Вы находитесь на странице: 1из 14

PRE-EKLAMSIA BERAT (PEB)

PRE EKLAMSIA BERAT


1. TINJAUAN TEORI
a. Pengertian
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan 20
minggu atau lebih
b. Penatalaksanaan
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala pre eklampsia berat selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
1) Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan
medisinal.
2) Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah
pengobatan medisinal.
c. Perawatan Aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal
assesment (NST & USG).(3,4,5)
1) Indikasi (salah satu atau lebih)
a. Ibu
- Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
- Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan
Terapi konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah atau
setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala gejala status quo (tidak ada perbaikan).
b. Janin
- Hasil fetal assesment jelek (NST & USG)
- Adanya tanda IUGR
c. Laboratorium
- Adanya "HELLP syndrome" (hemolisis dan peningkatan fungsi
Hepar trombositopenia).

d. Pengobatan Medisinal
Pengobatan medisinal pasien pre eklampsia berat yaitu :
1. Segera masuk rumah sakit
2. Tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30 menit,
refleks patella setiap jam.
3. Infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125
cc/jam) 500 cc.
4. Antasida
5. Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
6. Pemberian obat anti kejang : magnesium sulfat
7. Diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru,
payah jantung kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/im.
8. Antihipertensi diberikan bila :
a. Desakan darah sistolis lebih 180 mmHg, diastolis lebih 110 mmHg /
MAP lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105 mmHg (bukan
kurang 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
b. Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
c. Bila dibutuhkan penurunan tekanan darah secepatnya, dapat diberikan obat- obat
antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5 ampul
dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan dengan tekanan darah.
d. Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.Bersama dengan awal
pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral. (Syakib Bakri, 1997)
9. Kardiotonika
Indikasinya bila ada tanda-tanda menjurus payah jantung, diberikan digitalisasi cepat dengan
cedilanid D.

10. Lain-lain :
- Konsul bagian penyakit dalam / jantung, mata.
- Obat-obat antipiretik diberikan bila suhu rektal lebih 38,5 derajat
celcius dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol atau xylomidon 2 cc secara
IM.Antibiotik diberikan atas indikasi.(4) Diberikan ampicillin 1 gr/6 jam/IV/hari.
- Anti nyeri bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus.Dapat diberikan petidin
HCL 50-75 mg sekali saja, selambat-lambatnya 2 jam sebelum janin lahir.
e. Pemberian Magnesium Sulfat
Cara pemberian magnesium sulfat :
1. Dosis awal sekitar 4 gram MgSO4 IV (20 % dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20%
dalam 25 cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera di bokong kiri 4 gr dan 4 gr di
bokong kanan (40 % dalam 10 cc) dengan jarum No 21 panjang 3,7 cm. Untuk mengurangi nyeri
dapat diberikan 1 cc xylocain yang tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM.
2. Dosis ulangan : diberikan 4 gram intramuskuler 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu
dosis ulangan diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana Pemberian MgSO4

Plasenta Previa
Pendahuluan

Implantasi plasenta normalnya terletak di bagian fundus (bagian puncak atau atas rahim). Bisa
agak ke kiri atau ke kanan sedikit, tetapi tidak sampai meluas ke bagian bawah apalagi menutupi
jalan lahir. Patahan jalan lahir ini adalah ostium uteri internum, sedangkan dari luar dari arah
vagina disebut ostium uteri eksternum.

Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada
kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut
perdarahan antepartum. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan
antepartum pada trimester ketiga.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga
dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).

Menurut Browne, klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu, yaitu:

Plasenta Previa Totalis


Plasenta Previa Parsialis
Plasenta Previa Marginalis
Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

Plasenta Previa Totalis

Bila plasenta menutupi seluruh jalan lahir pada tempat implantasi, jelas tidak mungkin bayi
dilahirkan in order to vaginam (normal/spontan/biasa), karena risiko perdarahan sangat hebat.

Plasenta Previa Parsialis

Bila hanya sebagian/separuh plasenta yang menutupi jalan lahir. Pada tempat implantasi inipun
risiko perdarahan masih besar dan biasanya tetap tidak dilahirkan melalui pervaginam.

Plasenta Previa Marginalis

Bila hanya bagian tepi plasenta yang menutupi jalan lahir bisa dilahirkan pervaginam tetapi risiko
perdarahan tetap besar.

Low Lying Placenta (Plasenta Letak Rendah)

Lateralis plasenta, tempat implantasi beberapa millimeter atau cm dari tepi jalan lahir risiko
perdarahan tetap ada, namun bisa dibilang kecil, dan bisa dilahirkan pervaginam dengan aman.
Pinggir plasenta berada kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir pembukaan, sehingga tidak akan
teraba pada pembukaan jalan lahir.

