Вы находитесь на странице: 1из 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Anak usia dini merupakan individu yang berada pada rentang usia 0-8
tahun. Usia ini merupakan pondasi untuk usia-usia selanjutnya. Selain itu
pada usia ini dikenal dengan golden age yaitu sebuah kondisi pada saat anak
mengalami perkembangan fisik dan psikis yang sangat pesat. Adapun dalam
hal ini perkembangan yang sangat pesat tersebut, sangat dipengaruhi oleh
kesehatan dari fisik dan psikis anak. Kesehatan fisik terwujud apabila
seseorang anak tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak merasa
sakit, semua organ tubuh dalam keadaan normal dan berfungsi dengan
normal. Begitupun dengan kesehatan psikis terwujud apabila seseorang anak
merasa mentalnya dalam keadaan stabil sehingga mampu berfikir sehat dan
mampu mengekspresikan emosi secara baik. Ketika kesehatan fisik anak
terganggu, maka dalam melakukan tindakan-tindakan lainnya pun akan
terganggu bahkan dalam ksehatan psikisnya pun akan mengalami gangguan,
begitupun sebaliknya. Jelas ini akan mempengaruhi pada proses pertumbuhan
serta perkembangannya.
Pada kenyataannya, dalam kehidupan tidak sedikit anak usia dini yang
mengalami masalah dalam kesehatannya, artinya suatu keadaan terganggunya
fisik dan psikis anak. Gangguan fisik yang biasa muncul pada anak usia dini
contohnya diare, demam, malnutrisi, kejang, cacingan, flu, dan lain
sebagainya. Sedangkan gangguan psikis yang biasanya muncul pada anak
usia dini adalah stress, tantrum, depresi. Berdasarkan uraian di atas, agar
kesehatan fisik dan psikis anak tetap sehat, maka perlunya upaya untuk
memelihara kesehatan anak usia dini.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan anak?
1.2.2. Apakah yang dimaksud dengan tumbuh kembang anak?
1.2.3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak?

1
1.2.4. Apakah faktor yang mempengaruhi anak sakit?
1.2.5. Apa sajakah jenis-jenis penyakit pada anak?
1.2.6. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit?

1.3. Tujuan Tulisan


1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian anak.
1.3.2. Untuk mengetahui dan memhami pengertian tumbuh kembang anak.
1.3.3. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak.
1.3.4. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit pada anak.
1.3.5. Untuk mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan pada Anak
Sakit.

1.4. Manfaat Tulisan


1.4.1. Secara Teoretis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa
keperawatan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
Asuhan Keperawatan pada Anak Sakit.
1.4.2. Secara Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang
nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari, khususnya untuk memberikan asuhan
keperawatan di rumah sakit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Anak


Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan
bangsa yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita. Oleh
karena itu perhatian dan harapan yang besar perlu diberikan kepada anak.
Tulisan yang dirangkum dalam Infodatin ini dipublikasi rangka Peringatan
Hari Anak Nasional 23 Juli 2014 dengan tujuan untuk terus mengingatkan
kita dalam pemenuhan hak-hak anak Indonesia.
a. Landasan Hukum Hak-Hak Anak
Hak-hak anak sudah melekat dalam diri setiap anak dan
diakomodasi melalui undang-undang. Landasan hukum yang mengatur
pemenuhan hak-hak anak, antara lain:
1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 28B ayat 2 mengatakan:
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
2. Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak, pasal 2 ayat 1-4:
1) Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan dan
bimbingan berdasarkan kasih sayang baik dalam
keluarganya maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh
dan berkembang dengan wajar.
2) Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan
kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan
kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga
negara yang baik dan berguna.
3) Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik
semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan.

3
4) Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup
yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan
dan perkembangannya dengan wajar.
Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Perserikatan Bangsa-
Bangsa pada tanggal 20 November 1989 dan telah ditandatangani oleh
Pemerintah Republik Indonesia di New York pada tanggal 26 Januari 1990
melalui Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan
Convention on The Rights of The Child. Seluruh bagian dalam Konvensi
ini mengatur pemenuhan hak-hak anak. Ada 4 prinsip dasar hak anak yang
terkandung di dalam Konvensi Hak Anak, yaitu:
1. Non-diskriminasi.
2. Kepentingan yang terbaik bagi anak.
3. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan.
4. Penghargaan terhadap pendapat anak.
Setiap orang dewasa, masyarakat dan pemerintah berkewajiban
untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak anak sejak anak
masih di dalam kandungan, memenuhi kebutuhan dasar anak dalam bentuk
asih (kebutuhan fisik biologis termasuk pelayanan kesehatan), asah
(kebutuhan kasih saying dan emosi), dan asuh (kebutuhan stimulasi dini)
agar anak bertumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Di samping memenuhi hak-hak yang sudah melekat pada
anak, pembinaan anak perlu pula diarahkan untuk menggugah dan
meningkatkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawab anak kepada
orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Batasan Usia Anak Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 Ayat 1, Anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO,
batasan usia anak adalah sejak anak di dalam kandungan sampai usia 19
tahun. Berdasarkan Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan
diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 pasal 1, yang dimaksud

