Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Tujuan Perencanaan:
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai suatu gejala atau fenomena
dengan menggunakan logika ilmiah berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di
lapangan. Dalam penelitian ini, dideskripsikan mengenai potensi perikanan serta
potensi pariwisata baik secara fisik, sosial, budaya masyarakat serta arahan
pengembangan dalam mengembangkan potensi yang ada.
Atraksi
Potensi alam
Budaya
Aktifitas sekitar lokasi
Fasilitas
Akomodasi Observasi lapangan
Dokumentasi
Fasilitas penunjang dan
Wawancara
pelayanan wisata
Studi literatur Analisis deskriptif
Prasarana dan infrastruktur
Survei instansi
Aksesibilitas (Dinas Kebudayaan
Moda transportasi dan Pariwisata Kota
Jarak dan waktu tempuh Makassar)
Biaya transportasi
Dukungan dan peran serta
masyarakat lokal
Sikap keterbukaan
Bentuk dukungan dan kesiapan
Tabel 3.1 Variabel Penelitian Perikanan
Tabel 1. Data Kejauhan Jarak Dari Makassar Ke Pulau, Kepadatan Penduduk, Kondidi Pulau, Dan Potensi Tiap Pulau
KEPADATAN
JARAK TIDAK POTENSI
NO PULAU PENDUDUK BERPENGHUNI
BEPENGHUNI
JAUH DEKAT RENDAH TINGGI PARIWISATA PERIKANAN
1 Lajjukang
2 Langkai
3 Lumu-Lumu
Kodingareng
4
Lompo
5 LaeLae
6 Barrang Lompo
7 Barrang caddi
8 Kayangan
9 Bone Tambung
10 Samalona
11 Kodingareng Keke
12 Gusung
Sumber: Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar dan Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar, 2014
Hasil Kajian dan Survei Kelompok, 2016
Gambar Peta Kepadatan Penduduk Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Jarak dan Aksesibilitas Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Potensi Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Gambar Peta Sumberdaya Perikanan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Peta Jaringan dan Aksesibillitas menunjukan:
Terdapat 2 jenis kapal: Reguler dan Sewa
1 Lajjukang 50 15.2 40
2 Langkai 530 27 36
3 Lumu-Lumu 984 3.75 28
Kodingareng
4
Lompo 4734 14 15
5 LaeLae 1756 11 2
6 Barrang Lompo 3563 19 13
7 Barrang caddi 1532 4 11
8 Kayangan 0 2 0.8
9 Bone Tambung 481 5 18
10 Samalona 82 2 7
11 Kodingareng Keke 0 1 14
12 Gusung 0 2 7.6
Sumber: Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3K) 2014
Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar, 2014
8 Kayangan
Bone Tambung 35 50 ribu
9 Perahu
300 700 ribu
10 Samalona
11 Kodingareng Keke
12 Gusung
Sumber: Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar, 2014
Hasil Survei Kelompok, 2016
200 700 ribu/hari: mencari ikan di Pulau Bone Tambung dan Kodingareng
Keke
Terumbu Karang
No Pulau Pekerjaan Aktiitas Wisata Daya Tarik Wisata
Baik Buruk
Memacing, Diving,
Wisata Bahari Alam, Habitat
Olahraga Pantai Dan
Bawah Laut, Pemandangan
Permainan, Berjemur,
1 Lajjukang Laut, Pantai Pasir Putih
Sightseeing, Barbeque,
Disekitar Pulau, Kehidupan
Bertenda/Camping,
Masyarakat
Berenang
Berenang, Memancing,
Berjemur, Olahraga
2 Langkai Wisata Bahari Alam
Pantai, Sightseeing,
Bertenda/Camping
Pembuatan Cao,
Memancing, Berenag,
Pemandangan, Kegiatan
Snorkeling, Diving,
Kodingareng Masyarakat, Pantai Pasir
4 Berjemur, Bola Volley
Lompo Putih Disekitar Pulau, Koral
Dan Sepak Bola Pantai,
Dan Keindahan Bawah Laut,
Sightseeing
Kuburan Tua
Nelayan, Pedagang,
Pembuat Perahu, Memancing, Berjemur, Pemandangan, Pantai Pasir
Bengkel, Tukang Berenang, Releksasi, Putih, Kehidupan
5 Laelae
Batu/Kayu, Olahraga Pantai, Masyarakat, Terowongan
Karyawan Sightseeing Bawah Tanah (Bunker)
Swasta,pns.
