Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan perkembangan zaman, tindakan seksual di luar nikah semakin sering
dilakukan dan lebih parahnya lagi para pelaku berganti-ganti pasangan. Bahkan daerah
untuk bermukimnya WTS (wanita tuna susila) semakin banyak dibangun. Selain itu,
kurangnya higienitas dan kurangnya pengetahuan masyarakat akan kesehatan juga
menjadi faktor pemicu dalam meningkatnya PMS. Penyakit-penyakit kelamin tersebut
salah satunya adalah chancroid (ulkusmole).
Ulkus Mole (Chancroid) adalah penyakit menular seksual (PMS) yang akut, ulseratif
dan biasanya terlokalisasi di genetalia atau anus dan sering disertai pembesaran kelenjar
di daerah inguinal. Chancroid diketahui menyebar dari satu orang ke orang lain melalui
hubungan seksual. Penyebaran infeksi chancroid (ulkus mole) dari kontak seksual
dengan wanita pekerja seks yang memiliki ulkus genital, kemungkinan chancroid setelah
seseorang berhubungan seksual adalah 0,35%.
Penyakit ini lebih banyak terdapat pada daerah-daerah dengan tingkat sosial ekonomi
rendah. Laporan-laporan hanya datang dari beberapa negara yang sudah berkembang
karena kesukaran menemukan penyebabnya.Kemudian penyakit ini juga banyak
ditemukan di negara berkembang, khususnya di negara tropis dan subtropis.
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui defenisi dari Uluks Mole
b. Untuk mengetahui etiologi Ulkus Mole
c. Untuk mengetahui Tanda dan Ulkus Mole
d. Untuk mengetahui Anatomi dan patofisiologi dari Ulkus Mole
e. Untuk mengetahui Penatalaksanaan
f. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan penyakit Ulkus Mole
1.3 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai apa itu
Ulkus Mole beserta bagian-bagian penting dan asuhan keperawatan dari Ulkus Mole.
Dengan penyusunan makalah ini, juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih
mengetahui apa yang menjadi tujuan penyusunan makalah ini.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ulkus mole adalah penyakit infeksi pada kelamin yang akut, disebabkan oleh
haemopilus ducrey. chancroid adalah infeksi menular seksual yang ditandai dengan ulkus
pada daerah genetalia disertai dengan pembengkakan kelenjar limfe inguinal dan
penanahan yangdisebabkan oleh streptobacillus ducrey (haemophilus ducreyi), bakteri
tersebut mempunyai sifat mati pada suhu 500C selama 1 jam dan mati dengan antiseptik.
2.2. Etiologi
Penyebabnya adalah streptobacillus ducrey (haemophilus ducreyi) merupakan bakteri
gram negative, anaerobic fakultatif, berbentuk batang pendek dengan ujung bulat, tidak
bergerak, tidak membentuk spora dan memerlukan hemin untuk pertumbuhannnya dan
penyakit ini hanya mengenai orang dewasa yang aktif serta mayoritas lebih pada kaum pria.
2. Chancroid juga dapat menyebabkan kelenjar getah bening di daerah pangkal paha
membengkak.
4. Pada wanita, borok yang mungkin terjadi di dalam vagina dan tidak segera terlihat
tanpa pemeriksaan panggul.
5. Wanita dengan Chancroid juga mungkin mengalami gejala seperti nyeri saat buang air
kecil, keputihan, nyeri saat menggerakan perut, atau perdarahan rektum.
6. Baik pria maupun wanita bisa mengalami demam dan kelelahan umum dengan
penyakit.
2
2.4 Anatomi dan Patofisiologi
Masa inkubasi sekitar 1-5 hari. Lesi mula-mula berbentuk macula atau papul yang
segera berubah menjadi pustule yang kemudian pecah membentuk ulkus yang khas, antara
lain:
1. Multiple.
2. Lunak.
3. Nyeri tekan.
4. Dasarnya kotor dan mudah berdarah.
5. Tepi ulkus menggaung.
6. Kulit sekitar ulkus berwarna merah.
Lokasi ulkus pada pria terletak di daerah preputium, glans penis, batang penis,
frenulum dan anus; sedangkan pada wanita terletak di vulva, klitoris, serviks, dan anus.
Lokasi ekstragenital pada lidah, bibir, jari tangan, payudara, umbilicus, dan konjungtiva.
Pembesaran kelenjar limfe inguinal tidak multiple, terjadi pada 30% kasus yang disertai
radang akut. Kelenjar kemudian melunak dan pecah dengan membentuk sinus yang sangat
nyeri disertai badan panas.
Patofisiologi
Setelah bakteri masuk ke dalam tubuh sekitar 7 hari muncul pustula yang kemudian pecah
dan meninggalkan ulkus yang dalam. Luka infeksi mengakibatkan kematian jaringan di
sekitarnya. Penyakit ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual, predileksi pada
genital, jari mulut dan dada. Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui hubungan
seksual, selain di daerah genitalia dapat juga terjadi inokulasi H. ducreyi di jari mulut dan
dada. Pada tempat masuknya mikro organisme terbentuk ulkus yang khas.
