Вы находитесь на странице: 1из 11

PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN

TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I


PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

DAFTAR ISI

1. TUJUAN
2. LINGKUP PEKERJAAN
3. REFERENSI
4. SAFETY
5. METODA SOIL INVESTIGASI
5.1 METODOLOGI PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN
5.1.1 Pemboran Dalam
5.1.2 Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu
5.1.3 SPT (Standard Penetration Test)
5.1.4 DCPT (Dutch Cone Penetration Test)/Sondir
5.2 METODOLOGI PENYELIDIKAN TANAH LABORATORIUM
5.2.1 Specific Gravity
5.2.2 Water Content / Moisture Content
5.2.3 Analisis Saringan dan Hidrometer
5.2.4 Atterbergs Limit
5.2.5 Triaxial-UU
5.2.6 Triaxial-CU
5.2.7 Consolidation Test
5.3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
6. JOB SAFETY ANALYSIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

1. TUJUAN
Memberikan gambaran kepada lapangan secara spesifik untuk metoda pelaksanaan pekerjaan
soil investigasi.
2. LINGKUP
Prosedur ini berlaku untuk pekerjaan soil investigasi sebagai acuan oleh pelaksana lapangan,
yang erat kaitannya dengan Prosedur Kerja Aman.
3. REFERENSI
RKS TP-10-SP-01-001 Rev. 7
Gambar Shop Drawing
4. SAFETY
Semua pekerjaan mematuhi semua persyaratan Health, Safety, and Environment (HSE) yang
terkait
Semua pekerjaan harus dihentikan selama cuaca buruk dan badai
Semua peralatan, alat-alat listrik harus dioperasikan oleh operator yang kompeten
Semua kegiatan pekerjaan harus memakai Alat Pelindung Diri (APD)
5. METODA SOIL INVESTIGASI
5.1 METODOLOGI PENYELIDIKAN TANAH LAPANGAN

Penyelidikan tanah dilakukan sesuai dengan American Standard for Testing Material (ASTM).
Penyelidikan tanah ditujukan untuk memahami struktur tanah dan sifat mekanika tanah di
wilayah proyek. Metodologi pekerjaan penyelidikan tanah yang dilakukan meliputi:
Hasil pekerjaan pemboran ini dilaporkan dalam bentuk bore-log yang memuat informasi-
informasi berikut ini:

Lokasi dan nomor kode titik bor.


Koordinat titik bor dan elevasinya terhadap datum referensi.
Nama proyek, daerah/wilayah kerja Pemerintah (Kabupaten/Propinsi).
Metoda pemboran.
Orientasi/arah pemboran vertikal.
Tinggi/kedalaman muka air tanah (ground water level).
Persentase contoh inti terambil yang disajikan dalam angka dalam bentuk grafik.
Deskripsi (nama jenis, warna visual, ukuran butiran, strength, derajat pelapukan) tanah
tanah/batuan contoh inti bor.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

5.1.1 Pemboran Dalam

Pemboran dihentikan jika telah mencapai kedalaman 50 m atau jika telah dijumpai nilai N-SPT >
60 terlebih dahulu untuk tiga interval berturut-turut. Selama pengeboran, dilakukan
pengamatan secara visual terhadap perlapisan tanah. Pada kedalaman tertentu dilakukan
pengambilan contoh tanah (disturbed sample dan undisturbed sample) dan Standard
Penetration Test (SPT).
Prosedur pelaksanaan dan peralatan pemboran dalam mengacu pada ASTM D 1452-80,
Standard Practice for Soil Investigation and Sampling by Auger Borings, ASTM D 420 - 93,
Standard Guide for Investigating and Sampling Soil and Rock, ASTM D 2488 - 93, Standard
Practice for Description and Identification of Soils (Visual-Manual Procedure) dan ASTM D 2113
83, Standard Practice for Diamond Core Drilling for Site Investigation.
Data hasil pemboran dalam disajikan dalam field logs (Bore - Logs) yang didalamnya tercakup:
identifikasi proyek, nomor boring, lokasi, orientasi, tanggal mulai pemboran, tanggal akhir
pemboran, dan nama operator, elevasi koordinat bagian atas bore hole, klasifikasi/deskripsi
tanah (kekerasan, warna, derajat pelapukan, dan identifikasi lainnya yang masih berhubungan),
deskripsi litologi, kondisi air tanah, pengambilan contoh tanah, in situ test di bore hole, dst.

