Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NUPTK : 0938744649200022
BAB XIV
Galaksi atau Tata Surya merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya tidak
kurang 100 Milyar termasuk diantaranya matahari. Matahari merupakan pusat tata surya
kita ini. Kumpulan bintang-bintang di dalam galaksi bentuknya menyerupai lensa cembung
yang pipih atau cakram dengan garis tengah sepanjang 100 tahun cahaya dan tebalnya 10
tahun cahaya. Posisi matahari sebagai pusat tata surya berada pada jarak 30 tahun cahaya
dari pusat galaksi.
Ada beberapa teori tantang terbetuknya tata surya. Beberapa diantaranya adalah:
Teori terjadinya tata surya mula-mula dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) seorang
ahli filsafat bangsa Jerman dan Pierre Simon Lapace (1796) seoramg ahli fisika bangsa
Perancis. Keduanya berpendapat bahwa tata surya berasal dari kabut, sehingga disebut teori
Kabut Kant-Laplace, dalam alquran menjelaskan bahwa penciptaan langit itu berasal dari
asap (kabut), Al-Quran surat Fussilat ayat 11.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, Datanglah kamu keduanya menurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa. Keduanya menjawab Kami dating dengan
suka hati.
Teori ini dikemukakan oleh James H. Jeans dan Harold Jeffres pada tahun 1919. Menurut
teori ini ratusan juta tahun lalu sebuah bintang bergerak mendekati matahari dan kemudian
menghilang. Pada waktu itu sebagian matahari tertarik dan lepas. Dari bagian matahari
yang lepas inilah kemudian terbentuk planet-planet.
3. Teori Bintang Kembar
Menurut teori ini, kemungkinan dahulu matahari merupakan sepasang bintang kembar.
Oleh sesuatu sebab salah satu bintang meledak, dan oleh gaya tarik gravitasi bintang yang
satunya (matahari sekarang), pecahan tersebut tetap berada di sekitar dan beredar
mengelilinginya.
Pada tahun 1950 G.P Kuiper mengajukan teori berdasarkan keadaan yang ditemui di luar
tata surya dan menyuarakan penyempurnaan atas teori-teori yang telah dikemukakan yang
mengandaikan matahari serta semua planet-planet berasal dari gas purba yang ada di ruang
angkasa. Pada saat ini terdapat banyak kabut gas dan diantara kabut terlihat dalam proses
melahirkan bintang.
Para ahli astrofisika modern berpendapat bahwa ada planet-planet yang menyerupai bumi.
Mereka mengira ada kemungkinan terdapatnya planet seperti bumi di luar system matahari
karena alas an-alasan seperti berikut :
Orang memperkirakan bahwa dalam galaksi kita, seperdua dari 100 milyar bintang,
masing-masing mempunyai sistem planet seperti system matahari.
P. Guerin, seorang ahli astrofisika, menulis system planeter sudah terang, tersebar banyak
dalam cosmos, sistem matahari dan bumi tidak satu-satunya yang ada. Kehidupan,
sebagaimana planet-planet yang memberinya tempat juga tersebar diseluruh cosmos,
dimana saja terdapat kondisi fisikokimia yang diperlukan untuk terbentuknya kehidupan
tersebut dan perkembangan selanjutnya. Jika kita kaitkan Penjelasan Guerin dengan ayat
Al-Quran yang menyebutkan tentang kegandaan langit dengan symbol angka 7 lapis
langit. Disisi lain wujudnya bumi-bumi yang mirip dengan bumi kita dari beberapa aspek,
adalah suatu hal yang dapat kita pahami, tetapi para ahli sampai saat ini belum ada yang
dapat membuktikan keadaannya seperti apa. Para spesialis menganggap bahwa adanya
bumi semacam itu sangat mungkin.
B. Komponen Tata Surya
1. Matahari
Matahari adalah bola gas pijar yang merupakan bintang terdekat dengan bumi. Matahari
mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya
864.000 mil. Sedangkan garis tengah antara kutubnya 43 mil lebih pendek. Selain sebagai
pusat peredaran, matahari merupakan pusat sumber tenaga dalam tata surya karena 98%
massa Tata Surya terkumpul pada matahari. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit
(fotosfer, kromosfer, dan Korona) Agar terus bersinar, matahari menukar zat hidrogen
dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton.