Pemandangan Laut,
Pemandangan Bawah Laut,
Atraksi Seni Dan Budaya,
Balai Penelitian Perikanan
Memancing, Berenang,
6 Barrang Lompo Dan Kelautan UNHAS,
Sightseeing, Menyelam
Kuburan Tua, Pengolahan
Cendramata Perak,
Masyarakat Dan Gaya
Hidupnya
Kehidupan Masyarakat,
Habitat Bawah Laut, Daur
Memancing, Snorkeling, Ulang Sampah Dan
7 Barrang caddi Menyelam, Sightseeing, Penyulingan Air, Kesenian
Berjemur Music, Pembuatan Jarring
Transpalansi Koral,
Pembuatan Perahu Fiber
Memancing, Berselancar,
Pantai Pasir Putih,
Berperahu, Berjemur,bola
Pemandangan Sekitar Pulau,
8 Kayangan Volley Dan Sepak Bola
Keadaaan Pulau Yang Dekat
Pantai, Berenang,
Dari Pusat Kota
Barbeque
Memancing, Berenang,
Berjemur, Releksasi,
9 Bone Tambung Wisata Bahari Alam
Olahraga Pantai,
Sightseeing,
Sightseeing, Memancing,
Snorkeling, Diving, Habitat Bawah Laut, Pantai
10 Samalona Berjemur, Olahraga Pasir Putih Disekitar Pulau,
Pantai Dan Permainan, Pemandangan Laut
Barbeque, Berenang
Memancing, Snorkeling,
Diving, Berjemur, Bola Habitat Bawah Laut,
Kodingareng
11 Volley Dan Sepak Bola Pemandangan Laut, Pantai
Keke
Pantai, Berenang, Pasir Putih Disekitar Pulau
Berkemah, Barbeque
Pantai Pasir
Memancing, Berenang, Putih,pemandangan Sekitar
12 Gusung
Relaksasi Pulau, Keberadaan Pulau
Yang Dekat Dari Pusat Kota
Sumber: Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar, 2014
Hasil Survei Kelompok, 2016
Berdasarkan data pada Tabel 4, Pulau Barrang Lompo adalah Pulau yang terumbu karangnya tergolong baik/bagus
disbanding Pulau yang lain. Sedangkan Pulau Lajjukang, Langkai, dan Pulau Barrang caddi sudah mulai rusak disebabkan cara
penangkapan yang tidak memikirkan lingkungan hidup biota laut.
Gambar Peta Eksisting Pemanfaatan Wilayah Laut Perikanan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Analisis
Jika digabungkan dari dua faktor diatas maka suatu pulau memiliki potensi
kunjungan apabila kedua faktor tersebut cukup memadai. Potensi pulau yang
terbilang tinggi serta aksesibilitas yang mudah membangkitkan keinginan pengunjung
untuk mendatangi pulau.
Gambar Peta Potensi Kunjungan Kepulauan Spermonde Kota Makassar
Pada peta analisis menunjukkan bahwa semakin besar lingkaran suatu pulau
maka semakin besar pula potensi kunjungan yang dimiliki pulau tersebut. Besarnya
lingkaran pulau ditentukan berdasarkan minat pengunjung sesuai potensi pulau serta
intensivitas kunjungan. intensivias disini lihat dari ketebalan garis pada peta, semakin
tebal tarikan garis dari dermaga ke pulau maka semakin sering atau intes orang
berkunjung ke pulau. Garis ini sendiri dibedakan menjadi dua warna, jingga dan
hujau. Garis berwarna jingga menjelaskan jenis kunjungan dengan tujuan wisata dan
garis berwarna hijau menjelaskan jenis kunjungan komuter. Jadi, lingkaran terbesar
terletak pada pulau Kodingareng Lompo dan pulau Barrang Lompo. Adapun
hubungan jumlah pengunjung dengan transpotasi Kota Makassar terlihat dari garis
ungu dan biru pastel.
