Вы находитесь на странице: 1из 4

AUDIT ISSUES DALAM SYSTEM GANDA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BLUD/BLU

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan bersifat umum. Laporan keuangan disusun untuk tujuan
memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna, namun laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. Setiap Badan
Layanan Umum (BLU) atau Badan Layanan Daerah (BLUD) diwajibkan menerbitkan laporan
keuangan sebagai pertanggungjawaban aktivitasnya. Laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan

keuangan berguna bagi pengguna. Terdapat 4 (empat) karakteristik kualitatif pokok, yaitu

dapat dipahami, relevan, handal, dan dapat diperbandingkan. Oleh karena itu, pemeriksaan

laporan keuangan perlu dilakukan, sehingga pemakai laporan keuangan merasa lebih yakin

akan kualitas laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Untuk meningkatkan

kepercayaan para pemakai laporan keuangan BLU/BLUD serta untuk mewujudkan dan

mengaplikasikan prinsip transparansi dan akuntabilitas, maka laporan keuangan BLU/BLUD

perlu diaudit oleh auditor eksternal yang independen.

Kewajiban pemeriksaan atas laporan keuangan BLU/BLUD oleh auditor eksternal yang

independen telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 Tentang

Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum.

Sesuai dengan Pasal 150 PP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

diterbitkanlah Permendagri No.61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). BLUD menyelenggarakan akuntansi dan
laporan keuangan sesuai dengan SAK yang diterbitkan oleh Asosiasi Profesi Akuntansi

Indonesia, namun setiap semesteran dan tahunan BLUD-SKPD dan BLUD-Unit Kerja wajib

menyusun dan menyampaikan laporan keuangan lengkap disertai laporan kinerja kepada

PPKD untuk dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan SKPD dan pemerintah daerah,

dimana penyusunan Laporan Keuangan untuk kepentingan konsolidasi, dilakukan berdasarkan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP).

Sama halnya dengan BLUD, dalam pengelolaan Badan Layanan Umum juga diatur dalam

PMK No.76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan

Layanan Umum. Untuk penyusunannya pun diatur menggunakan SAK sesuai spesifik

industrinya dan.dalam rangka pengintegrasian Laporan Keuangan BLU dengan Laporan

Keuangan kementerian negara/lembaga, BLU mengembangkan sub sistem akuntansi keuangan

yang menghasilkan Laporan Keuangan sesuai dengan SAP dan untuk pelaporan keuangan yang

menggunakan SAK diaudit oleh auditor eksternal.

Hal ini mengakibatkan timbulnya isu-isu dalam praktik penyusunan Laporan Keuangan

BLUD/BLU serta proses integrasi/konsolidasi ke dalam laporan keuangan SKPD dan

pemerintah daerah untuk BLUD dan integrasi dengan Laporan Keuangan kementerian

negara/lembaga untuk BLU serta aspek auditnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Apa dampak penggunaan dua standar akuntansi yang berbeda terhadap penyajian laporan

keuangan BLUD/BLU?

2. Bagaimana dampak double system penyusunan laporan keuangan BLUD/BLU terhadap

karakteristik kualitatif laporan keuangan?


3. Apa isu audit yang timbul akibat double system penyusunan Laporan Keuangan

BLUD/BLU?

4. Bagaimana dampak opini audit yang diberikan oleh KAP dengan BPK RI jika opini

tersebut saling bertentangan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui dampak penggunaan dua standar akuntansi yang berbeda terhadap penyajian

laporan keuangan BLUD/BLU.

2. Mengetahui isu audit yang timbul akibat double system penyusunan Laporan Keuangan

BLUD/BLU.

3. Mengetahui dampak opini audit yang diberikan oleh KAP dengan BPK RI jika opini

tersebut saling bertentangan.

4. Mengetahui dampak double system penyusunan laporan keuangan BLUD/BLU terhadap

informasi kualitatif yang diinformasikan pada suatu laporan keuangan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, antara

lain:

1. Kontribusi Praktis

a. Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi kebijakan yang dilakukan untuk

audit issues dalam system ganda penyusunan laporan keuangan BLUD/BLU.


2. Kontribusi Teoritis

a. Bagi Dunia Akademis

Dapat memberikan suatu informasi baru dalam bidang ilmu auditing, khususnya kajian

tentang Audit Issues Dalam System Ganda Penyusunan Laporan Keuangan BLUD atau

BLU.

b. Bagi Peneliti Berikutnya

Dapat dijadikan sumber informasi dan referensi untuk melakukan penelitian dengan

topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melengkapi maupun

melanjutkan.

Вам также может понравиться