4
Anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali
berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia
dewasa dicapai lebih awal.

2.2 Pengertian Tumbuh Kembang Anak


Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran
sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dan tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran (Whalex dan Wone.2000)
Tumbuh kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang
anak tidak hanya tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih
terampil yang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan.
1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
jumlah, besar, ukuran/dimensi, tingkat sel organ maupun individu
yang bisa diukur berat, panjang, umur tulangdan keseimbangan
elektrolit.
2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil antara lain proses
pematangan termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil dengan lingkungan. Untuk terciptanya
tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologis,
psikososial, dan perilaku yang merupakan proses yang unik dan
hasil akhir berbeda-beda yang memberi cirri tersendiri pada setiap
anak.
Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam imunisasi, dimana
imunisasi merupakanusaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin
adalah bahan yang di pakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT,

5
Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio. Tujuan diberikan imunisasi
adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit tertentu.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbang Anak


1. Faktor keturunan (Herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses
tumbang anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan
kuantitas pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan
oleh kelainan kromosom (contoh; syndrome down, syndrome turner)
juga diakibatkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak laki-laki berbeda
dengan perempuan
Ras : ras/suku bangsa dapat mempengaruhi tumbang anak,
beberapa suku bangsa memiliki karakteristik.
2. Faktor Lingkungan
a). Lingkungan Internal
1. Intelegensi
Pada umunya intelegensi tinggi, perkembangan lebih
baik dibandingkan jika intelegensi rendah.
2. Hormon
Ada 3 jenis hormone yang mempengaruhi anak yaitu
somatotropik untuk pertumbuhan tinggi badan terutama
pada masa kanak-kanak, hormone tiroid menstimulasi
pertumbuhan sel interstitial testis, memproduksi
testosterone dan ovarium memproduksi estrogen yang
mempengaruhi perkembangan dan reproduksi.
3. Emosi
Hubungan yang hangat dengan orangtua, saudara teman
sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan
emosi, sosial, intelektual anak, cara anak berinteraksi

6
dengan keluarga akan mempengaruhi interaksi anak
diluar rumah.
b). Lingkungan Eksternal
1. Kebudayaan
Budaya keluarga /masyarakat mempengaruhi bagaiman
anak mempersepsikan dan memahami kesehatan
berprilaku hidup sehat.
2. Status sosial ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan
keluarga yang sosial ekonomi yang rendah serta banyak
punya keterbataan untuk memenuhi kebutuhan
primernya.
3. Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi
adekuat yang didapat dari makanan bergizi
4. Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan
anak
5. Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan
perkembangan psikososial anak.
6. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah,
anak bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah
diasuh dan dididik dalam keluarga

2.4 Faktor yang mempengaruhi anak sakit


Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas
termasuk keadaan organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian
sosialnya (Menurut Pemons, 1972). Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang
tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga seseorang
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani,