2. Planet
Planet merupakan benda langit dalam sistem tata surya yang bergerak mengelilingi
matahari pada lintasan (orbit) yang stabil. Dahulu kita mengenal sembilan planet dalam
sistem tata surya yaitu merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus
dan Pluto. Tetapi saat ini yang diakui sebagai planet anggota tata surya hanya delapan
kecuali pluto. Benda- benda langit memiliki syarat sehingga dapat dikatakan planet.
Syaratnya yaitu:
Benda langit yang mengitari matahari, bentuknya bulat, dan merupakan satu-
satunya objek dominan di orbitnya
Mengorbit pada matahari.
Mempunyai massa yang cukup bagi gaya grafitasinya untuk mengatasi gaya-gaya
luar lainnya , sehingga dengan keseimbangan hidrostatiknya mempunyai bentuk
hampir bulat.
Telah menyingkirkan objek-objek lain disekitar orbitnya.
MERKURIUS
Merkurius adalah planet terkecil di dalam tata surya dan yang terdekat
dengan Matahari dengan kala revolusi memakan waktu 88 hari berlaku di bumi. Selain
bergerak mengelilingi matahari, Merkurius juga berputar pada porosnya (berotasi) yaitu
sehari semalam memakan waktu 58,64 hari (=2/3 P, periode sideris orbit0 sering kali
disebut juga 59 hari, jadi sangat lambat.
VENUS
Pemetaan dengan radar menunjukan adanya kawah-kawah pada permukaan venus,
walaupun sebagian permukaannya datar. Venus berevolusi dalam waktu 224,7 hari di bumi.
Venus terdiri dari 97% karbon dioksida (C02) dan 3% nitrogen sehingga hampir tidak
mungkin terdapat kehidupan. Venus memiliki diameter 12.104 km dan berotasi dalam
waktu 243 hari. Venus tidak mempunyai satelit. Venus memiliki massa jenis 5200 kg m
dan suhu dipermukaan 480 C. Jarak rata-rata Venus dan Matahari adalah 108,2 juta km.
Venus terlihat lebih terang dari planet lain karena memiliki atmosfer berupa awan tebal
berwarna putih. Atmosfir inilah yang memantulkan cahaya matahari sehingga terlihat
berkilau di bumi.
BUMI
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya
mencapai 4,6 miliar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6
juta kilometer atau 1 AU (Inggris: astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindungi permukaan
Bumi dari angin matahari, sinar ultraviolet dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi
menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer.
Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan
melindungi bumi dari sinar ultraungu. Sebagian atmosfer bumi terdiri dari gas nitrogen
(80%) dan gas oksigen (20%).
Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70 C hingga 55 C bergantung pada iklim
setempat. Bumi berevolusi dalam waktu 365 hari dan berotasi selama 24 jam. Satelit Bumi
adalah Bulan yang bergerak mengelilingi Bumi selama 29,5 hari. Bumi
mempunyai massa seberat 59.760 miliar ton, dengan luas permukaan 510
juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik)
digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi
dipatok sebagai 1.
MARS
Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama
687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 25,62 jam.
JUPITER
Yupiter atau Jupiter adalah planet terdekat kelima dari matahari setelah Merkurius,
Venus, Bumi dan Mars. Jarak rata-rata antara Yupiter dan Matahari adalah 778,3 juta km.
Jupiter adalah planet terbesar dan terberat dengan diameter 14.980 km dan
memiliki massa 318 kali massa bumi. Periode rotasi planet ini adalah 9,8 jam, sedangkan
periode revolusi adalah 11,86 tahun.
SATURNUS
Saturnus adalah sebuah planet di tata surya yang dikenal sebagai planet bercincin, dan
merupakan planet terbesar kedua di tata surya setelah Jupiter. Jarak rata-rata saturnus dan
matahari adalah 1.427 juta km. Jarak Saturnus yang sangat jauh
dari Matahari menyebabkan Saturnus tampak tidak terlalu jelas dari Bumi. Saturnus
berevolusi dalam waktu 29,46 tahun. Setiap 378 hari, Bumi, Saturnus dan Matahari akan
berada dalam satu garis lurus. Selain berevolusi, Saturnus juga berotasi dalam waktu yang
sangat singkat, yaitu 10 jam 14 menit.
