Вы находитесь на странице: 1из 12

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO 2 : SAAT NEMO BATUK

KELOMPOK 28D
1. Dani Putra Amerta
2. Deo Cerlova Milano
3. Diah Permatasari
4. Dieni Rahmatika
5. Hafizha Puti Ahdika
6. Hasbi Al Nutari
7. Ilyan Nasti
8. Inayah Afrilia
9. Yulia Eka Hastuti

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


2013
1. TERMINOLOGI
1.1. Hiperpireksia adalah peningkatan suhu tubuh lebih dari 41o C
1.2. Ronki basah halus nyaring adalah bunyi nafas tambahan seperti suara ranting kering
dibakar
1.3. Pemeriksaan BTA sputum adalah pemeriksaan untuk mendeteksi bakteri
mycobacterium dengan perwarnaan Zien Nielson pada sampel sputum
1.4. Tes sensitifitas kuman banal adalah pemeriksaan untuk mendeteksi jenis kuman
dengan melihat reaksi setelah pemberian antibiotik

2. IDENTIFIKASI MASALAH
2.1. Kenapa Nemo batuk dan demam hilang timbul?
2.2. Kenapa Nemo batuk dengan dahak kuning, nafas bau, sesak, dan demam tinggi yang
semakin parah 3 hari terakhir?
2.3. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan dokter puskesmas?
2.4. Mengapa Nemo harus dirawat?
2.5. Apa tujuan pemberian antibiotik dan antibiotik apa yang diberikan? Bagaimana
tatalaksana lain yang bisa dilakukan pada kasus Nemo?
2.6. Bagaimana hasil interpretasi pemeriksaan darah?
2.7. Mengapa pemeriksaan dilakukan minimal sebanyak 3 kali?
2.8. Mengapa dokter melakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas kuman banal?
2.9. Apa penyakit infeksi saluran nafas bawah selain yang diderita Nemo?
2.10. Apa pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan?
2.11. Apa target organ dari infeksi yang diderita Nemo?
2.12. Kenapa keadaan Nemo bisa bertambah parah jika tidak segera ditangani?
2.13. Mengapa Nemo harus dirujuk jika keadaanya tidak membaik?
2.14. Apa diagnosis dan komplikasi penyakit yang dialami Nemo?
2.15. Dimana pemeriksaan kultur dan sensitifitas kuman banal dilakukan?
2.16. Apakah hubungan penyakit Nemo dengan umur?
3. ANALISIS MASALAH
3.1. Batuk adalah mekanisme defensif tubuh menghadapi benda asing, infeksi, alergi, dll.
Demam adalah salah 1 penanda infeksi, demam bisa terjadi hilang timbul akibat
pengaruh imun, hal ini bisa menunjuk gejala khas penyakit.
3.2. Dahak kuning dan nafas bau terjadi akibat infeksi. Sesak terjadi akibat
penyempitan/penyumbatan saluran nafas karena penumpukan sekret akibat infeksi.
Demam tinggi menunjukkan infeksi yang diderita termasuk infeksi berat.
3.3. Demam hiperpireksia adalah tanda infeksi berat. Takipneu akibat
penyempitan/penyumbatan saluran nafas karena penumpukan sekret. Ronkhi basah
halus menunjukkan adanya infiltrate di paru.
3.4. Untuk monitoring keadaan dan mencegah komplikasi.
3.5. Sebelum diagnosis pasti keluar dan terapi spesifik bisa ditentukan pasian dapat
diberikan antibiotik spectrum luas seperti penisilin. Terapi lainnya sesuai gejala,
misalnya obat demam.
3.6. Hb menunjukkan anemia. Leukosit menunjukkan leukositosis.
3.7. Untuk menghindari positif palsu.
3.8. Untuk mendiagnosis jenis bakteri yang menginfeksi sehingga bisa diberikan terapi
yang spesifik.
3.9. Bronkitis, pneumonia, TB, abses paru.
3.10. Rontgen foto thoraks
3.11. Harus menunggu hasil pemeriksaan penunjang
3.12. Infeksi dapat semakin parah dan menyerang organ-organ lain
3.13. Untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
3.14. Sesuai dengan SKDI dan kondisi pasien.
3.15. Laboratorium Mikrobiologi
3.16. TB biasanya menyerang pada saat usia produktif. Pneumonia menyerang lanjut usia.