7
rohani dan sosial. (Menurut Perkins). Sakit sebagai suatu keadaan dari badan
atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya terganggu atau
menyimpang. (Menurut Oxford English Dictionary).
Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa emas. Namun, selama
masa tersebut, sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang sempurna
sehingga rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Sakit adalah hal wajar
terutama bagi balita karena sistem kekebalan tubuhnya belum berkembang
secara sempurna sehingga masih rentan terhadap serangan berbagai kuman.
Seorang anak dapat dikategorikan sakit yang dianggap wajar apabila sakit
minimal 4-8 kali dalam setahun. Anak dikatakan sakit ringan ketika jarak
waktu anak sakit tidak terlalu dekat, misalnya sekitar 2 bulan serta ketika
anak sakit tidak mengalami durasi yang panjang, misalnya hanya berlangsung
3-7 hari. Begitu pula dengan jenis penyakit yang diderita masih tergolong
ringan dan mudah diatasi.
Kondisi sakit anak yang harus dikhawatirkan adalah ketika anak menjadi
lebih sering sakit bahkan dalam satu bulan dapat mengalami 2-3 kali sakit.
Sakit yang dialami anak dapat terjadi karena flu, diare ataupun batuk
meskipun penyakit yang umum dialami oleh anak-anak akan tetapi apabila
sering terjadi harus dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi anak. Bila dalam
sebulan balita terserang flu dua kali, terkena diare lebih dari seminggu atau
batuk lebih dari 2 minggu, itu termasuk sering dan harus segera dicari
penyebabnya. Jika tidak segera diatasi, anak bisa mengalami gangguan
asupan nutrisi di mana zat-zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi dengan
baik. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak.
(Sehat Fresh Menyehatkan Indonesia Dalam Kesehatan Anak).
Menurut Hidayat (2008), Rentang sehat-sakit merupakan batasan yang
dapat diberikan bantuan pelayanan keperawatan pada anak sakit, adalah
kondisi anak berada dalam status kesehatan yang meliputi sejahtera, sehat
optimal, sehat, sakit, sakit kronis,, dan meninggal. Rentang ini suatu alat ukur
dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dalam setiap waktu.
Selama dalam batas rentang tersebut anak membutuhkan bantuan perawat
baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti apabila anak berada

8
pada rentang sehat. Maka upaya perawat untuk meningkatkan derajat
kesehatan sampai mencapai taraf kesejahteraan baik fisik, sosial maupun
spiritual. Demikian sebaliknya apabila kondisi anak dalam kondisi kritis atau
meninggal maka perawat selalu memberikan bantuan dan dukungan pada
keluarga. Jadi batasan secara umum dapat diartikan suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit
dari kelemahan (WHO, 1974) yang memiliki ciri sebagaimana berikut
memiliki kemampuan merefleksikan perhatian individu sebagai manusia,
memilki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan baik secara
internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif.

Menurut Sehat Fresh Menyehatkan Indonesia Dalam Kesehatan Anak, Penyebab


anak sering sakit dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya adalah :
1) Gangguan Imunologis
Meskipun kategori sakit ringan akan tetapi apabila rentan waktu sering
sakit pada anak dapat membuat orang tua cemas dan khawatir. Penyebab
anak seringkali sakit diantaranya adalah gangguan imunologis ketika lahir.
Anak yang mengalami daya tahan tubuh yang rendah sehingga sering
mengalami infeksi.
2) Infeksi kronis
Sedangkan pada anak yang lahir normal tanpa adanya faktor bawaan
sering sakit dapat terjadi dikarenakan infeksi kronis. Salah satunya dapat
disebabkan karena melakukan kontak dengan penderita TBC sehingga
anak tertular.
3) Faktor Cuaca
Selanjutnya dapat pula disebabkan karena faktor cuaca. Pergantian cuaca
dapat menyebabkan anak dengan riwayat keluarga dengan alergi sering
mengalami pilek dan mengalami infeksi.
4) Gangguan gizi
Penyebab anak sering sakit dapat pula disebabkan karena gangguan gizi
yang mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi terganggu. Pemenuhan
makanan yang tidak tepat pada anak merupakan salah satu penyebab

9
gangguan gizi. Bahkan anak yang sedang sakit seringkali nafsu makan
menurun sehingga menjadi susah makan sedangkan makanan adalah
sumber nutrisi untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan anak.
5) Riwayat Penyakit tertentu
Anak yang sering sakit dapat pula dihubungkan dengan riwayat penyakit
misalnya anak pernah mengalami penyakit tipus yang harus diberikan
perhatian berlebih agar tidak mengalami kondisi yang serupa dalam rentan
waktu yang singkat.

2.5 Jenis-Jenis Penyakit Pada Anak


Menurut Hidayat (2008), menjelaskan jenis-jenis penyakit pada anak,
yaitu:
1. Kolera merupakan penyakit infeksi usus yang bersifat akut atau dapat
memburuk dengan cepat. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Vibrio
cholerae yang berkembang biak dan menyebar melalui kotoran
manusia.
Kolera menyebabkan muntah parah, diare, dan jika yang bersangkutan
tidak mendapatkan pengganti cairan tubuh, kolera dapat menyebabkan
dehidrasi dan kematian. Untuk mengatasinya, bisa dengan terapi
rehidrasi oral, di mana pasien diberi larutan air yang terbuat dari
kombinasi garam meja, soda bikarbonat, dan gula. Untuk pencegahan,
selain menjaga kebersihan, vaksinasi juga perlu diberikan.
2. Disentri merupakan salah satu jenis diare akut, umumnya banyak
dialami pada anak usia balita. Penyebab disentri yakni infeksi kuman
Shigella (Disentri basiler) dan parasit Entamoeba histolitiyca (disentri
amoeba). Gejala disentri pada anak biasanya didahului demam (pada
disentri basiler), ada gejala sakit perut ketika BAB dan setelahnya rasa
sakit tersebut hilang. Kondisi feses berlendir dan berdarah.
3. Diare pada anak adalah keadaan buang-buang air yang merupakan
gejala dari penyakit tertentu atau gangguan lain yang terjadi pada anak.

