Вы находитесь на странице: 1из 6

BAB 20

Mijn Politie Regliment (MPR) staatblad 1930 No.341 =


Peraturan Keselamatan Kerja Pertambangan LN 1930 No.341

MPR merupakan peraturan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang


diterbitkan berdasarkan Indische Mijn Wet, dimana secara mendasar tidak
sejalan dengan UUD 1945, maka indische Mijn Wet telah dicabut dan diganti
dengan UU No.37 tahun 1960 yang diganti menjadi UU No.11 tahun 1967
dan sekarang menjadi UU No.32 tahun 2009

A. Ketentuan Umum :
Daerah berlakunya peraturan keselamatan kerja berlaku ditempat berlangsungnya
kegiatan Eksplorasi dan ekploitasi untuk penyelidikan pertambangan termasuk
bangunan, gudang, mesin dan alat perlengkapan yg dibutuhkan untuk penyelidikan
Persetujuan PIT sebelum mulai pekerjaan semua ijin untuk memulai kegiatan eksplotasi
hanya boleh dilaksanakan dengan persetujuan PIT.
Pemimpin dan pengawas pelaksanaan Eksploitasi Kepala Teknik Pertambangan (KTP)
Pembatasan orang yang boleh memasuki tempat Eksplorasi & Eksploitasi adalah org yg
bertugas ditempat tersebut dan KTP dapat m,ngizinkan orang lain memasuki tempat
ekplorasi & eklpoitasi dengan didampingi pegawai setempat yg ditunjuk.
Penunjukan Penanggung Jawab kegiatan berbahaya oleh Pemegang KP/ KTP
Dilarang menyalah gunakan peralatan/ bagian dari peralatan ekplorasi/ ekploitasi
tambang yg menyimpang dari tujuan penggunaannya.
Setiap pekerjaan eksploitasi harus disediakan Buku Tambang menurut bentuk dan contoh
dari PIT dan disahkan PIT.
Penyidik adalah pemimpin dan pengawas kegiatan eksplorasi
Pemegang KP berkewajiban memberitahukan karyawan mengnai ketentuan Pemerintah
dan ketentuan keselamatan keja lainnya.
Penyediaan
B. Peraturan rumah bagi
Keselamatan Kerjakegiatan pertambangan oleh perusahaan termasuk meja
secara Umum
gambar, alat gambar dan lain-lain.
1. Syarat keselamatan kerja pada pengaturan dan perlengkapan perusahaan harus dilakukan
langkah-langkah perlindungan/pengamanan sedemikian rupa yg dapat mencegah bahaya
terhadap bahaya lalulintas umum.

2. Pengaturan Keselamatan Kerja sarana Lalulintas berupa jembatan, viaduk, geladak kerja tidak
boleh ada bagian yang terbuka yang memungkinkan barang jatuh. , apabila tempat lalulintas
digunakan secara bersamaan dengan pengangkutan barang maka harus ada pemisah antara
keduanya dan ketentuan keselamatan pengangkutan harus dipenuhi.

3. Larangan Penggunaan Api, dilarang menggunakan api ditempat mengandung uap


hidrokarbon, kain lap yg mengandung minyak, pelumas/ gemuk, bensin dan bahan lain yang
mudah terbakar, juga ditempat dimaksud dilarang merokok.

4. Pengamanan dari bahaya kebakaran, harus ada jalan untuk evakuasi/penyelamatan diri,
daerah bebas kebakaran, alat pemadam kebakaran, pengamanan dari bahaya terperosok,
pengamanan lingkungan dari bahaya limbah beracun, Pengamanan penduduk dari bahaya
pekerjaan tambang dan pengamanan para pekerja dari bahaya karena tempat kerja.
C. ALAT ANGKUT DAN ANGKAT
Berbagai alat angkut yang digunakan untuk menunjang pekerjaan al : Crane, Forklif.
Para pekerja dilarang duduk dekat alat alat pengangkut barang kecuali izin Kepala Inspeksi
tambang, pengangkutan barang dan orang harus terpisah,

D. LAMPU PENERANGAN untuk mencegah kecelakaan kerja maka :


- lampu penerangan ditempat yang kurang terang/ada pekerjaan dimalam hari
- Apabila sinar matahari tidak mencukupi, maka harus dipasang lampu penerangan di jam kerja.
- Lampu penerangan darurat harus disediakan dan dipelihara dengan baik jika sewaktu waktu
digunakan dan ditempatkan pada tempat yang aman
- Lampu harus explosion proof dan dilengkapi keranjang pengaman.
- Lampu explotasion Proof yang rusak harus diperbaiki dan dilakukan oleh petugas khusus yang
ditunjuk oleh KTP.