Berikut adalah teori yang berkaitan dengan konsep perencanaan yang kami buat:
3. Teori Neo-Klasik
Hirscman (1958) menyatakan bahwa keadaan akan menjadi stabil sendiri oleh
kekuatan pasar dan tidak memerlukan campur tangan pemerintah karena semua akan
diatur oleh pasar. Teori ini digunakan untuk menentukan harga pasaran perikanan
sebagai salah satu sektor basis pengembangan perekonomian Kepulauan Spermonde.
4. Teori Neo-Keynes
Harrod-Domar (1962) menyatakan bahwa suatu sistem ekonomi tidak mungkin
terdapat kestabilan. Berbeda dengan Teori Neoklasik yang menyatakan bahwa
campur tangan pemerintah tidak diperlukan, karena semua akan diatur oleh pasar.
5. Teori Schumpetari
Schumpeter menyatakan bahwa pengenalan produk baru dan perbaikan terus-
menerus pada produk itulah yang membawa kepada pembangunan. Dalam teorinya
mengenai inovasi dalam pembngunan ekonomi dengan unsur yaitu pengenalan
barang baru, pengenalan metode produksi baru, pembukaan pasar baru, penguasaan
sumber penawaran baru dan mentah atau barang semi manufaktur, dn pembentukan
organisasi baru pada setiap industri seperti penciptaan monopoli.
Kesesuaian dengan arahan dalam rencana tata ruang wilayah dan rencana
zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kota Makassar;
Keseimbangan antara kawasan konservasi dan pemanfaatan umum dalam
suatu ekosistem wilayah;
Kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap pemanfaatan
air);
Toleransi terhadap tingkat gangguan dan dampak terhadap peruntukan yang
ditetapkan;
Kesesuaian dengan kebijakan pemerintah kabupaten dan provinsi di luar
rancana tata ruang yang ada.
a. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan. Berdasarkan kondisi pemanfaatan wilayah laut
eksisting dan parameter kesesuaian perairan Kawasan budidaya laut di kepulauan
Spermonde Kota Makassar diperuntukan sebagai Zona Perikanan, Zona Pariwisata
dan Zona Industri.
Sasaran pengelolaan sub zona ini adalah membangun usaha perikanan tangkap
berbasis potensi wilayah, penguatan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan,
penguatan dan pengembangan kapasitas sarana prasarana penangkapan ikan,
pengembangan industri pengolahan hasil perikanan, mengarahkan usaha. Arahan
pengembangan zona perikanan tangkap dilakukan dengan cara:
Demikian juga rencana penetapan kawasan perairan Pulau Lae-Lae, dan Pulau
Samalona menjadikan pulau-Pulau tersebut akan menjadi salah satu andalan
pariwisata. Pulau Lae-Lae, dan Pulau Samalona menjadi satu kluster ekonomi dan
kluster pariwisata terbatas. Berdasarkan kondisi tersebut maka perairan . Pulau Lae-
Lae, dan Pulau Samalona dapat diusulkan menjadi kawasan konservasi wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil. Selain kedua pulau tersebut terdapat juga pulau-pulau
yang yang membutuhkan konservasi karena terumbu karang yang rusak yang akan
membahayakan biota-biota laut, pulau tersebut yaitu: Pulau Bonetambung, Pulau
Barang Caddi, Pulau Lumu-Lumu, pulau Langkai dan Pulau lajukang.