10
Kasus ini banyak terjadi di beberapa negara berkembang dengan
standar hidup yang rendah. Dehidrasi akibat diare merupakan salah
satu penyebab kematian pada anak-anak.

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit


I. Pengkajian
Pengkajian pada anak dengan masalah tumbuh kembang antara
lain: ditemukan adanya ketidakmampuan atau kesulitan untuk melakukan
tugas perkembangan sesuai dengan kelompok usia dalam tahap pencapaian
masalah tumbuh kembang di atas, adanya perubahan pertumbuhan fisik,
seperti berat badan, tinggi badan tidak sesuai dengan standar pencapaian,
perubahan perkembangan saraf seperti gangguan motorik, bahasa dan
adaptasi sosial, perubahan gangguan perkembangan mental seperti adanya
retardasi mental, perubahan perkembangan perilaku seperti hiperaktif,
gangguan belajar, dan lain-lain. Adanya ketidakmauan melakukan
perawatan diri atau control diri dalam beraktivitas sesuai dengan usianya ,
pada bayi adanya gangguan tidur dan kurang memperhatikan.

1) Identitas klien :
Nama : An Y
Umur : 1 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Pendidikan : Belum Sekolah
Alamat : Muara Enim
Tanggal Masuk : 02-10-2016
No. Register : 28.38.81
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Tanggal Pengkajian : 02-10-2016

11
2) Penanggung Jawab
Nama : Tn I
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Hubungan Dengan Pelatihan : Ayah

3) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Saat pengkajian dilakukan pada tanggal 02-10-2016 ibu klien
mengatakan klien diare 6 kali sehari dan sudah berlangsung
selama 3 hari.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit 3 hari
mencret dandalam satu hari An. Y mencret lebih dari 6 kali cair
dan muntah. Sudah diperiksakan ke dokter spesialis anak tidak
ada perubahan lalu keluarga membawa anak kerumah sakit
tanggal 02-10-2016, diperiksa oleh dokter dan disarankan
untuk rawat inap.
3. Riwayat Perawatan dan Kesehatan Dahulu
Ibu klien mengatakan An. Y sebelumnya belum pernah
menderita diare ataupun gastroenteritis dan baru kali ini An. Y
dirawat dirumah sakit.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota kleuarga klien
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit Gastroentritis atau
infeksi penyakit usus atau penyakit yang lain.
5. Riwayat imunisasi

12
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi BCG,
DPT, Polio, Hepatitis. Sebenarnya pada bulan ini An. Y
mendapat imunisasi Campak, karena kondisinya yang sakit
maka imunisasinya ditunda sampai An. Y sembuh.
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan
kehamilannya pada bidan mendapat imunisasi TT 1x,
vitamin dan penambahan darah.
b. Riwayat persalinan : An. Y lahir dengan BB 2900 gram,
panjang badan 48 cm lahir dengan normal dirumah
bersalin dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : tidak ada kelainan pada An. Y setelah
kelahiran, anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia
ada.
7. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan : barat badan saat ini : 8.6 kg Gigi sudah
tumbuh. Perkembangan : Umur 3 bulan anak sudah bisa
mengangkat kepala memasukkan tangan kemulut. Umur 6
bulan anak sudah bisa duduk dengan kepala tegak, anak 8
bulan mulai merangkak. Umur 12 bulan klien sudah bisa
berdiri dan berjalan sendiri. Hospitalisasi: Anak takut apabila
berpisah dengan orang tuanya.
4) Kesehatan Fungsional
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Kelurga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. Y karena masih balita, upaya keluarga untuk
mempertahankan kesehatannya yaitu dengan memberikan
makanan yang bergizi serta nutrisi tambahan bagi An.Y serta
selalu menjaga lingkungan tempat tinggalnya dan peralatan
bermain anaknya.
2. Pola Nurisi dan Metebolik

