primer yang melayani nasional dan
internasional dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut
internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun
internasional dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi
laut internasional.
Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional
dalam jumlah menengah.
Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang
melayani secara nasional.
Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam
jumlah kecil.
Berdasarkan catatan sejarah, sudah sejak lama Kota Makassar menjadi kota
pelabuhan dan bandar transit untuk berbagai jenis komoditas dagang, baik dari dan ke
wilayah Timur Indonesia, maupun dari dan ke wilayah Barat Indonesia, bahkan
sampai ke luar negeri. Dengan demikian transportasi laut juga menjadi salah satu
penunjang utama pergerakan kedalam dan keluar Makassar untuk lalu lintas barang
dan penumpang. Jenis pelayaran yang dilayani di Pelabuhan Makassar adalah
Pelayaran Samudera, Pelayaran Nusantara dan Pelayaran Rakyat. Selain mengangkut
penumpang ke berbagai tujuan di perairan Nusantara, jenis lalu lintas barang yang
diakomodir di Pelabuhan Makassar adalah dalam bentuk:

a. Curah;
b. Container;
c. Kargo Umum;
d. Bulk Cargo.
Di Kota Makassar terdapat beberapa pelabuhan yang dikelola pemerintah
daerah dan pelabuhan penyeberangan. Pelabuhan besar terdapat di sisi barat laut Kota
Makassar, sementara pelabuhan-pelabuhan yang lebih kecil terletak di sisi pantai
utara. Pelabuhan yang ada di Makassar yaitu:
a. Pelabuhan Soekarno Hatta (Pelabuhan Internasional), merupakan pelabuhan
laut utama, melayani lalu lintas penumpang, peti kemas, barang, dan juga
logistik dan bahan baku dalam bentuk cargo maupun curah. Dalam
perencanaannya pelabuhan ini digunakan sebagai pelabuhan yang akan
mengekspor ikan hasil tangkapan nelayan yang di bawa oleh kapal
pengumpul.

b. Pelabuhan perikanan Paotere (Pelabuhan Regional), merupakan pelabuhan


perikanan utama, terletak di kawasan pantai utara Kota Makassar dan menjadi
salah satu obyek wisata perahu tradisional Phinisi; Dalam perencanaannya
pelabuhan ini digunakan sebagai pelabuhan tempat pelelangan ikan hasil
tangkapan nelayan yang di bawa oleh kapal pengumpul agar dapat memenuhi
konsumsi ikan untuk masyarakat di Kota Makassar.

c. Pelabuhan penyeberangan Kayu Bangkoa dan Fort Rotterdam (Pelabuhan


Lokal), terletak di sisi pantai barat Makassar di kawasan Benteng Fort
Rotterdam. Merupakan pelabuhan rakyat untuk penyeberangan dari Makassar
ke Pulau-Pulau Spermonde. ; Dalam perencanaannya Pelabuhan Kayu
Bangkoang digunakan sebagai pelabuhan penyeberangan dari Makassar ke
Pulau-Pulau Spermonde baik menggunakan Kapal Sewa maupun Kapal
Komuter.

d) Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
oleh kapal di laut, sungai atau danau. Dalam Perencanan Alur Pelayaran terbagi atas
dua yaitu: alur pelayaran Perikanan dan alur pelayaran wisata/komuter.

1. Alur Pelayaran Perikanan


Adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal
pengumpul yang mengakut hasil tangkap ikan. Untuk alur Pelayaran Perikanan
sendiri dari pulau-pulau yang memiliki penduduk bermatapencaharian sebagai
nelayan lalu membawa hasil tangkapannya ke pulau yang telah ditetapkan sebagai
PKW dan selanjutnya kapal pengumpul yang ada di Pulau yang menjadi pusat
tersebut membawa ikan tangkapan ke pelabuhan-pelabuhan baik untuk di ekspor atau
dikonsumsi. Terdapat 7 pulau yang memiliki penduduk bermatapencaharian sebagai
nelayan yaitu Pulau Lae-Lae, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau Barang Caddi, Pulau
Bonetambung, Pulau Lumu-Lumu, Pulau Langkai, dan Pulau Lajukang. Hasil
tangkapan nelayan di bawa ke Pulau Barang Lompo Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah,
Zona Industri, dan tempat kapal pengumpul yang akan memilah ikan atau hasil laut
yang sesuai kriteria ekspor ikan yang sudah di sepakati atau ditetapkan. Selanjutnya
kapal pengumpul akan membawa ikan tersebut ke Pelabuhan Soekarno hatta untuk
mengekspor ikan atau hasil laut. Sedangkan ikan yang tidak memenuhi kriteria
ekspor akan diolah di Pulau Barang Lompo atau di bawa oleh kapal pengumpul ke
Pelabuhan Perikanan Paotere untuk di jual dan dikonsumsi oleh masyarakat Kota
Makassar.