Etiologi

Beberapa faktor dan etiologi dari plasenta previa tidak diketahui. Tetapi diduga hal tersebut
berhubungan dengan abnormalitas dari vaskularisasi endometrium yang mungkin disebabkan oleh
timbulnya parut akibat trauma operasi/infeksi. (Mochtar, 1998). Perdarahan berhubungan dengan
adanya perkembangan segmen bawah uterus pada trimester ketiga. Plasenta yang melekat pada
area ini akan rusak akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim. Kemudian perdarahan akan
terjadi akibat ketidakmampuan segmen bawah rahim untuk berkonstruksi secara adekuat. Faktor
risiko plasenta previa termasuk:
Riwayat plasenta previa sebelumnya.
Riwayat seksio sesarea.
Riwayat aborsi.
Kehamilan ganda.
Umur ibu yang telah lanjut, wanita lebih dari 35 tahun.
Multiparitas.
Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim, sehingga mempersempit permukaan bagi
penempatan plasenta.
Adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan seharusnya. Misalnya dari indung telur setelah
kehamilan sebelumnya atau endometriosis.
Adanya trauma selama kehamilan.
Sosial ekonomi rendah/gizi buruk, patofisiologi dimulai dari usia kehamilan 30 minggu segmen
bawah uterus akan terbentuk dan mulai melebar serta menipis.
Mendapat tindakan Kuretase.
Patologi

Perdarahan tidak dapat dihindari karena ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk
berkontraksi menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus yang
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya normal. Makin rendah letak
plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis
akan terjadi lebih dini daripada pada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah
persalinan dimulai.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dalam hal ini adalah gejala utama dan gejala klinik.

Gejala Utama

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak. Perdarahan yang berwarna merah segar, tanpa
alasan dan tanpa rasa nyeri.

Gejala Klinik

Perdarahan yang terjadi bisa sedikit atau banyak


Definisi
Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta yang berimplantasi
normal pada kehamilan di atas 22 minggu dan sebelum anak lahir.

Frekuensi
Solusio plasenta terjadi kira-kira 1 di antara 50 persalinan. Solusio plasenta ringan jarang di
diagnosis, mungkin karena penderita selalu terlambat datang ke rumah sakit; atau tanda-tanda dan
gejalanya terlampau ringan, sehingga tidak menarik perhatian penderita maupun dokternya.
Etiologi
Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui pasti. Meskipun demikian ada
beberapa factor yang diduga mempengaruhinya, antara lain :
penyakit hipertensi menahun
pre-eklampsia
tali pusat yang pendek
trauma
tekanan oleh rahim yang membesar pada vena cava inferior
uterus yang sangat mengecil ( hidramnion pada waktu ketuban pecah, kehamilan ganda pada
waktu anak pertama lahir )
Di samping hal-hal di atas, ada juga pengaruh dari :
umur lanjut
multiparitas
ketuban pecah sebelum waktunya
defisiensi asam folat, merokok, alcohol, kokain
mioma uteri

Klasifikasi
Secara klinis solusio plasenta dibagi dalam :
solusio placenta ringan
solusio placenta sedang
solusio placenta berat
Klasifikasi ini dibuat berdasarkan tanda-tanda klinisnya, sesuai derajat terlepasnya placenta. Pada
solusio placenta, darah dari tempat pelepasan mencari jalan keluar antara selaput janin dan dinding
rahim dan akhirnya keluar dari serviks dan terjadilah solusio placenta dengan perdarahan keluar /
tampak. Kadang-kadang darah tidak keluar tapi berkumpul di belakang placenta membentuk
hematom retroplasenta. Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam/ tersembunyi. Kadang-
kadang darah masuk ke dalam ruang amnion sehingga perdarahan tetap tersembunyi.