Gambar 0-1 Rotary drilling machine


5.1.2 Pengambilan Contoh Tanah Tidak Terganggu

Undisturbed samples yang dilaksanakan adalah untuk keperluan uji laboratorium. Pelaksanaan
pengambilan contoh tanah tidak terganggu mengacu pada ASTM D 1587-94 Standard Practice
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

for Thin-Walled Tube Geotechnical Sampling of Soils. Contoh tanah undisturbed diambil dari
kedalaman tertentu dengan menggunakan Shelby tube sampler (thin walled tube sampler).
Kemudian contoh tanah dilindungi dari goncangan, getaran dan perubahan kadar air, yang
bertujuan untuk menjaga struktur tanah dan komposisi fisiknya tetap seperti kondisi aslinya,
sampai contoh tersebut dikeluarkan untuk kemudian diuji di laboratorium. Kedalaman bagian
atas contoh dan panjang sampler dicatat di boring log.

Gambar 0-2 Tabung shelby

5.1.3 SPT (Standard Penetration Test)

SPT (Standard Penetration Test) dilakukan dengan interval kedalaman lebih kurang setiap 2 m.
Prosedur pelaksanaan dan peralatan Standard Penetration Test mengacu pada ASTM D 1586
84, "Standard Method for Penetration Test and Split Barrel Sampling of Soils". Hammer yang
digunakan seberat 140 lbs (63 kg) dengan tinggi jatuh 30 (76.2 cm). Jumlah total tumbukan
yang dibutuhkan untuk penetrasi tanah 3 15 cm dicatat. Nilai SPT, dinyatakan dengan nilai N,
didapat dari jumlah tumbukan yang diperlukan untuk penetrasi 2 15 cm terakhir.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

Gambar 0-3 Split spoon sampler

5.1.4 DCPT (Dutch Cone Penetration Test)/Sondir

Prosedur pelaksanaan Dutch Cone Penetration Test (DCPT) dilakukan berdasarkan standar
ASTM D 3441-86, Method for Deep Quasi-Static, Cone and Friction Cone Penetration Tests of
Soil. Nilai tahanan ujung konus, qc, dan friksi lokal atau friksi selimut, fs, diukur untuk setiap
interval 20 cm.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

5.2 METODOLOGI PENYELIDIKAN TANAH LABORATORIUM

Uji laboratorium yang dilaksanakan adalah:


Index properties
Grainsize analysis
Triaxial UU
Triaxial CU
Consolidation
Test Kadar Abu
Metoda pelaksanaan uji laboratorium mengikuti standar-standar berikut ini:

5.2.1 Specific Gravity

Specific gravity dari tanah, Gs, didefinisikan sebagai perbandingan massa volume partikel tanah
di udara dengan massa volume yang sebanding dengan gas free distilled water di udara pada
suhu kamar (umumnya 68 F {20 C}). Specific gravity ditentukan berdasarkan jumlah dari
pycnometer yang sudah dikalibrasi, dimana massa dan suhu dari contoh tanah de-aerasi/air
distilasi diukur.
Test dilakukan berdasarkan ASTM D 854-92, Standard Test Method for Specific Gravity of
Soils. Metoda ini digunakan pada contoh tanah dengan komposisi ukuran partikel lebih kecil
daripada saringan No. 4 (4.75 mm). Untuk partikel dengan ukuran lebih besar dari saringan
tersebut, prosedur pelaksanaan mengacu pada Test Method Specific Gravity and Absorption of
Coarse Aggregate (ASTM C 127-88). Specific gravity dari tanah diperlukan untuk menentukan
hubungan antara berat dan volume tanah, dan digunakan untuk perhitungan test laboratorium
lainnya.

5.2.2 Water Content / Moisture Content

Moisture content, w, didefinisikan sebagai perbandingan antara berat air di dalam contoh tanah
dengan berat partikel solid. Contoh basah mula-mula ditimbang, kemudian dikeringkan di
dalam oven pada suhu 230 F (110 C) hingga mencapai berat konstan. Berat contoh setelah
dikeringkan adalah berat partikel solid. Perubahan berat yang terjadi selama proses
pengeringan setara dengan berat air. Untuk tanah organik, terkadang disarankan untuk
menurunkan suhu pengeringan hingga mencapai 140 F (60 C).
Test dilakukan mengacu pada ASTM D 2216-92, Test Method for Laboratory Determination of
Water (Moisture) Content of Soil and Rock. Moisture content diperlukan untuk menentukan
properties tanah dan dapat dikorelasikan dengan parameter-parameter lainnya.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