URANUS
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh seorang astronom bernama William
Herschel. Planet ini hanya dapat kita lihat dengan menggunakan teleskop. Jarak antara
Uranus dengan Matahari adalah 19,18 SA atau kira-kira 2.877 juta km.
Semua permukaan Uranus pernah menghadap ke Matahari secara tegak lurus, karena orbit
kemiringannya sebesar 98 terhadap ekuator. Garis tengah Uranus pada ekuatornya adalah
50.800 km.
Kala revolusi Uranus adalah selama 84,01 tahun dengan rotasi selama 10 jam 49 menit.
Struktur lapisan planet ini diperkirakan sama dengan Saturnus, hanya lapisan hidrogennya
lebih sedikit. Hasil penyelidikan NASA pada tahun 1977, menemukan bahwa Uranus
merupakan planet kedua yang memiliki cincin. ini terbukti dan adanya lingkaran-lingkaran
materi yang mengelilinginya.
Temperatur di permukaan Uranus berkisar antara -2330C hingga 2130C. Massa planet ini
adalah sekitar 14,6 kali massa Bumi, dengan gravitasi sebesar 1,17 kali gravitasi Bumi.
Atmosfer Uranus tersusun atas metana (CH4) hidrogen, dan helium, dan methane (CH4).
Hingga saat ini diketahui Uranus memiliki 18 satelit yaitu Oberon, Titania, Umbriel, Ariel,
dan Miranda. Planet ini juga diketahui mempunyai 9 cincin.
NEPTUNUS
Neptunus merupakan planet terjauh (kedelapan) jika ditinjau dari Matahari. Planet yang
dinamai dari dewa lautan Romawi ini merupakan planet terbesar keempat berdasarkan
diameter (49.530 km) dan terbesar ketiga berdasarkan massa. Massa Neptunus tercatat 17
kali lebih besar daripada Bumi, dan sedikit lebih besar daripada Uranus. Neptunus
mengorbit Matahari pada jarak 30,1 SA atau sekitar 4.450 juta km. Periode rotasi planet ini
adalah 16,1 jam, sedangkan periode revolusinya adalah 164,8 tahun. Simbol astronomisnya
adalah , yang merupakan trident dewa Neptunus.
Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di
daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca.
Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan
kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang
berupa sinar infra merah. Karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi daripada di
luar rumah kaca. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta
tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca
lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca
(ERK).
Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 disebabkan oleh kenaikan pembakaran
bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang melampaui
kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi yang masuk ke
bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 % diserap awan, 45 %
diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi. Energy yang
diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Selain gas CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organic
seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan
penting dalam meningkatkan efek rumah kaca. Sinar inframerah yang dipantulkan bumi
kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan
(CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan
oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut
Gas Rumah Kaca.
Efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang
berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti
pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain
itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian
dan peternakan, GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida,
metana, dan nitroksida. Hal tersebut di atas juga merupakan salah satu penyebab
pemanasan global yang terjadi saat ini.
Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan
melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan
bumi.Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk
mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa.
Fenomena ini disebut efek rumah kaca.
Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca
atau ERK. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir
seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh
tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa
oleh molekul gas, awan dan partikel.
Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap
air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan
bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah
mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu.
Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap
dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara
lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini
terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan
permukaan bumi menjadi naik.
Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet
bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi
ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga
secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara,
selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu
ke waktu.
Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali
iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam
hal jumlah, intensitas dan distribusinya.
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali
oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan
diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi disebut gas rumah kaca,
sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi.
Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous
Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur
hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama
yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara)
seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.
Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas
pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti
karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di
atmosfer.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari
permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang
panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat
menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah
terganggu komposisinya.
Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar
kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi
ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal,
inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer
terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah
pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu
berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
a. Makin tingginya suhu permukaan bumi yang berdampak pada terjadinya cuaca yang
cukup ektrem pada saat ini. Dimana pada siang hari terasa sangat menyengat dan pada
malam hari, udara terasa dingin.
b. Mulai mencairnya beberapa gunung es yang terdapat di wilayah kutub. Hal ini karena
suhu di kutub meningkat dan mengurangi kemampuan pembekuan es yang ada di kawasan
tersebut.
c. Makin bertambahnya ketinggian air laut yang di akibatkan suhu air laut meningkat.