Patologi
Solusio placenta dimulai dengan perdarahan dalam desidua basalis, kemudian terjadi hematom
dalam desidua yang mengangkat lapisan-lapisan di atasnya. Hematom ini makin lama makin besar
sehingga placenta terdesak dan akhirnya terlepas. Jika perdarahan sedikit, hematom yang kecil itu
hanya akan mendesak jaringan placenta, belum mengganggu peredaran darah antara uterus dan
placenta, sehingga tanda dan gejalanya pun tidak jelas. Setelah placenta lahir baru didapatkan
cekungan pada permukaan maternalnya dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitaman.
Perdarahan akan berlangsung terus menerus karena otot uterus yang teregang oleh kehamilan itu
tak mampu untuk berkontraksi lebih untuk menghentikan perdarahan. Akibatnya hematoma
retroplasenter akan bertambah besar, sehingga sebagian dan akhirnya seluruh placenta akan
terlepas. Sebagian akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus
selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban, atau mengadakan ekstravasasi di antara serabut
otot uterus. Bila ekstravasasi berlangsung hebat, maka seluruh permukaan uterus akan berbercak
ungu atau biru, disebut uterus couvelaire. Uterus seperti ini sangat tegang dan nyeri.
Akibat kerusakan jaringan miometrium dan pembekuan retroplasenter, banyak romboplastin akan
masuk ke dalam peredaran darah ibu, sehingga terjadi pembekuan intravaskuler dimana-mana,
menyebabkan sebagian besar persediaan fibrinogen habis.
Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah pada uterus
maupun alat-alat tubuh lainnya. Perfusi ginjal akan terganggu karena syok dan pembekuan
intravaskuler. Oliguria dan proteinuria akan terjadi akibat nekrosis tubuli ginjal mendadak yang
masih dapat sembuh kembali, atau akibat nekrosis korteks ginjal mendadak yang biasanya
berakibat fatal. Nasib janin tergantung dari luasnya placenta yang lepas. Apabila sebagian besar
atau seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil
yang lepas, mungkin tidak berpengaruh sama sekali atau mengakibatakan gawat janin.
Waktu adalah hal yang sangat menentukan dalam beratnya gangguan pembekuan darah, kelainan
ginjal dan nasib janin. Makin lama sejak terjadinya solusio placenta sampai persalinan selesai,
makin hebat komplikasinya.

Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini


Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi, adanya infeksi pada
komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda persalinan
penanganan ketuban pecah dini, yaitu :
a. Konservatif
1) Rawat diRumah Sakit
2) Berikan antibiotika Ampisilin ( 4x500 mg atau eritromisin bila tak tahan ampisillin dan
metronidasol 2x500 mg selama 7 hari.
3) Jika umur kehamilan ,32-34minggu, dirawat sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32-37 minggu belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negatif : beri
dexamethason, observasi tanda-tanda infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan
37 minggu.
5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik
(salbutamol, dexamethason dan induksi sesudah 24 jam
6) Jika usi kehamilan 32-37 minggu ada infeksi beri antibiotik dan dan lakukan induksi
7) Nilai tanda tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin)
8) Pada usia 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau
memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu.

b. Aktif
1) kehamilan lebih dari 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal SC
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan persalinan diakhiri : bila skor
pelvik <5 lakukan pematangan serviks kemudian induksi jika tidak berhasil akhiri persalinan
dengan SC. Bila skor pelvik >5 induksi persalinan, partus pervaginam.

Table 2.3 Penatalaksanaan ketuban pecah dini


Menurut Hanifa Wiknjosastro (2007 :220).
KETUBAN PECAH DINI
<37 MINGGU
37 MINGGU
Infeksi
Tidak ada infeksi
Infeksi
Tidak ada infeksi
Berikan penisilin, gentamisin dan metronidazol
Lahirkan nayi
Amoksisilin + eritromisin untuk 7 hari
Steroid untuk pematangan paru
Berikanpenisilin, gentamisin dan metronidazol.
Lahirkan bayi
Lahirkan bayi

Berikan penisilin atau ampisilin.


ANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINAN
Profilaksis
Infeksi
Tidak ada infeksi
Stop antibiotic
Lanjutkan untuk 24-48jam setelah bebas panas
Tidak ada antibiotic
Info kesehatan dan pengobatan di 20.07

TAHAPAN MENSTRUASI
Definisi dan Tahapan Proses Terjadinya Haid ( Menstruasi )
Definisi
Haid adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi)
endometrium, yang merupakan gambaran pengaruh hormonal pada endometrium, tanpa terjadinya
suatu kehamilan

Siklus Haid adalah jarak / periode waktu antara hari pertama mulainya haid sampai dengan hari
pertama haid berikutnya

A. Tahapan proses terjadinya haid


1. Fase proliferasi
-Fase pertumbuhan lapisan endometrium
-Pengaruh hormon estrogen
-Seiring dengan pematangan folikel akibat pengaruh FSH

2. Fase ovulasi
-Pelepasan ovum akibat pecahnya folikel matang di ovarium
-Folikel yang pecah menjadi korpus luteum dan menghasilkan -hormon progesteron

3. Fase sekresi
-Fase pematangan lapisan endometrium
-Pamatangan kelenjar- kelenjar endometrium
-Pengaruh kombinasi estrogen dan progesteron
-Endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi jika terjadi pembuahan

4. Fase haid
-Estrogen dan progesteron menurun
-Tidak ada pembuahan
-Lapisan endometrium menjadi rusak hancur/rontok perdarahan

B. Proses Kehamilan dan Perkembangan Janin Dalam Kandungan


Proses kehamilan adalah proses dimana bertemunya sel telur dengan sel sperma hingga terjadi
pembuahan. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri adalah 38 minggu, karena dihitung mulai
dari tanggal konsepsi (tanggal bersatunya sperma dengan telur), yang terjadi dua minggu
setelahnya.