5.2.3 Analisis Saringan dan Hidrometer

Test ini dilakukan dalam dua tahapan, yaitu: analisis saringan untuk tanah berbutir kasar (pasir,
kerikil), dan analisis hidrometer untuk tanah berbutir halus (lempung, lanau). Tanah yang
mengandung butiran kasar dan butiran halus di uji secara berurutan. Material dengan ukuran
lebih kecil dari saringan No. 200 (0.075 mm atau lebih kecil) dianalisis dengan menggunakan
hidrometer.
Analisis saringan memberikan pengukuran secara langsung terhadap distribusi ukuran partikel
tanah dengan cara melewatkan contoh pada sejumlah wire screens, dari ukuran yang terbesar
hingga terkecil. Jumlah material yang tertahan di tiap-tiap saringan kemudian ditimbang.
Prosedur pelaksanaan pengujian ini mengacu pada ASTM C 136-95a, Method for Sieve Analysis
of Fine and Coarse Aggregates.
Pelaksanaan uji hidrometer mengacu pada Hukum Stokes. Diameter partikel tanah didefinisikan
sebagai diameter bola yang memiliki unit massa dan kecepatan jatuh yang sama dengan
partikel tanah. Jadi distribusi ukuran partikel didapatkan dengan menggunakan sebuah
hydrometer untuk mengukur perubahan specific gravity, suspensi tanah-air seperti partikel
tanah mengendap.
Hasil analisis dicatat dalam combined grain size distribution plot sebagai persentase contoh
yang lebih kecil beratnya versus log diameter partikel. Data ini diperlukan di dalam klasifikasi
tanah. Kurva tersebut juga dapat menunjukkan parameter-parameter lainnya, seperti diameter
efektif (D10) dan koefisien uniformity (Cu). Test dilakukan berdasarkan ASTM D 422-63
Method for Particle Size Analysis of Soils, dan ASTM D 1140 92 Test Method for Amount of
Material in Soils Finer than the No.200 (75-m) Sieve.

5.2.4 Atterbergs Limit

Liquid limit dilakukan dengan cara meletakkan pasta tanah dalam mangkuk kuningan kemudian
digores tepat ditengahnya dengan alat penggores standar. Dengan menjalankan alat pemutar,
mangkuk kemudian dinaikturunkan dari ketinggian 0.4 inci (10 mm) dengan kecepatan 2
drop/detik. Liquid limit dinyatakan sebagai moisture content dari tanah yang dibutuhkan untuk
menutup goresan yang berjarak 0.5 inci (13 mm) sepanjang dasar contoh tanah dalam
mangkuk sesudah 25 pukulan. Pengujian dilakukan menurut ASTM D 4318.
Plastic limit ditentukan dengan mengetahui secara pasti moisture content terkecil, dimana
material dapat digulung hingga diameter 0.125 inches (3.2 mm) tanpa mengalami keretakan.
Pengujian dilakukan sesuai dengan ASTM D 4318-95, Test Method for Liquid Limit, Plastic Limit
and Plasticity Index of Soils.
Shrinkage limit (SL) didefinisikan sebagai water content maksimum dimana pengurangan water
content tidak akan menurunkan volume dari massa tanah. Pengujian dilakukan dengan
mengacu pada ASTM D 427-93, Test Method for Shrinkage Factors of Soils.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

Nilai-nilai ini digunakan didalam klasifikasi tanah dan dapat dikorelasikan dengan parameter-
parameter lainnya.

5.2.5 Triaxial-UU

Tujuan test ini adalah untuk memperoleh parameter kekuatan tanah dalam kondisi undrained.
Pada uji ini contoh yang diuji tidak diperkenankan untuk mengalami konsolidasi akibat tekanan
confining dan selama geser berlangsung tidak diperkenankan adanya aliran (undrained).
Dibutuhkan minimal tiga buah pengujian dengan tekanan confining yang berbeda-beda untuk
mendapatkan parameter tegangan total. Jika selama pengujian tekanan air pori diukur, maka
parameter tegangan efektif juga dapat diukur. Pengujian dilakukan menurut ASTM D 2850-95,
Test Method for Unconsolidated, Undrained Compressive Strength of Cohesive Soils in Triaxial
Compression.

5.2.6 Triaxial-CU

Tujuan test ini adalah untuk memperoleh parameter kekuatan tanah baik dalam kondisi
undrained maupun drained. Pada uji ini contoh yang diuji diperkenankan untuk mengalami
konsolidasi akibat tekanan confining, namun selama geser berlangsung tidak diperkenankan
adanya aliran (undrained). Dibutuhkan minimal tiga buah pengujian dengan tekanan confining
yang berbeda-beda untuk mendapatkan parameter tegangan total dan parameter tegangan
efektif. Pengujian dilakukan menurut ASTM D 4767-88, Test Method for Consolidated
Undrained Triaxial Compression Test on Cohesive Soils.