Akibatnya pada saat ini semakin banyak ancaman tenggelamnya beberapa kawasan daratan
di dunia.
d. Terganggunya fungsi hutan dalam menyerap partikel bebas seperti CO2 yang ada di
udara. Akibatnya, senyawa tersebut tidak tersaring dan mencemari lingkungan serta
merusak atmosfer bumi.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut
atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration
(menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan
memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang
muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak,
memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh
dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan.
Untuk mengurangi efek rumah kaca, ada langkah yang dapat dilakukan:
b. Hemat listrik
f. Tanamlah pohon disekitar tempat tinggal agar udara segar dan menyerap emisi gas
rumah kaca
BAB XV
1. Natalitas (Natality)
Natalitas dimaknai sabagai jumlah anak yang lahir setiap 1000 orang per tahun.
Untuk mencari nilai laju kelahiran dapat ditemukan dengan rumus sbg berikut
2. Mortalitas (Mortality)
3. Migrasi (Migration)
Merupakan perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat yang lain. Hal ini
dipengaruhi oleh
Kesejahteraan (Welfare)
Semakin tinggi populasi maka ketersediaan lahan akan semakin sedikit. Hal ini
dapat memicu tindak criminal, kerusakan lingkungan, ketersediaan sumber daya
alam, sumber mata air serta kebersihan udara semakin menurun.
Air merupakan sumber kehidupan dan kebutuhan pokok manusia. Kebutuhan air
akan semakin meningkat akan tetapi ketersediaannya semakin menurun karena
jumlah penduduk yang semakin meningkat. Maka, beberapa usaha pemerintah
untuk menjaga ketersediaan air adalah dengan membangun PAM (Perusahaan Air
Minum) yang menyediakan air bersih hasil pengolahan kapada masyarakat. Kita
pun dapat berpartisipasi dalam menjaga ketersediaan air bersih dengan cara
Kerusakan lingkungan yang dapat terjadi jika populasi semakin bertambah adalah
Pencemaran tanah adalah suatu dampak limbah rumah tangga, industri, dan
penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanah. Bahan yang dapat mencemari tanah,
antara lain sampah, khususnya yang tidak dapat didegradasi, limbah industri, limbah
rumah tangga, dan tumpahan minyak atau bahan kimia (pestisida).
Remediasi adalah upaya untuk memulihkan atau membersihkan tanah dari bahan-
bahan pencemar. Remediasi dengan menggunakan makhluk hidup disebut bioremediasi.
Perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh banyak hal yang secara garis besar
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu karena faktor kesengajaan manusia dan karena
faktor alam.
Ada tiga cara yang dapat dilakukan manusia untuk mencegah dan menanggulangi
pencemaran serta untuk melestarikan lingkungan, yaitu secara administratif, secara
teknologis, dan secara edukatif/ pendidikan.
Limbah adalah sisa-sisa aktivitas manusia yang tidak digunakan lagi. Limbah dapat
berupa limbah organik dan limbah anorganik. Limbah, baik yang organik maupun yang
anorganik, dapat dimanfaatkan kembali dengan cara daur ulang ataupun tanpa daur
ulang.
BAB XVII
SIFAT BAHAN DAN PEMANFAATANNYA
Bahan serat terdiri atas serat alami dan serat sintesis. Bahan serat alami diperoleh dari
tumbuhan, hewan dan mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan,
misalnya kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen. Serat
hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang
dihasilkan oleh laba laba, kepompong ulat sutera. contoh tekstil dari serat protein yaitu
wol dan sutera. Serat mineral, umumnnya dibuat dari mineral asbestos.
A. Bahan Serat
Bahan serat terdiri atas serat alami dan serat sintesis. Bahan serat alami diperoleh dari
tumbuhan, hewan dan mineral. Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan,
misalnya kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen. Serat
hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang
dihasilkan oleh laba laba, kepompong ulat sutera. contoh tekstil dari serat protein yaitu
wol dan sutera. Serat mineral, umumnnya dibuat dari mineral asbestos.