Dalam dunia kedokteran, proses kehamilan dibagi menjadi tiga fase sesuai dengan pertumbuhan
fisik bayi. Masing-masing fase tersebut disebut trimester.
Trimester Pertama (Minggu 0 12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari periode germinal sampai periode
terbentuknya fetus.
A. Periode Germinal (Minggu 0 3)
Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi
terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding
uterus (endometrium).
B. Periode Embrio (Minggu 3 8 )
Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk
seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin
mulai berubah dari blastosis menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar
C. Periode Fetus (Minggu 9 12)
Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan
aktivitas otak sangat tinggi.
Trimester kedua (Minggu 12 24)

Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan


perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan ultrasongrafi (USG) untuk
mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku,
kulit dan rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke 20 21. Indera penglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin
(fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm.
Trimester ketiga (24 -40)
Dalam trimester ini semua organ tubuh tumbuh dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas
motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau menonjok serta dia sudah memiliki periode
tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru
berkembang pesat menjadi sempurna
.
Pada bulan ke-9 ini , janin mengambil posisi kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat
bayi lahir berkisar antara 3 -3,5 kg dengan panjang 50 cm. Untuk lebih jelasnya lihat
Perkembangan bayi dalam kandungan (Sumber: Majalah Kesehatan).

C. Proses Persalinan
Selama kehamilan, janin tinggal dengan aman pada rahim calon ibu. Di tempat yang terlindung
ini, janin mendapat makanan yang bergizi, terlindung dan terus berkembang sampai akhirnya janin
lengkap membentuk organ-organ tubuh dan siap dilahirkan. Proses ini dapat terus berlangsung
karena leher rahim tertutup rapat sehingga janin dapat terus tinggal aman di da
Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan
rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh
menggunakan IUD adalah:

Usia reproduktif

Keadaan nulipara

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 5 hari senggama

Perokok

Gemuk ataupun kurus

Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan
selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.

Kontraindikasi

Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah

Belum pernah melahirkan

Adanya perkiraan hamil

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan,
perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui

Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)

Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik

Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum
uteri

Penyakit trofoblas yang ganas

Diketahui menderita TBC pelvik

Kanker alat genital

Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Keuntungan

Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti
dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis.
Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and
Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker
endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat
kontrasepsi secara oral.

Sangat efektif. 0,6 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun

IUD dapat efektif segera setelah pemasangan


Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman
terhadap risiko kehamilan

Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A


Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui tidak mengganggu
kualitas dan kuantitas ASI

Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopause
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Kerugian

Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi
tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya.
Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter.
Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa
nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:

1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-
muntah.

2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.

3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain
sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.

4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedoktU

Kontra Indikasi Implant


1.Kehamilan / di duga hamil
2.Perdarahan traktus genetalia yang tidak di ketahui penyebabnya
3.Tromboflebitis aktif atau penyakit trombo emboli
4.Penyakit hati akut
5.Tumor hati jinak atau ganas
6.Karsinoma payudara atau tersangka karsinoma payudara
7.Tumor atau neoplasma genekologik
8.Penyakit jantung,hipertensidan Diabetus mellitus
2.6 Kelebihan Implant
Efektifitas Tinggi
Tidak mengandung Estrogen sehingga tidak ada efek samping yang di sebabakan oleh estrogen
Dapat mencegah terjadinya kehamilan dalam jangka waktu tertentu.
Sama seperti suntik, dapat digunakan oleh wanita yang menyusui.
Tidak perlu dikonsumsi setiap hari atau dipakai sebelum melakukan hubungan seksual.
Mencegah terjadinya anemia
2.7 Kekurangan Implant
Sama seperti kekurangan kontrasepsi suntik, Implan/Susuk dapat mempengaruhi siklus mentruasi.
Tidak melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Dapat menyebabkan kenaikan berat badan pada beberapa wanita.
Insersi dan pengeluaran harus di kerjakan oleh tenaga ahli
Lebih mahal
Petugas medis harus memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pelepasan implant