5.2.7 Consolidation Test

Test ini bertujuan untuk memperoleh nilai koefisien konsolidasi Cc dan Cv yang selanjutnya
dipergunakan untuk memprediksi lamanya konsolidasi dan besarnya settlement. Metode yang
digunakan dalam pengujian konsolidasi adalah pengujian konsolidasi satu dimensi. Pada uji ini
spesimen diletakkan pada konsolidometer (oedometer) diantara dua batu pori sehingga
memungkinkan terjadinya drainase. Berbagai prosedur pembebanan dapat digunakan selama
pengujian. Pengujian dengan peningkatan pembebanan adalah yang paling umum digunakan.
Pada prosedur ini, spesimen diberikan beban yang semakin bertambah. Biasanya beban awal
yang digunakan besarnya 1/16 tsf (5 kPa) dan ditambah menjadi dua kalinya hingga mencapai
16 tsf (1600 kPa). Setelah pemberian beban, perubahan tingga sampel dimonitor umumnya
selama 24 jam. Untuk mengevaluasi parameter rekompresi, siklus pembebanan unload/reload
dapat dilakukan selama pembebanan. Agar diperoleh hasil pengamatan parameter rekompresi
yang lebih baik untuk lempung terkonsolidasi berlebih (over consolidated clay), siklus
unload/reload dilakukan setelah tekanan pra konsolidasi terdefinisikan. Setelah beban
maksimum tercapai, beban dikurangi secara bertahap. Pengujian dilakukan menurut ASTM D
2435-90, Test Method for One Dimensional Consolidation Properties of Soils.
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

Data dari uji konsolidasi biasanya ditampilkan dalam grafik e-log p dengan plot angka pori (e)
sebagai fungsi dari logaritma tekanan (p) atau dalam grafik -log p dimana adalah regangan
dalam %. Parameter-parameter yang diperlukan untuk perhitungan penurunan dapat diperoleh
dari kurva ini adalah: indeks kompresi (Cc), indeks rekompresi (Cr), tekanan pra konsolidasi (Po
atau Pc) dan angka pori awal (eo).
5.3 METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN
Tahapan pekerjaan
Persiapan
o Mobilisasi Alat
o Menentukan Koordinat Titik Bor

Gambar 0-4 Menentukan Koordinat Titik Bor


o Setting Bagan Bor

Gambar 0-5 Pemboran dalam


o Setting Alat Bor di bagan
Pelaksanaan pekerjaan
o Pemboran Dalam
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

Gambar 0-6 Pemboran dalam


o Pengambilan Sample Tanah

Gambar 0-7 Pengambilan Sample Tanah


o SPT (Standard Penetration Test)
o DCPT (Dutch Cone Penetration Test)/Sondir
Pelaporan hasil laboratorium
PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
TERMINAL PETIKEMAS KALIBARU UTARA TAHAP I
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

DOCUMENT No REV
PP-MTD-001-X-12 0

6. JOB SAFETY ANALYSIS


Dalam pekerjaan soil investigasi ini, tahapan pelaksanaan pada tiap item di masukkan kedalam
tabel job safety analysis yang berfungsi sebagai pemantau keselamatan kerja saat pelaksanaan.

PT. PP (PERSERO) TBK - PORT OF TANJUNG PRIOK


JOB SAFETY ANALYSIS

JOB TITLE Breakwater DATE


SUPER ITENDENT LOCATION
TEAM LIST

Safety Meassures &


Task Work Steps Hazards Identified Hazzard Effect Risk Factor Residual Risk Factor
Prevention
NO How can people get
Basic Steps & Tools Type of Injury Worst
Activities injured or Property P HE RF Action To Mitigate Risk Responsible person RF
Used Case
Damage
Bagan H L M7 Menggunkana pengaman
1 Fabrikasi bambu Terkena pecahan bambu Luka ringan saat bekerja (sarung tangan)
L
Handling bambu kejatuhan bambu Luka berat M M M8 Kontrol alat kerja L
Luka M H H12 Menggunakan pelampung
Install bambu jatuh ke laut
berat/meninggal L
Terkena bambu H H H15 Menggunakan life jacket L
Luka H H H15 Menggunakan life jacket
2 Pengeboran Bor Jatuh ke laut
berat/meninggal L
H M M7 Menggunakan pengaman
Luka karena alat bor Luka ringan saat bekerja (sarung tangan)
L

Gambar. 0-8 Table Job Safety Analysis

Вам также может понравиться