13
Sebelum sakit An.Y makan sesuai porsi yang diberikan ibunya
3x/hari dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang dihaluskan,
kuah sayuran, lauk dan susu. Selama sakit An. Y mengalami
penurunan BB yang sebelunya 10 kg menjadi 8,6 kg nafsu
makan An. Y juga menurun, pada saat makan disuapi ibunya
An. Y selalu muntah.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit An. Y BAB secara normal dan tidak ada
gangguan dalam satu hari 1kali dengan konsistensi kuning
kecoklatan lembek, selama sakit An. Y BAB lebih dari 10 kali
dalam sehari dengan konsistensi cair. Untuk BAK An. Y tidak
mengalami masalah, dalam satu hari 2 kali BAK.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya tanpa ada masalah
yaitu bermain-main dengan teman-temannya dan selama sakit
klien banyak tiduran didampingi oleh ibunya, ketika jenuh An.
Y minta untuk digendong untuk jalan-jalan keluar bangsal.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. Y tidur selalu nyenyak tidak ada gangguan,
selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
rewel selalu menangis dan dalam satu hari mencret lebih dari
10 kali.
6. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, pengciuman, pengecap
maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan.

7. Pola Hubungan dengan Orang Lain


Keluarga mengatakan An. Y tidak ada masalah dalam
berhubungan dengan teman sebayanya, pada saat pengkajian

14
An. Y tidak merasa takut dengan petugas perawat klien selalu
tenang dan tidak menangis.
8. Pola Reproduksi dan Seksual
An. Y berjenis kelamin perempuan dengan umur 1 tahun, tidak
ada gangguan diorgan reproduksinya.
9. Persepsi dan Konsep Diri
An. Y tidak mengalami ketakutan pada perawat ataupun
petugas kesehatan lainnya. Setiap dilakukan tindakan
keperawatan pada An. Y selalu tenang.
10. Pola Mekanisme Koping
An. Y ketika merasa takut hanya memandangi petugas perawat
yang merawatnya sambil memegangi tangan ibunya.
11. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An. Y beragama islam dan dalam keluarga klien
tidak ada keyakinan / kebudayaan yang bertentangan dengan
kesehatan maupun dalam pengobatan yang dijalani.
5) Pengkajian Fisik
1. Penampilan/ keadaan umum : Klien terlihat lemah
2. Tingkat kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
Suhu : 37,5 C
Respirasi rate : 36x/menit
Nadi : 118x/menit
4. Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 8,6 kg
Tinggi Badan : 78 cm
Lingkar Lengan Atas : 14 cm

5. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak


ada benjolan
Rambut : Hitam, bersih
Mata : Cekung, konjungtiva

15
anemis, ada sedikit sekret
Hidung : Tidak ada sekret, memakai
selang oksigen
Telinga : Kemampuan mendengar
normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada
sekret
Mulut : Selaput mukosa kering,
kebersihan gigi bersih
Leher : Tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid
Dada dan Thoraks : Pergerakan dada dan thorak
sama
Abdomen : Kembung, tidak ada
luka,bentuk simetris
Genital : Tidak menggunakan kateter
Anal : Tidak ada kemerahan
maupun lecet.
Ekstremitas : Kuku bersih, turgor jelek,
capilary refill time > 3
detik, untuk mobilitas dan
keamanan (koordinasi otot,
pergerakan tubuh) di semua
ekstremitas baik, terpasang
infus RL di ekstremitas atas
dekstra

II. Analisa Data

NO DATA MASALAH ETIOLOGI

16
1 Data Subyektif : Kekurangan volume Kehilangan cairan
Ibu klien mengatakan cairan aktif
An. Y mencret 3 hari
dan dalam satu hari
mencret lebih dari 6
kali cair.

Data Obyektif :
Turgor jelek
Mukosa bibir kering
CRT > 3 detik
Suhu : 37,5 oC
Nadi: 118 x/menit
2 Data Subjektif : Diare Peningakatan
peristaltik usus
Ibu klien mengatakan
An. Y mencret 3 hari
dan dalam satu hari
mencret lebih dari 6
kali cair.

