N : alkisah di suatu desa kecil yang dihuni oleh 10 kepala keluarga , hidup
makmur dan sejahtera. Dari keluarga-keluarga tersebut mempunyai 5 anak
perempuan dan 1 anak laki-laki(anak kepala desa). Pada masa kecilnya, mereka selalu bermain bersama di lingkungan desa itu. Sepuluh tahun kemudian, mereka beranjak dewasa dan mulai tumbuh rasa mencintai pada sesamanya. Suatu hari, keluarga anak laki-laki itu akan mengadakan acara sederhana untuk merestui perantauannya. A : Selamat datang pendudukku yang terkasih, hari ini adalah hari yang sangat berbahagia bagi keluarga kami khususnya untuk merestui perantauan anak kami. Dalam minggu ini, anak kami harus mencari pasangan hidupnya untuk melanjutkan tradisi keluarga kami. Harus membawa istri dari desa sendiri supaya tidak terpengaruh oleh dunia luar nantinya. Silahkan anak-anak perempuan anda mendatangi rumah kami supaya anak saya bisa memilih yang terbaik untuk dirinya sendiri. B : Wah si Boy uda mau pergi nih, aku ngerasa ada yang hilang kalau dia pergi C : iya... Aku juga merasakan yang sama. Tapi keputusan ada di tangan kita berlima. Siapa yang bakal jadi istrinya? D : aku tidak mau di antara kita ada yang menjadi istrinya. Kita kan teman dari kecil dan sudah berjanji kalau kita ini hanya akan menjadi sahabat seumur hidup, tidak ada namanya cinta-cinta sama yang lain. E : iya aku tahu itu, tapi bagaimana kalau dia tidak menemukan istri dari desa ini? Bisa-bisa dia dibawa ke pabrik tembakau dan bekerja disana terus sampai hari tuanya. Kasihan dia. F : Yasudah kalau begitu, demi teman kita, kita harus bersaing menjadi istrinya. N : Keputusan mereka sudah bulat. Mereka bersaing untuk merebut hati si Boy. Namun Boy tidak setuju kalau harus mendapatkan istri dahulu sebelun=m merantau. G : Ibu, aku tidak sanggup untuk mencari istri dalam waktu seminggu saja. Jodohku bukan dari desa ini. Lihat, mereka semua ini adalah sahabat saya dari kecil, mana mungkin saya memilih salah satu dari mereka untuk saya nikahi? lagipula kita semua telah berjanji akan terus bersahabat seumur hidup kita A : Sudah, ibu tidak mau mendengar itu lagi. Mana mungkin anak ibu yang tampan ini tidak disukai sekian banyak perempuan di desa ini? N : Dua hari telah berlalu, teman Boy, B dan C datang ke rumahnya dengan membawakan sebuah keranjang. B : Boy, ini untukmu. Sebatang emas murni yang sudah diasah nama kita berdua. Aku harap kamu simpan emas ini sampai sewaktu-waktu berpikir bahwa hubungan kita akan berlanjut sampai emas ini akan meluruh. *krik G : terima kasih, B. Pemberianmu ini sangat kuhargai, aku harap pertemanan kita tak akan berakhir sampai emas ini meluruh B : pertemanan? aku harap kamu menganggapnya sebagai percintaan. Aku dari dulu menantikan perkataanmu bahwa kamu cinta padaku. Aku yang pertama kali berkenalan denganmu dan yang pertama kali mengajakmu bermain dengan teman-teman yang lainnya. G : benar B. Aku ingat semua itu. Tapi aku anggap kita semua ini adalah sahabat yang sama.