Contoh Serat
1. Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Serat tumbuhan
diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil
dari selulosa adalah katun dan linen. Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh
dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh labalaba, dan kepompong ulat
sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera. Serat mineral, umumnya
dibuat dari mineral asbetos.
2. Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak tersedia
secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah rayon,
polyester, dakron dan nilon.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri seratnya antara
lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara
untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran. Ciri-
ciri dari bahan serat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan tekstil dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit
kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur. Serat kapas
mudah terbakar, kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan
meninggalkan abu berwarna kelabu. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai
ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan
seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau
seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
b. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut,
sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai
daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau
seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah
dihancurkan.
c. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat
rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat
asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak
dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
d. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat,
tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nylon tidak tahan panas,
mudah terbakar, meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran
keras yang berwarna cokelat.
e. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan
terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap
jamur, bakteri, dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya
cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet berupa getah seperti susu yang disebut lateks. Lateks
diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian
kortek tumbuhan. Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang
merupakan polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul
poliisoprena (C5H8)n.
Karet alam memiliki daya elastis atau daya lenting yang baik, plastisitas yang
baik, mudah pengolahannya, tidak mudah aus (tidak mudah habis karena
gesekan), dan tidak mudah panas.
Sifat unggul lain dari karet alami adalah memiliki daya tahan yang tinggi
terhadap keretakan, tahan hentakan yang berulang-ulang, serta daya lengket
yang tinggi terhadap berbagai bahan.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak,
gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang
terdiri dari lebih dari satu jenis monomer.
Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan
kegunaannya. Karet sintetis dapat digunakan untuk berbagai keperluan, bahkan dapat
menggantikan fungsi karet alam.
Tahan terhadap suhu tinggi/panas, minyak, pengaruh udara, dan kedap gas.
Karet sintetis memiliki banyak jenis.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak,
digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot,
serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor.
2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai
bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk
bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat
penyimpan lemak dan minyak.
1. Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan
pembakaran sekitar 1000oC.
2. Gerabah adalah produk yang bahanbakunya dari tanah liat dengan pembakaran
1200oC. Bahan baku keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain
diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200oC-2000oC.
3. Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada
pembakaran 15000oC.
Berikut beberapa contoh produk yang terbuat dari bahan baku tanah liat.
1. Batu bata merah, genting, lubang angin-angin hiasan genting, merupakan jenis produk
terakota atau tembikar.
2. Kendi, gentong, cobek, tutup pengukus, pot bunga, dan celengan dari tanah liat
merupakan jenis produk gerabah.
3. Mangkuk sayur, piring, cangkir, tatakan, dan teko merupakan produk jenis keramik.
4. Tegel, perlengkapan saniter (bak pencuci, bak mandi), dan isolator listrik merupakan
produk jenis porselin.
D. Bahan Gelas
Menurut catatan sejarah, kaca sudah diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu
dengan bahan pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin,
dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang.
Gelas merupakan benda padat, dan strukturnya berbeda dengan keramik. Gelas
merupakan senyawa kimia dengan susunan yang kompleks, diperoleh dengan
pembekuan lelehan melalui pendinginan. Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok
yaitu :
bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda abu, batu
kapur, feldspar dan pecahan gelas (cullet)
bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium
bikroma, selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan feldspar sangat
melimpah di Indonesia.
Gelas adalah produk yang bersifat bening, tembus pandang secara optik, dengan
kekerasan yang cukup. Gelas bersifat sangat rapuh, mudah pecah menjadi pecahan yang
tajam, mudah dimodifikasi bentuknya dengan proses kimia atau pemanasan, sehingga
memiliki sifat estetika atau keindahan yang tinggi
8. Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan.
Produk gelas yang siap pakai meliputi perabotan rumah tangga (piring gelas, cangkir gelas,
botol gelas, dan lainnya), peralatan laboratorium (tabung reaksi, pipa kaca, beker gelas,
kaca pembesar, dan lainnya), bahan bangunan atau industri seperti kaca jendela, bola
lampu, lampu gantung, genting kaca, dan asesoris seperti manik-manik.
E. Bahan Kayu
Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen penting
yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari
kayu).
Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda
mempunyai sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan sangat membantu dalam
menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Berikut beberapa sifat
kayu.
Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah pori-pori, zat
ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis (BJ) kayu, dan dipakai
sebagai patokan kualitas kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu digolongkan menjadi
empat, yaitu: sangat berat dengan BJ > 90; berat dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ
0,60-0,75; dan ringan dengan BJ <60. Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu.
Pada umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu,
misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif
di dalam kayu. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung
silika. Kedua jenis kayu tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur
pohon dan lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang
masih muda meskipun jenisnya sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah
serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin
dan serat diagonal (serat miring).
5. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung
dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu
kulim) dan bau zat penyamak (kayu jati).
7. Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung dari pola
penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu.
Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu yang keras juga
termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu yang lunak. Berdasarkan
kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak (soft wood) dan kayu keras
(hard wood). Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun
seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-pori besar. Kayu
keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu
keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya
lebih kuat.
B. Materi yang sulit dipahami
Materi yang sulit dipahami adalah Atom dan Ion, terutama pada bagian
menentukan jumlah proton dan elektron.
C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam Sumber Belajar
Materi esensial sudah cukup lengkap namun perlu penambahan tentang
Atom dan Ion.
D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semua materi pada Sumber Belajar ini tidak ada yang tidak esensial.
2. Bumi berotasi dengan gerakan yang sama saat bulan berotasi. Oleh sebab
itu permukaan bulan yang terlihat dibumi selalu tetap. Bulan berputar pada
porosnya (sumbu), beredar mengelilingi bumi, dan bersama bumi
meterapkan revolusi terhadap matahari. Hingga akhirnya pada saat tertentu
terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari.
Gerhana bulan terjadi karena sifat matahari yang jatuh ke bulan terhalang
oleh bumi. Gerhana bulan terjadi ketika bulan purnama dan bulan masuk
ke dalam bayangan bumi. Ketika itu bulan tidak menerima cahaya
matahari, sehingga kita tak dapat melihat bulan.
Gerhana matahari dapat terjadi apabila kedudukan matahari, bulan dan
bumi berada pada satu garis lurus, sehingga sinar matahari yang jatuh ke
permukaan bumi terhalang oleh bulan. Gerhana matahari terjadi pada
siang hari. Gerhana matahari total berlangsung kira-kira 6 menit.
terhadap radiasi dan meteorid. Suhu terlalu panas saat siang dan terlalu
menyebabkan efek rumah kaca yang sangat besar di Venus, Tekanan atmosfer
Venus 92 kali lipat lebih besar dari tekanan atmosfer Bumi, sehingga
tidak bisa ditempati mahluk hidup. Bagian luar atmosfer Saturnus terbuat
dari 96.7% hidrogen dan 3% helium, 0.2% metana dan 0.02% amonia, tidak
dapat mencapai 250 meter per detik (900 km/jam, 560 mil per jam),
Tak dapat dipungkiri, dengan penduduk yang banyak secara otomatis akan banyak
kawasan yang dijadikan sebagai perumahan, sebagai tempat untuk tinggal. Karena
lahan kosong yang tidak produktif sudah semakin penuh, akhirnya lahan
pertanian-pun juga diubah fungsinya sebagai lahan perumahan. Hal ini akan
mengikis wilayah pertanian dan secara otomatis akan melemahkan ketahanan
pangan dalam negeri.
Penduduk dan angkatan kerja yang semakin banyak yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan yang baru akan menghasilkan pengangguran.
Selain muncul pengangguran juga akan berdampak pada adanya sistem kerja
kontrak dan PHK. Itu merupakan dampak natural agar sebagian besar masyarakat
dapat bekerja. PHK terjadi karena ketidak seimbangan pemasukan dan
pengeluaran perusahaan. Biaya produksi yang mahal dan disertai daya beli
masyarakat yang melemah akan menimbulkan PHK (Putus Hubungan Kerja)
c. Mendaur ulang plastik bekas (jadi tas, dompet dan kantong belanja)
b. Proton = 8, Elektron = 10
d. Proton = 9, Elektron = 9
3. Karena Isolator terkena gesekan tidak mudah terbakar, tidak mudah aus, tahan
hentakan, mudah pengolahannya, kedap gas dan kedap air, lentur dan mudah
didapat.
b. SEAgel
c. Chalcogels