2.8 Efek Samping Implant

1.Perubahan Pola Haid yang terjadi kira-kira 60 % akseptor dalam tahun Pertama setelah insersi.
2.Yang paling sering terjadi adalah ;
Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus
Perdarahan Bercak (spotting)
Berkurangnya panjang siklus haud
Amenore meskipun lebih jarang terjadi di bandingkan perdarahan lama atau perdarahan bercak.
3.Umumnya perubahan pola haid tersebut tidak mempunyai efek yang membahayakan diri
akseptor,meskipun terjadi lebih sering daripada biasanya,Volume darah yang hilang tidak berubah
4.Pada sebagian akseptor , perdarahan ileguler akan berkurang dengan jalannya waktu.
5.Perdarahan yang hebat jarang terjadi

2.9 Siapa saja yang boleh menggunakan Implant :

Ini adalah pilihan kontrol kelahiran yang aman bagi kesehatan kebanyakan wanita. Tapi Implanon
mungkin bukan metode yang tepat untuk semua orang.
Beberapa wanita masih bisa menggunakan Implanon bahkan dengan faktor-faktor risiko tertentu
selama mereka tetap berada di bawah pengawasan medis dekat. Sangat penting untuk
mendiskusikan riwayat kesehatan Anda dengan dokter Anda sebelum menggunakan implan.
Implant tidak dianjurkan jika Anda:
Apakah hamil atau mungkin hamil
Memiliki atau telah menderita kanker payudara
penyakit hati
Memiliki riwayat depresi parah
Memiliki atau telah bekuan darah serius: di kaki Anda (trombosis vena dalam), paru-paru (emboli
paru), mata (trombosis retina), jantung (serangan jantung), atau kepala (stroke)
Mengalami pendarahan pervaginam
2.10 Efektifitas Implant

1.99% efektif ,Ini berarti bahwa kurang dari 1 wanita di 100 yang menggunakan metode
kontrasepsi ini akan menjadi hamil setiap tahun
2.Angka Kegagalan Implant < 1 per 100 wanita pertahun dalam 5 tahun pertama.
3.Efektifitas implant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5 -3 %
akseptor menjadi hamil

elalui adanya kontak kelamin, tidak hanya dari hubungan seks. Infeksi ini sangat mudah menular,
sehingga para wanita yang telah pernah melakukan hubungan seks akan dapat memiliki resiko
terkena penyakit kanker leher rahim. Hal ini dibutuhkan metode yang benar untuk mendeteksi
keberadaan kanker serviks ini.

Sponsors Link
Metode skrining ini adalah metode yang efektif untuk mengetahui adanya tanda pra kanker atau
juga ciri-ciri kanker serviks, sehingga akan membantu penanganan kanker serviks secara tepat
sejak dini. Tentunya metode skrining ini hanya berfungsi untuk mengetahui adanya kanker serviks
dan bukan sebagau cara mencegah kanker serviks.

Skrining sendiri dapat dilakukan dengan metode pemeriksaan Papsmear atau juga IVA (Visual
Inspection with Acetic Acid) test. Berikut ini penjelasannya :

Papsmear

Papsmear adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan pada sel permukaan pada leher rahim untuk
mendeteksi adanya kanker leher rahim. Tes ini dilakukan pada wanita yang telah melakukan
hubungan seks dan dengan memenuhi syarat :

Telah selesai haid paling tidak 3 hari


Tidak berada dalam kegiatan seksual paling tidak 3 hari
Tidak menggunakan obat obatan yang berhubungan dengan intravagina.
Tes ini digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat perubahan perubahan pada sel leher rahim
yang dalam kondisi abnormal. Tahap pemeriksaannya dilakukan dengan cara mengambil cairan
yang ada di leher rahim dengan menggunakan spatula yang kemudian sample tes ini diperiksa
dengan menggunakan mikroskop.

Sponsors Link

IVA Test

IVA test memiliki pengertian inspeksi visual dengan asam asetat adalah suatu metode cara lain
yang dapat digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi mengenai adanya tanda tanda terdapat
kanker serviks. Caranya adalah dengan menyemprotkan cairan asam asetat dalam konsentrasi 3%
sampai 5% di daerah mulut rahim. Kemudian dari semprotan ini, dilihat apakah terdapat suatu
perubahan warna menjadi warna putih ke daerah yang disemprotkan tadi.

Bagi wanita yang secara aktif telah sering melakukan hubungan seksual akan sangat disarankan
untuk melakukan metode skrining dengan menggunakan cara papsmear maupun dengan IVA test.

Вам также может понравиться