Data Obyektif :
Abdomen kembung
Peristaltik usus ( 30
kali/menit

17
3 Data Subyektif : Ketidakseimbangan Penurunan intake
Ibu klien mengatakan, nutrisi kurang dari makanan.
An. Y sesaat setelah kebutuhan tubuh
disuapi makan olehnya
langsung muntah

Data Obyektif :
BB sebelum sakit
:10kg
BB selama sakit : 8,6kg
LILA : 14 cm
Mual-muntah
Konjungtiva anemis

III. Diagnosa Keperawatan


1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif ditandai dengan membran mukosa kering
2. Diare berhubungan dengan inflamasi gastrointestinal ditandai dengan
defekasi feses cair >3 dalam 24 jam
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan ditandai dengan diare

IV. Intervensi Keperawatan


Hari/ No Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional
Tanggal/ Diagnosa
Jam
Senin, 2 1 Setelah dilakukan asuhan NIC
Oktober keperawatan selama 4 X 24 - Manajemen Cairan
2016 jam diharapkan memenuhi a. Timbang berat a. Memantau berat
08.00 indikator dengan kriteria badan setiap hari badan normal dari

18
hasil: dan monitor status klien
a. Tekanan darah dan pasien. b. Memantau status
denyut nadi dalam b. Monitor status hidrasi
batas normal hidrasi (kelembaban c. Memantau keadaan
b. Tidak ada tanda- membran mukosa, umum klien
tanda dehidrasi, denyut nadi d. Memantau
elastisitas turgor adekuat, tekanan kecukupan nutrisi
kulit baik dan darah ortostatik) dan cairan tubuh
membran mukosa jika diperlukan. e. Membantu
lembab. c. Monitor tanda-tanda memenuhi
c. Berat badan stabil. vital pasien. kebutuhan cairan
d. Monitor status dan elektrolit klien
nutrisi. f. Untuk membantu
e. Tingkatkan asupan memenuhi
oral kebutuhan nutrisi
f. Dukung pasien dan pasien
keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik.

2 Setelah dilakukan asuhan NIC


keperawatan selama 4 X 24 - Manajemen Diare
jam diharapkan memenuhi a. Instruksikan a. Memantau keadaan
indikator dengan kriteria klien/keluarga untuk feses klien
08.00 hasil: mencatat, warna, b. Membantu input
a. Frekuensi BAB, jumlah, frekuensi dan nutrisi klien
jumlah feses, konsistensi dari feses c. Mengetahui
konsistensi feses b. Berikan makanan perkembangan klien
dalam batas normal dalam porsi kecil dan tentang diarenya.
b. Tidak mengalami lebih sering serta d. Mengkaji beratnya
diare tingkatkan porsi diare

19
secara bertahap
c. Monitor tanda dan e. Menghilangkan
gejala dari diare risiko terjadinya
d. Ukur diare atau kesalahan makanan
output pencernaan
e. Monitor persiapan
makanan yang aman.

07.00 3 Setelah dilakukan asuhan NIC


keperawatan selama 4 X 24 - Manajemen Nutrisi
jam diharapkan memenuhi a. Anjurkan keluarga a. Meningkatkan nafsu
indikator dengan kriteria untuk membawa makan klien
hasil: makanan favorit b. Mencegah jumlah
a. Adanya peningkatan pasien sementara kalori dan nutrisi
berat badan (pasien) berada di yang berlebih atau
b. Nafsu makan dalam rumah sakit atau kurang
keadaan normal fasilitas perawatan c. Lingkungan
b. Monitor kalori dan kondusif dapat
asupan makanan meningkatkan rasa
c. Ciptakan lingkungan nyaman klien untuk
yang optimal pada makan
saat mengonsumsi d. Mencegah BB lebih
makan atau kurang
d. Monitor
kecenderungan
terjadinya penurunan
dan kenaikan berat
badan

20
V. Implementasi Keperawatan

No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Formatif Paraf


Dx
1 Senin, 2 Membina hubungan saling Ibu Klien mau bekerja sama untuk
Oktober 2016 percaya dan melakukan melakukan pengkajian
Pukul 08.00 pengkajian terhadap klien

Pukul 09.00 Mengobservasi tetesan infus Infuse masuk dan lancar 15 tpm

Pukul 09.25 Mengkaji keluhan klien DS : ibu Klien mengatakan bahwa BAB 6
kali sehari,feses cair,lemas dan mengeluh
sakit pada perut
DO : Turgor kulit menurun,mulut kering,
mata cowong, dan menahan kesakitan

Pukul 09.35 Timbang berat badan BB : 8,6 kg

Pukul 14.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit


jam

Pukul 14.20 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 15.00 Mengecek tanda-tanda Turgor kulit kering,mukosa bibir kering


kekurangan cairan

Pukul 15.20 Memasang infus RL 15 tpm Ibu klien kooperatif

21
Pukul 15.25
Memonitor lingkungan yang Ibu klien mengatakan lingkungan sudah
sehat bersih

Pukul 15.40 Menganjurkan keluarga Ibu klien mendengarkan dengan baik


memberikan makanan
Pukul 17.20 kesukaan klien yang sehat

Menganjurkan untuk klien Ds : ibu klien mengatakan anaknya sudah


banyak minum minum setengah gelas air
Do : Klien terlihat menghasbiskan gelas
air
Pukul 18.00
Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya diare 6
Pukul 18.30 kali sehari dan BAK normal

Mengganti infus RL 15 tpm Infus lancar 15 tpm


Pukul 19.00

Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat


o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Pukul 20.00 Menganjurkan makan dalam Ibu klien kooperatif danklien mau makan
porsi sedikit tapi sering.

