Вы находитесь на странице: 1из 7

PROPOSAL

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP

PADA CA SERVIKS

Oleh :

NUR ICHSAN

NIM : 20131660092

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2016
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan

orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan dan papan), kebutuhan sosial

(pergaulan, pengakuan dan kebutuhan psikis termasuk rasa ingin tahu, rasa aman,

perasaan religiusitas), tidak mungkin terpenuhi tanpa bantuan orang lain. Apalagi

jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik ringan maupun berat. Pada

saat itu seseorang akan mencari dukungan sosial dari orang-orang sekitar sehingga

dirinya merasa dihargai, diperhatikan dan dicintai. Demikian halnya dengan

penderita- penderita kronis seperti kanker perlu mendapat dukungan sosial lebih,

karena dengan dukungan sosial dari orang-orang tersebut dapat mengurangi beban

psikologis berhubungan dengan penyakit yang dideritanya,(E-Kp, 2012).

Perubahan citra tubuh akibat perubahan fisik yang menyertai pengobatan telah

ditemukan menjadi respon psikologis yang amat menekan pagi pengidap kanker.

Pada stadium lanjut, penderita kanker tidak hanya mengalami berbagai masalah

fisik, teapi juga mengalami gangguan psikologis, sosial dan spiritual yang

mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker. Pasien dengan penyakit kanker

sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitar mereka terutama

keluarga, terkadang penderita kanker datang ke fasilitas kesehatan tanpa

dampingan dari keluarga. oleh karena itu diperlukan adanya dukungan dari

keluarga.
Dukungan keluarga adalah bantuan yang dapat diberikan kepada anggota

keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu membuat

penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tenteram. Dukungan ini

merupakan sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang

sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung akan

selalu siap memberi pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan

keluarga yang diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang

lainnya dalam rangka menjalankan fungsifungsi yang terdapat dalam sebuah

keluarga.Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah secara

moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan berdampak pada

peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam menghadapi proses

pengobatan penyakitnya.

Dengan adanya dukungan keluarga mempermudah penderita dalam

melakukan aktivitasnya berkaitan dengan persoalanpersoalan yang dihadapinya

juga merasa dicintai dan bisa berbagi beban, mengekspresikan perasaan secara

terbuka dapat membantu dalam menghadapi permasalahan yang sedang terjadi.

(http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/issue/view/226/showToc)

Di Indonesia, kanker serviks merupakan kasus terbanyak dan hampir

70%nya ditemukan dalam kondisi stadium lanjut (>stadium IIB). Hal ini karena

masih rendahnya pelaksanaan skrining yaitu <5%. Padahal pelaksanaan skrining

yang ideal adalah 80%. Coba kita bandingkan dengan populasi penduduk

indonesia tahun 2008 yang berjumlah 230 juta. Angka 5% adalah angka yang

kecil sekali. Padahal wanita yang beresiko terkena kanker serviks adalah 58 juta

(pada usia 15-64 tahun) dan 10 juta (pada usia 10-14 tahun). Oleh karena itu, tidak
mengejutkan jika jumlah kasus baru kanker serviks mencapai 40-45/hari dan

jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks mencapai 20-25/hari. (Heru,

2011). Data dari Dinkes Jatim Tahun 2009 (dari beberapa rumah sakit

percontohan) jumlah penderita kanker serviks (leher rahim) di Jatim cukup tinggi

dan menempati urutan pertama dengan jumlah 1.185 penderita. Sedangkan untuk

nasional kanker tertinggi yang diderita wanita adalah kanker payudara dengan

angka kejadian 26 per 100.000 orang perempuan, disusul kanker leher rahim yang

mencapai 16 per 100.000 orang perempuan.

Kanker merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara pasti,

tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor resiko, seperti merokok, diet yang tidak

sehat, faktor lingkungan, obesitas, kurangnya aktifitas fisik, dan stress (WHO,

2008). Stress pada pasien kanker bisa disebabkan oleh perubahan fisik, tidak

memiliki harapan hidup, serta merasa sendiri dalam menghadapi penyakitnya. Jika

stress ini terus menerus dibiarkan dan tidak terkendali maka akan mem pengaruhi

kualitas hidup pasien kanker. Kualitas hidup seseorang pada umumnya dilihat dari

beberapa aspek antara lain keadaan kesehatan secara umum, kemampuan

fungsional dan gejala yang dirasakan.