E. PENIMBUNAN BENSIN DAN BAHAN CAIR BERBAHAYA LAINNYA hanya boleh dilakukan
dibawah pengawasan orang yang tunjuk dan didaftarkan oleh KTP dalam buku tambang,
kecuali bila melalui pipa penyalur.

F. ALAT-ALAT PELEDAK DAN PENEMBAKAN


Bahan Peledak : Mesiu, Dinamit, bahan tembak yang aman, bahan tembak yang menggunakan
udara cair, detonator.

Pengaturan Keselamatan Kerja BAHAN PELEDAK :


1. Pengawasan
a. Penggunaan Bahan Tembak harus izin KIT
b. KIT melakukan pengujian atas bahan peledak yang memenuhi syarat keselamatan kerja S/102
2.c. Bahan Peledak
Pengangkutan yangPeledak
Bahan belum mendapat ijin tidak boleh digunakan.
d.a.Peraturan peraturan
Bahan peledak tentang
yg diterima mendatangkan,
dilapangan membuat,
selambatnya memiliki,
24 jam mengangkut,
harus telah disimpanmenimbun
di gudangdan
b.memakai bahan peledakPS.103
waktu mengangkut tdk boleh merokok/ membuat api
e.c.KIT harus memilih
pemindahan bahan orang yangdari
peledak terpecaya
gudang sebagai penanggung
satu ke gudang jawabdilakukan
lain harus atas penyelenggaraan
dengan
bahan tertutup
kemasan peledak PS. 104
f.d.Jumlah detonator
pengangutan tidak
harus melebihipada
dilakukan jumlah prsediaan
siang max
hari dan dinamitdari
terhindar dansinar
harus disimpan ditempat
matahari
e.tersendiri dan kering. Ps.
waktu pengangkutan 105 tidak boleh dibanting dan tidak bersamaan dengan
dinamit
g. KIT harus lain
orang/barang memeriksa isi dan keadaan gudang bahan peledak min satu kali dalam semingu dan
f mencatat dibukupengawal
selain petugas daftar persediaann bahan
bahan peledak peledak
tidak boleh PS.106
ada orang lain yang ikut PS. 107
g. setelah pekerjaan peledakan selesai semua alat harus disingkirkan se izin KIT
h. bahan peledak yg rusak harus dimusnahkan dengan pengamanan pemerintah setempat PS
108

3. Penimbunan dan Pengeluaran Bahan Peledak


a. izin mendirikan dan menggunakan gudang bahan peledak harus izin tertulis dari KIT

b. Jumlah bahan peledak yang boleh ditimbun (terlampir)


I. PETA DAN PENGUKURAN
1. Pemegang KP wajib membuat peta dengan kertas yang baik kwalitasnya
2. Peta Surface Plant skala 1 : 1000 meliputi jarak paling sedikit 100 meter dari semua pekerjaan
3. Peta Pertambangan berskala 1 : 500 adalah peta lapisan, peta proyeksi
4. Peta skala kurang dari 1 : 500/lebih kecil hanya dapat dibuat dengan izin KIT
5. Kepala Teknik Pertambangan/juru ukur namanya harus tercatat di buku tambang
6. Peta situasi tersebut harus siap 6 bl sejak persetujuan KTP.
7. Pembuatan Peta harus sejalan dengan kemajuan teknologi
8. Duplikat peta sesuai kertas asli dan dikirimkan ke KIT selambatnya 2 bl setelah asli selesai.
9. Peta situasi diselenggarakan sekali setahun dan peta pertambangan 2 x setahun
10. Peta asli harus selalu tersedia dipertambangan
11. Setiap Peta Harus dimulai dari titik NOL (0) yang ditetapkan oleh KIT
12. Kesalahan pengukuran min 1/800 dari panjang yang dikukur.
13. Peta yang salah harus segera diperbaiki berdasarkan hasil pengukuran baru sesuai petunjuk KIT.