Pukul 20.30 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup
Pukul 21.00
Jelaskan pada keluarga tanda Ibu klien paham mengenai tanda dan
tanda kekurangan cairan gejala penyakit anaknya
Pukul 21.30 Monitor diare output Urine keluar 1000cc, BAB 6 kali sehari

22
dengan konsistensi feses cair,warna feses
kuning

Pukul 23.00 Mengganti cairan infus Cairan infuse RL 15 tpm

Pukul 24.00 Mengobservasi TTV S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit

Selasa,3
Oktober 2016
Pukul 05.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diinjeksi
o Injeksi Dexa 1 amp
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 06.00 Menganjurkan makan dalam Klien kooperatif


porsi dikit tapi sering

Operan shift pagi Operan shift pagi diterima

Pukul 07.00 Mengobservasi tanda tanda Turgor mulai membaik,mukosa bibir agak
dehidrasi kering

Pukul 08.00 Monitor bentuk Bentuk feses lunak,konsistensi cair,warna


feses,konsistensi,dan warna coklat kekuningan

Pukul 09.00 Timbang berat badan klien BB : 8,6 kg

Pukul 09.45 Monitor tanda dan gejala dari Ds: ibu klien mengatakan px mengeluh
diare sakit perut
Do : pasien tampak lemas
Operan shift sore Operan shift diterima

23
Pukul 13.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit
jam

Pukul 14.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 14.20 Memasang infus RL 15 tpm Cairan infuse RL masuk lancar

Pukul 14.50 Menganjurkan untuk klien Ibu klien kooperatif


banyak minum

Pukul 15.20 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya diare 6
kali sehari dan BAK normal 2 kali
sehari

Pukul 16.00 Anjurkan keluarga membawa Klien mau makan dengan porsi sedikit
makanan favorit klien

Pukul 17.00 Mengganti infus RL 15 tpm Infus lancar 15 tpm

Pukul 18.30 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Ibu klien kooperatif dan klien mau makan
porsi sedikit tapi sering.
Pukul 20.30 Monitor status hidrasi Turgor kulit mulai membaik,mukosa bibir

24
mulai lembap

Pukul 21.30 Mengganti cairan infus Cairan infuse RL 15 tpm

Pukul 23.00 Mengobservasi TTV S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit

Pukul 24.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diinjeksi


o Injeksi Dexa 1 amp
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp
Rabu,4
Oktober 2016
Pukul 05.00 Menganjurkan makan dalam Klien kooperatif mau makan 1/2 porsi
porsi dikit tapi sering buah-buahan

Operan shift pagi Operan shift pagi diterima

Pukul 06.00 Mengopservasi tanda tanda Turgor mulai membaik,mukosa bibir agak
dehidrasi kering

Pukul 07.00 Timbang BB BB : 8,8 kg

Pukul 08.00 Monitor bentuk Bentuk feses lunak,konsistensi cair,warna


feses,konsistensi,warna coklat kekuningan

Pukul 10.00 Monitor tanda dan gejala dari Do : ibu klien mengatakan px mengeluh
diare sakit perut
Ds : pasien tampak lemas

Operan shift sore Operan shift diterima

25
Pukul 11.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit
jam

Pukul 12.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat akan diberikan
o Injeksi Novalgin 1 amp obat injeksi
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 14.00 Memasang infus RL 15 tpm Cairan infuse RL masuk lancar

Pukul 14.30 Menganjurkan untuk klien Ibu klien kooperatif


banyak minum

Pukul 15.00 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya diare 3
kali sehari dan BAK normal 2 kali
sehari

Pukul 15.45 Menganjurkan keluarga Klien tampak mau makan sedikit


membawa makanan kesukaan
klien

Pukul 17.00 Mengganti infus RL 15 tpm Infus lancar 15 tpm

pukul18.30 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat


o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Ibu klien kooperatif dan klien mau makan
porsi sedikit tapi sering. sedikit