4. SISTEMATIKA

Nemo, 17 tahun Keluhan


Infeksi Saluran Nafas

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang Monitoring & terapi awal

Diagnosis Pasti Tetalaksana spesifik

5. LEARNING OBJECTIVES
5.1. Pneumonia
Pengertian dan Etiologi
Pneumonia adalah peradangan pada parenkim paru.
Pneumonia bisa disebabkan oleh :
1. Bakteri (Streptokokkus pneumonia, Stafilokokus aureus, dll)
2. Virus (Influenza, RSV, dll)
3. Jamur (Actinomyces Israeli, Aspergillus fumigatus, Histoplasma capsulatum)
4. Protozoa (Pneumocystis carinii, Toxoplasma gondii)
Klasifikasi
Berdasarkan klinik dan epidimiologi :
1. Pneumonia tipikal
2. Pneumonia atipikal
3. Pnemonia jamur
4. Pneumonia virus
Berdasarkan penyebab :
1. Pneumonia nasokomial
2. Pneumonia komuniti
3. Pneumonia aspirasi
4. Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Berdasarkan predileksi infeksi
1. Pneumonia Lobaris
2. Bronkopneumonia
3. Pneumonia Interstitialis
Faktor Risiko
1. Umur > 65 tahun
2. Tinggal di rumah perawatan tertentu(panti jompo)
3. Alkoholismus : meningkatkan resiko kolonisasi kuman, mengganggu reflex batuk,
mengganggu transport mukosiliar dan gangguan terhadap pertahanan sistem seluler
4. Malnutrisi : menurunkan immunoglobulin A dan gangguan terhadap fungsi makrofag
5. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi misalnya gangguan kesadaran, penderita
yang sedang diintubasi
6. Adanya penyakit penyakit penyerta : PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan
neurologis

Patogenesis
Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan saluran napas :
1. Inokulasi langsung
2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari tempat lain di luar paru misalnya
endocarditis
3. Inhalasi dari aerosol yang mengandung kuman
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim paru akan berkembang biak dengan
cepatmasuk ke dalam alveoli dan menyebar ke alveoli - alveoli lain melalui pori
interalveolaris dan percabangan bronkus. Selanjutnya pneumonia karena
pneumokokkus ini akan mengalami 4 stadium yang overlapping; (Stadium engorgment,
Stadium hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabu dan Statium resolusi).
1. Stadium Engorgment
Kapiler di dinding alveoli mengalami kongesti dan alveoli berisi cairan oedem.
Bakteri berkembang biak tanpa hambatan
2. Stadium Hepatisasi Merah
Kapiler yang telah mengalami kongesti disertai dengan diapedesis dari sel - sel
eritrosit
3. Stadium Hepatisasi Kelabu
Alveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler menjadi terdesak dan jumlah leukosit
meningkat. Dengan adanya eksudat yang mengandung leukosit ini maka
perkembang biakan kuman menjadi terhalang bahkan kuman kuman pada stadium
ini akan di fagositosis. Pada stadium ini akan terbentuk antibodi.
4. Stadium Resolusi
Pada stadium ini terjadi bila tubuh berhasil membinasakan kuman. Makrofag akan
terlihat dalam alveoli beserta sisa sisa sel. Yang khas adalah tidak adanya
kerusakan dinding alveoli dan jaringan interstitial.

Gejala Klinis
1. Demam
2. Batuk berdahak
3. Sakit tenggorakan
4. Sasak nafas
5. Nyeri dada
Diagnosis
Anamnesis gejala, riwayat penyakit, pengobatan, sosial, ekonomi.
Kelainan yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan fisik paru :
1. Inspeksi :Bagian yang sakit tertinggal dalam pernafasan
2. Palpasi : Fremitus meningkat
3. Perkusi : Pada perkusi redup / pekak
4. Auskultasi :Adanya pleural friction rub, nafas bronkial, ronkhi basah
Pemeriksaan penunjang :Radiologi, Darah
Tatalaksana

Kultur tes dan serologi Terapi empiris :

Antibiotik spectrum luas

Terapi spesifik Tidak sembuh Sembuh

Obat yang sering digunakan


1. Aminopenicillin :
Ampicillin
Amoxicillin
2. Cephalosporin (struktur mirip penicillin) :
Gen I : cephalothin, cephalexin
Gen II : cefuroxime, cefprozil
Gen III : cefotaxime, ceftriaxone
Gen IV : cefepime
3. Makrolide :
Erythromycin
Azithromycin
Clarithromycin