J. KECELAKAAN-KECELAKAAN DAN BAHAYA


1. P3K harus diesdiakan dilapangan
2. Alat Bantu pernafasan harus tersedia ditempat yang mengandung bahaya gas
3. Laporan kecelakaan kepda Dirjen Migas harus dila[porkan dalam waktu 2 x 24 jam secara
tertulis semua kejadian kecelakaan kpd Dirjen Migas, kecelakaan ringan kurang dari 21 hari
harus kembali bekerja dan kecelakaan berat > 21 hari + perlu perawatan.
4. Wewenang PIT dapat memerintahkan pelaksanaan kepada Pemegang KP jika timbul
bahaya dan PIT harus segera melaporkan kepada pemerintah melalui Dirjen Migas
K. TINDAKAN KESEHATAN DAN SANISTASI
Pada pasal 183 a/d 195 yang mengatur mengenai kewajiban pemegang Kuasa Tambang dan
Pimpinan lapangan pertambangan untuk melaksanakan tindakan Higiene perusahaan dan
monitoring pengobatan penyakit.
L. EKSPLORASI DAN PEMBORAN

Dalam Ps. 196 yang menjelaskan pasal-pasal yang berlaku pada kegiatan ekslporasi
dan pemboran antara lain mengatur mengenai kewajiban pengusaha pertambangan
untuk menunjuk pemimpin yg disebut Penyelidik.
PIT wajib menilai pekerjaan eksplorasi

M. PERATURAN KHUSUS EKSPLORASI DAN EKSLPLOITASI MIGAS


Sesuai ketentuan Ps. 216 dan Ps. 234 mengatur wewenang PIT untuk menerapkan
ketentuan Migas dan kewajiban perusahaan untuk :
a. Mengamankan sumur migas
b. Mengganti kerugian atas kerusakan
c. Membuat jalur pipa
d. Membuat dan memasang larangan membawa api
e. Membuat jarak aman bagi semua instalasi & peralatan Migas
f. Memasang/menyediakan BOP
g. Menggunakan lampu eksplosif
h. Menggunakan lampu sorot yg dilengkapi keranjnag pengaman
i. Menempatkan peralatan yang mengandung apai ditempat aman
j. Mengamankan peralatan yang bertekanan tinggi
k. Mengamankan tempat penimbunan minyak an gas bumi
l. Memasang perangkap minyak untuk buangan pertambangan
m. Melobangi pipa casing dengan cara yang aman
n. Menutup lapisan air lobang sumur minyak
BAB IIIo.-HAK
Membuat gambar
BERDAULAT, penampang
HAK-HAK sumur bor. DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
LAIN, YURISDIKSI

Pasal 4 (1) Di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, Republik Indonesia mempunyai dan melaksanakan :
N. Kewajiban Penyelidik, Kepala Teknik Pertambangan dan Bawahannya
a. Hak berdaulat untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi, pengelolaan dan konservasi sumber daya alam hayati
dan non hayati dari dasar laut dan tanah di bawahnya serta air di atasnya dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk
Harus
eksplorasi dan: eksploitasi
1. memberikan instruksi
ekonomis kepada
zona tersebut, pekerja
seperti pembangkitan tenaga dari air, arus dan angin;
2. memberikan bahan dan peralatan kerja yang perlu dan aman digunakan
3. menyelenggarakan
b b. Yurisdiksi yang berhubungan dengan : 1. pengawasan
pembuatan dan terhadap para
penggunaan pekerja.buatan, instalasi-instalasi dan
pulau-pulau
bangunan-bangunan lainnya; 2. penelitian ilmiah mengenai kelautan; 3. perlindungan dan pelestarian lingkungan
Laut;

c. Hak-hak lain dan kewajiban-kewajiban lainnya berdasarkan Konvensi Hukum Laut yang berlaku.

(2) Sepanjang yang bertalian dengan dasar laut dan tanah di bawahnya, hak berdaulat, hak-hak lain, yurisdiksi dan
kewajiban-kewajiban Indonesia pd Ayat (1) dilaksanakan menurut peraturan perUU-an Landas Kontinen Indonesia,
persetujuan antara R I dengan negara-negara tetangga dan ketentuan hukum internasional yang berlaku.

(3) Di ZEEI, kebebasan pelayaran dan penerbangan internasional serta kebebasan pemasangan kabel dan pipa
bawah laut diakui sesuai dengan prinsip-prinsip hukum laut internasional yang berlaku.

Вам также может понравиться