3
2.5 Penatalaksanaan
1) Medikamentosa
Pengobatan sistemik dapat diberikan salah satu obat di bawah ini :
a. Siprofoksasin * 500 mg per oral dosis tunggal
b. Ofloksasin * 400 mg per oral dosis tunggal
c. Azitromisin 1 gram per oral dosis tunggal
d. Eritromisin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari
e. Seftriakson 250 mg injeksi IM sebagai dosis tunggal
f. Trimetropim sulfametoksasol 80-400 mg, 2x2 tablet peroral selama 7 hari
kontra indikasi untuk wanita hamil, menyusui dan anak kurang dari 12 tahun
Sebagai pengobatan likal dapat dilakukan kompres, rendam atau irigasi dengan
larutan salin yang akan membantu menghilangkan debris nekrotik dan mempercepat
penyembuhan ulkus Antseptik local merupakan kontra indikasi karena dapat
mengganggu pemeriksaan untuk diagnosis dini sifillis dengan mikroskop kepang
gelap.
2) Nonmedikamentosa
Menberikan pendidikan pada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahaya PMS dan komplikasinya
b. Pentuingnya mematuhi pengobatan yang diberikan
c. Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
d. Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindari lagi
e. Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa datang
4
ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS MOLE
A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, Umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status
perkawinan, alamt, tanggal masuk Rumah Sakit.
2. Keluhan Utama
Tanyakan penyebab terjadinya infeksi, bagaimana gambaran rasa nyeri, daerah mana
yang sakit, apakah menjalar atau tidak, ukur skala nyeri dan kapan keluhan dirasakan.
Tanyakan apakah dikeluarga klien ada yang menderita penyakit yang sama dengan
klien.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan sekunder ulkus mole, pasca
drainase.
4. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan ulkus merah pada penis dan anus serta
demam subfebris.
5
C. Rencana Keperawatan
Intervensi :
Rasional :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x jam, diharapkan suhu tubuh dalam
rentang normal, dengan kriteria hasil :
6
Suhu tubuh normal (36 37C). Kulit tidak pasnas, tidak kemerahan,
Intervensi:
Rasional :
Intervensi :
Rasional :
1) 1.Menjadi data dasar untuk memberikan informasi intervensi perawatan luka, alkat
apa yang akan dipakai dan jenis larutan apa yang akan digunakan.
7
2) Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang sirkulasi
3) Perawatan luka dengan teknik steril dapat mengurangi kontaminasi kuman langsung
ke area luka.
4) Mencegah meserasi dan menjaga perianal tetap kering.
5) Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi
6) Mengurangi tekanan pada area yang sama
7) Mencegah atau mengontrol infeksi
Dx 4 : Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan ulkus merah pada penis dan anus
serta demam subfebris.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama x jam, diharapkan infeksi berkurang atau
hilang teratasi, dengan kriteria hasil :
Intervensi :
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ulkus mole adalah penyakit menular seksual dalam bentuk ulkus genitalia
disamping sifilis dan herpes genitalia. Prostitusi merupakan media penularan penyakit ini.
Secara epidemiologi, insiden ulkus mole banyak terjadi di negara-negara berkembang dan
menular melalui kontak kulit serta mukosa pada saat melakukan aktivitas seksual. Pria
lebih banyak daripada wanita terkena dengan perbandingan 10:1. Karakteristik penyakit
ini adalah ulkus yang nyeri dan pembentukan bubo. Ulkus yang muncul sifatnya multipel,
mudah berdarah, dan mengandung pus. Ulkus mole disebabkan oleh bakteri gram negatif
Haemophilus ducreyi. Diagnosis ditegakkan melalui gambaran klinis dan pemeriksaan
kultur laboratorium. Bakteri ini membutuhkan keterampilan khusus ketika dikultur karena
tanpa metode dan media yang tepat, sangat sulit bagi bakteri ini untuk bertumbuh.
Pengobatan yang dilakukan berupa antimikroba dan terapi lokal dengan jalan
mengompres kelenjar getah bening ingunal untuk mengurangi edema. Terapi yang
diberikan bervariasi, terdiri dari terapi sitemik dan terapi topikal
3.2 Saran
Semoga setelah membaca makalah ini kita semua dapat mengerti tentang apa yang
dimaksud dengan IMS ( Infeksi Menular Seksual ), dan dapat melakukan berbagai tindak
pencegahan, karna ini merupakan kewajiban kita semua untuk mengurangi tingkat
kejadian pada penyakit mematikan tersebut. Menghindari tindakan seks bebas, meberikan
pengetahuan pada seluru remaja agar menghindari tidakan yang tidak bermoral tersebut
karna dapat merusak masa depan mereka dan dapat menjadi penyesalah seumur hidup.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Judanarso, Jubianto. 2002. Ulkus Mole. Dalam: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi
ketiga hal. 396-400. FK UI, Jakarta.
2. NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Jakarta:EGC.
3. Martodiharjo, Sunarko. dkk. 2004. Ulkus Mole (chancroid). Dalam: Pedoman Diagnosis
dan Terapi Lab/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. RSU dr.Soetomo hal. 203-207.
Surabaya.
4. Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Laprus
FKUI.
5. Marlyn E. Doenges, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
6. Nasrul Effendi,1995. Pengaturan Proses Keperawatan, Jakarta, EGC.
7. Sylfia A. Price, 1995. Patofisiologi, Jakarta, EGC.
10