2. Alur Pelayaran Wisata/Komuter


Adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal
sewa dan komuter yang membawa penumpang baik wisatawan/pengunjung atau
penduduk pulau. Dalam Perencanaan Alur Pelayaran Wisata/Komuter semua Pulau
Spermonde di Kota Makassar telah terlayani moda transportasi laut Baik itu Kapal
Wisata Maupun Kapal Komuter. Untuk alur Pelayaran sendiri dari Pelabuhan ke
pulau atau Pelabuhan ke pulau(transit) lalu ke pulau tujuan atau sebaliknya.

Pelabuhan Kayu Bangkoa menuju ke Pulau Lae-Lae, Pulau Kayangan, Pulau


Gusung, Pulau Samalona, Pulau Kodingareng keke, Pulau Kodingareng
Lompo, Pulau Barang Caddi, Pulau Barang Lompo atau sebaliknya.
Pelabuhan Kayu Bangkoa Menuju ke Pulau Barang Lompo untuk Transit
(berpindah moda) lalu ke Pulau Bonetambung, Pulau Lumu-Lumu, Pulau
Langkai dan Pulau Lajukang atau sebaliknya.

e) Kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut dan
sungai seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Untuk perencanaan kapal
terbagi atas tiga jenis kapal yaitu: Kapal Pengumpul, kapal Sewa dan kapal Komuter.

a. Kapal Pengumpul adalah kendaraan yang digunakan untuk


mengangkut/mengumpulkan ikan hasil tangkapan nelayan dari pulau ke
pelabuhan. Dalam perencanaan kapal pengumpul akan membawa ikan dari
Pulau Barang Lompo yang dijadikan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
dan zona Industri menuju ke Pelabuhan Soekarno Hatta untuk dapat diekspor
atau menuju ke Pelabuhan Perikanan Paotere untuk dapat memenuhi
kebutuhan ikan masyarakat Kota Makassar.

b. Kapal Sewa (kapal 40 PK) adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa
penumpang dengan jumlah yang sedikit maksimal 10 Orang. Dalam
Perencanaan kapal sewa digunakan untuk membawa wisatawan/pengunjung
yang ingin ke pulau-pulau Spermonde. Kapal sewa tidak memiliki
jadwal/waktu khusus dalam keberangkatannya. Jenis kapal sewa ini hanya
akan menuju ke pulau-pulau terdekat. Dengan alur Pelayaran dari Pelabuhan
Kayu Bangkoa ke Pulau terdekat Seperti Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, Pulau
Kayangan, Pulau kodingareng Keke, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau
Samalona, Pulau Barang Caddi dan Pulau Barang Lompo.

c. Kapal Komuter adalah Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang dan
membawa penumpang dengan jumlah yang banyak maksimal 50 orang. Dalam
Perencanaan kapal sewa diperuntukan untuk penduduk pulau yang akan digunakan
untuk membawa penduduk yang ada di pulau ke kota makassar untuk membeli
kebutuhan primer, bersekolah, bekerja dan lain-lain dan membawa
wisatawan/Pengunjung yang ingin ke pulau Spermonde. Kapal Komuter sendiri
memiliki jadwal/waktu yang telah ditentukan dalam kebrangkatannya. Jenis kapal
Komuter ini dapat menempuh perjalanan ke pulau terjauh di Kepulauan Spermonde
Kota Makassar. Dengan alur Pelayaran dari Pelabuhan Kayu Bangkoa ke Pulau yang
memiliki penduduk yang banyak Seperti Pulau Kodingareng Lompo , Pulau
Samalona, Pulau Barang Caddi dan Pulau Barang Lompo. Untuk alur Pelayaran dari
pulau Barang Lompo ke pulau yang memiliki jarak terjauh dari Kota Makassar
seperti Pulau Langkai, Pulau Lajukang, Pulau Lumu-Lumu dan pulau Bonetambung.
Gambar Peta Struktur Ruang Kepulauan Spermonde Kota Makassar
DAFTAR PUSTAKA

Harun, Uton Rustan. Jurnal: Model Perencanaan Pengembangan Wilayakepulauan Nusa


Tenggara.pdf

Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar (Dinas Kelautan Dan Perikanan
Pertanian Dan Peternakan, 2014)

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3K) (Dinas Kelautan
Dan Perikanan Pertanian Dan Peternakan, 2014)

Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar (Dinas Pariwisata Dan Ekonomi
Kreatif Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata, 2014)

Evav, Katon. 2011. MAKALAH PULAU SANGKARANG Avaiable From:


http://thonsi.blogspot.co.id/2011/06/makalah-pulau-sangkarang_14.html
diakses pada Kamis, 17 November 2016

http://www.radarplanologi.com/2015/10/teori-teori-perkembangan-
wilayah.html
http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/09/konsep-pengembangan-
wilayah.html

Вам также может понравиться