Gambar Peta Perencanaan Kawasan Konservasi Kepulauan Spermonde Kota Makassar
D. Alur Laut
Alur laut (Penjelasan Pasal 10 huruf (a), UU-RI 27/2007), merupakan perairan
yang dimanfaatkan, antara lain untuk : alur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan
migrasi biota laut. Kesesuaian untuk peruntukan alur laut ini didasarkan pada kondisi
eksisting alur laut yang ada di WP-3-K Kota Makassar, dimana untuk alur laut di
Perairan Kota Makassar hanya terdapat alur pelayaran.
Zona Alur pelayaran, mengacu pada kondisi alur pelayaran yang sering
digunakan baik secara Lokal, Regional/Nasional maupun Internasional yang dapat
diperoleh dari Kemenhub (Ditjen Hubla), Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan
Peternakan Kota Makassar serta Bappeda Kota Makassar. Pada zona alur pelayaran
ini dibagi menjadi sub zona pelayaran regional, yang berfungsi sebagai alur pelayaran
yang terdapat di pelabuhan utama.
a) Pusat Kegiatan
Dalam Stuktur Ruang terdapat Pusat Kegiatan yang menjadi pusat
perekonomian wilayah itu sendiri. Untuk Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kepulauan
Spermonde Kota Makassar berada di Pulau Barang Lompo. Pusat Kegiatan Wilayah
adalah kawasan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa
kabupaten/kota. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) ditetapkan dengan kriteria:
Pada Pulau Barang Lompo sendiri memiliki termasuk dalam kriteria dalam
penetapan PKW karena memiliki potensi sumber daya alam (SDA) baik
Pariwisata maupun Perikanan, banyaknya penduduk sebagai sumber daya
manusia (SDM) dan Lokasi yang strategis baik jarak antar pulau dan jarak ke
Kota Makassar. Dengan adanya ketiga hal tersebut Pulau Barang Lompo sendiri
dapat meningkatkan perekonomian penduduknya maupun Penduduk di pulau-
pulau yang ada di sekitarnya.
b) Dermaga
Dermaga adalah tempat kapal ditambatkan di pelabuhan. Pada dermaga
dilakukan berbagai kegiatan bongkar muat barang dan orang dari dan ke atas kapal.
Untuk menunjang Pulang Barang Lompo Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
maka dibutuhkan dermaga yang besar dan kuat sehingga dapat digunakan untuk
bongkar muat barang, pergerakan penumpang dan tempat sandarnya kapal-kapal baik
kapal sewa, kapal komuter dan kapal pengumpul ikan untuk menampung semua
kapal.
c) Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk
menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya.
Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan
membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin
juga disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan.
Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan
pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang
pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.
Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari
gelombang laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi :
dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.
crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang
akan di pindah ke kapal.
Pelabuhan juga merupakan suatu pintu gerbang untuk masuk ke suatu daerah
tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau, bahkan antar
negara. (Triatmodjo, 2009).
Jenis Pelabuhan :
Pelabuhan Internasional , utama primer yang melayani nasional dan
internasional dalan jumlah besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut
internasional.
Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun
internasional dalam jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi
laut internasional.
Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional
dalam jumlah menengah.
Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang
melayani secara nasional.
Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam
jumlah kecil.
Berdasarkan catatan sejarah, sudah sejak lama Kota Makassar menjadi kota
pelabuhan dan bandar transit untuk berbagai jenis komoditas dagang, baik dari dan ke
wilayah Timur Indonesia, maupun dari dan ke wilayah Barat Indonesia, bahkan
sampai ke luar negeri. Dengan demikian transportasi laut juga menjadi salah satu
penunjang utama pergerakan kedalam dan keluar Makassar untuk lalu lintas barang
dan penumpang. Jenis pelayaran yang dilayani di Pelabuhan Makassar adalah
Pelayaran Samudera, Pelayaran Nusantara dan Pelayaran Rakyat. Selain mengangkut
penumpang ke berbagai tujuan di perairan Nusantara, jenis lalu lintas barang yang
diakomodir di Pelabuhan Makassar adalah dalam bentuk:
a. Curah;
b. Container;
c. Kargo Umum;
d. Bulk Cargo.