26
Pukul 20.00 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup

Pukul 20.30 Monitor status hidrasi Turgor kulit mulai membaik,mukosa bibir
mulai lembap

Pukul 21.00 Mengganti cairan infus Cairan infuse RL 15 tpm

Pukul 21.30 Mengopservasi TTV S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit

Pukul 23.00 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diinjeksi


o Injeksi Dexa 1 amp
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Operan shift pagi Operan shift diterima


Kamis,5
Oktober 2016
Pukul 05.00 Mengobservasi tanda tanda Turgor sudah membaik,mukosa bibir
dehidrasi lembap

Pukul 06.00 Timbang BB BB : 9 kg

Pukul 07.00 Monitor bentuk Bentuk feses lunak,konsistensi padat,


feses,konsistensi,warna warna coklat kekuningan

Pukul 09.00 Monitor tanda dan gejala dari Ibu klien mengatakan pasien sudah mulai
diare membaik

Pukul 10.00 Menganjurkan makan dalam Klien menghabiskan setengah porsi


porsi dikit tapi sering makanan

27
Operan shift sore Operan shift diterima

Pukul 12.00 Mengobservasi TTV setiap 8 S=37,00 C; N=90x/menit; RR=32x/menit


jam

Pukul 14.00 Memasang infus RL 15 tpm Cairan infuse RL masuk lancar

Pukul 14.20 Menganjurkan untuk klien Ibu klien kooperatif


banyak minum

Pukul 15.00 Mengkaji pola eliminasi klien Ibu Klien mengatakan anaknya BAB
normal 1 kali sehari dan BAK normal 2
kali sehari

Pukul 15.50 Memberikan obat: Klien tampak takut saat diberikan obat
o Injeksi Ulsikur 1 amp
o Injeksi Cefotaxime 1
amp

Pukul18.30 Menyuruh klien banyak Ibu klien kooperatif dan klien mau minum
minum agar tidak dehidrasi air dengan cukup

Pukul 19.00 Menganjurkan makan dalam Klien menghabiskan satu porsi makanan
porsi dikit tapi sering

Pukul 20.30 Mengganti cairan infus Cairan infuse RL 15 tpm

28
VI.EVALUASI

No Hari/
Dx Tanggal/ Evaluasi Paraf
Waktu
1 Kamis, 05 S : Keluarga Klien mengatakan anaknya BAB normal 1 kali
Oktober 2016 sehari dan BAK normal, anak sudah mau makan
21.00
O : Pasien tampak baik dengan bentuk feses lunak,konsistensi
padat ,warna coklat kekuningan, porsi makan habis 1 porsi, BB
pasien meningkat menjadi 9 kg, turgor kulit membaik, dan
mukosa bibir lembab

A : Tujuan tercapai

P : Pertahankan kondisi pasien

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa
yang akan menentukan masa depan bangsa dan negara kita. Tumbuh
kembang adalah suatu kesatuan proses dimana seseorang anak tidak hanya
tumbuh menjadi besar tapi berkembang menjadi lebih terampil yang
mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi saling berkaitan dan
sulit dipisahkan.Dalam Tumbang anak perlu dilakukan berbagai macam
imunisasi, dimana imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Tujuan
diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu. Adapun pengaruh factor
lingkungan dan factor keturunan mempengaruhi tumbuh kembang anak.
periode perkembangan anak dimulai pada periode prenatal,periode
bayi,periode kanak-kanak awal, periode kanak-kanak pertengahan, periode
kanak-kanak akhir. Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita.
Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, dan keadaan social
emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya.
Dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak sakit,perawat
menggunakan tahap-tahap seperti tahap pengkajian keperawatan meliputi
identitas anak dan orang tua, genogram, alasan masuk rumah
sakit,pemeriksaan fisik, riwayat keluarga,riwayat bio psikososial dan
spiritual,pengkajian nutrisi, pengkajian pertumbuhan dan perkembangan
anak, tahap diagnosa keperawatan, tahap intervensi keperawatan, tahap
implementasi dan tahap evaluasi.

30
3.2 Saran
Melalui makalah ini kami ingin menyampaikan saran kepada pembaca
khususnya kepada mahasiswa agar dapat memahami materi mengenai asuhan
keperawatan pada anak sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Herdman, T. Heather. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta;Salemba Mesika. Hal : 8-23.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:


Salemba Medika

31
Nurarif, H.A. dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic Noc. Jogjakarta: Mediaction
Publishing.

Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat Bidan).
Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.

Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung


Seto.

Wong and Whaley. 1995. Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia.

32

Вам также может понравиться