5.2. Tuberkulosis
Pengertian dan Etiolgi
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
Klasifikasi
1. Tuberkulosis primer
2. Tuberkulosis sekunder
1. Tuberkulosis paru
2. Tuberkulosis ekstra paru
Epidimiologi
Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia untuk jumlah kasus TB setelah India, Cina,
dan Afrika Selatan. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru TB dan sekitar 140.000
kematian akibat TB. Di Indonesia tuberkulosis adalah pembunuh nomor satu diantara
penyakit menular dan merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh kalangan usia.
Patogenesis
Infeksi tuberkuluosis menyebar dengan cara :
1. Inhalasi
2. Melalui saluran cerna
3. Melalui kulit (luka)
4. Intra uterina (melalui plasenta)
Kuman M.tb yang terinhalasi sampai ke alvioli dapat menyebabkan terbentuknya
Fokus primer di jaringan paru. Kemudian Mtb melalui saluran limfe menuju kelenjer
limfe regional (ilus), terjadi peradangan ( limfangitis dan limfadenitis). Gabungan ke tiga
kejadian dinamakan Komplek primer. Lama waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk
komplek primer 4-6 minggu. Kemudian ada 3 kemungkinan yang terjadi setelah MTb
masuk:
1. Penyembuhan secara spontan
2. Menderita TB (TB primer )
3. Terjadi infeksi tapi tidak sakit Mtb dormant

Faktor Risiko
Konsentrasi kuman
Lama kontak
Lingkungan (Ventilasi, kepadatan, dan perilaku)
Imunitas tubuh (HIV,diabetes mellitus, malnutrisi)
Gejala Klinis
Gejala klasik TB adalah demam terutama di malam hari, keringat malam, batuk
berdahak berkepanjangan, dan penurunan berat badan.
Diagnosis
1. Anamnesis keluhan dan riwayat penyakit, pengobatan, sosial ekonomi.
2. Pemeriksaan fisik paru
a. Bisa tidak ditemukan kelainan pada fase awal
b. Adanya ronkhi basah halus (krepitasi) sesudah batuk pada lapangan atas
paru
c. Tanda-tanda konsolidasi (pemadatan) jaringan paru: Perkusi redup,
fremitus meningkat, suara nafas bronkial
3. Pemeriksaan sputum 3 kali (Sewaktu, Pagi, Sewaktu)
4. Pemeriksaan radiologis
5. Screening : Montoux test (Tingkat akurasi berkurang seiring bertambahnya
usia)
Tata Laksanana
5.3. Abses Paru
Definisi
Lesi paru yang berupa supurasi dan nekrosa jaringan
Etiologi
1. Infeksi yang timbul melalui saluran nafas ( aspirasi)
2. Penyulit beberapa tipe pneumonia
3. Perluasan abses sub diafragma
4. Luka traumatik paru
5. Infark paru terinfeksi
Faktor Predisposisi
1. Adanya sumber infeksi : infeksi di rongga mulut, bronkitis, bronkiektasis, kanker
paru terinfeksi
2. Daya tahan saluran nafas yang terganggu: paralisis laring, aspirasi akibat ggn
kesadaran, akalasia, kanker esofagus, ggn ekspektorasi, ggn pergerakan silia
3. Obstruksi mekanik saluran nafas; aspirasi bekuan darah, pus, bagian gigi, makanan
tumor bronkus.
Gejala
Gejala infeksi saluran nafas umum seperti deman, batuk, sesak nafas. Gejala khasnya
adalah batuk berdahak yang bercampur pus/nanah dan bau
Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium darah, sampel dahak, dan radiologi
Tatalaksana
Antibiotika (Penisilin, Kloramfenikol)
Postural dranase
Bronkoskopi
Pembedahan

5.4. Bronkitis
Defenisi dan Etiologi
Peradangan akut dari membran mukosa tracheobronchial tree. Sering melibatkan
trakea sehingga lebih tepat disebut trakeobronkitis akut
Bronkitis disebabkan oleh :
1. Virus (Virus influensa, parainfluensa, Adenovirus, Rhinovirus, Coronavirus)
2. Bakteri (Streptokokus pneumonia, Haemophilus Influensa, Mycoplasma
pneumonia)
3. Aspirasi
4. Alergen
Gejala Klinik
Tergantung berat ringannya penyakit
Batuk
Kering
Sputum : mukoid, mukopurulent, purulent
Nyeri substernal
Sesak nafas
Demam
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik auskultasi ditemukan ekspirasi memanjang dan ronkhi kering
Tata Laksana
Antipiretik : parasetamol
Antitusiv
Bronkodilator
Ekspektoran
Antibiotik

Вам также может понравиться