Di Kota Makassar terdapat beberapa pelabuhan yang dikelola pemerintah
daerah dan pelabuhan penyeberangan. Pelabuhan besar terdapat di sisi barat laut Kota
Makassar, sementara pelabuhan-pelabuhan yang lebih kecil terletak di sisi pantai
utara. Pelabuhan yang ada di Makassar yaitu:
a. Pelabuhan Soekarno Hatta (Pelabuhan Internasional), merupakan pelabuhan
laut utama, melayani lalu lintas penumpang, peti kemas, barang, dan juga
logistik dan bahan baku dalam bentuk cargo maupun curah. Dalam
perencanaannya pelabuhan ini digunakan sebagai pelabuhan yang akan
mengekspor ikan hasil tangkapan nelayan yang di bawa oleh kapal
pengumpul.
d) Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari
oleh kapal di laut, sungai atau danau. Dalam Perencanan Alur Pelayaran terbagi atas
dua yaitu: alur pelayaran Perikanan dan alur pelayaran wisata/komuter.
e) Kapal
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut dan
sungai seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Untuk perencanaan kapal
terbagi atas tiga jenis kapal yaitu: Kapal Pengumpul, kapal Sewa dan kapal Komuter.
b. Kapal Sewa (kapal 40 PK) adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa
penumpang dengan jumlah yang sedikit maksimal 10 Orang. Dalam
Perencanaan kapal sewa digunakan untuk membawa wisatawan/pengunjung
yang ingin ke pulau-pulau Spermonde. Kapal sewa tidak memiliki
jadwal/waktu khusus dalam keberangkatannya. Jenis kapal sewa ini hanya
akan menuju ke pulau-pulau terdekat. Dengan alur Pelayaran dari Pelabuhan
Kayu Bangkoa ke Pulau terdekat Seperti Pulau Lae-Lae, Pulau Gusung, Pulau
Kayangan, Pulau kodingareng Keke, Pulau Kodingareng Lompo, Pulau
Samalona, Pulau Barang Caddi dan Pulau Barang Lompo.
c. Kapal Komuter adalah Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut barang dan
membawa penumpang dengan jumlah yang banyak maksimal 50 orang. Dalam
Perencanaan kapal sewa diperuntukan untuk penduduk pulau yang akan digunakan
untuk membawa penduduk yang ada di pulau ke kota makassar untuk membeli
kebutuhan primer, bersekolah, bekerja dan lain-lain dan membawa
wisatawan/Pengunjung yang ingin ke pulau Spermonde. Kapal Komuter sendiri
memiliki jadwal/waktu yang telah ditentukan dalam kebrangkatannya. Jenis kapal
Komuter ini dapat menempuh perjalanan ke pulau terjauh di Kepulauan Spermonde
Kota Makassar. Dengan alur Pelayaran dari Pelabuhan Kayu Bangkoa ke Pulau yang
memiliki penduduk yang banyak Seperti Pulau Kodingareng Lompo , Pulau
Samalona, Pulau Barang Caddi dan Pulau Barang Lompo. Untuk alur Pelayaran dari
pulau Barang Lompo ke pulau yang memiliki jarak terjauh dari Kota Makassar
seperti Pulau Langkai, Pulau Lajukang, Pulau Lumu-Lumu dan pulau Bonetambung.
Gambar Peta Struktur Ruang Kepulauan Spermonde Kota Makassar
DAFTAR PUSTAKA
Buku Profil Pulau-pulau Kecil Kota Makassar (Dinas Kelautan Dan Perikanan
Pertanian Dan Peternakan, 2014)
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3K) (Dinas Kelautan
Dan Perikanan Pertanian Dan Peternakan, 2014)
Buku Potensi Daya Tarik Wisata Bahari Kota Makassar (Dinas Pariwisata Dan Ekonomi
Kreatif Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata, 2014)
http://www.radarplanologi.com/2015/10/teori-teori-perkembangan-
wilayah.html
http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/09/konsep-pengembangan-
wilayah.html