Kualitas hidup sebagai dampak dari penyakit dan aspek kepuasan yang

diukur dengan skala : fungsi fisik (didefinisikan sebagai status fungsional dalam

kehidupan sehari-hari), disfungsi psikologis (tingkat distress emosional), fungsi

sosial (hubungan antar pribadi yang berfungsi dalam kelompok), pengobatan

(didefinisikan sebagai kecemasan atau kekhawatiran tentang penyakit dan

program perawatan), fungsi kognitif (kinerja kognitif dalam pemecahan masalah)

(Preedy and Watson, 2010:2472). Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Dep Kes

R.I, 1998, dalam Puspita dkk, 2010).

Keluarga merupakan orang-orang yang berkumpul membentuk suatu

kelompok dan saling ketergantungan sehingga menghasilkan kondisi take and

give atau memberi dan menerima, yang dapat dilakukan dengan segala cara, bisa

dalam bentuk fisik, materi dan psikologi. Memberikan dukungan untuk salah satu

anggota kelompoknya merupakan salah satu contoh wujud nyata dari hubungan

saling ketergantungan dari suatu kelompok itu sendiri yang kita sebut sebagai

keluarga.

Sedangkan dukungan keluarga menurut Kuncoro (2002, dalam Rahayu,

2009), dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan non verbal, saran,

bantuan, yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang

akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan

hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada

tingkah laku penerimanya. Dukungan keluarga itu merupakan bentuk nyata dari

subyek didalam lingkungan sosialnya dan mempengaruhi tingkah laku

penerimanya. Aspek-aspek dalam kualitas hidup termasuk komponen fisik,

emosional dan fungsional. Status fungsional mengacu pada kemampuan

melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kebutuhan dan ambisi atau peran

sosial yang diinginkan oleh pasien, pada tahap yang paling dasar mengacu pada

kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari.


Oleh sebab itu, kebutuhan penderita tidak hannya pada pemenuhan atau

pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan keluarga terhadap

kebutuhan psikologis, sosial, dan spiritual. Dalam hal ini dukungan keluarga

sangat diperlukan agar kualitas hidup penderita kanker meningkat. Berdasarkan

permasalahan yang ada diatas maka peneliti melakukan penelitian mengenai

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup penderita kanker serviks.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut Bagaimana Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kualitas Hidup Penderita Kanker Servis

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup

Penderita Kanker Serviks

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi dukungan keluarga dengan penderita kanker serviks

2. Mengidentifikas kualitas hidup dengan penderita kanker serviks

3. Menganalisi Hubungan Dukungan Keluarga DenganKualitas Hidup Penderita

Kanker Serviks

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya dalam keperawatan dalam keluarga maupun komunitas terutama

tentang keluarga dan kualitas hidup.


1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Rumah sakit/Yayasan/Puskesmas
Sebagai suatu upaya dalam mengembangkan pengetahuan khususnya

tentang hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup penderita kanker

serviks, sehingga kita bisa mengetahui bagaimana upaya meningkatkan kualitas

hidup penderita kanker serviks.


1.4.2.2 Bagi Perawat
Hasil penelitian ini bisa dijadikan dasar bagi perawat dalam mencari upaya-

upaya modifikasi faktor-faktor sosial psikologis untuk dapat meningkatkan

kualitas hidup penderita kanker serviks.


1.4.2.3 Bagi Penderita
Diharapkan dengan adanya penelitian ini penderita kanker serviks mampu

mengambil keputusan serta mengatasi masalahnya sehingga dapat memperbaiki

kualitas hidup penderita kanker serviks


1.4.2.4 Bagi Keluarga
Keluarga setelah mengetahui tentang hubungan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup penderita kanker serviks dapat menerima anggota keluarga yang

sedang menderita kanker serviks dan bisa memberi dukungan sehingga bisa

memperbaiki kualitas hidup anggota keluarga yang menderita kanker serviks.

Вам также может понравиться